Adpu4531 PDF
Adpu4531 PDF
Edisi Kedua
Cetakan pertama, Juni 2013 Cetakan keempat, November 2016
Cetakan kedua, September 2015
Cetakan ketiga, Mei 2016
658.001
SOE Soekowaty, Arry Mth.
m Materi pokok filsafat administrasi; 1- 6; ADPU4531/ 2sks/
Arry Mth. Soekowaty, The Liang Gie. -- Cet.4; Ed.2 --.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
289 hal; ill; 21 cm
ISBN: 978-979-011-767-9
1. administrasi - filsafat
I. Judul II. The Liang Gie
iii
Daftar Isi
TINJAUAN MATA KULIAH ............................................................. vii
Kegiatan Belajar 2:
Cabang-cabang Filsafat Umum dan Khusus ........................................ 1.24
Latihan …………………………………………................................. 1.35
Rangkuman …………………………………...................................... 1.35
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 1.36
Kegiatan Belajar 2:
Unsur-unsur Administrasi Utama dan Pelengkapnya .......................... 2.12
Latihan …………………………………………................................. 2.22
Rangkuman …………………………………...................................... 2.23
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 2.25
iv
Kegiatan Belajar 3:
Filsafat Administrasi dan Manajemen Administrasi ............................ 2.27
Latihan …………………………………………................................. 2.40
Rangkuman …………………………………...................................... 2.41
Tes Formatif 3 ……………………………..……................................ 2.42
Kegiatan Belajar 2:
Hakikat Administrasi dan Aksiologi dalam Administrasi Manajemen 3.24
Latihan …………………………………………................................. 3.44
Rangkuman …………………………………...................................... 3.45
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 3.46
Kegiatan Belajar 2:
Manajemen Administrasi ..................................................................... 4.26
Latihan …………………………………………................................. 4.36
Rangkuman …………………………………...................................... 4.37
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 4.38
Kegiatan Belajar 2:
Kelompok Unsur Utama dan Unsur Pelengkap dalam Ilmu
Administrasi ......................................................................................... 5.15
Latihan …………………………………………................................. 5.25
Rangkuman …………………………………...................................... 5.26
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 5.27
Kegiatan Belajar 3:
Filsafat Administrasi Versi Barat dan Versi Indonesia ........................ 5.30
Latihan …………………………………………................................. 5.36
Rangkuman …………………………………...................................... 5.36
Tes Formatif 3 ……………………………..……................................ 5.37
Kegiatan Belajar 2:
Di na mi k a Ke k u as aa n d al a m P e mer i nt a ha n Ne gar a … ….. 6.17
Latihan …………………………………………................................. 6.37
Rangkuman …………………………………...................................... 6.38
Tes Formatif 2 ……………………………..……................................ 6.38
Dalam Modul 4, Anda diajak untuk mempelajari dua hal, yaitu filsafat
administrasi dan ilmu administrasi. Dengan mempelajari kedua hal tersebut,
Anda diharapkan mampu memberikan pandangan perbedaan di antara
keduanya. Selain itu, Anda diharapkan mampu mempelajari fenomena
administrasi sebagai pengetahuan sosial. Pada bagian akhir dari Modul 4 ini,
akan diuraikan tentang manajemen administrasi serta berbagai metode
administrasi.
Dalam Modul 5 ini, Anda dapat mempelajari ilmu administrasi dan
kelompok-kelompoknya, yaitu kelompok unsur utama dan kelompok unsur
pelengkap serta perkembangan ilmu administrasi dan fenomena administrasi
sebagai sasaran filsafat. Hal ini yang dilengkapi dengan filsafat administrasi
versi Barat dan versi Indonesia.
Pada Modul 6 sebagai modul terakhir, Anda diharapkan memperoleh
pengetahuan mengenai ruang lingkup ilmu administrasi; fenomena
administrasi sebagai ilmu pengetahuan sosial; serta wawasan administrasi
publik, administrasi negara baru, administrasi bisnis, atau niaga baru.
Demikian juga pembagian administrasi kekuasaan dalam pemerintahan
mempunyai jangkauan yang luas sehingga mampu menambah jangkauan
berpikir tentang luasnya ilmu administrasi.
Dengan mempelajari setiap modul sesuai dengan petunjuk yang ada serta
mengerjakan semua latihan/tugas dan tes yang diberikan dengan sungguh-
sungguh, Anda akan berhasil menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Penyajian materi dirancang sesederhana mungkin disertai contoh-contoh
yang semuanya dimaksudkan agar materi mudah dipelajari dan dipahami.
Modul ini, selain bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi
Administrasi Negara, juga bermanfaat bagi mereka yang berminat pada
materi filsafat administrasi.
Berikut ini disajikan peta kompetensi sebagi alur berpikir Anda dalam
mempelajari mata kuliah Filsafat Administrasi.
PETA KOMPETENSI
FILSAFAT ADMINISTRASI ADPU 4531/ 2 SKS
x
Modul 1
PEN D A H U L UA N
Kompetensi Umum
Filsafat dipelajari untuk dijadikan dasar dan arah dalam mencapai
kesepakatan, karena pemikiran tentang pengertian filsafat sangat luas dan
mendalam, mahasiswa diharapkan memahami arti filsafat dan penggunaan
metode-metode ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan kunci penelaahan
agar terdapat kesepahaman.
Kompetensi Khusus
Dengan mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan:
1. pengertian filsafat,
2. tokoh-tokoh filsafat dan aliran pemikirannya,
3. cabang-cabang filsafat umum,
4. cabang-cabang filsafat khusus.
1.2 Filsafat Administrasi
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Filsafat
A. PENGERTIAN FILSAFAT
1. Secara Umum
Suatu persoalan filsafati mempunyai tingkat tinggi dari keumuman yang
tidak bertalian dengan objek-objek khusus, melainkan kebanyakan dengan
ide-ide besar yang umum.
2. Tidak Faktawi
Suatu persoalan filsafati tidak bertalian dengan fakta yang tergolong
pertanyaan ilmiah, melainkan bersifat spekulatif dengan melampaui batas-
batas pengetahuan ilmiah.
5. Mencengangkan
Ada sesuatu yang mencengangkan tentang suatu persoalan filsafati
dalam arti kurangnya sesuatu bukti yang berkaitan dengan suatu prosedur
yang jelas untuk menjawabnya.
6. Implikasi
Suatu persoalan filsafati biasanya melibatkan implikasi, yaitu dalam
memecahkan persoalan, timbul pertanyaan-pertanyaan baru yang berkaitan
atau menjawabnya mengandung akibat-akibat jauh sehingga dapat
menyentuh kepentingan-kepentingan yang terasa dalam dari manusia (The
Liang Gie, 2006:1.4).
1.4 Filsafat Administrasi
B. TOKOH-TOKOH FILSAFAT
1. Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato selama di Akademia. Ia mempelajari
matematika, politik, etika, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Apabila
Republic Plato begitu terkenal dari abad ke abad dan dianggap karya terbesar
di bidang filsafat serta memberi inspirasi baru bagi pemikiran-pemikiran
politik hingga saat ini, Politika Aristoteles-lah yang melengkapi beberapa
1.6 Filsafat Administrasi
Gambar 1.1
Aristoteles (384-322 BC)
diakses dari http://www.biografiasyvidas.com/monografia/aristoteles/
2. Henri Bergson
Bergson adalah seorang filsuf ternama pada abad ke-20 yang menulis hal
tentang metafisika. Menurutnya, pengetahuan yang mengabsolutkan adalah
suatu pemikiran yang lebih banyak salah atau palsu karena intuisi dan
pemikiran rasional. Dengan pemikiran semacam ini, Bergson mendobrak
banyak filsuf sebelumnya sehingga ia menjadi terkenal sampai ia
mendapatkan hadiah nobel tahun 1927 untuk karya literatur.
Pemikiran Bergson memang lebih banyak dipengaruhi oleh teori evolusi,
terutama Darwin. Maka itu, ia lebih banyak berbicara mengenai evolusi
biologis dan itu menjadi poin khusus dalam pemikirannya. Bergson, dengan
pengalaman bersama intuisinya yang juga dipengaruhi oleh ilmu-ilmu alam,
memberikan penjelasan yang mendasar mengenai bagaimana manusia itu
melihat realitas dirinya. Banyak orang memandang pemikiran Bergson ini
sebagai metafisika yang berisikan misteri-misteri.
Gambar 1.2
Henri Bergson (1859-1941)
Diakses dari www.google.go.id/ brainpickings.org
3. Auguste Comte
Auguste Comte bernama lengkap Isidore Marie Auguste Francois Xavier
Comte. Dia dilahirkan di Montpellier Prancis Selatan pada 17 Januari 1798.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Lycee Joffre dan Universitas
Montpellier, Comte melanjutkannya di Ecole Polytechnique, Paris. Masa
pendidikannya di École Polytechnique dijalani selama dua tahun, antara
1814-1816. Pada Agustus 1817, Comte menjadi sekretaris dan anak angkat
Henri de Saint-Simon setelah diusir, dia hidup dari mengajar matematika.
Secara intelektual, kehidupan Comte dapat diklasifikasikan menjadi tiga
tahapan. Pertama, ketika dia bekerja dan bersahabat dengan Saint-Simon.
Pada tahap ini, pemikirannya berkisar tentang sistem politik baru, yaitu
fungsi pendeta abad pertengahan diganti ilmuwan dan fungsi tentara
ADPU4531/MODUL 1 1.9
dialihkan kepada industri. Tahap kedua ialah ketika dia telah menjalani
proses pemulihan mental yang disebabkan kehidupan pribadinya yang tidak
stabil. Pada tahap inilah, Comte melahirkan karya besarnya tentang filsafat
positivisme yang ditulis pada 1830-1842. Kehidupan Comte yang
berpengaruh luas justru terletak pada separuh awal kehidupannya. Pada tahap
ketiga, kehidupan intelektual Comte berlangsung ketika dia menulis A Sytem
of Positive Polity antara 1851-1854. Dalam perjalanan sejarah, alih-alih
dikenal sebagai filsuf, Comte lebih dikenal sebagai praktisi ilmu sejarah serta
pembela penerapan metode saintifik pada penjelasan dan prediksi tentang
institusi dan perilaku sosial. Pada 5 September 1857, tokoh yang sering
disebut sebagai bapak sosiologi modern ini meninggal dunia.
Dalam karya besarnya, Comte mengklaim bahwa dari hasil studi tentang
perkembangan intelektual manusia sepanjang sejarah, kita bisa menemukan
hukum yang mendasarinya. Hukum ini, yang kemudian dikenal sebagai Law
of Three Stages yang setiap konsepsi dan pengetahuan manusiawi pasti
melewatinya, secara berurutan adalah kondisi teologi yang bercorak fiktif,
kondisi metafisis yang bercorak abstrak, dan saintifik atau positive. Bagi
Comte, pikiran manusia berkembang dengan melewati tiga tahap filsafati
yang berbeda dan berlawanan. Dari tiga tahap pemikiran manusia ini, yang
pertama menjadi titik awal pemahaman manusia terhadap dunia. Sementara
itu, tahap ketiga adalah tahap akhir dan definitif dari intelektualitas manusia.
Tahap kedua hanyalah tahap transisi.
Dari sains modern, Comte menggunakan ide positivistik ala Newton,
yakni metode filsafati yang terbentuk dari serangkaian teori yang memiliki
tujuan mengorganisasikan realitas yang tampak. Sebagaimana diakui Comte,
ada kemiripan antara filsafat positivistik (philosophie positive) dan filsafat
alam (natural philosophy) di Inggris.
Positivisme yang diperkenalkan Comte berpengaruh pada kehidupan
intelektual abad ke-19. Di Inggris, sahabat Comte, Jhon Stuart Mill, dengan
antusias, memperkenalkan pemikiran Comte sehingga banyak tokoh di
Inggris yang mengapresiasi karya besarnya itu. Beberapa di antaranya adalah
G.H. Lewes, penulis The Biographical History of Philosophy dan Comte’s
Philosophy of Sciences; Henry Sidgwick, filsuf Cambridge yang kemudian
mengkritik pandangan-pandangan Comte; John Austin, salah satu ahli paling
berpengaruh pada abad ke-19; dan John Morley, seorang politikus sukses.
Namun, dari orang-orang itu, hanya Mill dan Lewes yang secara intelektual
terpengaruh oleh Comte.
1.10 Filsafat Administrasi
4. John Dewey
Ia dilahirkan di Burlington, Amerika, pada 20 Oktober 1859 dan
meninggal 1 Juni 1952 di New York. Sesudah mendapat diploma ujian
kandidat, ia selama dua tahun menjadi guru (1879). Tiga tahun kemudian, ia
menjadi mahasiswa lagi dan mendapat gelar doktor dalam filsafat (1884). Ia
diangkat menjadi dosen, asisten profesor, dan kemudian profesor di
Michingan. Sebagai profesor dalam filsafat di Chicago, ia memimpin bidang
pedagogik, lalu mendirikan suatu sekolah percobaan untuk menguji dan
mempraktikkan teorinya.
John Dewey adalah seorang pragmatis. Menurut dia, tugas filsafat ialah
memberikan garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup.
Oleh karena itu, filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran metafisis
yang tiada faedahnya. Filsafat harus berpijak pada pengalaman (experience)
dan menyelidiki serta mengolah pengalaman itu secara aktif-kritis. Dengan
demikian, filsafat akan dapat menyusun suatu sistem norma-norma dan nilai.
Menurut Dewey, pemikiran kita berpangkal dari pengalaman-pengalaman
dan bergerak kembali menuju ke pengalaman-pengalaman.
Gambar 1.3
John Dewey (20 Oktober 1859-1 Juni 1952)
Diakses dari www.google.co.id/
5. Epicurus
Berbicara mengenai hedonisme, kita tidak bisa lepas dari seorang filsuf
Yunani yang dinilai punya peranan signifikan dalam membangun
epistemologi hedonisme, yaitu Epicurus of Sámos (341-270 SM). Yang
prinsip-prinsip ajarannya tersebut lebih dikenal dengan sebutan
Epicureanisme. Inti ajaran etika Epicurus mengatakan bahwa kebahagiaan
hidup adalah kenikmatan. Kenikmatan adalah satu-satunya yang baik serta
1.12 Filsafat Administrasi
awal dan tujuan hidup yang bahagia. Lantas, apa arti kenikmatan itu menurut
Epicurus? Epicurus mendefinisikan kenikmatan sebagai keadaan yang
negatif, yakni tidak adanya rasa sakit dan kegelisahan hidup. Epicurus tidak
menyangkal bahwa kenikmatan yang perlu diperoleh mencakup kenikmatan
indrawi juga. Akan tetapi, yang jauh lebih utama dari kenikmatan indrawi
adalah ketenangan jiwa (ataraxia) yang diibaratkannya seperti tenangnya laut
manakala tidak ada angin bertiup. Hal ini membuktikan bahwa ajaran
Epicurus tentang kenikmatan berbeda dengan ajaran etika Aristippos yang
lebih mengutamakan kesenangan indrawi sebagai tujuan hidup.
Inti epistemologi Epicureanisme dibangun di atas tiga kriteria kebenaran
seperti berikut ini:
a. Sensasi atau gambaran (aesthêsis) dimaknai sebagai pengetahuan atau
ilmu yang didapat melalui perasaan dan verifikasi empiris.
b. Prakonsepsi atau prasangka (prolêpsis) diartikan sebagai kekuatan dasar
dan juga bisa didefinisikan sebagai gagasan universal, yaitu sebuah
konsep dan cita-cita yang bisa dimengerti oleh semua orang. Contohnya,
kata ―laki-laki‖ yang setiap orang memiliki pendapat yang terbentuk
sebelumnya mengenai apa itu laki-laki.
c. Feelings atau perasaan (pathê) erat kaitannya dengan etika daripada
dengan teori fisiknya Epicurean yang akan lebih mengkonfirmasikan
manusia tentang apa saja yang akan memberi kesenangan dan apa saja
yang akan mendatangkan penderitaan.
kesenangan dan seberapa kecil penderitaan yang bisa kita hadapi. Dalam
koridor teoretis, hedonisme pun bertalian dengan sistem filsafat etika, seperti
utilitarianisme, egoisme, dan permisifisme.
6. Sigmund Freud
Sigmund Freud lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia (Kekaisaran
Austria), dan meninggal pada 23 September 1939 di London. Ia adalah
seorang neuropsikologis. Ia dibesarkan di Wina, Austria, dan menjadi
seorang dokter psikiatri. Pertama kali, Freud belajar ilmu hukum, tetapi
kemudian mendaftarkan diri di sekolah kedokteran. Pada saat itu, Wina telah
menjadi ibu kota dunia kedokteran. Para pelajar muda awalnya lebih tertarik
ke laboratorium dan sisi ilmiah kedokteran daripada praktik klinis. Freud pun
menerima gelar dokter obat pada usia 24 tahun.
Freud bereksperimen dengan teknik Breuer dan berhasil. Berdasarkan
eksperimennya tersebut, gejala histeris konsisten bisa dilacak untuk
pengalaman sangat emosional yang telah ―ditekan‖, yaitu dikeluarkan dari
memori sadar. Bersama dengan Breuer, ia menerbitkan Studies on Hysteria
(1895) yang meliputi beberapa bab teoretis, serangkaian kasus Freud, dan
awal kasus Breuer.
Pada usia 39 tahun, Freud memulai usaha unik, yaitu menganalisis diri
sendiri melalui mimpi-mimpinya. Saat ia berjalan, kepribadiannya berubah.
Ia mengembangkan keamanan batin yang lebih besar, sedangkan impulsif
respons emosional menurun. Hasil ilmiah utama adalah The Interpretation of
Dreams (1901). Dalam buku ini, ia menunjukkan bahwa impian setiap
orang, seperti gejala histeris atau neurotik, berfungsi sebagai jalan untuk
memahami proses mental tak sadar. Hal ini sangat penting dalam
menentukan perilaku. Pada pergantian abad, Freud meningkatkan
pengetahuan tentang pembentukan gejala neurotik untuk memasukkan
kondisi dan reaksi, selain histeria. Dia juga mengembangkan teknik
terapinya, menjatuhkan penggunaan hipnosis, lalu beralih ke yang lebih
efektif dan metode yang berlaku lebih luas dari ―asosiasi bebas‖.
Ia menerbitkan temuan tentang pentingnya agresif serta dorongan
seksual (Beyond the Pleasure Principle, 1920); mengembangkan kerangka
teoretis baru untuk mengatur data terkait struktur pikiran (The Ego dan Id,
1923); merevisi teori kecemasan untuk menunjukkan sinyal bahaya yang
berasal dari fantasi bawah sadar, bukan hasil dari perasaan seksual direpresi
1.14 Filsafat Administrasi
7. Galileo Galilei
Perjalanan nasib Galileo pada saat itu tergantung hasil keputusan
pengadilan yang berlangsung di ruang sidang Vatikan, sebuah kawasan
khusus di Kota Roma. Sidang yang diketuai oleh Paus Urbanus VIII,
pemimpin Gereja Katolik, pada 22 Juni 1633 memutuskan hukuman yang
dijatuhkan kepada seorang ilmuwan berusia enam puluh sembilan tahun
bernama Galileo Galilei. Jika saja pada saat itu orang-orang sudah menyadari
bahwa yang menjadi pesakitan pada persidangan itu adalah seorang astronom
besar yang meletakkan dasar untuk pandangan fisika modern tentang sistem
tata surya, mungkin bukan hukuman penjara seumur hidup yang diputuskan.
Keputusan tersebut diambil karena Galileo dianggap membawa aliran
sesat yang dianggap berbahaya bagi Gereja Katolik. Padahal, para uskup itu
mengenal Galileo sebagai seorang Katolik yang taat dan sama sekali bukan
penganut ajaran reformasi. Astronom, filsuf, dan fisikawan Italia itu
meyakini bahwa bukan bumi, melainkan matahari yang menjadi pusat tata
surya. Keyakinannya senada dengan apa yang diungkapkan oleh Nikolaus
Kopernikus, seorang astronom Polandia, pada buku yang berjudul Revolusi
Bola-bola Langit. Dalam buku itu, Kopernikus menyatakan bahwa bumi
hanyalah sebuah planet yang mengorbit di sekitar matahari.
