Anda di halaman 1dari 42

Puslitbang tekMIRA Telp : 022-6030483

Jl. Jend. Sudirman No. 623 Fax : 022-6003373


Bandung 40211 E-mail :
Info@tekmira.esdm.go.id

LAPORAN AKHIR
TAHUN ANGGARAN 2011

Kelompok Teknologi Pengolahan


dan Pemanfaatan Mineral

PERCONTOHAN PENGOLAHAN EMAS


DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION
SKALA PILOT PLANT (Lanjutan)

Oleh :

Ir. Lili Tahli, Dr. Siti Rochani, M.Sc., Ir. Nuryadi Saleh,
Maryono, ST, Leni Sulistiani, Abdullah, Fifit Fitria, Yayan Sofyan, Pipih Hanapiah

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI


MINERAL DAN BATUBARA “tekMIRA”

2011
I. PENDAHULUAN

Kegiatan Tahun Anggaran 2011 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya
yang dilaksanakan dalam rangka menunjang terwujudnya percontohan pengolahan emas
dengan sianidasi dan CIL adsorption di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Terpadu
Cipatat . Pelaksanaan kegiatan Tahun 2010 yaitu, setting individu peralatan terpasang
dan setting sesuai aliran material, pengadaan bahan baku bijih emas dan karakterisasi
serta uji sianidasi pendahuluan secara batch, pembuatan dan pemasangan peralatan
penunjang serta pemasangan peralatan tambahan dari pengadaan TA. 2010.
Pelaksanaan kegiatan tahun 2011 yaitu, melanjutkan setting peralatan cyanide
destruction, penyempurnaan dudukan cone crusher, , pembuatan dan pemasangan
screen karbon aktif dan setting dengan pompa karbon aktif , setting alat electrowinning ,
uji coba operasional per individu alat mulai , jaw crusher, ball mill dan hidrocyclone, unit
sianidasi dan adsorption, thickener dan unit cyanide destruction, dilanjutkan uji coba
sianidasi kontinu tahap pendahuluan sampai diperoleh produk loaded carbon.

Pengambilan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba sianidasi tahap kedua
masih diambil dari lokasi PT. Golden Pricindo, Ciemas-Sukabumi
Uji coba sianidasi tahap pertama tahun 2010 yang dilaksanakan secara batch terhadap
bahan baku asal PT. Golden Pricindo juga dengan kadar rata-rata cukup baik yaitu , Au =
8,15 g/t, Ag = 16,70 g/t. Dari uji sianidasi secara batch menghasilkan persen ekstraksi
tertinggi yaang cukup baik yaitu untuk Au = 82,17 % dan Ag = 45,28 %. Perolehan
tersebut dihasilkan dari kondisi % solid = 25, NaCN = 0,10 %, pH = 10,5, waktu kontak
= 30 jam, ukuran feed = -200 mesh. Kondisi proses sianidasi yang dicapai tersebut di atas
diterapkan pada uji proses sianidasi dan CIL adsorption Tahun Anggaran 2011. Kadar
bahan baku bijih emas yang diambil tahun 2011 relatif lebih kecil dari tahun sebelumnya
yaitu untuk bijih emas asal tambang terbuka rata-rata berkadar Au = 2,57 g/t dan Ag =
9,51 g/t dan bijih emas asal tambang dalam rata-rata berkadar Au = 42,7 g/t , Ag =
184,30 g/t .Hasil uji sianidasi kontinu dihasilkan contoh produk loaded carbon dengan

1
emas terserap antara 92,54ppm - 337,02 ppm dan perak antara 214,42 ppm – 364,26
ppm.
Metoda pengolahan emas yang saat ini banyak tersebar diterapkan di wilayah Indonesia
masih berkisar menggunakan metoda amalgamasi dan konsentrasi gravity, dimana
dengan metoda tersebut recovery emas masih rendah berkisar antara 50 % - 80 %,
disamping itu pencemaran lingkungan masih belum terkendalikan.
Oleh karena itu dalam rangka mengefektifkan proses pengolahan emas akan dicoba
mengembangkan metoda sianidasi dan CIL adsorption untuk tujuan ikut berperan serta
dalam menangani masalah pada penambangan-penambangan emas skala kecil sampai
menengah. Disamping untuk ke arah UKM juga kearah usaha pertambangan emas skala
besar yaitu dalam hal penanganan permasalahan proses (throuble solving) yang timbul
selama proses produksi berjalan dan bisa juga untuk uji proses bijih emas dari berbagai
lokasi eksplorasi sehingga bisa dijadikan pegangan untuk pengembangan (development)
penambangannya, sehingga dengan terwujudnya pilot plant pengolahan emas bisa
bermanfaat untuk usaha-usaha pertambangan emas.
Pembangunan percontohan pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL Adsorption
sekala pilot dikembangkan untuk tujuan sebagai sarana pengembangan penelitian skala
pilot dari sekala laboratorium serta bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana untuk
pengenalan terhadap masyarakat tambang yang di dalamnya berupa usaha-usaha
pertambangan emas skala kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan recovery dan
kapasitas produksi sehingga terwujud usaha pertambangan emas yang maju.

1.2. Perumusan Masalah


Percontohan pengolahan emas dengan sianidasi dan CIL adsorption skala pilot yang
dibangun secara bertahap mulai dari pembangunan fisik gedung tahun 2007, pengadaan
dan pemasangan peralatan serta sarana dan prasarana penunjang sampai dengan tahun
2010. Keseluruhan peralatan yang diperlukan untuk proses sianidasi kontinu belum
lengkap dan belum memadai, dengan kondisi ini hanya bisa dilakukan uji sianidasi tahap
pendahuluan secara batch. Tahun 2011 seluruh perangkat peralatan berikut sarana
penunjangnya sudah memadai untuk dilakukan pengujian-pengujian proses sianidasi

2
dan CIL adsorption secara kontinu sampai pencapaian produk berupa Loaded carbon. Uji
coba kontinu baru bisa dilaksanakan pada bulan September 2011, hasil yang diperoleh
yaitu contoh produk berupa loaded carbon dengan emas terserap baru dicapai antara
92,54 – 337,02 ppm dan perak terserap antara 214,42 ppm – 364,26 ppm.

1.3. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan pembangunan percontohan pengolahan emas dengan cara
sianidasi dan CIL adsorption skala pilot di sentra percontohan pengolahan mineral terpadu
di Cipatat Tahun Anggaran 2011 meliputi:
-Setting peralatan yang dipasang TA.2010
- Pembuatan dan pemasangan peralatan pendukung ,
- Pengadaan bahan baku dan karakterisasi bijih emas
-Uji operasional peralatan,
- Uji proses sianidasi,
- Pembuatan laporan.

Pembangunan percontohan pengolahan emas di Cipatat merupakan kegiatan multi year


seperti terlihat pada matrik tabel 1.1 dan road map tabel 1.2 , 1.3.

