Tujuan Kegiatan:
Mereviuw bahan pembelajaran dari unit materi pembelajaran dan mengembangkan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Langkah Kegiatan:
1. Pengembangan Pembelajaran
a Peserta mengkaji sistematika penyusunan RPP berorientasi HOTS (LK-5)
b RPP disusun secara individu sesuai dengan jenjangnya berdasarkan pada LK-3
yang telah dikerjakan pada kegiatan IN-2
c Melengkapi RPP dengan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
d Penilaian pengetahuan memasukkan soal-soal HOTS yang telah disusun pada LK-4
di kegiatan IN-2.
e Menyusun Bahan Ajar dan dilampirkan pada RPP.
2. Desain Pembelajaran Unit ke-2
a. Mendesain pembelajaran pada Lembar Kerja (LK-3) dengan ketentuan (110’):
1. Unit pembelajaran ke-2 didesain untuk digunakan pada ON
2. Guru kelas (tematik terpadu):
mendesain pembelajaran dengan memadukan minimal dua mata
pelajaran yang akan dilaksanakan pada On-3.
Jika pada On-3 muatan mata pelajaran yang akan diajarkan tidak ada
unit pembelajarannya maka guru harus mengembangkan sendiri
muatan mata pelajaran tersebut dan dipadukan dengan muatan mata
pelajaran yang ada unit pembelajarannya.
3. Desain Penilaian Pembelajaran
a Mengembangkan penilaian pembelajaran berdasarkan KD pada unit
pembelajaran yang terpilih pada LK-4.
b Menyusun soal HOTS dengan menggunakan LK-4 dengan langkah kegiatan
sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi soal pada LK-4.a
2. Menyusun soal pilihan ganda pada LK-4.b
3. Menyusun soal uraian pada LK-4.c
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )
2 Kompetensi Keterampilan
4.8 Menyajikan rangkuman teks laporan Menyajikan rangkuman teks laporan hasil
hasil observasi yang berupa buku observasi berupa buku pengetahuan yang
pengetahuan secara lisan dan tulis dengan dibaca
memperhatikan kaidah kebahasaan atau
aspek lisan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menelaah kebahasaan teks laporan hasil observasi
2. Menyimpulkan kaidah kebahassan teks LHO
3. Mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang simpulan kebahassan teks LHO
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Teks laporan hasil observasi
2. Tujuan Teks LHO
3. Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi
F. Media Pembelajaran
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. LCD Proyektor
G. Sumber Belajar
a. Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2016
b. Buku refensi yang relevan,
c. Lingkungan setempat
(Data Processing) 1. Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai
Pengolahan Data
Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
2. Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai
Penggunaan bahasa dalam laporan hasil observasi
Communication Peserta mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh kelompok lain.
(Berkomunikasi) Setelah itu, menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua permasalahan yang sama.
Generalization
(Menarik
Kesimpulan)
Creativity Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
(Kreativitas)
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik
sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian
sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K
2) Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Mengerjakan latihan soal-soal terkait materi yang diajarkan.
- Penilaian Proyek
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang sudah diselesaikan,
kemudian membuat refleksi diri.
KARTU SOAL URAIAN
KARTU SOAL NOMOR 2
(URAIAN)
Soal
Taman nasional ini sangat berguna sekali untuk penelitian dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, misalnya untuk pengamatan fenomena alam, konservasi alam,
memanfaatkan air serta energi air panas, dan angin serta wisata alam.
3) Pengetahuan
Tertulis Pilihan Ganda
-
Tertulis Uraian
-
Tes tertulis bentuk uraian mengenai penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan
linier dalam tanda mutlak, dan penerapannya dalam penyelesaian masalah nyata yang
sederhana
- Tes Lisan / Observasi terhadap Diskusi Tanya Jawab dan Percakapan
- Penugasan
Membaca mengenai pengertian nilai mutlak, ekspresiekspresi, penyelesaian, dan
masalah nyata yang terkait dengan persamaan dan pertidaksamaan linier dalam
tanda mutlak.
Tugas Rumah
a) Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b) Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah
mengerjakan tugas rumah dengan baik
c) Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan
untuk mendapatkan penilaian
Kartu Uraian
KARTU SOAL NOMOR 1
(PILIHAN GANDA)
a. Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan dengan sistem klasikal, bila lebih dari setengah siswa
yang tidak memenuhi KKM.
Jika siswa yang tidak memenuhi KKM kurang dari setengah jumlah siswa keseluruhan di
kelas, maka remedila dilakukan dengan penugasan.
b. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang nilainya di atas KKM.
