Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BEDAH OPERASI

OVARIOHISTEREKTOMI PADA KUCING

Disusun oleh

Kelompok E PPDH Semester I Tahun 2019/2020

Panji Khoirul Anam, SKH B94191042 Operator


Rita Fatimah, SKH B94191035 Asisten Operator

Pembimbing

Dr Drh Gunanti, MS

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ovariohisterektomi (OH) istilah kedokteran yang terdiri dari Ovariectomi dan


histerektomi. Ovariectomi adalah tindakan pengamputasian, mengeluarkan, dan
menghilangkan organ ovarium dari dalam tubuh. Histerektomi tindakan
pengamputasian, mengeluarkan, dan menghilangkan organ uterus dari dalam tubuh.
Ovariohisterektomi adalah operasi pengeluaran organ reproduksi berupa ovarium
dan uterus dari dalam tubuh. Ovariohisterektomi merupakan prosedur yang
direkomendasikan sebagai kontrol populasi hewan seperti kucing (Levy 2004).
Selain itu juga, dapat sebagai terapi penyakit organ-organ reproduksi.
Ovariohisterektomi dapat menghilangkan siklus estrus akibat hormon progesteron
dan estrogen yang diproduksi ovarium telah dihilangkan (Noviana et al. 2006).
Manfaat dari ovariohisterektomi yaitu menghindari sifat abnormal yang dapat
diturunkan dari induk ke anak, mengurangi gangguan endokrin, mencegah penyakit
seperti tumor mamae, metritis, pyometra, kista, dan neoplasia. Penurunan resiko
terjadinya tumor mammary menjadi 8% jika dilakukan setelah estrus pertama, dan
jika dilakukan setelah siklus estrus kedua resiko terjadinya tumor meningkat
menjadi 26% (Babu et al. 2018). Ovariohisterektomi dapat dilakukan dengan teknik
traditional midline ovariohysterectomy, lateral flank ovariohysterectomy, atau
laparoscopic ovariohysterectomy (Howe 2006).

Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencegah meningkatnya populasi


hewan, melatih keterampilan mahasiswa Program Prefesi Dokter Hewan (PPDH)
dalam mempelajari teknik operasi ovariohiterektomi serta mampu melakukan
tindakan bedah termasuk pre operasi, operasi, dan post operasi dengan baik dan
benar.

METODE

Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 November 2019 di Rumah Sakit


Hewan Pendidikan, FKH IPB

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada operasi Ovariohisterektomi, yaitu termometer,


stetoskop, timbangan, alat pencukur rambut (clipper dan silet), syringe, baju bedah
(2 buah), sarung tangan (2 pasang), masker (2 buah), penutup kepala (2 buah), sikat
(4 buah), handuk tangan (2 buah), duk (1 buah), dan satu set alat bedah minor. Alat
bedah minor yang digunakan berupa towel clamp (4 buah), scalpel no 3 dan blade
2

no 10 (1 buah), rat tooth tissue forceps (1 buah), dressing thumb and tissue forceps
(1 buah), scissor straight sharp-sharp (1 buah), scissor straight sharp-blunt (1
buah), scissor straight blunt-blunt (1 buah), scissor curve sharp-sharp (1 buah),
scissor curve sharp-blunt (1 buah), scissor curve blunt-blunt (1 buah), straight
hemostat forceps anatomis (4 buah), curve hemostat forceps anatomis (2 buah),
straight hemostat forceps sirrurgis (2 buah), curve hemostat forceps sirrurgis (2
buah), needle holder (1 buah), bandage scissor (1 buah).
Bahan-bahan yang digunakan pada operasi Ovariohisterektomi, yaitu kapas
kering, alkohol 70%, povidone iodine, air, sabun, kassa steril, leucoplast, benang
silk 3/0, benang catgut chromic 3/0, benang catgut plain 4/0, perubalsem, salep
gentamicin, erlamycetin, ketamine 10%, xylazine 2%, penicillin 300000 IU/ml,
amoxicillin 25 mg/ml.