3
Tabel. 1.1. Matrik pembangunan percontohan pengolahan emas sekala pilot

2007 2008 2009 2010 2011

-Pemasangan peralatan
- Penyelesaian
tambahan: elektrowinning,
pembangunan gedung
cyanide dectrution, tangki
pilot plant pengolahan
reangent NaCN, pompa
emas
NaCN, pompa karbon
- Pemasangan sebagian
aktif.
peralatan : tangki
-Pembuatan dan
sianidasi 2 buah,
pemasangan peralatan -Setting peralaatan
tangki carbon
penunjang; corong produk electrowinning dan
adsorption 5 buah, Pemasangan sebagian
jaw crusher, launder cyanide destruction.
pembuatan pondasi peralatan : Jaw crusher,
produk screen, screen ball
pompa pasir, belt conveyor, cone
mill, sump ball mill, -Pemasangan
pemasangan crucible crusher (pengadaan
dudukan panel ball mill peralatan
Pembangunan sebagian gedung furnace, pemasangan TA.2006), ball mill,
dan cone crusher, pipa tambahan;Elution
pilot plant pengolahan emas electromotor tangki hidrocyclone, vibrating
aliran material dari sump coloumb
sianidasi, pemasangan screen, kompressor,
ke hidrocyclone dan tangki
electromotor tangki pompa pasir dan
sianidasi. -Uji sianidasi dan CIL
carbon adsorption, thickener serta instalasi
- Setting per individu Adsorption sampai
pemasangan impeller listrik
peralatan. didapat loaded carbon
tangki sianidasi dan
- Setting peralatan sesuai
tangki carbon
aliran material.
adsorption,
- Pengambilan bahan
pembuatan launder
baku bijih emas dan
dari tangki 1 sampai
karakterisasi.
tangki 7 serta
- Uji sianidasi tahap
pembuatan anjungan
pendahuluan secara
kontrol
batch

4
Tabel. 1.2. Rod map.1 (yang dibuat tahun 2010)

2011 2013
2010 2012 Goal
 Lengkapnya peralatan;  Lengkapnya peralatan  Lengkapnya seluruh  Diperoleh data ●Terwujudnya
unitcrushing, belt dengan penambahan; perangkat peralatan validasi peralatan percontohan
conveyor, screening, pompa karbon aktif pada setelah penambahan dan proses serta
milling, klasifikasi dan unit unit CIL, Tangki dan ;Elution coulomb dan terlaksananya pengolahan emas
sianidasi. Diperoleh data pompa NaCN,Cyanide setting electrowinning sosialisasi teknologi primer dengan
persen ekstraksi destruction, pH meter dan berikut crucible furnace. proses ke pihak- cara sianidasi &
emas,perak dari uji Diperoleh data % ekstraksi Diperoleh data proses pihak UKM CIL Adsorption.
sianidasi pendahuluan emas/perak dari uji sianidasi kontinu
secara batch. sianidasi secara kontinu. kapasitas 0,5-1,0
ton/jam dan diperoleh
contoh produk Dore
bullion

Tabel 1.3. Rod map.2 (setelah di evaluasi kembali di kelompok pengolahan dan
dirobah)

2010 2011 2012


Goal

 Uji sianidasi  Uji sianidasi bijih - Desorpsi Sarana inovasi


pendahuluan emas secara karbon pengembangan
secara batch kontinu dengan bermuatan proses pengolahan
kondisi proses emas skala emas dan edukasi
Pencapaian hasil uji laboratorium
 Dicapai % pendahuluan hasil sianidasi
ekstraksi & CIL
tertinggi, Au = Pencapaian adsorption
82,17%;  Untuk dan
Ag = 45,28%; memperoleh data elektrowining
pada kondisi %S proses sianidasi untuk
= 25%; dan contoh mendapatkan
NaCN = 0,1%, produk hasil persen
pH = 10,5; ekstraksi bijih desorpsi
waktu kontak = emas berupa emas yang
30 jam dan Loaded carbon optimal
ukuran feed = (karbon
200 mesh bermuatan emas) Pencapaian
 Desorpsi
emas >99 %

5
1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Tahun Anggaran 2011 yaitu melaksanakan kegiatan setting
peralatan hasil pemasangan tahun 2010, pemasangan peralatan tambahan, pembuatan
peralatan penunjang berikut sarana lainnya, melaksanakan pengadaan bahan baku bijih
emas dan karakterisasi serta melaksanakan uji sianidasi sampai didapat peralatan yang
siap pakai uji sianidasi kontinu dan didapat produk loaded carbon, untuk pelepasan
(elution) emas dari loaded carbon tahun ini belum bisa dilaksanakan karena
alatnya(elution coulomn) belum ada, khusus untuk proses elution (pelepasan) logam
emas dan perak dari loaded carbon masih perlu dilakukan penelitian dulu di
laboratorium sehingga hasil uji elution di laboratorium bisa di evaluasi untuk pembelian
alat yang tepat yang sesuai untuk diterapkan di percontohan pengolahan emas sekala
pilot di Cipatat sampai dicapai tujuan mendapatkan percontohan proses pengolahan
emas dengan metoda sianidasi dan CIL adsorption yang kontinu dan didapat produk
berupa bullion.

1.5 Sasaran

Sasaran dari kegiatan Tahun Anggaran 2011 adalah tersettingnya dan terpasangnya
peralatan untuk keperluan pengolahan emas dengan metode sianidasi dan CIL adsorption
dan menjadikan percontohan Teknologi Pengolahan Emas dengan metode Sianidasi yang
mampu mengolah bijih emas primer berkadar minimum antara 5 g/t – 10 g/t, recovery
emas di atas 95 %, kapasitas antara 1-2 t/jam dan ramah lingkungan, sehingga bisa untuk
melakukan uji proses pengolahan emas skala pilot terhadap bijih emas dari berbagai
lokasi penambangan yang akan bermanfaat dalam penanganan kendala maupun
pengembangan pada penambangan skala kecil dan menengah bahkan untuk ikut
berkiprah dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan besar .

6
1.6. Lokasi Penelitian
Lokasi kegiatan pembangunan pecontohan pengolahan emas dengan sianidasi skala
pilot yang dilaksanakan di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Terpadu ,terletak di
Desa Citatah, Kecamatan Cipatat ,kabupaten Bandung Barat. Sample bijih emas yang di uji
pengolahannya berasal dari sekitar daerah Jawa Barat terutama yang telah dilakukan
orientasi kondisi dan karakternya ,yang pertama dari lokasi PT.Golden Pricindo – Ciemas,
Sukabumi dan rencana selanjutnya dari Garut dan Leuwi liang. Peta lokasi pembangunan
percontohan pengolahan emas skala pilot di Desa Citatah dapat dilihat pada Gambar
1.1.