Galileo Galilei dilahirkan sebagai anak tertua dari pasangan Vincenzo
dan Giulia, pada 15 Februari 1564 di Pisa, Tuscany, Italia. Ayahnya adalah
seorang matematikawan dan musisi yang cukup termasyhur di Italia. Sebagai
seorang musisi, ayahnya merupakan pelopor pembaruan di bidang musik.
Ayahnya juga merupakan orang pertama yang menerapkan matematika
dalam pengkajiannya. Selain dalam bidang musik, Vincenzo juga
memberikan pengaruh pada Galileo, seperti pandangannya yang anti
penguasa.
Penemuan ilmiah pertama Galileo terjadi pada hari Minggu tahun 1583.
Saat itu, ia terinspirasi ketika mengikuti misa di sebuah gereja. Perhatiannya
tertuju pada sebuah lampu gantung yang berayun. Setelah misa selesai,
Galileo kembali ke laboratorium universitas untuk melakukan percobaan
ayunan bandul. Galileo menemukan gerak bandul atau pendulum. Lalu,
merumuskan sebuah hukum sederhana bahwa berapa pun panjang ayunan
bandul, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ayunan itu sama. Kelak
ADPU4531/MODUL 1 1.15
8. Kung Fu Tze
Kung Fu Tze lahir pada 551 SM di Kota Tsou negara bagian Lu yang
sekarang merupakan Provinsi Shantung. Ayahnya bernama Shuliang Ho dan
pernah menjabat sebagai wali kota. Ayahnya merupakan orang kuat dan
pemberani. Ibunya bernama Yen Cheng-tsai, seorang wanita yang
berpendidikan dan sangat berpengaruh pada semangat Kung Fu Tze dalam
menempuh pendidikannya. Pada proses kelahirannya, banyak mitos yang
1.16 Filsafat Administrasi
9. William James
William James dilahirkan di New York, anak dari Henry James. William
James belajar ilmu kedokteran di Harvard Medical School pada 1864 dan
mendapat gelar MD-nya tahun 1869. Akan tetapi, William tidak tertarik ilmu
pengobatan dan menyenangi fungsi alat-alat tubuh, kemudian belajar
psikologi di Jerman dan Prancis pada 1870. Setelah lulus, James mengajar di
Universitas Harvard. Secara berturut-turut, ia mengajar mata kuliah anatomi,
fisiologi, psikologi, dan filsafat sampai tahun 1907. Tiga tahun kemudian,
pada 1910, James meninggal dunia. Karya-karya James yang terpenting
adalah The Principles of Psychology (1890), The Will to Believe (1897),
Human Immortality (1898), The Varietes of Religious Experience (1902), dan
Pragmatism (1907).
William James adalah seorang ahli psikologi. Namun, James tertarik
mempelajari filsafat. Ketertarikannya ini didasarkan pada dua hal, yaitu ilmu
pengetahuan dan agama. Seorang ilmuwan yang mempelajari pengobatan
akan memikirkan akibat dari hasil pengobatan itu. Selanjutnya, berusaha
menyeleksi dengan kemampuan emosi agamanya.
Pada bidang agama, William James menunjukkan karyanya yang
berjudul The Varieties of Religious Experience. James mengemukakan bahwa
gejala-gejala keagamaan itu berasal dari kebutuhan-kebutuhan perorangan
yang tidak disadari. Pengungkapan yang dilakukan seseorang itu berlainan.
Mungkin, pada alam di bawah sadar dijumpai realitas kosmis yang lebih
tinggi. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dapat meneguhkan hal tersebut
secara mutlak. Bagi seseorang yang memiliki kepercayaan, hal itu merupakan
realitas kosmis yang tinggi atau merupakan nilai kebenaran subjektif dan
relatif. Ini berarti kepercayaan itu memberikan seseorang nilai hiburan
rohani, penguatan keberanian hidup, perasaan damai, dan keamanan kasih
sesama. Sesungguhnya nilai agama/pengalaman keagamaan mempunyai nilai
yang sama apabila akibatnya memberi kepuasan pada kebutuhan keagamaan.
Dalam mempelajari filsafat pragmatisme yang dikenalkan oleh Charles
Pierce; James berusaha menginterpretasikan dengan sebutan Pragmatism: A
New Name for Some Old Ways of Thinking (1907). Kemudian, James
menulisnya dalam sebuah kritikan yang ditampakkan dalam The Meaning of
Truth (1909). Dalam memahami kebenaran, James mendasarkan
pemikirannya pada radical empiricism. Fakta ini dibuat karena adanya
pengalaman manusia yang dilakukan terus-menerus. Menurut James, tidak
ada kebenaran mutlak yang berlaku umum ataupun yang bersifat tetap.
1.18 Filsafat Administrasi
Bahkan, yang berdiri sendiri lepas dari akal yang mengenal. Hal ini
disebabkan pengalaman manusia akan terus berjalan dan segala sesuatu yang
dianggap benar dalam tahap perkembangannya akan berubah. Ini disebabkan
adanya koreksi dari pengalaman-pengalaman berikutnya. Kebenaran yang
ada hanyalah kebenaran-kebenaran yang bersifat jamak. Artinya, benar pada
pengalaman-pengalaman khusus akan diubah pada pengalaman berikutnya.
Nilai pertimbangan dalam pragmatisme tergantung pada akibatnya, yaitu
pada kerjanya. Ini didasarkan pada keberhasilan dari perbuatan yang
disiapkan oleh pertimbangan tersebut. Apabila pertimbangan itu benar, itu
akan bermanfaat bagi pelakunya. Oleh karena itu, dalam melakukan
pertimbangan, harus benar-benar terseleksi agar memperoleh manfaat yang
diharapkan.
Antara agama dan filsafat pragmatis diharapkan memberikan rasa
ketenangan dan kedamaian. Akibatnya, ketika James tertarik pada ilmu
pengetahuan dan agama, lalu mempelajari studi pengobatan dengan tendensi
materialisme, ia berusaha mengecek dengan emosi agama (perasaan agama).
Oleh karena itu, James dalam mempelajari agama atau kepercayaan
memberikan tiga opsi yang menjadi pilihan. Pertama, living or died. Kedua,
forced or avoidable. Ketiga, momentous or trivial. Opsi yang ditawarkan ini
mencoba memberikan sebuah makna kehidupan bahwa menjalankan atau
mengerjakan sesuatu harus senantiasa memberikan rasa ketenangan.
Kenyataan hidup harus dijalani dan dihadapi dengan gigih serta dapat
mengambil manfaat, terutama bagi dirinya. Mengapa? Karena, manusia
selamanya tidak akan hidup terus, tetapi suatu saat akan menghadapi
kematian.
10. Plato
Plato dilahirkan di Athena pada tahun 472 SM. Ia merupakan
bangsawan. Darah bangsawan berasal dari ayahnya yang bernama Ariston
yang merupakan keturunan raja Athena dan raja Messenia. Sementara itu,
ibunya juga mendukung kebangsawanan itu. Hal ini disebabkan ibunya yang
bernama Perictone memiliki hubungan baik dengan pembuat hukum yang
juga seorang negarawan bernama Solon (Inet, 1b). Plato juga meninggal di
kota yang sama ketika ia dilahirkan, yaitu Athena, pada tahun 347 SM
(Delfgaauw, 19:1992).
Ajaran Plato dapat dikategorikan menjadi tiga besar, yaitu ajaran tentang
ide, ajaran tentang pengenalan, dan ajaran tentang manusia. Ajaran-ajaran ini
ADPU4531/MODUL 1 1.19
didapatkan dari buku-buku yang telah ditulisnya serta buku berisi dialog
Plato yang disusun oleh orang lain atau—bisa jadi—oleh muridnya.
Plato memiliki pandangan lebih tentang hakikat atau esensi dari segala
sesuatu dibandingkan Socrates. Plato meneruskan pendapat Socrates bahwa
hakikat segala sesuatu bukan hanya dapat diketahui melalui keumuman,
melainkan hakikat dari segala sesuatu itu nyata dalam ide. Solusi
pertentangan Herakleitos dan Parmenides dikemukakan Plato dengan
mengkategorikan dua macam dunia, yaitu dunia yang serba berubah, serba
jamak, serta tiada hal yang sempurna dan sifatnya inderawi. Lalu, dunia ide
merupakan dunia tanpa perubahan dan tanpa kejamakan dalam arti bahwa
yang baik hanya satu, yang adil hanya satu, dan sebagainya serta bersifat
kekal.
Gambar 1.4
Plato (427 SM-347 SM) Filosof Yunani
Diakses dari www.google.co.id/
Menurut Plato, ada dua hal yang utama dalam manusia, yaitu jiwa dan
tubuh. Keduanya merupakan kenyataan yang harus dibedakan dan
dipisahkan. Jiwa berada sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang adikodrati, yang
berasal dari dunia ide. Oleh karena itu, bersifat kekal dan tidak dapat mati
(Hadiwijono, 43:2005). Tidak seperti Socrates yang menganggap bahwa jiwa
merupakan satu asas tunggal, Plato memiliki pendapat bahwa jiwa memiliki
tiga bagian, yaitu rasional yang dihubungkan dengan kebijaksanaan dan dapat
mengendalikan rasa yang lebih rendah, seperti nafsu; kehendak yang
dihubungkan dengan kegagahan; serta keinginan yang dihubungkan dengan
nafsu (Delfgaauw, 25:1992).
Plato percaya bahwa jiwa itu dipenjarakan di dalam tubuh. Oleh karena
itu, jiwa harus dilepaskan dengan cara berusaha mendapatkan pengetahuan
untuk melihat ide-ide. Plato juga percaya bahwa ada praeksistensi jiwa dan
1.20 Filsafat Administrasi
jiwa itu tidak dapat mati. Dalam tubuh, jiwa terbelenggu. Untuk melepas jiwa
dari tubuh, hanya sedikit orang yang berhasil (mencapai pengetahuan dan
mengalami ide-ide). Sikap yang selalu terpikat pada ke-tubuh-an konkret
inilah yang membuat sulit.
Ada sebuah mitos yang diuraikan oleh Plato sehingga dapat mudah
memahami maksud Plato tentang jiwa dan tubuh. Manusia dilukiskan sebagai
orang-orang tawanan yang berderet-deret dibelenggu di tengah-tengah
sebuah gua. Wajah mereka dihadapkan ke dinding gua dan tubuh mereka
membelakangi lubang masuk gua. Di luar gua, ada api unggun yang sinarnya
sampai ke dalam gua. Di luar itu pula ada banyak orang yang lewat. Secara
otomatis, cahaya api unggun tadi membuat bayangan orang pada dinding gua.
Tentu saja, para tawanan tadi melihat bayangan tersebut. Para tawanan itu
pun selama hidupnya hanya melihat bayangan dan mereka menganggap
bahwa itulah kenyataan hidup. Pada suatu hari, seorang tawanan dilepaskan
dan diperbolehkan untuk melihat ke belakang, ke luar gua. Akhirnya, seorang
tawanan itu tahu bahwa yang selama ini dilihat adalah bayangan belaka.
Tawanan itu pun menyadari bahwa kenyataan yang baru saja dilihat ternyata
jauh lebih indah daripada bayangan. Lalu, tawanan yang telah memiliki
pengalaman dan menyadari bahwa kenyataan di luar lebih indah itu
menceritakannya kepada para tawanan lain.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
1. Persoalan Metafisis
Persoalan metafisis termasuk persoalan yang sangat luas karena
keberadaannya meliputi semua hal yang ada dalam alam semesta. Kelompok
persoalan ini dibagi dalam tiga macam.
a. Persoalan ontologis
Para filsuf sejak dahulu berusaha mengungkapkan makna dari
keberadaan (eksistensi). Berikut adalah beberapa pertanyaan penting yang
dicoba dijawab.
1) Apakah arti ada?
2) Apakah golongan-golongan dari keberadaan?
3) Apakah sifat dasar dari keberadaan dan kenyataan yang terakhir?
4) Apakah cara-cara yang berbeda dari kategori logis yang berlainan
(misalnya, objek fisik, pengertian universal, abstraksi, dan bilangan)
dapat dikatakan ada?
b. Persoalan kosmologis
Para filsuf sejak dahulu juga tertarik pada asal mula, perkembangan, dan
susunan kosmos/alam semesta. Mereka berusaha menjawab pertanyaan
berikut.
1) Macam tata tertib apakah yang paling dasar dalam alam semesta sebagai
suatu keseluruhan?
2) Apakah sifat dasar dari hubungan sebab dan akibat?
3) Apakah ruang itu dan apakah ruang tidak terbatas?
4) Apakah ruang itu dan apakah waktu mempunyai permulaan?
ADPU4531/MODUL 1 1.25
2. Persoalan Epistemologis
Persoalan epistemologis secara tradisional mencakup berbagai hal seperti
berikut.
a. Persoalan tentang kemungkinan pengetahuan.
b. Persoalan tentang asal mula pengetahuan.
c. Persoalan tentang validitas pengetahuan.
d. Persoalan tentang batas-batas pengetahuan.
e. Persoalan tentang jenis-jenis pengetahuan.
f. Persoalan tentang kebenaran.
3. Persoalan Metodologis
Kelompok persoalan ini bersangkutan dengan konsep tentang metode,
baik metode pada umumnya, metode filsafat, maupun metode ilmu. Para
filsuf dari zaman modern dewasa ini telah disibukkan oleh persoalan
metodologis. Demikian pula dengan para ilmuwan yang berusaha
menemukan metode-metode ilmu dalam kegiatan penelitiannya.
4. Persoalan Logika
Kelompok persoalan ini pertama kali ditemukan oleh filsuf Yunani
Kuno, Aristoteles (384-322 SM) yang menulis enam pembahasan mengenai
semua persoalan logis pada waktu itu.
a. Persoalan tentang jenis-jenis pengertian umum, yaitu pengertian-
pengertian dasar yang dengannya pemikiran dilakukan, misalnya
kuantitas, kualitas, hubungan, tempat, dan waktu.
b. Susunan dan hubungan dari keterangan-keterangan sebagai satuan-
satuan pikiran.
c. Teori tentang silogisme/satuan pikir dalam berbagai ragam dan polanya.
d. Pelaksanaan dan penerapan dari silogisme dalam pembuktian ilmiah.
e. Persoalan tentang perbincangan berdasarkan premis-premis yang hanya
boleh jadi benar.
f. Sifat dasar dan penggolongan dari sesat pikir yang dapat membuat
manusia terjerumus ke dalamnya.
Persoalan logis yang dewasa ini tumbuh begitu luas dan rumit berkisar
pada suatu aktivitas yang disebut penyimpulan. Penyimpulan adalah
rangkaian aktivitas penalaran dengan suatu keterangan baru yang diperoleh
dari satu keterangan atau lebih yang diterima sebagai benar. Persoalan logis
1.26 Filsafat Administrasi
5. Persoalan Etis
Persoalan etis terkait dengan moralitas yang terdapat dalam kehidupan
manusia. Moralitas adalah suatu kumpulan ide tentang apa yang baik dan
buruk pada perilaku manusia serta apa yang benar dan salah pada tindakan
manusia. Masalah moralitas menarik perhatian para filsuf sebab manusia
mempunyai keharusan yang selalu ada untuk membuat pertimbangan baik
atau buruk mengenai perilakunya dan pertimbangan benar atau salah dalam
tindakannya.
6. Persoalan Estetis
Persoalan etis pada mulanya berpusat pada ide tentang keindahan.
Persoalan estetis dewasa ini sangat rumit dan menyentuh banyak bidang studi
lain, seperti antropologi, sejarah kebudayaan, psikologi, sosiologi, teori
tanda, dan teori nilai. Dewasa ini, persoalan estetis telah diperluas menjadi
tiga macam tambahan berikut.
a. Persoalan tentang pengalaman estetis.
b. Persoalan tentang seni.
c. Persoalan mengenai perilaku seniman.
1. Metafisika
Merupakan suatu cabang filsafat sistematis yang membahas keberadaan.
Metafisika dibagi menjadi dua sub cabang sebagai berikut.
ADPU4531/MODUL 1 1.27
a. Ontologi
Ini menyelidiki sifat datar dari yang nyata secara fundamental dan cara-
cara yang berbeda dari kategori logis yang berlainan serta dapat dikatakan
ada. Seperti halnya dalam metafisika, suatu makna ganda terdapat dalam arti
ontologi dewasa ini. Dalam kerangka tradisional, ontologi dianggap sebagai
teori tentang asas-asas umum dari hal yang ada, sedangkan dalam
pemakaiannya dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada.
b. Kosmologi
Ini menyelidiki jenis tata tertib yang paling fundamental dalam
kenyataan. Apakah untuk segala sesuatu yang menjadi seperti apa adanya dan
bukan sebaliknya (tata tertib sebab)? Apakah hanya ada kebetulan yang
murni? Apakah tata tertib teleologis yang mengandung penyesuaian sarana-
sarana kepada tujuan-tujuan? Sekarang, kosmologi merupakan cabang dari
astronomi yang membahas asal mula, struktur yang luas, dan perkembangan
alam semesta.
2. Epistemologi
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat sistematis yang
membahas pengetahuan. Hampir semua filsuf berpendapat bahwa
epistemologi merupakan penyelidikan filsafati terhadap pengetahuan,
khususnya tentang kemungkinan, asal mula, kesahan, batas-batas, jenis-jenis,
sifat dasar pengetahuan, dan kebenaran. Hasil yang pasti ialah metafisika dan
epistemologi saling tergantung secara logis.
3. Metodologi
Metodologi merupakan cabang filsafat sistematis yang membahas
metode. Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang telah
dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan jenis apa pun.
Apakah pengetahuan akal sehat, pengetahuan kemanusiaan (humaniora), atau
pengetahuan filsafati dan ilmiah. Metodologi dibagi menjadi dua bagian.
a. Metode ilmu
Khusus membahas metode ilmiah, yaitu semua metode yang dipakai
untuk mengumpulkan.
1.28 Filsafat Administrasi
b. Metodologi filsafat
Khusus membahas metode-metode filsafati. Pembahasan itu bukanlah
merupakan suatu usaha yang sederhana dan mudah karena banyak metode
dapat dipakai dan harus dipakai. Ada banyak macam metode dalam filsafat,
salah satunya metode logika. Salah satu objek dari metode logika adalah
deduksi. Deduksi adalah salah satu dari berbagai ragam penyimpulan. Hal ini
membawa pembicaraan dari metodologi sampai logika.
4. Logika
Logika membahas penalaran. Penalaran adalah suatu corak pemikiran
khas yang dimiliki manusia dari pengetahuan yang ada untuk memperoleh
pengetahuan lainnya, terutama sebagai sarana dalam pemecahan suatu
masalah. Salah satu ragam penalaran disebut penyimpulan, yaitu rangkaian
aktivitas pemikiran untuk tiba pada suatu keterangan baru (dinamakan
kesimpulan) dari satu atau lebih keterangan lain yang telah diketahui
(dinamakan pangkal pikir/premis) dan kesimpulan itu haruslah merupakan
kelanjutan atau akibat yang runtut dari pangkal pikir yang bersangkutan.
a. Logika tradisional
Bersumber pada logika yang berasal dari Aristoteles dan mempunyai
penerapan-penerapan dalam metafisika, epistemologi, dan etika.
b. Logika modern
Perkembangan logika yang baru dalam matematika, khususnya logika
simbolis, yang mempunyai penerapan-penerapan dalam berbagai ilmu,
seperti fisika, biologi, dan psikologi.
5. Etika
Etika merupakan satu cabang filsafat sistematis yang membahas
moralitas. Moralitas ialah suatu himpunan ide mengenai hal-hal yang baik
atau buruk pada perilaku manusia dan hal-hal yang benar atau salah pada
tindakan manusia. Seperti halnya keseluruhan filsafat, etika merupakan suatu
bidang pengetahuan filsafati yang di dalamnya terjadi perbedaan pendapat
yang luas di kalangan para filsuf. Di antara sebagian filsuf, ada pendapat
bahwa etika tidaklah begitu banyak mencatat sifat-sifat yang baik dan
tindakan-tindakan benar pada manusia, melainkan membenarkan atau alasan-
ADPU4531/MODUL 1 1.29
alasan mengapa manusia dapat disebut baik moral atau tindakannya dapat
dikatakan benar secara moral.
