LP CF Radius Distal
LP CF Radius Distal
Oleh:
P17212195033
JURUSAN KEPERAWATAN
A. Definisi
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau
radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh
bertumpu pada tangan yang menyebabkan fraktur klaviluka atau radius distal.
Akibat trauma pada tulang terganting pada jenis trauma, kekuatan, dan
arahnya.
Berdasarkan luasnya, fraktur dibagi menjadi fraktur komplit dan
inkomplit. Fraktur komplit terjadi apabila tulang terbagi menjadi 2 atau lebih
fragmen, yaitu fraktur trasverse, oblik atau spiral, impaksi, dan kominutif.
fraktur greenstrick.
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila
seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi
badan.
B. Anatomi dan Fisiologi
C. Etiologi
Menurut Apley dan Salomon (2000), tulang bersifat relative rapuh namun
cukup mempunyai kekuatan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur
dapat disebabkan oleh
- Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.
- Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki
terlalu jauh.
- Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur
patologis.
Menurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas
beserta penyebabnya yaitu :
1. Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork
deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi,
tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka
yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).
2. Fraktur Smith
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena
itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada
orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi
tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi.
Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.
3. Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi
radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang
menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi
waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.
4. Fraktur Montegia
Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai
dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.
D. Patofisiologi
Jenis fraktur :
1. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran
2. Fraktur inkomplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah
tulang.
3. Fraktur tertutup (fraktur simple), tidak menyebabkan robekan kulit.
4. Fraktur terbuka (fraktur komplikata/kompleks), merupakan fraktur dengan
luka pada kulit atau membrana mukosa sampai ke patahan tulang.
Fraktur terbuka digradasi menjadi : Grade I dengan luka bersih kurang
dari 1 cm panjangnya dan sakit jelas, Grade II luka lebih luas tanpa
kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan Grade III, yang sangat
terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensi,
merupakan yang paling berat.
Penyembuhan/perbaikan fraktur :
Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak,
periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat.
Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk
jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik)
berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan
mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk
lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan
meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan
menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya
trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi
lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani
transformasi metaplastikuntuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi.
Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan
membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian
yang rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai
keadaan tulang aslinya
E. Pathway
F. Klasifikasi
H. Komplikasi fraktur
- Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
- Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
- Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
- Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan
yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan
masif pada suatu tempat.
- Shock,
- Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh
darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemakada fraktur meningkat pada
laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.
- Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada
individu yang imobiil dalm waktu yang lama karena trauma atau ketidak
mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau
trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil
- Infeksi
- Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau
necrosis iskemia.
- Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif
sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti.
Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering
rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan
P meengikat di dalam darah.
2. Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.
Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan
untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
H. Penanganan fraktur
Pada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan
pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
- Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode dalam reduksi adalah
reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka, yang masing-masing di pilih
bergantung sifat fraktur
Reduksi tertutup dilakukan untuk mengembalikan fragmen tulang ke
posisinya (ujung-ujung saling behubungan) dengan manipulasi dan traksi
manual.
Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi.
Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang
direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku
atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen
tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.
- Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di
imobilisasi atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar
sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi
eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai,
traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Fiksasi internal
dapat dilakukan implan logam yang berperan sebagai bidai inerna untuk
mengimobilisasi fraktur. Pada fraktur femur imobilisasi di butuhkan sesuai
lokasi fraktur yaitu intrakapsuler 24 minggu, intra trohanterik 10-12
minggu, batang 18 minggu dan supra kondiler 12-15 minggu.
- Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upaya diarahkan
pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak, yaitu ;
Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan
Memantau status neurologi.
Mengontrol kecemasan dan nyeri
Latihan isometrik dan setting otot
Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
Kembali keaktivitas secara bertahap.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur :
- Imobilisasi fragmen tulang.
- Kontak frgmen tulang minimal.
- Asupan darah yang memadai.
- Nutrisi yang baik.
- Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang.
- Hormon-hormon pertumbuhan tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid
anabolik.
- Potensial listrik pada patahan tulang.
J. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri :
b/d agen Asuhan keperawatan Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
injuri fisik, …. jam tingkat lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fraktur kenyamanan klien kualitas dan faktor presipitasi.
meningkat, tingkat Observasi reaksi nonverbal dari ketidak
nyeri terkontrol dg nyamanan.
KH: Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Klien mengetahui pengalaman nyeri klien
melaporkan nyeri sebelumnya.
berkurang dg scala Kontrol faktor lingkungan yang
2-3 mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
Ekspresi pencahayaan, kebisingan.
wajah tenang Kurangi faktor presipitasi nyeri.
klien dapat Pilih dan lakukan penanganan nyeri
istirahat dan tidur (farmakologis/non farmakologis).
v/s dbn Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk mengetasi nyeri..
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol
nyeri.
Kolaborasi dengan dokter bila ada komplain
tentang pemberian analgetik tidak berhasil.
Administrasi analgetik :.
Cek program pemberian analgetik; jenis,
dosis, dan frekuensi.
Cek riwayat alergi.
Tentukan analgetik pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal.
Monitor TV
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat
nyeri muncul.
Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan
gejala efek samping.
Pendidikan kesehatan
Edukasi pada pasien dan keluarga
pentingnya ambulasi dini
Edukasi pada pasien dan keluarga tahap
ambulasi
Berikan reinforcement positip atas usaha
yang dilakukan pasien.
6 Kurang Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan : proses penyakit
pengetahua askep …. Jam Kaji pengetahuan klien.
n tentang pengetahuan klien Jelaskan proses terjadinya penyakit, tanda
penyakit meningkat dg KH: gejala serta komplikasi yang mungkin terjadi
dan Klien dapat Berikan informasi pada keluarga tentang
perawatann mengungkapkan perkembangan klien.
ya b/d kembali yg Berikan informasi pada klien dan keluarga
kurang dijelaskan. tentang tindakan yang akan dilakukan.
paparan Klien kooperatif Diskusikan pilihan terapi
terhadap saat dilakukan Berikan penjelasan tentang pentingnya
informasi, tindakan ambulasi dini
keterbatan
jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
kognitif
akan muncul