Gambar.1.1. Peta lokasi pembangunan percontohan pengolahan emas


dengan sianidasi skala pilot

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan umum


Sebagai gambaran umum, cebakan bijih emas saat ini di wilayah Indonesia pada
umumnya sudah berkadar rendah antara 5-10 g/t adapun yang berkadar tinggi berada
pada lokasi-lokasi tertentu dan memerlukan sistem penambangan yang selectif (selective
mining), untuk pengolahan bijih emas kadar rendah dan berukuran butir halus perlu
memilih metode proses yang sesuai seperti flotasi atau sianidasi dan apabila bijih emas
berkadar tinggi serta berukuran butir kasar bisa memakai metode proses yang sederhana
seperti, amalgamasi, konsentrasi gravity atau secara keseluruhan bisa memakai
kombinasi metode-metode tersebut di atas.
Di dalam memilih metoda pengolahan emas banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti: jenis bijih emas, kadar emas perak, jenis dan kandungan mineral lainnya, persen
liberasi, ukuran dan bentuk butiran emas dan lain sebagainya. Untuk mengetahui faktor-
faktor tersebut di atas diperlukan pemeriksaan bahan baku bijih emas, selanjutnya bisa
menentukan metoda apa yang akan digunakan seperti metoda sianidasi akan lebih
efektip diterapkan terhadap bijih emas yang mempunyai karakter, jenis bijih oksida, kadar
emas minimum antara 5 g/t - 10 g/t, ukuran butiran emas halus dan terliberasi minimum
92,0 % fraksi – 200 mesh . Keuntungan dengan metoda ini adalah recovery emas dan
kapasitas produksinya lebih besar dibanding metoda-metoda lainnya .
Metoda sianidasi yang akan diterapkan di sentra percontohan pengolahan mineral
terpadu –Cipatat direncanakan akan melalui route peralatan; Jaw crusher, belt conveyor
1, cone crusher, belt conveyor 2, vibrating screen, Ball Mill, Sand pump, Hidrocyclone, ,
tangki sianidasi, tangki adsorption, elution coulomn, electrowinning, crucible furnace,
thickener dan cyanide destructrion. Pada Tahun Anggaran 2011 akan melaksanakan
kegiatan , setting peralatan hasil pemasangan tahun 2010 yaitu instalasi penghancur
limbah sianida, Pemasangan dan setting komponen-komponen electrowinning,
pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif berikut setting dengan pompa karbon
aktif serta sarana lainnya sampai didapat peralatan yang siap pakai uji sianidasi kontinu .
Kegunaan dari masing-masing peralatan tersebut di atas seperti diutarakan berikut:

8
a. Electrowinning
Kegunaan alat ini untuk menangkap logam emas dan perak dari larutan kaya dengan
media arus listrik (Anoda dan katoda) dimana emas akan tertangkap pada katoda berupa
cake untuk dilanjutkan pada proses peleburan.

b. Screen karbon aktif


Screen ini berguna mengayak karbon aktif dari slurry sehingga karbon aktif bisa dialirkan
secara berlawanan arah dengan aliran slurry (counter current) dari tangki 7 menuju
tangki 3 sedangkan aliran slurry dari tangki 1 ke tangki 7.

c. Instalasi penghancur limbah sianida (Cyanide destruction)


Berguna sebagai alat penghancur sianida (CN_) dari tailing sianidasi setelah melalui proses
tailing treatment pada alat thickener, sehingga sianida yang terdapat pada limbah cair
(overflow thickener) akan bisa dihancurkan denngan penambahan beberapa jenis reagent
kimia sampai didapat limbah cair dengan kandungan sianida yang relatif kecil selanjutnya
di alirkan ke decant pond untuk di treatment kembali sampai didapat limbah cair yang
memenuhi syarat untuk dilepas ke sungai bebas.

d. Pompa karbon aktif


Pompa ini dipasang pada tiap tangki adsorpsi yaitu pada tangki 7, 6, 5, 4, 3, sehingga bisa
mengalirkan karbon aktif dari tangki 7 sampai tangki 3 yang akan berlawanan arah
dengan aliran slurry mulai dari tangk 1 ke tangki 7 (counter current), selanjutnya slurry
dari tangki 3 dipompa ke alat vibrating screen sampai terpisah antara karbon aktif (loaded
carbon) dengan slurry.

2.2. Teori
Untuk membantu pemahaman teori proses dari rangkaian pengolahan bijih emas dengan
sianidasi dan CIL adsorption yang diterapkan di sentra percontohan pengolahan mineral
terpadu – Cipatat, dalam hal ini akan diutarakan mengenai prinsip-prinsip:

9
- Sianidasi
- Carbon In Leach (CIL)
- Adsorpsi
- Desorpsi

a.Sianidasi
Pengolahan bijih emas dengan cara sianidasi adalah salah satu cara untuk mengekstraksi
logam emas dan perak dengan metode pelarutan. Keunggulan cara sianidasi ini adalah
dapat mengekstraksi logam emas yang berkadar rendah karena kemampuannya yang
lebih baik dalam penetrasi pelarut sianida melalui padatan, sehingga kontak dengan
logam emas dan perak diharapkan akan lebih baik. Dalam proses sianidasi, logam emas
dan perak dilarutkan sebagai senyawa kompleks Au(CN)2- dan Ag(CN)2- dalam larutan
sianida.

Tinjauan aspek termonidinamika dalam mempelajari suatu reaksi kimia dapat memberikan
indikasi awal kespontanan reaksi kimia tersebut. Suatu reaksi kimia dapat berlangsung
secara spontan bila mempunyai harga G- (perubahan energi bebas gibbs) lebih kecil dari
nol (negatif).

Secara umum persamaan reaksi untuk pelarutan emas dan perak dalam larutan sianida
dapat ditulis sebagai berikut :
4 Au + 8 CN- + O2 + 2H2O  4 Au(CN)-2 + 4 OH ................ (1)

Go = -96,20 kkal


-
4 Ag + 8 CN + O2 + 2 H2O  4 Ag(CN)-2 + 4 OH ……..…… (2)

Go = -65,62 kkal

Reaksi pelarutan emas dalam larutan sianida merupakan reaksi redoks. Mekanisme
reaksinya dapat digambarkan dengan suatu skema sel elektrokimia, (seperti terlihat pada
gambar 2.1), dengan reaksi sebagai berikut :

10
Reaksi pada Anoda :
2Au  2Au+ + 2e- .................. (3)
2Au+ + 4 CN-  2Au(CN)-2 …….......….. (4)

Reaksi pada Katoda :


O2 + 2H2O + 2e-  H2O2 + 2OH- ................... (5)

Pada daerah katodik terjadi reaksi reduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida.
Sedangkan pada daerah anodic terjadi reaksi oksida Au dan pembentukan kation
kompleks emas-sianida.

Gambar 2.1.
Skema Pelarutan Emas dalam Larutan Sinidasi
( Sumber, Principle of extactive metallurgy )

b. Carbon In Leach ( CIL)

Salah satu metoda pengambilan emas dari larutan kaya yang dikenal yaitu proses dengan
menggunakan karbon aktif.

11
Karbon aktif merupakan material yang berongga (”Porous”) dan mempunyai sifat absorpsi
yang baik. Emas (Au) dalam bentuk kompleks dengan ”Chloride” dan ”Cyanide” dapat
diabsorpsi oleh karbon aktif. Recovery emas yang berasal dari larutan kaya dengan
menggunakan karbon (bentuk granular) telah banyak dipakai secara industri seperti pada
carbon in leach karbon aktif ditambahkan pada ”ore slurry” didalam tangki leaching dan
diikuti absorpsi emas dari larutan kaya (Lihat Gambar 2.2.)

Gambar 2.2
Skema ekstraksi Emas dan Perak dDengan Carbon In Leach
(sumber, internet gold processing)

Dalam proses ini sianidasi dan adsorpsi berlangsung secara bersama-sama didalam tangki
yang sama pula yaitu tangki “pachua”, dimana masing-masing tangki dilengkapi sebuah
sistem pengangkat “verticalair lift” dan sebuah saluran (launder) beserta pengayak yang
terletak diantara masing-masing tangki.

