Dummy Laporan Pendahuluan Masterplan DR PDF
Dummy Laporan Pendahuluan Masterplan DR PDF
ULP Kementerian PU
KELOMPOK KERJA PPLP
Jln. DI Panjaitan No. 02 - Ambon
LAPORAN PENDAHULUAN
Pekerjaan :
FASILITASI PENYUSUNAN
MASTERPLAN SISTIM DRAINASE
KOTA SAUMLAKI
Lokasi :
KAB. MALUKU TENGGARA BARAT
2014
Jasa Konsultan
BTN Kebun Cengkih Blok D1/07 - AMBON
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
dokumen LAPORAN PENDAHULUAN sebagai dokumen awal bagi kegiatan Penyusunan
Masterplan Drainase Kota Saumlaki, yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Maluku
Tenggara Barat.
LAPORAN PENDAHULUAN ini secara umum merupakan sebuah laporan awal
dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 6 (enam
bulan) pekerjaan, di mana di dalam dokumen ini kurang lebih berisikan mengenai
PENDAHULUAN, di mana di dalamnya akan dibahas mengenai latar belakang
kegiatan, maksud tujuan dan sasaran serta ruang lingkup pembahasan dari keseluruhan
kegiatan Penyusunan Masterplan.
APRESIASI WILAYAH PERENCANAAN, di mana di dalamnya akan dibahas
mengenai kondisi umum wilayah perencanaan, meliputi deliniasi wilayah dan batasan
kawasan secara administratif, kondisi fisik wilayah, tata guna lahan, kondisi sarana
prasarana serta kondisi kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat antara lain kegiatan
pertanian, perikanan dan sektor ekonomi pendukung lainnya.
SURVEY PENDAHULUAN DAN STRATEGI TATA LAKSANA KEGIATAN,
di mana di dalamnya akan dipaparkan mengenai kondisi awal wilayah perencanaan dalam
hal drainase eksisting, rencana pengembangan drainase yang ada baik swadaya maupun
program bantuan pemerintah, permasalahan dan potensi wilayah beserta alternatf-alternatif
pengembangan yang dapat digunakan sebagai konsep perencanaan masterplan drainase.
PENDEKATAN DAN METODOLOGI, di mana di dalamnya berisikan mengenai
pendekatan dan metodologi perencanaan terkait pengembangan sistem drainase di wilayah
perencanaan sesuai dengan kondisi eksisting yahng dijelaskan di dalam bab pembahasan
sebelumnya.
PROGRAM KERJA, di mana di dalamnya dipaparkan mengenai struktur
organisasi dari tim konsultan sebagai pihak penyusun pekerjaan Penyusunan Masterplan
Drainase Kota Saumlaki beserta rencana kerja sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja yang
telah disepakati.
i
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Penyusun
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. I-1
1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran .......................................................................... I-2
1.3 Waktu Pelaksanaan .......................................................................................... I-3
1.4 Ruang Lingkup ................................................................................................. I-3
1.4.1 Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................................ I-3
1.4.1.1 Lingkup Kegiatan Umum ......................................................... I-3
1.4.1.2 Lingkup Kegiatan Spesifik ....................................................... I-3
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ......................................................................... I-5
1.5 Sistematika Pembahasan .................................................................................. I-5
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
v
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB VI PENUTUP
vi
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
vii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tabel 3.1 Periode Ulang Desain untuk Sistem Drainase Makro ............................... III-3
Tabel 3.2 Periode Ulang Desain untuk Sistem Drainase Mikro ................................ III-4
Tabel 3.3 Periode Ulang Desain untuk Sistem Jalan Raya ....................................... III-4
Tabel 3.4 Standar Kualitas Air Peruntukan Air Minum atau yang sejenis................ III-4
Tabel 3.5 Kriteria Perencanaan Sektor Air Bersih untuk Domestik.......................... III-7
Tabel 3.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 2032 ........................................................ III-11
Tabel 3.7 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Di Kawasan Perkotaan Saumlaki
Tahun 2010 – 2030 ...................................................................................... III-13
Tabel 3.8 Perkiraan Kebutuhan Air Kotor Di Kawasan Perkotaan Saumlaki
Tahun 2010 – 2030 ...................................................................................... III-18
Tabel 3.9 Pedoman Sistem Pelayanan Limbah Rumah Tangga Perkotaan ............... III-20
viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat ......................... III-2
Gambar 3.2 Peta Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Kabupaten Maluku Tenggara Barat ..................................................... III-12
Gambar 3.3 Bangunan ABSAH................................................................................. III-17
Gambar 3.4 Skema Pengolahan Air Limbah ............................................................. III-19
ix
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
I-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Untuk pemahaman hal tersebut maka diperlukan pemahaman terhadap konsep hidrologi,
ekosistem dan sosiosistem sangat diperlukan karena berkaitan satu sama lain.
Oleh karena itu, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman,
Ditjen. Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satker Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Maluku pada TA. 2014 menyelenggarakan
kegiatan Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki untuk menyusun rencana
penanganan genangan atau banjir yang rinci dan menyeluruh dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan dan operasional, yang dapat dimanfaatkan
hingga jangka panjang.
I-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
I-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
I-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
4. Analisa data struktur seperti analisa hasil penyelidikan tanah, hitungan berat dan
beban rencana saluran dengan kondisi struktur tanah, stabilitas struktur serta struktur
kemiringan talud, struktur saluran dan bangunan pelengkap;
5. Gambar detil desain saluran; membuat gambar potongan memanjang horizontal skala
1:1000, vertikal skala 1:100 dan potongan melintang dengan skala 1:100.
6. Menentukan paket pekerjaan: paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan
bangunan pelengkapnya, volume pekerjaan per paket pekerjaan, RAB, Urutan
prioritas paket pekerjaan yang dilaksanakan berdasar perkembangan daerah,
pembobotan dan ketersediaan dana, jadual pekerjaan yang dibuat pertahun anggaran;
7. Nota perhitungan sebagai kumpulan dari hasil analisis hidrologi, analisis hidrolika,
analisis struktur, kriteria-kriteria yang digunakan dan catatan lain yang dianggap perlu;
8. Dokumen pelelangan seperti dokumen prakualifikasi, undangan, instruksi peserta
lelang, bentuk penawaran, bentuk jaminan, syarat teknis, syarat umum, syarat
administrasidan gambar desain perencanaan;
c. Pelaporan
Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan baik berupa notulensi dan laporan
master plan Kota Saumlaki.
I-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
I-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Sifnana, Desa Lauran, Desa Kabyarat, Desa Ilngei, Desa Wowonda, Desa Lermatang dan
Desa Letdalam. Secara administrasi Kecamatan Tanimbar Selatan berbatasan dengan:
• Sebelah Utara : Tanimbar Utara
• Sebelah Selatan : dengan Laut Timur dan Lautan Arafura
• Sebelah Barat : dengan Lautan Arafura / Kabupaten Maluku Barat Daya
• Sebelah Timur : dengan Laut Arafura
Untuk lebih jelasnya batas administrasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
II - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai curah hujan dan hari hujan di Kecamatan
Tanimbar Selatan dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
II - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Berdasarkan catatan yang ada, gempabumi yang tercatat di stasiun Geofisika Saumlaki
pada tahun 2008 terjadi setidaknya 537 kali gempabumi, dimana 291 kali diantaranya
merupakan gempa dengan kekuatan di atas 4 Skala Richter.
II - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Dari jumlah gempa sebesar itu, jumlah gempa yang dirasakan oleh penduduk hanya 1
(satu) kali, yaitu yang terjadi pada bulan Agustus yang mencapai besaran gempa sebesar 6,9
SR. Namun demikian, gempabumi tersebut tidak menimbulkan kerusakan yang berarti di
kawasan perkotaan Saumlaki. Tabel berikut menunjukkan frekuensi kejadian gempabumi
yang tercatat di stasiun geofisika Saumlaki tahun 2004 – 2008.
Berdasarkan peta rawan gempabumi yang disusun oleh Kertapati, et.al (2001),
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan sekitarnya termasuk ke dalam wilayah rawan
gempabumi dengan skala intensitas sebesar V – VII MMI (Modified Mercalli Intensity).
Intensitas gempa skala V artinya gempabumi dirasakan hampir oleh semua orang, dimana
pada malam hari sebagian besar orang tidur akan terbangun dan barang di atas meja terjatuh,
plesteran tempok retak, dan barang-barang yang tidak stabil akan roboh. Sedang intensitas
gempa skala VI artinya gempabumi dirasakan oleh semua orang, dimana banyak orang akan
merasa ketakutan dan panik, berhamburan ke luar ruangan dan ditandai dengan banyaknya
perabotan berat yang bergesar serta plesteran dinding retak dan terkelupas.
Skala MMI adalah skala yang menunjukkan intensitas gempabumi, yaitu tingkat
kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Besarnya intensitas atau tingginya tingkat
kerusakan akibat gempabumi tersebut bergantung pada beberapa faktor, seperti jarak lokasi
terhadap sumber gempabumi dan kondisi geologi setempat, lamanya getaran, retakan tanah,
gerakan tanah, pelulukan (likuifaksi), serta kekuatan bangunan. Semakin dekat suatu lokasi
dengan sumber gempabumi, semakin besar intensitas gempa dan tingkat kerusakannya.
Intensitas kerusakan berdasarkan Skala MMI di kawasan Maluku Tenggara Barat dan
sekitarnya tertera Gambar di bawah ini.
Berdasarkan peta gempabumi Indonesia yang baru saja diterbitkan oleh Kementrian
Pekerjaan Umum pada Juli 2010, kawasan Maluku Tenggara Barat termasuk dalam kategori
gempabumi dengan PGA (peak ground accelleration) sebesar 0,2 – 0,25 g. Peta berikut
menunjukkan peta gempabumi Indonesia 2010.
II - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
2.4 TRANSPORTASI
2.4.1 Transportasi Darat
2.4.1.1 Jaringan Jalan
Jaringan jalan di kawasan perkotaan Saumlaki relatif masih terbatas. Hal ini
mengikuti perkembangan kota yang juga relatif masih terbatas. Jaringan jalan utama di
kawasan perkotaan Saumlaki adalah jaringan jalan Nasional yang menghubungkan Saumlaki
– Lorulun – Tutukembong – Larat yang merupakan jaringan jalan Trans Yamdena. Jaringan
jalan Nasional ini merupakan jaringan jalan utama yang menghubungkan Saumlaki di bagian
Selatan dengan Larat di bagian Utara. Di kawasan perkotaan Saumlaki, jaringan jalan ini
membentang sepanjang pesisir dengan kondisi perkerasan aspalt.
Jaringan jalan lainnya yang ada di kawasan perkotaan Saumlaki merupakan jalan
kabupaten. Jalan utama kawasan perkotaan yang menghubungkan kawasan pusat kota dengan
pusat pemerintahan kabupaten adalah jalan lingkar. Jaringan jalan ini direnanakan sebagai
jaringan jalan utama kota. Kondisi saat ini jaringan jalan dibangun dua lajur dengan
pembatas jalan.
II - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
2.4.1.2 Terminal
Simpul transportasi darat di kawasan perkotaan Saumlaki yang tersedia saat ini berupa
terminal angkutan kota yang melayani pergerakan penduduk dari dan ke luar Kota Saumlaki.
Terminal angkutan antar-kota tersebut berada di Desa Sifnana dan merupakan Terminal
dengan klasifikasi tipe C, yaitu terminal yang melayani kendaraan angkutan umum untuk
angkutan pedesaan.
Berdasarkan KepMenHub Nomor 31 Tahun 1995, persyaratan bagi pembangunan
Terminal Tipe C adalah berada dalam wilayah kabupaten, berada dalam jaringan trayek
pedesaan, serta berada di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan minimal IIIA.
II - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
• Selain kapal milik PT PELNI, terdapat juga angkutan penyeberangan dengan jalur
Tual – Larat – Saumlaki – Larat – Tual (pp) menggunakan kapal ferry KM
Kormomolin.
2. Rute pelayaran perintis, terutama menghubungkan Saumlaki dengan ibukota
kecamatan yang tersebar di kepulauan Tanimbar, seperti rute Larat – Saumlaki – Tepa
– Serwaru – Wonreli (pp).
