SEJARAH
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja dan rasanya
kurang lengkap jika belum menyantap gudeg di tempat ini.
Tidak hanya rasanya tapi juga kemasan gudeg atau oleh-oleh
khas Jogja ini dikemas menarik dengan menggunakan ‘besek’
(tempat dari anyaman bambu) atau menggunakan ‘kendil’ (guci
dari tanah liat yang dibakar). Melengkapi sajian nasi gudeg akan
lebih pas disertai minuman teh gula batu. Dijamin Anda akan
ketagihan.
Jika ditelusuri lebih mendalam, ternyata masyarakat yang
telah berusia lanjut lebih mengenal Gudeg basah daripada
Gudeg kering, seperti yang saat ini dijual sebagai oleh-oleh
karena relatif lahan tahan lama. Sebagai makanan tradisional
khas masyarakat Yogyakarta, Gudeg bukan berasal dari dalam
lingkungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Jadi, tidak
seperti anggapan yang selama ini muncul di masyarakat umum
yang belum mengetahui sejarah.
Pada masa lalu, bahan baku Gudeg, yaitu Gori atau
Nangka muda sangat mudah diperoleh di kebun-kebun milik
masyarakat Yogyakarta. Saat ini, kita mesti ke daerah
perkampungan yang jauh dari kota, jika ingin mendapatkan
Nangka muda. Selain Gori, ada pula bahan lain untuk membuat
Gudeg, yaitu Manggar (pondoh kelapa). Ada pula Gudeg yang
dibuat dari Rebung (anakan pohon bambu). Kedua bahan yang
terakhir disebut itu sudah amat langka dibuat menjadi Gudeg.
Seperti dijelaskan di depan, masyarakat Yogyakarta,
dahulu hanya mengenal Gudeg basah. Menurut beberapa
kalangan, Gudeg kering baru dikenal setelahnya, sekitar enam
dasawarsa yang lalu. Jadi, ada kemungkinan, munculnya Gudeg
kering itu disebabkan oleh banyaknya masyarakat dari luar
Yogyakarta yang mulai membawanya sebagai oleh-oleh.
Munculnya Gudeg kering ini justru memberikan keuntungan
tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta, sebab segera
bermunculan home industry makanan tradisional Yogyakarta,
dan sebagai daya tarik pariwisata yang sangat menggiurkan.
Bahan:
Bumbu halus:
Areh:
ASPEK KEUANGAN
Kendala Usaha
Setiap usaha pastinya memiliki hambatan bisnis tanpa terkecuali bisnis gudeg khas
Jogja. Namun, tingkat resiko untuk bisnis makanan gudeg ini dapat dikatakan cukup
sedang. Resikonya adalah jika dagangan gudeg tidak laku terjual. Untuk itu, Anda harus
memilih lokasi yang benar-benar strategis agar orang mudah mengetahui bahwa Anda
menjual gudeg dengan rasa yang enak.
Kendala lain untuk usaha ini adalah kenaikan harga bahan baku, seperti harga bahan
ayam, telur dan bahan pelengkap gudeg lainnya. Untuk mengatasi hambatan tersebut,
Anda sebagai pelaku bisnis harus memperhitungkan dengan benar berapa banyak
makanan yang Anda sediakan untuk setiap kali jual, hal itu untuk menghindari makanan
terbuang sia-sia karena tidak laku terjual.
KANDUNGAN GIZI
Gudeg Jogja mengandung energi sebesar 160 kilokalori, protein 3,3 gram, karbohidrat
16 gram, lemak 9,2 gram, kalsium 62 miligram, fosfor 55 miligram, dan zat besi 12,8
miligram. Selain itu di dalam Gudeg Jogja juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
vitamin B1 0,15 miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari
melakukan penelitian terhadap 100 gram Gudeg Jogja, dengan jumlah yang dapat
dimakan sebanyak 100 %.
Secara umum bahan yang terkandung dalam satu sajian gudeg adalah Nasi, Nangka
muda, santan kelapa, daging ayam, telur, bumbu-bumbu (bawang merah, bawang putih,
kemiri, ketumbar, gula kelapa, lengkuas, daun salam, daun jeruk purut).
Karena menggunakan nasi, jadi sudah pasti gudeg mengandung karbohidrat yang
(sebagaimana kita ketahui) mampu menjaga kecukupan energi dan stamina tubuh. Yang
khas dari gudeg adalah justru lauknya (semua jenis makanan nasi memang dibedakan
dari lauknya). Yang paling terkenal adalah nangka, lebih tepatnya daging nangka muda
atau biasa disebut tewel. Nah, bahan satu ini dipercaya mengandung albuminoid, zat
antioksidan, dan sedikit karbohidrat.
Sumber protein datang dari lauk yang biasanya berupa daging ayam lunak basah atau
telur bacem. Kuah yang mengandung gula kelapa juga memberi kesan manis karena
memang gudeg mengadung lemak yang bisa menghangatkan tubuh. Kandungan protein
plus zat besi bisa Anda dapatkan dari pilihan lauk berupa telur yang dimasak matang
ini. Belum lagi jika lauk diganti atau ditambah dengan ceker ayam yang oleh beberapa
kalangan dipercaya mengandung asam amino yang baik bagi pertumbuhan, terutama
pada bayi dengan komposisi tulang yang masih rawan.
DOKUMENTASI
KESIMPULAN
Gudeg merupakan makanan khas daerah Yogyakarta yang
DAFTAR PUSTAKA
http://dewiciptanovitas.blogspot.com/2015/10/proposal-usaha-warung-gudeg-
delicious.html
https://beritagar.id/artikel/kuliner/cara-membuat-gudeg
PORTOFOLIO PRAKARYA
PEMBUATAN GUDEG
DISUSUN OLEH :
IRMA NOVITA
ARYA BAGJA
IMELIA GABRIEL