Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Data

Judul : Laki-laki pemanggul goni

Penulis : Budi Darma

Cetakan : Cetakan 1

Penerbit : Buku kompas

Tahun terbit : 2012

Dimensi : XVI + 264 halaman

2.2 Sinopsis

Selalu ada kekuatan besar yang menarik karmain untuk menengok ke luar jendela
sesaat sebelum ia sembahyang. Ia selalu melihat sosok laki-laki pemanggul goni.
Ketika turun dari apartemen tempat tinggalnya di lantai 9 menuju ke trotoir untuk
mengampiri lelaki itu, lelaki itu menghilang. Selalu seperti itu.

Lelaki itu seakan memaksa Karmain untuk selalu terpaku dan kembali ke masa
lalunya. Dimulai saat ia kecil dan memiliki 3 orang teman yang juga tinggal di
Kampung Burikan. Ibu Karmain merupakan seorang janda yang ditinggal mati
oleh suaminya saat idul adha karena berburu babi hutan dengan ke-empat orang
sahabatnya. Ayah karmain meninggal, entah tertembak salah satu diantara
temannya atau mungkin sebuah kesengajaan.

Karmain membuka berkas-berkas dan album yang ada. Ia menemukan foto


Ibunya. Ia pun terisak.Karmain teringat oleh cerita Ibunya tentang seorang laki-
laki pemanggul goni yang bisa datang kapan saja untuk mencabut nyawa
seseorang kapan pun.

Ia pun teringat sebuah cerita saat ia masih muda. saat masih kecil Karmain
bercita-cita memiliki sebuah bioskop, dibuatnya sebuah mini bioskop dengan
orang-orangan dari kertas tisu dan lilin. Namun Karmain teringat, ia memiliki
kewajiban untuk menabuh beduk masjid saat waktu shalat tiba. Ia pun
meninggalkan bioskop mini nya itu begitu saja.

Saat perjalanan pulang dari masjid, ia melihat kepulan asap yang membumbung
tinggi dan kobaran api yang sudah membakar rumahnya. Hampir seperempat
rumah di kampung Burikan juga terbakar. Dua lelaki yang lumpuh meninggal
karena terjebak oleh kobaran api

Karmain teringat, dulu ketika peristiwa kebakaran itu terjadi terlihat laki-laki
pemanggul goni menurut beberapa saksi. Laki-laki itu melempar bola-bola api ke
rumah Karmain. Bebrapa orang melihat setelah laki-laki pemanggul goni
melakukan hal itu, ia melarikan diri diantara kobaran-kobaran api.

Ketika laki-laki pemanggul goni datang menghampiri Karmain di apartemennya


lantai 9, Laki-laki itu berkata bahwa Karmain sudah berubah. Sekarang ia sudah
sukses tetapi lupa akan kedua orang tuanya. Tidak mengurus makam orang tuanya
yang tergerus oleh banjir.

2.3 Analisis Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur dalam yang membentuk penciptaan karya sastra.
Unsur ini berupa tema, amanat, latar, alur, penokohan, titik pengisahan, dan gaya
bahasa.

2.3.1 Tema

Tema dapat kita ketahui setelah membaca cerita secara keseluruhan dengan kata
lain tema atau titik tolak sebuah cerita biasanya merupakan sesuatu yang tersirat
bukan tersurat.Penulis menyimpulkan bahwa tema yang terdapat dalam cerpen
adalah religi dan misteri.

2.3.2 Latar/Setting

Latar atau seting adalah tempat dan waktu serta keadaan yang menimbulkan suatu
peristiwa dalam sebuah cerita. Sebuah certita harus jelas di mana berlangsungnya
suatu kejadian, latar merupakan elemen penting dalam sebuah cerita.

a. Latar Tempat: tengah jalan,trotoar,kamar apartemen Karmain,Kampung


Burikan

"Pada waktu sepi, laki-laki pemanggul goni pasti berdiri di tengah jalan, dan
pada waktu jalan ramai, pasti laki-laki pemanggul goni berdiri di trotoir, tidak
jauh dari semak-semak, yang kalau sepi dan angin sedang kencang selalu
mengeluarkan bunyi-bunyian yang sangat menyayat hati."