Terdapat 7 (tujuh) rute pelayaran perintis yang singgah di Pelabuhan Saumlaki, yaitu:
• Rute Ambon – Geser – Gerom – Kesui – Tior – Kaimeer – Kur – Tayando – P.
Molu – Larat – Tutukembong – Saumlaki;
• Rute Ambon – Tual – Larat – Saumlaki – Adaut – Dawera – Kroing – Marsela –
Tepa – Pulau Lulau di Kabupaten Maluku Barat Daya – Kupang
• Rute Ambon – Babar – Wulur – Romang – Ilwaki – Kisar – Leti – Moa – Lakor –
Tepa – Dai – Dawera – Saumlaki – Tual;
• Rute Tual – Tayando – Kaimeer – Kur – P. Molu – Larat – Saumlaki – Kroing –
Pulau-pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya – Makassar;
• Rute Tual – Elat – Dobo – Larat – Saumlaki – Kroing – Tepa – Pulau-pulau di
Kabupaten Maluku Barat Daya – Kalabahi – Surabaya;
• Rute Saumlaki – Ambon; dan
• Rute Saumlaki – Tepa – Bebar – Wulur – Romang – Leti – Kisar – Ilwaki –
Kupang.
II - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Saumlaki secara umum relatif lebih
banyak dibanding jumlah penumpang yang naik (berangkat) dari Pelabuhan Saumlaki. Pada
tahun 2008 tercatat sebanyak 11.221 penumpang yang naik dari Pelabuhan Saumlaki dan
25.819 penumpang yang turun di Pelabuhan Saumlaki atau lebih dari dua kali lipat dari
jumlah penumpang yang naik. Hal ini kemungkinan mengindikasikan jumlah penduduk yang
migrasi ke Saumlaki.
Berbeda dengan jumlah kapal yang sandar di Pelabuhan Saumlaki, jumlah penumpang
yang naik dan turun di Pelabuhan Saumlaki relatif meningkat selama periode 2004 – 2008.
Namun demikian jumlah kenaikan jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Saumlaki
tidak terlalu signifikan dibanding jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Saumlaki. Jika
pada tahun 2004 jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Saumlaki tercatat hanya
berjumlah 3.203 penumpang, pada tahun 2008 meningkat hingga 11.221 penumpang. Sedang
penumpang yang turun di Pelabuhan Saumlaki pada tahun 2004 tercatat sebesar 8.225
penumpang, pada tahun 2008 meningkat hingga 25.819 penumpang.
Jumlah angkutan barang yang dimuat di Pelabuhan Saumlaki pada tahun 2008 tercatat
sebesar 5.531 ton sedang jumlah barang yang dibongkar sebesar 65.545 ton atau kira-kira
11,8 kali lebih besar dibanding jumlah barang yang dimuat. Ditinjauu dari aspek ekonomi, hal
tersebut menunjukkan lebih banyak barang yang didatangkan dari luar Saumlaki dibanding
barang yang diekspor ke luar wilayah.
Ditinjau dari jenis barang yang dibongkar di Pelabuhan Saumlaki, sebagian besar
berupa bahan bakar minyak (BBM) yang pada tahun 2008 tercatat sebesar 31.741 ton. Jenis
barang lain yang dibongkar di Pelabuhan Saumlaki adalah semen sebesar 15.510 ton, beras
sebesar 3.347 ton, gula sebesar 149 ton, tepung terigu sebesar 207 ton, dan barang campuran
sebesar 14.591 ton. Secara ekonomi, terlihat bahwa Saumlaki masih menggantungkan bahan
kebutuhan pokok, seperti beras dan gula dari luar wilayah.
II - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tabel 2.19 Jumlah Penumpang dan Barang di Pelabuhan Saumlaki Tahun 2004-2008
PENUMPANG (orang) BARANG (ton)
TAHUN JUMLAH KAPAL
NAIK TURUN MUAT BONGKAR
2004 450 3.203 8.225 11.254 24.379
2005 529 10.897 12.084 28.174 41.379
2006 350 11.857 17.804 1.570 25.814
2007 301 11.104 19.775 2.443 16.059
2008 470 11.221 25.819 5.531 65.545
II - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Bandar udara Olilit saat ini merupakan pintu gerbang yang sangat penting bagi
Kabupaten Maluku Tenggara Barat dalam memperlancar arus penumpang dan barang. Saat
ini rute arah dan tujuan penerbangan yang melalui Bandara Olilit masih relatif terbatas. Rute
utama yang dilalui adalah Ambon – Saumlaki – Tual – Ambon (pp). Operator penerbangan
yang beroperasi saat ini tercatat 3 (tiga) buah, yaitu Trigana Air, Express Air, dan Merpati
Nusantara. Meskipun tidak semua operator penerbangan beroperasi setiap hari, tetapi
penerbangan dari dan menuju Saumlaki dilayani setiap hari oleh operator penerbangan secara
bergantian. Hanya Express Air yang melayani penerbangan dari dan menuju Saumlaki setiap
hari. Sedang Trigana Air hanya melayani menerbangan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Terbatasnya rute dan jumlah penerbangan di dari dan menuju Saumlaki menjadi kendala
dalam pengembangan kegiatan ekonomi wilayah Saumlaki.
Data statistik menujukkan pada tahun 2008 tercatat 330 pesawat yang datang dan
berangkat dari Bandara Olilit di Saumlaki. Sementara jumlah penumpang yang berangkat
dari Bandara Olilit tercatat sebesar 7.111 penumpang dan penumpang yang berangkat dari
Bandara Olilit tercatat sebesar 8.736 penumpang.
II - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2007 atas dasar
harga konstan 2000 PDRB tercatat sebesar 3,74%, tahun 2006 sebesar 3,32% dan tahun 2005
sebesar 3,44%. Pertumbuhan ini masih sangat tergantung dari dana pemerintah, karena belum
berkembangnya dana investasi swasta. Secara sektoral tahun 2007 semua sector ekonomi
memberi angka pertumbuhan positif dan pertumbuhan tertinggi adalah listrik, Gas dan Air
bersih yaitu sebesar 5,68%; sedangkan sector yang terkecil pertumbuhannya adalah sector
pertanian yaitu sebesar 2,59%.
Struktur ekonomi Kabupaten Maluku Tenggara Barat sejak tahun 2003-2007 masih
didominasi oleh tiga sector utama yang memberikan konstribusi dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yaitu Pertanian memberikan Distribusi terhadap PDRB
sebesar 52,77% Perdagangan, Hotel dan Restauran 26,64%; dan jasa-jasa 11,08%. Sedangkan
sector lainnya memberikan andil yang relative kecil. Berbagai upaya peningkatan
perekonomian terus dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan dalam rangka
mempercepat pertumbuhan ekonomi dikabupaten Maluku Tenggara Barat yakni
penaggulangan kemiskinan, perkembangan usaha produktif, perluasan dan pengembangan di
bidang ketenaga kerjaan,Pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan, pengembangan
UKM dan koperasi, Pengembangan ekspor, peningkatan investasi, pengembangan
kepariwisataan dan promosi, pengembangan kewirausahaan, peningkatan penerimaan daerah
dan implementasi perimbangan keuangan propinsi dan daerah serta peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Kegiatan Perekonomian di Tanimbar Selatan di dominasi oleh perdagangan dan jasa
yang dimana kegiatan perekonomian di Tanimbar bagian Selatan berorentasi di Kota
Saumlaki sebagai pusat perdagangan dan jasa. Arus pengirimana barang dan jasa untuk
kebutuhan penduduk Tanimbar bagian Selatan pengiriman melalui jalur pelayaran Surabaya-
Kupang- Saumlaki.
II - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
ini tercatat 1 (satu) buah perguruan tinggi yang ada di kawasan perkotaan Saumlaki yaitu
STIKIPS yang terletak di Desa Lauran Berdasarkan tingkat pelayanannya, secara umum
jumlah sekolah di Kecamatan Tanimbar Selatan telah mencukupi kebutuhan berdasarkan
standar pelayanan minimum yang berlaku, kecuali fasilitas pendidikan setingkat SMU.
Jumlah fasilitas SD yang perlu disediakan di Kecamatan Tanimbar Selatan
berdasarkan SPM yang berlaku adalah berjumlah 16 unit, sementara jumlah SD yang ada saat
ini berjumlah 22 unit. Dengan demikian, jumlah fasllitas SD yang ada telah mencukupi
kebutuhan minimum.
Jumlah fasilitas pendidikan setingkat SLTP di Kecamatan Tanimbar Selatan yang
perlu disediakan berdasarkan SPM yang berlaku adalah berjumlah 5 unit, sementara jumlah
sekolah setingkat SLTP yang tersedia saat ini berjumlah 14 unit. Dengan demikian fasilitas
pendidikan setingkat SLTP di Kecamatan Tanimbar Selatan telah mencukupi kebutuhan
minimum. Jumlah fasilitas pendidkan setingkat SMU di Kecamatan Tanimbar Selatan yang
perlu disediakan berdasarkan SPM yang berlaku adalah berjumlah 5 unit, sedang fasilitas
yang tersedia saat ini baru berjumlah 4 unit, tersebar di Desa Saumlaki, Sifnana, dan
Latdalam. Dengan demikian tingkat pelayanan fasilitas pendidikan setingkat SMU di
Kecamatan Tanimbar Selatan masih belum memenuhi kebutuhan minimum yang ditentukan.
II - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
memiliki 1 unit puskesmas yang terletak di Desa Saumlaki serta puskesmas pembantu yang
tersebar di 2 desa lainnya.
II - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Jumlah sambungan rumah tangga yang terpasang saat ini meliputi 1.689 sambungan,
dengan jumlah sambungan yang aktif sebanyak 1.470 sambungan. Tingkat pelayanan air
II - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
minum di Saumlaki mencapai 71%. Dengan asumsi jumlah rumah tangga sebesar 6 orang,
PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat menghitung tingkat konsumsi air minum
penduduk sebesar 30 liter/orang/hari dan tingkat kehilangan air tercatat sebesar 53%. Dilihat
dari rata-rata konsumsi air minum penduduk, terlihat bahwa konsumsi air minum relatif
rendah di bawah standar pelayanan minimum air bersih untuk penduduk perkotaan sebesar
150 liter/orang/hari. Selain melalui jalur pipa distribusi, pelayanan air bersih dilakukan juga
dengan menggunakan mobil tanki. Saat ini terdapat 3 (tiga) unit mobil tanki yang dimiliki
oleh PDAM Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk melayani penduduk Saumlaki dan
Larat.
2.7.3 Drainase
Drainase sebagaimana fungsinya sebagai prasarana saluran pembuangan limbah, telah
dimanfaatkan untuk membuang limbah kegiatan domestik dan non domestik yang menjadi
kegiatan dominan dikota. Jaringan drainase adalah sistem penyaluran air permukaan yang
penyalurannya dapat menggunakan saluran alam (seperti : sungai) atau saluran buatan. Fungsi
dari penempatan saluran drainase adalah untuk menyalurkan air permukaan baik yang
diakibatkan oleh pemotongan garis topografis maupun yang diakibatkan oleh limpasan air
hujan (run-off) hingga ke wilayah yang lebih rendah (laut, sungai yang lebih besar).
Pengelolaan drainase di Kawasan Perkotaan Saumlaki sampai saat ini masih terbatas
pada bagian pusat kota, kawasan komersil, komplek perumahan, serta sepanjang jalan utama,
sedangkan untuk kawasan pinggiran belum terlayani jaringan drainase, kalaupun ada saluran-
saluran tersebut pada umumnya terputus dan belum menunjukkan jaringan yang terpadu dan
terpola ataupun saluran tersebut masih bersifat temporen (tanpa ada perkerasan). Hal ini dapat
dilihat dari beberapa lokasi yang sistem drainasenya tidak berfungsi sebagaimana mestinya
II - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
sebagai akibat dari tidak sesuai dimensi yang ada, sehingga dapat mengakibatkan genangan
air di waktu hujan, selain itu saluran drainase yang ada fungsinya bercampur dengan fungsi
air kotor atau limbah rumah tangga. Sistem drainase di Kawasan Perkotaan Saumlaki tidak
terlepas dari sistem drainase Kota Saumlaki. Sistem drainase di Kawasan Perkotaan Saumlaki
terdiri atas 3 hierarki, yaitu Jaringan Primer, Jaringan Sekunder, dan Jaringan Tersier. Fungsi
saluran drainase di Kawasan Perkotaan Saumlaki selain sebagai saluran pembuangan air hujan
juga dimanfaatkan sebagai saluran pembuang limbah rumah tangga, dan tempat pembuangan
sampah.
