Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan khas merupakan identitas suatu daerah yang dapat membedakan keberadaan
dengan daerah lain. Begitu juga keberadaan makanan khas daerah penulis yaitu
Jogjakarta. Makanan ringan yang berasal dari Jogjakarta yang akan saya bahas disini
adalah, Gudeg.
Gudeg adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka
muda yang dimasak dengan santan.
Wedang ronde adalah nama jenis minuman yang berasal asli dari Indonesia.
Minuman ini dibuat dengan cara direbus dan dipadukan dengan jahe sehingga dapat
menghangatkan tubuh
Maka dari itu penulis ingin membahas makanan daerah Jogjakarta tersebut untuk
menambah wawasan bagi para pembaca.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah makanan ringan khas Jogjakarta?


2. Bagaimana resep makanan Gudeg dan Wedang ronde?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah makanan ringan yang berasal dari Jogjakarta.
2. Dapat mengetahui resep makanan Gudeg dan Wedang ronde.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Daerah Istimewa Yogyakarta


1. Gudeg

Bila New York sering disebut sebagai "Big Apple" dan Jakarta sebagai "Big Durian",
maka Jogja mungkin bisa disebut "Big Jackfruit" (=Nangka Raksasa) karena kuliner

1
gudegnya yang begitu populer. Masakan lezat berbahan baku nangka muda ini seolah
menjadi makanan wajib bagi siapa saja yang sedang berkunjung ke surga wisata di Pulau
Jawa ini. Gori (nangka muda) yang bergetah dibersihkan sedemikian rupa kemudian
dimasak dalam kuah santan bersama bumbu dan rempah-rempah selama berjam-jam.
Setelah matang, gori menjadi empuk dan agak manis. Gudeg biasanya disajikan bersama
sambal goreng krecek (kulit sapi) pedas, telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta
ayam opor atau ayam bacem. Sebagai sentuhan akhir, gudeg disiram areh gurih yang
memberikan cita rasa khas yang tidak ada duanya. Nyam-nyam...

Gudeg Kering, Gudeg Basah, dan Gudeg Manggar


Mungkin bagi kebanyakan orang, gudeg adalah gudeg. Namun sebenarnya ada 3
jenis gudeg yang berbeda; gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah
disajikan dengan kuah santan nyemek yang gurih dan banyak diburu untuk menu sarapan
pagi. Gudeg jenis ini dapat ditemukan di sepanjang Jalan Kaliurang kawasan Barek, Gudeg
Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) atau mbok-mbok penjual gudeg di pasar-
pasar tradisional.
Gudeg kering dimasak dalam waktu yang lebih lama hingga kuahnya mengering
dan warnanya lebih kecoklatan. Rasanya juga lebih manis. Gudeg jenis ini bisa tahan
hingga 24 jam atau bahkan lebih jika dimasukkan ke dalam lemari es sehingga banyak
diburu orang sebagai oleh-oleh. Biasanya penjual mengemasnya dalam kardus, besek
(kardus dari anyaman bambu) atau kendil tanah liat.
Selain gudeg nangka muda, Jogja juga memiliki gudeg manggar. Manggar alias bunga
kelapa menghasilkan sensasi kelezatan tersendiri pada sajian kuliner ini. Bunganya terasa
crunchy sementara tangkainya sekilas memiliki rasa mirip jamur tiram. Semakin
terbatasnya persediaan manggar menyebabkan kuliner ini semakin susah ditemukan.
Beberapa penjual terpaksa menutup warung dan hanya melayani pemesanan saja. Hanya
beberapa tempat yang masih bertahan seperti beberapa kawasan di daerah Bantul.

Sentra Gudeg Wijilan dan Barek

2
Gudeg dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Jogja. Namun kawasan Wijilan
dan Barek lah yang paling kondang sebagai sentra gudeg. Wijilan berada tidak jauh dari
kompleks Kraton Yogyakarta dan dapat dicapai dengan 10 menit berjalan kaki atau
dengan naik becak. Diawali oleh Bu Slamet yang mulai berjualan sejak tahun 1946, kini
sekitar 17 warung berderet memenuhi sisi Jl. Wijilan. Anda bisa memilih gudeg sesuai
dengan selera. Gudeg Yu Djum (Jl. Wijilan 31) misalnya, menyajikan gudeg kering dengan
rasa manis khas masakan Jogja. Kreceknya diiris kecil kemudian dimasak menjadi sambal
goreng kering berwarna kekuningan. Jika menginginkan gudeg yang tidak terlalu manis,
Anda bisa bertandang ke Gudeg Bu Slamet (+62 274 380429; Jl. Wijilan 17). Rata-rata
warung gudeg di Wijilan buka dari jam 5.30 pagi hingga jam 8 malam, kecuali Gudeg Bu
Tarto (Jl. Wijilan 15) yang buka 24 jam.
Bila Anda kebetulan sedang berada di belahan utara Yogyakarta, cobalah datang ke Barek.
Setiap subuh, penjual gudeg berderet di pinggir jalan di sebelah utara kawasan Kampus
UGM. Ketika pagi mulai menjelang dan pedagang-pedagang ini mengemasi dagangannya,
masih ada warung gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5) yang kondang
hingga kalangan artis dan pejabat, Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang
asem CT III/22), Yu Narni (+62 274 589687; Jl. Kaliurang km 4,5 Karangasem CT III/19),
atau Bu Tini yang buka hingga malam. Warung-warung ini juga memberikan kesempatan
bagi Anda yang ingin melihat secara langsung proses memasak gudeg.

