Disusun oleh
Pembimbing
Dr Drh Gunanti, MS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
METODE
no 10 (1 buah), rat tooth tissue forceps (1 buah), dressing thumb and tissue forceps
(1 buah), scissor straight sharp-sharp (1 buah), scissor straight sharp-blunt (1
buah), scissor straight blunt-blunt (1 buah), scissor curve sharp-sharp (1 buah),
scissor curve sharp-blunt (1 buah), scissor curve blunt-blunt (1 buah), straight
hemostat forceps anatomis (4 buah), curve hemostat forceps anatomis (2 buah),
straight hemostat forceps sirrurgis (2 buah), curve hemostat forceps sirrurgis (2
buah), needle holder (1 buah), bandage scissor (1 buah).
Bahan-bahan yang digunakan pada operasi Ovariohisterektomi, yaitu kapas
kering, alkohol 70%, povidone iodine, air, sabun, kassa steril, leucoplast, benang
silk 3/0, benang catgut chromic 3/0, benang catgut plain 4/0, perubalsem, salep
gentamicin, erlamycetin, ketamine 10%, xylazine 2%, penicillin 300000 IU/ml,
amoxicillin 25 mg/ml.
Prosedur Operasi
Pre operasi
Persiapan Ruang Operasi
Ruangan operasi dibersihkan, meja operasi dibersihkan dengan menggunakan
alkohol 70%, tempat sampah diletakkan dibawah meja operasi.
Persiapan Obat-Obatan
Sediaan yang digunakan, yaitu alkohol 70%, povidone iodine, atropine sulfat
0.025 mg/ml, xylazine 2%, ketamin HCl 10%, penicillin 300000 IU/ml, amoxicillin
25 mg/ml. Jenis obat-obatan, kegunaan, perhitungan dosis pemberian dan rute
aplikasi terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1 Obat-obatan yang digunakan pada pre operasi, operasi, dan post operasi
Bahan Kegunaan Volume pemberian
Atropine sulfat 0.025 Pre medikasi 𝑚𝑔
0.025 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
mg/ml 𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
0.25 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Xylazine 2% Sedative 𝑚𝑔
2 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
20 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Ketamine sulfat 10% Anestesi 𝑚𝑔
10 𝑥 3 𝑘𝑔
𝑘𝑔
𝑣: = 0.3 𝑚𝑙
100 𝑚𝑔/𝑚𝑙
Amoxicillin Antibiotika V: 3 kg x 0.8 ml= 2.4 ml
Penicillin Antibiotika 3.000.000 IU diencerkan
dalam 10 ml aquadest:
300.000 IU/ml
Povidone iodine Antiseptik Topikal
Alkohol 70%
menggunakan sabun, disikat dari ujung jari hingga lengan dan dibilas di air
mengalir dan dikeringkan dengan menggunakan handuk. Tiap sisi handuk untuk
satu tangan. Kemudian baju operasi dan sarung tangan dipakai secara berurutan.
Pemakaian baju operasi dibantu oleh asisten operator.
Operasi
Teknik Operasi
Hewan yang telah teranestesi diletakkan di meja operasi dengan posisi dorsal
recumbency dan telah dibersihkan dan didesinfeksi pada daerah sayatan serta
dipasang dengan duk. Teknik operasi ini yang dilakukan adalah traditional midline
ovariohysterectomy. Sayatan pada kulit dan subkutan menggunakan scalpel
dilakukan pada garis median abdomen bagian caudal dari umbilical sepanjang 3–4
cm. Panjang sayatan dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh kucing. Daerah
sayatan diperluas menggunakan scissors straight sharp-sharp. Preparir bagian
lemak dapat menggunakan scissors curve sharp-blunt untuk menemukan linea alba.
Linea alba kemudian dijepit dan diangkat menggunakan rat tooth tissue forceps.
Kemudian linea alba diinsisi menggunakan menggunakan scalpel. Daerah yang
telah diinsisi diperluas dengan menggunakan scissors straight sharp-blunt dengan
bagian blunt di ventral. Setelah rongga abdomen terbuka dilakukan eksplorasi untuk
menemukan uterus dengan menggunakan jari telunjuk. Orientasi uterus terletak
pada bagian ventral vesica urinaria.
Cornua uterus dikeluarkan secara perlahan-lahan kemudian setelah diangkat
akan ditemukan ovarium yang tertahan oleh ligamentum dan selaput
penggantungnya (mesovarium). Mesovarium dipreparir sampai terpisah dengan
pembuluh darah. Kemudian pembuluh darah difiksasi menggunakan hemostat
anatomis sebanyak 2 buah. Ligasi sebanyak dua kali menggunakan benang catgut
chromic 3/0 pada bagian cranial hemostat yang kedua dan bagian caudal hemostat
yang pertama atau bagian cranial ovarium. Kemudian potong pembuluh darah
menggunakan scissors straight blunt-blunt diantara kedua hemostat. Pembuluh
darah yang telah terpotong dan diligasi dicek apakah ligasinya telah terikat benar.
Cek tersebut menggunakan dressing thumb tissue forceps yang dijepit pada bagian
ligasi dan secara perlahan dilepaskan. Bila terdapat pendarahan maka tekan kembali
ligasi menggunakan dressing thumb tissue forceps selanjutnya ligasi kembali
pembuluh darah tersebut. Ligamentum dan selaputnya disatukan dan difiksasi
menggunakan hemostat. Ligasi bagian tersebut menggunakan benang catgut
chromic 3/0 sebanyak dua kali. Kemudian potong ligamentum dan selaputnya
diantara kedua hemostat. Hal tersebut dilakukan pada bagian ovarium yang lainnya.
Setiap selesai melakukan pemotongan diberikan antibiotik penicillin secara topikal.