2.7.4 Persampahan
Sistem utilitas Kawasan Perkotaan Saumlaki lainnya adalah sistem pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah di Kawasan Perkotaan Saumlaki merupakan bagian integral dari
pengelolaan sampah kota yang dikelola oleh Dinas Kebersihan. Daerah-daerah pelayanan
persampahan di Kawasan Perkotaan Saumlaki pada saat ini belum menyeluruh, dimana
wilayah pelayanan yang sudah tercakup meliputi daerah komersil pusat kota, sepanjang jalan
protokol, sedangkan sisanya masih dikelola oleh masyarakat secara perorangan ataupun
kelompok-kelompok kebersihan. Sistem penanggulangan persampahan untuk sebagian
komplek perumahan di Kawasan Perkotaan Saumlaki ini berdiri sendiri dan dikelola oleh
pengelola perumahan tersebut, sehingga pengelolaan sampahnya lebih terkoordinir dengan
baik, hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang baik dari pengelola perumahan tersebut
dengan Dinas kebersihan Saumlaki dalam pengelolaaan persampahan. Lokasi TPS dan TPA
di Kawasan Perkotaan Saumlaki berada di Desa Saumlaki dan Sifnana.
II - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
pada dasarnya tidak memiliki masalah dalam kaitannya dengan pemanfaatan ruang udara.
Pada titik puncak pengembangan merupakan kawasan yang dapat menjalankan program
intesifikasi penggunaan lahan perkotaan, dimana pemanfaatan lahan perkotaan memerlukan
pengembangan ruang ke arah atas.
Pembatasan mengenai ketinggian bangunan dilakukan pada kondisi tertentu, yaitu :
• Kawasan yang terletak dalam wilayah terbang disekitar landasan pesat udara;
• Kawasan di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;
• Kawasan bahaya bencana seperti : gempa, tanah labil, pada daerah lereng;
• Kawasan pengembangan khusus yang ditetapkan demi kepentingan keamanan
negara (militer);
• Pengaturan ketinggian bangunan bagi aktivitas pedagangan, jasa perkantoran,
pergudangan, permukiman dan aktivitas lainnya harus tetap memperhatikan
proporsi tinggi bangunan dengan jarak bangunan terhadap jalan sehingga dapat
menghasilkan wujud visual yang baik.
II - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
II - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
1. Wujud massa bangunan bagi kegiatan perdagangan dan jasa cenderung untuk
memaksimalkan luas lantai bangunan yang dapat mencukupi kebutuhan ruangbagi
aktivita perdagangan. Dalam kajian yang dilakukan ini, wujud bangunan bagi kegiatan
perdagangan yang dimaksud adalah bangunan rumah toko, pertokoan baik yang
dibangun secara indivisual maupun yang dibangun dalam suatu kompleks
perdagangan yang tersendiri dari banyak bangunan ruko atau kompeks pertokoan.
2. Dengan tingginya aktivitas kegiatan perdagangan dimana aktivitas yang terjadi dapat
mendatangkan orang banyak maka rancangan bangunan akan selalu memaksimalkan
setiap ruang yang ada untuk menunjang aktivitas tersebut. Tingkat pemanfaatan lahan
bagi kegiatan perdagangan lebih tinggi proporsinya dibanding sisa luas lahan terbuka
yang ada.
3. Wujud massa bangunan bagi kegiatan industri dan pergudangan terbentuk oleh
kebutuhan ruang sebagai tempat penyimpanan barang sementara sebagai bagian dari
rangkaian kegiatan pendistribusian barang. Kegiatan pergudangan pada dasarnya
adalah merupakan salah satu bagian dari kegiatan perdagangan dalam skala pelayanan
yang lebih tinggim. atau dapat dikatakan sebagai rangkaianm pada tahap awal dari
pemasaran barang hasil produksi.
Hal ini dapat dilihat dimana kegiatan industri dan pergudangan dilakukan oleh pihak
perusahaan pembuat barang atau penunjuk fihak kedua sebagai perwakilan prusahaan untuk
memasarkan barang hasil produksi ayang biasanya disebut agen penjualan besar/grosir atau
distributor. Melihat besarnya kapasitas barang yang ditampung, maka kebutuhan ruang untuk
industri dan pergudangan lebih besar dibanding kegiatan lainnya di kawasan perencanaan.
Bentuk bangunan selalu mengutamakan untuk memudahkan proses bongkar muat barang
dalam jumlah besar, dimana kendaraan truk besar dapat dengan mudah keluar masuk lokasi
gudang. Selain itu juga tersedia ruangan penunjang untuk kegiatan lainnya seperti ruang
administrasi (kantor) pos keamanan, lokasi pembuangan sampah non polutan sementara,
mushola, ruang makan dan ruang istirahat karyawan, WC dan kamar mandi. Karakter
bangunan gudang biasanya merupakan bangunan 1 lantai dengan tinggi antara 5-10 meter
dengan luas bangunan lebih dari 600 m2. Kegiatan industri dan pergudangan dapat
dilaksanakan di dalam kawasan perencanaan dimana kawasan perencanaan sebagai kawasan
ibukota harus memiliki kriteria :
1. Tidak menghalirkan limbah baik padat maupun limbah cair.
II - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
2. Tidak menimbulkan gangguan terhadap kebisingan. polusi udara, kerusakan tanah dan
rawan terhadap bahaya kebakaran.
3. Berfungsi hanya sebagai tempat penyimpan sementara/sebagai tempat pendistribusian
barang dari barang produksi tanpa melakukan tahapan proses produski selanjutnya hal
ini dikarenakan wilayah perencanaan bukan peruntukan sebagai zona lokasi kegiatan
industri.
4. Wujud bangunan bagi fungsi lainnya seperti bangunan untuk sarana kesehatan dan
permukiman merupakan bangunan-bangunan yang diutamakan dapat memberikan
kenyaman bagi penghuninya, dimana rancangan interior dan eksterior dibentuk secara
arsistik. Karakeristik bangunan umumnya 1-2 lantai dengan luas antara 100-2000 m2
atau lebih.
5. Wujud massa bangunan bagi sarana penunjang di wilayah perencanaan meliputi
bangunan sarana peribadatan, pos keamanan, pos polisi, bangunan terminal, halte,
selter bis, bangunan pengisian bahan bakar dibuat seesuai dengan ketentuan standar
pelayanan yang berlaku dengan pola tersebar di beberapa lokasi yang sesuai menurut
peruntukan dan kebutuhannya.
II - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Bangunan khusus ini berupa markas militer yang berupa perkantoran dan perumahan
khusus militer. Bangunan dengan fungsi khusus lainnya yang terapat di Kawasan Perkotaan
Saumlaki adalah bangunan RADAR yang terdapat di Desa Lauran.
II - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Kondisi garis sempadan bangunan di Kawasan Perkotaan Saumlaki berkisar antara 0 -4 meter
untuk daerah permukiman.
II - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Lahan potensi yang dapat dikembangkan untuk pengembangan kegiatan yang bersifat
ekonomis tanpa adanya kendala sebesar 2.040,76 Ha (71,23%). Sedangkan lahan yang
berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya namum terdapat kendala sebesar 828,29
Ha (28,77 %). Berdasarkan analisis kemampuan lahannya diperoleh bahwa sebagian besar
Kawasan Perkotaan Saumlaki tingkat kemampuan lahannya sedang sehingga sangat
mendukung untuk peningkatan atau pengembangan berbagai jenis kegiatan yang bersifat
budidaya Pengembangan kegiatan budidaya di daerah kendala harus mempertimbangkan
faktor kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan pada daerah kendala merupakan daerah
yang rentan terhadap berbagai kegiatan.
II - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
medium rambat gelombang gempa, namun populasi penduduk relatif terkonsentrasi di Selatan
dan Timur serta di Kawasan Perkotaan Saumlaki bagian selatan. Selain itu Kawasan
Perkotaan Saumlaki pun termasuk dalam zona kawasan resiko bencana tsunami baik di bagian
selatan, timur dan barat.
II - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
3.1 UMUM
Survey pendahuluan dilakukan guna memperoleh gambaran menyeluruh tentang
kondisi daerah perencanaan saat ini (rona awal), baik on site maupun off site. Beberapa aspek
yang menjadi menjadi objek survey pendahuluan antara lain:
1. Memperoleh kejelasan arah kebijakan pemerintah daerah dan lembaga berwenang
dalam rangka penataan kembali dan pengembangan daerah perkotaan Saumlaki
dengan mengacu pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
2. Kondisi umum fisik-geografis dan lingkungan daerah kajian.
3. Identifikasi dan inventarisasi permasalahan umum dan spesifik lokasi perencanaan
berkenaan dengan drainase di kawasan Perkotaan Saumlaki dan sekitarnya, sebagai
dasar alam perumusan alternative solusi.
Survey pendahuluan dilakukan berdasarkan acuan dasar :
1. Peta Topografi (Peta Rupa Bumi) Kecamatan Tanimbar Selatan.
2. Data Kecamatan Tanimbar Selatan
3. Peta ikhtisar dan situasi hasil study dan perencanaan sebelumnya.
4. Informasi aktual dari masyarakat setempat dan Pemerintah Kabupaten Maluku
Tenggara Barat.
III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tabel 3.4 Standar Kualitas Air Peruntukan Air Minum atau yang sejenis
Parameter Satuan Standar Keterangan
FISIKA
0
Temperatur C Deviasi 3 Deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya
Residu Terlarut mg/L 1000
Residu Tersuspensi mg/L 50 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu
tersuspensi ≤ 5000 mg/L
pH 6-9 Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka
III - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Dalam perencanaan sistem Sumber Daya Air di Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
tidak semua sumber daya air tersedia sehingga perencanaan dilakukan pada sumber-sumber
utama yang ada di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
1. Rencana Pengembangan Jaringan Sumber Daya Air Lintas dan Wilayah Sungai
Berdasarkan Permen PU Nomor 11 Tahun 2006 tentang wilayah sungai, di Kabupaten
Maluku Tenggara tidak terdapat wilayah sungai lintas negara, lintas provinsi maupun
lintas kabupaten. Dengan demikaian Sumber Daya Air di wilayah ini merupakan
sistem lokal yang pengelolaannya dapat dilakukan secara mandiri. Rencana
pengembangan wilayah sungai di Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari 3
(tiga) progran pengembangan yakni:
a. Program pendayagunaan sumber daya air, dalam hal ini dilakukan dengan
mengembangkan jaringan irigasi di pesisir barat, Selatan dan sebagian pesisir
timur Pulau Yamdena dan pengembangan jaringan air bersih untuk kepentingan
domestik di tiap pusat-pusat permukiman.
b. Program pengendalian daya rusak air, dalam hal ini Kabupaten Maluku Tenggara
Barat memiliki persoalan dengan permasalahan banjir terutama dari wilayah
perairan laut oleh karena itu pembangunan banguan fisik pengendalian banjir perlu
dikembangkan di wilayah rawan banjir, terutama kawasan permukiman.
c. Program konservasi sumber daya air, dilakukan dengan mempertahankan daerah-
daerah tangkapan air seperti di kawasan hutan Pulau Yamdena.
2. Rencana Pengembangan Sistem Irigasi
Kriteria sistem irigasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Membatasi perubahan fungsi pertanian untuk kegiatan budidaya lain.
b. Mengontrol dan mengendalikan penetrasi kegiatan budidaya ke kawasan pertanian.
c. Meningkatkan kualitas jaringan irigasi.
d. Melakukan rekayasa teknologi untuk menjamin tersedianya air dalam jumlah yang
memadai pada lahan pertanian tadah hujan.
e. Mengembangkan prasarana irigasi untuk mempertahankan ketersediaan air untuk
pertanian.
f. Merekondisi lahan-lahan kritris untuk meningkatkan ketersediaan air bawah tanah.
g. Mengupayakan teknologi ramah lingkungan untuk pemanfaatan air bawah tanah
pada lahan-lahan kering.
III - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
h. Meningkatkan upaya konservasi dan rehabilitasi hutan maupun lahan kritis untuk
meningkatkan debit air pada satuan wilayah sungai yang sedang mengalami
penyusutan.