Prosedur Operasi

Pre operasi
Persiapan Ruang Operasi
Ruangan operasi dibersihkan, meja operasi dibersihkan dengan menggunakan
alkohol 70%, tempat sampah diletakkan dibawah meja operasi.

Persiapan Peralatan Operasi


Alat bedah minor direndam dalam air sabun, kemudian disikat, dibilas, dan
dikeringkan dengan handuk kering. Alat bedah minor diletakkan di dalam bak alat
bedah minor sesuai dengan urutan. Wadah alat minor diletakkan di tengah kain
yang diposisikan sehingga berbentuk persegi, sisi kain dilipat ke tengah wadah
dengan urutan sisi bawah, sisi atas, sisi kanan, dan sisi kiri ke tengah. Selanjutnya
wadah dibungkus kembali dengan kain yang diposisikan belah ketupat lalu ujung-
ujungnya dilipat ke tengah, dimulai dari ujung bawah, kemudian ujung kanan dan
kiri, serta ujung atas yang terakhir dilipat ke dalam dengan disisakan sedikit
ujungnya seperti lidah untuk memudahkan saat akan dibuka. Kertas keterangan
berisi tanggal sterilisasi diselipkan diatas pembungkus. Alat bedah yang telah
dibungkus dimasukan ke dalam UV sterilisator selama 45 menit.

Persiapan dan Preparasi Hewan


Persiapan hewan diawali dengan memeriksa status kesehatan hewan untuk
mengetahui layak tidaknya hewan tersebut untuk dioperasi. Pemeriksaan tersebut
meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik terdiri
dari signalement hewan, status present meliputi keadaan umum, adaptasi
lingkungan, regio kepala dan leher, regio thorak, regio abdomen, urogenitalis, alat
gerak, dan limfonodus. Pemeriksaan dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan
auskultasi. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa pemeriksaan hematologi
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan tersebut. Gambaran
hematologi lengkap yang diliat terdiri dari 19 parameter hematologi.
Setelah pemeriksaan fisik dan penunjang dilakukan, hewan dipuasakan
selama 12 jam sebelum tindakan operasi dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya muntah, urinasi, ataupun defekasi saat operasi berlangsung
yang merupakan efek dari pemberian sediaan preanestesi pada hewan. Sebelum
memasuki tahap operasi, kucing terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat
3

badannya. Berat badan hewan perlu diketahui untuk menentukan volume


pemberian dari berbagai sediaan obat yang akan diberikan pada saat pre operasi,
operasi dan post operasi. Tindakan operatif pada hewan membutuhkan restrain dan
handling yang tepat dalam hal ini dibutuhkan chemical restrain, yaitu
mengendalikan hewan dengan cara mengurangi/menghilangkan kesadaran hewan
dengan menggunakan bahan kimia. Sediaan tersebut dapat berupa transquilizer,
sedative maupun anestetikum. Pemberian sediaan ini harus disesuaikan dengan
jenis dan berat badan hewan karena dosis sediaan untuk setiap jenis hewan berbeda-
beda.
Rambut hewan dicukur pada bagian ventral abdomen menggunakan clipper
dan silet. Pencukuran dilakukan di daerah umbilicalis ke arah caudal. Setelah
rambut hewan dicukur, kulit dibersihkan dengan air sabun, alkohol 70%, dan
dioleskan povidone iodine secara memutar dari arah dalam ke luar.