Kedua ovarium diangkat secara bersamaan keluar rongga abdomen. Telusuri
cornua uteri kearah caudal sampai ditemukan bifurcatio uteri. Fiksasi corpus uteri
pada cranial cervix dan bagian caudal bifurcatio uteri menggunakan hemostat.
Ligasi bagian cranial cervix uteri tepat di caudal hemostat menggunakan benang
catgut chromic 3/0 berbentuk angka 8. Pemotongan dilakukan diantara dua
hemostat. Setelah pemotongan dilakukan pengecekan pada ligasi menggunakan
dressing thumb tissue forceps. Bila terdapat pendarahan maka dilakukan ligasi
ulang. Selanjutnya diberikan antibiotik penicillin secara topikal pada bagian
pemotongan. Penjahitan pada bagian otot menggunakan metode simple suture
5
dengan benang catgut chromic 3/0. Penjahitan pada bagian kulit menggunakan
metode subkutan dengan benang catgut plain 4/0.
Maintenance
Monitoring pada pasien dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi hewan
selama operasi. Selain itu, berguna untuk mengetahui waktu pemberian sediaan
maintenance kepada hewan yang sudah bangun pada saat operasi belum selesai.
Pemberian maintenance tidak dianjurkan pada hewan yang hipotermia atau
penurunan suhu tubuh secara drastis. Operasi ini tidak dilakukan maintenance.
Hasil
Gambaran Hematologi
Gambaran hematologi kucing Bollo dicantumkan pada Tabel 2 sebagai
berikut.
6
CRT (s) <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2 <2
Mukosa pucat pucat pucat pucat pucat pucat pucat pucat
Tonus otot pipi - - - - - - - -
Frekuensi jantung, frekuensi napas, dan suhu digambarkan dalam grafik pada
Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3. Capillary refill time selama operasi kurang
dari 2 detik. Hal tersebut menunjukan kondisi peredaran darah dalam tubuh berjalan
dengan baik. Mukosa hewan sejak pertama pembiusan menunjukan mukosa yang
pucat. Umumnya pemberian sediaan anestesi ketamin-xylazine dapat menyebabkan
peningkatan nilai CRT. Peningkatan nilai CRT karena ketamin-xylazine menekan
pusat vasomotor di bagian perifer yang menyebabkan vasodilatasi, dan dapat
menurunkan curah jantung serta tekanan darah. Curah jantung yang menurun dan
vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan terjadinya peningkatan nilai CRT
(Gorda et al. 2010).
Kepucatan yang terlihat pada mukosa dapat disebabkan oleh vasodilatasi
pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menipis dibandingkan saat
berkontriksi, akibatnya volume darah yang beredar berkurang dan warna merah dari
darah tidak tampak jelas sehingga warna mukosa terlihat pucat. Selain itu,
kepucatan mukosa dapat disebabkan oleh penurunan aliran darah pada daerah
tersebut. Tonus otot pipi selama operasi tidak ada. Hal ini disebabkan pemberian
xylazine yang merupakan sediaan analgesik, sedative, dan memiliki efek muscle
relaxant (Gorda et al. 2010).
100
80
60
40
20
0
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-
Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung selama operasi secara umum cukup stabil dan berada di
atas rentang normal, tidak ada penurunan dan peningkatan secara signifikan.
Frekuensi jantung normal pada kucing sebesar 110-130 x/menit (Widodo et al.
2017). Menurut Cullen (1991), menyatakan bahwa kombinasi ketamine dan
xylazine akan menimbulkan peningkatan yang bervariasi pada pulmonum,
hipertensi sistemik, penurunan curah jantung, hypoventilasi yang menyebabkan
peningkatan tekanan karbodioksida dan tekananoksigen arteri. Menit ke-0 hingga
15 menunjukan frekuensi jantung yang stabil, yaitu 148 x/menit. Kemudian sedikit
meningkat pada menit ke-30 sebesar 156 x/menit. Frekuensi jantung kembali
8
menurun pada menit ke-45 (140 x/menit), stabil di menit ke-60 hingga 75 (128
x/menit), turun di menit ke 90 (116 x/menit), dan meningkat pada akhir operasi
menit ke-105 sebesar 156 x/menit.
35 32
28 28
30
24 24 24 24 24
25
x/menit
20
15
10
5
0
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-
Frekuensi Napas
Frekuensi napas selama operasi secara umum sangat stabil dan berada dalam
rentang normal, tidak ada penurunan dan peningkatan secara signifikan. Frekuensi
napas normal pada kucing sebesar 20-30 x/menit (Widodo et al. 2017). Menit ke-0
hingga 15 menunjukan frekuensi napas yang stabil sebesar 28 x/menit. Kemudian
frekuensi napas menurun pada menit ke-30 sebesar 24 x/menit dan stabil hingga
menit ke-90. Frekuensi napas meningkat pada akhir operasi di menit ke-105,
yaitu32 x/menit.
39.2 39.1
38.9
39
38.7
38.8
derajat celcius
38.5
38.6 38.4
38.3
38.4
38.1
38.2 38
38
37.8
37.6
37.4
0 15 30 45 60 75 90 105
menit ke-
Suhu
Suhu kucing selama operasi cenderung fluktuatif namun masih berada pada
rentang normal. Suhu normal pada kucing sebesar 38 - 39.3 ֠C (Widodo et al. 2017).
Suhu awal menit ke-0 sebesar 38.4 ֠C kemudian mengalami penurunan hingga menit
ke-30 sebesar 38.1 ֠C. Suhu mulai mengalami peningkatan hingga menit ke-60,
9
yaitu 39.1 ֠C dan kembali mengalami penurunan hingga akhir operasi pada menit
ke-105 sebesar 38 ֠C.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pemberian kassa