Percontohan Pengolahan Emas Dengan Sianidasi Dan Cil Adsorption Skala Pilot Plan PDF
Percontohan Pengolahan Emas Dengan Sianidasi Dan Cil Adsorption Skala Pilot Plan PDF
LAPORAN AKHIR
TAHUN ANGGARAN 2011
Oleh :
Ir. Lili Tahli, Dr. Siti Rochani, M.Sc., Ir. Nuryadi Saleh,
Maryono, ST, Leni Sulistiani, Abdullah, Fifit Fitria, Yayan Sofyan, Pipih Hanapiah
2011
I. PENDAHULUAN
Kegiatan Tahun Anggaran 2011 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya
yang dilaksanakan dalam rangka menunjang terwujudnya percontohan pengolahan emas
dengan sianidasi dan CIL adsorption di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Terpadu
Cipatat . Pelaksanaan kegiatan Tahun 2010 yaitu, setting individu peralatan terpasang
dan setting sesuai aliran material, pengadaan bahan baku bijih emas dan karakterisasi
serta uji sianidasi pendahuluan secara batch, pembuatan dan pemasangan peralatan
penunjang serta pemasangan peralatan tambahan dari pengadaan TA. 2010.
Pelaksanaan kegiatan tahun 2011 yaitu, melanjutkan setting peralatan cyanide
destruction, penyempurnaan dudukan cone crusher, , pembuatan dan pemasangan
screen karbon aktif dan setting dengan pompa karbon aktif , setting alat electrowinning ,
uji coba operasional per individu alat mulai , jaw crusher, ball mill dan hidrocyclone, unit
sianidasi dan adsorption, thickener dan unit cyanide destruction, dilanjutkan uji coba
sianidasi kontinu tahap pendahuluan sampai diperoleh produk loaded carbon.
Pengambilan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba sianidasi tahap kedua
masih diambil dari lokasi PT. Golden Pricindo, Ciemas-Sukabumi
Uji coba sianidasi tahap pertama tahun 2010 yang dilaksanakan secara batch terhadap
bahan baku asal PT. Golden Pricindo juga dengan kadar rata-rata cukup baik yaitu , Au =
8,15 g/t, Ag = 16,70 g/t. Dari uji sianidasi secara batch menghasilkan persen ekstraksi
tertinggi yaang cukup baik yaitu untuk Au = 82,17 % dan Ag = 45,28 %. Perolehan
tersebut dihasilkan dari kondisi % solid = 25, NaCN = 0,10 %, pH = 10,5, waktu kontak
= 30 jam, ukuran feed = -200 mesh. Kondisi proses sianidasi yang dicapai tersebut di atas
diterapkan pada uji proses sianidasi dan CIL adsorption Tahun Anggaran 2011. Kadar
bahan baku bijih emas yang diambil tahun 2011 relatif lebih kecil dari tahun sebelumnya
yaitu untuk bijih emas asal tambang terbuka rata-rata berkadar Au = 2,57 g/t dan Ag =
9,51 g/t dan bijih emas asal tambang dalam rata-rata berkadar Au = 42,7 g/t , Ag =
184,30 g/t .Hasil uji sianidasi kontinu dihasilkan contoh produk loaded carbon dengan
1
emas terserap antara 92,54ppm - 337,02 ppm dan perak antara 214,42 ppm – 364,26
ppm.
Metoda pengolahan emas yang saat ini banyak tersebar diterapkan di wilayah Indonesia
masih berkisar menggunakan metoda amalgamasi dan konsentrasi gravity, dimana
dengan metoda tersebut recovery emas masih rendah berkisar antara 50 % - 80 %,
disamping itu pencemaran lingkungan masih belum terkendalikan.
Oleh karena itu dalam rangka mengefektifkan proses pengolahan emas akan dicoba
mengembangkan metoda sianidasi dan CIL adsorption untuk tujuan ikut berperan serta
dalam menangani masalah pada penambangan-penambangan emas skala kecil sampai
menengah. Disamping untuk ke arah UKM juga kearah usaha pertambangan emas skala
besar yaitu dalam hal penanganan permasalahan proses (throuble solving) yang timbul
selama proses produksi berjalan dan bisa juga untuk uji proses bijih emas dari berbagai
lokasi eksplorasi sehingga bisa dijadikan pegangan untuk pengembangan (development)
penambangannya, sehingga dengan terwujudnya pilot plant pengolahan emas bisa
bermanfaat untuk usaha-usaha pertambangan emas.
Pembangunan percontohan pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL Adsorption
sekala pilot dikembangkan untuk tujuan sebagai sarana pengembangan penelitian skala
pilot dari sekala laboratorium serta bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana untuk
pengenalan terhadap masyarakat tambang yang di dalamnya berupa usaha-usaha
pertambangan emas skala kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan recovery dan
kapasitas produksi sehingga terwujud usaha pertambangan emas yang maju.
2
dan CIL adsorption secara kontinu sampai pencapaian produk berupa Loaded carbon. Uji
coba kontinu baru bisa dilaksanakan pada bulan September 2011, hasil yang diperoleh
yaitu contoh produk berupa loaded carbon dengan emas terserap baru dicapai antara
92,54 – 337,02 ppm dan perak terserap antara 214,42 ppm – 364,26 ppm.
3
Tabel. 1.1. Matrik pembangunan percontohan pengolahan emas sekala pilot
-Pemasangan peralatan
- Penyelesaian
tambahan: elektrowinning,
pembangunan gedung
cyanide dectrution, tangki
pilot plant pengolahan
reangent NaCN, pompa
emas
NaCN, pompa karbon
- Pemasangan sebagian
aktif.
peralatan : tangki
-Pembuatan dan
sianidasi 2 buah,
pemasangan peralatan -Setting peralaatan
tangki carbon
penunjang; corong produk electrowinning dan
adsorption 5 buah, Pemasangan sebagian
jaw crusher, launder cyanide destruction.
pembuatan pondasi peralatan : Jaw crusher,
produk screen, screen ball
pompa pasir, belt conveyor, cone
mill, sump ball mill, -Pemasangan
pemasangan crucible crusher (pengadaan
dudukan panel ball mill peralatan
Pembangunan sebagian gedung furnace, pemasangan TA.2006), ball mill,
dan cone crusher, pipa tambahan;Elution
pilot plant pengolahan emas electromotor tangki hidrocyclone, vibrating
aliran material dari sump coloumb
sianidasi, pemasangan screen, kompressor,
ke hidrocyclone dan tangki
electromotor tangki pompa pasir dan
sianidasi. -Uji sianidasi dan CIL
carbon adsorption, thickener serta instalasi
- Setting per individu Adsorption sampai
pemasangan impeller listrik
peralatan. didapat loaded carbon
tangki sianidasi dan
- Setting peralatan sesuai
tangki carbon
aliran material.
adsorption,
- Pengambilan bahan
pembuatan launder
baku bijih emas dan
dari tangki 1 sampai
karakterisasi.
tangki 7 serta
- Uji sianidasi tahap
pembuatan anjungan
pendahuluan secara
kontrol
batch
4
Tabel. 1.2. Rod map.1 (yang dibuat tahun 2010)
2011 2013
2010 2012 Goal
Lengkapnya peralatan; Lengkapnya peralatan Lengkapnya seluruh Diperoleh data ●Terwujudnya
unitcrushing, belt dengan penambahan; perangkat peralatan validasi peralatan percontohan
conveyor, screening, pompa karbon aktif pada setelah penambahan dan proses serta
milling, klasifikasi dan unit unit CIL, Tangki dan ;Elution coulomb dan terlaksananya pengolahan emas
sianidasi. Diperoleh data pompa NaCN,Cyanide setting electrowinning sosialisasi teknologi primer dengan
persen ekstraksi destruction, pH meter dan berikut crucible furnace. proses ke pihak- cara sianidasi &
emas,perak dari uji Diperoleh data % ekstraksi Diperoleh data proses pihak UKM CIL Adsorption.
sianidasi pendahuluan emas/perak dari uji sianidasi kontinu
secara batch. sianidasi secara kontinu. kapasitas 0,5-1,0
ton/jam dan diperoleh
contoh produk Dore
bullion
Tabel 1.3. Rod map.2 (setelah di evaluasi kembali di kelompok pengolahan dan
dirobah)
5
1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Tahun Anggaran 2011 yaitu melaksanakan kegiatan setting
peralatan hasil pemasangan tahun 2010, pemasangan peralatan tambahan, pembuatan
peralatan penunjang berikut sarana lainnya, melaksanakan pengadaan bahan baku bijih
emas dan karakterisasi serta melaksanakan uji sianidasi sampai didapat peralatan yang
siap pakai uji sianidasi kontinu dan didapat produk loaded carbon, untuk pelepasan
(elution) emas dari loaded carbon tahun ini belum bisa dilaksanakan karena
alatnya(elution coulomn) belum ada, khusus untuk proses elution (pelepasan) logam
emas dan perak dari loaded carbon masih perlu dilakukan penelitian dulu di
laboratorium sehingga hasil uji elution di laboratorium bisa di evaluasi untuk pembelian
alat yang tepat yang sesuai untuk diterapkan di percontohan pengolahan emas sekala
pilot di Cipatat sampai dicapai tujuan mendapatkan percontohan proses pengolahan
emas dengan metoda sianidasi dan CIL adsorption yang kontinu dan didapat produk
berupa bullion.
1.5 Sasaran
Sasaran dari kegiatan Tahun Anggaran 2011 adalah tersettingnya dan terpasangnya
peralatan untuk keperluan pengolahan emas dengan metode sianidasi dan CIL adsorption
dan menjadikan percontohan Teknologi Pengolahan Emas dengan metode Sianidasi yang
mampu mengolah bijih emas primer berkadar minimum antara 5 g/t – 10 g/t, recovery
emas di atas 95 %, kapasitas antara 1-2 t/jam dan ramah lingkungan, sehingga bisa untuk
melakukan uji proses pengolahan emas skala pilot terhadap bijih emas dari berbagai
lokasi penambangan yang akan bermanfaat dalam penanganan kendala maupun
pengembangan pada penambangan skala kecil dan menengah bahkan untuk ikut
berkiprah dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan besar .
6
1.6. Lokasi Penelitian
Lokasi kegiatan pembangunan pecontohan pengolahan emas dengan sianidasi skala
pilot yang dilaksanakan di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Terpadu ,terletak di
Desa Citatah, Kecamatan Cipatat ,kabupaten Bandung Barat. Sample bijih emas yang di uji
pengolahannya berasal dari sekitar daerah Jawa Barat terutama yang telah dilakukan
orientasi kondisi dan karakternya ,yang pertama dari lokasi PT.Golden Pricindo – Ciemas,
Sukabumi dan rencana selanjutnya dari Garut dan Leuwi liang. Peta lokasi pembangunan
percontohan pengolahan emas skala pilot di Desa Citatah dapat dilihat pada Gambar
1.1.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
8
a. Electrowinning
Kegunaan alat ini untuk menangkap logam emas dan perak dari larutan kaya dengan
media arus listrik (Anoda dan katoda) dimana emas akan tertangkap pada katoda berupa
cake untuk dilanjutkan pada proses peleburan.
2.2. Teori
Untuk membantu pemahaman teori proses dari rangkaian pengolahan bijih emas dengan
sianidasi dan CIL adsorption yang diterapkan di sentra percontohan pengolahan mineral
terpadu – Cipatat, dalam hal ini akan diutarakan mengenai prinsip-prinsip:
9
- Sianidasi
- Carbon In Leach (CIL)
- Adsorpsi
- Desorpsi
a.Sianidasi
Pengolahan bijih emas dengan cara sianidasi adalah salah satu cara untuk mengekstraksi
logam emas dan perak dengan metode pelarutan. Keunggulan cara sianidasi ini adalah
dapat mengekstraksi logam emas yang berkadar rendah karena kemampuannya yang
lebih baik dalam penetrasi pelarut sianida melalui padatan, sehingga kontak dengan
logam emas dan perak diharapkan akan lebih baik. Dalam proses sianidasi, logam emas
dan perak dilarutkan sebagai senyawa kompleks Au(CN)2- dan Ag(CN)2- dalam larutan
sianida.
Tinjauan aspek termonidinamika dalam mempelajari suatu reaksi kimia dapat memberikan
indikasi awal kespontanan reaksi kimia tersebut. Suatu reaksi kimia dapat berlangsung
secara spontan bila mempunyai harga G- (perubahan energi bebas gibbs) lebih kecil dari
nol (negatif).
