HEMOROID
Pembimbing:
dr. Wuri Iswarsigit, Sp. B, Sp. BA
Disusun Oleh :
Iffa Refni Ihksan
030.14.090
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hemoroid
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
Periode 18 Februari 2019 – 26 April 2019
Disusun Oleh :
Iffa Refni Ihksan
030.14.090
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Wuri Iswarsigit, Sp. B, Sp. BA selaku dokter pembimbing
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Hemoroid”. Referat ini
disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang Periode 18 Februari 2019 - 26 April 2019
Banyak pihak yang telah mendukung penulis dalam penyusunan referat ini, sehingga
referat ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih banyak kepada
dr. Wuri Iswarsigit, Sp. B, Sp. BA sebagai dokter pembimbing referat sekaligus yang telah
mendukung, mengarahkan, serta meluangkan waktunya untuk melakukan bimbingan terhadap
penulis, mulai dari pemilihan judul referat sampai selesainya referat ini.
Semoga semua pihak yang telah mendukung penulis dalam penyusunan referat ini
mendapatkan pahala dari Allah SWT. Penulis berharap semoga referat ini bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis sendiri dan masyarakat serta pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun
tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar bermanfaat bagi perkembangan ilmu kususnya dibidang kesehatan.
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
Hemoroid sendiri terbagi menjadi dua, yaitu interna dan eksterna. Penanganan yang
dilakukan pada tiap kasus pun berbeda mengingat adanya perbedaan dari kedua jenis hemoroid
tersebut. Pada hemmoroid interna, nyeri tidak terlalu dirasakan dibanding hemoroid eksterna
dikarenakan sedikitnya saraf somatik pada daerah tersebut.,3
Tingginya prevalensi hemoroid disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya
konsumsi makanan berserat, konstipasi, usia, keturunan, kebiasaan duduk terlalu lama,
peningkatan tekanan abdominal karena tumor, pola buang air besar yang salah, hubungan seks
peranal, kurangnya intake cairan, kurang olah raga, dan kehamilan4
Referat ini dibuat untuk memberikan pengetahuan mengenai hemoroid secara mendalam.
Diharapkan referat ini bisa memberikan informasi dan pengetahuan, guna untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan penyakit hemoroid.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hemoroid, berasal dari bahasa Yunani haema yang berarti darah dan rhoos yang berarti
mengalir, sudah digunakan oleh Hippocrates untuk mendiskripsikan aliran darah dari vena yang
berada di anus.5 Hemoroid terdapatnya bantalan-bantalan yang berisi venule-venule, arteriole-
arteriole dan otot polos yang terletak di canalis analis. Hemoroid merupakan bagian yang
normal dari anatomi anorektal.3
Istilah “hemoroid” yang sering digunakan mengacu pada kondisi klinis dimana bantalan-
bantalan ini menjadi abnormal dan menyebabkan gejala-gejala.6 Hemoroid biasanya terjadi pada
posisi jam 3, 7, dan 11.7
Saat proses defekasi terjadi, bantalan hemoroid diisi oleh darah sehingga melapisi canalis
analis, istilah patologis hemoroid adalah dimana terjadi penurunan dari bantalan ini dengan
disertai dilatasi dari sinusoid, kadang juga perdarahan dari arteriole, venule atau bagian dari
sinusoid. Hemoroid membesar ketika jaringan penyangga dari bantalan hemoroid ini rusak,
tekanan berlebihan seperti pada keadaan sembelit atau kehamilan.8
2.2. Anatomi
Canalis analis adalah bagian terminal dari usus besar yang memiliki panjang kurang lebih 2,5 cm
– 3.5 cm. Dikelilingi oleh M. Sphincter ani internus dan eksternus. Otot-otot ini berperan pada
proses defekasi.9,10
Arteri rectalis superior mensuplai darah ke canalis analis bagian superior dari linea
pectinata. Sedangkan bagian inferior dari canalis analis di supply oleh 2 arteri rectalis inferior.