Persiapan Obat-Obatan
Sediaan yang digunakan, yaitu alkohol 70%, povidone iodine, atropine sulfat
0.025 mg/ml, xylazine 2%, ketamin HCl 10%, penicillin 300000 IU/ml, amoxicillin
25 mg/ml. Jenis obat-obatan, kegunaan, perhitungan dosis pemberian dan rute
aplikasi terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Obat-obatan yang digunakan pada pre operasi, operasi, dan post operasi
Bahan Kegunaan Volume pemberian
Atropine sulfat 0.025 Pre medikasi 𝑚𝑔
0.025 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
mg/ml 𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
0.25 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Xylazine 2% Sedative 𝑚𝑔
2 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
20 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Ketamine sulfat 10% Anestesi 𝑚𝑔
10 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
100 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Amoxicillin Antibiotika V: 3 kg x 0.8 ml= 2.4 ml
Penicillin Antibiotika 3.000.000 IU diencerkan
dalam 10 ml aquadest:
300.000 IU/ml
Povidone iodine Antiseptik Topikal
Alkohol 70%

Persiapan Perlengkapan Operator dan Asisten Operator


Perlengkapan bedah operator dan asisten operator dibungkus dengan 2
bungkus kain yang disusun berurutan dimulai dari sarung tangan latex, pakaian
bedah, handuk tangan 2 buah, sikat sebanyak 2 pasang, masker 2 buah, dan tutup
kepala 2 buah. Kemudian perlengkapan yang sudah dibungkus dimasukan ke dalam
UV sterilisator, disterilisasi selama 30 menit. Duk disteril bersamaan dengan alat
bedah minor.
Tahapan yang dilakukan dimulai dari memotong kuku, dan melepas aksesoris
tangan yang digunakan. Tangan dicuci dari ujung jari hingga siku dengan sabun
dan bilas pada air yang mengalir lalu tangan dikeringkan. Penutup kepala dan
masker dipakai. Selanjutnya, tangan dicuci dari ujung jari hingga siku dengan
4

menggunakan sabun, disikat dari ujung jari hingga lengan dan dibilas di air
mengalir dan dikeringkan dengan menggunakan handuk. Tiap sisi handuk untuk
satu tangan. Kemudian baju operasi dan sarung tangan dipakai secara berurutan.
Pemakaian baju operasi dibantu oleh asisten operator.

Operasi

Teknik Operasi
Hewan yang telah teranestesi diletakkan di meja operasi dengan posisi dorsal
recumbency dan telah dibersihkan dan didesinfeksi pada daerah sayatan serta
dipasang dengan duk. Teknik operasi ini yang dilakukan adalah traditional midline
ovariohysterectomy. Sayatan pada kulit dan subkutan menggunakan scalpel
dilakukan pada garis median abdomen bagian caudal dari umbilical sepanjang 3–4
cm. Panjang sayatan dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh kucing. Daerah
sayatan diperluas menggunakan scissors straight sharp-sharp. Preparir bagian
lemak dapat menggunakan scissors curve sharp-blunt untuk menemukan linea alba.
Linea alba kemudian dijepit dan diangkat menggunakan rat tooth tissue forceps.
Kemudian linea alba diinsisi menggunakan menggunakan scalpel. Daerah yang
telah diinsisi diperluas dengan menggunakan scissors straight sharp-blunt dengan
bagian blunt di ventral. Setelah rongga abdomen terbuka dilakukan eksplorasi untuk
menemukan uterus dengan menggunakan jari telunjuk. Orientasi uterus terletak
pada bagian ventral vesica urinaria.
Cornua uterus dikeluarkan secara perlahan-lahan kemudian setelah diangkat
akan ditemukan ovarium yang tertahan oleh ligamentum dan selaput
penggantungnya (mesovarium). Mesovarium dipreparir sampai terpisah dengan
pembuluh darah. Kemudian pembuluh darah difiksasi menggunakan hemostat
anatomis sebanyak 2 buah. Ligasi sebanyak dua kali menggunakan benang catgut
chromic 3/0 pada bagian cranial hemostat yang kedua dan bagian caudal hemostat
yang pertama atau bagian cranial ovarium. Kemudian potong pembuluh darah
menggunakan scissors straight blunt-blunt diantara kedua hemostat. Pembuluh
darah yang telah terpotong dan diligasi dicek apakah ligasinya telah terikat benar.
Cek tersebut menggunakan dressing thumb tissue forceps yang dijepit pada bagian
ligasi dan secara perlahan dilepaskan. Bila terdapat pendarahan maka tekan kembali
ligasi menggunakan dressing thumb tissue forceps selanjutnya ligasi kembali
pembuluh darah tersebut. Ligamentum dan selaputnya disatukan dan difiksasi
menggunakan hemostat. Ligasi bagian tersebut menggunakan benang catgut
chromic 3/0 sebanyak dua kali. Kemudian potong ligamentum dan selaputnya
diantara kedua hemostat. Hal tersebut dilakukan pada bagian ovarium yang lainnya.
Setiap selesai melakukan pemotongan diberikan antibiotik penicillin secara topikal.
Kedua ovarium diangkat secara bersamaan keluar rongga abdomen. Telusuri
cornua uteri kearah caudal sampai ditemukan bifurcatio uteri. Fiksasi corpus uteri
pada cranial cervix dan bagian caudal bifurcatio uteri menggunakan hemostat.
Ligasi bagian cranial cervix uteri tepat di caudal hemostat menggunakan benang
catgut chromic 3/0 berbentuk angka 8. Pemotongan dilakukan diantara dua
hemostat. Setelah pemotongan dilakukan pengecekan pada ligasi menggunakan
dressing thumb tissue forceps. Bila terdapat pendarahan maka dilakukan ligasi
ulang. Selanjutnya diberikan antibiotik penicillin secara topikal pada bagian
pemotongan. Penjahitan pada bagian otot menggunakan metode simple suture
5

dengan benang catgut chromic 3/0. Penjahitan pada bagian kulit menggunakan
metode subkutan dengan benang catgut plain 4/0.

Maintenance
Monitoring pada pasien dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi hewan
selama operasi. Selain itu, berguna untuk mengetahui waktu pemberian sediaan
maintenance kepada hewan yang sudah bangun pada saat operasi belum selesai.
Pemberian maintenance tidak dianjurkan pada hewan yang hipotermia atau
penurunan suhu tubuh secara drastis. Operasi ini tidak dilakukan maintenance.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil Pemeriksaaan Fisik


Signalement Hewan
 Nama: Bollo
 Jenis hewan/Spesies: Kucing
 Ras/Breed: Mix
 Warna bulu dan kulit: Hitam dan putih
 Jenis kelamin: Betina
 Umur: 1 tahun
 Berat badan: 3 kg
 Tanda khusus: Tidak ada
Keadaan Umum
 Perawatan: Baik
 Habitus/tingkah laku: Tulang punggung lurus
 Gizi: Baik
 Pertumbuhan badan: Baik
 Sikap berdiri: tegak pada ke 4 kaki
 Suhu tubuh: 38.4 ֠C
 Frekuensi nadi: 136 x/menit
 Frekuensi napas: 60 x/menit

Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, keadaan hewan secara umum


baik. Tidak ada kelainan yang ditemukan pada saat pemeriksaan fisik pada regio
kepala dan leher, regio thorak, regio abdomen, urogenitalis, alat gerak, dan
limfonodus. Pemeriksaan fisik hewan lengkap terlampir.

Gambaran Hematologi
Gambaran hematologi kucing Bollo dicantumkan pada Tabel 2 sebagai
berikut.
6

Tabel 2 Gambaran hematologi kucing Bollo


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Kucing
Eritrosit (RBC) 7.37 106 /µL 4.6 – 10.0 /µL
Hemoglobin (Hb) 11.9 g/dL 9.3 – 15.3 g/dL
Hematokrit (HCT) 36.9 % 28 – 49 %
MCV 50.2 fL 39 – 52 fL
MCH 16.1 Pg 13 – 21 Pg
MCHC 32.2 g/dL 30 – 38 g/dL
RDW 14.5 % 14 – 18 %
Trombosit (PLT) 124 103 /µL 100 – 514 103 /µL
MPV 11.4 fL 5.0 – 11.8 fL
PDW 15.6 % 10 – 18 %
PCT 0.141 % 0.1 – 0.5 %
Leukosit (WBC) 15.2 103 /µL 5.5 – 19.5 103 /µL
Limfosit 4.9 103 /µL 0.8 – 7.0 103 /µL
Monosit 0.7 103 /µL 0.0 – 1.9 103 /µL
Granulosit 9.6 103 /µL 2.1 – 15 103 /µL
Limfosit 32.5 % 12 – 45 %
Monosit 4.6 % 2–9%
Granulosit 62.9 % 35 – 85 %

