Helmi Analisa Kadar Iodium Dalam Garam PDF
Helmi Analisa Kadar Iodium Dalam Garam PDF
Subhan
Program Studi Pendidikan Biologi FITK IAIN Ambon
Email: subhan@lp2m-iainambon.com
ABSTRAK ABSTRACT
ppm iodium sebagai KIO3). Rendahnya kadar iodium (IO3) dalam garambutiran
iodium dalam garam, disebabkan karena konsumsi yang beredar dipasaran
di Kota
produsen garam menambahkan iodium kurang
k Ambon?
dari jumlah yang. dipersyaratkan serta kadar
iodium yang berkurang selama masa Kajian Teori
penyimpanan. Hal ini juga didukung 1. Garam
penelitian yang dilakukan oleh a) Pengertian garam
Goindi6,dimana terjadi penurunan kandungan Secara fisik, garam adalah benda
iodium yang berarti setelah garam beriodium padatan berwarna putih berbentuk kristal
disimpan selama 6-12 12 bulan. Akan tetapi yang merupakan kumpulan senyawa dengan
secara umum garam dengan kemurnian diatas bagian terbesar natrium klorida (>80%)
87 %, memilikii kestabilan yang baik. serta senyawa lainnya seperti magnesium
Dari hasil pengujian Badan POM klorida, magnesium
sium sulfat, kalsium klorida,
terhadap 1.704 sampel yang dianalisis, dan lain-lain.
lain. Garam mempunyai sifat /
ditemukan yang memenuhi syarat SNI karakteristik higroskopis yang berarti
(kandungan KIO3 di atas 30 ppm) adalah mudah menyerap air, bulk density (tingkat
sekitar 60% dan yang tidak memenuhi syarat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur
sebanyak 38,9%. Khusus di Pulau Jawa, pada tingkat suhu 8010C.
ditemukan sekitar 50,6% mengandung Garam natrium klorida untuk keperluan
iodium kurang dari 30 ppm dan 8,6% sama masak dan biasanya diperkaya dengan unsur
sekali tidak mengandung iodium. 7, telah iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg
dilakukan penelitian untuk mengukur kadar NaCl) yang merupakan padatan kristal
iodium dalam masakan dengan menggunakan berwarna putih, berasa asin, tidak
metode iodometri. Hasilnya, tidak ada iodium higroskopis dan apabila mengandung
yang terdeteksi. Puslitbang Gizi Departemen MgCl2 menjadi berasa agak pahit pa dan
Kesehatan, juga telah melakukan penelitian higroskopis.
dengan menggunakan metode "Wet. Tabel 2.1. Karakteristik Garam NaCl
Digestion" dan dibaca dengan kolorimetri.
Hasilnya, 15% iodium dapat terdeteksi. Natrium klorida
Analisis pada masakan dengan penambahan
jenis cabai dan asam cuka, menunjukkan
iodium masih dapat dideteksi antara 14-22%
14
untuk penambahan garam iodium 40 ppm, dan
10-17% pada penambahan iodium 80 ppm.8
Berdasarkan uraian di atas maka
permasalahan n utama yang akan dikaji dalam Nama lain Garam dapur
penelitian ini adalah:
1. Adakah kandungan iodium (IO3) dalam Sifat
garambutiran konsumsi yang beredar
dipasaran Kota Ambon? Rumus molekul NaCl
2. Seberapabesarkah kandungan kadar
Massa molar 58.44 g/mol
6
Penampilan Tidak berwarna/berbentuk
Goindi, G., Karrnakar, M.G., Kapil, U., and kristal putih
Jaga.nnathan, J. (1995). "Estimation of Losses of Iodine
Iod
During Different Cooking Procedures.", Clinical Densitas 2.16 g/cm3
Nutrition, .1., hlm, 225-228 Titik lebur 801 °C (1074 K)
7
Fahun 1996., Differential Determination of
Titik didih 1465 °C (1738 K)
Iodiume and Iodide by a Kinetic-Catalytic
Catalytic Method.",
Analytical Sciences, J, hlm, 93-97 Kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25 °C)
8
Wina S 2007.,
AnalisKandunganIodiumpadaMakanan., Puslitbang Gizi
b) Sumber dan Teknologi Pembuatan Garam
Departemen Kesehatan., hlm 76-80
Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2014 Analisis Kandungan Iodium Dalam…- Subhan
10
Cahyono,
9
Burhanuddin, Sumber-sumberGaram di PenambahanZatElektrolitpadaGaram,.Surabaya.,
Nusantar., Jakarta Rajawaliperss2001., hlm 59 Buana.,1998. hlm, 203
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon | 293
Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2014 Analisis Kandungan Iodium Dalam…- Subhan
adalah lautarit atau kalsium iodat anhidros pengendapan. Pada I-131, radiasi neutron
(Ca(IO)) dan natrium yodida (NaI). Iodium di banyak juga digunakan untuk mengukur
alam tidak pernah ditemukan sebagai elemen kelembaban permukaan tanah.
tunggal, tetapi ia tersimpan di dalam senyawa,
misalnya garam kalium peryodat (KIO). iii. Bidang industri
Dalam keadaan kering, garam ini sangat stabil Radioisotop dapat digunakan sebagai
sehingga bisa berumur lebih dari lima puluh perunut (untuk mengikuti unsur dalam suatu
tahun tanpa mengalami kerusakan.Itu proses yang menyangkut senyawa atau
sebabnya mengapa garam KIO dipakai sekelompok senyawa), sebagai sumber radiasi
sebagai suplemen untuk program yodisasi atau sumber sinar dan sebagai sumber tenaga.
garam (atau garam beryodium). Pengunaan radioisotop sebagai perunut
didasarkan pada ikatan bahwa isotop
b) Sifat-sifat Iodium radioaktif mempunyai sifat kimia yang sama
Iod adalah padatan berkilauan dengan isotop stabil.
berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada
3. PenyakitGondok
suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan
Penyakit kelenjar tiroid mempunyai
bau menyengat. Iod membentuk senyawa
beberapa jenis dan deteksi dini merupakan
dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif
kunci pencegahan masalah jangka panjang.
halogen lainnya, yang kemudian menggeser
Sebagian penderita kelainan tiroid memiliki
iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat
gejala-gejala yang jelas danmenyebabkan
menyerupai logam. Iod mudah larut dalam
mereka pergi mencari bantuan, tapi
kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon
sayangnya banyak juga yang tidak
disulfida yang kemudian membentuk larutan
menunjukkan gejala apapun. Karena gejala-
berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit
gejala tersebut cenderung lambat berkembang
larut dalam air.
dan mirip dengan hal-hal lainnya, penyakit
c) Kegunaan Iodium tiroid seringkali sulit di diagnosa tanpa
i. Bidang Kesehatan dukungan tes laboratorium.
