Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL

MANAJEMEN STRATEJIK

SABRINA AZMI HAFIDA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
JUDUL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL DALAM
MENINGKATKAN NILAI PERUSAHAAN (Capital Structure
Policy Effectiveness in Enhancing Firm Value)
Jurnal Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)
Volume dan Halaman Hal. 59 – 68
Tahun 2019
Penulis Ravi Agarwal Wolfgang Grassl Joy Pahl
Reviewer Sabrina Azmi Hafida
Tanggal 28 September 2019

PENDEKATAN ANALISIS INTERNAL TRADISIONAL (SWOT)

SWOT merupakan alat untuk menganalisis internal secara tradisional, yang terdiri dari :

a. Strengh

Strengh adalah kekuatan yang dimiiki oleh perusahaan.

b. Weakmess

Weakness adalah kelemahan yang ada ada sebuah perusahaan.

c. Opportunity

Opportunity adalah kesempatan atau peluang yang ada dihadapan sebuha perusahaan.

d. Threat

Threat adalah ancaman yang dihadapi oleh sebuah perusahaan.

Diagram analisi SWOT :

Kesimpulan analisis SWOT :

a. Strategi Kekuatan dan Kesempatan ( S – O )

Gabungan di sini memanfaatkan kekuatan serta kesempatan, sehingga perusahaan atau


organisasi dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada.

b. Strategi Kelemahan dan Kesempatan ( W – O )


Gabungan antara kelemahan dan kesempatan. Dapat dicontohkan bahwa perusahaan yang
dinilai memiliki kelemahan, akan tetapi terdapat kesempatan yang ada, maka perusahaan
tersebut dapat berkolaborasi dengan perusahaan tersebut agar dapat memanfaatkan
kesempatan tersebut.

c. Strategi Kekuatan dan Ancaman ( S – T )

Gabungan antara ancaman dengan kekuatan berarti perusahaan yang memiliki ancaman
tertentu dapat dihadapi dengan menggunakan kekuatannya.

d. Strategi Kelemahan dan Ancaman ( W – T )

Gabungan ini adalah yang paling buruk, karena perusahaan memiliki ancaman yang tinggi
serta tidak bisa menghadapi karena perushaan juga memiliki kelemahan yang mencolok pula.

Keterbatasan analisis SWOT :

1. Analisis SWOT dapat terlalu menekankan kekuatan internal dan menganggap remeh
ancaman internal.

Para pembuat strategi di setiap perusahaan harus tetep waspada terhadap strategi yang
didasarkan pada apa yang dapat dilakukan dengan baik oleh perusahaan tanpa
mempertimbangkan dampak lingkungan eksternal terhadap kekuatan tersebut.

2. Analisis SWOT dapat bersifat statis dan beresiko mengabaikan kondisi yang berubah.

Nasihat yang sering diberikan berkaitan dengan gagalnya proses perencanaan adalah bahwa
rencana merupakan peristiwa sesaat yang perlu dilengkapi, dankemudian dipindahkan
ketempatnya di rak seorang manager sementara ia mengerjakan actual perusahaan. Jadi, tidak
mengherankan bahwa para kritisi analisis SWOT, dengan alas an yang bagus, memperingati
bahwa analisis tersebut merupakan pandangan sesaat mengenai situasi yang berubah atau
bergerak.

3. Analisis SWOT dapat terlalu menekankan pada satu kekuatan atau elemen strategi.
4. Suatu kekuatan tidak selalu menjadi sumber keunggulan kompetitif. Suatu usaha atau
perusahaan harus mempunyai beberapa kekuatan substansial di samping kekuatan untuk
keunggulan kompetitif selain itu keunggulan kompetitif haris bisa berkesinambungan dengan
kekuatan-kekuatan lain.

Analisis SWOT merupakan suatu pndekatan tradisional yang sudah lama digunakan oleh pera
pembuat strategi untuk melakukan analisis internal. Secara umum analisis ini menawarkan
usaha umum untuk menilai kapabilitas internal dengan memperti,bangkan faktor eksternal,
terutama peluang dan ancaman utama. Analisis SWOT ini memiliki keterbatasan yang harus
dipertimbangkan jika akan digunakan sbagai landasan sebagai proses pengambilan
keeputusan strategis perusahaan. Pendekatan lain terhadap analisis internal yang muncul
sebagai untuk menambah ketajaman dan kedalaman pada identifikasi dari keunggulan
kompetitif atas nama perusahaan dapat membangun strategi perushaan yang berhasil adalah
analisis rantai nilai.

Pandangan berbasis sumber daya atas perusahaan ( resource based view RBV ) dari suatu
perusahaan RBV merupakan metode untuk menganasilis dan mengidentifikasikeunggulan
strategi suatu perusahaan yang didasarkan pada tinjauan terhadap kombinasi dari aset ,
keahlian, kapabilitas dan aset tak berwujud yang spesial sebagai suatu organisasi. Asumsi
yang mendasari RBV adalah bahwa perusahaan berbeda secara fundamental karena setiap
perusahaan memiliki “kumpulan” sumber daya yang unik berupa aset berwujud dan tidak
berwujud serta kapabilitas organisasi untuk memanfaatkan aset tersebu. Tiap perusahaan
mengembangkan kompetisi dari sumber-sumber daya ini dan ketika telah berkembang
kompetisi dari sumber-sumber daya ini ketika telah dikembangkan dengan baik, kompetisi ini
menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai