Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TEKNOLOGI BAHAN

GORDING BAJA RINGAN

Disusun oleh:

Alfian Wijanarko 21010114120001

Agum Patriotama 21010114120005

Muhammad Irsad 21010114120010

Eka Maya Mustika Rini 21010114120014

Sulaiman Vandam 21010114120023

Blinka Hernawan Prasetya 21010114120028

Minuk Arifah 21010114120073

Yeckastoro Januwisesa 21010110120036

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2014

i
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa nama - nama mahasiswa di bawah ini :

1. Alfian Wijanarko 21010114120001


2. Agum Patriotama 21010114120005
3. Muhammad Irsad 21010114120010
4. Eka Maya Mustika Rini 21010114120014
5. Sulaiman Vandam 21010114120023
6. Blinka Hernawan Prasetya 21010114120028
7. Minuk Arifah 21010114120073
8. Yeckastoro Januwisesa 21010110120036

Telah menyelesaikan Laporan Teknologi Bahan Gording Baja Ringan dan telah diperiksa
serta disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui

Dosen Teknologi Bahan

Ir. Frida Kristiani, MT

ii
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Browsing Bahan
Bangunan Gording Baja Ringan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Bahan.

Dalam penyusunan Laporan Browsing Bahan Bangunan Gording Baja Ringan penulis
mendapat bantuan dari beberapa pihak dan kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada

1. Ibu Ir. Frida Kristiani, MT selaku dosen mata kuliah teknologi bahan yang
memberikan petunjuk dalam penyusunan Laporan Browsing Bahan Bangunan
Gording Bahan Bangunan.
2. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan saran dalam menyusun
laporan Teknologi Bahan tentang bahan bangunan terutama pada Gording Baja
Ringan hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Kami berharap agar penyusunan Laporan Browsing Bahan Bangunan Gording Baja
Ringan dapat menambah informasi bagi pembaca dan bisa menjadi sumber referensi serta
bahan telaah untuk memperdalam pembelajaran dalam seluruh mata kuliah khususnya mata
kuliah Teknologi Bahan.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan Laporan Browsing Bahan


Bangunan Gording Baja Ringan masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharap
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penyusunan
Laporan Browsing Bahan Bangunan Gording Baja Ringan.

Semarang, September 2014

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3

A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 4

C. TUJUAN ....................................................................................................... 4
D. MANFAAT ................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5


BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
A. BAHAN PEMBUATAN .................................................................................... 6
B. CARA PEMBUATAN ..................................................................................... 7
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN .................................................................. 9
D. KEGUNAAN ................................................................................................ 11
E. SIFAT-SIFAT ............................................................................................... 11
F. SPESIFIKASI ............................................................................................... 15
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 16

B. SARAN........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

LAMPIRAN ........................................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gedung adalah salah satu bangunan umum yang sangat terkenal dalam dunia
teknik sipil. Tidak hanya gedung, bangunan rumah yang setiap harinya ditemukan,
merupakan tanggung jawab dari teknik sipil. Dalam mendesain dan membangun sebuah
gedung ataupun rumah, seorang teknisi sipil harus benar-benar memperhatikan setiap
bagian dari bangunan tersebut. Mengapa? Jika ada satu saja yang terlewatkan, maka
bangunan tersebut tidak akan memberikan keamanan serta kenyamanan untuk umum
yang menggunakannya.
Tidak hanya pondasi yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah gedung,
bagian atas dari gedung tersebut, atap, juga harus diperhatikan. Atap merupakan mahkota
dari suatu bangunan gedung ataupun rumah yang berfungsi sebagai penutup dan
pelindung seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas,
hujan, angin, dan binatang buas hingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
pengguna bangunan. Jadi, sudah sewajarnya bahwa setiap bangunan gedung dan rumah
dilengkapi dengan atap.
Pada umumnya, konstruksi atau struktur atap terdiri dari tiga bagian utama, yaitu,
struktur penutup atap, gording, dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh
struktur rangka atap yang terdiri dari kuda-kuda, gording, kasau, dan reng. Beban-beban
atap akan di teruskan ke dalam pondasi melalui kolom dan balok.
Di dalam struktur atap, terdapat sebuah gording, balok mendatar yang letaknya di
atas kuda-kuda. Gording ini sangat penting karena fungsinya adalah menerima dan
menahan beban dari kayu usuk dan reng. Apabila tidak menggunakan genteng, maka

3
penutup seperti asbes atau seng dapat langsung diletakkan di atas gording. Untuk itu,
penulis akan menjelaskan lebih lanjut tentang gording, terutama gording baja ringan.

B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam laporan ini adalah:
1) Apa bahan pembuatan gording baja ringan?
2) Bagaimana cara pembuatan gording baja ringan?
3) Apa kelebihan dan kekurangan dari gording baja ringan?
4) Apa kegunaan dari gording baja ringan?
5) Bagaimana sifat-sifat dari gording baja ringan?
6) Bagaimana spesifikasi dari gording baja ringan?
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam laporan ini adalah:
1) Mengetahui bahan baku dan bahan pendukung dalam pembuatan gording baja
ringan.
2) Menjelaskan cara pembuatan gording baja ringan.
3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari gording baja ringan.
4) Menjelaskan kegunaan dari gording baja ringan dalam konstruksi atap.
5) Menjelaskan sifat-sifat dari gording baja ringan.
6) Mengetahui spesifikasi dari gording baja ringan.
D. MANFAAT
Manfaat dalam laporan ini adalah:
1. Sebagai salah satu sumber bagi pembaca untuk mengetahui informasi mengenai
gording baja ringan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BAJA RINGAN
Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, akan
tetapi kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Ada beberapa macam baja ringan
yang dikelompokkan berdasarkan nilai tegangan tariknya (tensile strength). Kemampuan
tegangan tarik ini umumnya didasarkan pada fungsi akhir dari baja ringan tersebut.
Sebagai contoh, untuk produk struktural seperti rangka atap baja ringan
menggunakan baja ringan dengan tegangan tarik tinggi (G550). Namun, untuk berbagai
produk home appliances diperlukan baja ringan dengan tegangan tarik yang lebih rendah
(G300 atau G250) yang lebih lentur dan lunak sehingga lebih mudah dibentuk sesuai
keinginan.
Karena tingkat kualitas dan kuat tarik tinggi, tidak heran baja ringan lebih tipis
dan ringan dibandingkan baja konvensional. Baja G550 dapat diartikan sebagai baja yang
mempunyai kuat tarik 550 MPa (Mega Pascal). Uji kualitas ini hanya dapat dibuktikan di
laboratorium.
Meskipun lebih ringan dan tipis dari baja konvensional, dengan kuat tarik sebesar
550 MPa baja ringan dapat dijadikan andalan untuk menopang beban struktur bangunan
terutama atap. Untuk fungsi non-struktural, seperti penutup atap digunakan baja ringan
kualitas G300.
Bagaimana dengan ketebalan baja ringan? Di pasaran umum ketebalannya
berkisar antara 0.40 – 1.00 mm. Variasi ketebalan ini ditentukan oleh fungsi seberapa
besar beban yang ditopang dan ukuran bentang baja itu sendiri. Ketebalan yang lebih
kecil dibanding dengan baja konvensional bertujuan untuk mengurangi beban struktur
bangunan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. BAHAN PEMBUATAN
Bahan utama dari pembuatan gording baja ringan adalah baja ringan. Baja ringan
adalah baja kanal dingin yang keras, namun baja ringan diproses kembali dengan
teknologi tinggi sehingga terjadi perubahan atom dan molekulnya. Proses tersebut akan
menjadikan baja yang lebih kuat dan lebih efisien. Bahan dasar baja ringan yang utama
adalah besi karbon (Carbon Steel) yang terbuat dari beberapa campuran dengan
persentase:
Bahan Tambahan Presentase (%)
Karbon 1.7%
Mangan 1.65%
Silikon 0.6%
Tembaga 0.6%
Selama ini, karbon dan mangan adalah dua bahan dasar yang digunakan untuk
meninggikan tegangan baja murni. Bahan tambahan baja ringan yang lain adalah timah
hitam dan besi. Selain itu, untuk menahan korosi atau karat, baja ringan juga diberikan
pelapis. Ada dua jenis lapisan dalam baja ringan, yaitu:
1. Galvanish
Galvanish adalah jenis coating atau lapisan yang diberikan kepada bahan baja
ringan berupa lapisan seng (Zinc) sebesar 90%.
2. Galvalum
Galvalum atau yang sering disebut zincalume adalah bahan baja ringan yang
diberikan pelapis atau coating zinc sebesar 43.5%, aluminium 55%, dan silikon
1.5%.

6
B. CARA PEMBUATAN
a. Cara Pembuatan Baja Ringan
Untuk baja tipis atau baja ringan, proses yang dikenakan dikenal dengan
pembentukan dingin atau Cold Forming dan hasilnya biasa dikenal dengan Cold
Formed Section. Dalam pembentukan ini pelat baja dalam kondisi suhu kamar
akan dibentuk. Metode pembentukan yang biasa dilakukan adalah:

1. Press Brake

Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja


diletakkan ke dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga
menjadi bentuk yang diinginkan.

Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai
keinginan selama alat atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang modern
yang terkomputerisasi, mesin press-brake sudah menjadi mesin CNC dengan
adanya lengan penahan yang akan bergerak sesuai dengan bentuk yang telah
dimasukkan ke dalam program. Mesin baru ini juga telah dilengkapi anti-
crowning sehingga bentuk profil yang panjang tidak akan melengkung akibat
proses penekukan.

Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk


dan tidak mampunya membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain.
Produktivitasnya sangat rendah jika ingin membentuk profil secara massal, karena
proses untuk pembuatan satu bentuk harus diulang-ulang tekukannya.

2. Roll Forming

Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam


serangkaian roll hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming
yang baru sudah terkomputerisasi sehingga dapat melubangi, dan mencetak label
di ujung proses setelah profil terbentuk. Produktivitas proses roll forming

7
sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat segera terbentuk,
itulah kelebihannya.

Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah
disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus
memesan mesin baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar
menambah tekukan atau lipatan.

3. Punching

Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin


punch atau mesin pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses
punching dengan tekanan tinggi akan melubangi dan membentuk pelat baja
tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris atau komponen-
komponen kecil dari baja ringan.

Proses pembentukan suatu aksesori biasanya akan melibatkan beberapa


tahapan proses punching, sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya
dibuatkan sistem progressive. Dengan cara ini proses punching akan berjalan
secara berurutan melakukan berbagai tahapan pembentukan dengan die-set yang
sudah tersusun secara berurutan juga.

b. Cara Pembuatan Gording Baja Ringan


Gording baja ringan tentu saja berbahan dasar baja ringan. Baja ringan
yang telah diproses, dibentuk menjadi bentuk balok memanjang. Kemudian
diletakkan melintang di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-
kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, jadi posisi gording harus
disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas
titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording yang terbuat dari baja ringan, umumnya
akan mempunyai dimensi:

8
Dimensi Ukuran
Panjang 6 – 12 meter
Tinggi 10 – 12 centimeter
Tebal 0.4 – 1.00 milimeter
C. KELEBIHAN dan KELEMAHAN
a. Kelebihan
Kelebihan dari penggunaan gording baja ringan daripada gording kayu adalah:
1. Terbebas dari Hama Penyerang Terutama Rayap dan Jamur
Patut dipertimbangkan nilai keuntungan dari penggunaan material baja
ringan ini daripada material kayu yang sering diganggu rayap sehingga
memerlukan perawatan dan bahkan penggantian menyeluruh pada jangka waktu
tertentu. Akan parah lagi kalau rayap itu menyerang rangka atap rumah yang
menahan beban genteng yang berat. Hanya karena ulah rayap, banyak genteng
yang terpasang ambruk ke bawah menimpa seisi rumah.
2. Memiliki Beban yang Relatif Lebih Ringan, Tahan Lama, dan Mudah Perawatan
Bobot beratnya yang demikian ringan dibandingkan dengan material
rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan yang lebih
unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri yang
demikian ringan, sehingga beban yang diterima struktur di bawahnya (misal:
pondasi) akibat berat sendiri menjadi berkurang.
3. Efisiensi Waktu dalam Pemasangan
Rangka baja juga memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam
pemasangannya bila dikerjakan oleh tenaga kerja yang telah memiliki
keterampilan dalam pemasangan gording baja ringan. Apalagi dari sisi efektivitas,
memasang gording dengan kerangka kayu jauh lebih lama dibandingkan dengan
baja ringan yang hanya butuh sedikit waktu.
4. Mudah Didapat
Dengan penggunaan gording baja ringan, penggunaan kayu dapat
direduksi dengan tujuan kelestarian lingkungan akibat keterbatasan pohon yang
dapat diambil dipergunakan kayunya. Sekarang, baja ringan telah diproduksi

9
secara massal di daerah kota, sehingga relatif lebih mudah untuk
mendapatkannya.
5. Tahan Bencana
Gording baja ringan memiliki sifat yang lebih kokoh dibanding atap kayu.
Untuk itu, bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa biasanya
menggunakan rumah dengan atap gording baja ringan untuk mengurangi risiko
ambruknya atap. Dan, apabila terjadi kebakaran, baja ringan tidak memperbesar
api.
b. Kelemahan

Kelemahan dari gording baja ringan adalah:

1. Membutuhkan Tenaga Kerja yang Memiliki Keahlian Khusus dalam Pemasangan


Pemasangan struktur atap terutama gording baja ringan tidak semudah
dengan pemasangan gording yang terbuat dari kayu. Untuk itu, diperlukan tenaga
kerja dengan keahlian khusus untuk memasang dengan metode pemasangan baja
ringan yang benar karena dibutuhkan kehati-hatian serta ketelitian yang sangat
tinggi untuk memasangnya.
2. Menyerap Panas Lebih Banyak daripada Kayu
Kelemahan gording baja ringan dibandingkan dengan konstruksi gording
kayu, dalam hal suhu, cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan
dengan kayu.
4. Kurang Menarik
Baja ringan sebagai salah satu bahan material dalam proses pembangunan
fisik tentu juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya, rangka baja yang
berbentuk jaring tampak kurang menarik jika tidak ditutupi plafon.
5. Pembuatan Kerangka Atap Gording Baja Ringan Lumayan Sulit
Baja tidak bersifat fleksibel karena tidak bisa dipotong sebagaimana kayu
yang bisa dibentuk menjadi berbagai profil. Apabila ada yang keliru dalam
pembuatan baja ringan di salah satu strukturnya, dapat menggagalkan secara
keseluruhan sehingga dibutuhkan perombakan yang tidak ringan.

10
D. KEGUNAAN GORDING BAJA RINGAN
Gording adalah sebuah balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar
kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasu dan balok jurai dalam. Gording
membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal.
Gording berfungsi sebagai bahan bangunan struktural menerima beban dan meneruskan
beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik
buhul kuda-kuda.
E. SIFAT-SIFAT GORDING BAJA RINGAN
Sifat-sifat dari gording baja ringan terbagi menjadi tiga sifat:
1. Sifat Kimia
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C )
sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon (C) lebih dari 1.67%,
maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron). Makin
tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan:
1. Kuat leleh dan kuat tarik baja akan naik
2. Elongasi baja berkurang
3. Semakin sukar dilas

Oleh karena itu, penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada
kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya sifat sulit dilas
di atas, tetapi sifat kuat leleh dan kuat tariknya tetap tinggi.

a) Manfaat Penambahan Unsur-Unsur pada Baja

Baja merupakan campuran besi dan karbon. Di mana kandungan karbon


(C) mempengaruhi kekerasan baja. Di samping itu, baja mengandung unsur
campuran lain yang disebut paduan, misalnya Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Silikon (Si), Belerang (S), dan Fosfor ( P ). Untuk memahami pengaruh
komposisi kimia dan heat treat terhadap sifat akhir baja, maka kita perlu
mengenal faktor – faktor berikut:

11
C = Karbon

Mempunyai sifat keras tetapi getas. Fungsi karbon pada baja adalah
menjalani reaksi-reaksi kimia seperti reaksi substitusi (pergantian), reaksi adisi
(penambahan), reaksi eliminasi (pengurangan). Karbon pada baja berfungsi
sebagai lem atau zat perekat dan mempunyai sifat cukup tahan gesek terhadap
benda atrasip (tanah yang berpasir dan tidak mengandung silikon).

Si = Silikon

Mempunyai sifat elastis / keuletannya tinggi. Silikon juga menambah


kekerasan dan ketajaman pada baja. Tapi penambahan silikon yang berlebihan
akan menyebabkan baja tersebut mudah retak. Silikon berupa massa hitam mirip
logam yang meleleh pada 1410°C . Unsur ini mempunyai kecenderungan yang
kuat untuk berikatan dengan oksigen dan sifat seratnya tahan api.

Mn = Mangan

Mempunyai sifat yang tahan terhadap gesekan dan tahan tekanan (impact
load). Unsur ini mudah berubah kekerasannya pada kondisi temperatur yang tidak
tetap dan juga digunakan untuk membuat alloy mangan tembaga yang bersifat
feromagnetik.

Cr = Kromium

Unsur ini digunakan sebagai pelindung permukaan baja dan tahan


gesekan. Baja yang mengkilap, keras dan rapuh serta tahan terhadap korosi (karat)
tetapi mempunyai keuletan yang rendah.

Mo = Molybdenum

Mempunyai sifat tahan pekerjaan panas sehingga cocok untuk hotwork


tool steel, batas pencampuran unsur ini maksimal 7%. Molybdenum merupakan
unsur tambahan pembuat keuletan baja yang maksimum.

12
Ni = Nikel

Mempunyai sifat yang ulet dan tahan terhadap bahan kimia dan untuk
mengatasi korosi (karat) yang serius tetapi tidak mempunyai kekerasan yang
tinggi. Merupakan unsur yang dicampurkan ke dalam baja untuk mengatasi
kerusakan pada temperatur tinggi (dapat mencapai 1200° C).

V = Vanadium

Baja berwarna putih perak dan sangat keras. Vanadium adalah bahan
tambahan untuk pekerjaan panas karena sifat vanadium tahan terhadap gesekan
pada temperatur yang tinggi.

2. Sifat Fisika
Berikut ini beberapa sifat fisika yang dimiliki oleh baja ringan:
a. Berat
Salah satu keunggulan dari penggunaan gording baja ringan adalah
ringannya beban dari baja ringan daripada penggunaan gording kayu. Berat
dari gording baja ringan adalah sekitar 9 – 10 kg/m2 daripada kayu dengan
berat sekitar 15 – 18 kg/m2
b. Berat Jenis

Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat
dengan massa jenis air murni sebesar 1 g/cm3 atau 1000 kg/m3. Sedangkan,
berat jenis dari baja ringan adalah sekitar 7400 kg/m3

3. Sifat Mekanis
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan
perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan
sifat mekanis adalah kekuatan bahan di dalam memikul beban yang berasal dari
luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:

13
a. Kekuatan Baja
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban,
maka baja akan cenderung mengalami deformasi atau perubahan bentuk.
Perubahan bentuk ini akan menimbulkan regangan (strain), yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan tersebut, di
dalam baja terjadi tegangan (stress). Pada waktu baja diberi beban, maka
terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, di mana baja belum
sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyebabkan regangan tadi
dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut
dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan antara
tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan Modulus
Elastisitas atau Modulus Young. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja,
yaitu:
i. Tegangan : di mana baja masih dalam keadaan elastis
ii. Tegangan leleh : di mana baja mulai rusak/leleh
iii. Tegangan plastis : tegangan maksimum baja, di mana baja
mencapai kekuatan maksimum.
b. Keuletan Baja
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini
berhubungan dengan besarnya regangan (strain) yang permanen sebelum baja
putus. Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja.
Cara ujinya berupa uji tarik.
c. Kekerasan Baja
Kekerasan baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat
menembus permukaan baja.
d. Ketangguhan Baja
Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat
diserap oleh baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang
diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil
ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memberi pukulan mendadak.

14
F. SPESIFIKASI GORDING BAJA RINGAN
Spesifikasi gording baja ringan yang kami bahas di sini memiliki spesifikasi Hi-
Ten G550 atau baja ringan dengan kuat tarik 550 MPa. Untuk mencegah terjadinya
korosi pada gording baja ringan, dilakukan pelapisan dengan ZincAlum-Coating AZ-100
= 50gram/m2. Komposisi 55% Aluminium (Al) dan 45% seng (Zinc).
Gording baja ringan di pasaran memiliki dimensi panjang sekitar 6 – 12 meter.
Tinggi 10 – 12 centimeter. Dan, tebal di pasaran Indonesia berkisar 0.4 – 1.00 milimeter.
Tegangan leleh minimum mencapai hingga 550 MPa. Modulus elastisitas sebesar 2.1 x
105 MPa. Dan, modulus geser sebesar 8 x 104 Mpa.

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gording baja ringan lebih bisa diandalkan untuk digunakan dalam


pembuatan rangka atap karena keawetan yang jauh lebih baik daripada
gording kayu.

B. SARAN

Gording baja ringan dapat digunakan untuk mengganti gording


kayu agar memiliki durabilitas yang lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/spesifikasibajaringanzincalume/

http://aplikatorbajaringanbogor.com/perbandingan-antara-rangka-atap-baja-
ringan-dan-kayu/

http://aplikatorbajaringanbogor.com/rangka-baja-vs-rangka-kayu/

http://aryapersada.com/kekurangan-dan-kelebihan-rangka-atap-baja-ringan.html

http://aplikatorbajaringanbogor.com/konstruksi-baja-ringan/

http://aryapersada.com/apa-itu-baja-ringan.html

17
LAMPIRAN

Rangka atap dengan bagian-bagiannya

Rangka atap suatu bangunan

18

Anda mungkin juga menyukai