12
Pada awal operasinya lumpur yang berasal dari sirkulasi penggerusan, setelah mengalami
pengkondisian awal dimasukkan kedalam tangki pertama dan tangki ke dua, sedangkan
lima tangki yang lain digunakan untuk proses adsorpsi yang diisi karbon aktif melalui
tangki tujuh mengalir menuju tangi enam, lima, empat dan tangki tiga dengan
menggunakan fasilitas pompa pada tiap tangki sehingga terjadi aliran berlawanan antara
aliran lumpur (slurry) dengan aliran karbon aktif (counter current). Didalam tangki
pertama dan kedua terjadi proses sianidasi, selanjutnya lumpur mengalir secara gravitasi
kedalam tangki tiga, empat, lima, enam dan tangki tujuh. Didalam tangki tiga, empat,
lima, enam dan tangki tujuh ini terjadi proses sianidasi dan adsorption secara bersama-
sama. Kemudian setelah sianidasi dan adsorpsinya berlangsung beberapa lama, lumpur
dan karbon aktif dari tangki tiga dipompa dan dipisahkan dengan screen dimana
lumpurnya dialirkan ke arah thickener yang sudah merupakan lumpur miskin untuk
dipisah sebagai limbah cair dan limbah padat untuk selanjutnya dilakukan degradasi
sianida , sedangkan karbon aktifnya dialirkan ke Elution coulomb untuk perlakuan proses
pelepasan larutan emas untuk diproses penangkapan logam emas dari larutan kaya
dengan alat electrowining sampai didapat cake untuk dilebur menjadi bullion dan karbon
aktif di aktipasi kembali (regenarasi) menjadi press carbon untuk digunakan kembali pada
proses sianidasi.

c. Adsorpsi
Emas dan perak yang dapat di adsorpsi adalah dalam bentuk ion Au(CN)2- dan ion
Ag(CN)2-. Terjadinya adsorpsi dimulai dengan adanya kontak antara permukaan karbon
aktif dengan ion emas-perak.

Mekanisme adsorpsi ion Au(CN)2- atau ion Ag(CN)2- pada permukaan karbon aktif sampai
saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti, karena sifat kimia
permukaan karbon aktif sampai saat ini masih belum jelas. Namun demikian ada
beberapa teori yang diketahui dan yang berhubungan dengan adsorpsi suatu molekul

13
atau ion pada permukaan karbon aktif, walaupun satu dengan lainnya masih saling
bertentangan. Teori-teori tersebut antara lain:
- Teori Adsorpsi Fisik
Teori ini menerangkan adsorpsi suatu zat pada permukaan karbon aktif dipengaruhi
oleh gaya Van der Waals dan zat yang diadsorpsi berupa suatu molekul. Proses
adsorpsi zat organik dari suatu larutan pada permukaan karbon aktif juga mengikuti
teori ini. Menurut Smisek(15) adsorpsi ion Ag(CN)2- dari larutan pada karbon aktif juga
bersifat adsorpsi fisik, dimana ion Ag(CN)2- yang menempel pada permukaan karbon
aktif membentuk suatu lapisan tunggal (monolayer).
- Teori Kompleks Kimia
Jika terhadap karbon aktif ditambahkan hidrogen pada temperature antara 1500C
maka pada permukaan karbon aktif akan terbentuk asam karbonat (H2CO3),
karenanya permukaan karbon aktif menjadi bersifat asam, adsorpsi disebabkan oleh
netralisasi senyawa asam karbonat yang terdapat pada permukaan karbon aktif
menjadi H+ dan ion karbonat (HCO3-). Kemudian ion H+ yang melekat pada
permukaan karbon aktif bereaksi dengan Au(CN)2- membentuk HAu(CN)2, sedangkan
ion-ion bikarbonat bereaksi dengan ion-ion alkali membentuk NaHCO3 yang masuk
kedalam larutan.
- Teori Mekanisme Elektrokimia
Di dalam proses sianidasi dimasukan oksigen dan apabila oksigen dalam keadaan
kontak dengan suspensi cair dari karbon, maka air akan direduksi menjadi senyawa
hidroksida dan peroksida :
O2 + 2 H2O + 2e ----- H2O2 + 2 OH-
Selama elektron dipasok oleh karbon, maka permukaan karbon aktif akan bermuatan
positif. Agar permukaan karbon mempunyai muatan yang tetap netral, maka Au(CN)2
yang ada didalam larutan diadsorpsi oleh karbon aktif.

Di antara ke tiga teori di atas teori mekanisme elektrokimia yang diperkenalkan


Muir(9,10) merupakan teori yang paling mendekati. Menurut Muir adsorpsi Au(CN)2-
pada permukaan karbon aktif disebabkan oleh dua gaya utama yaitu gaya kimia dan

14
gaya elektrostatis. Gaya kimia terjadi di daerah antarmuka larutan dan karbon aktif,
sedangkan gaya elektrostatis terjadi di daerah antarmuka yang diselimuti ion-ion
sebagai hasil interaksi antara muatan listrik dari ion yang menempel di permukaan
karbon aktif dengan ion yang ada pada larutan ruah.

d. Desorpsi Emas dan Perak


Yang dimaksud desorpsi disini adalah pelepasan molekul atau ion dari permukaan suatu
adsorben. Dalam hal ini ion yang akan dilepaskan ialah ion Au(CN)2- dan ion Ag(CN)2-
yang terserap pada permukaan karbon aktif.
Pelepasannya dilakukan dengan cara mengontakkan karbon aktif yang telah bermuatan
emas-perak tersebut dengan suatu larutan tertentu. Larutan itu disebut sebagai larutan
pendesorpsi, yang pada umumnya mengandung senyawa NaOH dan NaCN dengan
komposisi tertentu. Pengontakkannya dilakukan di dalam suatu kolom yang berisi karbon
aktif.

Sampai saat ini dikenal beberapa macam proses Desorpsi yaitu :


- Proses desorpsi Zadra atmosfer
- Proses desorpsi Tekanan Tinggi
- Proses desorpsi Alkohol
- Proses desorpsi Anglo-Amerika

Proses Desorpsi Zadra Atmosfer


Proses ini pertama kali ditemukan oleh Zadra tahun 1950. Larutan pendesorpsi yang
digunakan mempunyai komposisi 0,1% berat NaCN, 1% berat NaOH, dengan suhu antara
85oC – 95 oC. Karena prosesnya dilakukan pada tekanan atmosfer, maka disebut proses
desorpsi Zadra Atmosfer.

15
Proses Desorpsi Tekanan Tinggi
Larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi optimal pada 0,1% berat
NaCN dan 1% berat NaOH. Larutan ini dikontakkan dengan karbon aktif pada suhu
160oC dan tekanan 4 kg/cm2 (50 psi).

Proses Desorpsi Alkohol


Pada proses ini, larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi yang sama
dengan larutan yang digunakan dalam proses desorpsi Zadra atmosfer, akan tetapi disini
ditambahkan 20 % volume alkohol dan suhu operasi sekitar 80 oC.

Proses desorpsi Aglo-Amerika


Proses dimulai dengan merendam karbon aktif sampai setengah bagian dari kolomnya
dengan larutan yang mempunyai komposisi 5 % berat NaOH, 1 % berat NaCN selama
setengah sampai satu jam. Kemudian dibilas dengan air panas dengan debit aliran 3
volume kolom per jam dan dioperasikan pada kondisi temperatur 110oC serta tekanan
sekitar 200 kN/m2.

Selain ke empat proses tersebut di atas dikenal juga cara desorpsi lainnya seperti proses
“Murdoch” dan proses “Duval” yang merupakan hasil pengembangan dari ke empat
proses di atas.
Dalam industri pengolahan bijih emas dan perak proses desorpsi yang digunakan sering
tidak mengikuti cara-cara seperti di atas misalnya untuk proses Zadra Atmosfer
dioperasikan bukan pada tekanan atmosfer tetapi pada tekanan 100 kN/m2.. Sebagai
gambaran kondisi operasi beberapa proses desorpsi yang banyak digunakan dalam
ekstraksi logam emas dan perak dapat dilihat pada table 2.1.