Dalam ilmu kedokteran, I-131 Kebanyakan penyakit gondok
digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada disebabkan oleh kekurangan yodium dalam
kelenjar gondok karena I-131 dapat diserap makananataudisebabkan aktivitas kelenjar
oleh kelenjar gondok tersebut. Pada tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin
umumnya, I-131 juga digunakan dalam terapi rendah.Oleh karena itu,perlu diberi tambahan
pengobatan terhadap penyakit hormon tiroksin bagi penderita.11
"thyrotoxicosis" dan beberapa tipe kanker Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid
pada kelenjar gondok yang menyerap iodium. berukuran kecil, dengan berat hanya 2-4 gram
Dari semua kegunaan I-131 dalam ilmu posisinya dileher depan bagian tengah dan
kedokteran, isotop ini dapat merusak jaringan tidak teraba. Sehingga pada leher orang
tubuh dengan memancarkan sinar beta dan normal tidak tampak tonjolan atau massa
sinar gamma. yang mengganggu pemandangan seperti apa
yang kita lihat pada penderita gondok,
ii. Bidang hidrologi sebagaimana pada gambar 2.4. Letak
Dalam bidang hidrologi, kebocoran Penyakit Gondok
dam serta pipa penyalur yang terbenam dalam
tanah dapat dideteksi menggunakan Gambar 2.4. Letak Penyakit Gondok
radioisotop Iodium-131 dalam bentuk
senyawa CH3–I. I-131 digunakan sebagai
perunut untuk mencari kebocoran pada
bendungan dan saluran irigasi, mempelajari
11
pergerakan air dan lumpur pada daerah Sasongko,IdentifikasiPenyebaranPenyakitGon
dok di Indonesia., BalaiPelayananKesehatanMasyarakat.,
pelabuhan dan bendungan, laju alir, serta laju
DepartemenKesehatan RI., 2007., hlm 55
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon | 294
Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember
Desember 2014 Dalam…- Subhan
Analisis Kandungan Iodium Dalam
3. Populasi dan Sampel Penelitian 7 Pipet tetes 6 buah Larutan baku Iodum
(I2) 0,1 N
100 ml
Populasi Populasi dalam penelitian ini 8 Gelas ukur 25 ml Larutan baku natrium 100 ml
adalah seluruh garambutian yang dijual di tiosulfat (Na2S2O3) 0,1
N
pasar kota Ambon. 9 Gelas ukur 10 ml Larutan kanji 250 ml
Sampel; Sampel diambil secara acak 10 Kain putih 25 cm2 Serbuk asam askorbat
(C6H8O6)
150 gr
sampling dari semua penjual garambutian 11 Neraca Analitik 1 Set Serbuk KI 150 gr
yang berjualan di pasar kota Ambon. 12 Neraca Ohaus 1 Set Serbuk tembaga (II) 150 gr
sulfat (CuSO4)
13 Pipet skala 1 Set Kurkumin 250 gr
4. Variabel Penelitian 14 Sendok tanduk 1 Set
Variabel Bebas: Konsentrasi kalium 15 Statif + klem 1 Set
16 Pembakar 1 Set
iodida (KIO3) garambutian dengan indikator spiritus
kontrol 0 %,5%,10% dan15%. 17 Korek 1 Set
18 Pisau 1 Set
Variabel terikat: perubahan kadar kalium iodida
(KIO3) garambutian dengan indikator nilai 7. Penentuan kadar Iodium
persentase hasil uji laboratorium. Cara Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
5. Rancangan Percobaaan 2. Asam askorbat ditimbang seksama sebanyak lebih
Rancangan dalam penelitian ini kurang 80 mg, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
ml.
menggunakan Rancangan Acak Lengkap 3. Air bebas CO2 ditambahkan sebanyak 15 ml air bebas
(RAL). Seperti tertuang dalam tabel 3.1 CO2
4. Larutan H2SO4 10 % ditambahkan sebanyak 5 ml ke
Tabel 3.1. Rancangan Percobaan Penelitian.13 dalam erlenmeyer.
5. Indikator larutan kanji ditambahkan sebanyak 2 ml
Ulangan 6. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku I2 0,1389
Perlakuan Xij Rerata N sampai terbentuknya warna biru yang tidak hilang
1 2 3
selama 30 detik.
P0/ kontrol P0 P0 P0 X0
(KIO3) U1 U2 U3 7. Larutan iodum yang terpakai dicatat q Prosedur ini
diulangi satu kali lagi (duplo)
P1/ (KIO3) P1 P1 P1 X1 8. Kadar kemurnian Iodium dihitung
5% U1 U2 U3
9. Penentuan kadar kemurnian Iodium
P2/ (KIO3) P2 P2 P2 X2 10. Alat dan bahan yang akandigunakan disiapkan
10% U1 U2 U3
11. Serbuk CuSO4 ditimbang seksama kristal sebanyak
P3/(KIO3) P3 P3 P3 X3 lebih kurang 250 mg, dimasukkan ke dalam
15% U1 U2 U3 erlemeyer.