Pada dewasa ini, etika menjadi dua ragam.
a. Etika umum
Ini merupakan etika yang berlaku umum dalam kehidupan manusia
sehari-hari.
b. Etika khusus
Etika yang dibatasi pada sesuatu segi khusus dalam kehidupan manusia.
Contohnya berikut ini.
1) Etika politik, yaitu etika yang bersangkutan dengan kehidupan politik
pada umumnya.
2) Etika pemerintahan, yaitu etika yang bersangkutan dengan semua hal
ihwal pemerintahan dari sesuatu negara (The Liang Gie, 2006:1.3 dan
Sutrisno Hudoyo, 1985:17).
b. Estetika ilmiah
Ini merupakan estetika yang berkembang pesat dalam zaman modern.
Beraneka ragam pengetahuan ilmiah telah membentuk estetika ilmiah, seperti
ilmu seni, sejarah seni, ilmu bentuk seni, sosiologi seni, estetika
eksperimental, estetika matematis, psikologi estetis, dan psikologi seni
dengan pembagian yang lebih perinci.
4) Sejarah etika
5) Sejarah estetika
1. Filsafat Hukum
Filsafat hukum dilandasi oleh sejarah perkembangannya, yaitu yang
melihat sejarah filsafat Barat. Filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari
hukum secara filosofis. Maka, objek filsafat hukum adalah hukum. Filsafat
hukum tidak dimasukkan sebagai cabang ilmu hukum, tetapi bagian dari
teori hukum (legal theory) atau disiplin hukum. Maka dari itu, teori hukum
tidak sama dengan filsafat hukum karena yang satu mencakupi yang lainnya.
2. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan pendapat-
pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang
didukung dengan bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan paparan
dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari pemikiran para ilmuwan
yang menelitinya. Filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai suatu disiplin,
konsep, dan teori tentang ilmu yang sudah dianalisis serta diklasifikasikan.
Ciri-ciri dan cara kerja filsafat ilmu sebagai berikut.
a. Mengkaji dan menganalisis konsep-konsep, asumsi, dan metode ilmiah.
b. Mengkaji keterkaitan ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya.
c. Mengkaji persamaan ilmu yang satu dengan yang lainnya, tanpa
mengabaikan persamaan kedudukan masing-masing ilmu.
d. Mengkaji cara perbedaan suatu ilmu dengan ilmu yang lainnya.
e. Mengkaji analisis konseptual dan bahasa yang digunakannya.
f. Menyelidiki berbagai dampak pengetahuan ilmiah terhadap cara pandang
manusia, hakikat manusia, nilai-nilai yang dianut manusia, tempat
tinggal manusia, sumber-sumber pengetahuan, dan hakikatnya
(www.anneahira.com).
3. Filsafat Kebudayaan
Kebudayaan adalah aktivitas khas manusia yang berkembang seiring
kemajuan daya pikir suatu masyarakat. Meski tidak tepat untuk
menggolongkan budaya manusia dengan klasifikasi budaya primitif dan
1.32 Filsafat Administrasi
4. Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan
akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran
manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan menjadi dua
kelompok besar.
5. Filsafat Politik
Filsafat politik dapat didefinisikan sebagai refleksi filsafat tentang
bagaimana kehidupan bersama ditata. Soal-soal kehidupan bersama itu
mencakup tata politik, bentuk negara, pengaturan pajak, dan tata ekonomi
(Routledge Encyclopedia of Philosophy). Seorang filsuf politik hendak
merumuskan prinsip-prinsip dasar yang menjadi fondasi dari suatu bentuk
negara tertentu. Ia juga sering menyatakan dengan jelas bahwa manusia,
siapa pun itu, memiliki hak-hak dasar yang tidak bisa ditolak keberadaannya.
Filsafat politik telah lahir semenjak manusia mulai menyadari bahwa tata
sosial kehidupan bersama bukanlah sesuatu yang terberi secara alamiah,
ADPU4531/MODUL 1 1.33
6. Filsafat Agama
Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi objek
pemikiran. Dalam hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang
juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama, dan
psikologi agama. Kekhasan ilmu-ilmu itu adalah mereka bersifat deskriptif.
Berbeda dengan ilmu-ilmu deskriptif, filsafat agama mendekati agama secara
menyeluruh. Filsafat agama mengembangkan logika, teori pengetahuan, dan
metafisika agama. Filsafat agama dapat dijalankan oleh orang-orang
beragama yang ingin memahami secara lebih mendalam arti, makna, dan
segi-segi hakiki agama-agama. Masalah-masalah yang dipertanyakan antara
lain adalah hubungan antara Allah, dunia, dan manusia; akal budi dan wahyu;
pengetahuan dan iman; baik dan jahat; sosok pengalaman Yang Kudus dan
Yang Syaitani; apriori religius; paham-paham, seperti mitos dan lambang;
dan akhirnya cara-cara untuk membuktikan kerasionalan iman kepada Allah
serta masalah theodicea.
7. Filsafat Sejarah
Filsafat sejarah merupakan ilmu yang mempelajari serta menyelidiki
teori yang berkenaan dengan perkembangan manusia sebagai makhluk sosial
dan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, metafisika sejarah (filsafat sejarah
spekulatif) yang mempelajari latar belakang sejarah, dasar-dasar hukumnya,
1.34 Filsafat Administrasi
arti dan motivasi dalam sejarah. Kedua, logika sejarah (filsafat sejarah kritis)
yang disebut juga metodologi sejarah yang menekankan pada studi tentang
kebenaran dari fakta dan data sejarah, mencitakan keobjektifan sejarah, serta
mengadakan interpretasi dan eksplanasi terhadap peristiwa sejarah.
Filsafat sejarah dilihat dari segi strukturnya ada tiga pola. Pertama,
pemikiran tentang sejarah yang menggambarkan proses perkembangan
sejarah secara linear (garis lurus). Perkembangan sejarah menuju titik akhir
yang konkret (pandangan yang disebut eschaton) menunjukkan bahwa
manusia dan dunia/alam berakhir pada hari kiamat/kematian. Kedua,
pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan yang
bersifat mekanis dan materialis, seperti yang terlihat dalam aliran
materialisme dan historis materialisme dari Karl Marx (eschatologis social).
Ketiga, pemikiran yang melihat sejarah sebagai suatu proses perkembangan
hidup yang bersifat biologis (organisme biologis) atau yang bersifat cyclis
morphologis seperti peristiwa biotis yang terdapat sehari-hari
(http://adityavatara2widiadi.multiply.com/journal).
8. Filsafat Seni
Kesenian merupakan bagian kehidupan manusia. Setiap bangsa di dunia
ini pasti mempunyai kekhasan dalam berkesenian. Dengan agama, kehidupan
manusia akan menjadi terarah. Dengan ilmu pengetahuan, kehidupan
manusia akan lebih mudah. Dengan kesenian, kehidupan manusia akan lebih
indah. Filsafat seni berusaha menjelaskan seluk-beluk antara kesenian dan
aspek-aspek kehidupan lain secara integral, sistematis, dan komprehensif.
Pada kenyataannya, kesenian memang berkaitan dengan moralitas,
lingkungan hidup, pendidikan, pergaulan, dan kehidupan pada umumnya.
Kontribusi seni ternyata berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan sosial
dan kemasyarakatan (www. budayajawa.com).
9. Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa memiliki istilah lain, yaitu filsafat analitik atau filsafat
linguistik. Penggunaan istilah itu tergantung pada preferensi filsuf yang
bersangkutan. Namun, pada umumnya, kita dapat menjelaskan pendekatan
ini sebagai suatu yang menganggap analisis bahasa sebagai tugas mendasar
filsuf. Filsafat bahasa ini merupakan cabang filsafat khusus yang membahas
bahasa sebagai alat dasar dan utama dari filsafat.
ADPU4531/MODUL 1 1.35
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
4) Metode adalah suatu tata cara, teknik, atau jalan yang dirancang dan
dipakai untuk memperoleh pengetahuan ....
A. akal sehat
B. humaniora
C. filsafati dan ilmiah
D. semua benar
Glosarium
Daftar Pustaka
Mudhofir, Ali. (1996). Kamus Teori dan Aliran Dalam Filsafat dan Teologi.
Tanpa Tempat: Tanpa Penerbit.
PEN D A HU L UA N
Lima hal dasar pemikiran ini merupakan inti persoalan yang harus diurai
untuk memecahkan dan menerangkan serta menjelaskan pengertian, unsur,
hubungan, sifat, letak, dan perincian ilmu administrasi. Untuk menjangkau
lebih jauh pemikiran administrasi, diperlukan landasan-landasan yang kuat
untuk mencapai tujuan. Persoalan administrasi tidak semudah yang kita
bayangkan karena pembahasannya bisa secara teoretis ataupun praktik.
Justru, praktik kadang lebih mudah daripada teoretis atau sebaliknya. Apabila
praktik baik dan teorinya lemah, berarti pengalamannya tinggi. Akan tetapi,
jika teorinya baik dan penerapannya salah, berarti salah penerapan dalam
teori. Oleh karena itu, praktik dan teori harus saling berhubungan, saling
mengontrol, dan saling mengisi agar tidak terjadi tumpang-tindih dan
kesalahpahaman. Maka dari itu, diperlukan kerja sama yang baik antara teori
dan praktik.
Secara umum, dengan mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan
dapat memperoleh pengetahuan yang luas tentang administrasi dan unsur-
unsurnya sehingga akan menambah pengetahuan tentang fenomena
administrasi.
Khususnya dengan mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. menjelaskan berbagai pengertian administrasi,
2. menjelaskan titik pusat perhatian administrasi sebagai kegiatan yang
baik,
3. menjelaskan unsur-unsur administrasi utama dan pelengkapnya, yaitu
tiga unsur utama dan lima unsur pelengkap,
4. menjelaskan pengertian manajemen,
5. menjelaskan pengertian tentang filsafat administrasi dan manajemen
administrasi,
6. menjelaskan bentuk administrasi niaga baru sebagai cikal bakal
administrasi negara.
ADPU4531/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Administrasi
proses penyelenggaraan
a. Segi hasil
Suatu pekerjaan dapat disebut efisien kalau dengan usaha tertentu
memberikan hasil yang maksimal. Maksimal mengenai mutu atau jumlah
satuan hasil itu.
b. Segi usaha
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien kalau suatu hasil tertentu
tercapai dengan usaha yang maksimal. Usaha itu mempunyai unsur-unsur,
seperti pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda. Jadi, dengan demikian,
efisiensi menurut usaha ini dapat dinyatakan dalam lima unsur tersebut yang
merupakan usaha minimal. Ini berarti caranya haruslah yang termudah dan
tidak mempersulit pikiran.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
7) Pengertian hakikat efisiensi kerja dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi....
A. usaha dan pelaksanaan
B. hasil dan biaya
C. hasil dan tenaga
D. usaha dan hasil
10) Suatu tujuan yang besar dan luas sehingga berada di luar kemampuan
perseorangan untuk mencapainya harus ....
A. dibantu dengan usaha tolong-menolong
B. diusahakan dengan kerja sama oleh sekelompok orang
C. ditunda sampai kesempatan lain
D. tidak perlu dikerjakan
ADPU4531/MODUL 2 2.11
Kegiatan Belajar 2
ORGANISASI
MANAJEMEN
KOMUNIKASI
Gambardalam
3 Unsur Utama Asministrasi 2.1 Usaha Kerja Sama
Tiga Unsur Utama Administrasi dalam Usaha Kerja Sama
keuangan
kepegawaian perbekalan
a. aktivitas membeli meja
a b. aktivias menyimpan arsip
humas
perkantoran
b
Gambar 2.2
LimaPelengkap
5 Unsur Unsur Pelengkap Aktivitasdalam
Aktivitas Administrasi Administrasi
suatu Usahadalam Suatu Usaha Kerja Sama
Kerja Sama
dari usaha kerja sama terjalin dengan setiap unsur. Jadi, masing-masing dari
kelima unsur pelengkap itu hanya berkaitan dengan sebagian dari semua
aktivitas dalam usaha kerja sama. Inilah perbedaannya dengan ketiga unsur
utama organisasi, manajemen, dan komunikasi yang merupakan proses luas
dan terdapat pada semua aktivitas dalam usaha kerja sama yang bersangkutan
(The Liang Gie, 2006:2.12).
1. Fungsi Primer
Adalah langkah-langkah utama dan penting dalam melakukan
pengendalian kerja sama sejumlah orang guna mencapai tujuan tertentu.
Langkah-langkah itu memiliki fungsi yang tidak boleh dihilangkan,
dikurangi, atau ditiadakan agar berperan secara maksimal sebagai kegiatan
pengendalian. Mengabaikan salah satu unsur tersebut akan berakibat bahwa
kegiatan pengendalian kurang efektif atau tidak efisien bagi terwujudnya
kerja sama.
Unsur-unsur yang termasuk dalam fungsi primer terdiri atas hal berikut.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan selalu diperlukan oleh sebuah organisasi dalam
mewujudkan tugas-tugas pokok atau volume kerjanya. Namun, sangat keliru
jika seorang administrator mengatakan sudah mempunyai perencanaan di
dalam pikirannya, tanpa dituangkan secara tertulis meskipun pada organisasi
kecil. Untuk itu, seorang administrator perlu memahami pengertian
perencanaan agar mampu memerankan diri sebagai administrator.
Perencanaan pada dasarnya berarti suatu keputusan untuk dilaksanakan. Oleh
karena itu, pembuatan sebuah rencana harus melalui proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, perencanaan adalah proses menetapkan
keputusan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk jangka waktu
tertentu pada masa depan dan ini terarah pada tujuan tertentu.
ADPU4531/MODUL 2 2.17
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian merupakan kegiatan yang bermaksud agar organisasi
sebagai sistem atau cara kerja sama berfungsi. Pengorganisasian sebagai
salah satu langkah dalam mewujudkan pengendalian kerja sama sejumlah
orang yang dimulai sejak organisasi terbentuk. Pengorganisasian adalah
rangkaian kegiatan untuk mewujudkan proses kerja sama yang berfungsi
dalam suatu total sistem agar bergerak ke arah tujuan yang sama. Hasil dari
pengorganisasian ini adalah terciptanya struktur organisasi yang berisi
satuan/unit kerja yang memiliki hubungan kerja antara satu dan yang lain.
Secara keseluruhan, ini merupakan satu kesatuan yang kompak.
c. Pengarahan (commanding)
Pengarahan meliputi kegiatan pemberian bimbingan dalam
melaksanakan pekerjaan. Hal ini merupakan unsur yang tidak boleh
diabaikan dalam mewujudkan administrasi sebagai proses pengendalian kerja
sama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah
diterima sebagai tujuan bersama. Bimbingan dilaksanakan apabila organisasi
sudah berfungsi dengan melaksanakan berbagai kegiatan, baik yang telah
direncanakan maupun yang bersifat rutin. Setiap personel memerlukan
pengarahan dalam melaksanakan wewenangnya dengan menetapkan berbagai
keputusan dan memerintahkan pelaksanaan dalam bidang kerja yang menjadi
tugas pokok masing-masing. Pada awal dan selama kegiatan berlangsung,
sering diperlukan pemberian pengarahan dan bimbingan yang dapat
dilakukan secara kelompok besar atau kecil, bahkan dapat pula secara
individual.
d. Koordinasi (coordination)
Organisasi, sebagai sistem kerja sama sejumlah manusia untuk mencapai
satu tujuan, tidak akan berlangsung efektif tanpa koordinasi. Kerja sama
memerlukan koordinasi. Sebaliknya, di dalam koordinasi, terdapat kerja
sama. Kedua kegiatan tersebut saling ketergantungan karena yang satu tidak
akan ada tanpa yang lain. Koordinasi merupakan proses pengendalian kerja
sama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan bersama. Koordinasi
merupakan proses untuk menciptakan keterpaduan, tanpa menghilangkan
perbedaan, baik antarpersonel maupun antarunit sebagai kelompok-kelompok
dalam sebuah organisasi.
2.18 Filsafat Administrasi
e. Kontrol (control)
Kontrol atau pengawasan merupakan salah satu dalam fungsi primer
kegiatan administrasi. Kontrol adalah proses pengamatan pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin semua pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan dilakukan dengan pemantauan dan pengamatan terhadap
pekerjaan dan hasil kerja personel dari berbagai aspeknya dengan
mempergunakan peraturan perundang-undangan dan perencanaan sebagai
pembandingnya. Kegiatan pengawasan diiringi dengan evaluasi untuk
mewujudkan administrasi sebagai pengendalian kegiatan kerja sama
sejumlah manusia.
f. Komunikasi
Administrasi adalah kegiatan manusia yang berlangsung melalui
interaksi sosial yang disebut hubungan manusiawi. Hubungan tersebut sering
pula disebut komunikasi. Komunikasi adalah kegiatan yang berangkai
sehingga menjadi proses. Karena berlangsung antarmanusia yang berbeda-
beda dan bersifat unik, sifatnya selalu dinamis dan unik pula. Dengan kata
lain, komunikasi sangat mudah berubah dan berkembang sehingga menjadi
bervariasi dan kompleks.
2. Fungsi sekunder
Adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan penunjang dalam
melakukan pengendalian kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan
tertentu. Kegiatan dalam fungsi sekunder ini tidak boleh dikurangi atau
ditiadakan. Hal ini mengingat, tanpa melaksanakannya secara maksimal,
perwujudan kegiatan pengendalian kerja sama dapat berkurang efisiensi dan
efektivitasnya. Jika melakukan unsur-unsur dalam fungsi sekunder secara
maksimal, pelaksanaan unsur-unsur dalam fungsi primer akan dapat
ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya (Nawawi, 1994: 35).
Unsur-unsur yang termasuk dalam fungsi sekunder terdiri atas hal-hal
berikut ini.
a. Tata Usaha
Fungsi tata usaha (clerical work atau office work) pada dasarnya untuk
memudahkan atau meringankan pekerjaan administrator/pimpinan dalam
mengambil keputusan. Untuk itu, fungsi tata usaha diwujudkan dengan
ADPU4531/MODUL 2 2.19
b. Keuangan
Dalam kehidupan maju dan modern, sangat sulit menemukan manusia
secara perseorangan atau secara bersama-sama dalam sebuah organisasi yang
dapat melepaskan diri dari aspek yang berhubungan dengan keuangan.
Pengadaan keuangan yang disebut modal dan pendayagunaannya dalam
memproduksi sesuatu yang menguntungkan berdasarkan prinsip output harus
lebih besar dari input sangat penting artinya bagi organisasi berbentuk badan
usaha. Pada kenyataannya, administrasi perusahaan bidang keuangan
ditempatkan sebagai salah satu unsur yang disebut budgeting.
c. Personalia
Personil adalah keseluruhan orang yang dipekerjakan dalam badan
tertentu, baik di lembaga pemerintahan maupun badan usaha. Administrasi
merupakan pengendalian kebersamaan manusia sebagai makhluk yang dalam
mewujudkan sosialitasnya tidak mungkin menghilangkan individualitasnya.
Pengendalian dan yang dikendalikan adalah manusia. Tata usaha
kepegawaian menyentuh pemberian pelayanan dalam memenuhi haknya agar
mampu menjalankan kewajibannya pada keikutsertaan mencapai tujuan
bersama.
d. Logistik (Perbekalan)
Di lingkungan suatu organisasi, untuk melaksanakan tugas-tugas
pokoknya, tidak sedikit pekerjaan atau kegiatan yang memerlukan peralatan.
Kegiatan atau pekerjaan itu di antaranya ada yang tidak dapat dilaksanakan
tanpa peralatan. Di samping itu, ada penggunaan peralatan yang dapat
2.20 Filsafat Administrasi
e. Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat yang sering disingkat humas dalam bahasa
Inggris dikenal dengan sebutan public relations atau disingkat purel.
Hubungan masyarakat dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
menyampaikan informasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi dan masyarakat atau pihak-pihak tertentu agar mendapat dukungan
dan respons yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan
tugas-tugas pokok organisasi. Di lingkungan organisasi bidang usaha, unsur
dalam fungsi sekunder administrasi ini sering dinilai dan ditempatkan sangat
penting sehingga diperlukan suatu unit kerja khusus. Tugas pokoknya adalah
melakukan penyiaran dan memberikan penerangan secara terbatas mengenai
segala sesuatu yang dinilai penting untuk diketahui masyarakat luas
(Nawawi, 1994:143).
Tiga unsur utama dan lima unsur pelengkap dari administrasi tentu
terdapat dalam setiap usaha kerja sama dari kelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu, terlepas dari tujuan, sifat, tempat, dan waktu dari usaha itu.
Delapan unsur tersebut merupakan kebutuhan proses penyelenggaraan yang
terbentang di antara titik yang ditentukan suatu tujuan sampai titik
tercapainya tujuan tersebut. Urutan delapan unsur tersebut atau susunannya
dalam gambar lingkaran tidaklah terkandung arti mengenai urutan
pelaksanaan atau pentingnya suatu unsur. Administrasi merupakan proses
yang dinamis. Oleh karena itu, semua unsur di dalamnya sering berlangsung
secara bersamaan. Urutan pelaksanaan dan pentingnya suatu unsur dapat
berubah-ubah, tergantung pada orang-orang dan corak usaha kerja samanya
serta peranan yang dititikberatkan pada suatu unsur sehingga dapat berbeda-
beda dalam suatu usaha kerja sama tertentu.
ADPU4531/MODUL 2 2.21
keuangan
kepegawaian perbekalan
a. Aktivitas membeli meja
humas a b. Akativias menyimpan arsip
b
perkantoran
Gambar 2.3
Proses Administrasi
Proses administrasi dalam
dalam Sebuah Sebuah
Lingkaran Lingkaran Tunggal
Tunggal
LAT IH A N
1) Unsur utama organisasi menjadi kerangka wadah dari usaha kerja sama
orang-orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai fungsi, unsur ini
ADPU4531/MODUL 2 2.23
berwujud pada segenap aktivitas penyusun bentuk dan pola dari usaha
kerja sama yang meliputi aktivitas menggolongkan berbagai tindakan
dalam kesatuan-kesatuan, menentukan tugas pekerjaan orang-orang,
serta menetapkan jalinan hubungan kerja sama, saluran pemerintah, dan
tanggung jawab.
2) Unsur utama manajemen merupakan proses yang menggerakkan
berbagai tindakan dan mengarahkan fasilitas sehingga tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Berdasarkan fungsi, unsur ini terdiri atas yang
pertama, perencanaan, pembuatan keputusan, pembimbingan,
pengoordinasian, pengendalian, dan penyempurnaan.
3) Fungsi primer adalah langkah-langkah utama dan penting dalam
melakukan pengendalian kerja sama sejumlah orang guna mencapai
tujuan tertentu.
4) Hubungan masyarakat dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
menyampaikan informasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara organisasi dan masyarakat atau pihak-pihak tertentu agar
mendapat dukungan dan respons yang meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan tugas-tugas pokok organisasi.
5) Urutan tiga unsur utama adalah organisasi, manajemen, dan komunikasi.
Hal ini kiranya sudah tepat dan sebaiknya tidak diubah-ubah. Dalam
suatu peristiwa, sekelompok orang bekerja sama untuk mencapai satu
tujuan. Hal pertama yang perlu disusun adalah wadah untuk kerja sama
yang tidak lain berupa organisasi. Kemudian, ditetapkan manajernya
yang memikul manajemen. Selanjutnya, barulah ada komunikasi setelah
usaha kerja sama mulai berjalan.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Kegiatan Belajar 3
A. FILSAFAT ADMINISTRASI
ilmu. Jadi, secara etimologi, ontologi adalah „ilmu yang mempelajari yang
ada‟.
Ontologi administrasi telah berhasil mengubah pola pemikiran praktisi
administrasi, bahkan mungkin sebagian ilmuwan administrasi, dari
pandangan mitosentris menjadi logisentris. Awal pikirannya adalah kejadian
dalam suatu bentuk kerja sama dipengaruhi oleh pemikiran rasional.
Pemikiran ontologi dalam ilmu administrasi tentunya diawali dari
pembuktian. Dengan kata lain, penyelidikan dilakukan secara sadar dan
mendalam sampai pada akar permasalahan yang sesungguhnya dan dapat
diperlakukan kapan dan di mana saja serta relatif fundamental kandungan
kebenarannya.
Oleh sebab itu, pada kenyataan atau secara realitas, ontologi ilmu
administrasi merupakan refleksi manusia sesuai dengan struktur dan norma-
norma yang dipahami serta pelaksanaannya dalam kehidupan yang dijalani.
Sesungguhnya, manusia secara pribadi mempunyai kedudukan yang khusus
dalam kajian ilmu administrasi. Dalam kesadaran, dirinya sendiri adalah yang
paling dekat terhadap kenyataan, dan dari hal inilah akan menyentuh
keseluruhan yang ada.
Ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang sifat
jangkauannya sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan
manusia. Hal ini disebabkan bahwa memang ilmu administrasi bidang
kajiannya adalah manusia.
3. Positivisme Administrasi
Banyak jenis aliran ontologi ilmu administrasi. Salah satunya adalah
aliran positivisme yang memposisikan kajiannya dalam pemikiran atau
tindakan positif, terutama yang berkaitan tentang administrasi, baik
dipandang sebagai ilmu maupun dipandang sebagai profesi atau lapangan
kerja. Aliran positivisme berpikir tentang hal-hal yang positif. Kajian aliran
positivisme lebih banyak mengandalkan kata hati nurani. Jika hati nurani
mengatakan benar, itulah kebenaran aliran positivisme. Aliran positivisme
dalam ilmu administrasi pada dasarnya berpangkal dari hati nurani manusia
yang memancarkan kebenaran. Pancaran kebenaran hati nurani ini diproses
dalam pemikiran dengan menghubungkan realitas konkret ataupun realitas
abstrak tentang fenomena administrasi, yang selanjutnya dipersepsikan
melalui suatu argumentasi.
ADPU4531/MODUL 2 2.31
4. Rasionalisme Administrasi
Rasionalisme merupakan salah satu aliran dalam kaitannya dengan
ontologi administrasi. Di sini, rasionalisme adalah pemikiran yang
mengutamakan rasionalitas dalam bidang administrasi, baik secara keilmuan
maupun keprofesionalan. Aliran rasionalisme lebih banyak mengandalkan
akal. Bila akal mengatakan benar, itulah kebenaran aliran rasionalisme.
Rasional atau akal hanya dimiliki oleh manusia yang sempurna,
melahirkan kecakapan yang dapat digunakan untuk menciptakan sesuatu
yang dibutuhkan, dan secara bebas pula mengubah sesuatu berdasarkan
keinginan bagi manusia yang bersangkutan. Rasio atau akal dapat mendorong
manusia untuk menyadarkan diri akan kepentingannya ataupun kepentingan
orang lain. Perkembangan rasio atau akal berada dalam proses dan
penciptaan kualitas hidup manusia. Oleh sebab itu, rasio atau akal memiliki
fungsi praktis yang mengarahkan manusia untuk melakukan suatu kegiatan
dan memiliki fungsi ilmiah yang mengantarkan manusia untuk menalar suatu
realitas ke dalam akal pikir.
Akal sesungguhnya berfungsi untuk mengoperasikan otak dalam mencari
kebenaran. Hal ini sesuai dengan pemaknaan yang terkandung dalam materi
ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Perkembangan administrasi
merupakan hasil penggunaan suatu metode secara sengaja dengan
menghubungkan pengalaman dan akal pikiran manusia.
Rasionalisme administrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan di bidang administrasi. Paham rasionalisme
beranggapan bahwa sumber pengetahuan berasal dari akal pikiran. Di
samping itu, aliran rasionalisme tidak mengingkari adanya pengalaman,
tetapi pengalaman itu menjadi perangsang terhadap proses pemikiran.
Penganut rasionalisme tentu mengakui bahwa dalam mencari kebenaran
memerlukan cahaya yang terang dari akal pikiran manusia. Hal ini dilakukan
2.32 Filsafat Administrasi
B. MANAJEMEN ADMINISTRASI
2. Pengertian Manajemen
a. Pengertian manajemen
Pengertian manajemen, pada bagian ini tidak akan diuraikan secara luas.
Untuk memahami apa manajemen Anda dapat mempelajarinya dari berbagai
sumber lain. Banyak definisi atau pengertian manajemen yang dikemukakan
oleh para ahli. Salah satu definisi manajemen yang dijelaskan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2007), yaitu penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Pengertian lainnya, yaitu manajemen diartikan sebagai kegiatan dalam
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien ini menunjukkan bahwa
dalam prosesnya terdapat liku-liku yang harus ditempuh, terutama
hubungannya dengan faktor manusia.
Setiap perusahaan, negara atau rumah tangga memiliki manajemen
sendiri. Manajemen adalah sistem yang berfungsi untuk mengelola sesuatu.
Namun secara definisinya, para ahli memiliki pengertian sendiri seperti
berikut.
1. Menurut Dr. S. P. Siagian dalam buku Filsafat Administrasi, manajemen
dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang
lain.
2. Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku Kerangka
Pokok-Pokok Manajemen, diartikan sebagai kegiatan-kegiatan/ aktivitas-
aktivitas atau proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,
institut/orang-orang yang melakukan kegiatan, atau proses kegiatan.
3. Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku
Organisasi dan Manajemen, manajemen adalah proses dan kegiatan
pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan
tugas suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
2.34 Filsafat Administrasi
Salah seorang dari sekian banyak ahli manajemen, yakni Henri Fayol,
telah mengetengahkan 14 asas manajemen. Dengan banyaknya asas tersebut,
tidak mudah mendefinisikan manajemen yang mencakup keseluruhan asas
itu. Ke-14 asas manajemen tersebut:
1) pembagian tugas (division of work);
2) wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility);
3) disiplin (dicipline);
4) kesatuan perintah (unity of command);
5) kesatuan pengarahan (unity of direction);
6) mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
(subordination of individual interest to general interest);
7) penggajian pegawai (remuneration of personnel);
8) pemusatan wewenang (centralization of authority);
9) jenjang kepangkatan (scalar chain);
10) ketertiban (order);
ADPU4531/MODUL 2 2.35
b. Proses manajemen
Manajemen adalah sesuatu yang berjalan atau berlangsung. Lebih tepat
lagi dikatakan suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian proses tersebut,
„manajemen adalah kegiatan yang terus-menerus, tetapi sistematis, tidak
sembarangan atau asal saja, melainkan secara teratur‟. Dalam keteraturan
yang terus-menerus itu, manajemen tidak tanpa tujuan, melainkan ada tujuan
yang akan dicapai. Meskipun tujuan telah dicapai, tidak berarti kegiatan
berhenti. Karena, dalam dinamika manajemen, suatu tujuan yang telah
dicapai itu akan disusul atau dilanjutkan dengan tujuan berikutnya.
William A. Shorde dan Dan Voich J.R. dalam bukunya Organization
and Management mengetengahkan enam ciri sistem sebagai berikut.
1. Perilaku berdasarkan tujuan tertentu: sistem berorientasikan pada sasaran
tertentu.
2. Keseluruhan: keseluruhan melebihi jumlah semua bagian.
3. Keterbukaan: sistem saling berhubungan dengan sebuah sistem yang
lebih besar, yakni lingkungan.
4. Transformasi: bagian-bagian yang beroperasi menciptakan sesuatu yang
mempunyai nilai.
5. Antarhubungan: berbagai macam bagian yang cocok satu sama lain.
6. Mekanisme kontrol: adanya kekuatan yang mempersatukan dan
mempertahankan sistem bersangkutan.
Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Ini berarti
sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara teratur, tetapi
terdiri atas unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena
satunya maksud, tujuan, atau sasaran.
(file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/.../Sistem.../SIK.pdf)
d. Sumber-sumber dasar
Untuk mencapai tujuannya, manajemen harus mengelola berbagai
sumber dasar yang terkenal dengan six M, yaitu:
1. men : (manusia)
2. materials : (bahan)
3. machines : (mesin)
4. methods : (metode)
5. money : (biaya)
6. markets : (pasar)
f. Tindakan-tindakan bertahap
Untuk mencapai tujuan dan sasaran, dalam manajemen, dilakukan
berbagai tindakan secara bertahap. Para ahli manajemen mengetengahkan
jenis-jenis tahap tindakan yang satu sama lain, di samping ada perbedaan dan
juga persamaan. Yang paling dikenal dan banyak dikutip oleh para penulis
manajemen adalah tindakan-tindakan menurut pendapat Harold Koontz dan
Cyrill O‟Donnel serta Henry Fayol dan George R. Terry.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
B. manusia
C. ekonomi
D. kesempatan
3) The Liang Gie menyatakan, ada beberapa alasan politik dan administrasi
yang berhubungan dalam suatu negara, kecuali ....
A. administrasi berkaitan dengan kepentingan nasional
B. administrasi menyentuh unsur-unsur khusus dalam suatu negara
C. administrasi berkaitan dengan organisasi internal dari suatu negara
D. kegiatan-kegiatan administrasi berkaitan dengan politik yang akan
memengaruhi halauan pemerintah dan halauan administrasi
7) Berikut ini adalah ciri sistem menurut William A. Shorde dan Dan Voich
J.R., kecuali ….
A. keseluruhan
B. keterbukaan
C. transformasi
D. pembagian kerja
C. controlling
D. commanding
Glosarium
Rasio atau akal dapat mendorong manusia untuk menyadarkan diri akan
kepentingan dirinya ataupun kepentingan orang lain.
Elke stelselmatige ordening en schriftelijke vastlegging van gegevens te
verkrijgen in hun geheel en hun ondering verband. Artinya, setiap
penyusunan keterangan-keterangan dilakukan secara sistematis dan
pencatatan dilakukan secara tertulis dengan maksud memperoleh suatu
ikhtisar mengenai keterangan-keterangan dalam keseluruhannya dan dalam
hubungannya satu sama lain.
Ontologi berasal dari kata Yunani yang terdiri atas dua suku kata, ontos
artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi, secara etimologi, ontologi adalah
ilmu yang mempelajari yang ada.
2.48 Filsafat Administrasi
Daftar Pustaka
Gie, The Liang dan Andrian The. (2001). Ensiklopedia Ilmu-ilmu. Edisi
Kedua. Cetakan ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Gie, The Liang dan Sutarto. (1977). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian
Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana.
Gie, The Liang. (1981). Efisiensi Kerja bagi Pembangunan Negara: Suatu
Bunga Rampai Bacaan. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Gie, The Liang. (2003). Efisiensi untuk Meraih Sukses. Yogyakarta: Panduan.
Gie, The Liang. (2006). Filsafat Administrasi, BMP ADPU 4531 Cetakan
keenam . Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
Osborne, David, dan Ted Gaebler. (1994). Reinventing Government: How the
Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector. New York:
Penguin Books.
http://carapedia.com/pengertian_definisi_manajemen_menurut_para_ahli_inf
o404.html
file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/.../Sistem.../SIK.pdf
Modul 3
PEN D A HU L UA N
Kompetensi Umum
Di dalam modul ini, akan diperoleh pengetahuan mengenai asas-asas
administrasi dan hakikat berpikir tentang bagaimana beradministrasi,
sehingga membuka cakrawala pemikiran yang mendasar dan mendalam
3.2 Filsafat Administrasi
Kompetensi Khusus
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat
menjelaskan:
1. pengertian asas administrasi;
2. bentuk-bentuk atau jenis-jenis cara berpikir;
3. asas utama dan asas pelengkap dalam administrasi;
4. hakikat administrasi dan pengertian istilah administrasi;
5. aksiologi dalam administrasi dan manajemen;
6. pandangan ahli-ahli pikir dalam administrasi.
ADPU4531/MODUL 3 3.3
Kegiatan Belajar 1
b. Hidup bermasyarakat
Asas merupakan dalil umum yang memberi petunjuk seseorang sehingga
setiap orang dapat bekerja sama.
Asas perikemanusiaan-berkaitan dengan bidang moral.
Asas demokrasi-berkaitan dengan bidang politik.
Asas presumption of innocent- berkaitan dengan bidang hukum.
c. Filsafat
Asas digunakan dalam berbagai bidang atau jenis-jenis keberadaan.
d. Epistemologi
Asas merupakan hakikat dari semua hal yang ada dan dasar dari semua
pengetahuan.
e. Logika
Asas searti dengan kaidah, law, norma-norma, patokan, ugeran, atau
aturan-aturan tata pikir (Arry Mth S, 2006: 80-82).
Prinsip Berpikir
Hal ini digunakan untuk mencapai pola pikir agar tidak sesat sehingga
mencapai kebenaran secara valid. Penggunaan prinsip berpikir ini diterapkan
dalam hidup sehari-hari ataupun dalam berpikir secara ilmiah.
b. A adalah A.
c. Baik adalah baik.
1.2 Principium contraictionis/law of non contradiction/law contra-
diction/kaidah perlawanan
Artinya, suatu hal/benda tidak bersamaan waktu mempunyai dan
tidak mempunyai sifat yang sama atau sifat yang tidak dapat secara
bersamaan diakui dan dimungkiri oleh subjeknya sendiri.
Contoh:
a. Manjamino itu mati dan hidup.
b. Si Polan itu lulus dan tidak lulus.
c. Saya lahir di Yogyakarta dan Surabaya.
1.3 Pricipium exlusi tertii/law of exluded middle/kaidah penyisihan
jalan tengah tidak ada kemungkinan ketiga
Artinya, sesuatu jika dinyatakan sebagai sesuatu/hal tertentu atau
bukan hal tertentu, tidak ada kemungkinan ketiga atau jalan tengah.
Contoh:
a. Saya lahir di Mexico atau di Luanda.
b. Si kakek mati atau hidup.
c. A atau B.
Principium yang ke-1.4 dikemukakan oleh Leibniz yang terbagi dalam
hal berikut.
1.4.1 Principium fiendi/principle of becoming
Hal ini menerangkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan tata
hubungan kausalitas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Aristoteles.
Contoh:
a. Causa materialis/sebab bahan.
b. Causa formalis/sebab bentuk.
c. Causa finalis/sebab tujuan.
d. Causa efficient/sebab karya.
1.4.2 Principium essendi/principle of being
Mengenai keberadaan sesuatu. Indikatornya adalah ruang, waktu,
serta gerakan yang mempunyai sifat matematis dan mekanis.
1.4.3 Principium cognoscendi/principle knowing
Yaitu, tepat nilai yang berkenaan dengan citra logis, etis, dan
estetis atas dasar pengujian rasional (justifikasi kohesif), tepat
3.6 Filsafat Administrasi
Contoh:
Manusia berbudi.
Semua manusia berbudi, jadi tak ada kekecualiannya karena setiap
orang pasti berbudi.
A adalah M
B A
maka B juga M.
2.2.2. Dictum d Mulle (asas tidak dikenakan semua), artinya sesuatu hal,
bila ditolak oleh keseluruhan, maka ditolak juga oleh bagian-
bagian dalam keseluruhan.
Contoh:
Binatang tidak berbudi.
A bukan M
B A maka B juga bukan M.
7. Berpikir Imajinatif
Berpikir imajinatif adalah cara berpikir yang mempunyai atau
menggunakan imajinasi, penuh daya khayal, dan bersifat khayal.
Masih ada berbagai asas lainnya dalam tiga unsur utama tersebut.
Dengan dilaksanakan berbagai asas yang tepat oleh tiga unsur utama tersebut,
suatu usaha kerjasama mempunyai struktur organisasi yang baik, proses
menggerakkan tindakan-tindakan atau mengerahkan fasilitas dapat berjalan
secara lancar, dan segenap kegiatan menyampaikan warta dapat berlangsung
sebaik-baiknya. Dengan demikian, tujuan yang perlu dicapai oleh usaha kerja
sama itu terwujud.
Lima unsur pelengkap dari administrasi juga harus menerapkan berbagai
asas yang tepat untuk mendorong terwujudnya tujuan dari usaha kerja sama
yang bersangkutan. Misalnya, unsur kepegawaian harus menerapkan asas
berupa disiplin kerja kepada para pegawai, unsur keuangan harus
menerapkan asas berupa kejujuran dalam pengurusan keuangan, unsur
perbekalan harus menerapkan asas berupa ketelitian dalam pengadaan
perlengkapan kerja, unsur perkantoran harus menerapkan asas berupa
penghematan dalam perbuatan surat-menyurat, dan unsur humas harus
menerapkan asas berupa kesungguhan dalam usaha memperkenalkan
organisasi ataupun mencari dukungan masyarakat sekelilingnya. Hanya
dengan melaksanakan berbagai asas yang tepat dalam praktik administrasi,
barulah administrasi itu dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Inilah
arti penting dari asas dalam administrasi.