J. Bahan Ajar
1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi
tentang suatu objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis. Teks
laporan hasil observasi menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu
dikelompokkan dan dianalisis secara sistematis sehingga dapat mejelaskan suatu hal secara rinci
dan dari sudut pandang keilmuan.
2. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
Teks Laporan Hasil Observasi bertujuan untuk menjelaskan dengan cara menggambarkan
objek secara detail sehingga pembaca memahami/memperoleh pengetahuan dari laporan yang
dibuat oleh penulis.
3. Kaidah kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks laporan hasil observasi.,
meliputi; (a) penggunaan kata benda (nomina) atau peristiwa umum sebagai objek utama
pemaparannya, (b) penggunaan kata kerja material atau kata kerja menunjukkan tindakan suatu
benda, binatang, manusia, atau peristiwa, (c) penggunaan kalimat defenisi, yakni adalah,
merupakan, dan yaitu yang digunakan untuk menjelaskan pengertian atau konsep, (d) penggunaan
kalimat klasifikasi yang menyatakan pengelompokkan, perbedaan, atau persamaan, dan (e)
penggunaan kata yang menggambarkan sifat atau perilaku benda, orang, atau suatu keadaan.
Berikut ini kaidah kebahasaan padaa teks tersebut
a. Kata benda, yang dimaksudkan dalam teks mengacu pada benda-banda, seperti gunung,
sungai, keadaan penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, peristiwa budaya,
b. Kata sifat yaitu kata berufungsi menggambarkan atau menjelaskan objek sehingga
memiliki karakter yang lebih spesifik berupa urutan, kualitas, rasa, dan penekanan terhadap
kata itu sendiri.
c. Sebagai sebuah teks yang disusun berdasarkan hasil pengamatan, teks laporan hasil
observasi akan dijumpai kata kerja. Keberadaan kata kerja sangat penting karena untuk
menjelaskan atau menunjukkan gejala, perilaku atau kegiatan yang terjadi
d. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Untuk mencari makna suatu
istilah kita juga dapat menggunakan kamus. Bukan kamus umum, melainkan kamus istilah.
Contoh istilah biologi seperti abiotik, amputasi, anatomi, antioksidan, asimilasi, aorta,
benangsari, ekosistem, embrio, empat sehat lima sempurna, genetika, hermaprodit, insekta,
komplikasi, kornea mata, penyerbukan silang, sporadis, transplantasi, umbi batang, vaksin.
e. Kalimat defenisi, kata definisi berasal dari kata ‘definition‘ (bahasa Inggris) yang
bermakna keterangan yang berupa penjelasan atas suatu objek. Sehingga kalimat definisi
dapat diartikan sebagai kalimat yang memuat keterangan atau penjelasan atas suatu objek.
Objek disini dapat berupa benda, orang, proses atau aktivitas.
f. Kalimat klasifikasi adalah kalimat yang berfungsi menjelaskan suatu informasi kepada
pembaca dengan cara mengelompokkannya berdasarkan ciri ciri yang dimiliki.
2 Kompetensi Keterampilan
4.5 Menyimpulkan unsur-unsur Menyimpulkan unsur-unsur pembangun
pembangun karya sastra dengan bukti karya sastra dengan bukti yang mendukung
yang mendukung dari cerita pendek yang dari cerita pendek yang dibaca atau didengar
dibaca atau didengar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta ddidik Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
dengan tepat
2. Peserta didik Menyimpulkan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek
dengan tepat
3. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang unsur pembangun karya
sastra dalam teks cerita pendek dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Teks cerpen
2. Ciri-ciri teks cerpen
3. Unsur pembangun teks cerpen
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi
F. Media Pembelajaran
1. Worksheet atau lembar kerja (siswa)
2. LCD Proyektor
G. Sumber Belajar
1. Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas IX Kemendikbud, Tahun 2016
2. Buku refensi yang relevan,
3. Lingkungan setempat
Problem statemen 1. Peserta mengidentifikasi permasalahan yang relevan dari infromasi yang
dibaca. Permasalahan di antaranya diarahkan untuk menanyakan unsur
(pertanyaan/ pembentuk teks cerpen dan menyimpulkannya
identifikasi 2. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peserta merumuskan masalah
masalah) terkait dengan unsur pembentuk teks cerpen dan simpulan yang tepat
untuk teks itu.