Arteri rectalis media membantu supply darah canalis analis dengan membentuk anastomose
dengan arteri rectalis superior dan inferior.
Vena yang mendrainase aliran darah dari rectum dan canalis analis adalah vena rectalis
superior, media dan inferior.
Superior dari linea pectinata aliran limfe di drainase pembuluh-pembuluh limfe menuju
nodus limfe iliaca interna. Sedangkan inferior dari linea pectinata didrainase ke nodus limfe
inguinal superficial.10
Inervasi
Superior dari linea pectinata diinervasi oleh plexus hipogastrika inferior (simpatis,
parasimpatis dan serat aferen visceral) sedangkan inferior dari linea pectinata diinervasi oleh
persarafan somatis cabang dari n.Pudendus.10
9
2.3. Epidemiologi
Hemoroid dikenal sebagai penyebab tersering terjadinya perdarahan rektal, epidemiologi
penyakit ini tidak diketahui karena pasien cenderung mengobati sendiri. Studi epidemiologi oleh
Johanson et al pada tahun 1990 menunjukkan bahwa 10 juta orang di Amerika serikat yang
mengeluhkan hemoroid memiliki prevalensi 4,4%. Pada kedua jenis kelamin, prevalensi puncak
terjadinya hemoroid adalah 45 dan 65 tahun dan terjadinya hemoroid di bawah 20 tahun jarang
terjadi.7,4 Hemoroid sering ditemukan pada kalangan sosioekonomi rendah. Sedangkan di
Inggris, hemoroid dilaporkan mempengaruhi 13%-36% dalam populasi umum.4 Pekerjaan yang
duduk terlalu lama (supir, dll), berdiri lama (petugas keamanan, dll) atau yang mengangkat
2.4. Etiologi
Etiologi yang potensial mengakibatkan hemoroid.11
2.5. Patofisiologi
Patofisiologi pasti terjadinya hemoroid hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Beberapa tahun lamanya teori varises vena, yang dipostulasikan bahwa hemoroid disebabkan
oleh varises vena pada kanalis analis, mulai ditinggalkan karena hemoroid dan varises anorektal
adalah dua kondisi yang berbeda. Faktanya, pasien dengan hipertensi portal dan varises tidak
memiliki peningkatan insiden terjadinya hemoroid.4
Hemoroid interna merupakan pelebaran vena di atas linea dentata yang tidak dipersarafi
oleh saraf somatik, sehingga tidak menyebabkan nyeri, sehingga hanya dirasakan oleh pasien
sebagai perasaan tidak nyaman. Terjadi perdarahan merupakan keluhan yang paling sering
dilaporkan, dan prolaps hingga ke bagian luar anus. Daerah prolaps menjadi tempat penumpukan
iritan (salah satunya akibat mukus/lendir), sehingga dapat menimbulkan gatal (pruritus ani).
Perdarahan yang khas adalah perdarahan yang terpisah dari feses, tidak tercampur dan sering
10
disertai dengan lendir. Lendir (mukus) berasal dari sel goblet yang banyak terdapat pada mukosa
rektum yang berfungsi sebagai pelumas. Terdapat lendir atau bercak feses pada pakaian dalam
dapat menjadi salah satu tanda prolaps yang menetap. Apabila prolaps kian jauh dan terjepit oleh
kompleks otot sfingter, maka dapat terjadi inkarserasi, lalu mengalami stranggulasi bahkan
nekrosis. Apabila terjadi stranggulasi dan nekrosis, maka akan menyebabkan rasa nyeri. Pada
keadaan khusus namun jarang terjadi, dapat terjadi trombosis akut, dan rasa nyeri dirasakan
hebat.3
Hemoroid eksterna menyebabkan nyeri karena strukturnya yang diinervasi oleh saraf
somatik, terutama pada keadaan akut trombosis. Hal ini terjadi akibat penekanan saraf oleh
bekuan darah dan edema. Nyeri akan terasa menghilang selama 7-14 hari, saat bekuan darah juga
mengalami resolusi. Namun resolusi tidak diikuti dengan perbaikan kulit, sehingga terdapat kulit
yang “berlebih” atau yang umum disebut dengan skin tag. Lalu dapat terjadi trombosis berulang,
dan biasanya terdapat pada tempat yang sama (vena pada daerah tersebut telah mengalami
perubahan dari kejadian sebelumnya, sehingga mudah terjadi trombosis) dan terjadi perdarahan.
Selain itu, skin tag akan menyebabkan masalah higienitas, dapat terjadi gatal atau pun keluhan
yang lain.3
1. Hemoroid eksterna
Terletak distal dari linea pectinati dan ditutupi oleh anoderm. Karena anoderm
banyak diinervasi oleh sabut saraf, trombosis dari hemoroid eksterna dapat menimbulkan
gejala nyeri.
11
Gambar 3. Lokasi Hemoroid eksterna
2. Hemoroid interna
Terletak proksimal dari linea pectinati dan di tutupi mukosa anorektal. Hemoroid
interna bisa prolaps dan berdarah, jarang nyeri kecuali ada trombosis dan nekrosis (bila
prolaps berat, inkarserasi, dan/atau strangulasi). Terdapat 4 gradasi hemoroid interna.
Grade 1 ketika terjadi bulging ke dalam canalis analis dan prolaps sejauh linea pectinati
(tanpa keluar dari anus). Grade 2 ketika prolaps melewati anus dan dapat masuk kembali
dengan sendirinya. Grade 3 hemoroid prolaps dan membutuhkan bantuan reduksi digital
untuk masuk. Grade 4 hemoroid prolaps tidak dapat di reduksi dan dapat terjadi
strangulasi. Selain itu dapat juga terjadi kombinasi hemoroid interna dan eksterna.3
Hemoroid interna menimbulkan keluhan berupa perdarahan atau prolaps, namun jarang
menimbulkan keluhan nyeri kecuali terjadi thrombosis dan nekrosis. Nekrosis dapat terjadi pada
hemoroid yang mengalami prolaps yang berat, inkarserasi, dan atau strangulasi.3 Perdarahan
12
yang terjadi berwarna merah segar. Perdarahan yang terjadi bisa hanya berupa tetesan hingga
perdarahan yang cukup masif yang dilihat di toilet. Prolaps hingga melewati linea dentate dapat
terjadi, terutama bila mengejan.6 Hemoroid kombinasi menimbulkan gejala pada hemoroid
interna dan hemoroid eksterna.3
2.8. Diagnosis
Anamnesa
Anamnesa harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang
membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi (mengejan). Hemoroid eksterna dapat
dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami
prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila
penderita diminta mengejan.1
Inspeksi
Pada pemeriksaan lokal, penderita dalam posisi miring (sim’s position) atau posisi
menungging (knee chest position) dan selanjutnya pada evaluasi inspeksi dapat
ditemukan tonjolan lunak pada anus pada hemoroid eksterna, dan juga pada hemoroid
interna yang mengalami prolaps. Pada hemoroid yang mengalami trombosis, maka warna
tonjolan terlihat ungu kebiruan, tampak tegang, dan ukuran garis tengah biasanya beberap
milimeter hingga 1-2 cm. Hemoroid interna yang prolaps tidak terlalu jauh, maka pasien
diminta mengedan, maka akan terlihat masa hemoroid yang diliputi mukus.1
Palpasi
Untuk melakukan palpasi pada hemoroid, kita dapat melakukan pemeriksan colok dubur /
Rectal Touche’ (RT). Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal
tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan
dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan
karsinoma rektum.1
13
Pada palpasi hemoroid eksterna didapatkan perabaan masa yang terlokalisasi (bentuk
seperti kacang / localized pea-sized) yang berkonsistensi padat tapi lembut yang mana
dapat dibedakan dengan hemoroid interna.1
Diagnosis Banding
Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang juga terjadi pada :
1. Fissura ani
Fissura ani merupakan robekan mucosa, atau luka epitel memanjang sejajar sumbu anus.