16
TABEL 2.1
BEBERAPA PROSEDUR KONDISI OPERASI DESORPSI KONTINU

Prosedur Peredaman Larutan pendesorpsi Suhu(oC) Tekanan(kPa) Laju alir Waktu(jam)


(v.k/jam)
Zadra tanpa 1 % NaOH,0,1 % NaCN 85,95,135 100- 500 16 7- 30
AARL 5%NaOH, air 110 200 2 6,8
1%NaCN
Murdock 40%AN/H2O,1%NaCN,0 25 100 3,2 6,2
Duval 80% AN/H2O ,2%NaOH
tanpa 10-20% etanol/H2O 80 100 2,0 6-10
1% NaOH, 0,2%NaCN
v.k = volume kolom
AN =acetonitrile

17
III. PROGRAM KEGIATAN

Program kegiatan pada Tahun Anggaran 2011 direncanakan masih melaksanakan tahap
setting peralatan terpasang, pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang,
terutama peralatan yang dipasang pada tahun 2010 dan uji sianidasi, lingkup
kegiatannya meliputi :
1. Setting peralatan yang dipasang pada TA.2010.
2. Pemasangan dan setting alat electrowinning.
3. Pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif.

4.Setting screen karbon aktif dengan pompa karbon aktif.


5. Pengambilan dan karakterisasi bahan baku bijih emas.
6.Pengadaan dan pemasangan peralatan tambahan

7. Uji coba operasional crushing , milling dan klasifikasi

8. Uji coba sianidasi kontinu.

3.1. Setting peralatan yang dipasang pada TA. 2010


Peralatan yang dipasang pada tahun 2010 yang belum di setting yaitu perangkat alat
instalasi penghancur sianida, sedangkan yang memerlukan penyempurnaan yaitu
dudukan alat cone crusher. Langkah kegiatannya meliputi:
- Setting instalasi perangkat penghancur limbah sianida,
- Penyempurnaan konstruksi dudukan alat cone crusher .
- Setting cone crusher dengan belt conveyor.3.

3.2. Pemasangan dan setting electrowinning


Alat electrowinning terdiri dari beberapa komponen yang belum tersetting dan masih
memerlukan pengerjaan yang meliputi:
- Mempelajari operations manual model MX0251R modular system.
- Permintaan tenaga teknisi terhadap agent Renovare International,Inc.
- Pemasangan dan setting bersamaan dengan teknisi Renovare.
- Pengujian operasional bersamaan dengan teknisi Renovare.

18
3.3. Pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif
Screen karbon aktif berukuran 40 cm x 70 cm dibuat dari bahan besi flat 3,0 mm dan
screen 60 mesh, langkah kegiatannya meliputi;
- Pembuatan disain screen,
- Pembelian bahan-bahan,
- Pengerjaan pembuatan screen karbon aktif,
- Pemasangan screen karbon aktif dan setting dengan pompa karbon aktif,
- Uji coba operasional pompa dan screen karbon aktif serta aliran materialnya.

3.4. Pengadaan dan karakterisasi bahan baku bijih emas


Pengambilan bahan baku bijih emas dilakukan untuk ketersediaan bahan baku untuk
keperluan uji proses sianidasi yang meliputi :
- Pertemuan dengan pemilik KP PT.Gplden Pricindo Ciemas,
- Penentuan titik lokasi pengambilan bijih emas,
- Penggalian dan pengambilan bahan baku bijih emas,
- Sortir dan pemecahan bijih emas,
- Pengepakan dan pengangkutan bahan baku bijih emas ke pilot plant Cipatat,
- Karakterisasi bijih emas untuk mengetahui kadar asal bijih emas.

3.5. Pemasangan peralatan tambahan


Program kegiatan pemasangan peralatan tambahan yang akan di adakan pada TA.2011
dan akan dipasang yaitu elution coulomn yang berguna untuk melepaskan emas dan
perak (desorpsi) dari loaded carbon, realisasi pengadaannya diharapkan bisa terwujud
sampai bisa dipersiapkan untuk uji coba sianidasi kontinu. Tahap-tahap kegiatannya
meliputi;
- Pengadaan peralatan,
- Penempatan alat pada posisi yang sudah ditentukan,
- Pemasangan dan setting alat,
- Uji coba operasional alat.

19
3.6. Uji coba sianidasi kontinu
Uji coba kontinu akan terlaksana dengan lancar apabila peralatan berikut sarana
penunjang yang diperlukan sudah memadai dan siap operasional, oleh karena itu dalam
periode tahun 2011 ini akan dilaksanakan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Pengadaan alat,
- Uji coba semua peralatan terpasang,
- Setting peralatan yang baru terpasang,
- Melengkapi peralatan penunjang,
- Melengkapi sarana penghancur limbah sianida,
- Pengecekan kesesuaian ketersediaan debit air dengan keperluan air proses,
- Pengecekan kesesuaian ketersediaan daya (listrik) dengan keperluan operasional
seluruh peralatan,
- Pengadaan bahan kimia,
- Penentuan variabel kondisi proses,
- Pengujian proses crushing, milling dan klasifikasi
- Pengujian proses sianidasi kontinu,
- Analisis produk,

Apabila semua tahapan kegiatan tersebut di atas bisa berjalan lancar dan semua
peralatan sudah siap di operasikan termasuk pengadaan peralatan tambahan, maka uji
coba proses kontinu akan bisa dilaksanakan sampai diperoleh bullion , tetapi apabila
semua kondisi di atas tidak bisa berjalan dengan baik dan terutama apabila pemasangan
alat tambahannya belum dapat terlaksana maka uji kontinu dilaksanakan hanya sampai
diperoleh produk loaded carbon. Sebagai gambaran peralatan yang diperlukan untuk
proses kontinu bisa dilihat pada tata letak peralatan gambar 4.2.

20
IV. METODOLOGI

Sebagaimana telah diutarakan pada program kegiatan Tahun Anggaran 2011 tersebut di
atas, maka dalam bab ini akan diutarakan mengenai metodologi yang sesuai dengan
program –programnya. Metodologi yang direncanakan bahwa pemasangan rangkaian
peralatan untuk percontohan pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption
skala pilot di lokasi Cipatat seperti terlihat pada bagan alir proses gambar 4.1 dan tata
letak peralatan gambar 4.2.