1. Peserta bekerja sama dalam kelompok mengumpulkan data/informasi dan
(Data Collection) membaca litertur mengenai unsur pembentuk teks cerpen
2. Peserta mengumpulkan data/informasi unsur pembentuk teks cerpen.
Pengumpulan Data
(Data Processing) 3. Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai unsur
Pengolahan Data
pembentuk teks cerpen
4. Peserta mengolah data yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan
data untuk menjawab/menyelesaikan permasalahan mengenai unsur
pembentuk teks cerpen
1. Peserta saling menukarkan hasil kerjanya dengan kelompok lain, lalu saling
(Verification) menelaah dan menanggapinya
2. Peserta didik bekerja sama memperbaiki hasil diskusi berdasarkan
Pembuktian tanggapan/masukan/saran dari kelompok lain.
Communication Peserta mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh kelompok lain.
(Berkomunikasi) Setelah itu, menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua permasalahan yang sama.
Generalization
(Menarik
Kesimpulan)
Creativity Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
(Kreativitas)
I. Teknik Penilaian
1) Sikap
a) Sikap spiritual
2. Sikap sosial
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K
5) Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Mengerjakan latihan soal-soal terkait materi yang diajarkan.
- Penilaian Proyek
- Penilaian Produk
- Penilaian Portofolio
Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang sudah diselesaikan,
kemudian membuat refleksi diri.
J. Bahan Ajar
1. Pengertian cerita pendek
Cerita pendek (cerpen) adalah karangan dalam genre prosa tulis yang berbentuk naratif dan
bersifat fiktif. Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang memaparkan kisah maupun cerita
mengenai manusia berserta seluk beluknya, yang dituangkan melalui kisahan singkat. Cerpen bisa
juga merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya
yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, tetapi hal
itu tidak menyebabkan perubahan nasib tokohnya.
Cerpen ditulis pengarang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang dialaminya.
Pengalaman hidup ini kemudian diekspresikan ke dalam cerpen. Proses penciptaannya bukan
semata-mata menggambarkan kehidupan nyata itu, melainkan didasari oleh pandangan pengarang.
Pandangan inilah yang menggambarkan nilai dalam suatu cerpen. Seperti halnya sebuah kisah
tentunya cerpen mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil sebagai contoh, antara
lain:
a. Nilai agama: Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks cerpen.
b. Nilai Sosial: Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para
tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai moral: Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam
masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral
positif (baik).
d. Nilai budaya : Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan, kebiasaan, serta tradisi adat
istiadat
Cerpen merupakan jenis karya sastra yang tergolong prosa fiksi. Selain cerpen, karya sastra
yang termasuk ke dalam prosa adalah novel, dongeng, cerita bersambung, catatan harian, lelucon,
biografi, roman dan legenda. Menurut Atmazaki (2007:99) secara umum, setiap karya sastra
dibangun oleh dua unsur yaitu yang membangun dari dalam fiksi itu sendiri (unsur instrinsik) dan
unsur yang mempengaruhi penciptaan fiksi dari luar (unsur ekstrinsik).
Muhardi dan Hasanuddin WS (1992) mengungkapkan bahwa unsur instrinsik dapat dibedakan atas
dua macam yakni unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama adalah semua yang berkaitan
dengan pemberian makna yang tertuang melalui bahasa, yaitu alur, penokohan, latar, tema, dan
amanat. Unsur penunjang adalah segala sesuatu yang digunakan dalam memanfaatkan bahasa,
seperti pusat pengisahan dan gaya bahasa. Nah, dalam materi ajar ini hanya dibahas unsur-unsur
utamanya saja.
a. Alur
Alur merupakan urutan atau untaian kejadian peristiwa pada cerpen, alur bisa juga diartikan
sebagai hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa atau
sekelompok peristiwa yang lainnya. Dengan kata lain, alur adalah struktur rangkaian kejadian
dalam sebuah cerita.
Alur terbagi menjadi 3 yaitu:
Alur Maju
Pada alur maju ini peristiwa diungkapkan secara berurutan dari awal sampai akhir, misalnya
cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Anavis. Awalnya, diceritakan tentang kakek seorang
gharim di salah satu musalla di daerah Minang Kabau yang sanggat taat beribadah, tanpa
mengenel kehidupan duniawi, tetapi Ajo Sidi sang pembual yang mengatakan kehidupan duniawi
juga harus dilaksanakan, kakek pun murung atas perkataan Ajo Sidi dan mengakhiri nyawanya
sendiri, semuah peristiwa dikisahkan secara berurutan.
Alur Campuran
Pada alur ini pengarang terlebih dahulu menyajikan peristiwa puncak. Sesudah itu, barulah
pengarang mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa
puncak itu. Kalau Ananda pernah membaca novel Atheis karya Achdiat K Mihardja, itulah contoh
penggunaan alur inkonvensional.
Kedua, unsur penokohan. Penokohan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah cerita.
Berhasil atau tidaknya suatu cerita ditentukan oleh penokohan. Penokohan adalah bagaimana
pengarang mengaplikasikan tokoh, misalnya berkaitan dengan penamaan, pemeranan, karakter,
dan keadaan fisik tokoh. Tokoh adalah orang atau sesuatu yang diorangkan yang membawakan
suatu peran tertentu dalam sebuah karya sastra.di dalam cerpen setiap tokoh memiliki watak yang
berbeda. Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin
(watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya
melalui: 1) tindakan, ucapan dan pikirannya, 2) tempat tokoh tersebut berada, 3) benda-benda di
sekitar tokoh dan 4) kesan tokoh lain terhadap dirinya.
Alur Mundur
Pada alur ini pengerang memulai cerita dari bagian akhir kemudian bergelak menuju konflik dan
terakhir pengarang mulai memperkenalkan cerita. Seolah cerita dikisah kan secara mundur.
b. Latar/Setting
Latar atau setting merupakan kesatuan tempat, waktu, dan suasana yang menjadi wadah tokoh
terlibat dalam peristiwa yang diungkapkan dalam cerita. Atmazaki (2005) juga menyatakan bahwa
latar adalah tempat dan urutan waktu ketika suatu tindakan berlangsung dalam cerpen. Tindakan
atau peristiwa selalu berada dalam keterkaitannya antara waktu dan tempat. Perhatikan kutipan
cerpen berikut ini:
” Hari terlihat gulap gulita tapi bukan karena sudah beranjak malam. Jam dinding
baru menunjukkan pukul 07.00 WIB. Belum ada tanda-tanda aktivitas pagi. Salah seorang
teman masuk ke kamarku sambil mengagetkan ku dari lamunan. ”Hayo pagi-pagi udah
bengong”. Dengan kaget aku pun berkata.
”Kamu ini ngagetin aja”.
Dengan wajah layu dan tak bersemangat aku mulai menceritakan apa yang mengganjal di
hati ku.
”Gini lo gin, aku tu bingung dengan sikap bu Arni kepadaku. Seolah-olah ada ada dendam
gitu ke Aku. Masa tiap aku mau nyapa dia selalu membuang muka.”
Gina dengan fokusnya mendengarkan cerita ku tanpa menyela sedikit pun.
”Kasih solusi dong gin”
”Gimana ya Mir, aku pun bingung mau ngasih solusi apa. Emangnya kamu pernah gitu
bikin kesalahan sama Bu Arni. Rasanya nggak deh Gin!”,
Latar waktu pada kutipan cerpen di atas adalah pukul tujuh pagi, bertempat di kamar dan
suasananya hening.
Jadi, di dalam latar terdapat tiga unsur yaitu:
Latar waktu merupakan waktu melatari kejadian peristiwa seperti hari ini, kemarin, dahulu
kala, pada saat upacara bendera.
Latar tempat merupakan tempat berlangsungnya cerita seperti di sekolah, di kelas, di
Bandung, Jakarta.
Latar suasana merupakan kondisi suasana pada cerita misal, sunyi sepi, heboh, mencekam.
c. Tema
Tema adalah gagasan utama yang hendak diungkapkan pengarang dalam sebuah karya.
Dengan kata lain, tema adalah pokok permasalahan yang menjadi titik penyusunan sebuah cerita.
Nah, bacalah kembali kutipan di bawah ini.
Kutipan
Hari terlihat gulap gulita tapi bukan karena sudah beranjak malam. Jam dinding baru
menunjukkan pukul 07.00 WIB. Belum ada tanda-tanda aktivitas pagi. Salah seorang teman
masuk ke kamarku sambil mengagetkan ku dari lamunan. ”Hayo pagi-pagi udah bengong”.
Dengan kaget aku pun berkata.
”Kamu ini ngagetin aja”.
Dengan wajah layu dan tak bersemangat aku mulai menceritakan apa yang mengganjal di
hati ku.
”Gini lo gin, aku tu bingung dengan sikap bu Arni kepadaku. Seolah-olah ada ada dendam
gitu ke Aku. Masa tiap aku mau nyapa dia selalu membuang muka.”
Gina dengan fokusnya mendengarkan cerita ku tanpa menyela sedikit pun.