1. Unsur Kegiatan
Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau suatu hasil tertentu
tercapai dengan kegiatan yang terkecil. Unsur kegiatan terdiri atas lima
subunsur, yaitu
a. pikiran
b. tenaga
c. bahan
d. waktu
e. ruang.
Kegiatan Biasa A
Kegiatan Terkecil C
Gambar 3.1
Pengertian Efisiensi dari Unsur Kegiatan
2. Unsur Hasil
Suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau dengan suatu
kegiatan tertentu-mencapai hasil yang terbesar. Unsur hasil terdiri atas dua
subunsur, yaitu:
a. jumlah (kuantitas)
b. mutu (kualitas).
Gambar 3.2
Pengertian Efisiensi dari Unsur Kegiatan
Kata Inggris efficiency berasal dari bahasa Latin efficere yang berarti
menghasilkan atau menjadikan (to effect). Kata Inggris efficiency kemudian
mengandung suatu pengertian baru. Dalam bentuknya yang masih sederhana,
pengertian baru ini digunakan dalam bidang ekonomi dan dikemukakan oleh
ahli ekonomi Inggris Adam Smith dalam bukunya Wealth of Nations (1776).
Dalam buku ini, ia membahas masalah bagaimana hasil-hasil dari seluruh
tenaga kerja suatu bangsa setiap tahun dapat memberikan perbandingan
sebesar mungkin dengan jumlah orang yang akan menggunakan hasil-hasil
itu. Selanjutnya, Smith tidak menelaah secara mendalam berbagai usaha
untuk menekan biaya menjadi sekecil mungkin.
Pada pertengahan abad ke-19, pengertian efisiensi mulai umum dipakai
dalam bidang teknik, terutama bidang mesin, untuk menilai hasil kerja mesin-
mesin. Dalam hal ini, efisiensi diartikan sebagai perbandingan antara hasil
yang diwujudkan oleh sebuah mesin dan tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan mesin tersebut. Perbandingan tersebut dinyatakan dengan
angka dan ketentuan bahwa semakin tinggi angka itu berarti semakin tinggi
efisiensi dari mesin yang bersangkutan.
Setelah mulai memasuki abad ke-20, haruslah pengertian efisiensi
digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara masukan (input) dan
hasil (output) dalam berbagai bidang pekerjaan.
The Liang Gie dalam bukunya Efisiensi untuk Meraih Sukses (2003)
menganggap, efisiensi merupakan sebuah asas tentang perbandingan yang
terbaik (atau yang maksimal) antara dua unsur dari segenap perbuatan
manusia, yaitu kegiatan dan hasilnya. Jadi, efisiensi tidak hanya
perbandingan, melainkan harus sebuah perbandingan yang terbaik dan yang
maksimal sehingga asas tersebut menjadi sebuah konsep yang bulat utuh.
Jika perbandingan yang terbaik tidak tercapai, efisiensi belum tercapai dan
tidak bisa dikatakan kurang efisien.
Asas efisiensi dapat diterapkan pada semua bidang usaha dan segenap
perbuatan dari manusia di mana pun dan kapan pun. Dalam kehidupan
pribadi, kegiatan mengejar ilmu atau menguasai keterampilan seluruh
lapangan kerja di dunia ini dapat dikenakan penerapan dari asas efisiensi.
Begitu juga dalam kehidupan berkeluarga ketika membentuk rumah tangga.
Jika asas efisiensi diterapkan dan efisiensi dilaksanakan secara tepat, niscaya
setiap tujuan yang didambakan teraih secara sukses.
ADPU4531/MODUL 3 3.17
1. Asas Kejujuran
Kejujuran merupakan sebuah asas penting yang bersangkutan dengan
unsur pelengkap keuangan dalam setiap administrasi. Kejujuran dan
keuangan boleh dikatakan menjadi kesatuan dalam jalannya setiap
administrasi. Tanpa adanya asas kejujuran, unsur keuangan dalam
administrasi akan menjadi berantakan. Suatu administrasi yang keuangannya
berantakan tentu segera berakhir tanpa dapat mencapai apa-apa.
Kejujuran berarti suatu keadaan budi rohani dari seseorang yang lurus
hatinya dan tidak curang. Asas kejujuran seperti halnya asas efisiensi
merupakan sebuah konsep yang bulat pengertiannya dan utuh jangkauannya.
Oleh karena itu, untuk kejujuran, tidak dikenal tingkat-tingkat perbandingan,
seperti kurang atau lebih.
2. Asas Ketelitian
Asas ketelitian mengandung pengertian tidak ceroboh, terlalu hati-hati,
dan tidak tergesa-gesa dalam memutuskan suatu urusan. Asas tersebut
berlaku sepenuhnya dalam unsur perbekalan dari suatu administrasi. Setiap
petugas perbekalan harus mempunyai sifat ketelitian untuk mengadakan
semua benda perlengkapan dari organisasinya, cermat untuk mengetahui
pemasok perbekalan yang baik, dan saksama dalam melakukan pembelian
perbekalan.
3. Asas Penghematan
Asas pelengkap ketiga yang penting untuk diterapkan dalam setiap
administrasi ialah asas penghematan. Asas tersebut sangat tepat diterapkan
3.18 Filsafat Administrasi
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
A. HAKIKAT ADMINISTRASI
Gambar 3.3
Beginikah Kegiatan Administrasi?
Diakses dari http://www.google.co.id/imgres
Penen Terca
Tujuan KEGIATAN SUBSTANTIF painya
Tujuan KEGIATAN ADMINISTRASI Tujuan
4. Tujuan Tertentu
Dalam administrasi, kebutuhan diperjuangkan secara nyata, baik secara
jasmani maupun rohani, yang bersifat pemberian jasa serta memberikan
pelayanan yang menghasilkan barang-barang, digolongkan sebagai tujuan
jasmani. Berikut adalah tujuan dalam usaha kerja yang turut menentukan.
a. Semua orang terlibat dalam usaha kerja untuk mencapai tujuan.
b. Usaha kerja sama yang terorganisasi untuk menentukan tujuan.
c. Pihak luar yang terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
1. Arti Nilai
Pengertiannya adalah sejumlah makna “nilai”. Secara singkat, dapat
dikatakan, perkataan “nilai” kiranya mempunyai makna seperti yang tampak
dalam contoh-contoh di bawah ini.
a. Mengandung nilai (artinya berguna).
b. Merupakan nilai (artinya “baik” atau “benar” atau “indah”).
c. Mempunyai nilai (artinya merupakan objek keinginan, mempunyai
kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap “menyetujui”,
atau mempunyai sifat nilai tertentu).
d. Memberi nilai (artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan
atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu).
Suatu benda atau perbuatan dapat mempunyai nilai dan dapat dinilai.
Hal-hal tersebut dapat mempunyai nilai karena mengandung nilai kebenaran
dan arena itu bernilai untuk pemberitahuan. Suatu lukisan mempunyai nilai
keindahan dan bernilai bagi mereka yang menghargai seni. Seorang ilmuwan
memberi nilai pada pernyataan-pernyataan yang benar dan pencinta
keindahan memberi nilai pada karya-karya seni. Apa yang dikatakan di atas
menunjukkan cara-cara penggunaan kata “nilai”.
Makna yang dikandung “nilai” tersebut menimbulkan tiga masalah yang
bersifat umum.
a. Apakah yang dinamakan nilai itu?
b. Apakah yang menyebabkan suatu objek atau perbuatan bernilai?
Bagaimana cara mengetahui apabila sebutan nilai dapat diterapkan?
c. Proses kejiwaan apakah yang tersangkut dalam tanggapan-tanggapan
penilaian? Bagaimana cara menentukan makna-makna yang
dikandungnya serta verifikasi yang dapat dilakukan terhadapnya?
(Soemargono S, 1989:332).
bagian dari suatu kebulatan. Tidak adanya unsur bukan berarti suatu kejadian
atau suatu sempurna. Untuk lebih jelasnya, perbedaan keduanya dapat diikuti
dengan contoh berikut. Sebuah baju mempunyai faktor, antara lain benang,
kain, serta tukang jahit atau penjahit. Jika tidak ada ketiganya atau salah satu
di antara tiga tersebut, maka tidak akan ada baju. Sementara itu, unsur-unsur
baju antara lain adalah saku, kerah, lengan, kancing, dan lain-lainnya. Hilang
salah satu di antara unsur-unsur tersebut tetaplah ada baju, tetapi kurang
sempurna. Jadi, kalau diibaratkan baju diganti dengan administrasi, faktor
penyebab terjadinya administrasi seperti telah diuraikan mengandung empat
pokok pikiran, yakni a) sekelompok orang, b) usaha kerja sama, c) proses
penataan atau penyelenggaraan, dan d) tujuan tertentu.
Menurut teori dan aliran dalam filsafat dan teologi (Ali Mudhofir,
1996:21), ada tiga jenis aksiologi.
a. Axiological ethics (etika aksiologi) adalah teori etika yang menganggap
bahwa kewajiban itu seluruhnya bergantung pada teori tentang nilai.
Benarnya suatu perbuatan bergantung pada pertimbangan tentang nilai
atau kebaikan dari sesuatu hal, misalnya tindakan, motif, akibat-akibat
baik yang nyata maupun yang boleh jadi. Teori ini dilawankan dengan
etika deontology.
b. Axiological idealism (idealisme aksiologi) adalah perkembangan modern
dari plantonisme dan kantianisme. Menurut aliran ini, kategori nilai
secara logis dan metafisis mendahului adanya.
c. Axiological realism (realisme aksiologi) merupakan nilai-nilai, logika,
kualitas-kualitas, ataupun hubungan-hubungan yang memiliki
keberadaan di luar akal dan tidak bergantung pada akal. Yang termasuk
aliran ini adalah Plato (427-342 SM), George Edward Moore (1873),
Alfred North Whitehead (1861-1947), dan Nicolai Hartmann (1882).
a. Manajemen
Pengertian manajemen, menurut Marry Cushing Niles, memiliki tiga arti.
1. Manajemen sebagai suatu pengertian penyelenggaraan kerja.
2. Manajemen sebagai suatu kata benda kolektif yang menunjukkan orang
atau manajer yang melakukan aktivitas manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu bilangan yang berlawanan dengan buruh yang
terorganisasi (Rosyidi, 1974:116).
3.32 Filsafat Administrasi
Para ahli pikir manajemen juga akan memberi gambaran tentang hakikat
administrasi. Berikut ini akan diuraikan jalan pikiran para ahli pikir di bidang
administrasi dan manajemen (Moersaleh, 1999).
2. Henry Fayol
Fayol berpendapat bahwa gagasan-gagasannya mengenai manajemen
tidak hanya berlaku di bidang industri, melainkan berlaku di bidang-bidang
lain entah kecil ataupun besar. Bahkan, di bidang pemerintah, keagamaan,
ADPU4531/MODUL 3 3.37
3. Max Weber
Teori ini mengatakan bahwa suatu organisasi dapat terlihat ciri-ciri
strukturnya dalam bentuk hubungan-hubungan kekuasaan. Hal ini dapat
dilihat melalui wewenang seseorang yang memerintah bawahannya. Yang
menjadi masalah bagi Weber ialah apakah sumber-sumber kekuasaan dan
wewenang itu pada gilirannya mengesahkan wewenang tersebut? Sumber-
sumber itu, menurut Weber, sebagai berikut.
a. Kharisma
Karisma artinya sifat-sifat kepribadian seseorang sehingga dia menjulang
jauh di atas orang-orang biasa. Ia juga dianggapnya memiliki kekuasaan dan
kewibawaan yang istimewa di atas ukuran-ukuran manusia biasa
(supernatural dan superhuman). Dengan demikian, sumber kekuasaan yang
sah disebut sumber karismatik. Hal ini didasarkan sifat-sifat pribadi seorang
pemimpin. Segala perintahnya diterima dan dijalankan dengan penuh
ketaatan.
b. Tradisi
Adapun dasar-dasar kekuasaan tradisional dalam organisasi adalah
kebiasaan-kebiasaan yang selalu diikuti secara mantap. Hal ini biasanya
disebabkan oleh sistem keturunan yang sudah berjalan beratus-ratus tahun,
seperti sistem kerajaan absolut.
c. Ratio legalitas
Mengenai organisasi yang ketiga, Weber menyebutnya birokrasi yang
sumber dan sifatnya ialah rasional legal. Weber mengatakan bahwa
organisasi yang demikian merupakan lembaga terbanyak yang terdapat dalam
3.38 Filsafat Administrasi
4. Alvin W. Gouldner
Berdasarkan pengertian birokrasi sebagai hasil pemikiran Max Weber,
A.W. Gouldner membedakan tiga jenis birokrasi dalam buku Patterns of
Industrial Bureaucracy (1955):
a. mock bureaucracy,
b. representative bureaucracy,
c. punishment centered bureaucracy.
5. E.N. Gladden
Gladden mengutip tulisan Richard Warner, The Principles of Public
Administrator, sebagai berikut.
a. Asas pengarahan politis.
b. Asas tanggung jawab terhadap umum.
c. Asas keharusan sosial.
d. Asas efisiensi.
e. Asas organisasi.
f. Asas pengembangan teratur dan kemajuan.
g. Asas penelitian.
6. F. Marshall Dimock
Administrasi sebagai suatu alat masyarakat terutama yang berhubungan
dengan faktor berikut.
a. Tujuan institusi-institusi.
b. Nilai-nilai kemasyarakatan dari perkembangan individual dan
masyarakat.
c. Sarana-sarana serta usaha-usaha pengorganisasian dan penempatan
segala sesuatu menurut tata waktu yang tepat.
7. Lyndall F. Urwick
Penulis akan menyajikan tiga pokok saja dari permasalahan filsafat
administrasi/manajemen yang terdapat dalam buku karya Urwick.
a. Gagasan (filsafat) Urwick tentang pengertian manajemen sebagai
piramida bersisi empat (four sided pyramide).
b. Gagasan (filsafat) Urwick tentang asas-asas umum pemerintah.
c. Masalah kesempurnaan watak dalam administrasi/manajemen.
Urwick dalam bukunya menciptakan prinsip-prinsip umum
pemerintahan yang berjumlah sembilan:
a. participation
b. precipitation
c. purpose
d. permeation
e. principles
f. policy
g. principal
h. provision
i. power.
1. Mary Parker
Parker memberi perhatian terhadap manajemen industri. Ia tertarik di
bidang administrasi niaga. Ia juga meyakini bahwa terdapat prinsip-prinsip
yang sama dalam segala bidang administrasi, lalu terdapat problem-problem
yang sama antara administrasi negara dan administrasi niaga, yaitu adanya
masalah-masalah kontrol, power, partisipasi, dan konflik.
Parker juga mengatakan bahwa problem-problem atau masalah-masalah
pokok manajemen adalah problem jalannya organisasi atau bekerjanya suatu
organisasi. Masalah bekerja dan jalannya suatu organisasi adalah masalah-
masalah kemanusiaan.
Mary Parker mengetengahkan empat prinsip yang fundamental dalam
manajemen, yaitu:
a. mengadakan koordinasi melalui kontak langsung
b. koordinasi pada tingkat-tingkat permulaan
c. koordinasi sebagai hubungan timbal-balik
d. koordinasi sebagai proses yang tak ada henti-hentinya.
2. Oliver Sheldon
Berdasarkan pendekatan kembar-pendekatan humanity dan pendekatan
things. Sheldon mengembangkan beberapa fundamental filsafatnya di bidang
manajemen seperti berikut.
a. Perusahaan industri hadir dalam masyarakat untuk
memberikan/menyediakan komoditas dan jasa yang dibutuhkan untuk
kepentingan good life masyarakat.
b. Manajemen perusahaan industri harus diselenggarakan dan dipimpin
oleh prinsip-prinsip berlandaskan “konsep pelayanan” kepada
masyarakat.
c. Manajemen sebagai unsur perusahaan industri harus dipisahkan dari
modal dan tenaga kerja (buruh atau karyawan).
d. Manajemen, di samping mempertahankan industri sesuai dengan
landasan-landasan ekonomi, harus menghasilkan tujuan-tujuan
communal melalui perkembangan efisiensi yang menyangkut elemen-
elemen benda dalam perusahaan.
3.42 Filsafat Administrasi
3. Elton Mayo
Elton Mayo adalah bapak gerakan human relations dan sosiologi
industri. Mayo mengatakan bahwa manajemen atau pimpinan akan sukses,
gagal, atau seimbang dengan penerimaan tanpa reservasi oleh kelompok
sebagai otoritas dan pimpinan. Elton Mayo menulis dua buku yang amat
terkenal, yaitu
a. The Human Problem of An Industrial Civilization
b. The Social Problems of An Industrial Civilization.
4. William H. White
White berpendapat, untuk The Organization Man yang demikian itu,
etika Protestan yang tradisional menjadi jauh dari kenyataan untuk
menciptakan suatu filsafat manajemen yang dapat diterima. Etika Protestan
oleh White digambarkan sebagai berikut.
a. Sistem keyakinan tentang nilai-nilai menghemat.
b. Kerja keras dan tanpa ikatan apa-apa.
c. Kekeramatan hak milik.
d. Efek mendorong kurangnya ketergantungan dari security.
e. Saingan bebas antara individu dalam perjuangan menuju kemakmuran
dan sukses.
5. Peter F. Drucker
Peter Drucker mencoba mengungkapkan terbentuknya suatu masyarakat
yang berfungsi yang mengandung tiga hal seperti berikut.
a. Tiap individu harus memiliki fungsi sosial yang tegas. Sebagian besar
dibuat definisi yang dihubungkan dengan jabatannya.
b. Ia harus memiliki suatu status sosial yang diakui.
c. Yang terpenting ialah kedua hal di atas harus tampak pengakuan dengan
pengesahan dari distribusi kekuasaan sosial.
ADPU4531/MODUL 3 3.43
6. Rensis Likert
Dalam bukunya New Pattern of Management, dinyatakan bahwa
pelaksanaan tugas dalam manajemen yang efisien ialah yang disebut
employee centered. Pimpinan yang employee centered memusatkan
perhatiannya pada aspek-aspek kemanusiaan anak buahnya sehingga mereka
berhasil membentuk kelompok-kelompok kerja yang efisien dan dapat
mencapai hasil yang tinggi.
8. Chris Argyris
Mempersoalkan masalah konflik antara tujuan karyawan secara pribadi
dan tujuan formal organisasi yang dicapai melalui peraturan organisasi.
Peraturan-peraturan inilah yang dirasakan menghalang-halangi atau
menghambat selectualization para karyawan. Akibatnya, karyawan bisa
mengalami frustrasi, keluar, bahkan dapat memberontak. Maka, untuk
mengatasinya, Argyris menyarankan suatu usaha yang disebut job-
enlargement. Maksudnya, karyawan diberi kepuasan batin dengan
memperluas cakrawala lingkungan pekerjaan dan mempersilakan mereka
berpartisipasi dalam bidang pengambilan keputusan.
9. James Burnham
Melalui The Managerial Revolution, ia mengatakan bahwa masyarakat
yang berbentuk kapitalis tidak lenyap dan berubah menjadi masyarakat
sosialis seperti yang diramalkan oleh golongan komunis, tetapi akan menjadi
masyarakat manajerial. Menurut Burnham, dalam masyarakat yang demikian,
kekuasaan yang dilaksanakan di seluruh negeri akan ada di tangan para
manajer.
3.44 Filsafat Administrasi
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Glosarium
Daftar Pustaka
The Liang Gie. (2004). Etika Administrasi Pemerintah. Edisi Kedua. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
The Liang Gie. ed. (1972). Kamus Administrasi. Cetakan Kedua. Jakarta:
Gunung Agung.
(http://www.scribd.com/doc/12308953/7/PRINSIP-PRINSIP-UMUM-MANAJEMEN-
GENERAL-PRINCIPLE-OF-MANAGEMENT
- kusikhsanto.wordpress.com/2010/04/14/berpikir-deduktif/
Modul 4
PEN D A HU L UA N
Kompetensi Umum
Dengan mempelajari kedua hal di atas, diharapkan Anda mampu
memberikan pandangan perbedaan antara filsafat administrasi dan ilmu
administrasi. Di samping itu, mampu melihat fenomena administrasi sebagai
pengetahuan sosial dan pengetahuan tentang manajemen administrasi yang
menuju filsafat administrasi.