Tabel diatas menunjukan gambaran hematologi kucing Bollo. Gambaran


hematologi kucing Bollo berada di dalam rentang normal pada seluruh parameter.
Hal ini menunjukan kondisi hewan dalam keadaan sehat dan dapat dilakukan
tindakan operasi.

Monitoring Pembiusan selama Operasi


Monitoring pembiusan dilakukan selama operasi berlangsung meliputi
frekuensi jantung, frekuensi napas, suhu, CRT, mukosa, dan tonus otot pipi.
Monitoring dilakukan 15 menit sekali. Premedikasi atropine sulfat diinjeksi secara
SC pukul 14.33, ditunggu selama 10 menit. Setelah itu, diinjeksikan kombinasi
ketamin dan xylazine secara IM pukul 14.43. Hewan teranastesi pukul 14.45.
Operasi dimulai pukul 14.45, berlangsung selama 105 menit dan selesai pada pukul
16.20. Hewan urinasi pada menit ke 65 pukul 15.48. hewan diteteskan lidocaine
pada menit ke 82 pukul 16.05 karena hewan bergerak dan mulai merasakan sakit.
Tidak dilakukan maintenance pada saat operasi berlangsung
Monitoring frekuensi jantung, frekuensi napas, suhu, CRT, mukosa, dan
tonus otot pipi dicantumkan pada Tabel 3

Tabel 3 Monitoring pembiusan selama operasi


Parameter Menit ke-
0 15 30 45 60 75 90 105
Frekuensi jantung 145 140 156 140 128 128 116 156
(x/menit)
Frekuensi napas 28 28 28 24 24 24 24 32
(x/menit)
Suhu 38.4 38.3 38.1 38.7 39.1 38.9 38.5 38
7

CRT (s) <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2
Mukosa pucat pucat pucat pucat pucat pucat pucat pucat
Tonus otot pipi - - - - - - - -

Frekuensi jantung, frekuensi napas, dan suhu digambarkan dalam grafik pada
Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Capillary refill time selama operasi kurang
dari 2 detik. Hal tersebut menunjukan kondisi peredaran darah dalam tubuh berjalan
dengan baik. Mukosa hewan sejak pertama pembiusan menunjukan mukosa yang
pucat. Umumnya pemberian sediaan anestesi ketamin-xylazine dapat menyebabkan
peningkatan nilai CRT. Peningkatan nilai CRT karena ketamin-xylazine menekan
pusat vasomotor di bagian perifer yang menyebabkan vasodilatasi, dan dapat
menurunkan curah jantung serta tekanan darah. Curah jantung yang menurun dan
vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan terjadinya peningkatan nilai CRT
(Gorda et al. 2010).
Kepucatan yang terlihat pada mukosa dapat disebabkan oleh vasodilatasi
pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menipis dibandingkan saat
berkontriksi, akibatnya volume darah yang beredar berkurang dan warna merah dari
darah tidak tampak jelas sehingga warna mukosa terlihat pucat. Selain itu,
kepucatan mukosa dapat disebabkan oleh penurunan aliran darah pada daerah
tersebut. Tonus otot pipi selama operasi tidak ada. Hal ini disebabkan pemberian
xylazine yang merupakan sediaan analgesik, sedative, dan memiliki efek muscle
relaxant (Gorda et al. 2010).