Fissura biasanya tunngal dan terletak di garis tengah posterior. Kebanyakan fissura ani
terjadi karena regangan mucosa anus melebihi kemampuannya. Sekali fissura terjadi, maka
akan terbentuk suatu lingkaran setan. Dengan adanya nyeri ketika defikasi maka penderita
akan menjadi takut untuk defikasi, hal ini akan menyebabkan feces menjadi keras dan
feces yang keras akan menambah aktifitas sphincter. Fissura ani dapat disebabkan oleh
berbagai penyebab, antaranya :
o Idiopatik
o Iritasi akibat diare
o Cedera partus
o Penggunaan laksative
o Iatrogenik
o Inflammatory bowel diseases
o Sexually transmitted diseases
- Kronis
14
2. Fissura ani sekunder
Fissura ani primer tampak sebagai suatu superficial ulcer pada mukosa anal di bawah
linea dentata, apabila letaknya lebih ke proksimal hampir dapat dipastikan merupakan
fissura ani sekunder akibat penyakit lain. Fissura ani dikatakan akut bila penyakit
terjadi kurang dari 6 minggu, dan dikatakan kronis bila sudah lebih dari 6 minggu.
Pada anamnesis biasanya dijumpai nyeri didaerah rektum, biasanya digambarkan seperti
rasa terbakar, rasa terpotong, atau seperti terasa robekan. Nyeri sejalan dengan kontraksi
usus; spasme anus perlu dicurigai terjadinya fissura ani, konstipasi akibat takut nyeri,
feses keras, buang air besar berdarah warna merah terang pada permukaan feses. Darah
biasanya tidak bercampur dengan feses, mucoid discharge, pruritus.
Colok dubur dapat dilakukan dengan menekan sisi di seberang fisura setelah pemberian
anestesi topical berulang kali. Protoskopi juga dilakukan dengan cara yang sama, yaitu
anestesi topical dan tekanan pada sisi kontralateral.
Diagnosis banding terdiri atas luka atau rekah anus lainnya, seperti tuberculosis, sifilis,
AIDS, atau proktitis. Fisura anus kadang disertai hemoroid interna. Penderita hemoroid
yang mengeluh nyeri biasanya menderita fisura sebab hemoroid interna tidak
mengakibatkan nyeri.
Agar defekasi lancar dengan feses lunak, dianjurkan diet makanan kaya serat dengan
minum cukup banyak. Anestetik topical dapat berguna. Bila pengobatan ini tidak
berhasil, dapat dilakukan sfingterotomi interna tanpa mengganggu sfingter eksterna.
Sfingter dalam dibelah disisi samping kiri atau kanan. Fisura biasanya dibiarkan,
sedangkan umbai kulit dikeluarkan. Menurut Lord, dilatasi sfingter seluruhnya tidak
dianjurkan sebab kadang mengakibatkan inkontinensia.
Fisura anus merupakan kelainan kronik yang sering kambuh atau menunjukkan
eksaserbasi. Penanganan konservatif berhasil baik, sedangkan tindakan sfingterotomi
interna akan bermanfaat bila terapi konservatif tidak berhasil.3,8
2. Karsinoma kolorektum
3. Penyakit divertikel
15
4. Polip
5. Kolitis ulserosa
Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan. Foto barium kolon dan kolonoskopi perlu
dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan gejala penderita.11
2.9. Tatalaksana
Kebanyakan penderita hemoroid derajat pertama dan derajat kedua dapat ditolong dengan
tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan. Perbaikan pola makan dan
minum.
o Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi seperti sayur dan buah-
buahan. Makanan ini membuat feses menjadi lunak, sehingga mempermudah
defekasi dan mengurangi keharusan mengejan berlebihan.
o Menghindari konsumsi makanan yang dapat menyebabkan konstipasi.