Rencana pengembangan jaringan irigasi di wilayah ini diarahkan pada peningkatan
dukungan terhadap kegiatan produktif seperti pertanian. Pengembangan Irigasi
dikembangkan di wilayah pesisir barat seperti di Kecamatan Wuarlabobar, Kecamatan
Wermakitan, Kecamatan Tanimbar Selatan. Beberapa pembangunan irigasi juga perlu
dikembangkan di wilayah pesisir timur dimana perkembangan kawasan pertanian
sudah berkembang. Rencana pengembangan irigasi di wilayah ini dapat dilihat pada
Gambar
3. Rencana Pengembangan Sistem Drainase
Dalam upaya menunjang kualitas lingkungan yang terdapat di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat maka perlu direncanakan sistem drainase untuk menampung limbah
buangan rumah tangga maupun fasilitas lainnya. Sistem drainase terdiri atas:
a. Saluran Primer (Sungai)
Untuk mengoptimalkan sistem drainase saluran primer (sungai), maka dilakukan
upaya-upaya normalisasi aliran sungai, terutama sungai-sungai yang berada pada
daerah permukiman penduduk.
b. Saluran Sekunder
Sedangkan untuk saluran sekunder adalah saluran-saluran pengumpul air limbah
sebelum dialirkan menuju ke Saluran Primer (Sungai).
c. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran yang berada pada daerah permukiman penduduk.
Rencana pengembangan jaringan drainase di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara
Barat adalah sebagai berikut:
a. Jaringan Drainase Primer dikembangkan sepanjang jaringan jalan primer yang
menghubungkan pusat pusat pemukiman Saumlaki (PKSN) dan Larat (PKL).
b. Jaringan Drainase Sekunder dikembangkan pada jaringan jalan penghubung Pusat
Pengembangan Kawasan (PPK) ke PKL atau antara PPK dengan PPK dan
terintegrasi dengan sistem jaringan primer.
c. Jaringan tersier dikembangkan pada pusat-pusat pemukiman skala lokal.
4. Rencana Pengembangan Sistem Air Bersih
III - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
g. Kebutuhan prasarana air bersih merupakan hal yang mutlak pada sebuah wilayah.
Mengingat distribusi air bersih pada masing-masing wilayah kecamatan di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat belum merata. Perlu direncanakan
kebutuhannya berdasarkan standar perencanaan yang ada. Berdasarkan Kepmen
Kimpraswil Tahun 2001, untuk kebutuhan perumahan 1 orang membutuhkan 140
liter/hari.
Tabel 3.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih 2032
Proyeksi Penduduk Kebutuhan Air Bersih (Liter/Tahun)
Kecamatan Jumlah KK Domestik Perkantoran Pertanian Kantor
Tanimbar Selatan 22117 5.529 23886360 4777272 5971590 5971590
Wertamrian 11705 2.926 12641400 2528280 3160350 3160350
Wermaktian 13707 3.427 14803560 2960712 3700890 3700890
Selaru 17157 4.289 18529560 3705912 4632390 4632390
Tanimbar Utara 21506 5.376 23226480 4645296 5806620 5806620
Yaru 521 1.303 562680 112536 140670 140670
Wuarlabobar * 1044 2.61 1127520 225504 281880 281880
Nirunmas 9671 2.418 10444680 2088936 2611170 2611170
Kormomolin 5765 1.441 6226200 1245240 1556550 1556550
Total 123.932 30.983 111.448.440 22.289.688 27.862.110 27.862.110
III - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Gambar 3.2 Peta Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kabupaten Maluku Tenggara Barat
III - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tabel 3.7 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Di Kawasan Perkotaan Saumlaki Tahun
2010 – 2030
2010
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Jumlah Kebocoran Total
Debit Air
No Desa Tahun Air Air Fasilitas Kebutuhan Air (20 %) Kebutuhan
Yang
2010 Penduduk Sosial Air (D)=20% Air
Dibutuhkan
(A) (B)=20% (A) (C)=(A)+(B) (C) (E)=(C)+(D)
(liter/detik)
(liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari)
1 Saumlaki 4.985 747.750 149.550 897.300 179.460 1.076.760 12,46
2 Olilit 2.400 360.000 72.000 432.000 86.400 518.400 6,00
3 Sifnana 5.539 830.850 166.170 997.020 199.404 1.196.424 13,85
4 Lauran 5.539 830.850 166.170 997.020 199.404 1.196.424 13,85
Jumlah 18.463 2.769.450 553.890 3.323.340 664.668 3.988.008 46,16
III - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tahun 2015
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Kebocoran Total
Jumlah Debit Air
No Desa Tahun Air Air Fasilitas Air (20 %) Kebutuhan
Kebutuhan Yang
2015 Penduduk Sosial (D)=20% Air
(C)=(A)+(B) Dibutuhkan
(A) (B)=20% (A) (C) (E)=(C)+(D)
(liter/hari) (liter/detik)
(liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari)
1 Saumlaki 7.202 1.080.300 216.060 1.296.360 259.272 1.555.632 18,01
2 Olilit 3.467 520.050 104.010 624.060 124.812 748.872 8,67
3 Sifnana 8.002 1.200.300 240.060 1.440.360 288.072 1.728.432 20,01
4 Lauran 8.002 1.200.300 240.060 1.440.360 288.072 1.728.432 20,01
Jumlah 26.673 4.000.950 800.190 4.801.140 960.228 5.761.368 66,68
Tahun 2020
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Kebocoran Total
No Desa Tahun Air Air Fasilitas Jumlah Air (20 %) Kebutuhan Debit Air
2020 Penduduk Sosial Kebutuhan (D)=20% Air Yang
(A) (B)=20% (A) (C)=(A)+(B) (C) (E)=(C)+(D) Dibutuhkan
(liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/detik)
1 Saumlaki 9.702 1.455.300 291.060 1.746.360 349.272 2.095.632 24,26
2 Olilit 4.671 700.650 140.130 840.780 168.156 1.008.936 11,68
3 Sifnana 10.780 1.617.000 323.400 1.940.400 388.080 2.328.480 26,95
4 Lauran 10.780 1.617.000 323.400 1.940.400 388.080 2.328.480 26,95
Jumlah 35.933 5.389.950 1.077.990 6.467.940 1.293.588 7.761.528 89,83
Tahun 2025
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Kebocoran Total Debit Air
Jumlah
No Desa Tahun Air Air Fasilitas Air (20 %) Kebutuhan Yang
Kebutuhan
2025 Penduduk Sosial (D)=20% Air Dibutuhkan
(C)=(A)+(B)
(A) (B)=20% (A) (C) (E)=(C)+(D)
(liter/hari)
(liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/detik)
1 Saumlaki 12.486 1.872.900 374.580 2.247.480 449.496 2.696.976 31,22
2 Olilit 6.012 901.800 180.360 1.082.160 216.432 1.298.592 15,03
3 Sifnana 13.873 2.080.950 416.190 2.497.140 499.428 2.996.568 34,68
4 Lauran 13.873 2.080.950 416.190 2.497.140 499.428 2.996.568 34,68
Jumlah 46.244 6.936.600 1.387.320 8.323.920 1.664.784 9.988.704 115,61
Tahun 2030
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Kebocoran Total
Jumlah Debit Air
No Desa Tahun Air Air Fasilitas Air (20 %) Kebutuhan
Kebutuhan Yang
2030 Penduduk Sosial (D)=20% Air
(C)=(A)+(B) Dibutuhkan
(A) (B)=20% (A) (C) (E)=(C)+(D)
(liter/hari) (liter/detik)
(liter/hari) (liter/hari) (liter/hari) (liter/hari)
1 Saumlaki 15.553 2.332.950 466.590 2.799.540 559.908 3.359.448 38,88
2 Olilit 7.489 1.123.350 224.670 1.348.020 269.604 1.617.624 18,72
3 Sifnana 17.281 2.592.150 518.430 3.110.580 622.116 3.732.696 43,20
4 Lauran 17.281 2.592.150 518.430 3.110.580 622.116 3.732.696 43,20
Jumlah 57.604 8.640.600 1.728.120 10.368.720 2.073.744 12.442.464 144,01
Kota Saumlaki merupakan pulau yang dikelilingi oleh laut. Hingga saat ini masyarakat
memanfaatkan air tanah dangkal untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Kondisi penyediaan
air baku tersebut harus ditingkatkan sejalan dengan upaya pengembangan Kota Saumlaki
dengan mencari potensi sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
pada masa kini dan di masa yang akan datang. Sumber air yang potensial untuk
dikembangkan berupa mata air. Lokasinya berada di bagian Timur dan Utara Kota Saumlaki.
Daerah tersebut merupakan daerah berbukit dengan lahan kebun campuran dan hutan. Potensi
III - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
sumber mata air akan lebih baik secara kualitas jika dibandingkan dengan sumber air tanah
atau air permukaan yang cenderung payau. Untuk itu perlu dilakukan studi mengenai kualitas
dan kuantitas dari sumber mata air yang dimaksud. Ketersediaan air pada sumber yang
tersedia harus memenuhi kebutuhan air yang diproyeksikan sebelumnya untuk perubahan 20
tahun mendatang.
Pemanfaatan sumber air setempat yang telah berjalan di Kota Saumlaki akan terus
dilakukan sementara pengembangan dengan memanfaatan sumber mata air dilakukan.
Permasalahan kualitas air payau yang ada dapat ditanggulangi dengan menerapkan beberapa
alternatif teknologi yang ada. Alternatif yang dapat diterapkan salah satunya adalah saringan
pasir dan Reverse Osmosis. Dengan orientasi pengembangan sumber air yang dilakukan,
teknologi yang akan diterapkan akan lebih sederhana, mengingat kualitas mata air yang lebih
baik daripada air tanah.. Alternatif I dengan sumber menggunakan sumber air tanah
(setempat), mempunyai kelebihan mengurangi investasi pada sistem transmisi, namun
memiliki kekurangan dalam meningkatnya biaya operasi instalasi pengolahan air. Begitu pula
dengan alternatif II, memiliki kelebihan dalam kualitas air sehingga menekan biaya
operasional penyediaan air bersih, namun membutuhkan investasi yang besar dalam
membangun sistem transmisi.
Atau salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat selain dari
sumber air tanah dan mata air yang ada adalah dengan teknik pemanenan air hujan adalah
dengan membuat bangunan ABSAH.
Bangunan ABSAH (Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan) adalah bangunan
penyediaan air baku mandiri yang terlepas dari sistem penyediaan air umum. Bangunan ini
dibuat dengan memanfaatkan air hujan, yang dialirkan dari talang atap bangunan ke dalam
akuifer atau lapisan air tanah buatan (yaitu kerikil, pasir, hancuran bata merah, arang, sedikit
batu gamping, pasir laut jika ada, ijuk dan bantalan-bantalan pasir), yang kemudian disimpan
di dalam reservoir, dan merupakan modifikasi terhadap bangunan PAH (Penampung Air
Hujan).
Bangunan penampung air hujan (PAH) saat ini masih berukuran kecil dengan kualitas
air yang miskin mineral, dan kadang-kadang sering retak akibat tidak adanya sistem
pembasahan yang menerus terhadap bahan bangunannya. Dengan curah hujan yang tinggi dan
dengan penguapan alami yang bisa ditiadakan untuk skala lokal, maka volume air hujan yang
dikumpulkan bisa diperbesar asalkan bangunan penangkap air hujan yaitu atap bangunan
luasnya juga diperbesar dan cukup memadai. Dalam bangunan ABSAH, ukuran resevoir
III - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
penyimpan air hujan disesuaikan dengan melakukan perhitungan neraca hidrologi (mass curve
analysis), dengan memperhatikan besar curah hujan dan luas atap bangunan. Kualitas air yang
diperoleh bisa ditingkatkan mutunya, dan konstruksi bangunan dibuat tahan terhadap retakan.