21
BIJIH EMAS

JAW CRUSHER

CONE CRUSHER

BALL MILL
HIDROCYCLONE under flow

over flow

TANGKI SIANIDASI(2 BUAH)


solution

TANGKI ADSORPSI(5 BUAH)


Loaded carbon

ELUTION COULOMB barrent carbon

electrolite
ELEKTROWINNING

carbon regeneration

FILTER
cake

CRUCIBLE FURNACE PRESS CARBON

Dore bullion
PARTING

EMAS PERAK

Gamabar 4.1. : Bagan alir pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL Adsorption

(sumber, gambaran rencana pembangunan UBPE Pongkor)

22
Gambar 4.2. Tata letak peralatan percontohan pengolahan emas di Cipatat yang direncanakan (tampak samping)

23
4.1. Setting dan penyempurnaan peralatan yang dipasang TA.2010

a. Setting instalasi alat penghancur limbah sianida


Setting unit instalasi peralatan penghancur sianida tidak ada metoda khusus tetapi
hanya merupakan pengerjaan-pengerjaan;
- Pemotongan bahan untuk pembuatan dudukan tangki reagent dari bahan besi flat,
besi siku dan besi pipa yang cukup untuk menempatkan tiga buah tangki,
- Pengelasan pembuatan dudukan tangki reagent kimia,
- Finishing dudukan tangki,
- penempatan tangki reagent kimia pada posisi lebih tinggi dari tangki pelarut( tangki
mixing),
- Pemasangan pipa PVC dan kran dari tiga buah tangki menuju ke tangki pelarut (tangki
mixing),
- Pembuatan dan pemasangan panel penggerak electromotor tiga buah tangki reagent
dan satu buah tangki pelarut,
- Pemasangan kabel dari panel distribusi ke panel instalasi penghancur limbah,
- Pemasangan saklar pada empat buah electromotor,
- Pemasangan pipa PVC dari tangki pelarut menuju bak limbah cair,
- Pengujian operasional tangki reagent dan tangki pelarut,
- Pengujian aliran reagent dari tiap tangki ke tangki pelarut dan aliran dari tangki pelarut
ke bak limbah.

b. Penyempurnaan dudukan cone crusher dan setting dengan belt conveyor 3


Penyempurnaan alat ini yaitu dengan cara menambah ketinggian dudukan cone crusher
dengan cara menambah cor beton ,sehingga material hasil crushing bisa mengalir ke arah
vibrating screen untuk diteruskan ke alat ball mill.

Cara pengerjaannya meliputi tahap-tahap:


- Mengangkat cone crusher seberat 5,5 ton dengan alat Tackal,
- Pemasangan kerangka beton dan angkur,

24
- Pengecoran beton sesuai yang direncakan,
- Pengeringan beton,
- Penempatan cone crusher sesuai angkur yang tersedia berikut pengencangan baut-
bautnya,
- Penyambungan kabel dari panel penggerak ke electromotor,
- Pengujian operasional.

4.2. Pemasangan dan setting electrowinning


Berdasarkan XM0 251 modular system dan system assembly , komponen utama
electrowinning terdiri dari :
a. Komponen-komponen electrowinning
1. Control panel
2. Recirculation pump
3. Cartridge filter
4. RenoCell Model M0250
5. DC Power Supply
6. Flowmeter
7. Flow switch
8. Pressure gauge
9. Frame

b. Electrical Control Panel (Internal View)


1. AC Line Penetration
2. Grounding Terminal
3. Motor Controller & Overload Reset Switch
4. 24VDC Power Supply
5. Time Delay Relay
6. Terminals for Flow Switch
7. Circuit Breakers
8. Flow Switch Line Penetration

25
c. Electrical Control Panel (External View)
1. System Main Power Switch
2. Pump Hand-Off/Reset-Auto Switch
3. System Power On Indicator Light (Bright White=On)
4. Pump Running Indicator Light (Bright Green=On)
5. Low Flow Indicator Light (Bright Red=Low Flow)
6. Cell Power Enabled Indicator Light (Bright Green=Enabled)
7. Pump Overload Indicator Light (Bright Red=Overload)

d. Tahapan Pemasangan dan setting electrowinning


Tahapan pemasangan komponen-komponen dan setting alat electrowinning meliputi:
- Frame electrowinning sudah ditempatkan pada tempat yang memadai dan aman,
- pemasangan komponen-komponen electrowinning,
- Pengadaan bahan yang diperlukan,
- Setting komponen-komponen terpasang,
- Pemasangan instalasi listrik,
- Pengujian fungsi dari tiap komponen,
- Pengujian operasional electrowinning,
- Pelatihan personal tim untuk operasional electrowinning.

4.3. Pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif

Screen karbon aktif dibuat dari bahan besi siku, besi flat dan screen yang dikerjakan
dengan cara pemotongan bahan pada ukuran-ukuran tertentu, pengelasan, slep dan
pengecatan.
Pemasangannya disesuaikan dengan aliran slurry dari pompa karbon aktif yaitu posisi
miring sehingga karbon aktif yang tertahan screen akan mengalir ke tangki yang dituju
dan slurry akan kembali ke tangki asal. Dengan kondisi demikian aliran karbon aktif akan
mengalir berlawanan arah dari tangki 7 sampai tangki 3 dan berlawanan dengan aliran

26
slurry yang mengalir dari tangki 1 ke tangki 7 sehingga diharapkan karbon aktif bisa
menyerap (adsorpsi) emas terlarut dengan aliran slurry tetap seimbang.

4.4. Pengadaan dan karakterisasi bahan baku bijih emas


a. Pengadaan bahan baku bibjih emas
Pengadaan bijih emas untuk keperluan uji proses yaitu diambil dari lokasi yang di izinkan
oleh pemilik IUP PT. Golden Pricindo-Ciemas, lokasi tersebut adalah lokasi uji coba
penambangan metoda tambang terbuka pada titik formasi II dan sebagian dari tambang
dalam dengan tahapan pengerjaan; pengupasan over bourden dengan alat berat
buldozer, peledakan dengan dinamit pada front-front yang sudah ditentukan.
Pengerukan hasil peledakan menggunakan alat berat back- hoe yang langsung dilakukan
pemisahan antara batuan samping dan batuan vein (urat, istilah setempat). Pengambilan
bijih emas periode ini sesuai dengan yang diizinkan oleh pihak PT. Golden Pricindo
yaitu batuan ( vein ) yang menurut perkiraan pelaksana lapangan pihak perusahaan
berkadar emas antara 2,0 – 7,0 g/t. Pengerjaan selanjutnya yaitu, pengarungan,
pengangkutan dari lokasi penambangan ke stock file menggunakan kendaraan pick up
sejauh satu km dan langsung disimpen pada area stock file yang disediakan. Untuk
mengangkut dari stock file menuju lokasi pilot plant di Cipatat-Bandung menggunakan
angkutan truk.

b. Karakterisasi bahan baku bijih emas


Karakterisasi yang dilaksanakan yaitu untuk mengetahui kadar emas dan perak sebelum
dilakukan uji sianidasi dengan analisis menggunakan metode fire assay.

4.5. Pemasangan dan setting peralatan tambahan


Peralatan tambahan dimaksud adalah elution coulomn yang berfungsi melepaskan emas
dari karbon aktif sampai didapat electrolyte (larutan kaya) untuk umpan ke alat
electrowinning. Pengadaan alat ini adalah pengajuan pada TA. 2011 yang
pemasangan dan setting nya diusulkan dilaksanakan oleh pihak agent pengadaan pada

27
tempat yang telah ditentukan sesuai rencana tata letak peralatan gambar 4.2. dan
termasuk training personal tim operasionalnya.

4.6. Uji coba proses sianidasi


Uji coba proses sesuai dengan yang direncanakan dan peralatan akan disesuaikan
dengan peralatan yang sudah terpasang sebagian yaitu menggunakan metode sianidasi
dan CIL adsorption, serta akan dilakukan uji proses kontinu apabila perangkat peralatan
dan sarana lainnya sudah memadai. Variabel-variabel proses yang akan dipakai yaitu,
Cyanide strength = 0,10 %, Waktu kontak dan waktu pengambilan sample loaded carbon
(periodik) = 15 jam, 25 jam dan 35 jam (variasi), Ukuran butiran umpan = -200 mesh
(92%), Persen solid = 25 %, PH =10,5, Temperatur = Temperatur kamar. Bagan alir
proses dapat dilihat gambar 4.1.
Uji coba proses sianidasi kontinu dilaksanakan setelah uji operasional crushing, milling
dan klasifikasi, untuk selanjutnya dilaksanakan uji kontinu pendahuluan sampai di dapat
loaded karbon.

28
V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil kegiatan


Hasil kegiatan tim pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL adsorption Tahun
Anggaran 2011 yaitu :

- 1 set instalasi penghancur sianida terpasang,


- 1 unit alat cone crusher terpasang yang ketinggian dudukannya telah sesuai aliran
material,
- 1 set alat electrowinning terpasang dan tersetting,
- 4 unit screen karbon aktif terpasang dan ter setting dengan empat buah pompa
karbon aktif ,
- Bahan baku bijih emas 5,0 ton dan hasil analisis emas, perak,
- Data analisis dan pengujian proses.
Hasil kegiatannya akan disajikan berupa gambar-gambar foto dan tabel.

5.1.1. Setting peralatan yang dipasang TA.2010


a. Hasil setting instalasi penghancur sianida (cyanide destruction)
Hasil pelaksanaan kegiatan ini telah didapat satu set instalasi penghancur sianida yang
terdiri terdiri dari:
- 1 buah dudukan tangki reagent yang berukuran (P x L x T ) = 198 cm x 123 cm x 128
cm, lengkap dengan tangga dan valve outlet 0,25”, motor impeler masing - masing 1
hp.
- 3 buah tangki reagent terpasang untuk dozing reagent CuS04, SMBS dan Ca0, ukuran
tiga buah tangki tersebut sama (Diameter x Tinggi) = 50.0 cm x 60,0 cm.
- 1 buah tangki mixing terpasang berukuran ( Diameter x Tinggi ) = 100 cm x 180 cm ,
komplit valve outlet 1,5 “dan motor impeller 5 hp.
- Panel operasional terpasang.
- Tiga saluran pipa dozing masing-masing dilengkapi kran yang menuju tangki mixing.

29
- Terpasangnya pipa PVC saluran limbah hasil degradasi kadar sianida, berukuran 2,0”
yang menuju ke arah bak penampung limbah cair.
- Hasil setting sarana ini dapat dilihat pada foto.5.1 dan 5.2.
-

Foto. 5.1. Pemasangan tangki reagent dan pipa saluran dozing ke tangki mixing

Foto. 5.2. Perangkat instalasi penghancur sianida yaang mengalir dari thickener,
tangki dozing ke arah tangki mixing sampai ke arah pipa buangan akhir.

30
b. Penyempurnaan dudukan cone crusher dan setting dengan belt conveyor.3
Hasil penyempurnaan dudukan cone crusher diperoleh alat pemecah tahap dua
(secondary crushing) dengan posisi yang bisa dipakai crushring kontinu dengan aliran
produknya melalui belt conveyor.3 langsung ke arah vibrating screen sebagai umpan Ball
mill.
Dudukan cone crusher hasil penyempurnaan berukuran (P X L X T), 316cm X
113cm X 82 cm, dengan menggunakan bahan-bahan, kerangka beton, angkur dan cor
beton. Hasil penyempurnaan dudukan cone crusher seperti terlihat pada foto. 5.3 dan 5.4.

Foto.5.3. Pemasangan cone crusher kembali setelah

penyempurnaan dudukan

31
Foto.5.4. Finishing cone crusher terpasang dan setting
dengan belt conveyor.3.

5.1.2. Hasil pemasangan dan setting electrowinning


Electrowinning terpasang ditempatkan diruangan yang kondisinya cukup aman dan
terkunci. Alat ini sudah bisa dioperasikan dengan prosedur kerja yang telah diberikan dari
teknisi agent alat tersebut. Hasil pemasangan electrowinning dapat dilihat pada foto 5.5
dan 5.6.

32
Foto. 5.5. DC Power 40 V, 30 A dan electrical control panel

Foto 5.6. Pemasangan NCB untuk electrowinning dan pengujian operasional

33
5.1.3. Hasil pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif

Hasil kegiatan ini didapat screen karbon aktif 4 unit masing-masing berukuran
(P X L X T), 109 cm X 36 cm X 19 cm . Fungsi dari alat ini untuk memisahkan

karbon aktif (loaded carbon) dengan slurry. Hasil pembuatan dan pemasangan

Screen karbon aktif dapat dilihat pada foto. 5.7dan 5.8.

Foto 5.7. Pemasangan Screen Karbon Aktif ter setting dengan pompa karbon aktif

34
Foto 5.8. Screen karbon aktif yang terpasang dari tangki ke tangki

5.1.4. Pengambilan Bahan Baku Bijih Emas

Dari kegiatan ini didapat bahan baku bijih emas sebanyak 5,0 ton, yang berasal
dari lokasi PT. Golden Pricindo Ciemas Sukabumi. Foto kegiatan pengambilan

bahan baku bijih emas dapat dilihat pada foto : 5.9 dan 5.10

Foto 5.9. Type bijih Emas yang berada di lokasi PT. Golden Pricindo Ciemas

35
Foto 5.10. : Pengerukan dan pengecilan ukuran bahan baku bijih emas

5.1.5. Hasil Uji Proses

a. Hasil analisis bahan baku bijih emas


Dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Hasil analisis bijih emas


Head Sampel Open Pit Under Flow

No. Au (Emas) Ag (Perak) No. Au (Emas) Ag (Perak)

1 2,52 9,60 1 0,66 5,70


2 2,52 9,58 2 0,66 5,70
3 2,52 9,72 3 0,66 5,70
4 2,62 9,42 4 1,50 10,24
5 2,62 9,34 5 1,50 10,04
6 2,62 9,42 6 1,50 10,12
Overflow Head Sampel Lobang dalam

No. Au (Emas) Ag (Perak) No. Au (Emas) Ag (Perak)

1 2,04 11,44 1 1,02 188,58


2 2,04 11,50 2 1,54 317,84
3 2,04 11,44 3 2,75 175,44
4 2,04 11,54 4 7,03 142,00
5 2,04 11,54 5 5,11 265,25
6 2,04 11,72 6 8,15 16,70

36
b. Hasil uji proses crushing dan milling
Data dari pengujian crushing dan milling dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2
Hasil pengujian crushing dan milling

c. Hasil uji sianidasi


Hasil Analisis produk (loaded carbon) hasil uji sianidasi dapat dilihat pada tabel 5.3

dan gambar grafik 5.1.

Tabel 5.3
Hasil analisis produk uji sianidasi

N0 Au (ppm) Ag (ppm)

A1/15 92,54 214,42

A2/25 140,38 293,60

A3/35 337,02 364,26

37
Gambar.5.1
Grafik besarnya emas dan perak terserap karbon aktif (load carbon) (ppm) Vs
Waktu (jam)

5.2. PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan akan diutarakan mengenai tahapan-tahapan kegiatannya

sesuai dengan program kegiatannya.