Secara umum persamaan reaksi untuk pelarutan emas dan perak dalam larutan sianida
dapat ditulis sebagai berikut :
4 Au + 8 CN- + O2 + 2H2O 4 Au(CN)-2 + 4 OH ................ (1)
Reaksi pelarutan emas dalam larutan sianida merupakan reaksi redoks. Mekanisme
reaksinya dapat digambarkan dengan suatu skema sel elektrokimia, (seperti terlihat pada
gambar 2.1), dengan reaksi sebagai berikut :
10
Reaksi pada Anoda :
2Au 2Au+ + 2e- .................. (3)
2Au+ + 4 CN- 2Au(CN)-2 …….......….. (4)
Pada daerah katodik terjadi reaksi reduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida.
Sedangkan pada daerah anodic terjadi reaksi oksida Au dan pembentukan kation
kompleks emas-sianida.
Gambar 2.1.
Skema Pelarutan Emas dalam Larutan Sinidasi
( Sumber, Principle of extactive metallurgy )
Salah satu metoda pengambilan emas dari larutan kaya yang dikenal yaitu proses dengan
menggunakan karbon aktif.
11
Karbon aktif merupakan material yang berongga (”Porous”) dan mempunyai sifat absorpsi
yang baik. Emas (Au) dalam bentuk kompleks dengan ”Chloride” dan ”Cyanide” dapat
diabsorpsi oleh karbon aktif. Recovery emas yang berasal dari larutan kaya dengan
menggunakan karbon (bentuk granular) telah banyak dipakai secara industri seperti pada
carbon in leach karbon aktif ditambahkan pada ”ore slurry” didalam tangki leaching dan
diikuti absorpsi emas dari larutan kaya (Lihat Gambar 2.2.)
Gambar 2.2
Skema ekstraksi Emas dan Perak dDengan Carbon In Leach
(sumber, internet gold processing)
Dalam proses ini sianidasi dan adsorpsi berlangsung secara bersama-sama didalam tangki
yang sama pula yaitu tangki “pachua”, dimana masing-masing tangki dilengkapi sebuah
sistem pengangkat “verticalair lift” dan sebuah saluran (launder) beserta pengayak yang
terletak diantara masing-masing tangki.
12
Pada awal operasinya lumpur yang berasal dari sirkulasi penggerusan, setelah mengalami
pengkondisian awal dimasukkan kedalam tangki pertama dan tangki ke dua, sedangkan
lima tangki yang lain digunakan untuk proses adsorpsi yang diisi karbon aktif melalui
tangki tujuh mengalir menuju tangi enam, lima, empat dan tangki tiga dengan
menggunakan fasilitas pompa pada tiap tangki sehingga terjadi aliran berlawanan antara
aliran lumpur (slurry) dengan aliran karbon aktif (counter current). Didalam tangki
pertama dan kedua terjadi proses sianidasi, selanjutnya lumpur mengalir secara gravitasi
kedalam tangki tiga, empat, lima, enam dan tangki tujuh. Didalam tangki tiga, empat,
lima, enam dan tangki tujuh ini terjadi proses sianidasi dan adsorption secara bersama-
sama. Kemudian setelah sianidasi dan adsorpsinya berlangsung beberapa lama, lumpur
dan karbon aktif dari tangki tiga dipompa dan dipisahkan dengan screen dimana
lumpurnya dialirkan ke arah thickener yang sudah merupakan lumpur miskin untuk
dipisah sebagai limbah cair dan limbah padat untuk selanjutnya dilakukan degradasi
sianida , sedangkan karbon aktifnya dialirkan ke Elution coulomb untuk perlakuan proses
pelepasan larutan emas untuk diproses penangkapan logam emas dari larutan kaya
dengan alat electrowining sampai didapat cake untuk dilebur menjadi bullion dan karbon
aktif di aktipasi kembali (regenarasi) menjadi press carbon untuk digunakan kembali pada
proses sianidasi.
c. Adsorpsi
Emas dan perak yang dapat di adsorpsi adalah dalam bentuk ion Au(CN)2- dan ion
Ag(CN)2-. Terjadinya adsorpsi dimulai dengan adanya kontak antara permukaan karbon
aktif dengan ion emas-perak.
