Disusun Oleh :
Murniyati N.M Dopong
S2016035
CI Lahan CI Institusi
Demam (Febris) adalah meningkatnya suhu tubuh yang tidak normal yang merupakan
tanda klinis terjadinya gangguan fisiologi tubuh (Buku Saku Prosedur Kep. Medical
Bedah : Dra. Elly Nur Achmah DNSc, Ratna S. Sudarsono. Skp. MAPPSc)
B. Etiologi
Yang sering; infeksi saluran nafas atas, otitis media, sinusitis, bronchiolitis,
pneumonia, pharingitis, abces gigi, gingivostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran
kenih, reaksi imun, neoplasma, osteomilitis.
Suatu tipe demam (febris) kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit
tertentu, seperti misalnya tipe demam intermitten untuk malaria. Seorang pasien dengan
keluhan utama demam mungkin dapat dihilangkan dengan suatu penyebab yang jelas,
seperti misalnya abses pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria, tetapi terkadang
sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang tidak jelas. (IPD Jilid 1 th
1999 : Prof. Dr. Ph D dan Hendra Utama)
C. Patofisiologi
Demam terjadi karena pengelepasan pisogen dari leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pisogen oksogen yang dapat dari mikroorganisme atau merupakan hasil
reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. (IPD Jilid 1 th 1999 Arjatmo
Tjokronegoro Prof. Dr. Ph D dan Hendra Utama)
1. Demam diartikan suhu tubuh di atas 37,5 C (normal 36,5 – 37,5 C).
2. Pasien banyak berkeringat dan menggigil.
3. Gelisah atau lethargy.
4. Rasa lemas.
5. Tidak nafsu makan.
6. Nadi dan pernafasan cepat.
7. Batuk.
8. Tenggorokan sakit
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik
2. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin, kultur urin dan kultur darah
3. Hemato : CRP (C. reaktif protein) : meningkat
SGOT/SGPT : memberi petunjuk mengenai fungsi sel hati
F. Penatalaksanaan Terapeotik
1. Antipiretik
2. Antibiotik intravena sesuai program.
3. Hindari kompres alkohol dan air es.
4. Hindari penggunaan aspirin karena potensial reye’s syndrome
5. Kloramfesikol untuk demam lifoid obat anti tuberkulosis
6. Aspirin untuk demam theumatik.
7. Antikagulasi untuk emboli paru.
G. Komplikasi
1. Kejang.
2. Resiko persisten bakteremia.
3. Resiko meningitis.
4. Resiko ke arah keseriusan penyakit.
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menderita observasi febris
meliputi beberapa tahap :
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
1. Identitas penderita
Meliputi : mana, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, no register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
2. Keluhan Utama
Orang yang menderita observasi febris biasanya mengeluh suhu badannya
naik (panas), keluar banyak keringat, batuk-batuk dan tidak nafsu makan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan peningkatan suhu tubuh di atas 37,50C (N 36,5
– 37,5 C) atau ada masalah psikologis ( rasa takut dan cemas terhadap
penyakitnya).
b. Riwayat penyakit dahulu
Umumnya dikaitkan dengan riwayat medis yang berhubungan dengan
penyakit febris.
c. Riwayat penyakit keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit febris yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernag diderita atau
anggota keluarga.
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran (baik, gelisah, apatis / koma), badan lemahm frekuensi
pernafasan tinggi, suhu badan meningkat dan nadi meningkat
b. Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
c. Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan.
d. Mata
Umumnya mulai terlihat cowong atau tidak.
e. Telingga, hidung, tenggorokan dan mulut
Bentuk, kebersihan, fungsi indranya adanya gangguan atau tidak.
f. Thorak dan abdomen
Tidak didapatkan adanya sesak, abdomen biasanya nyeri dan ada
peningkatan bising usus.
g. Sistem respirasi
Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
h. Sistem kardiovaskuler
Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya meningkat
i. Sistem musculoskeletal
Terjadi gangguan apa tidak.
j. Sistem pernafasan
Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal / gerakan nafas dan
biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
B. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan meliputi data subyektif
dan obyektif untuk menentukan masalah data yang telah dikelompokkan, ditentukan
masalah keperawatannya. Kemudian ditentukan penyebabnya serta dirumuskan ke
dalam diagnosa keperawatan (Lismidar, 1990)
III. Perencanaan