Dini Hari hingga Tengah Malam


Jogja adalah kota yang tak pernah tidur. Salah satu nafas yang terus membuatnya
terjaga adalah gudeg. Penjualnya silih berganti menggelar dagangan dari dini hari hingga
tengah malam. Kala fajar tiba dan matahari belum keluar dari cakrawala, Wijilan dan
Barek sudah mulai menggeliat dengan aktivitas warga berburu gudeg untuk menu
sarapan mereka. Para penjual di sentra gudeg ini akan terus setia melayani pelanggan
hingga jam 8 atau 9 malam. Anda tiba-tiba ingin merasakan kelezatan gudeg saat tengah
malam buta? Jangan khawatir, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square)
yang mulai buka pada jam 10 malam siap menggoda lidah Anda dengan rasa gudeg yang

3
istimewa. Atau Anda bisa mencoba sensasi menikmati gudeg langsung di pawon (dapur)
Gudeg Pawon (Jl. Janturan 36-38 Warungboto).

2. Wedang Ronde

Wedang ronde adalah nama jenis minuman yang berasal asli dari Indonesia.
Minuman ini dibuat dengan cara direbus dan dipadukan dengan jahe sehingga dapat
menghangatkan tubuh. Jenis minuman ini adalah minuman sehat sehingga baik
dikonsumsi untuk kesehatan tubuh. Untu dapat menikmatinya, anda bisa membuat
sendiri dirumah dengan bahan-bahan yang mudah didapat juga cara pembuatan yang
sangat sederhana. Minuman ini sangat cocok disajikan ketika sedang musim penghujan
atau ketima malam hari cuaca sedang dingin, dan bisa juga dinikmati pada pagi hari
ditemani gorengan hangat. Wedang ronde juga termasuk salah satu minuman favorit
dikeluarga kami. Untuk itu, anda juga bisa sajikan wedang ronde dalam keluarga anda.
Resep Membuat Wedang Ronde Hangat Khas Yogyakarta.
Bahan Ronde :
100 gr tepung ketan
pewarna makanan secukupnya sesuai selera
120 ml air panas
1/4 sendok teh garam
Bahan Isi :
75 gr kacang tanah goreng ( haluskan )
75 gr gula pasir

4
Bahan Kuah :
350 ml air
3 lembar daun jeruk
2 batang serai ( memarkan )
200 gr gula merah ( sisir halus )
150 gr jahe ( memarkan )
Resep Membuat Wedang Ronde Hangat Khas Yogyakarta :
campur semua bahan ronde menjadi satu kemudian uleni dengan tangan sampai
kalis, sisihkan
campur kacang tanah dan gula pasir, aduk sampai tercampur rata
bagi adonan ronde menjadi 3 bagian lalu beri pewarna berbeda pada kedua
bagian dan satu bagian biarkan warna putih
ambil adonan setiap satu sendok makan lalu masukkan bahan isi kemudian bentuk
bulat ( lakukan sampai selesai )
rebus ronde yang sudah dibentuk bulat dalam air yang mendidih sampai matang
dang mengapung
rebus gula merah dengan air lalu masukkan daun jeruk, batang serai dan jahe
sampai mendidih dan matang
tuang kedalam mangkuk saji dan beri bulatan ronde lalu siap untuk dinikmati

BAB III

PENUTUP

5
A. Kesimpulan

Makanan khas dari daerah Jogjakarta salah satunya adalah Gudeg dan Wedang

ronde yang mana Harganya murah dan terjangkau dapat dinikmati berbagai kalangan

masyarakat. Makanan dan minuman tersebut adalah makanan dan minuman yang

mempunyai nilai gizi yang tinggi pula dan tidak kalah dengan makanan modern.

B. Saran

Tradisi peninggalan nenek moyang, yaitu makanan-makanan khas harus di

lestarikan dan harus dijaga agar khususnya makanan khas Jogjakarta umumnya makanan

khas Indonesia tetap terjaga dan tidak hilang terkikis oleh zaman.

Anda mungkin juga menyukai