Mekanisme adsorpsi ion Au(CN)2- atau ion Ag(CN)2- pada permukaan karbon aktif sampai
saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti, karena sifat kimia
permukaan karbon aktif sampai saat ini masih belum jelas. Namun demikian ada
beberapa teori yang diketahui dan yang berhubungan dengan adsorpsi suatu molekul
13
atau ion pada permukaan karbon aktif, walaupun satu dengan lainnya masih saling
bertentangan. Teori-teori tersebut antara lain:
- Teori Adsorpsi Fisik
Teori ini menerangkan adsorpsi suatu zat pada permukaan karbon aktif dipengaruhi
oleh gaya Van der Waals dan zat yang diadsorpsi berupa suatu molekul. Proses
adsorpsi zat organik dari suatu larutan pada permukaan karbon aktif juga mengikuti
teori ini. Menurut Smisek(15) adsorpsi ion Ag(CN)2- dari larutan pada karbon aktif juga
bersifat adsorpsi fisik, dimana ion Ag(CN)2- yang menempel pada permukaan karbon
aktif membentuk suatu lapisan tunggal (monolayer).
- Teori Kompleks Kimia
Jika terhadap karbon aktif ditambahkan hidrogen pada temperature antara 1500C
maka pada permukaan karbon aktif akan terbentuk asam karbonat (H2CO3),
karenanya permukaan karbon aktif menjadi bersifat asam, adsorpsi disebabkan oleh
netralisasi senyawa asam karbonat yang terdapat pada permukaan karbon aktif
menjadi H+ dan ion karbonat (HCO3-). Kemudian ion H+ yang melekat pada
permukaan karbon aktif bereaksi dengan Au(CN)2- membentuk HAu(CN)2, sedangkan
ion-ion bikarbonat bereaksi dengan ion-ion alkali membentuk NaHCO3 yang masuk
kedalam larutan.
- Teori Mekanisme Elektrokimia
Di dalam proses sianidasi dimasukan oksigen dan apabila oksigen dalam keadaan
kontak dengan suspensi cair dari karbon, maka air akan direduksi menjadi senyawa
hidroksida dan peroksida :
O2 + 2 H2O + 2e ----- H2O2 + 2 OH-
Selama elektron dipasok oleh karbon, maka permukaan karbon aktif akan bermuatan
positif. Agar permukaan karbon mempunyai muatan yang tetap netral, maka Au(CN)2
yang ada didalam larutan diadsorpsi oleh karbon aktif.
14
gaya elektrostatis. Gaya kimia terjadi di daerah antarmuka larutan dan karbon aktif,
sedangkan gaya elektrostatis terjadi di daerah antarmuka yang diselimuti ion-ion
sebagai hasil interaksi antara muatan listrik dari ion yang menempel di permukaan
karbon aktif dengan ion yang ada pada larutan ruah.
15
Proses Desorpsi Tekanan Tinggi
Larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi optimal pada 0,1% berat
NaCN dan 1% berat NaOH. Larutan ini dikontakkan dengan karbon aktif pada suhu
160oC dan tekanan 4 kg/cm2 (50 psi).
Selain ke empat proses tersebut di atas dikenal juga cara desorpsi lainnya seperti proses
“Murdoch” dan proses “Duval” yang merupakan hasil pengembangan dari ke empat
proses di atas.
Dalam industri pengolahan bijih emas dan perak proses desorpsi yang digunakan sering
tidak mengikuti cara-cara seperti di atas misalnya untuk proses Zadra Atmosfer
dioperasikan bukan pada tekanan atmosfer tetapi pada tekanan 100 kN/m2.. Sebagai
gambaran kondisi operasi beberapa proses desorpsi yang banyak digunakan dalam
ekstraksi logam emas dan perak dapat dilihat pada table 2.1.