Kompetensi Khusus
Dengan mempelajari modul ini, mahasiswa secara khusus dapat
menjelaskan tentang:
4.2 Filsafat Administrasi
Kegiatan Belajar 1
1. Arti Etimologis
Istilah “filsafat” atau “falsafah” berasal dari bahasa Arab falasifa. Istilah
falasifa diambil dari bahasa Yunani philoscphia. Istilah philoscphia berasal
dari kata philein yang berarti cinta dan kata sophia yang berarti
kebijaksanaan. Maksudnya, orang yang berfilsafat akan menjadi orang
bijaksana, arif bijaksana, atau yang mendambakan ilmu pengetahuan
sedalam-dalamnya untuk kebahagiaan umat manusia dan makhluk Tuhan
lainnya.
2. Arti Historis
Istilah filsafat mula-mula digunakan oleh Pythagoras, seorang
matematikus dan filsuf Yunani yang hidup pada 528-496 SM. Pada masa itu,
arti istilah filsafat masih terlalu luas karena dipakai untuk menyebut semua
bidang ilmu pengetahuan yang ada pada masa itu. Setelah ilmu pengetahuan
itu berkembang menjadi berbagai cabang dan menjadi makin dewasa, arti
filsafat menjadi mengkristal dan dipakai dalam lingkup tertentu (Moersaleh,
1999:2.43).
3. Arti Terminologis
Dewasa ini, umumnya istilah filsafat diartikan sebagai suatu pandangan
hidup dan sebagai ilmu pengetahuan yang mendalam. Filsafat sebagai
pandangan hidup merupakan dasar pedoman bagi sikap dan tingkah laku
manusia dalam hidup sehari-hari. Dalam hal ini, filsafat merupakan pendirian
4.4 Filsafat Administrasi
membahas bagaimana hal yang teknis menjadi filsafat, atau lalu ke luar dari
bidang yang bersifat teknis, masuk ke bidang filsafat.
Ada dua pandangan tentang berfilsafat, yaitu pandangan Anglo Saks dan
kontinental. Bertrand Russell, seorang filsuf Inggris yang berpandangan
Anglo Saks, mengatakan bahwa berfilsafat adalah memeriksa secara kritis
asas-asas yang dipakai dan dihasilkan oleh ilmu dan kehidupan sehari-hari.
Jika diterapkan pada fenomena administrasi melalui pendekatan Anglo Saks,
filsafat administrasi akan menyinggung asas-asas yang dihasilkan dalam ilmu
administrasi.
Mengenai fenomena administrasi sebagai ilmu, khususnya ilmu terapan,
teori-teorinya merupakan working principles atau teori yang dapat
dioperasionalisasikan untuk kasus-kasus administrasi yang nyata.
Sebaliknya, jika fenomena administrasi dibahas secara filsafati, perhatian
pertama dipusatkan pada ketajaman berpikir yang mendalam/radikal dan
meluas/integral. Tujuan membahas fenomena administrasi secara filsafati
adalah mengetahui hakikat administrasi serta menentukan sikap para
pelaksana administrasi dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai,
seperti nilai budaya dan nilai-nilai normal yang bersifat ideal (ideal
principles). Tujuan utamanya agar nilai-nilai ideal itu dapat menjiwai dan
memengaruhi praktik pelaksanaan administrasi yang bersumber pada
networking principles. (Moersaleh, 1999:3.3).
Henri Fayol (1841-1929), ilmuwan manajemen Prancis, mengemukakan,
teori administrasi dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi kerja sama
manusia yang menekankan rasionalisme dan konsistensi logis. Administrasi
merupakan suatu proses yang menyeluruh dan terdiri atas berbagai kegiatan
yang berhubungan dan bersambungan. Manusia merupakan pertimbangan
penting dalam manajemen daripada alat-alat teknik modern. Bahasa dan
sasaran ditetapkan dan dicapai melalui manusia. Dengan demikian, konsep
penting dalam manajemen adalah manusia, lingkungan kerja, dan hubungan
di antara mereka.
Ilmu administrasi otomatis menjadi salah satu kajian dari filsafat ilmu
yang menspesialisasikan pada:
a. pemikiran bersifat spekulatif;
b. melukiskan hakikat realita secara lengkap;
c. menentukan batas-batas jangkauan;
d. melakukan penyelidikan terhadap kondisi krisis;
ADPU4531/MODUL 4 4.9
a. Filsafat hukum
Filsafat hukum dipelajari para ahli dan merupakan studi yang mendasar
dan komprehensif dalam ilmu hukum sebab filsafat hukum adalah
cabang filsafat khusus yang membahas masalah hukum dan merupakan
landasan hukum positif dari suatu negara. Filsafat hukum ini
membicarakan:
1) asal mula hukum
2) hakikat hukum
3) tujuan hukum
4) kedudukan manusia dalam hukum
5) norma-norma bagi para penegak hukum
6) hubungan antara hukum dengan kekuasaan
7) apa sebab orang menaati hukum
8) apa sebab negara berhak menghukum
9) masalah-masalah pertanggungjawaban hukum.
Dapat juga dikatakan bahwa filsafat hukum adalah cabang filsafat yang
membicarakan hakikat hukum, apa tujuannya, mengapa dia ada, dan
mengapa orang harus tunduk pada hukum. Di samping menjawab pertanyaan
masalah-masalah umum abstrak tersebut, filsafat hukum juga membahas
soal-soal konkret mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) serta
masalah keabsahan berbagai macam lembaga hukum. Kajian tentang filsafat
hukum merupakan studi yang sifatnya mendasar dan komprehensif dalam
ilmu hukum. Hal ini karena filsafat hukum merupakan landasan bagi hukum
positif yang berlaku di suatu negara, demikian halnya dalam pengaturan
HAM (http://hukum-on.blogspot.com/2011/02/filsafat-hukum.html).
b. Filsafat politik
Filsafat politik adalah cabang dari filsafat khusus yang membicarakan
masalah-masalah kehidupan politik, mempelajari asal mula negara, hakikat
negara, dan nilai negara serta segala sesuatu yang bersangkutan dengan
negara.
Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti
kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang
berarti warga negara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan
negara, politika yang berarti pemerintahan negara, dan politikos yang berarti
kewarganegaraan. Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh
sesuatu yang dikehendaki. Namun, banyak pula yang beranggapan bahwa
politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-
tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara. Dalam beberapa aspek
kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang,
budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik
selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan
bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan
berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan
perseorangan (individu) (http://seputarpolitik.blogspot.com/2009/08/definisi-atau-
pengertian-politik.html).
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan
antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal
dalam ilmu politik (id.wikipedia.org/wiki/Politik).
ADPU4531/MODUL 4 4.11
Filsafat politik merupakan cakupan atau bagian penting dari teori politik.
Sebelumnya, kita perlu mengetahui apa makna dari filsafat politik dan kita
harus memiliki kesamaan „cara baca‟ terhadap, apa itu filsafat politik. Kata
filsafat sendiri memiliki arti yang sangat luas, tapi dapat dikerucutkan
menjadi cinta akan kebijaksanaan yang didapat dari asal kata filosofi, yaitu
philo berarti cinta dalam arti lebih luas atau umum yaitu keinginannya,
kehendak. Sementara itu, sophia berarti hikmah, kebijaksanaan, dan
kebenaran. Filsafat sebagai bentuk proses berpikir yang sistematis dan
radikal mempunyai objek material dan objek formal. Objek material filsafat
adalah segala yang ada.
Dan segala yang ada mencakup yang tampak (visible). Ada yang tampak
(visible) di sini adalah dunia empiris artinya yang dapat dialami manusia,
sedangkan ada yang tidak tampak aadalah dunia ide-ide yang disebut dunia
metafisik. Setelah mengetahui pengertian filsafat dan politik, definisi filsafat
politik diperoleh melalui gabungan keduanya, yaitu sebagai upaya untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan politik secara sistematis, logis,
bebas, mendalam, serta menyeluruh. Berfilsafat berarti bergulat dengan
masalah-masalah dasar manusia dan membantu manusia untuk
memecahkannya (http://www.scribd.com/doc/76905813/TEORI-FILSAFAT-
POLITIK).
Filsafat politik mempunyai cakupan yang lebih luas daripada filsafat
administrasi. Hal ini disebabkan filsafat politik membicarakan apa itu politik
dan hakikat politik serta kekuasaan dalam negara.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya Suatu Konsepsi ke Arah
Pertimbangan Bidang Filsafat, filsafat administrasi masih harus
dikembangkan sebab filsafat administrasi itu belum jelas membahas apa. Jika
kita berbicara tentang administrasi sebagai ilmu, “ilmu” administrasi yang
sudah mantap dapat dikatakan lebih teknis karena ilmu administrasi
membicarakan bagaimana administrasi dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Ilmu administrasi menyajikan teori, prinsip, dan teknik administrasi
dalam mencapai efektivitas dan efisiensi tujuan (Moersaleh, 1999:3.2).
Relevansi filsafat administrasi tidak langsung mengenai operasionalisasi
administrasi. Akan tetapi, mengenai pengaruhnya terhadap ketajaman
berpikir sikap, watak, akhlak, moral, dan mentalitas para pelaksana
administrasi.
4.12 Filsafat Administrasi
c. Filsafat bahasa
Filsafat ini adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan
penyelidikan bahasa atau kata-kata secara mendalam. Penyelidikan itu
meliputi:
1) arti bahasa
2) simbol-simbol
3) hubungannya dengan bahasa lain
4) hubungan bahasa dengan ilmu-ilmu lain.
d. Filsafat budi
Filsafat ini adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan masalah
kesadaran mental dalam menghadapi apa saja. Ia merupakan pemikiran
secara filsafati mengenai gejala-gejala mental yang menyangkut segala
makhluk yang mempunyai kesadaran.
Filsafat budi sering disebut etika yang berkaitan dengan masalah moral
mengenai baik dan buruknya suatu tingkah laku manusia. Di samping itu,
filsafat ini juga membicarakan tindakan yang disadari, dipilih, dan disengaja
sehingga menunjukkan tindakan yang susila atau bermoral.
e. Filsafat nilai
Filsafat nilai adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan masalah
nilai atau value. Ia membahas perihal nilai, seperti nilai material, nilai
kerohanian, nilai kejasmanian, nilai ekonomi, nilai watak, nilai keindahan,
dan sebagainya.
Filsafat nilai sering disebut aksiologi yang terkait dengan bentuk nilai.
Setiap tindakan manusia pasti terdapat nilai, tidak ada yang bebas nilai
karena berkaitan dengan tindakan-tindakan manusia. Nilai merupakan akar
fakta. Reduksi nilai menjadi fakta. Nilai sebagai akibat perilaku khusus setiap
orang dalam kebudayaan. Fakta sebenarnya merupakan batas penilaian. Fakta
tidak ditemukan seperti objek atau benda tertentu yang dipungut. Fakta
adalah hasil pengamatan, penjelasan teori, serta usaha yang bersifat
ADPU4531/MODUL 4 4.13
f. Filsafat sosial
Filsafat sosial merupakan cabang filsafat khusus yang membicarakan
masalah-masalah kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat. Ia
mempelajari masyarakat dengan kehidupan sosialnya secara filsafati.
Manusia merupakan makhluk sosial yang dibutuhkan dari lahir hingga
meninggal. Secara filsafat sosial, “diriku adalah dirimu” karena dirimu terdiri
atas diriku sehingga saling membutuhkan. Filsafat sosial menekankan
masalah kehidupan bersama (sosio). Filsafat sosial mencari hakikat yang
terdalam apakah sosial itu, mau ke mana, dan untuk apa kita bersama.
g. Filsafat pendidikan
Filsafat ini adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan masalah-
masalah pemikiran pendidikan secara mendalam. Hal-hal yang dibicarakan
dalam filsafat pendidikan:
1) penyusunan kurikulum
2) dasar-dasar dan sarana kurikulum
3) penentuan metode pengajaran
4) pengaturan program studi
5) administrasi pengajaran
6) organisasi sekolah.
h. Filsafat kebudayaan
Filsafat kebudayaan adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan
masalah nilai-nilai budaya. Kebudayaan itu merupakan hasil tindakan atau
perbuatan manusia. Selain itu, filsafat kebudayaan juga merupakan unsur-
unsur yang memengaruhi tindakan atau perbuatan manusia selanjutnya.
Kajian filsafat kebudayaan bermula dari tiga dimensi atau tiga tahap.
4.14 Filsafat Administrasi
i. Filsafat teknologi
Filsafat ini merupakan cabang filsafat khusus yang membicarakan
masalah teknologi secara mendalam. Hal-hal yang dibicarakan:
1) dasar-dasar teknologi
2) tujuan teknologi
3) penerapan teknologi.
j. Filsafat agama
Filsafat ini adalah cabang filsafat khusus yang membicarakan masalah-
masalah agama secara mendalam. Ia memikirkan secara kritis dan analitis
arti-arti dan kepercayaan-kepercayaan yang bersangkutan dengan agama.
Hal-hal yang dibicarakan tentang:
1) agama langit, yakni agama yang berdasarkan wahyu
2) agama bumi, yakni agama yang berdasarkan kebudayaan
3) masalah keimanan atau kepercayaan kepada Tuhan
4) masalah pemujaan dan peribadatan
ADPU4531/MODUL 4 4.15
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
1) Ilmu administrasi otomatis menjadi salah satu kajian dari filsafat ilmu
yang menspesialisasikan pada, kecuali ....
A. pemikiran bersifat spekulatif
B. melukiskan hakikat realitas secara lengkap
C. tidak ada batasan jangkauan
D. melakukan penyelidikan tentang kondisi krisis
C. Richard M. Cyert
D. Vincent Ostrom
Kegiatan Belajar 2
Manajemen Administrasi
Kata administrasi berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrate. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan arti to dalam bahasa
Inggris yang berarti ke atau kepada, sedangkan ministrate adalah melayani,
membantu, atau mengarahkan dan mengatur. Charles A. Beard pernah
berkata, “Tidak suatu hal untuk abad modern sekarang ini yang lebih penting
dari administrasi.” Kelangsungan pemerintah akan sangat bergantung atas
kemampuan kita untuk membina dan mengembangkan filsafat administrasi
yang mampu memecahkan masalah masyarakat modern. Sebenarnya,
administrasi sudah ada sejak timbulnya peradaban manusia. Pada zaman
modern, perkembangan administrasi dilandasi dengan munculnya tokoh-
tokoh baru di bidang administrasi dan manajemen
(www.hadirukiyah2.blogspot.com).
Menurut Dwight Waldo (1955), ahli administrasi, administrasi adalah
suatu bentuk daya upaya manusia yang kooperatif dan mempunyai tingkat
rasionalitas yang tinggi. Pernyataan ini membutuhkan kualifikasi lebih lanjut.
Pertama, administrasi bukanlah satu-satunya bentuk kerja sama manusia
yang rasional. Kedua, ada suatu pertanyaan implisit yang penting terhadap
ungkapan tingkat rasionalitas yang tinggi. Dwight Waldo (1955:224)
menggambarkan administrasi sebagai bentuk daya upaya manusia dengan
tingkat rasionalitas yang tinggi. Ciri administrasi adalah birokrasi, organisasi,
dan manajemen organisasi. Ini menunjukkan struktur daripada administrasi,
sedangkan manajemen menunjukkan fungsinya. Keduanya saling tergantung
dan tidak dapat dipisahkan. Organisasi melihat administrasi dalam
keadaannya yang statis dan mencari pola, sedangkan manajemen melihat
administrasi dalam keadaan dinamis dan bergerak.
Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu manus yang berarti tangan
dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja
managere yang berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen/pengelolaan.
ADPU4531/MODUL 4 4.27
Manajemen sebagai suatu proses memiliki banyak tugas atau fungsi yang
fundamental. Mengenai ini, ada beberapa ahli berlainan pendapat. Akan
tetapi, pada hakikatnya, yang jadi klasifikasi pokok adalah perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Berhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja sama, titik
beratnya ada pada usaha pemanfaatan orang-orang. Ini berarti ia melakukan
perfomance-nya melalui sumber-sumber yang tersedia. Sebagai sarana dan
4.30 Filsafat Administrasi
prasaran usaha kerja sama dan untuk mencapai tujuan tersebut, yang
dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapat
dimanfaatkan dalam penyelesaian usaha kerja sama yang bersangkutan.
Perkembangan administrasi dan manajemen adalah suatu ilmu yang
saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Hal ini disebabkan di dalam
administrasi terdapat manajemen yang berfungsi sebagai motor penggerak
jalannya administrasi. Banyak hal yang membedakan administrasi dengan
manajemen. Yang tergabung dalam administrasi meliputi seni, kebijakan,
nilai, strata yang berada di atas manajemen, eselon, strategi, kualitatif, orang,
reflektif, dan generalis. Sementara itu, manajemen meliputi bidang keilmuan,
eksekusi, dan fakta. Kedudukannya di bawah administrasi, eselon, taktik,
kuantitatif, material, aktif, dan sosialis. Dari perbedaan di atas, dapat kita
simpulkan bahwa administrasi sangat berhubungan erat dengan manajemen
dari poin-poin perbedaan yang kita baca dan kita hubungkan. Manajemen
merupakan mesin penggerak dari administrasi
(www.nashir6768.multiply.com).
B. MANAJEMEN ADMINISTRASI
bagi seluruh organisasi. Pada tingkat manajemen, fungsi itu bersifat sektoral
(www.zanikhan.multiply.com)
Fungsi administrasi ini kiranya dapat lebih mudah dipahami jika kita
perhatikan manajer kota dalam pemerintahan kota. Di situ terlihat pembuatan
kebijaksanaan dan fungsi seremonial yang dijalankan oleh dewan dan wali
kota dipisahkan dari fungsi-fungsi administrasi yang dijalankan oleh manajer
kota yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan fungsi manajemen
administrasi yang disandangkan presiden. Inilah unsur sifatnya. Manajer kota
sesungguhnya harus berperan sebagai pimpinan administrasi. Tugas ini
meliputi administrasi secara keseluruhan, bukannya satu bidang tertentu saja,
seperti manajemen personalia, manajemen anggaran, dan sebagainya.
Dengan kata lain, manajemen administrasi yang dijalankan oleh presiden
Amerika Serikat atau manajer kota meliputi seluruh bidang. Inilah yang
menentukan sifat lain yang dimiliki manajemen administrasi, yaitu
keseluruhannya dan menggunakan sejumlah besar proses serta prosedur
administrasi. Untuk mudahnya, hal ini diklasifikasikan oleh Clarence dan
Ridley.
Administrasi dan manajemen adalah suatu ilmu yang saling
berhubungan dan tidak terpisahkan. Di dalam administrasi, terdapat
manajemen yang berfungsi sebagai motor penggerak jalannya administrasi
negara (www.zanikhan.multiply.com).
Berkaitan dengan hal di atas, kita dapat mengutip Luther Gulick, salah
seorang pencipta teori manajemen administrasi seperti yang disebut Warren
Bennis dalam karangannya Leadership Theory and Administrative Behavior.
Dalam makalahnya tertulis mengenai singkatan POSDCORE yang berarti
planning (perencanaan), organizing (mengorganisasi), staffing (pengisian
staf), directing (mengarahkan), dan budgeting (menganggarkan). Jika kita
perhatikan sejenak POSDCORE Gulick ini, sifat menyeluruh itu akan lebih
meyakinkan.
Jelas juga dari pertanyaan-pertanyaan di atas bahwa manajemen
administrasi berkaitan dengan pengorganisasian, yaitu pembagian dan
penyatuan daya upaya ke arah suatu tujuan atau kebijakan. Selain itu,
manajemen organisasi berkaitan dengan manajemen, yaitu pemanfaatan
secara efektif sumber daya manusia dan materi dalam upaya mencapai tujuan
yang diketahui. Inilah yang kita sebut organisasi dan manajemen. Istilah ini
telah menyebabkan pergantian nama Office of Administrative Management of
the U.S. dan Bureau of the Budget dengan Office of Management and
4.32 Filsafat Administrasi
1. Penggerakan (Motivating)
Terdefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja
kepada para bawahan sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan ekonomis. Fungsi penggerak
merupakan fungsi terpenting karena fungsi ini mampu menjadikan manusia
sebagai objek langsung. Motivating secara implisit berarti pimpinan
organisasi berada di tengah para bawahannya. Dengan demikian, pimpinan
dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasihat, dan koreksi jika diperlukan.
Secara eksplisit, pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana operatif
dalam memberikan jasanya memerlukan beberapa macam hal pendorong.
ADPU4531/MODUL 4 4.33
2. Pengawasan (Controlling)
Ini merupakan proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai
rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Dari definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengawasan sangat berhubungan dengan perencanaan
sehingga Harold Kontz dan Cyrill O‟Donnel mengatakan bahwa perencanaan
dan pengawasan merupakan kedua sisi mata uang yang sama. Jelas bahwa
tanpa adanya rencana, pengawasan tidak mungkin dapat berjalan lancar
karena tidak ada pedoman untuk melakukan pengawasan itu. Tanpa adanya
pengawasan, mungkin rencana yang memang sudah tertata dan terlaksana
akan mengalami penyimpangan karena tidak ada alat untuk mencegahnya.
3. Penilaian (Evaluating)
Tahap ini adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang
terakhir. Penilaian adalah proses pengukuran dan pembandingan hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu penilaian sebagai pelaksana fungsi
turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi. Kegiatan yang terus-
menerus dilakukan oleh administrasi dan manajemen adalah penilaian yang
merupakan kesenjangan antara hasil pelaksana yang sesungguhnya dicapai
dan hasil yang seharusnya dicapai
(www.belajarmanagement.wordpress.com).
Dengan perkataan lain, administrasi di mana pun terjadinya maka napas yang
diembuskan dalam kegiatannya adalah napas efisiensi. Dengan demikian,
setiap usaha kerja sama dalam suatu organisasi, apabila proses
penyelenggaraannya dilakukan tanpa ada efisiensi kerja, kerja sama semacam
itu bukanlah yang diinginkan oleh suatu pengetahuan yang disebut
administrasi. Prinsip ini mengandung arti bahwa di mana pun administrasi itu
dijadikan di Barat dan Timur, di desa ataupun di kota, di perusahaan negara
ataupun perusahaan milik sendiri, dalam pemerintah ataupun di dalam
kegiatan swasta (nonpemerintah), dan militer ataupun di dalam kegiatan kerja
haruslah merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan segala kegiatan
dalam mencapai tujuan organisasi.
Memang, prinsip ini mudah untuk dikatakan, tetapi sulit penerapannya,
khususnya bagi mereka yang kurang memahami, meresapi, dan menghayati
pengertian serta manfaat dari efisiensi kerja. Di Indonesia, istilah ini sudah
agak lama dikenal, yakni bersama dengan mulai dikembangkan ilmu
administrasi. Akan tetapi, di sana-sini masih banyak dijumpai kegiatan para
pelaksana yang jauh dari efisiensi kerja. Hal ini disebabkan oleh susunan
masyarakat Indonesia yang sebagian besar terdiri atas masyarakat agraris.
Ahli psikologi mengatakan lain, hal ini disebabkan bangsa Indonesia
hampir sebagian besar tidak dapat berlaku tegas, padahal efisiensi kerja
meminta ketegasan tersebut. Maka itu, jika terdapat penyebab terulurnya
keputusan yang seharusnya dapat dengan cepat dan sudah jelas
permasalahannya, hal tersebut tidak perlu diherankan karena tidak dapat
bertindak tegas.
Memang, banyak jika dicari penyebabnya. Yang paling penting sekarang
ini, bagaimana cara yang seharusnya dipakai dalam mengamalkan efisiensi
kerja pada kegiatan proses administrasi tersebut (www.zanikhan.
multiply.com).
dua jam. Maka, cara A lebih efisien daripada cara B. Dengan kata lain, tugas
tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan cara yang benar atau
efisiens. Sementara itu, efisien berarti melakukan sesuatu yang benar (do the
right thing) (www.aguswibisono.com).
LAT IH A N
1) Unsur manajemen adalah 5M, yaitu (a) men, (b) money, (c) material, (d)
market, (e) method.
2) Perkembangan ilmu administrasi dan manajemen saling berhubungan
antara pelayanan dan pengaturan, yaitu saling membutuhkan dalam suatu
organisasi.
3) Ilmu Administrasi Manajemen
a. melayani a. mengatur
b. membantu, mengarahkan b. kerangka pengatur
c. daya upaya kooperatif c. mengatur benda/barang
d. sistem pekerjaan yang harus d. proses pendayagunaan
dilayani
4) Fungsi manajemen administrasi:
a. penggerakan (motivating)
b. pengawasan (controlling)
c. penilaian (evaluating).
5) Hubungan antara administrasi dan manajemen:
a. keduanya membuat kebijakan dalam melayani dan pengaturan
b. kegiatan untuk mencapai efektif dan efisien dalam proses
c. proses penyelenggaraan dalam kegiatan dan aktivitas kerja.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
C. administrasi
D. operasi
Glosarium
Daftar Pustaka
Gie, The Liang dan Sutarto. (1977). Pengertian, Kedudukan dan Perincian
Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana.
Osborne, David, dan Ted Gaebler. (1994). Reinventing Government: How the
Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector. New York:
Penguin Books.
ADPU4531/MODUL 4 4.45
- http://hukum-on.blogspot.com/2011/02/filsafat-hukum.html
- http://seputarpolitik.blogspot.com/2009/08/definisi-atau-pengertian-politik.html)
- http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/teori-administrasi-negara.html
Modul 5
PEN D A HU L UA N
6. bidang komunikasi
7. bidang kepegawaian
8. bidang keuangan
9. bidang perbekalan
10. bidang perkantoran
11. bidang humas (The Liang Gie, 2006:5).
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar kesatu (KB
1) membahas perkembangan ilmu-ilmu administrasi. Kegiatan belajar kedua
(KB 2) berisi bahasan tentang kelompok unsur utama dan unsur pelengkap
dalam Ilmu Administrasi. Kegiatan belajar ketiga (KB 3) membahas filsafat
administrasi versi Barat dan versi Indonesia.
Kompetensi Umum
Secara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat
memahami ilmu administrasi dan kelompok-kelompoknya, perkembangan
ilmu administrasi dan fenomena administrasi sebagai sasaran, serta dapat
memahami filsafat administrasi versi Barat dan versi Indonesia.
Kompetensi Khusus
Secara khusus, setelah Anda mempelajari modul ini, Anda diharapkan
dapat menjelaskan:
1. perkembangan atau tumbuhnya administrasi
2. ilmu administrasi sebagai sasaran filsafat
3. kelompok unsur utama dalam ilmu administrasi
4. kelompok unsur pelengkap dalam ilmu administrasi
5. filsafat administarsi versi Barat
5. filsafat administrasi versi Indonesia.
ADPU4531/MODUL 5 5.3
Kegiatan Belajar 1
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
C. cara pendekatan
D. semua benar
Kegiatan Belajar 2
2. unsur pelengkap:
a. kepegawaian
b. keuangan
c. perbekalan
d. perkantoran
e. humas.
1. Ilmu Organisasi
Ilmu organisasi merupakan kelompok pengetahuan yang mempelajari
usaha kerja sama manusia. Pokok-pokok soal yang dibahas dalam ilmu
tersebut meliputi:
5.16 Filsafat Administrasi
a. asas-asas organisasi
b. dasar-dasar pembentukan organisasi
c. bentuk-bentuk organisasi
d. watak organisasi
e. bagan organisasi
f. peranan pekerja staf
g. birokrasi
h. teori organisasi
i. hubungan-hubungan manusia dalam organisasi.
2. Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen merupakan kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang mempelajari rangkaian aktivitas menggerakkan orang-
orang dan menggerakkan fasilitas kerja agar tujuan kerja sama tercapai.
Dalam setiap usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, harus ada
seorang pejabat yang memimpin segenap proses penyelenggaraannya.
Pejabat pimpinan itu berkedudukan sebagai manajer. Ia melakukan tugas
yang mempunyai dua segi.
5.18 Filsafat Administrasi
a. Perencanaan
Fungsi ini menggambarkan sesuatu pada awalnya mengenai hal-hal yang
harus dikerjakan dan cara mengerjakannya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Pembuatan keputusan
Fungsi ini melakukan pemilihan di antara berbagai kemungkinan untuk
menyelesaikan anak persoalan, pertentangan, dan keraguan yang timbul
dalam proses penyelenggaraan usaha kerja sama tersebut.
c. Pembimbingan
Fungsi ini memerintah, menugaskan, mengarahkan, dan menuntun para
pegawai untuk melaksanakan berbagai pekerjaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Pengoordinasian
Fungsi ini menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan orang-
orang dan pekerjaan sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan
seirama menuju tercapainya tujuan tanpa terjadi kekacauan, percekcokan,
kekembaran, atau kekosongan kerja.
ADPU4531/MODUL 5 5.19
e. Pengendalian
Fungsi ini memeriksa, mencocokkan, dan mengusahakan pekerjaan agar
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan hasil yang
dikehendaki.
f. Penyempurnaan
Fungsi ini memperbaiki kekurangan-kekurangan dan ketidaktepatan
yang timbul pada struktur organisasi serta tata kerja sewaktu berlangsungnya
proses penyelenggaraan usaha kerja sama tersebut.
Bagi usaha kerja sama, hal tersebut dinamakan penganggaran belanja. Suatu
segi lain dari ilmu administrasi keuangan ialah pencatatan segenap
pengeluaran biaya dalam usaha kerja sama tersebut. Penelaahan terhadap segi
ini menumbuhkan pengetahuan pembukuan. Segi lainnya lagi mengenai
pemeriksaan terhadap ketepatan tindakan-tindakan dalam bidang keuangan.
Ini lazimnya disebut pengetahuan penelitian keuangan. Akhirnya,
sekelompok pengetahuan tentang pengurusan utang piutang menumbuhkan
pengetahuan administrasi utang piutang (The Liang Gie, 2009:5.20).
Dari pokok bahasan tersebut, telah tumbuh pengetahuan yang cukup luas
yang disebut administrasi harta benda (The Liang Gie, 2009:5.21).
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
10) Ilmu administrasi harus mempelajari segenap proses, metode, dan alat
untuk suatu organisasi, yaitu ….
A. memelihara hubungan dan saling pengertian yang sebaik-baiknya
dengan masyarakat sekelilingnya
B. memperkenalkan namanya
C. mendapat dukungan orang banyak
D. menjadi terkenal
Kegiatan Belajar 3
administrasi negara dan tugas. Kemudian, ada pula sistem administrasi yang
berpangkal pada perbedaan administrasi dalam hukum administrasi yang
bersumber pada Allgemeine Staatslehre. Hal itu kini kebanyakan dianut di
negara-negara Eropa Barat dengan pengertian administration tercakup dalam
pengertian public administration yang bersumber pada political science,
misalnya di Inggris dan Amerika Serikat. Perbedaan tersebut secara singkat
dapat dilukiskan di bawah ini (Ichsan, 1976:102).
1. Para sarjana di Inggris dan Amerika Serikat berpendapat bahwa ilmu
politik mempelajari kekuasaan dalam sifatnya, asasnya, perkembangan,
rangka, dan akibatnya. Sementara itu, para ahli di Jerman berpendapat,
ilmu politik mempelajari negara sebagai gejala hukum, tafsiran yuridis
perundang-undangan dalam pelaksanaan hukum administratifnya.
Demikian Alemeine Staatslehre.
Inggris dan Amerika Serikat mempelajari negara sebagai gejala
pewenangan (machtsverschijnsel) yang menyangkut ekonomi, sosial,
budaya, dan agama dari masyarakat. Sementara itu, Eropa Barat meng-
approach hal ini dari sudut hukum dan perhubungan hukum dalam
merealisasikan cita-cita lahirnya suatu negara hukum. Oleh karena itu, ia
memasukkan persoalan pemerintahan dalam dunia perhubungan hukum
atau dunia verwaltungsakt (administratif) yang masih merupakan begrip
(pemahaman) „abstrak‟. Begrip kemungkinan adalah gejala-gejala
kemasyarakatan. Di sini, ilmu politik terikat pada ilmu induknya, yaitu
ilmu hukum, sedangkan pandangan politik dijauhkan dari pandangan
yuridis.
Belanda, begitu juga RI sebagai bekas jajahannya dahulu, menganut teori
reine rechtslehre (hukum doktrin). Maksudnya, negara dan ketertiban
hukum dianggap identik. Kini, negara RI dalam perkembangannya
berada di tengah-tengah.
2. Perbedaan ini berhubungan erat dengan sejarah perkembangan di negara
masing-masing. Dalam abad ke-19, geestelijke vrijheid (spirit
kebebasan) di Amerika Serikat lebih terjamin daripada Eropa Barat.
Dengan ini, political science lebih pesat berkembang sehingga
adminiatrative law di Amerika Serikat lebih sempit daripada lapangan
hukum administrasi di Eropa Barat.
Di Amerika Serikat, penyelesaian persoalan-persoalan pemerintahan
diusahakan dan dimasukkan untuk kebijaksanaan dan sistem atau
organisasi yang merupakan suatu ilmu yang disebut public
5.32 Filsafat Administrasi
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
Glosarium
Hubungan-hubungan : segenap aktivitas penyatupaduan manusia
manusia (human dengan pekerjaan dalam suatu organisasi
relations) yang memungkinkan pengembangan diri
manusia sepenuhnya sehingga antara
manusia dan kerja terdapat hubungan timbal
balik yang bermanfaat.
Ilmu administrasi (1) : suatu cabang ilmu yang mempelajari proses
penyelenggaraan dalam suatu kerja sama
dari sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Ilmu administrasi (2) : suatu kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang mempelajari segenap
proses, metode, dan alat-alat sehingga dapat
dilakukan oleh organisasi untuk memelihara
hubungan dan saling pengertian yang
sebaik-baiknya dengan masyarakat
sekelilingnya.
Ilmu administrasi (3) : satu kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang segenap proses pemakaian
manusia sebagai tenaga kerja sejak
penerimaannya sampai pemberhentiannya
Ilmu administrasi (4) : suatu kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang mempelajari segenap
proses penyelenggaraan mengenai kebutuh-
an, penyediaan, dan penggunaan benda, alat,
tempat kerja, dan fasilitas-fasilitas lainnya
dalam suatu usaha kerja sama.
Ilmu komunikasi : suatu kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang mempelajari segenap
proses menyampaikan warta dari suatu
sumber ke suatu tempat tujuan dalam usaha
kerja sama.
Ilmu manajemen : suatu kelompok pengetahuan dalam ilmu
administrasi yang mempelajari rangkaian
5.42 Filsafat Administrasi
Daftar Pustaka
Gie, The Liang. (1998). Philosophy as an Element of Human Existence: A
Systematic Clarification. Yogyakarta: Center for the Learning of Useful
Knowledge.
Gie, The Liang. (1976). Pokok-pokok PPBS dan MIS. Cetakan Ketiga
Yogyakarta.
Gie, The Liang. (2006). Filsafat Administrasi, BMP ADPU 4531. Cetakan ke
enam . Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
PEN D A HU L UA N
P ada 1961, The Liang Gie untuk pertama kalinya menulis karangan
administrasi dengan judul Pengertian Ilmu Administrasi dan
Kemungkinan Pengembangannya di Indonesia. Karangan ini kemudian
dimuat dalam bukunya berjudul Unsur-unsur Administrasi: Suatu Kumpulan
Karangan edisi kedua tahun 1979. Dalam bukunya tersebut, dikemukakan
untuk pertama kalinya pembagian administrasi secara vertikal menjadi tiga
rumpun yang terdiri atas administrasi kenegaraan, administrasi perusahaan,
dan administrasi kemasyarakatan.
Dalam pembagian ini, tidak semata-mata hanya berfokus pada tiga hal,
tetapi masih ada pembagian dari sisi lain yang berkaitan dengan persoalan di
atas. Hal ini disebabkan ada pembagian bentuk lain, misalnya administrasi
sebagai proses, administrasi untuk pembangunan, administrasi berorientasi
pada produktivitas, dan administrasi sebagai sumber daya manusia (Nawawi,
1994:2). Dalam modul ini yang merupakan modul revisi, penulis masih
memasukkan sebagian materi dari Modul 6 tulisan The Liang Gie (2006:6.1-
4). Dalam Modul 6 ini, akan dibagi menjadi dua rumpun pengetahuan secara
lengkap melalui dua kegiatan belajar sebagai berikut.
1. Kegiatan Belajar 1: Ilmu Administrasi Menurut Lingkungan.
2. Kegiatan Belajar 2: Dinamika Kekuasaan dalam Pemerintahan.
Kompetensi Umum
Setelah mempelajari Modul 6 ini, Anda diharapkan memperoleh
pengetahuan mengenai ruang lingkup ilmu administrasi, pandangan tentang
administrasi dan jangkauannya, serta fenomena administrasi sebagai ilmu
6.2 Filsafat Administrasi
Kompetensi Khusus
Secara khusus dengan mempelajari materi Modul 6, Anda diharapkan
mampu menjelaskan:
1. pengertian ilmu administrasi publik;
2. pengertian ilmu administrasi bisnis atau niaga;
3. pengertian ilmu administrasi sosial;
4. dinamika kekuasaan dalam pemerintahan;
5. etika Pancasila dan aktualisasi Pancasila dalam ajaran filsafat
pemerintahan di Indonesia.
ADPU4531/MODUL 6 6.3
Kegiatan Belajar 1
Setiap usaha kerja sama dari sekelompok orang yang dilakukan di mana
pun tentu berlangsung dalam lingkungan suasana tertentu. Lingkungan
suasana tersebut tidak hanya satu macam, melainkan ada tiga macam:
1. lingkungan suasana kenegaraan
2. lingkungan suasana perusahaan
3. lingkungan suasana kemasyarakatan (The Liang Gie, 2006:6.2).
Dengan melihat tiga macam usaha kerja dari sekelompok orang yang
melakukan kegiatan, akan berlangsung satu kegiatan dalam lingkungan. Di
samping itu, lingkungan suasana kenegaraan akan menunjukkan ciri-ciri,
6.4 Filsafat Administrasi
4. Ketentuan-ketentuan Formal
Setiap organisasi memiliki ketentuan atau aturan formal (segi formal
organisasi), baik berdasarkan struktur yang dimilikinya maupun yang sengaja
dirumuskan untuk mengatur/membatasi perilaku personel di dalamnya.
Aturan itu antara lain menimbulkan birokrasi yang akan mewarnai cara dan
intensitas partisipasi personel dalam mewujudkan dinamika organisasi.
6. Teknologi
Perkembangan ilmu yang pesat telah menghasilkan kemajuan teknologi
yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Ketersediaan mempergunakan
teknologi baru yang canggih merupakan faktor pendukung dalam
mewujudkan dinamika organisasi. Organisasi yang tenggelam dalam cara
kerja tradisional dan manual akan selalu tertinggal dinamikanya dari
organisasi yang bekerja dengan menggunakan teknologi yang canggih.
Teknologi akan mempermudah kerja. Tenaga biaya pun dapat dihemat dan
dapat dipergunakan secara maksimal sehingga terwujud dinamika organisasi
yang relevan dengan tuntutan zaman.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
4) Kedua belah pihak yang terlibat dalam pertukaran prestasi timbal balik
adalah ....
A. pihak penjual barang
B. pihak pembeli barang
C. orang-orang sebagai swasta atau organisasi perusahaan juga sebagai
pihak swasta
D. semua orang yang mempunyai minat
C. ilmu manajemen
D. ilmu komunikasi administratif
10) Manakah yang lebih penting antara ilmu administrasi publik dan ilmu
administrasi manajemen?
A. Ilmu administrasi sosial lebih penting dari ilmu administrasi publik.
B. Ilmu administrasi publik lebih penting dari ilmu administrasi sosial.
C. Kedua ilmu itu sama pentingnya.
D. Kedua ilmu itu tidak dapat diperbandingkan.
Kegiatan Belajar 2
Dari uraian tersebut, kita dapat berbesar hati melihat perkembangan ilmu
pemerintahan dari segi kelembagaan. Akan tetapi, yang menjadi masalah
sekarang ini adalah esensi dan eksistensi ilmu pemerintahan sebagai ilmu
yang berdiri sendiri. Sebagai suatu ilmu, sejak dari awal pemikirannya
sampai sekarang, selayaknya sudah sampai pada taraf kuantifikasi ilmu. Oleh
karena berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, ilmu pengetahuan
memiliki beberapa tahap perkembangan. Hal tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.