"Maka Karmain pun bergegas mendekati jendela, dan menyaksikan di bawah


sana, di tengah-tengah jalan besar, laki-laki pemanggul goni berdiri membungkuk
mungkin karena goninya terlalu berat, sambil menembakkan matanya ke arah
dirinya. Kendati lampu jalan tidak begitu terang, tampak dengan jelas wajah laki-
laki pemanggul goni menyiratkan rasa amarah, dan menantang Karmain untuk
turun ke bawah."
b. Latar suasana : dari keseluruhan cerita, suasana yang tergambar ialah
menegangkan.

“Dengan sangat tergesa-gesa Karmain turun, langsung ke pinggir jalan, dan laki-
laki pemanggul goni sudah tidak ada

“Ketika Karmain tiba kembali di apartemennya, ternyata laki-laki pemanggul


goni sudah ada di dalam, duduk di atas sajadah, melantunkan ayat-ayat suci,
sementara goninya terletak di sampingnya.”

2.3.3 Tokoh dan penokohan

Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam sebuah cerita fiksi sebagain besar adalah
tokoh rekaan, kendati berupa rekaan atau hayal imajinasi pengarang. Masalah
penokohan merupakan suatu bagaian penting dalam membangun sebuah cerita.

1. Karmain memiliki watak rajin beribadah dan taat beragama.

2. Lelaki Pemanggul Goni memiliki watak misterius dan selalu menghantui


kehidupan Karmain.

3. Teman Karmain (Ahmadi, Koiri, Abdul Goni) memiliki watak jahil.

4. Ibu Karmain memiliki watak religius, selalu mengingatkan Karmain untuk taat
beribadah.

5. Ayah Karmain memiliki watak bertolak belakang dengan Ibu Karmain, karena
ketika Idul Adha ayah Karmain berburu babi di Hutan.

2.3.4 Alur (plot)

Alur merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam membangun sebuah
prosa fiksi. Dalam pengertiannya secara umum plot atau alur diartikan sebagai
keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Jenis alur dalam
cerpen ini adalah alur campuran

Alasannya ialah diawal cerita ini menggunakan alur maju kemudian ditengah
cerita dilukiskan tokoh Karmain yang melakukan sorot balik kepada kehidupan
sebelumnya saat ibunya masih hidup. Setelah itu, cerita ini kembali lagi ke alur
maju yang menceritakan kejadian yang dialami Karmain selanjutnya.
2.3.5 Sudut Pandang

Sudut pandang yaitu bagaiman cara seorang pengarang bercerita,dalam ceritan ini
pengaran menggunakan sudut pandang orang ke tiga sebagai pengamat

Alasannya karena di dalam cerita pengarang memposisikan dirinya sebagai sosok


yang hanya mengamati peristiwa demi peristiwa. Pengarang hanya
memapaparkan ekspresi fisik saja tanpa mengetahui kondisi batiniah dari para
tokoh.

“Laki-laki pemanggul goni tetap berdiri di tengah jalan, tetap menampakkan


wajah penuh kerut menandakan kemarahan besar, dan tetap menembakkan
matanya dengan nyala mengancam.”

2.3.6 Gaya Bahasa

Persoalan gaya bahasa merupakan persoalan yang penting. Gaya bahasa


menunjukkan diri pengarang dan sekaligus dapat membedakan pengarang yang
satu dengan pengarang yang lain. Gaya Bahasa yang digunakan dalam cerita ini
sangat sederhana dan mudah dipahami.

2.4 Kelebihan

Cerpen ini penuh dengan teka-teki karena kita harus menebak sebenarnya siapa itu
lelaki Pemanggul Goni yang selalu memantau Karmain setiap saat sebelum
Sholat? Apakah ia malaikat pencabut nyawa atau setan. Bahasa yang digunakan
cukup sederhana dan amanat yang disampaikan begitu jelas.

2.5 Kekurangan

Alur cerita yang cukup rumit, akhir ceritanya menggantung sehingga membuat
pembaca sulit menyimpulkan isi cerita. Ceritanya bertele-tele sehingga tidak
efektif dalam menjelaskan inti ceritanya.

2.6 Saran

Cerpen ini paragraf di awal cerita jadi terkesan tidak memiliki arti yang banyak.
Mungkin akan lebik baik jika cerita di potong ke bagian konflik langsung dan
tidak bertele-tele.

Anda mungkin juga menyukai