16
TABEL 2.1
BEBERAPA PROSEDUR KONDISI OPERASI DESORPSI KONTINU
17
III. PROGRAM KEGIATAN
Program kegiatan pada Tahun Anggaran 2011 direncanakan masih melaksanakan tahap
setting peralatan terpasang, pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang,
terutama peralatan yang dipasang pada tahun 2010 dan uji sianidasi, lingkup
kegiatannya meliputi :
1. Setting peralatan yang dipasang pada TA.2010.
2. Pemasangan dan setting alat electrowinning.
3. Pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif.
18
3.3. Pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif
Screen karbon aktif berukuran 40 cm x 70 cm dibuat dari bahan besi flat 3,0 mm dan
screen 60 mesh, langkah kegiatannya meliputi;
- Pembuatan disain screen,
- Pembelian bahan-bahan,
- Pengerjaan pembuatan screen karbon aktif,
- Pemasangan screen karbon aktif dan setting dengan pompa karbon aktif,
- Uji coba operasional pompa dan screen karbon aktif serta aliran materialnya.
19
3.6. Uji coba sianidasi kontinu
Uji coba kontinu akan terlaksana dengan lancar apabila peralatan berikut sarana
penunjang yang diperlukan sudah memadai dan siap operasional, oleh karena itu dalam
periode tahun 2011 ini akan dilaksanakan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Pengadaan alat,
- Uji coba semua peralatan terpasang,
- Setting peralatan yang baru terpasang,
- Melengkapi peralatan penunjang,
- Melengkapi sarana penghancur limbah sianida,
- Pengecekan kesesuaian ketersediaan debit air dengan keperluan air proses,
- Pengecekan kesesuaian ketersediaan daya (listrik) dengan keperluan operasional
seluruh peralatan,
- Pengadaan bahan kimia,
- Penentuan variabel kondisi proses,
- Pengujian proses crushing, milling dan klasifikasi
- Pengujian proses sianidasi kontinu,
- Analisis produk,
Apabila semua tahapan kegiatan tersebut di atas bisa berjalan lancar dan semua
peralatan sudah siap di operasikan termasuk pengadaan peralatan tambahan, maka uji
coba proses kontinu akan bisa dilaksanakan sampai diperoleh bullion , tetapi apabila
semua kondisi di atas tidak bisa berjalan dengan baik dan terutama apabila pemasangan
alat tambahannya belum dapat terlaksana maka uji kontinu dilaksanakan hanya sampai
diperoleh produk loaded carbon. Sebagai gambaran peralatan yang diperlukan untuk
proses kontinu bisa dilihat pada tata letak peralatan gambar 4.2.
20
IV. METODOLOGI
Sebagaimana telah diutarakan pada program kegiatan Tahun Anggaran 2011 tersebut di
atas, maka dalam bab ini akan diutarakan mengenai metodologi yang sesuai dengan
program –programnya. Metodologi yang direncanakan bahwa pemasangan rangkaian
peralatan untuk percontohan pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption
skala pilot di lokasi Cipatat seperti terlihat pada bagan alir proses gambar 4.1 dan tata
letak peralatan gambar 4.2.
21
BIJIH EMAS
JAW CRUSHER
CONE CRUSHER
BALL MILL
HIDROCYCLONE under flow
over flow
electrolite
ELEKTROWINNING
carbon regeneration
FILTER
cake
Dore bullion
PARTING
EMAS PERAK
Gamabar 4.1. : Bagan alir pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL Adsorption
22
Gambar 4.2. Tata letak peralatan percontohan pengolahan emas di Cipatat yang direncanakan (tampak samping)
23
4.1. Setting dan penyempurnaan peralatan yang dipasang TA.2010
24
- Pengecoran beton sesuai yang direncakan,
- Pengeringan beton,
- Penempatan cone crusher sesuai angkur yang tersedia berikut pengencangan baut-
bautnya,
- Penyambungan kabel dari panel penggerak ke electromotor,
- Pengujian operasional.
25
c. Electrical Control Panel (External View)
1. System Main Power Switch
2. Pump Hand-Off/Reset-Auto Switch
3. System Power On Indicator Light (Bright White=On)
4. Pump Running Indicator Light (Bright Green=On)
5. Low Flow Indicator Light (Bright Red=Low Flow)
6. Cell Power Enabled Indicator Light (Bright Green=Enabled)
7. Pump Overload Indicator Light (Bright Red=Overload)
Screen karbon aktif dibuat dari bahan besi siku, besi flat dan screen yang dikerjakan
dengan cara pemotongan bahan pada ukuran-ukuran tertentu, pengelasan, slep dan
pengecatan.
Pemasangannya disesuaikan dengan aliran slurry dari pompa karbon aktif yaitu posisi
miring sehingga karbon aktif yang tertahan screen akan mengalir ke tangki yang dituju
dan slurry akan kembali ke tangki asal. Dengan kondisi demikian aliran karbon aktif akan
mengalir berlawanan arah dari tangki 7 sampai tangki 3 dan berlawanan dengan aliran
26
slurry yang mengalir dari tangki 1 ke tangki 7 sehingga diharapkan karbon aktif bisa
menyerap (adsorpsi) emas terlarut dengan aliran slurry tetap seimbang.
27
tempat yang telah ditentukan sesuai rencana tata letak peralatan gambar 4.2. dan
termasuk training personal tim operasionalnya.
28
V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
29
- Terpasangnya pipa PVC saluran limbah hasil degradasi kadar sianida, berukuran 2,0”
yang menuju ke arah bak penampung limbah cair.
- Hasil setting sarana ini dapat dilihat pada foto.5.1 dan 5.2.
-
Foto. 5.1. Pemasangan tangki reagent dan pipa saluran dozing ke tangki mixing
Foto. 5.2. Perangkat instalasi penghancur sianida yaang mengalir dari thickener,
tangki dozing ke arah tangki mixing sampai ke arah pipa buangan akhir.
30
b. Penyempurnaan dudukan cone crusher dan setting dengan belt conveyor.3
Hasil penyempurnaan dudukan cone crusher diperoleh alat pemecah tahap dua
(secondary crushing) dengan posisi yang bisa dipakai crushring kontinu dengan aliran
produknya melalui belt conveyor.3 langsung ke arah vibrating screen sebagai umpan Ball
mill.
Dudukan cone crusher hasil penyempurnaan berukuran (P X L X T), 316cm X
113cm X 82 cm, dengan menggunakan bahan-bahan, kerangka beton, angkur dan cor
beton. Hasil penyempurnaan dudukan cone crusher seperti terlihat pada foto. 5.3 dan 5.4.
penyempurnaan dudukan
31
Foto.5.4. Finishing cone crusher terpasang dan setting
dengan belt conveyor.3.
32
Foto. 5.5. DC Power 40 V, 30 A dan electrical control panel
33
5.1.3. Hasil pembuatan dan pemasangan screen karbon aktif
Hasil kegiatan ini didapat screen karbon aktif 4 unit masing-masing berukuran
(P X L X T), 109 cm X 36 cm X 19 cm . Fungsi dari alat ini untuk memisahkan
karbon aktif (loaded carbon) dengan slurry. Hasil pembuatan dan pemasangan
Foto 5.7. Pemasangan Screen Karbon Aktif ter setting dengan pompa karbon aktif
34
Foto 5.8. Screen karbon aktif yang terpasang dari tangki ke tangki
Dari kegiatan ini didapat bahan baku bijih emas sebanyak 5,0 ton, yang berasal
dari lokasi PT. Golden Pricindo Ciemas Sukabumi. Foto kegiatan pengambilan
bahan baku bijih emas dapat dilihat pada foto : 5.9 dan 5.10
Foto 5.9. Type bijih Emas yang berada di lokasi PT. Golden Pricindo Ciemas
35
Foto 5.10. : Pengerukan dan pengecilan ukuran bahan baku bijih emas
Tabel 5.1
36
b. Hasil uji proses crushing dan milling
Data dari pengujian crushing dan milling dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2
Hasil pengujian crushing dan milling
Tabel 5.3
Hasil analisis produk uji sianidasi
N0 Au (ppm) Ag (ppm)
37
Gambar.5.1
Grafik besarnya emas dan perak terserap karbon aktif (load carbon) (ppm) Vs
Waktu (jam)
5.2. PEMBAHASAN
38
kurang presisi sehingga House dari dudukan togle dan spring menahan beban yang
terlalu berat yang mmengakibatkan house tersebut pecah waktu crushing bijih emas
sebanyak 4,0 ton , saat ini sudah diperbaiki dan sudah bisa dipergunakan lagi , hal ini
perlu pemantaun waktu pembuatan peralatan yang dilaksanakan di bengkel lokal
terutama bahan, konstruksi, pengelasan maupun perakitannya, sehingga didapat alat
yang bisa dipergunakan untuk crushing (pemecahan) batuan bijih emas yang
kekerasannya (hardnes) cukup tinggi . Pada alat ball mill spesifikasi maupun kinerja sudah
bagus namun masih ada kendala sedikit pada NCB automatic starting kurang berfungsi
sehingga kalau kelebihan beban putaran ball mill NCB tidak kembali secara otomatis yang
mengakibatkkan gir motor dan gir ball mill mengalami sedikit pergeseran , kendala ini
sudah distel kembali.
Pengamatan klasifikasi pada hidrocyclone menunjukan hasil yang proporsional dimana
terjadi pemisahan antara fraksi halus (over flow) yang lolos – 200 mesh 90.05 % sebesar
61,02% dengan fraksi kasar (under flow) sebesar 38,98 %. Hasil analisis kadar rata-rata
emas dan perak pada kedua produk tersebut (tabel 5.1) yaitu pada over flow Au = 2,04
g/t dan Ag= 11,53 g/t, sedangkan pada produk under flow kadar Au = 1,08 g/t dan Ag=
7,91 g/t.
Uji sianidasi kontinu yang baru dilaksanakan pada kondisi, kekuatan sianida = 0,10 %,
solid = 25 %, PH = 10,5 , dengan ukuran butir umpan – 200 mesh dan pada waktu kontak
yang bersamaan dengan pengambilan sample loaded carbon secara periodik yaitu
dilaksanakan pada variasi waktu antara, 15 jam, 25 jam dan 35 jam, menghasilkan emas
terserap dari masing-masing periode pengambilan sample loaded carbon yaitu antara
92,54 ppm, 140,38 ppm dan 337,02 ppm ,sedangkan perak antara 214,42 ppm, 293,60
ppm dan 364,26 ppm.
39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari bab pembahasan dapatlah diambil kesimpulan antara lain :
Pelaksanaan Kegiatan TA. 2011 telah selesai dilaksanakan sesuai dengan program
kegiatannya ,kecuali pemasangan alat tambahan elution coulomn belum terlaksana
karena adanya revisi anggaran (pengurangan), sehingga pengadaannya tidak
terealisasi.
Hasil uji crushing ,milling dan klasifikasi pada peralatan jaw crusher, ball mill dan
hidrocyclone, menunjukan kinerja peralatan tersebut yang cukup bagus dengan
aliran material yang sudah sesuai dengan kapasitas dari masing-masing peralatannya
, dimana pengumpanan rata-rata crushing 20 kg/menit dan milling rata-rata 23,33
kg/menit, sedangkan klasifikasi pada hidrocyclone sudah menunjukan hasil yang
cukup signifikan dimana perbandingan pemisahan produk over flow dan under flow
61,02 : 38,98.
Karakterisasi bahan baku bijih emas dari tambang terbuka mengandung kadar emas
rata-rata rendah yaitu 2,57 g/t dan perak sebesar 9,51 g/t, sedangkan hasil analisa
bijih emas dari tambang dalam kadar emas= 4,26 g/t dan perak = 184,30 g/t,
dengan kadar tersebut secara teknis masih bisa di proses tetapi untuk skala produksi
tidak akan ekonomis.
Hasil Uji sianidasi dan CIL adsorption kontinu diperoleh loaded carbon dengan emas
terserap antara 92,54 ppm – 337,02 ppm dan perak terserap antara 214,42 – 364,26
ppm. Uji coba ini baru bisa dilaksanakan pada tahap pendahuluan dengan kondisi
proses, kekuatan sianida 0,10%, PH 10,5 , solid 25 % , PbNO3 .0,1%, waktu kontak
dan periode pengambilan sample loaded carbon antara, 15 jam, 25 jam dan 35 jam.
6.2. SARAN
Untuk menunjang kelancaran proses pengolahan emas dengan cara sianidasi & CIL
adsorption secara kontinu yang perlu diperhatikan saat ini sebaiknya :
1. Alat pemecah tahap awal jaw crusher kalau memakai produk lokal diperlukan
pemantauan mengenai spesifikasi bahan, konstruksi maupun sistim pengelasannya
40
yang memenuhi standar persyaratannya sehingga bisa dipakai untuk pemecah bijih
emas yang mempunyai karakter kekerasannya yang tinggi atau bisa juga memakai
produk impor.
2. Debit dan reservoar air proses perlu memadai sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
41