”Kasih solusi dong gin”
”Gimana ya Mir, aku pun bingung mau ngasih solusi apa. Emangnya kamu pernah gitu
bikin kesalahan sama Bu Arni. Rasanya nggak deh Gin!”,
Apakah tema kutipan di atas mengungkapkan kegundahan hati seorang siswi dengan sikap
gurunya. Apakah itu pasti? Ya, tidak. Bisa saja orang menyatakan bahwa tema kutipan 3 adalah
kesalah pahaman seorang siswi, atau sikap dalam mengambil keputusan, dan seterusnya. Yang
penting, kita mampu memberikan alasan mengapa menyatakan tema cerita itu adalah A, B, C, atau
D. Kutipan lain? Tidak bisa dipahami dengan jelas karena untuk menyatakan tema sebuah cerpen
ya baca cerpen secara utuh, bukan dari kutipan atau sinopsisnya.
d. Amanat
Jika tema sudah dapat diidentifikasikan atau ditetapkan oleh pembaca atau penyimak dongeng,
untuk menentukan amanat mudah dilakukan. Amanat adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan
pengarang terhadap pembaca atau pendengar yang disampaikan melalui uraian pemecahan
masalah. Amanat dalam sebuah cerita dapat terungkap secara ekplisit dan secara implisit. Amanat
hanya akan dipahami pembaca jika pembaca atau penyimak itu memiliki wawasan yang memadai.
Wawasan yang memadai diperoleh atau dimiliki berkat banyak membaca. Jadi, rajinlah membaca!
Kembali ke masalah amanat. Tema berbeda dengan amanat. Pertama, jika tema diungkapkan
dalam bentuk bukan kalimat atau nonkalimat, amanat diungkapkan dalam bentuk kalimat.
Misalnya, tema cerpen Robohnya Surau Kami adalah “seseorang yang melalaikan kehidupan
duniawinya, sehingga dapat membunuh dirinya”, sedangkan amanatnya, “jangan pernah percaya
perkataan orang lain tanpa dibuktikan terlebih dahulu dan jangan mudah marah kalau dinasehati
oleh orang lain”. Nah, berbeda kan? Kedua, tema dalam sebuah cerpen hanya satu sedangkan
amanat harus lebih dari satu.Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perumusan amanat: amanat
itu selalu positif. Misalnya, dari cerpen robohnya surau kami , tidak mungkin kita merumuskan
amanat, “Kalau kita tidak suka dengan nasehat orang lain kita bisa membunuh diri kita sendiri.
Berdasarkan cerita tentang perbuatan Ajo Sidi, tidak mungkin kita merumuskan amanat “berbual
lah sesuka hati mu sehingga orang lain akan mengakhiri hidupnya”. Rumusan amanat yang
masuk akal adalah, “Janganlah memberi bualan yang dapat menyakiti hati oarang lain”.
Sudut pandang umumnya dibagi kedalam 4 jenis, diantaranya sebagai berikut ini:
1. Sudut Pandang Orang Pertama Sebagai Pelaku Utama
Yang pertama yaitu sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini
umumnya menggunakan kata ganti Aku atau Saya pada tokoh utama cerita. Dalam sudut pandang
ini penulis cerita seolah-olah terlibat dalam ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama dalam
cerita.
Contoh
”Pagi hari aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku, aku bergegas pergi ke
kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku membereskan
tempat tidur dan sarapan pagi terlebih dahulu, lalu setelah selesai sarapan barulah aku
berangkat ke sekolah dan berpamaitan kepada orang tua…”
A. Kegiatan Praktik
1. Menuliskan KD pengetahuan dan keterampilan dengan tepat.
2. Menuliskan Tujuan Pembelajaran dengan tepat.
3. Menuliskan materi, metode, media, bahan dan sumber pembelajaran dengan
tepat.
4. Menuliskan langkah-langkah pembelajaran yang runut sesuai sintak model
pembelajaran.
5. Mengintegrasikan saintifik, dimensi pengetahuan, aspek HOTS dan kecakapan
abad 21 dalam kegiatan pembelajaran.
6. Menuliskan penilaian dengan tepat.
7. Menuliskan bahan dengan tepat.
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 nilai 100 Tujuh aspek sesuai dengan kriteria
80 nilai 90 Enam aspek sesuai dengan kriteria, satu aspek kurang sesuai
70 nilai 80 Lima aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
60 nilai 70 Empat aspek sesuai dengan kriteria,tiga aspek kurang sesuai
<60 Dua aspek sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai