6. Hal yang membedakan strategi menjual di B2C market dengan B2B market
a) Butuh lebih dari satu orang untuk mengambil keputusan
Salah satu poin utama yang membedakan B2B dengan B2C adalah pada
pengambil keputusan. Bagi prospek B2B, mereka membutuhkan persetujuan yang
melibatkan beberapa orang. Mereka tidak dapat langsung memutuskan untuk
melakukan pembelian sebelum meminta persetujuan dari pihak lain dalam
perusahaan. Sedangkan bagi pelanggan B2C, mereka bisa mengambil keputusan
sendiri apabila ia merasa cocok dengan produk yang ditawarkan.
b) Siklus penjualan yang lebih panjang
Jika Anda berhadapan dengan prospek B2C, proses yang perlu Anda lakukan
membutuhkan waktu yang lebih cepat. Bagi sebagian tim marketing yang juga
menjabat sebagai sales untuk B2C, mereka dapat menyelesaikan proses dari
pemasaran hingga penjualan hanya dalam sekali duduk. Sedangkan untuk proses
penjualan yang menyasar pelanggan B2B membutuhkan proses yang lebih panjang.
Bukan hanya dalam periode 1 – 2 minggu, proses bisa membutuhkan waktu hingga
berbulan-bulan.
Lambatnya keputusan yang harus diambil oleh pelanggan B2B dikarenakan
banyak faktor, mereka harus mencari informasi tentang perusahaan Anda, anggaran
yang harus dikeluarkan, bagaimana reputasi produk perusahaan Anda dan lain
sebagainya. Riset inilah yang membuat prospek B2B membutuhkan waktu yang
lebih lama sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian.
c) Pembelian lebih besar
Bagi pelanggan B2C, mereka tidak akan pernah melakukan pembelian satu
produk yang sama hingga berjumlah besar. Kebutuhan mereka terbatas dan tidak
mungkin bagi mereka melakukan pembelian besar untuk menutupi kebutuhannya.
Sedangkan untuk pelanggan B2B, pembelian yang dilakukan akan lebih besar,
karena pembelian pada Anda merupakan investasi untuk mereka. Ibaratnya, jika
perusahaan membeli mesin produksi pada Anda, tentu mereka ingin mesin yang
dapat bekerja 24/7 dan mampu memproduksi barang dengan cepat. Karena mereka
membutuhkan ROI, bukan hanya tambal butuh seperti B2C.
d) Hubungan lebih lama
Pelanggan B2C, bisa membeli kapan saja dan pergi kapan pun ia mau.
Sedangkan untuk B2B, mereka akan memilih perusahaan penyedia (vendor) yang
dapat dipercaya untuk menjaga hubungan jangka panjang. Tujuannya adalah
mengurangi waktu mereka mencari vendor yang dapat menghambat pertumbuhan
bisnisnya.
e) Kesalahan membuat gagal bersaing
Jika Anda menawarkan produk pada pelanggan B2C, mereka tidak akan
berpikir panjang tentang pertumbuhan bisnis. Yang mereka butuhkan hanya produk
sesuai dengan kebutuhannya dan tidak terlalu memikirkan selanjutnya. Sedangkan
bagi prospek B2B, mereka harus memiliki penyedia produk pendukung bisnisnya.
Tujuannya agar mereka tetap bisa bersaing dengan kompetitor.