180 156 156


160 148 148
140
140 128 128
116
120
x/menit

100
80
60
40
20
0
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-

Frekuensi Jantung

Gambar 1 Monitoring frekuensi jantung kucing Bollo selama operasi

Frekuensi jantung selama operasi secara umum cukup stabil dan berada di
atas rentang normal, tidak ada penurunan dan peningkatan secara signifikan.
Frekuensi jantung normal pada kucing sebesar 110-130 x/menit (Widodo et al.
2017). Menurut Cullen (1991), menyatakan bahwa kombinasi ketamine dan
xylazine akan menimbulkan peningkatan yang bervariasi pada pulmonum,
hipertensi sistemik, penurunan curah jantung, hypoventilasi yang menyebabkan
peningkatan tekanan karbodioksida dan tekananoksigen arteri. Menit ke-0 hingga
15 menunjukan frekuensi jantung yang stabil, yaitu 148 x/menit. Kemudian sedikit
meningkat pada menit ke-30 sebesar 156 x/menit. Frekuensi jantung kembali
8

menurun pada menit ke-45 (140 x/menit), stabil di menit ke-60 hingga 75 (128
x/menit), turun di menit ke 90 (116 x/menit), dan meningkat pada akhir operasi
menit ke-105 sebesar 156 x/menit.

35 32
28 28
30
24 24 24 24 24
25
x/menit

20
15
10
5
0
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-

Frekuensi Napas

Gambar 2 Monitoring frekuensi napas kucing Bollo selama operasi

Frekuensi napas selama operasi secara umum sangat stabil dan berada dalam
rentang normal, tidak ada penurunan dan peningkatan secara signifikan. Frekuensi
napas normal pada kucing sebesar 20-30 x/menit (Widodo et al. 2017). Menit ke-0
hingga 15 menunjukan frekuensi napas yang stabil sebesar 28 x/menit. Kemudian
frekuensi napas menurun pada menit ke-30 sebesar 24 x/menit dan stabil hingga
menit ke-90. Frekuensi napas meningkat pada akhir operasi di menit ke-105,
yaitu32 x/menit.

39.2 39.1
38.9
39
38.7
38.8
derajat celcius

38.5
38.6 38.4
38.3
38.4
38.1
38.2 38
38
37.8
37.6
37.4
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-

Suhu

Gambar 3 Monitoring suhu kucing Bollo selama operasi

Suhu kucing selama operasi cenderung fluktuatif namun masih berada pada
rentang normal. Suhu normal pada kucing sebesar 38 - 39.3 ֠C (Widodo et al. 2017).
Suhu awal menit ke-0 sebesar 38.4 ֠C kemudian mengalami penurunan hingga menit
ke-30 sebesar 38.1 ֠C. Suhu mulai mengalami peningkatan hingga menit ke-60,
9

yaitu 39.1 ֠C dan kembali mengalami penurunan hingga akhir operasi pada menit
ke-105 sebesar 38 ֠C.

Pengamatan dan Penanganan Post Operasi


Perawatan setelah operasi dilakukan di kandang ruang pemulihan RSHP
selama 1x24 jam. Selanjutnya perawatan selama 6 hari di kandang belakang RSHP
untuk mahasiswa PPDH bedah. Pengamatan denyut jantung, frekuensi napas, suhu
hewan, luka jahitan, urinasi, dan defekasi dapat dilihat pada Tabel 4. Sesaat setelah
operasi, kucing sudah dapat berdiri. Selama perawatan diberikan antibiotik
amoxicillin dua kali sehari dengan pemberian 2,4 mL. Penggantian perban
dilakukan setiap sore hari dan pemberian salep gentamicin sulfat. Nafsu makan dan
minum kucing post operasi baik. Kucing mulai defekasi pada hari ke 2 sore dengan
tekstur yang sedang. Kondisi vital kucing seperti suhu dalam rentang normal,
sedangkan denyut jantung dan frekuensi napas lebih tinggi dari normal. Tingginya
hal tersebut disebabkan karena hewan stress saat dilakukan pemeriksaan.