o Pada hemoroid grade 1 atau 2 dengan gejala yang tidak membaik setelah
pengobatan konservatif maka dapat dipertimbangkan skleroterapi yaitu injeksi
bahan sklerotik ke pangkal tiap massa hemoroid biasanya prosedur ini dievaluasi
setelah 8 minggu bahkan dapat diulang. Untuk massa hemoroid yang lebih besar
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik ligasi gelang karet pada tiap pangkal
dari hemorrhoid, ligasi ini terpasang kurang lebih selama 10 hari hingga terjadi
nekrosis massa hemoroid. Teknik lain seperti fotokoagulasi infrared dan
krioterapi saat ini sudah jarang dilakukan.1,2
2.9.2. Pembedahan
16
2.9.2.1. Rubber band ligation
Rubber band ligation adalah tatalaksana hemoroid interna dan sering
direkomendasikan sebagai tatalaksana pembedahan awal derajat 1, 2 dan beberapa derajat 3.
Tindakan ini juga merupakan baku emas.9 Prosedur yang dilakukan dengan meletakkan karet
di sekitar mukosa anorektal yang berlebih. Hal ini akan menyebabkan strangulasi pada suplai
darah hemoroid sehingga menyebabkan nekrosis dan luruhnya hemoroid dalam waktu 5-7
hari. Prosedur ini dilakukan melalui anoskopi dan beberapa peralatan tersedia untuk
mengaplikasikan karetnya. Karena karet diletakkan pada area yang tidak memiliki sensasi,
prosedur ini dapat dilakukan tanpa anestesi. Tetapi area tersebut harus diperiksa terlebih
dahulu untuk sensasinya karena variasi anatomi dalam persarafan. Keberhasilan tindakan ini,
ditandai dengan meredanya gejala selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, berkisar
dari 70,5% sampai 97%.(p204) Angka kekambuhan rendah dibandingkan skleroterapi dan
koagulasi inframerah.9
Komplikasi seperti respon vasovagal, nyeri, abses, retensi urinm perdarahan, dan
sepsis terjadi <2% pasien. Karena risiko perdarahan pasca bedah, tindakan ini sebaiknya tidak
dilakukan pada pasien yang menerima terapi antikoagulan, seperti warfarin. Aspirin dan agen
antiplatelet lainnya harus dihentikan 5-7 hari sebelum dilakukan tindakan dan dimulai
kembali 5-7 hari setelahnya.2
17
Beberapa randomized controlled trials dan meta-analisis menunjukkan bahwa
hemoroidektomi eksisional adalah terapi efektif untuk mengurangi kekambuhan gejala pada
pasien dengan hemoroid derajat 3 dan derajat 4. Tindakan ini juga direkomendasikan pada
pasien dengan hemoroid campiran dan untuk pasien yang memiliki hemoroid berulang di
mana terapi yang lain tidak efektif.
18
Tabel 5. Prosedur bedah berdasarkan jenis hemoroid.2
2.10. Komplikasi
Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh
darah besar.Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat
menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah
yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada
penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid
keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi infeksi.2,3,6
2.11. Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus.
Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi penderita harus
19
diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar dapat mencegah
timbulnya kembali gejala hemoroid.1
20
BAB III
KESIMPULAN
Hemoroid terbagi menjadi dua jenis, yaitu interna dan eksterna. Penanganan yang
dilakukan pada tiap kasus pun berbeda mengingat adanya perbedaan dari kedua jenis hemoroid
tersebut. Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus.
Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Tatalaksana pada kasus hemoroid
tergantung jenis dan derajat hemoroid tersebut. Terdapat tatalaksana non-invasif dan invasif.
Peningkatan asupan serat dan cairan serta modifikasi gaya hidup penting dalam tatalaksana
hemoroid berbagai derajat dan untuk pencegahan. Tatalaksana pembedahan tersedia dalam
berbagai cara dan efektifitasnya tergantung dari derajat hemoroid.
21