Bangunan ABSAH merupakan bangunan kombinasi yang terdiri dari:
1. bak pemasukan air dengan penyaringan bantalan air;
2. bak pengambilan air dengan penyaringan bantalan pasir;
3. bak akuifer buatan yang berisi material berupa pasir, pasir laut, kerikil, hancuran bata
merah, arang, kapur dan bantalan pasir serta ijuk;
4. bak penyimpan air atau reservoir
Fungsi masing-masing bagian bangunan kombinasi ini adalah sebagai berikut:
1. fungsi akuifer buatan adalah sebagai filter dan penambah mineral melalui kontak air
dengan butiran material akuifer yang diusahakan selama mungkin, dengan
memperpanjang waktu perlintasan air;
2. fungsi bak penyimpan air adalah untuk menampung air yang lebih bersih dari air
aslinya;
3. fungsi bak pemasukan air adalah untuk memasukkan air yang tertangkap oleh atap
bangunan melalui talang yang selanjutnya air mengalir melalui akuifer buatan dan
tertampung di bak tampungan;
4. fungsi bak pengambil air adalah untuk mengambil air dengan menggunakan berbagai
cara, misalnya menggunakan ember dan kerekan atau pompa berkapasitas kecil.
Pada dasarnya bangunan ABSAH bisa dibuat dimana saja asal mempunyai curah
hujan dan luas atap bangunan memadai. Dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah di
Kawasan Perkotaan Saumlaki.
Untuk daerah berair asin atau payau, daerah yang kualitas airnya tidak bisa dipakai
untuk keperluan tertentu dan daerah bergambut, dapat dilakukan percampuran dengan air
setempat, yang apabila dipakai secara langsung tidak memenuhi syarat kualitas air bagi
pemakai, dengan cara rekayasa percampuran air dari tampungan dengan air setempat menurut
perbandingan tertentu, secara skematis desain bangunan ABSAH dapat dilihat pada gambar
berikut ini
III - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Tabel 3.8 Perkiraan Kebutuhan Air Kotor Di Kawasan Perkotaan Saumlaki Tahun
2010 – 2030
2030
2010
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Total
No Kelurahan Persentase
Tahun 2010 Air Bersih Air Bersih Buangan Domestik
Air Buangan (%)
(liter/hari) (m3/hari) (m3)
Tahun 2015
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Total
No Kelurahan Persentase
Tahun 2015 Air Bersih Air Bersih Buangan Domestik
Air Buangan (%)
(liter/hari) (m3/hari) (m3)
1 Saumlaki 7.202 1.296.360 1.296.360.000 70 907.452.000
2 Olilit 3.467 624.060 624.060.000 70 436.842.000
3 Sifnana 8.002 1.440.360 1.440.360.000 70 1.008.252.000
4 Lauran 8.002 1.440.360 1.440.360.000 70 1.008.252.000
Jumlah 26.673 4.801.140 4.801.140.000 3.360.798.000
Tahun 2020
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Total
No Kelurahan Persentase
Tahun 2020 Air Bersih Air Bersih Buangan Domestik
Air Buangan (%)
(liter/hari) (m3/hari) (m3)
1 Saumlaki 9.702 1.746.360 1.746.360.000 70 1.222.452.000
2 Olilit 4.671 840.780 840.780.000 70 588.546.000
3 Sifnana 10.780 1.940.400 1.940.400.000 70 1.358.280.000
4 Lauran 10.780 1.940.400 1.940.400.000 70 1.358.280.000
Jumlah 35.933 6.467.940 6.467.940.000 4.527.558.000
Tahun 2025
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Total
No Kecamatan Persentase
Tahun 2025 Air Bersih Air Bersih Buangan Domestik
Air Buangan (%)
(liter/hari) (m3/hari) (m3)
1 Saumlaki 12.486 2.247.480 2.247.480.000 70 1.573.236.000
2 Olilit 6.012 1.082.160 1.082.160.000 70 757.512.000
3 Sifnana 13.873 2.497.140 2.497.140.000 70 1.747.998.000
4 Lauran 13.873 2.497.140 2.497.140.000 70 1.747.998.000
Jumlah 46.244 8.323.920 8.323.920.000 5.826.744.000
Tahun 2030
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Total
No Kecamatan Persentase
Tahun 2030 Air Bersih Air Bersih Buangan Domestik
Air Buangan (%)
(liter/hari) (m3/hari) (m3)
1 Saumlaki 15.553 2.799.540 2.799.540.000 70 1.959.678.000
2 Olilit 7.489 1.348.020 1.348.020.000 70 943.614.000
3 Sifnana 17.281 3.110.580 3.110.580.000 70 2.177.406.000
4 Lauran 17.281 3.110.580 3.110.580.000 70 2.177.406.000
Jumlah 57.604 10.368.720 10.368.720.000 7.258.104.000
III - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Penyaluran air limbah dari kegiatan MCK dipisahkan dari penyaluran air hujan. Air
limbah MCK akan disalurkan melalui sistem perpipaan tertutup dari sumber timbulan menuju
tempat pengolahan. Sedangkan air hujan akan disalurkan melalui sistem drainase perkotaan.
Kondisi Topografi merupakan faktor yang sangat penting dalam merencanakan sistem
pembuangan air kotor / limbah domestik serta menentukan arah pengalirannya. Mengingat
akan mahalnya biaya pembuatan saluran air limbah, pada tahap awal jaringan saluran drainase
direncanakan terpadu dengan saluran yang sudah ada sebelumnya, sungai-sungai yang
mengalir melalui jalan-jalan/saluran-saluran dari wilayah perencanaan dimanfaatkan sebagai
saluran pembuangan utama. Air kotor yang dapat disatukan dengan saluran drainase hanya air
kotor dari kamar mandi dan dapur, tidak termasuk buangan manusia dan air bekas proses
industri. Air limbah ini khusus dari rumah tangga, sedangkan air limbah industri harus
ditampung dalam bak pengolahan air limbah (water treatment) yang selanjutnya air limbah ini
dapat disalurkan dengan saaluran khusus pada saluran drainase primer, sedangkan air buangan
manusia harus ditampung dalam bak penampungan (septic tank). Air limbah yang akan
dialirkan ke saluran drainase harus memenuhi syarat bahwa air tersebut tidak akan
menyebabkan pencemaran lingkungan.
III - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
besar terhadap optimasi pengaliran air limbah terutama dalam sistem perpipaan. Berdasarkan
petunjuk teknis tersebut, maka penerapan teknologi pembuangan air limbah dapat
disimulasikan pada tabel berikut ini
III - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
2. Erosi
3. Beban pencemaran mendadak pada badan air penerima
Umumnya, pembuangan limpasan air hujan setempat dibuat dilahan persil atau lahan
pekarangan tapak bangunan. Keuntungan yang sering diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberi imbuhan air tanah
2. Pengurangan penurunan permukaan air tanah
3. Perlindungan dan/atau mepertinggi vegetasi alami
4. Memperkecil debit puncak aliran hilir
5. Memperecil saluran limpasan air hujan
Kemampuan tanah mengabsorb limpasan air hujan tergantung berbagai faktor,
diantaranya : (1) Jenis Vegetasi yang ada (2) Jenis Tanah dan keadaannya (porositas,
koefisien permaeabilitas), (3) Keadaanair tanah (bebas, tertekan) dan (4) Sifat hujan.
Pada lahan yang bervegetasi umunya terdapat kehidupan organisme dalam tanah,
sehingga tanah mempunyai kelulusan airyang relatif lebih besar daripada tanah yang tak
bervegetasi. Keadaan tanah yang mempunyai porositas efektif dapat meniriskan air sebesar
volume rongga tanah dalam keadaaan jenuh. Angka kelulusan atau koefisien permeabilitas
atau konduktivitas hidrolis merupakan ukuran berapa besar kecepatan air dapat bergerak
masuk kedalam tanah. Kedua tabel berikut menunjukkan harg porositas dan kelulusan
berdasarkan jenis tanah.
III - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Sebagai kawasan perbatasan, fungsi dan peran pertahanan dan keamanan negara
sangatlah penting. Dengan ditetapkannya Saumlaki sebagai PKSN, maka selain
sebagai pusat dari penyediaan fungsi pertahanan dan keamanan negara di kawasan
perbatasan, Saumlaki juga diharapkan dapat menjadi pendorong pengembangan
kawasan perbatasan.
Dalam rangka mengembang fungsi pertahanan dan keamanan negara, saat ini terdapat
3 (tiga) kesatuan TNI di kawasan perkotaan Saumlaki, yaitu TNI-AD, TNI-AL, dan
TNI-AU.
Fasilitas yang dimiliki oleh TNI-AU saat ini adalah bandar udara serta satuan radar
(satrad) yang berfungsi untuk memantau wilayah udara di kawasan perbatasan negara.
Bandar udara Olilit berada di Desa Olilit dan berfungsi pula sebagai bandar udara
komersil. Mengingat jarak bandara dengan pusat kota relatif cukup pendek, maka saat
ini sedang dilakukan pengembangan bandara baru di Desa Lauran, khususnya untuk
kegiatan penerbangan komersil. Sedang satrad TNI-AU berlokasi di Desa Olilit
TNI-AL yang ada saat ini adalah Pos – AL yang berada di bawah hirarki Lanal Tual.
Saat ini telah direncanakan untuk pengembangan Pos AL di Saumlaki menjadi Lanal
setingkat dengan Lanal di Tual. Pengembangan diarahkan di kawasan sebelah Utara
Depo Pertamina.
Batalyon TNI-AD saat ini sudah mulai dibangun, meskipun jumlah pasukan yang
bertugas saat ini masih jauh dari kebutuhan. Pengembangan batalyon seiring dengan
fungsi pertahanan kemamanan di kawasan perbatasan. Markas batalyon TNI-AD saat
ini berada di Desa Saumlaki
2. Potensi migas lepas pantai (off-shore)
Di lepas pantai Laut Aru yang berada di bagian Selatan Kabupaten Maluku Tenggara
Barat terdapat 2 (dua) blok migas yang pada saat ini sedang dalam tahap eksplorasi,
yaitu Blok Masela dan Blok South East Palung Aru. Potensi utama kedua blok
tersebut adalah gas. Selain ekspor, diharapkan sebagian produksi gas yang akan
dihasilkan dapat digunakan untuk alternatif sumber energi di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat dan sekitarnya. Kegiatan migas di lepas pantai Laut Arafuru tersebut
mendorong kebutuhan pengembangan untuk kegiatan logistik guna mensuplai
aktivitas eksplorasi maupun eksploitasi di masa datang serta aktivitas terkait miga
lainnya.
III - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Sebagai kawasan perkotaan yang terdekat dengan lokasi blok migas tersebut, kawasan
perkotaan Saumlaki memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan yang
mendukung pelayanan bagi kegiatan migas di lepas pantai tersebut, seperti
penempatan kantor perwakilan, penyediaan fasilitas pengolahan migas, logistic base,
dan lain sebagainya.
3. Multi-moda
Sebagai kawasan kepulauan, berbagai moda angkutan tersedia di Saumlaki, meliputi
angkutan darat, laut dan udara. Kondisi tersebut mendorong Saumlaki berfungsi
sebagai transhipment point berbagai moda angkutan tersebut. Hal yang penting perlu
diperhatikan adalah keterpaduan antara ketiga moda angkutan tersebut agar saling
terintegrasi. Dengan kelengkapan berbagai sistem dan moda angkutan, baik darat,
laut, dan udara, menjadikan fungsi Saumlaki sebagai pusat pengembangan kawasan
perbatasan dan ibukota kabupaten menjadi semakin kuat.
4. Kebutuhan revitalisasi kawasan pusat kota di pesisir
Saat ini kepadatan bangunan dan wilayah terbangun terkonsentrasi di kawasan pesisir
yang merupakan kawasan pusat kota. Di kawasan tersebut berbagai aktivitas
penduduk berlangsung, seperti permukiman penduduk, perdagangan, jasa, pelabuhan,
dan lain sebagainya.
Kawasan peisisir merupakan kawasan yang potensial sebagai obyek wisata, namun
kondisinya saat ini telah tertutup oleh berbagai jenis bangunan. Hampir semua
bangunan yang dibangun di kawasan pesisir membelakangi perairan Teluk Saumlaki.
Akibatnya masyarakat umum tidak dapat menikmati pemandangan Teluk Saumlaki
secara bebas.
Permasalahan lain yang timbul adalah pembuangan limbah rumah tangga langsung ke
laut yang mengakibatkan persoalan lingkungan di wilayah pesisir, terutama
pencemaran air laut.
Oleh karenanya, revitalisasi (penataan kembali) kawasan pusat kota perlu menjadi
prioritas agar kawasan tersebut yang menjadi pusat kegiatan penduduk menjadi aman,
nyaman dan produktif.
