Waktu
: 09.00-12.00 WIB
Kelompok 4:
Andi Ibrahim Risyad
B04120177 (Operator)
B0412018
(Asisten 2)
B04128015 (Asisten 4)
Veenue Kumar
B04118009 (Asisten 1)
BAB I
PENDAHULUAN
Caudectomy atau docking, berarti suatu tindakan bedah yang yang dilakukan
dengan tujuan untuk menghilangkan ekor hewan. Tindakan ini dapat dilakukan pada
semua hewan, khususnya yang memiliki ekor, dapat dilakukan untuk berapa jenis
kasus pada ekor antara lain ialah terapi kasus neoplasia, luka terbuka, ulcus
coccygealis, paralisis ekor, dan sebagainya (Colville 2002).
Selain untuk menangani kasus penyakit, caudectomy dapat pula dilakukan
untuk tujuan estetika. Beberapa pendapat menyatakan ketidak setujuanya terhadap
tindakan caudectomy ini hanya dengan tujuan estetika apalagi bila akibat dari
caudectomi ini dapat membahayakan hewan tersebut. Caudectomy kini lebih
diarahkan untuk terapi penyakit sekaligus estetika. Dalam dunia kedokteran hewan,
istilah caudectomy yaitu, pada docking tidak dilakukan penjahitan (hanya di tekan
menggunakan kapas steril yang dibasahi dengan yodium tincture), sedangkan pada
caudectomy perlu dilakukan penjahitan pada kulit.
Caudectomy pada anak anjing (docking) pada umumnya dilakukan sebelum mata
anak hewan terbuka ( 24 jam pascapartus), sehingga ekor dapat diangkat dengan
mudah. Jika tindak operasi ini tidak dapat dilakukan sebelum mata terbuka, sebaiknya
ditunggu hingga hewan berusia 3 bulan agar dapat melakukan operasi yang lebih
radikal (Fossum 2002).
TUJUAN
Cudectomi bertujuan sebagai terapi pada ekor hewan yang mengalami
kelainan seperti neoplasia, luka terbuka, ulcus coccygealis, paralisis ekor, dan
sebagainya. Menjadi bedah estetika untuk memperbaiki bentuk dari ekor bila
terdapat kelainan bentuk ekor
BAB II
MATERI DAN METODE
Peralatan yang sudah terbungkus kain pun dilapisi satu lembar kain lagi dengan posisi
alat diagonal. Alat alat bedah minor disterilisasi dengan menggunakan oven.
Instrumen bedah yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam oven selama satu jam.
Wadah instrumen diletakkan secara vertikal dan longitudinal di dalam oven agar tidak
menempel dengan dinding autoklaf maupun wadah peralatan lainnya, dan harus
terdapat jarak antara wadah peralatan yang satu dengan yang lainnya.
Perlengkapan operator dan asisten disiapkan dan disusun dengan urutan dari atas
ke bawah (dua tutup kepala, dua masker, dua buah sikat, dua handuk, dua baju
operasi, dan dua pasang sarung tangan), kemudian dibungkus seperti alat bedah
minor, dan disterilisasi di autoklaf dengan suhu 60C selama 30 menit.
B. Preparasi Hewan Bedah
Pemeriksaan fisik berupa signalement dan keadaan umum hewan. Parameter
signalement yang dicatat adalah nama kucing, jenis dan ras, jenis kelamin, usia,
warna rambut dan kulit, serta bobot badan. Keadaan umum anjing yang dicatat yaitu,
habitus, gizi, sikap berdiri, cara berjalan, adaptasi lingkungan, turgor kulit, kelenjar
pertahanan, refleks pupil, refleks palpebrae, frekuensi dan ritme napas serta denyut
jantung, temperatur, CRT, warna mukosa, dan diameter pupil.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, anjing diinjeksikan dengan premedikasi
atropin. Dosis atropin adalah 0,025 mg/ kg BB dengan rute subkutan (SC). Setelah 10
sampai 15 menit, anjing diinjeksikan dengan ketamin-xylazine secara intramuskular.
Dosis ketamin-xylazine yang digunakan adalah 10 mg/kg BB dan 2 mg/kg BB.
Setelah kucing mulai lemas dan teranestesi, daerah ekor kucing kemudian dicukur
dengan alat pencukur rambut dan dioleskan alcohol serta betadine. anjing dibawa ke
meja operasi dan kaki-kaki kucing kemudian diikat dengan simpul tomfool.
