D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nama: Aksa Awal Nurananda
Nim: 1893141024
Konsentrasi: Pemasaran
A.RESUME MATERI
Personal selling adalah suatu bentuk penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan
seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan meningkatkan terwujudnya penjualan produk.
Menurut Swastha (2002:260), Personal Selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu
muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling mentungkan dengan pihak lain. Menurut Tjiptono (2000:224),
Personal Selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan
untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membetnuk pemahaman
terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Dari pendapat diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa personal selling merupakan komunikasi dua arah secara tatap
muka antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan, sehingga
dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Langkah pertama dalam proses penjualan adalah memilih prospek, mengidentifikasi orang-orang
yang dapat masuk sebagai pelanggan potensial. Walaupun perusahaan memberikan beberapa
panduan, diperlukan keterampilan dari wiraniaga untuk menemukan mereka. Wiraniaga bisa
bertanya pada pelanggan lama. Wiraniaga dapat membangun sumber sumber referensi, seperti
pemasok, agen, wiraniaga yang tidak bersaing langsung, dan bankir.
2. Prapendekatan
Sebelum mengujungi seorang prospek, wiraniaga harus belajar sebanyak mungkin temtang
organisasi yang didatanginya itu (apa yang dibutuhkan organisasi itu, siapa yang terlibat dalam
pembelian) dan pembelinya (kakrakteristik dan gaya membeli). Langkah ini dikenal dengan istilah
prapendekatan.
3. Pendekatan
Dalam langkah pendekatan, wiraniaga harus mengetahui bagaimana cara untuk menemui dan
menyapa pembeli serta menjalin hubungan untuk merintis awalan yang baik. Langkah ini
melibatkan oenampilan wiraniaga, kata-kata pembukaan, dan penjelasan lanjutan.
Selama langkah presentasi dari proses penjualan, wiraniaga mengisahkan “riwayat” produk
kepada pembeli, menunjukkan bagaimana produk akan menghasilkan atau menghemat uang.
Menggunakan pendekatan kepuasan kebutuhan, wiraniaga mulai dengan pencarian kebutuhan
pelanggan yang bisa didaptkan dengan membiarkan pelanggan banyak berbicara. Untuk itu,
wiraniaga mesti mempunyai kemampuan mendengarkan dan memcahkan maslah dengan baik.
5. Menangani Keberatan
Selama presentasi, pelanggan tidak sellau mempunyai keberatan. Demikian juga sewaktu
mereka diminta untuk menuliskan pesanan. Masalahnya bisa logis; bisa juga psikologis, dan
keberatan sering kali tidak diungkapkan keluar. Dalam mengatasi keberatan, wiraniaga harus
menggunakan pendekatan positif, menggali keberatan yang tersembunyi. Meminta pembeli
untuk menjelaskan keberatan, menggunakan keberatan sebagai peluang untuk memberikan
informasi lebih banyak, dan mengubah keberatan menjadi alasan untuk membeli.
6. Menutup Penjualan
Setelah mengatasi keberatan nprospek, sekarang wiraniaga dapat mencoba menutup penjualan.
Beberapa wiraniaga tidak sampai melakukan penutupan penjualan atau tidak menanganinya dengan
baik. Mereka mungkin kurang percaya diri, tidak enak menanyakan pesanan, atau tidak mengetahui
saat yang tepat untuk menutup penjualan.
7. Tindak Lanjut
Langkah terakhir dalam proses penjualan adalah tindak lanjut. Tindak lanjut diperlukan bila
wiraniaga ingin memastikan kepuasan pelanggan dan berulangnya bisnis. Segera setelah
menutup penjualan, wiraniaga harus memenuh isegala rincian mengenai waktu penyerahan
barang, persyaratan pembelian, dan hal-hal lain. Wiraniaga harus menjadwalkan kunjungan
tindak lanjut sesudah pesanan pertama diterima demi memastikan tepatnya pemasangan,
instruksi, dan servis produk.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam proses personal selling itu sendiri, menurut David
(1996:87) yaitu dapat diuraikan sebagai berikut: Keuntungan personal selling terdiri dari :
Melakukan interaksi dua arah, kemampuan berinteraksi dengan penerima pesan yang bisa
menentukan pengaruh dari pesan
Menyesuaikan pesan dengan situasi yang sedang dihadapi dan kebutuhan consumer.
Mengurangi dan meminimalkan gangguan dalam komunikasi sehingga pembeli secara
umum memberikan perhatiannya pada pesan penjualan.
Keterlibatan dlam proses keputusan, pembelibisa menjadi seorang partner dalam proses
keputusan membeli.
Pesan tidak konsisten yang disampaikan kepada konsumen dapat menjadi citra buruk
bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena para wiraniaga memiliki perbedaan
pengetahuan dan kemampuan sehingga melakukan cara dan gaya yang berbeda dalam
menyampaikan pesan.
Timbulnya konflik tenaga penjual dan manajemen, pada dasarnya tenaga penjualan
mempunyai kecenderungan bebas dan fleksibel dapat menimbulkan konflik pada
manajemen.
Biaya tinggi, setiap tenaga penjualan memerlukan biaya yang cukup besar untuk
penutupan penjualan. Tidak semua tenagag penjualan mampu melakukkan penutupan
penjualan dengan baik dan tepat waktu sehingga secara keseluruhan biaya yang
dikeluarkan jadi tinggi.
Hasil yang rendah, karena waktu merealisasikan penjualan relatif lebih lama maka hasil
yang ditargetkan untuk tenaga penjualan lebih rendah.
Berpotensi menimbulkan masalah etika, diantaranta tenaga penjualan ada yang dapat
menimbulkan rusaknya hubungan dengan konsumer sehingga merugikan bagi
perushaaan. Masalahnya etika yang paling sering dilakukan oleh para tenaga penjualan
dapat berupa membohongi konsumer, melakukan perbuatan merugikan tenaga penjualan
lainnya.
e. Manfaat Personal Selling
Adapun manfaat dari personal selling itu sendiri adalah :
Penjualan perorangan menciptakan tingkat perhatian pelanggan yang relatif tinggi, karena
dalam situasi tatap muka sulit bagi calon pembeli untuk menghindari pesan wiraniaga.
Memungkinkan wiraniaga untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan kepentingan
dan kebutuhan khusu pelanggan.
Karakteristik komunikasi dua arah dari penjualan perorangan langsung menghasilkan
umpan balik, sehingga wiraniaga yang cermat dapat mengetahui apakah presentasi
penjualannya bekerja atau tidak.
Penjualan perorangan memungkinkan wiraniaga untuk mengkomunikasikan sejumlah
besar informasi teknis dan kompleks dari pada metode promosi lainnya.
f. Tipe Personel Selling
Menurut Swasta (2002:11) jenis-jenis promosi penjualan terbagi menjadi 5 bagian yaitu:
a. Trade Selling Yaitu dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan
pengecer untuk berusaha dan memperbaiki distributor produk-produk mereka.
b. Missionary Selling Yaitu penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli
untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.
c. Technical Selling Yaitu meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat
kepada pemberi saran dan nasehat kepada pembeli akhir barang dan jasanya.
d. New Business Selling Yaitu berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon
pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
e. Responsive Selling Yaitu penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan disini adalah route driving dan retail.
g. Bentuk-bentuk Personal Selling
Menurut Djasmin Saladin dan Yevis Merti Oesman (1994:195) terdapat tiga bentuk dari personal
selling, yaitu sebagai berikut :
Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan dengan
mendatangi dari satu rumah ke satu rumah atau dari perusahaan ke perusahaan lainnya.
Field selling meliputi:
Penjualan Langsung Yaitu penjualan yang dilakukan dari rumah ke rumah untuk
menjajakan barang jualannya. Penjualan ini sangat menghabiskan banyak waktu
dan tenaga.
Penjualan Otomatis Yaitu penjualan yang dilakukan dengan menggunakan mesin
yang telah dipasang secara otomatis yang selalu memberikan pelayanan 24 jam.
Jasa Pembelian Yaitu badan usaha yang memberikan produknya berupa jasa
seperti: Sekolah, Rumah sakit, Asuransi dan Bank.
Retail Selling, yaitu tenaga penjualan yang melakukan penjualannya dengan melayani
konsumen yangd atang ke perusahaan.
Executive Selling, merupakan hubungan yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan
dengan pemimpin perusahaan lainnya atau dengan pemerintah, dengan tujuan melakukan
penjualan.
h. Sifat-sifat Personal Selling
Personal selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif terutama dalam bentuk
preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Menurut Kotler (1997 :224) dalam bukunya
manajemen pemasaran, personal selling bila di bandingkan dengan periklanan memiliki tiga sifat
khusus, yaitu :
Personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau
lebih. Masing masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih
dekat dan segera melakukan penyesuaian.
Pengembangan (cultivation)
Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan
penjualan sampai dengan hubungan persahabatan.
Tanggapan (Response)
Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan
menanggapi wiraniaga.
Penjualan
A. Pengertian Penjualan
Definisi penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan penjual dalam menjual barang dan jasa
dengan harapan akan memperoleh laba. Menurut Swastha (2001:9), penjualan adalah pertukaran
barang dan jasa antara penjual dan pembeli. Dengan adanya penjualan dapat tercipta suatu proses
pertukaran barang dan jasa antara penjual dan pembeli. Di dalam perekonomian, seseorang yang
menjual sesuatu
akan mendapatkan imbalan berupa uang. Dengan alat penukar berupa uang, orang akan lebih mudah
ememnuhi segala keinginannya, dan penjualan menjadi lebih mudah dilakukan.
B. Jenis-jenis Penjualan
Menurut Swasta (2002:11) jenis-jenis promosi penjualan terbagi menjadi 5 bagian yaitu:
Trade Selling Yaitu dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar mempersilahkan
pengecer untuk berusaha dan memperbaiki distributor produk-produk mereka.
Missionary Selling Yaitu penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli
untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.
Technical Selling Yaitu meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat
kepada pemberi saran dan nasehat kepada pembeli akhir barang dan jasanya.
New Business Selling Yaitu berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon
pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan sering dipakai oleh perusahaan asuransi.
Responsive Selling Yaitu penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Dua jenis penjualan disini adalah route driving dan retail.
C. Volume Penjualan
Volume penjualan adalah tingkat yang diperoleh perusahaan untuk periode tertentu dalam
satuan. Dalam kegiatan pamasaran kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi,
meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba. Sehingga
volume penjualan dapat diartikan sebagai jumlah dari kegiatan penjualan suatu produk dan jasa
yang diasilkan oleh perusahaan dalam suatu ukuran tertentu.
D. Wiraniaga
Wiraniaga adalah seseorang yang bekerja untuk suatu perusahaan dengan melakukan salah satu
(atau lebih) dari berbagai aktivitas berikut ini : memprospek, berkomunikasi, melayani, dan
mengumpulkan informasi.
E. Jenis-jenis Wiraniaga
Menurut Swasta (2001:11) tugas penjualan yang dilakukan wiraniaga terdapat empat macam
wiraniaga, yakni:
Merchandisin Salesman
Merchandising salesman tidak hanya menjual saja, tetapi Juga membantu penyalur dlaam
mempromosikan penjualan produknya. Ia bertanggung jawab pulan atas persediaan barang dan
membantu dengan periklanan. Tugas penjualan yang dilakukan disebut trade selling.
Detail Man
Ciri khusus detai man adalah tidak melakukan penjualan secara langsung. Misalnya, perusahaan
obat-obatan dapat menggunakan detail man untuk memperkenalkan dan membujuk para dokter
agar menggunakan obta-obatan yang diproduksikan.Tugas penjualannya disebut missionary
selling.
Sales Engineer
Sales Engineer adalah penjual yang juga dapat memberikan latihan atau demonstrasi secara
teknik tentang barang-barang yang dijual. Biasanya barang-barang yang dijual berupa barang-
barang industri; seperti instalasi, bahan mentah dan barang setengah jadi atau komponen-
komponen. Tugas penjualannya disebut technical selling.
Pioneer Product Salesman adalah mempunyai tugas pokok untuk membuka daerah baru atau
segmen pasar yang baru bagi produk barunya. Dalam hal ini perusahaan juga menentukan
penyalurnya. Tugas penjualan ini disebut business selling.
Berdasarkan pengertian tersebut berarti rukrutmen merupakan langkah pertama dalam rangka
menerima seseorang dalam proses pengupahan. Melalui rekrutmen inilah kontak pertama kali
diusahakan organisasi atau perusahan untuk pegawai potensial, melalui rekrutmen inilah banyak
individu datang untuk mengenal organisasi dan yang ada pada akhirnya nanti memutuskan ingin
bekerja denganya atau tidak. suatu usaha rekrutmen yang dirancang dan dimanage dengan baik akan
menghasilkan pelamar yang berkualitas baik dan sebaiknya yang terjadi apabila usaha ini dijalankan
setengah-setengah. Pegawai yang berkualitas tidak dapat dipilih apabila mereka tidak mengetahui
adanya lowongan pekerjaan sehingga tidak melamar.
Dengan rekrut harus diushakan bahwa orang-orang dengan kualitas tinggi mengetahui kesempatan
kerja ini, perusahaan atau organisasi perlu menyediakan informasi yang cukup mengenai
pekerjaan sehingga pelamar dapat memprertimbangkan kesesuaiannya dengan minat dan
kualifikasi mereka. Haal dan Goodale (dalam sukamti,1989:134) menegaskan bahwa rekrut adalah
suatu proses melalui mana lowongan pekerjaan didalam organisasi dengan jelas dinyatakan dan
calon pegawai didapatkan untuk mengisi lowongan pekerjaan itu. Ditambahkan pula proses rekrut
terdiri dari dua fase uatama yaitu:
Menurut Simamora (2006:170) rekrutmen merupakan serangkaian aktifitas untuk mencari dan
memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang
diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepagawaian.
Aktivitas rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari dan berakhir tatkala lamaran mereka
diserahkan. Melalui rekrutmen, individu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan didorong
membuat lamaran untuk lowongan kerja yang tersedia diperusahaan atau organisasi. Hasil
rekrutmen adalah sekumpulan pelamar kerja yang akan diseleksi untuk menjadi karyawan baru.
Rekrutmen tidak hanya penting bagi organisasi saja, rekrutmen merupakan proses dua arah.
Pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja didalam
organisasi yang bersangkutan, organisasi juga sangat menginginkan informasi yang akurat tentang
seperti apakah pelamar jikalau kelak dia diangkat jadi pegawai. Pelamar maupun organisasi saling
berkirim sinyal tentang hubungan kepegawaian.
Para pelamar menunjukkan bahwa mereka adalah calon-calon yang dan harus mendapat tawaran
kerja, para pelamar juga mencoba untuk meminta organisasi agar memberikan informasi guna
menentukan apakah mereka akan bergabung dengannya. Organisasi ingin menunjukkan bahwa
mereka merupakan tempat yang nyaman untuk bekerja, mereka ingin mendapat sinyal dari para
pelamar yang memberikan gambaran yang sejujurnya tentang nilai potensial mereka kelak
sebagai karyawan. .
Agar kegiatan produktifitas disuatu organisasi tidak mengalami gangguan yang diakibatkan oleh
berbagai faktor, seperti yang disebutkan diatas, maka organisasi tersebut dengan cara merekrut
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya. Proses seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan
yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah-langkah ini
mencakup pemaduan kebutuhan-kebutuhan kerja pelamar dan organisasi. Dalam banyak
departemen personalia, penarikan dan seleksi digabungkan dan disebut Employment function.
Proses seleksi adalah pusat manajemen personalia. Analisa jabatan, perencanaan sumber daya
manusia, dan penarikan dilakukan terutama untuk membantu seleksi personalia.
Tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat
bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat
bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Proses rekrutmen adalah suatu proses
penerimaan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja (lowongan
pekerjaan) pada suatu unit kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan;
Sedangkan proses seleksi adalah proses pemilihan calon tenaga kerja yang paling memenuhi
syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan. Dengan demikian, proses rekrutmen merupakan
proses awal yang dilakukan dalam pencarian tenaga kerja, sedangkan proses seleksi terjadi
setelah ada sejumlah calon karyawan yang mendaftar atau terdaftar melalui proses rekrutmen.
2) Masukan-masukan Seleksi
Para manajer personalia menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan penerimaan
karyawan baru. Proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting. Informasi analisis jabatan
memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang diisyaratkan
jabatan. Rencana-rencana sumber daya manusia memberitahukan kepada manajer personalia
bahwa ada lowongan pekerjaan. Akhirnya, penarikan agar manajer personalia mendapatkan
sekelompok orang yang akan dipilih. Ketiga masukan ini sangat menentukan efektivitas proses
seleksi.
Disamping itu, manajer personalia harus menghadapi paling tidak tiga tantangan, yaitu
tantangan-tantangan suplai, ethis dan organisasional. Berbagai tantangan ini sering menjadi
kendala proses seleksi.
a) Tantangan-tantangan Suplai
Semakin besar jumlah pelamar yang “qualified” maka akan semakin mudah bagi departemen
personalia untuk memilih karyawan baru yang berkualitas. Dalam kenyataannya, banyak
lowongan jabatan, seperti kebutuhan manajer profesional sekarang ini, sangat sulit dipenuhi.
Keterbatasan suplai tersebut menyebabkan organisasi tidak leluasa memilih calon karyawan
terbaik.
b) Tantangan-tantangan Ethis
Penerimaan karyawan baru karena hubungan keluarga, pemberian komisi dan kantor penempatan
tenaga kerja, atau karena suap, semuanya merupakan tantangan bagi pengelola organisasi. Bila
standar-standar ethis ini dilanggar, karyawan baru mungkin dipilih secara tidak tepat.
c) Tantangan-tantangan Organisasional
Proses seleksi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi prasarana dengan mana organisasi berupaya
untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasarannya. Secara alamiah, organisasi menghadapi
keterbatasan-keterbatasan, seperti anggaran atau sumber daya lainnya yang mungkin akan
membatasi proses seleksi. Disamping itu, berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik organisasi
juga merupakan batasan-batasan.
Ada bermacam-macam jenis tes penerimaan. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang terbatas,
dan mempunyai tujuan yang berbeda. Secara ringkas, berbagai tipe tes dapat diuraikan sebagai
berikut:
Proses Wawancara
Kesalahan-kesalahan Wawancara
Ada berbagai penyebab kesalahan atau perangkap dalam proses wawancara. Kegagalan untuk
mengatasi penyebab-penyebab kesalahan wawancara akan menurunkan efektivitas wawancara.
Berbagai bentuk kesalahan wawancara secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Halo Effect
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar untuk
berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar. Contoh, seorang
pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau ganteng) dan simpatik
diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.
2. Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan “telegram” jawaban yang diinginkan dengan cara
memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara.
Contoh, “apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting?”; “apakah saudara akan menyenangi
pekerjaan ini?”.
3. Personal Biases
4. Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk “membual” kepada
pelamar, menyombongkan keberhasilan, atau melakukan percakapan sosial.
Komitmen para penyelia pada umumnya akan semakin besar bila mereka diajak berpartisipasi
dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling baik diperoleh melalui supervisory interview.
Dengan mengajukan serangkaian pertanyaan, penyelia menilai kecakapan teknis, potensi,
kesediaan bekerjasama, dan seluruh kecocokan pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu
cara efektif untuk meminimumkan pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat
memahami perusahaan dan pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja
pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/2486/3/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/25876514/Pengadaan_dan_Seleksi_Tenaga_Penjualan
B. SOAL JAWAB
1) Jelaskan manfaat penjualan tatap muka (personal selling) ?
Jawab =
- Penjualan perorangan menciptakan tingkat perhatian pelanggan yang relatif tinggi,
karena dalam situasi tatap muka sulit bagi calon pembeli untuk menghindari pesan
wiraniaga.
- Memungkinkan wiraniaga untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan
kepentingan dan kebutuhan khusu pelanggan.
- Karakteristik komunikasi dua arah dari penjualan perorangan langsung menghasilkan
umpan balik, sehingga wiraniaga yang cermat dapat mengetahui apakah presentasi
penjualannya bekerja atau tidak.
- Penjualan perorangan memungkinkan wiraniaga untuk mengkomunikasikan
sejumlah besar informasi teknis dan kompleks dari pada metode promosi lainnya.
2) Jelaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan
dalam manajemen penjualan ?
Jawab =
- Memilih dan menilai prospek
- Pra pendekatan
- Pendekatan
- Presentasi dan Demo
- Menangani keberatan
- Menutup penjualan
- Tindak Lanjut
3) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli ?
Jawab =
1. Faktor budaya
2. Faktor Sosial
3. Pribadi
4) Jelaskan perencanaan dalam manajemen penjualan ?
Jawab =
- PENENTUAN TUJUAN
Kebehasilan setiap aktivitas bisnis akan bergantung pada perencanaan yang cermat
oleh manajemen. Perencanaan merupakan keputusan sekarang tentang tindakan apa
yang perlu diambil dimasa mendatang.
- MISI ORGANISASI
Keberadaan sebuah organisasi itu tentu mempunyai maksud, yaitu melaksanakan
beberapa tugas yang diminati oleh para anggotanya. Bagi sebuah organisasi bisnis, “
Memaksimumkan kemakmuran para pemilik “ merupakan missi yang dianggap
klasik. Missi dari sebuah partai politik dapat berupa mengendalikan pemerintah dan
missi dari sebuah universitas adalah menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan.
- DASAR-DASAR UNTUK PERUMUSAN TUJUAN
Perencanaan itu dimulai dengan penentuan tujuan, tetapi tujuan yang dimaksud tidak
dapat begitu saja diambil dari udara. Tujuan itu harus didasarkan pada suatu informasi,
yaitu informasi tentang organisasi dan lingkungannya.
- TUJUAN PERUSAHAAN
Pedoman pokok untuk menentukan tujuan bagi angkatan penjualan adalah berasal
dari tujuan perusahaan secara keseluruhan, yang biasanya ditentukan oleh eksekutif
senior setelah mempertimbangkan peluang- peluang pasar serta sumber-sumber
perusahaan. Manajemen dapat mencari petunjuk dengan menganalisis portfolio
produk dari perusahaan itu sendiri.
5) Sebutkan tahap-tahap dalam pembelian dan tahap-tahap dalam penjualan ?
Jawab =
Tahap Pembelian
- Pengenalan Masalah. ...
- Pencarian Informasi. ...
- Evaluasi Beberapa Alternatif. ...
- Keputusan Untuk Membeli. ...
- Pembelian. ...
- Evaluasi Paska Pembelian
Tahap Penjualan
- Persiapan. ...
- Penentuan pembeli potensial. ...
- Pendekatan pendahuluan. ...
- Melaksanakan penjualan. ...
- Pelayanan purnajual. ...
- Kondisi dan Kemampuan Penjual.
6) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan ?
Jawab =
a. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
b. Kondisi Pasar.
c. Modal.
d. Kondisi Organisasi Perusahaan.
e. Faktor Lain.
7) Sebutkan dan Jelaskan lingkungan terkendali dan lingkungan tak terkendali ?
Jawab =
- Faktor eksternal, tidak terkendali (juga disebut lingkungan makro) adalah pasar
demografis, ekonomi, persaingan, teknologi baru dan pemerintahan dan kekuatan
hokum atu politik.
- Faktor terkendali internal (juga disebut mikro lingkungan) adalah kemampuan
keuangan, perusahaan sumber daya manusia, dengan lokasi, perusahaan pemasok,
perusahaan agen atau distributor, Setiap faktor lingkungan dapat berubah, dan
manajemen yang cerdas harus waspada untuk jangka pendek dan jangka panjang
perubahan dan membuat penyesuaian bauran produk dan alokasi sumber daya
manusia dan keuangan untuk melayani perubahan.