5. Potensi gempabumi tektonik
Lokasi kawasan perkotaan Saumlaki berada dekat dengan zona subduksi yang
merupakan pertemuan 2 (dua) lempeng aktif dunia, yaitu lempeng benua asia dan
lempeng samudera hindia.
III - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
pengajar. Pada saat ini kondisi fasilitas pendidikan di Kota Saumlaki masih terbatas
dengan sarana pengajar dan fasilitas pendidikan
3. Sistem Transportasi
Jaringan jalan yang tersedia relatif masih terbatas dan terkonsentrasi di kawasan pusat
kota. Jaringan jalan yang mengarah ke luar kawasan pusat kota sebagian masih dalam
kondisi perkerasan dan belum dilapisi aspalt. Akibatnya pada musim kemarau jalan
berdebu dan pada musim hujan mudah terjadi kerusakan.
Bandar udara Olilit sangat terbatas. Dengan panjang landasan hanya 1.200 meter,
bandara ini hanya mampu didarati oleh pesawat kecil sejenis DASH-8. Kebutuhan
pengembangan bandara untuk dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar sangatlah
mendesak. Namun demikian bandara Olilit sudah tidak dapat dikembangkan lagi oleh
karena jaraknya yang terlalu dekat dengan kawasan pusat kota sehingga mengganggu
keselamatan penerbangan. Oleh karenanya, saat ini sedang dikembangkan bandar
udara baru di Desa Lauran yang diharapkan dapat menjadi bandara internasional.
Kapasitas pelabuhan Saumlaki relatif masih terbatas. Saat ini pelabuhan Saumlaki
berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan. Peningkatan pengembangan Saumlaki
sebagai ibukota kabupaten dan PKSN yang mengembang beberapa fungsi strategis
nasional mensyaratkan pengembangan pelabuhan yang lebih besar.
4. Pengembangan ekonomi lokal
Kegiatan ekonomi lokal di kawasan perkotaan Saumlaki relatif masih sangat terbatas.
Penduduk asli umumnya bekerja di sektor pertanian, terutama pertanian bahan pangan
dan perikanan, sedang penduduk pedagang bergerak di sektor perdagangan dan jasa.
Sebagai ibukota kabupaten sekaligus sebagai PKSN yang dikembangkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan, maka pengembangan ekonomi lokal
yang menggali potensi setempat perlu ditingkatkan. Sebagai kawasan perkotaan,
kegiatan budidaya non-pertanian tentunya menjadi dominasi di Saumlaki.
Pengembangan fungsi-fungsi nasional dan regional diharapkan dapat mendorong
terciptanya efek berganda (multiplier effect) sektor ekonomi di Saumlaki sehingga
ekonomi lokal dapat meningkat.
III - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
III - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
• aspek struktur: jenis dan mutu bahan bangunan, kekuatan dan kestabilan bangunan
b. Pertimbangan Lain
• Biaya : ketersediaan biaya, pengelolaan dan pertanggungjawaban.
• Pemeliharaan: membersihkan saluran/normalisasi Saluran, merawat bangunan
drainase, penggelontoran, garis sempadan, jalan inspeksi, dan lain-lain.
III - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
semakin menurunnya kuantitas dan kualitas ketersediaan air baku akibat semakin
membesarnya fluktuasi jumlah aliran permukaan persatuan waktu yang terjadi di musim
penghujan dibandingkan yang terjadi di musim kemarau. Besarnya fluktuasi ini terjadi antara
lain oleh kurangnya daerah resapan air di bagian hulu dikarenakan gundulnya hutan dan
kurangnya usaha membangun sistim tampungan (tandon) air pada sistim drainase. Hal ini
berakibat menurunnya recharging air tanah dan pada gilirannya kemudian berefek pada
turunnya base flow pada aliran sungai atau menghilangnya mata air mata air dari hulu sungai.
Filosofi pembuatan sistim drainase dengan tampungan-tampungan ramah lingkungan dalam
usaha menanggulangi banjir mirip tetapi tidak sama dengan filosofi pembuatan waduk
penahan banjir. Waduk dibangun dalam skala besar, tidak hanya dalam pengertian fisik, tapi
juga besar dalam efek negatif yang terjadi. Sedangkan sistim drainase dengan tampungan-
tampungan air ramah lingkungan dibuat dan dikelola oleh orang perorang dan oleh unit
masyarakat kecil. Sedemikian sehingga perbedaan filosofi diantara keduanya ialah bahwa
waduk dimotori oleh sebuah otoritas, sedangkan sistim drainase dengan tampungan-
tampungan ramah lingkungan digerakkan oleh public community.
Penerapan konsep drainase ramah lingkungan di lapangan yang diiringi oleh program
pengembangan masyarakat dilakukan pada berbagai bidang, seperti:
1. Sistem pembuangan air hujan di rumah
Dengan konsep bahwa air hujan harus ditahan selama mungkin dan sebanyak
mungkin diserap oleh tanah maka urutan aliran air hujan di setiap unit rumah dapat
mengikuti alur sebagai berikut :
Air hujan bungker air sumur resapan saluran
Ilustrasi alur air hujan di setiap unit rumah disajikan pada Gambar 4.1 berikut :
IV - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
• Pada tahap pertama, air hujan dari atap rumah disalurkan ke bunker air. Air
yang ditampung pada bungker ini di kemudian hari dapat digunakan untuk
berbagai keperluan, seperti untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan, dll.
Jika air untuk keperluan-keperluan diatas dapat diambil dari bungker air yang
ada maka hal ini dapat secara langsung mengurangi beban air yang harus
disuplai dari PAM.
• Pada tahap kedua, air hujan yang tidak tertampung di bungker air dialirkan
menuju sumur resapan. Air dari sumur resapan ini berfungsi sebagai pengisian
kembali air tanah.
• Pada tahap ketiga, air hujan yang tidak tertampung di sumur resapan kemudian
dialirkan ke selokan / saluran pembuangan air hujan. Hal ini merupakan
tahapan terakhir jika semua usaha untuk menahan air agar dapat meresap ke
dalam tanah telah dilakukan
Jika dihitung, proporsi volume air yang dapat ditampung dalam bungker untuk tiap
rumah mungkin tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan keseluruhan volume
IV - 4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
air hujan yang turun. Namun jika setiap rumah dalam suatu kompleks perumahan
menggunakan cara seperti ini, maka jumlah volume air yang dapat ditampung akan
semakin besar. Hal ini juga berlaku dalam penggunaan sumur resapan pada setiap
unit rumah. Walaupun volume air yang dapat menyerap ke tanah untuk satu unit
rumah tidaklah besar, namun jika setiap rumah menerapkan hal ini maka jumlah
volume air yang dapat dikonvservasi akan semakin besar.
2. Saluran drainase sebagai long storage
Saluran drainase selain berfungsi untuk mengalirkan air hujan ke daerah yang
lebih rendah, juga dapat difungsikan sebagai long storage. Untuk beberapa
kawasan, long storage ini diperlukan karena air tidak dapat dibuang langsung ke
laut akibat adanya pengaruh pasang surut. Namun untuk beberapa kawasan lain,
long storage ini dapat berfungsi sebagai bagian dari proses retensi air hujan, agar
volume air yang menyerap ke dalam tanah semakin besar.
Selain itu, pada musim kemarau, keberadaan air di saluran drainase cukup penting
untuk menghindari pengendapan dan tertumpuknya berbagai kotoran yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap. Dengan adanya long storage tersebut, air yang ada
dapat digunakan untuk melakukan penggelontoran saluran. Pengaturan air pada
saat Akan dilakukan penggelontoran dapat dilakukan menggunakan bantuan pintu
air maupun bangunan air sejenis, yang dioperasikan oleh masyarakat setempat.
Dengan demikian, untuk lokasi-lokasi yang dianggap memenuhi persyaratan,
perencanaan saluran drainase perlu mengikutsertakan faktor retensi air, dengan
konsekuensi dimensi saluran drainase akan semakin besar.
3. Peningkatan luas badan air
Peningkatan luas badan air sungai dimaksudkan untuk meningkatkan daya retensi
sungai terhadap air. Komponen retensi alamiah di wilayah sungai, sempadan
sungai, dan badan sungai dapat ditingkatkan dengan cara menanami kembali
sempadan dan sungai yang telah rusak serta memfungsikan daerah genangan atau
Folder alamiah di sepanjang sempadan sungai dari hulu sampai hilir untuk
menampung banjir
4. Pemeliharaan kebersihan
IV - 5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 6
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
segala tempat dan tahan terhadap genangan dan arus air.4.1.4.3 Penggunaan Bambusa
(bambu) Bambusa atau bambu; Bambu termasuk keluarga rumput-rumputan. Tanaman bambu
tumbuh alami di hampir semua benua. Sampai saat ini menurut FAO terdapat sebanyak 75
genus bambu dan 1250 spesies. Batangnya berbentuk pipa, dengan buku-buku sebagai
pembatas pipa, mempunyai lapisan kulit khusus di bagian dalam dan luar batangnya.
Kekuatan tarik lapis luar 2 kali lipat dan bagian dalam. Memiliki kekuatan tinggi secara axial
dan memiliki sifat lentur. Dalam waktu 3-4 bulan dapat mencapai ketinggian maksimum 40
meter dan diameter rumpunnya sekitar 15-30 cm. Bambu ini dapat dijumpai di sebagian besar
tebing sungai. Tebing sungai merupakan habitat yang sangat cocok untuk tanaman bambu.
Dalam kaitannya dengan perbaikan tebing, bambu dapat ditanam di sepanjang bagian tebing
yang dianggap rawan Di samping itu dapat juga dikombinasikan dengan tanaman Vertiver
dan Ipomea.
IV - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
sungai yang ada. Pada longsoran yang panjang dapat digunakan sejumlah batang pohon yang
dipasang memanjang.
IV - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
4.1.4.10Tanaman tebing
Untuk melindungi erosi dan longsoran tebing yang terjal dapat digunakan
perlindungan dengan tanaman. Jenis tanaman disesuaikan dengan jenis tanaman yang didapat
di sekitar lokasi Panjang batangnya sekitar 60 cm masuk ke dalam tanah dengan diurug
diatasnya dan sekitar 20 cm yang di luar Dengan cara pengurugan ini didapat kondisi tanah
yang gembur dan memungkinkan hidupnya tanaman tersebut. Dengan masukan sedalam 60
cm ke dalam tanah make akan didapat tanaman yang kuat mengikat tebing sungai.
4.1.4.11Penanaman tebing
Tebing-tebing sungai yang tanpa tanaman sebaiknya sesegera mungkin ditanami. Jenis
tanaman dapat dipilih dan daerah setempat Bambu adalah salah satu jenis vegetasi yang
banyak dijumpai di sepanjang sungai di Indonesia. Penanaman bambu dapat dilakukan
dengan memilih beberapa jenis bambu yang sesuai dengan lebar dan kedalaman sungai. Jenis-
jenis bambu yang pendek dan kecil dapat ditanam pada sungai yang relatif kecil Sedang
bambu tinggi dan besar batangnya digunakan pada tebing sungai besar. Tanaman di tebing
sungai ini selain berfungsi sebagai pelindung tebing juga berfungsi sebagai retensi aliran,
sehingga kecepatan aliran turun dan banjir di hilir dapat dikurangi.
IV - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
memahami metodologi tersebut, maka Konsultan membuat urutan dan keterkaitan antara
masing-masing kegiatan dalam bentuk diagram alir yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang
menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir
yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan
dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya.
Tahapan kegiatan disusun sebagai berikut :
1. Tahapan kegiatan pendahuluan dengan sasaran tersusunnya Laporan Pendahuluan
berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei
pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan
volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing
kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti dari lokasi survey dan rencana kerja
yang lebih akurat, Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait yaitu Dinas Binamarga, Dinas Permukiman, Dinas Pariwisata dan
instansi terkait.
2. Tahapan kegiatan survey dan investigasi serta evaluasi dan analisa data dimana
sasarannya adalah tersedianya data lapangan untuk dianalisa dan dievaluasi yang
ditandai dengan produk laporan interim.
• Survei hidrologi dan Pengumpulan data.
• Analisa data dan peta topografi untuk menentukan arah aliran.