Tabel 4 Monitoring post operasi


Hari 1 Hari 2 Hari 3
Parameter
Pagi Sore Pagi Sore Pagi sore
Heart Rate (x/menit) 156 128 148 168
Respiration Rate (x/menit) 40 68 56 72
Temperature (֠C) 38.4 37.7 38.4 38.5
Makan + + + +
Minum + + + +
Defekasi (skor feses) - - + (3) + (4)
Urinasi + + + +
Jahitan Basah Basah Basah Basah

SIMPULAN

Operasi ovariohisterektomi merupakan tindakan yang tepat untuk mencegah


meningkatnya populasi hewan. Teknik operasi yang dilakukan adalah traditional
midline ovariohysterectomy. Tindakan yang dilakukan meliputi preoperasi, operasi
dan post operasi dengan memperhatikan berbagai aspek penting dalam
pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Babu M, Krishnaswamy A, Nethra R, Narasimhamurthy. 2018. A simple technique


for ovariohysterectomy in the cat. Int J Curr Microbiol App Sci. 7(8):2554-
2561.
Cullen LK. 1991. Lecture Notes on Veterinary Anesthesia. Australia (AUS):
Murdoch Univ.
10

Gorda IW, Wardita AAGJ, Dharmayudha AAGO. 2010. Perbandingan efek


pemberian anestesi xylazine-ketamin hidroklorida dengan anastesi
tiletamine-zolazepam terhadap capillary refill time dan warna selaput lender
pada anjing. Bultein Veteriner Udayana. 2(1): 21-27.
Howe LM. 2006. Surgical methods of contraception and sterilization.
Theriogenology. 66(2006):500-509.
Levy J. 2004. Feral Cat Management. In: Miller L and Zawistowski S. Ed. Shelter
Medicine for veterians and staff. Blackwell Publishing.
Noviana D, Gunanti, Jelantik NRFH. 2006. Pengaruh anastesi terhadap saturasi
oksigen (SpO2) selama operasi ovariohisterektomi kucing. J Sain Vet.
24(2):177-184.
Widodo S, Sajuthi D, Choliq C, Wijaya A, Wulansari R, Lelana RPA. 2017.
Diagnostik Klinik Hewan Kecil. Bogor (ID): IPB Pr.
11

LAMPIRAN

1. Dokumentasi operasi ovariohisterektomi

Pemberian premedikasi atropine


sulfat dan anastesi kombinasi
ketamine xylazine

Pemasangan duk menggunakan


towel clamp

Penyayatan midline ventral abdomen


menggunakan scalpel

Diseksi menggunakan scissors curve


blunt-blunt

Menguakkan kulit menggunakan


benang silk 3/0

Penyayatan peritoneum (linea alba)


dengan scalpel yang terfiksir
menggunakan hemostat curve
12

Bifurcatio uteri berada di bagian


ventral vesica urinaria

Penarikan cornua uteri diluar


abdomen hingga menemukan
ovarium

Preparir bagian ligamentum dan


mesovarium

Ligase pembuluh darah dan


penggantung ovarium

Pemotongan pembuluh darah dan


penggantungnya diantara dua ligase
menggunakan benang catgut
chromic 3/0
Lakukan hal ini pada ovarium
lainnya

Pemberian antibiotik topikal setelah


selesai pemotongan

Setelah pembuluh darah dan


ligamentum kanan kiri dipotong,
cornua uterus ditarik dan temukan
corpus uteri
13

Corpus uteri dekat cervix uteri


diligasi menggunakan benang catgut
chromic 3/0

Letakkan dua hemostat di cranial


ligasi

Pemotongan uterus dengan scissors


straight blunt-blunt

Pemberian antibiotik secara topikal

Penjahitan peritoneum dan otot


dijahit menggunakan benang catgut
chromic 3/0 dengan jahitan simple
suture

Penjahitan kulit menggunakan


benang catgut plain 4/0 dengan
jahitan subkutan

Pemberian salep gentamicin sulfat


14

Pemberian kassa

Anda mungkin juga menyukai