Jumlah Pi PU1 P P ……… 12. Air suling ditambahkan sebanyak 15 ml
Uj U2 U3 13. Asam asetat encer. ditambahkan sebanyak 2 ml
14. 1 g KI ditambahkan ke dalam erlenmeyer.
6. Alat dan Instrumen Penelitian 15. Larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku
Identifikasi Iodium Dalam Garam butiran Na2S2O3 0,1 N sampai coklat muda.
Alat dan Bahan 16. Larutan kanji 0,75 ml ditambahkan ke dalam
erlenmeyer
Tabel. 3.2. Alat yang digunakan 17. Larutan tersebut dititrasi lagi dengan larutan baku
Na2S2O3 0,1 N sampai endapan biru tepat hilang.
NO Nama Alat Ukuran/ Nama Bahan Ukuran/ 18. Larutan Na2S2O3 yang terpakai dicatat volumenya
Jumlah Jumlah
19. Prosedur ini diulang satu kali lagi (duplo)
1 Botol semprot 1 buah Air suling 3000 ml
20. Kadar kristal kalium iodida (KIO3) dihitung.
2 Buret 25 ml Aluminium foil 25 cm2
3 Erlemeyer 250 ml Kertas timbang 25 cm2
4 Gelas arloji 1 buah Kalium iodida (KIO3) 500 gr 8. Jenis dan Sumber Data
sampel
(garambutian)
Data primer, yaitu data yang diperoleh
5 Gelas piala 250 ml Larutan asam asetat 150 ml secara langsung di lapangan oleh peneliti saat
encer (CH3COOH)
6 Tabung 1 rak Larutan asam sulfat 100 ml
melakukan penelitian dengan menggunakan
(H2SO4) 10 % teknik analisis laboratorium untuk
menentukan kadar iodium dalam garambutian.
13 Perhitungan:
Kemas A. Hanafiah. Rancangan Percobaan,
Teori dan Aplikasi. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang. Fajar Grafindo. Jakarta, 2004. hlm 45
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon | 297
Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2014 Analisis Kandungan Iodium Dalam…- Subhan
% a. ) ( )=( ) −
ℎ−
0,05
= 100% ( )
ℎ( ) b. ) ( )= −
Keterangan:
ml contoh = larutan contoh yang digunakan c. ) ( )= −
ml bkangko = larutan sampel sisa penyaringan
4. Kuadrat tengah
fp = faktor pengeser
N Na2S2O3 = normalitas larutan Na2S2O3 0,1 N a. ) ( )=
Berat contoh = bobot contoh/cuplikant
b. ) ( )=
Catatan: 1 ml Na2S2O3 0,1 N setara dengan 1 mg
KIO3. 5. 5. =
Kadar iodium dapat pula ditentukan
dengan menggunakan metode 6. 6.
6. ( )=
Iodometri.
100%
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh
melalui literatur berupa buku-buku paket, hasil- Tabel 3.4. Analisis varians kadar iodium garam butian
hasil penelitian dan instrumen terkait serta pada 4 perlakuan pengolahan14.
sumber-sumber lain yang relevan dengan
Sumber Jumlah Kuadrat
permasalahan penelitian. Keragaman
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
= −1 JKP
9. ProsedurPenelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai Perlakua
n Galat
JKG
∗
( )
=( − 1) − ( − 1)
berikut:
1. Peneliti melakukan observasi terhadap
Total rt – 1 JKT
kondisi pada lokasi penelitian.
2. Peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian. Keterangan: * > 5%
3. Peneliti mengambil sampel garambutian
dijual di pasar kota Ambon (Tagalaya, ** Sangat >
Mardika dan Transit Passo) sebanyak 1000 5%
gram
4. Peneliti membagi sampel menjadi tiga Selanjutnya hasil uji Fdilanjutkan dengan uji
baigian yang kemudian diberi label (9 bagian beda nyata terkecil (BNT) dengan rumus: = =
( )
sampel) ∝( . )
5. Peneliti membawanya ke laboratorium Badan
Pegkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Keterangan: =
(Balai Riset dan Standarisai Industri) Provinsi
Maluku. ∝( . )
6. Peneliti mengolah data yang diperoleh dari = −
laboratorium Badan Pegkajian Kebijakan ∝ ( . )
Iklim dan Mutu Industri (Balai Riset dan
=
Standarisai Industri) Provinsi Maluku.
= .15
10. Teknik Analisis Data
Data dari hasil penelitian ini akan Hasil Penelitian dan Pembahasan
dianalisis dengan menggunakan uji F dengan 1. Hasil Penelitian
tahap sebagai berikut: Perhitungan Uji garambutiran (garam
curah) yang mengandung Iodium pada 4
Langkah-langkah analisis ragam, adalah
sebagai berikut: perlakuan yaitu; garambutiran yang
( )
mengandung Iodium dan perlakuan (kontrol)
1. 1) ( )=
maupun garambutiran yang mengandung
2. 2) ( )
14
a. Total = total pengamatan – 1 Hanafiah K. A. Rancangan percobaan Teori
dan Aplikasi, Edisi III,PT. Raja Grafindo
b. Perlakuan = jumlah perlakuan – 1
Persada,Jakarta: 2008, hlm 38
15
c. Galat = db total – db perlakuan IHanafiah K. A. Rancangan percobaan Teori
3. Jumlah kuadrat (JK) dan Aplikasi, Edisi III,PT. Raja Grafindo
Persada,Jakarta: 2008, hlm 79
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon | 298
Jurnal Fikratuna Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember
Desember 2014 Dalam…- Subhan
Analisis Kandungan Iodium Dalam
Iodium pada konsetrasi 5%, 10%,, dan 15% Keragaman Bebas Kuadrat Tengah ng 5% 1%
Tabel 4.1. Hasil uji garambutiran terhadap Koefisien keragaman (KK): 0,61%
kadar Iodium.
Dari tabel daftar nilai baku F (lampiran)
Perlakuan
Ulangan
Rerata ( )
dapat dilihat bahwa Ftabel (a) 1% (0,01) sama
1 2 3
P0 0,000029245 0,000030683 0,000031272 0,000030400
dengan 5,59 dan Ftabel (a) 5% (0,05) sama
P1 0,000027761 0,000028145 0,000029969 0,000028625 dengan 4,07 berturut-turut.
turut. Oleh karena Fhitung
P2 0,000027943 0,000029152 0,000029158 0,000028751 < Ftabel untuk (a) 1% (0,01), maka dapat
P3 0,000028562 0,000028676 0,000029239 0,000028826
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
Total 0,000116542 0,000117048 0,000116215 0,000116602
Sumber data: Hasil penelitian, 2014 yang sangat nyata pada taraf signifikansi 1%.
Berdasarkan hasil uji kadar Iodium pada Hasil analisis Fhitung kadar Iodium yang
tabel di atas, menunjukkan bahwa kadar terkandung dalam garambutiran sebagaimana
Iodium yang tertinggi diperoleh pada terlihat pada tabel 4.2 di atas menunjukkan
garambutiran pada larutan standar (P0) dengan bahwa perlakuan konsentrasi (larutan standar/
nilai rata-rata
rata 0,00304% dan terendah diperoleh P-0 %) garambutiran tidak berpengaruh sangat
pada garambutiran pada konsentrasi 5% (P1) nyata pada taraf signifikasi 15%, sehingga
dengan nilai rata-rata 0,000286%. hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak, yang
berarti tidak terdapat pengaruh penambahan
Grafik 4.1. Hasil uji garambutiran terhadap konsentrasi garambutiran terhadap kadar
Kadar Iodium Iodium.
um. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda
32 29.969 nyata terkecil untuk melihat pengaruh antara
28.562
31.272
29.152 perlakuan.
31 30.683
28.676 29.239
29.245 27.943
P-0 (standar)
29.158 Hasil perhitungan uji beda nyata
30
dalam 10-2 ppm
27.761 28.145 P-1 (5%) terkecil dapat dilihat pada tebel 4.3, di bawah
29
P-2 (10%)
ini:
28 Tabel 4.3. Kadar Iodium (%) dalam garambutiran pada 4 perlakuan
27 P-3 (15%)
Ulangan
26 Perlakuan Rerata ( )
1 2 3
1 P0 0.000032128 0.000036768 0.000039625 0.00003617366667
2
3 P1 0.000027761 0.000029367 0.000030997 0.00002937500000
Grafik 4.2. Kadar Iodium (%) dalm garambutiran mengalami degradasi baik secara biologis
pada 4 perlakuan
37,768 39,625 maupun kimiawi.16
32,128 Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
40 27,761
30,135 35,267
28,526 33,573
30,997
29,367 32,754 lama penyimpanan garambutiran terhadap terhadap
30,583 perubahan kadar Iodium pada 4 perlakuan, yang
35
30 menunjukkan perbedaan nilai rata-rata
rata kadar
25
dalam 10-2 ppm
mengandung iodium, sehingga masih produksi garam serta bagi pembaca dan
boleh dan layak dikonsumsi oleh semua pihak yang membutuhkannya.
konsumen sesuai dengan standar NSI.
b) Kadar Iodium yang terdapat dalam
garambutiran/ garam curah yang dijual Daftar Pustaka
dipasar Kota Ambon boleh dan layak Alimi, M., 1986, Pengaruh Bahan
dengan, hal ini terlihat dari uji rata-rata Pengawet Makanan Natrium
perlakuan dimana Fhitung lebih kecil dari Benzoat Terhadap Organ Tubuh
Ftabel 1% (0,366 < 4,07). Dimana Parasitomatosa Pada Mencit
perubahan kadar iodium yang paling (Musculus), Laporan Hasil
rendah terjadi pada perlakuan Penelitian, IPB, Bogor
penambahan konsentrasi kalium iodida Anonimus, 1988, Peraturan Mentri
(KIO3) pada garambutiran/ garam curah Kesehatan, RI Nomor. 722/ MenKes/
sebesar 5% (P1), yaitu dengan nilai rata- Per/IX/ 1988, Bahan Tambahan
rata 0,002937500000% atau terjadi Makanan, Jakarta
penurunan kadar iodium sebesar Apriyantono, A., Fardiaz D., Puspitasari N.
0,0008628% dari kadar iodium tanpa L., Sedarnawati, dan Budiyanto S.,
perlakuan (kontrol/P0) Kadar iodium 1989, Petunjuk Laboratorium Analisis
yang sesuai standar NSI yakni kadar Pangan, Departemen Pendidikan dan
iodium berada dalam kisaran 30-80 Kebudayaan Direktorat Jendral
ppm sesuai persyaratan SNI No. 01- Pendidikan Tinggi Pusat Antar
3556-2000, sehingga dengan demikian Universitas Pangan dan Gizi IPB,
garambutiran/ garam curah yang dijual Bogor
di pasaran Kota Ambon masih layak Arikunto Suharsimi, 2006, Prsedur
dan aman dikonsumsi oleh konsumen Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktik), Rineka Cipta, Jakarta
2. Saran Ashari S., 1995, Produksi Pangan Aspek
Berdasarkan hasil penelitian, maka Budaya, Cet. I, PT. Universitas
penulis merasa perlu memberikan saran Indonesia: Jakarta
sebagai berikut: Atikah, 1997, Rekayasa Pembuatan Elektroda
a) Kepada masyarakat pedagan kaki lima SelektifIodida Tipe Kawat Terlapis
khususnya penjual garambutiran/ garam yang Sederhana untuk Monitoring
curah di kota Ambon untuk mengemas Kadar Iodium dalam Urine pada
garambutiran/ garam curah dengan Gangguan Akibat Kekurangan
kemasan yang lebih aman sehingga Iodium, DPPM, FMIPA Universitas
tidak mudah terkontaminasi oleh udar Brawijaya, Malang
luar yang menyebabkan garambutiran/ Basset, J., R. C. Denney, G.H. Jeffery, and, J.