• Analisa hidrologi.
• Penyusunan model perubahan drainase.
• Penyusunan alternatif pengamanan drainase/sungai.
• Penyusunan Master Plan Drainase Kota.
3. Tahap Penyusunan Laporan, meliputi kegiatan-kegiatan :
• Laporan Pendahuluan.
• Laporan Interim.
• Draft Laporan Akhir
• Final Laporan Akhir
• Penyusunan BOQ dan RAB.
• Penyusunan Laporan Pendukung.
IV - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Disamping kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas pada pekerjaan ini juga akan dilakukan
asistensi dan diskusi sebagai kontrol dan arahan direksi terhadap pelaksana atas kegiatan-
kegiatan yang telah dan akan dilanjutkan yaitu berupa :
• Diskusi Draft laporan pendahuluan dimana akan ditentukan lokasi yang diprioritaskan
untuk ditindaklanjuti dengan survei dan investigasi baik untuk detail desain maupun
studi kelayakan.
• Asistensi konsep alternatif model drainase, dalam hal menentukan tipe dan jenis
bangunan pengamanan yang akan direncanakan, serta pembahasan atas alternatif-
alternatif desain.
• Diskusi Draft laporan Antara, yang akan membahas hasil identifikasi dan
inventrasisasi lokasi kajian termasuk didalamnya permasalahan-permasalahan
eksisting yang terjadi beserta beberapa alternatif solusinya, Kemajuan pekerjaan dan
rencana kerja selanjutnya. Diskusi ini dilakukan juga untuk mendapatkan masukan
dari pihak yang terkait sehingga draft laporan ini dapat disempurnakan menjadi
laporan Antara.
• Diskusi draft laporan akhir, yang membahas hasil studi keseluruhan untuk
mendapatkan masukan dari pihak yang terkait sehingga konsep laporan ini dapat
disempurnakan menjadi laporan akhir.
Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan dapat dihasilkan
digambarkan pada bagan alir dibawah ini.
IV - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Agar tujuan pekerjaan dapat dicapai, baik mutu maupun waktu, sesuai dengan sasaran
yang di harapkan maka perlu disusun rencana kerja yang meliputi jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan jadwal penugasan personil. Penyusunan rencana kerja akan dituangkan
dalam Laporan Pendahuluan setelah dapat diketahui baik dari hasil analisa dan
evaluasi hasil studi terdahulu yang di kompilasikan dengan kondisi existing hasil
tinjauan lapangan, terutama menyangkut kepastian lokasi yang akan dilakukan survei
dan investigasi. Hal ini terutama menyangkut kegiatan lapangan yang perlu dilakukan
sesuai dengan kondisi exsisting.
3. Persiapan Peralatan dan Pengumpulan Data Sekunder
a. Persiapan Peralatan
Pada tahap awal dimulainya pekerjaan akan dipersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk mendukung operasional proyek. Khususnya untuk tenaga ahli
yang melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya yang sudah dikalibrasi.
Daftar peralatan dan surat uji kalibrasi akan disampaikan kepada pemberi kerja
untuk mendapatkan persetujuan.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan ada 2 jenis yaitu data sekunder yang bersifat
umum (general) dan khusus. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai instansi
terkait baik di pusat maupun daerah. Data sekunder yang bersifat umum antara lain
:
Tabel 4.1 Kebutuhan Data dan Peta
No Jenis Data Sumber
1 Data-data hasi koordinasi dengan instansi terkait Bappeda Maluku Tenggara Barat
Dinas Permukiman
Dinas Pariwisata
2 Studi terdahulu Bappeda Kab Maluku Tenggara
• Identifikasidan pengendalian banjir Barat
• Identifikasi dan inventarisasi sungai
3 Titik-titik referensi yang digunakan Bakosurtanal
DISHIDROS-AL
4 Peta topografi (rupa bumi) daerah proyek skala 1:50.000 atau BAKOSURTANAL
1:25.000 atau sesuai kebutuhan
5 RTRW dan RDTR Bappeda Kab Maluku Tenggara
Barat
6 Data Hidroklimatologi BMKG
7 Data dan Peta-Peta Geologi Sungai skala 1:250.000 Direktorat Geologi PPGL
8 Kab Maluku Tenggara dalam Angka BPS
Kecamatan Tanimbar Selatan dalam Angka
Data sekunder yang bersifat khusus adalah data yang dibutuhkan oleh masing-masing tenaga
ahli untuk keperluan analisa detail yang biasanya hanya didapatkan dari daerah meliputi :
IV - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
4. Orientasi Lapangan
Untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan dan informasi yang lengkap tentang
wilayah proyek, maka Konsultan menugaskan team leader bersama tenaga ahli untuk
melakukan peninjauan lapangan dan berkoordinasi dengan instansi daerah. Peninjauan
ini sangat bermanfaat terutama untuk merencanakan strategi pelaksanaan survey
Hidrometri, Geoteknik, Topografi, dan memperoleh informasi permasalahan yang ada
di daerah proyek khususnya yang berkaitan dengan banjir, erosi dan sedimentasi.
Selama kunjungan lapangan akan dilakukan juga pengumpulan data sekunder antara
lain :
• Kabupaten Maluku Tenggara Dalam Angka dan Kec Tanimbar Selatan Dalam
Angka, sumber BPS.
• Peta daerah genangan akibat banjir maupun genangan.
• Buku hasil studi yang terkait maupun perencanaan yang pernah dilakukan
sebelumnya.
• Peta tata guna lahan dan Rencana strategis dan tata ruang Kabupaten Maluku
Tenggara Barat, sumber Pemda.
• Daftar harga satuan bahan dan upah setempat.
• Dan lain-lain.
IV - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
ii. Sisi poligon atau jarak antara titik poligon maksimal 100 m diukur dan pegas
ukur (meteran) atau alat ukur elektronis.
iii. Patok-patok untuk titik poligon adalah patok kayu, dengan ketelitian dalam
secon (yang dipakai adalah theodolit jenis T2-Wild, TH2 Zeiss atau yang
setingkat).
iv. Ketelitian untuk poligonnya adalah sebagai berikut :
• Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 8 n tiap-tiap loop poligon.
• (n = jumlah titik sudut poligon)
• Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5".
• Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek dan pada setiap
jarak 5 km (+ 60 titik poligon) serta pada titik akhir pengukuran. Setiap
pengamatan matahari dilakukan dalam 4 seri rangkap (4 biasa dan 4 luar
biasa).
b. Pengukuran titik kontrol vertikal
i. Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian adalah waterpass
orde II.
ii. Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand 2 x berdiri alat.
iii. Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 akar D mm, dimana D adalah
panjang pengukuran (km) dalam 1 hari.
iv. Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, dalam arti pembagian
skala jelas dan sama.
v. Setiap kali pengukuran dilakukan pembacaan rangkap 3 (tiga) benang dalam
satuan milimeter. Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah
(BB; kontrol pembacaan 2 BT = BA+BB.
c. Pengukuran Situasi
i. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem Tachymetri.
ii. Ketelitian alat yang dipakai adalah 30" (sejenis dengan Theodolit-To).
iii. Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan harus mencakup semua
keterangan-keterangan yang ada di daerah sepanjang rencana Sistim Drainase
tersebut.
iv. Untuk tempat-tempat jembatan atau perpotongan dengan Sistim Drainase lain,
pengukuran harus diperluas (lihat pengukuran khusus).
IV - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
v. Tempat-tempat sumber material yang terdapat disekitar jalur jalan perlu diberi
tanda di atas peta dan difoto (jenis lokasi material).
d. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang
Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksudkan untuk
menentukan volume penggalian dan penimbunan.
i. Pengukuran Penampang Memanjang
• Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu rencana
Sistim Drainase.
• Peralatan yang dipakai untuk pengukuran penampang sama dengan yang
dipakai untuk pengukuran titik kontrol vertikal.
ii. Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang pada daerah yang lurus dan landai
dibuat setiap 50 m dan pada daerah-daerah tikungan/pegunungan setiap 25
m.
• Pada daerah tikungan, dari as ke arah luar 25m dan ke arah dalam 75m.
• Lebar pengukuran penampang melintang 75m ke kiri kanan as.
• Khusus untuk perpotongan dengan sungai dipakai ketentuan khusus (lihat
pengukuran khusus).
• Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran penampang melintang
sama dengan yang dipakai dalam pengukuran situasi.
e. Pemasangan Patok-patok
i. Patok beton dibuat dengan pipa paralon diameter 10 cm, harus dipasang pada
jarak setiap 500 m pada perpotongan rencana jalan dengan sungai (2 buah
seberang - menyeberang). Patok beton tersebut harus ditanam pada kedalaman
+ 65 cm (yang kelihatan di atas tanah + 10 cm).
ii. Patok-patok untuk poligon dan profil dibuat dari kayu yang dicat dengan
ukuran 5 x 7 x 60 cm dan ditanam supaya tidak goyah.
iii. Baik patok-patok beton maupun patok-patok poligon diberi tanda BM dan
nomor urut.
iv. Untuk memudahkan mencari patok pada pohon-pohon sekitar patok diberi cat
atau pita atau tanda-tanda tertentu.
IV - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
1. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak menggunakan alat pengukur jarak Electronik Distance Meter
(EDM).
2. Pengukuran Sudut
a. Menggunakan Theodolite (T.2) dengan ketelitian 1 detik
b. Jumlah seri pengukuran 2 seri (B,LB) muka belakang
c. Selisih sudut antara dua pembacaan < 5” (lima detik )
d. Salah penutup sudut f∞<10 √n detik
e. Salah penutup jarak fd <1:10.000
f. Bentuk geometris poligon adalah tertutup (loop) melalui BM dan patok kayu
dimana :
n = Jumlah titik Poligon
f∞ = Jumlah penutup sudut
fd = jumlah penutup jarak.
rambu
P3
P2
P1
LWL=0,00
IV - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
rambu
P1
IV - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
1. Pengukuran dilakukan di sepanjang lokasi pada patok-patok profil yang telah dipasang
2. Interval profil 50 m
3. Pengukuran profil tegak lurus lokasi
4. Pengukuran terikat terhadap titik poligon.
Perlengkapan data pendukung untuk pkerjaan pemetaan/pengukuran topografi situasi
detail :
1. Peta dasar skala kecil 1 : 50.000
2. Kerangka acuan kerja atau TOR
3. Kalender matahari
4. Formulir ukur.
Peralatan survei yang digunakan seperti pada tabel berikut.
IV - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
dilakukan di kantor. Analisis terhadap data angin dan perhitungan gelombang sepenuhnya
dilakukan di kantor.
Adapun jenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Hitungan koordinat titik – titik poligon
2. Hitungan waterpass
3. Hitungan Situasi dan Cross Section
4. Hitungan Luas Areal Survei.
IV - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
U
Dm
Az
m
TB = TA+∆H
1
∆H 2 100 (Ba − Bb ) sin 2 m + T A − Bt
=
Untuk menghitung jarak datar (Dd) menggunakan rumus:
Dd = Dο Cos 2 m
Dd = 100 (Ba - Bb) Cos2 m
dimana : TA = Tinggi titik A yang telah diketahui (X,Y,Z)
TB = Tinggi titik B yang akan ditentukan
∆H = Beda tinggi antara titik A dan titik B
IV - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
XC C
B
XB
XD
D
A
XE
E
YA YB YE YC YD
(O,O)
X
1 n
L= ∑ ( X nYn +1 − X n +1Yn )
2 n =1
dimana :
L = Luas
X = Absis
Y = Ordinat
n = 1,2,3 …….dst.
Hasil dari perhitungan elevasi dan koordinat akan dibukukan berupa tabel.
IV - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Dengan melihat nilai statistik di atas maka dapat di cari nilai Q/√n dan R/√n. Hasil
yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/√n syarat dan R/√n syarat, jika lebih kecil maka
data masih dalam batasan konsisten.
IV - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Apabila dari uji sebaran data masuk di dalam salah satu syarat tersebut di atas maka
metode tersebut yang akan digunakan. Berikut diterangkan metode distribusi yang dapat di
gunakan
Persamaan-persamaan dasar :
Tr x X = X + K .S
Dimana :
Tr X = Curah hujan pada periode ulang Tr.
r T = Periode Ulang (tahun).
X = Hujan maximum rata-rata (mm).
x S = Standar deviasi.