Kegiatan, setting instalasi penghancur sianida serta penyempurnaan dudukan cone
crusher, pemasangan dan setting electrowinning, pembuatan dan pemasangan serta
setting screen karbon aktif, semuanya sudah selesai dilaksanakan dan sudah di uji coba
sampai siap pakai, sedangkan bahan baku bijih emas hasil pengambilan di PT.Golden
Pricindo-Ciemas sudah selesai dikerjan preparasi dan karakterisasi untuk digunakan
dalam uji sianidasi.
Pemasangan alat tambahan elution coulomn pemasangannya belum terlaksana karena
adanya revisi anggaran untuk pembelian alat tersebut sehingga pengadaannya tidak bisa
terealisasi.
Uji coba crushing dan milling pada alat jaw crusher dan Ball mill bisa dilaksanakan dengan
kapasitas pemecahan dan penggilingan dari kedua alat tersebut yang cukup mendekati
cenderung sama yaitu pengumpanan crushing rata-rata 20 kg/menit sedangkan milling
rata-rata 23,3 kg/menit. Pada alat jaw crusher kinerja maupun spesifikasi sudah memadai
namun kemungkinan standard konstruksi pembuatann alat tersebut (produk lokal)

38
kurang presisi sehingga House dari dudukan togle dan spring menahan beban yang
terlalu berat yang mmengakibatkan house tersebut pecah waktu crushing bijih emas
sebanyak 4,0 ton , saat ini sudah diperbaiki dan sudah bisa dipergunakan lagi , hal ini
perlu pemantaun waktu pembuatan peralatan yang dilaksanakan di bengkel lokal
terutama bahan, konstruksi, pengelasan maupun perakitannya, sehingga didapat alat
yang bisa dipergunakan untuk crushing (pemecahan) batuan bijih emas yang
kekerasannya (hardnes) cukup tinggi . Pada alat ball mill spesifikasi maupun kinerja sudah
bagus namun masih ada kendala sedikit pada NCB automatic starting kurang berfungsi
sehingga kalau kelebihan beban putaran ball mill NCB tidak kembali secara otomatis yang
mengakibatkkan gir motor dan gir ball mill mengalami sedikit pergeseran , kendala ini
sudah distel kembali.
Pengamatan klasifikasi pada hidrocyclone menunjukan hasil yang proporsional dimana
terjadi pemisahan antara fraksi halus (over flow) yang lolos – 200 mesh 90.05 % sebesar
61,02% dengan fraksi kasar (under flow) sebesar 38,98 %. Hasil analisis kadar rata-rata
emas dan perak pada kedua produk tersebut (tabel 5.1) yaitu pada over flow Au = 2,04
g/t dan Ag= 11,53 g/t, sedangkan pada produk under flow kadar Au = 1,08 g/t dan Ag=
7,91 g/t.
Uji sianidasi kontinu yang baru dilaksanakan pada kondisi, kekuatan sianida = 0,10 %,
solid = 25 %, PH = 10,5 , dengan ukuran butir umpan – 200 mesh dan pada waktu kontak
yang bersamaan dengan pengambilan sample loaded carbon secara periodik yaitu
dilaksanakan pada variasi waktu antara, 15 jam, 25 jam dan 35 jam, menghasilkan emas
terserap dari masing-masing periode pengambilan sample loaded carbon yaitu antara
92,54 ppm, 140,38 ppm dan 337,02 ppm ,sedangkan perak antara 214,42 ppm, 293,60
ppm dan 364,26 ppm.

39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari bab pembahasan dapatlah diambil kesimpulan antara lain :
 Pelaksanaan Kegiatan TA. 2011 telah selesai dilaksanakan sesuai dengan program
kegiatannya ,kecuali pemasangan alat tambahan elution coulomn belum terlaksana
karena adanya revisi anggaran (pengurangan), sehingga pengadaannya tidak
terealisasi.
 Hasil uji crushing ,milling dan klasifikasi pada peralatan jaw crusher, ball mill dan
hidrocyclone, menunjukan kinerja peralatan tersebut yang cukup bagus dengan
aliran material yang sudah sesuai dengan kapasitas dari masing-masing peralatannya
, dimana pengumpanan rata-rata crushing 20 kg/menit dan milling rata-rata 23,33
kg/menit, sedangkan klasifikasi pada hidrocyclone sudah menunjukan hasil yang
cukup signifikan dimana perbandingan pemisahan produk over flow dan under flow
61,02 : 38,98.
 Karakterisasi bahan baku bijih emas dari tambang terbuka mengandung kadar emas
rata-rata rendah yaitu 2,57 g/t dan perak sebesar 9,51 g/t, sedangkan hasil analisa
bijih emas dari tambang dalam kadar emas= 4,26 g/t dan perak = 184,30 g/t,
dengan kadar tersebut secara teknis masih bisa di proses tetapi untuk skala produksi
tidak akan ekonomis.
 Hasil Uji sianidasi dan CIL adsorption kontinu diperoleh loaded carbon dengan emas
terserap antara 92,54 ppm – 337,02 ppm dan perak terserap antara 214,42 – 364,26
ppm. Uji coba ini baru bisa dilaksanakan pada tahap pendahuluan dengan kondisi
proses, kekuatan sianida 0,10%, PH 10,5 , solid 25 % , PbNO3 .0,1%, waktu kontak
dan periode pengambilan sample loaded carbon antara, 15 jam, 25 jam dan 35 jam.

6.2. SARAN
Untuk menunjang kelancaran proses pengolahan emas dengan cara sianidasi & CIL
adsorption secara kontinu yang perlu diperhatikan saat ini sebaiknya :
1. Alat pemecah tahap awal jaw crusher kalau memakai produk lokal diperlukan
pemantauan mengenai spesifikasi bahan, konstruksi maupun sistim pengelasannya

40
yang memenuhi standar persyaratannya sehingga bisa dipakai untuk pemecah bijih
emas yang mempunyai karakter kekerasannya yang tinggi atau bisa juga memakai
produk impor.
2. Debit dan reservoar air proses perlu memadai sesuai kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fathi HABASHI, “Principles of Extractive Metallurgy, Volume 2 Hydrometallurgy”,


Department of mining & Metallurgy ,Laval university , Canada 1970
2. Arief S.Sudarsono,DR.,” Pengantar pengolahan dan ekstraksi bijih emas “, Departemen
Pertambangan ITB, Bandung 2003.
3. Habashi,F., A Textbook of hydrometallurgy,metallurgie extractive, Quebec, Enrc Canada
1993.
4. Bellingham, A.I., “Metallurgical Testing of Auriferous Samples for Commersial
Development”, Gold’87, Joint Symposium, Bandung, 31 Agustus – 2 September 1987.
5. Davidson, J.F., “Fluidization”, Academic Press Inc. Itd ., London, 1971.
6. Griffin,A.F.,” Carbon Desorption Process Development at Micron Research(Western
Australia)”, The Australian I.M.M Pert and Kargoorlie Branches and Murdoc University,
Carbon In Pulp Seminar, 1982.
7. Habashi, F., “Principles of Extractive Metalllurgy”, Vol. 1, Gordon and breach Science
Publisher, Inc., New York, 1969.
8. Hermawan, S., Siregar, D., “Pengolahan Emas Perak Unit Pertambangan Emas Cikotok
1939-1986”, Gold’87, Joint Symposium, Bandung, 31 Agustus – 2 September 1987.
9. Muir,D.M, et.al.,”Solvent effect on the activity and Free energies of Transfer of CN -,
Ag(CN)2-, Au(CN)2- in ethanol-water and Acetonitrile-water Mixture”, Australian
J.Chem., 1985,p.1079-1990.
10. Muir,D.M, et.al., “Elution of Gold from Carbon by The Micron Solvent Destilation
Procedure” ,Hidrometallurgy ,Vol.14 (1985,Elsevier Sci.Pub.,Amsterdam ,p.151-169.
11. Taggart,A., “Handbook of Mineral Dressing”, John Wiley and Sons, Inc., New York,
1959.

41

Anda mungkin juga menyukai