C. Pembiusan
Penghitungan volume atropin sebagai premedikasi yang diinjeksikan adalah
sebagai berikut:
Dosis
: 0,025 mg/kg BB
BB Anjing
: kg
Volume diinjeksikan
: BB Anjing x Dosis
Kandungan
:
kg x 0,025 mg/ kg BB
0,25 mg/mL
(SC)
: 2 mg/kg BB
Konsentrasi ketamin
: 2% (20 mg/mL)
Volume diinjeksikan
: BB Anjing x Dosis
Kandungan
:
kg x 2 mg/ kg BB
20 mg/mL
(IM)
Dosis ketamine
: 10 mg/kg BB
Kandungan ketamine
Volume diinjeksikan
: BB Anjing x Dosis
Kandungan
:
kg x 10 mg/ kg BB
100 mg/mL
(IM)
Dosis maintenance
: Ketamine 5 mg/kg BB
Volume diinjeksikan
: BB Kucing x Dosis
Kandungan
: ___ kg x 10 mg/kg BB
100 mg/mL
Dosis oxytetracycline
: Oxytetracyline 14 mg/kg BB
Volume diinjeksikan
: BB Anjing x Dosis
Kandungan
: __ kg x 14 mg/ kg BB
50 mg/mL
:
(IM)
: Amoxyline 25 mg/kg BB
Konsentrasi sedian
: 0,2%
Volume diinjeksikan
: BB Kucing x Dosis
Kandungan
: kg x 25 mg/kg BB
25 mg/mL
:
: 25 mg/kg BB
Konsentrasi
: 25 mg/ml
siku dan dibilas dengan air mengalir sebanyak 10 kali. Tangan dikeringkan dengan
menggunakan handuk. Kemudian baju operasi digunakan sesuai dengan prosedur.
Sarung tangan digunakan dan terakhir genggam kedua tangan agar sarung tangan
rapat. Tangan operator dan asisten harus tetap diangkat untuk menjaga agar tetap
steril.
E. Operasi
Operasi yang akan dilakukan kali ini adalah Caudectomy pada anjing. Langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Hewan yang telah teranasthesi dan
siap dioperasi diletakkan di atas meja dengan posisi dorsal recumbency dan keempat
kakinya diikat menggunakan simpul tomfool pada besi pengait di bawah meja
operasi. Kain penutup/duk dipasang pada hewan sehingga daerah orientasi terlihat
dan difiksasi dengan kulit menggunakan towel clamp. Setelah hewan ditutupi dengan
duk, pangkal ekor diikat menggunakan karet gelang. Kemudian, tandai batas antara
os coccygea II dengan os coccygea III menggunakan syringe. Pada persendiannya,
kulit disayat berbentuk lurus mengelilingi ekor, sayatan sebaiknya dibuat di tengah
dorsal os coccygea III. Kemudian, otot-otot dipreparir dan dicari pembuluh darah
yang memvaskularisasi ekor, yaitu arteri dan vena coccygealis lateral atau ventral.
Pembuluh darah tersebut diikat menggunakan cat gut. Selanjutnya, persendian antara
os coccygea II dan III disayat dan dipisahkan seluruhnya dengan bantuan artery
clamp (untuk ekor yang kecil). Penjahitan dilakukan terhadap otot dan kulit
menggunakan metode sederhana dengan benang Cut gut 3/0. Kemudian, dioleskan
iodine dan dibalut dengan perban. Terakhir, disuntikkan secara intramuscular (IM)
antibiotic Streptisilin dengan dosis BB.
G. Post Operasi
Setelah operasi dilakukan perawatan terhadap anjing. Perawatan tersebut
meliputi pemberian Amoxicillin selama 5 hari secara peroral dengan dosis 25 mg/kg
BB. Pemberian antibiotik dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari. Anjing diberikan
pakan dan minum yang cukup. Selama sehari setelah operasi kucing belum
diperbolehkan untuk makan sehingga digunakan infus NaCl 0.9% selama 2-3 hari.
Hari kedua kucing diperbolehkan makan dengan pakan basah (wet food). Pemberian
iodine tincture (Betadine) pada luka bekas sayatan dan ditutup dengan kassa. Kassa
dan gurita diganti setiap hari dan jahitan dibuka pada hari ke- 7. Pengamatan post
operasi dilakukan selama 7 hari, berupa frekuensi napas, frekuensi nadi, suhu tubuh,
makan dan minum, feses dan urin, serta luka jahitan.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Pengamatan kondisi fisiologis selama operasi
Waktu
Suhu
Frekuensi
Frekuensi
Pupil
CRT
(menit
Tubuh
Jantung
Napas
(cm)
(detik)
ke-)
0
(C)
(Kali/menit)
(Kali/menit)
15
30
45
60
75
90
ke-
pasca
bedah
Suhu oC
Pagi Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Nafas
(x/menit)
F Denyut
Jantung
(x/menit)
Makan
Defekasi
Minum
Urinasi
DAFTAR PUSTAKA
Colville T, and J. M. Bassert. 2002. Clinical Anatomy and Fisiology for Veterinary
Technicians. USA: Mosby.
Fossum T. W. 2002. Small Animal Surgery. 2nd ed.USA: Mosby.