K = Faktor frekuensi.
Persamaan faktor frekuensi :
Sn dan Yn tegantung pada jumlah data (n), yang nilainya seperti tabel berikut :
IV - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Hasil analisis distribusi frekuensi kemudian di uji kesesuainya dengan menggunakan metode
Chi Square dan Smirnov Kolmogorov.
Dimana :
Qp = Debit puncak banjir (m3/detik).
Ro = Curah hujan satuan (mm).
Tp = Tg + 0,8 Tr.
Tg = 0,21 x 0,7 L � L < 15 Km.
Tg = 0,40 + 0,058 x L � L > 15 Km.
T0,3 = α x Tg
L = Panjang alur sungai (km).
Tg = Waktu konsentrasi (jam).
Tr = Satuan waktu hujan, diambil 1 jam.
α = Koefisien, untuk daerah pengaliran biasa diambil nilai 2.
Metode Gamma-1
Qt = Qp . e–(t/k)
Tr = 0,43 (l/100SF)3 + 1,0665 SIM + 1,2775
Qp = 0,1836 A0,5886 TR-0,4008 JN0,2381
TB = 27,4132 TR0,1457 S-0,0986 SN0,7344 RUA0,2574
K = 0,5617 A0,7198 S-0,1446 SF-1,0697 D0,0452
Dimana :
Qt = Debit pada jam ke-t (m3/detik).
Qp = Debit puncak banjir (m3/detik).
t = Waktu dari saat terjadinya debit puncak (jam).
TR = Waktu naik (jam).
TB = Waktu dasar (jam).
K = Koefisien tampungan (jam).
L = Panjang sungai utama (km).
D = Kerapatan jaringan lurus (km/km2).
SF = Faktor sumber, perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sunga
semua tingkat.
SN = Frekuensi sungai, perbandingan antara jumlah segmen sungai tingkat 1 dengan jumlah sungai semua
tingkat.
WF = Faktor lebar, perbandingan antara lebar DPS yang di ukur dari titik di sungai yang berjarak ¼ L dari
tempat pengukuran.
SIM = Faktor simetris, hasil kali antara faktor lebar (WF) dengan luas relatif DAS sebelah hulu (RUA).
JS = Jumlah pertemuan sungai.
S = Kemiringan slope sungai rata-rata.
IV - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Selain faktor tersebut di atas beberapa aspek lain yang sangat penting dalam rangka
penentuan alternatif jaringan dan penanganan drainase adalah :
1. Topografi dan Morfologi Lahan.
Topografi dan morfologi lahan sangat penting dalam penentuan batas cathment area
dan arah aliran.
2. Hidrologi
Aspek hidrologi sangat penting dalam menentukan parameter debit run off puncak
pada Q2 (dua tahunan), Q5 (lima tahunan) dan Q25 (dua lima tahunan). Debit run off
puncak menjadi dasar/acuan dalam analis hidraulik untuk menentukan dimensi saluran
drainase.
3. Saluran Drainase Eksisting.
Beberapa parameter penting berkaitan dengan aspek saluran drainase eksisting yang
menjadi bahan pertimbangan dalam kajian system jaringan drainase, antara lain :
a. Lokasi, panjang, dimensi, dan daya dukung/kemampuan saluran drainase
eksisting
b. Tata letak saluran drainase eksisting dan saluran pembuang.
4. Lingkungan/Banjir/Sanitasi
Beberapa parameter penting yang berkaitan dengan aspek lingkungan/banjir/sanitasi
adalah :
a. Wilayah, luas, lama, frekuensi, tinggi dan penyebab genangan banjir (Lihat
Lampiran G).
b. Tata letak bangunan
c. Jaringan jalan, sungai dan bangunan yang sudah ada.
5. Sosial Ekonomi
Beberapa parameter/informasi penting dari aspek sosial ekonomi (sosek) adalah:
a. Perilaku/kepedulian masyarakat dalam penanganan sampah/sanitasi drainase.
b. Kerugian akibat banjir, baik kerugian materi maupun jiwa.
c. Konsultasi dengan masyarakat dan lembaga terkait.
6. Geologi
Aspek geologi memberikan informasi mengenai tingkat kerentanan/kestabilan
lahan/tanah, yang selanjutnya sangat membantu dalam penentuan alternative jaringan
dan penanganan drainase.
IV - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
IV - 38
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
periode ulang tertentu sangat penting dan menjadi dasar dalam analis hidraulik. Analisis ini
diperlukan untuk menentukan dimensi saluran drainase rencana.
Tahapan perhitungan dimensi drainase secara garis besar adalah sebagai berikut :
Dimana :
Q = debit yang diperlukan (m3/det)
A = luas penampang basah (m2)
V = kecepatan air dalam saluran (m/det)
P = keliling basah saluran (m)
R = jari-jari hidraulis (m)
i = kemiringan garis energi atau kemiringan dasar saluran
b = lebar dasar saluran (m)
h = kedalaman air (m)
m = bagian horizontal pada kemiringan lereng / talud saluran ( bagian vertikal adalah 1 )
w = waking / freeboard (m)
IV - 39
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
4.8 DISKUSI/PRESENTASI
Untuk menangani pekerjaan ini wajib mengadakan diskusi dengan tenaga ahli yang
terlibat (intern) maupun kepada Direksi pekerjaan guna memperoleh masukan. Asistensi
kepada pemberi pekerjaan diadakan minimum 1 (satu) kali setiap bulan, dengan permasalahan
yang dibahas mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan, sekaligus menyampaikan
alternative pilihan, guna memperoleh persetujuan dan mengajukan program kerja selanjutnya.
Untuk memudahkan monitoring pekerjaan agar pihak Konsultan membuat buku
asistensi. Buku tersebut berisi catatan, tanggal dan bulan mengenai perintah, hasil diskusi,
IV - 40
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
persetujuan dan lain-lain dengan Direksi serta sebagai catatan pihak Konsultan mengenai
item/produk pekerjaan yang telah dilakukan/diselesaikan. Catatan tersebut ditanda tangani
oleh pihak Direksi (Asisten Perencanaan) dan Pihak Konsultan.
Untuk setiap bagian item/bab pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Konsultan agar
diasistensikan secara bertahap ke Direksi, sehingga Direksi bisa mengontrol/ mengoreksi hasil
pekerjaan dengan baik. Diskusi dan expose dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut:
1. Diskusi I
Membahas bahan-bahan inception report yang diajukan oleh Konsultan dengan pihak
Direksi (Ass. Perencanaan) yang dilakukan di kantor Pemberi Jasa yang di ikuti oleh
instansi terkait.
2. Diskusi II
Dilaksanakan sampai kegiatan pertengahan proyek berjalan, pembahasan dilaksanakan
dikantor pemberi jasa, selama dilaksanakan diskusi/asistensi Konsultan membuat
catatan hasil-hasil diskusi/asistensi dan daftar hadir untuk diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan.
3. Diskusi III
Dilaksanakan pada saat Konsultan telah selesai menganalisa data dan menyiapkan
draft Masterplan. Pembahasan dilaksanakan dikantor pemberi jasa setelah pihak
Direksi (Ass. Perencanaan) memeriksa laporan. Selama diskusi membuat catatan
hasil-hasil dan daftar hadir untuk diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
IV - 41
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
V-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
5.1.2 Laporan
1. Membuat Laporan Pendahuluan
2. Menyerahkan Laporan Antara
3. Menyerahkan Laporan Draft Akhir
4. Menyerahkan Laporan Akhir
5. Menyerahkan Laporan Eksekutif Summary
6. Menyerahkan CD Soft Copy
V-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
KONSULTAN
V-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Adapun kualifikasi dan tugas-tugas dari tenaga ahli yang akan ditugaskan oada proyek
ini adalah sebagai berikut :
1. Team Leader
Wewenang dan tugas dari akan mencakup pada hal-hal sebagai berikut :
a. Berada di lokasi atau tempat yang terdekat dengan lokasi proyek dimana dia
akan melakukan perjalanan dinas ke masing-masing lokasi pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Mengikuti petunjuk teknik dan ketentuan - ketentuan Dokumen Kontrak
dalam melaksanakan tugas-tugasnya
2. Ahli Drainase
Dimana tugas ahli teknik Drainase adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal
penyediaan data primer dan sekunder terkait dengan kondisi eksisting drainase dan
memberikan hasil analisa dan usulan penanganan drainase
3. AhliHidrologi
Tugas Ahli Hidrologi adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal penyediaan data
primer dan sekunder terhadap data hidrologi dan memberikan hasil analisa hidrologi.
4. Ahli Hidrolika
Tugas Ahli Hidrolika adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal penyediaan data
primer dan sekunder terhadap data hidrolika dan memberikan hasil analisa,
perhitungan serta gambar hidrolika.
5. Ahli Perencanaan Kota
Tugas Ahli Perencanaan Kota adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal
penyediaan data primer dan sekunder terhadap data peta sistem drainase, peta
rancanangan sistem drainase, peta RUTR dan memberikan masukan pada pembuatan
rencana rancangan drainase yang diusulkan.
6. Ahli Strukturdan Bangunan Air
Tugas Ahli Struktur dan Bangunan Air adalah ikut membantu Tim Leader dalam hal
penyediaan data primer dan sekunder terhadap bangunan air dan pelengkapnya dan
memberikan masukan pada pembuatan rencana rancangan drainase yang diusulkan.
7. Ahli Estimasi Biaya
Tugas Estimasi Biaya dalam perencanaan bangunan air dan membuat analisa benefit.
8. Ahli Pengukuran
Tugas Ahli Pengukuran yaitu pengukuran situasi dan profil.
V-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
9. Tenaga pendukung
a. Surveyor (10 orang)
b. Sekretaris (1 orang)
c. Operator Komputer (1 orang)
d. Drafter/Operator CAD (2 orang)
V-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Akhir kata Tim Konsultan mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas
bantuan semua pihak yang membantu dan mendukung terlaksananya dan terselesaikannya
kegiatan penyusunan Laporan Pendahuluan dari keseluruhan kegiatan Penyusunan
Masterplan Drainase Kota Saumlaki ini.
VI - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakan
1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran
1.3 Waktu Pelaksanaan
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Kegiatan
1.4.1.1 Lingkup Kegiatan Umum
1.4.1.2 Lingkup Kegiatan Spesifik
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
1.5 Sistematika Pembahasan
i
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
ii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB VI PENUTUP
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3. SASARAN KEGIATAN
1.4. LINGKUP KEGIATAN KONSULTAN
1.5. KELUARAN
1.6. LAPORAN
1.7. SISTEMATIKA LAPORAN.
v
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
vi
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3. SASARAN KEGIATAN
1.4. LINGKUP KEGIATAN KONSULTAN
1.5. KELUARAN
1.6. LAPORAN
1.7. SISTEMATIKA LAPORAN.
vii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
viii
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
ix
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Sarana perdaganan berupa pasar sementara di Bandara olilit sebagai sarana transportasi udara
dekat pelabuhan Saumlaki sambil menunggu pasar berperan penting dalam menunjang transportasi
yang sedang dibangun di Sifnana udara
Jalan poros Saumlaki merupakan jalan baru yang Beberapa kantor pemerintahan dalam tahap
dibangun dengan guna lahan kiri kanannya untuk penyelesaian, pada bulan Agustus 2007 sudah akan
perkantoran digunakan
x
LAPORAN PENDAHULUAN
Penyusunan Masterplan Drainase Kota Saumlaki
Kantor Bupati yang sedang dibangun dengan Bangunan kantor DPRD saat ini juga sedang dalam
massa bangunan tiga lantai, saat ini sedang dalam tahap penyelesaian untuk menampung kegiatan
prosse penyelesaian. Kantor bupati ini menjadi anggota dewan , merupakan bangunan kantor kedua
bangunan yang terbsesar di Kota Saumlaki, berada terbesar di Saumlaki
di jalan poros, akan menampung sebagian besar
kegiatan sekretariat daerah
Salah satu tipikal tata bangunan di Kota Saumlaki, Fasilitas perdagangan beberntuk bangunan
seperti bangunan bertinggkat dengan bagian plasa(Yamdena Plasa) yang pertama kali dibangun
belakang bangunan yang menjorok ke laut, di Saumlaki, saat ini masih menjadi salah satu pusat
perbelanjaan
xi