garam curah mengalami degradasi dan Mendham, 1978, Vogel’s Textbook Of
berkurangnya kadar iodium (I2), Quantitative Inorganic Analysis,
b) Sebagai bahan masukan kepada Fourth Edition, Longman Scientific
pemerintah kota Ambon dan pihak yang and Technical, London
berwenang agar lebih mengawasi dan Bidang Informasi,. 2010, Analisis Mutu
memeberi teguran serta sanksi yang Kimia dan Mikrobiologik Beberapa
tegas terhadap pedagan nakal yang Produk Pangan, Hasil Penelitian
terbukti tidak mengemas garambutiran/ Badan Pengawasan Obat dan
garam curah yang menyebabkan Makanan RI, Maluku, Ambon
kurangnya kadar iodium (I2), dan sangat Branen, A. L., Davidson P. M., and Salminen
merugikan konsumen. S., 1990, Food Additives, Marcel
c) Sebagai bahan rujuakan dan referensi Dekker Inc., New York
bagi peneliti yang bergelut dibidang
Buckle, K. A., Edward R. A., Fleet G. Kumara, D., 1986, Analisis Mutu Kimia
H., Souness R., and Wotton M., dan Mikrobiologik Beberapa
1985, Ilmu Pangan, a.b. Hari Produk Saos Cabe dan Cabe Giling,
Purnomo dan Adiono, UI-Press, Skripsi, Fakultas Teknologi
Jakarta Pertanian, IPB, Bogor
Depkes RI, 1996, Gangguan Akibat Norman W., 1988, Teknologi Pangan., PT
Kekurangan Iodium dan Garam Gajah Mada University Press:
Beriodium, Pusat Penyuluhan Yogyakarta
Kesehatan Masyarakat, Departemen Pantustico, ER.B., 1997, Fisiologi Produksi
Kesehatan RI, Jakarta Pasca Pangan, Cet IV; PT Gajah
Djokomoeljanto, R., 1980, Penelitian Gondok Mada University Press, Yogyakarta
dan Kretin Endemik di Jawa Tengah, Rohadi, 2002, Menyikapi Banjirnya
Seminar gondok dan kretin Nasional Produk Produk Pangan di Pasaran
1, Fakultas Kedokteran Universitas Menjelang Lebaran, Natal dan
Diponogoro, R.S. Dr. Kariadi, Tahun Baru, Diskusi Ilmiah
Semarang Fakultas Teknologi
Dunn, T.H., 1993, Methods for Measuring Pangan,Universitas Semarang,
Iodine in Urine, International Semarang
Council of Iodine Deficiency, Sugiono, 2007, Statistika untuk Penelitian,
Disordes, UNICEF, WHO, Netherland Alfabeta, Bandung
Garry, P.J., lashley, D.W., and Owen G.M., Tranggono, Z.N., Wibowo D., Murdjiati G.,
1973, Automated Measurement of dan Mary A., 1990, Kimia Nutrisi
Urinary Iodine, Clinical Chemistry, Pangan, PAU Pangan dan Gizi
19:950-953 UGM, Jogjakarta
Hanafiah K. A., 2008, Rancangan Percobaan, Winarno, F.G., 1992, Kimia Pangan dan
Teori dan Aplikasi. Edisi III, Rajar Gizi, Gramedia, Jakarta
Grafindo Persada. Jakarta Winarno dan Titi Sulistyowati Rahayu., 1994,
Kartasapoetra, A.G., 2003, Teknologi Bahan Tambahan Untuk Makanan dan
Penanganan Pasca Produksi Pangan, Kontaminan, Jakarta: Pustaka Sinar
Cet. II; PT. Rineka Cipta: Jakarta Harapan.
Kemas A. Hanafiah., 2004, Rancangan
Percobaan, Teori dan Aplikasi.
Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya, Surabaya