1. Tahapan Klasifikasi
Ilmu pengetahuan tersebut berada dalam tahap pemilahan, dalam arti
menentukan, termasuk kategori serta kelas yang mana.
2. Tahap Komparasi
Saat ilmu pengetahuan tersebut berada dalam tahap diperbandingkan
dengan ilmu-ilmu lain. Tahap ini merupakan lanjutan dari klasifikasi.
3. Tahap Kuantifikasi
Saat ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap diperhitungkan
kematangannya. Dalam tahap ini, sudah dapat diukur keberadaannya.
sosiologi dan psikologi yang termasuk dalam tahap ini (Muh. Tamar, 2009:
2.12).
Apabila memperhatikan ketentuan tersebut, ilmu pemerintahan telah
melewati tahap klasifikasi, bahkan sudah berada dalam tahap komparasi.
Untuk itu, dua kegiatan penting dilaksanakan oleh Institut Ilmu Pemerintahan
dalam Sistem Pendidikan pada 30-31 Juli 1985 dan Seminar Nasional Posisi
Ilmu Pemerintahan dalam Sistem Pendidikan dan Peranannya dalam
Pembangunan Nasional pada 21-22 Oktober 1991.
Karena itu, pengembangan ilmu pemerintahan sebagai suatu ilmu yang
diandalkan masih memerlukan pengkajian dan penelitian yang mendalam,
baik yang berlaku secara universal maupun yang berlaku khusus pada
masing-masing negara sesuai dengan karakteristik masyarakatnya. Untuk
sampai pada tahap ini, ilmu pemerintahan harus membangun dirinya secara
metodologis serta berani menggunakan kajian ilmu-ilmu lainnya dalam
memperkuat dan memperkokoh eksistensinya sehingga kajian-kajian filsafat
pemerintahan, etika pemerintahan, ekologi pemerintahan, dinamika
kelembagaan pemerintahan, pemerintahan dan perubahan sosial masyarakat,
sejarah pemerintahan, metodologi pemerintahan, psikologi pemerintahan,
perbandingan pemerintahan, kajian agama dan pemerintahan, kajian
kebudayaan dan pemerintahan, kajian ekonomi dalam pemerintahan, kajian
politik dalam pemerintahan, kajian kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan dalam pemerintahan, kajian geografi dan pemerintahan, serta
kajian demografi dan pemerintahan akan memperkaya khazanah ilmu
pemerintahan. Hal tersebut akan membawa perkembangan baru dalam telaah
ilmu pemerintahan dan terbuka peluang untuk meningkatkan ilmu
pemerintahan ke tahap kuantifikasi, bahkan untuk mendapatkan teori-teori
pemerintahan mutakhir. Jadi, ilmu pemerintahan tidak hanya terbatas pada
pemerintahan dalam negeri dan perumusan kebijakan, tetapi sudah
berdimensi luas walaupun tetap dalam objek formal studi pemerintahan, yaitu
hubungan-hubungan pemerintahan yang terdiri atas gejala-gejala dan
peristiwa pemerintahan (Muh. Tamar, 2009:2.13).
Filsafat Kekuasaan
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauannya sendiri sekaligus menerapkannya
terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-
golongan tertentu. Kekuasaan senantiasa ada dalam setiap masyarakat, baik
ADPU4531/MODUL 6 6.21
yang masih bersahaja maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Akan
tetapi, walaupun selalu ada, kekuasaan tidak dapat dibagi rata kepada semua
anggota masyarakat. Justru karena pembagian yang tidak merata tadi, timbul
makna yang pokok dari kekuasaan, yaitu kemampuan memengaruhi pihak
lain untuk kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.
Kekuatan (power) untuk menggerakkan orang-orang salah satunya dapat
dilaksanakan dengan paksaan. Oleh karena itu, dalam sebuah negara, agar
kekuasaan pemerintah tidak menumpuk pada satu orang atau sekelompok
orang, dilakukan pemisahan kekuasaan antara pelaksana undang-undang
(eksekutif), pembuat undang-undang (legislatif), dan peradilan (yudikatif)
(Inu, 1992:54).
Ada lima cara mengapa seseorang memiliki kekuasaan. Hal tersebut
dapat lihat sebagai berikut.
1. Legistimate Power
Legistimate berarti pengangkatan. Jadi, legistimate power adalah
kekuasaan yang diperoleh melalui pengangkatan. Sebagai contoh, menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah, kepala wilayah tidak dipilih, tetapi diangkat, kecuali kepala wilayah
dalam jabatan bupati dan gubernur yang masing-masing merangkap sebagai
kepala daerah tingkat II dan I serta masing-masing dipilih oleh DPRD tingkat
II dan I. Jadi, bagaimanapun lemahnya pribadi seorang camat, apabila surat
keputusan (SK) telah diterbitkan untuk pengangkatannya, yang bersangkutan
memiliki kekuasaan di wilayah kecamatannya.
Hal ini juga berlaku dalam ketenteraman (kemiliteran). Karena situasi
dan kondisi yang tegas tanpa bantahan, untuk suatu jabatan komandan tidak
perlu dilakukan pemilihan umum, tetapi cukup dilaksanakan pengangkatan.
DR. Talizi ataupun Prof. Pamudji membedakan hasil suatu pengangkatan
dengan pemilihan. Hasil pengangkatan adalah seorang kepala, sedangkan
hasil pemilihan adalah seorang pimpinan. Seorang kepala belum tentu dapat
menjadi pemimpin yang baik, tetapi seorang pemimpin sudah tentu seorang
kepala. Contoh lain, kekuasaan yang langsung diperoleh melalui
pengangkatan adalah penobatan seorang putra mahkota (pangeran) menjadi
raja atau kaisar di suatu negara kerajaan.
6.22 Filsafat Administrasi
2. Coersive Power
Coersive berarti kekerasan. Jadi, coersive power adalah kekuasaan yang
diperoleh dengan cara kekerasan. Bahkan, mungkin bersifat perebutan atau
perampasan bersenjata yang sudah barang tentu di luar jalur konstitusional.
Hal ini lazim disebut kudeta (coup d’etat).
Karena cara ini inkonstitusional, banyak kemungkinan, setelah perebutan
kekuasaan, sebagian besar peraturan perundang-undangan negara akan
berubah. Karena perubahan tersebut dilakukan secara mendadak, peristiwa
tersebut dinamakan revolusi.
Revolusi-revolusi besar yang menarik mata dunia di antaranya sebagai
berikut.
a. Jatuhnya Syah Iran ditandai dengan terusirnya Syah dan keluarganya
setelah Imam Ayatullah Rohullah Khomeini tiba dari perasingannya di
Prancis.
b. Jatuhnya Presiden Niccolai Ceausescu dari Rumania ditandai dengan
demonstrasi besar-besaran serta pembantaian Ceausescu dan istrinya.
c. Jatuhnya Kekaisaran Louis di Prancis ditandai dengan penyerbuan ke
penjara Bastille dan pemotongan kepala raja serta keluarga.
Selain itu, ada pula revolusi yang berjalan dengan damai tanpa jatuh
banyak korban, misalnya jatuhnya Presiden Ferdinant Marcos oleh
penggantinya Corazon Aquino
3. Expert Power
Expert berarti ahli. Jadi, expert power adalah kekuasaan yang diperoleh
melalui keahlian seseorang. Maksudnya, pihak yang mengambil kekuasaan
memang memiliki keahlian untuk memangku jabatan tersebut. Perolehan
kekuasaan seperti ini berlaku di negara demokrasi karena sistem
personalianya dalam memilih karyawan memakai merit system. Suatu moto
yang paling tepat untuk pengisian formasi dalam administrasi kepegawaian
seperti ini adalah menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
sebenarnya atau dikenal dengan ungkapan the right man on the right
place. Dengan demikian, seseorang akan ditempatkan sesuai dengan
proporsinya. Apalagi mereka yang dididik khusus untuk itu.
Jadi, apabila pemegang kekuasaan pada instalasi-instalasi tersebut
memanfaatkan wewenangnya, hal itu masih pada tempatnya karena mereka
memang ahli dalam bidangnya tersebut.
ADPU4531/MODUL 6 6.23
Akan tetapi, ada kalanya yang berlaku di suatu negara atau daerah adalah
sebaliknya, yaitu yang menduduki jabatan bukanlah orang yang mampu.
Penempatan pada suatu jabatan kadang disebabkan pengaruh pressure group
atau pengisian jabatan oleh anggota keluarga pejabat yang berwenang. Sistem
kepegawaian seperti ini disebut spoil system sehingga pada gilirannya pada
kelompok elite pemerintahan terbentuk ikatan primordial.
4. Reward Power
Reward berarti imbalan. Jadi, reward power adalah kekuasaan yang
diperoleh sebagai suatu pemberian atau imbalan. Sebagai contoh, perhatikan
bagaimana orang-orang kaya dapat memerintah orang-orang miskin untuk
bekerja dengan patuh. Orang-orang melakukan pekerjaan tersebut hanya
karena mengharapkan dana dan butuh sejumlah uang pembayaran (gaji).
Oleh sebab itu, salah satu faktor untuk memegang suatu tampuk
kekuasaan harus orang yang bedaraan beruang. Tuan-tuan tanah dapat
membayar centeng dan tukang pukul hanya karena adanya pembayaran yang
teratur. Pada suasana kekeratonan, orang-orang ningrat relatif tampak lebih
kaya dibandingkan rakyat jelata.
Lebih jauh dari itu, bahkan lelucon orang kaya, sekalipun tidak lucu,
selalu membuat orang tertawa dan menarik perhatian orang miskin. Pada
akhirnya, orang-orang ber-uang-lah yang memegang kekuasaan. Hal ini
bahkan terlihat di negara-negara adikuasa sekalipun. Perhatikan bagaimana
kalangan jet set menguasai keadaan, paling tidak sebagai grup penekan.
Apabila aparat peradilan butuh pemasukan materi bukan butuh keadilan,
orang-orang berada dapat mengatur sistem peradilan yang menguntungkan
pihaknya. Konglomerat dapat berbuat banyak, tetapi orang-orang berada
tetapi orang-orang yang digelari kolong melarat hanya melakukan pekerjaan
yang cenderung rutinitas.
5. Reverent Power
Reverent berarti daya tarik. Jadi, reverent power adalah kekuasaan yang
diperoleh melalui daya tarik seseorang. Walaupun daya tarik bukan faktor
utama mengapa seseorang ditentukan menjadi kepala, kemudian menguasai
keadaan, daya tarik postur tubuh, wajah yang rupawan, dan penampilan serta
pakaian yang perlente dapat menentukan perhatian orang lain dalam usaha
menjadi kepala.
6.24 Filsafat Administrasi
1. Be Strong Approach
Be strong approach adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
memotivasi bawahan dan masyarakat dengan cara memaksa dan keras. Jadi,
bawahan dan masyarakat melaksanakan pekerjaan dengan rasa takut serta
gentar. Seluruh tugas diikuti dengan ancaman sanksi bagi yang tidak bersedia
melakukannya. Akan tetapi, biasanya cara ini tidak langgeng dan
berlangsung lama karena hanya bertahan selama sang kepala masih berkuasa,
bertindak keras, dan selalu berada di tempat. Selain itu, pendekatan ini juga
berlangsung selama situasi dan kondisi masih mengizinkan dilaksanakannya
be strong approach tersebut.
ADPU4531/MODUL 6 6.25
2. Be Good Approach
Be good approach adalah pendekatan yang digunakan untuk memotivasi
bawahan dan masyarakat dengan cara pemanjaan. Jadi, bawahan dan
masyarakat melaksanakan pekerjaan karena baik hatinya atasan (kepada
organisasi). Bawahan dan masyarakat berusaha untuk memperhatikan
kerajinan, baik untuk memperlihatkan balas budi maupun untuk memperoleh
kerelaan pembayaran lebih lancar, rutin, dan besar. Cara ini juga sulit
dipertahankan karena hanya dapat berlangsung selama kepala dapat
senantiasa bermanis muka dan selalu menyediakan hadiah dan pemberian
yang menarik.
3. Competition
Competition adalah pendekatan yang digunakan untuk memotivasi
bawahan dan masyarakat dalam usaha mengadu mereka melalui berbagai
jenis perlombaan, baik perlombaan antarindividu, grup, maupun perlombaan
dengan organisasi lain (negara lain) di luar organisasi (negara) yang dimiliki.
Perlombaan tersebut dapat berbentuk persaingan kerajinan, keterampilan,
ketangkasan, dan keterampilan administrasi. Jadi, bawahan dan masyarakat
terpancing untuk meningkatkan prestasinya dalam lomba tersebut. Dampak
positif yang lain adalah karena grup (negara) yang bersangkutan dipacu untuk
berlomba mengejar organisasi (negara) lain, cara ini akan menanamkan jiwa
organisasi.
4. Internalized Motivation
Internalized motivation adalah pendekatan yang digunakan untuk
memotivasi bawahan dan masyarakat melalui penanaman kesadaran kerja
pada mereka. Jadi, kepada bawahan dan masyarakat, diberikan pengertian
yang sedalam-dalamnya mengenai hakikat sebuah organisasi (negara).
Karena itu, mereka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
penuh pengertian dan kesadaran. Cara ini dapat bertahan sepanjang kesadaran
itu muncul dari niat yang tulus.
5. Implicit Bargaining
Implicit bargaining adalah pendekatan yang digunakan untuk
memotivasi bawahan dan masyarakat melalui perjanjian. Jadi, kepada
bawahan dan masyarakat, jauh-jauh hari dengan penuh keterbukaan telah
disampaikan rencana dan tujuan organisasi (negara), masa depan organisasi,
6.26 Filsafat Administrasi
disertai dengan janji bahwa mereka merupakan objek dan subjek organisasi
sepanjang mereka dapat menyeimbangkan hak dan kewajiban mereka.
Dengan demikian, pada gilirannya nanti, fungsi pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi berjalan dengan lancar. Cara ini
dapat dilaksanakan apabila janji-janji itu memang pada tempatnya untuk
diwujudkan. Dalam arti, mungkin dicapai dan tidak abstrak (Inu, 1992:61).
Pembagian Kekuasaan
Kekuasaan dapat dipusatkan atau dibagi-bagi oleh pemegang kekuasaan.
Meskipun para ahli pemerintahan mencoba mengusulkan pendapat untuk
membagi atau memilah kekuasaan, pada prinsipnya tidak pernah secara
keseluruhan diikuti oleh para birokrat.
Pendapat-pendapat tersebut dapat digolong-golongkan serta diberi istilah
sebagai berikut.
1. Ekapraja
Kekuasaan dipegang oleh satu lembaga (badan). Bentuk ini cenderung
bersifat diktator (autokrasi).
2. Dwipraja
Pembagian kekuasaan dipegang oleh dua badan (lembaga). Bentuk ini
tampak relatif lebih bertanggung jawab dibandingkan bentuk lainnya.
3. Tripraja
Pembagian kekuasaan dipegang oleh tiga badan (lembaga). Bentuk ini
banyak diusulkan oleh para pakar yang menginginkan demokrasi secara
murni.
4. Caturpraja
Pembagian kekuasaan dipegang oleh empat badan (lembaga). Bentuk ini
harus benar-benar dijalankan dengan konsekuen.
5. Pancapraja
Pembagian kekuasaan dipegang oleh lima badan (lembaga). Bentuk ini
juga baik bila benar-benar dapat dijalankan dengan konsekuen.
Baik tempo dulu maupun sekarang ini, para pakar, seperti dikutip Inu
(1992:62) mengemukakan pembagian kekuasaan atau pemisahan kekuasaan
ini sebagai berikut.
ADPU4531/MODUL 6 6.27
Menurut Lemaire:
1. Wetgeving: kewenangan membuat undang-undang.
2. Bastuur: kewenangan pemerintah.
3. Politie: kewenangan kepolisian.
4. Rechtsspraak: kewenangan pengadilan.
5. Bestuur zorg: kewenangan urusan pemerintahan dalam kesejahteraan
masyarakat.
ada perdana menteri, kedudukan presiden sangat kuat karena tidak dapat
dijatuhkan oleh parlemen. Kuatnya kekuasaan presiden di Prancis ini
tentunya setelah kepemimpinan de Gaulle. Sebelumnya, karena baru saja
hendak mencoba sistem demokrasi setelah meruntuhkan Kekaisaran Louis
XVI, pemerintahan benar-benar rapuh sehingga beberapa kali kita kenal
perubahan orde pemerintahan, yaitu republik pertama sampai republik
kelima.
Sudah barang tentu ini sangat berbeda dengan Pemerintahan India yang
presidennya juga hanya sebagai kepala negara. Sementara itu, kepala
pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang kuat kedudukannya.
Sebaliknya, di negara kerajaan, raja, sultan, ratu, ataupun kaisar memerintah
secara turun-menurun dalam dinastinya. Karena itu, diperlukan seorang yang
arif untuk mengatur pemerintahannya (sebagai kepala pemerintahan atau
perdana menteri, seperti di Jepang dan Inggris). Hal ini tidak berlaku di
Brunei Darussalam karena kepala negara Brunei merangkap jabatan kepala
pemerintahan.
Jadi, setelah para pakar dan ahli ilmu pengetahuan bersusah payah
menciptakan ide tentang pemisahan kekuasaan ataupun pembagian
kekuasaan, tetap saja rakyat diperintah oleh segelintir orang yang disebut
elite pemerintahan. Apakah elite pemerintahan itu akan berbentuk primordial
kesukuan, partai, angkatan bersenjata, ataupun sipil? Itu tergantung budaya
setempat (Inu, 1992:67).
umum, pengayoman, dan pelayanan publik. Hal ini perlu ditopang dengan
sistem karier akuntabilitas, transparansi, keterbukaan, dan aturan hukum
(Sujatno, 2004:16). Pelaksanaan reformasi meliputi:
1. reformasi struktur organisasi dan sistem pemerintahan
2. reformasi peraturan atau penyederhanaan peraturan untuk mengurangi
biaya dan mengurangi penyelewengan
3. reformasi distribusi kekuasaan
4. reformasi budaya organisasi (Osborne, 2000:10).
LAT IH A N
R A NG KU M AN
1. Ilmu pemerintahan merupakan ilmu terapan karena mengutamakan
segi penggunaan dalam praktik, yaitu hubungan antara yang
memerintah (penguasa) dan yang diperintah (rakyat).
2. Ilmu pemerintahan hanyalah merupakan cabang dari suatu disiplin
ilmu serta anggapan yang menumpangtindihkan ilmu administrasi
negara, ilmu politik, ilmu negara, dan ilmu pemerintahan yang pada
gilirannya akan tergeser oleh perkembangan ilmu pemerintahan.
3. Etika Pancasila merupakan landasan moral pembinaan organisasi
Indonesia. Pembinaan organisasi tersebut membuat pemerintah
bersifat pro terhadap perubahan, yaitu melakukan restrukturisasi
yang etis.
4. Kegiatan administrasi negara Indonesia yang berlandaskan etika
Pancasila merupakan kegiatan administrasi negara yang demokratis
dan etis.
TES F OR M AT IF 2
7) Good guvernance mempunyai tiga kaki. Yang tidak termasuk dalam tiga
kaki good guvernance adalah ....
A. administrative guvernance
B. political guvernance
C. good guvernance
D. economic guvernance
6.40 Filsafat Administrasi
Glosarium
Administrasi : segenap proses penataan atau penyelenggaraan
usaha kerja sama sekelompok orang dalam
mencapai tujuan tertentu.
Fungsi primer : langkah-langkah utama dan penting dalam
melakukan pengendalian kerja sama sejumlah
orang guna mencapai tujuan tertentu.
Fungsi sekunder : pekerjaan operasional yang bersifat rutin agar
dapat dilaksanakan secara maksimal dan tetap
memerlukan kemampuan berpikir petugasnya.
Ilmu administrasi : suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam
lingkungan masyarakat.
Ilmu administrasi bisnis : suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam
lingkungan suasana perusahaan untuk masing-
masing berkembang menjadi pengetahuan
sistematis sendiri-sendiri.
Ilmu administrasi publik : suatu rumpun ilmu administrasi yang membawahi
semua administrasi dalam lingkungan suasana
kenegaraan untuk masing-masing berkembang
menjadi pengetahuan sistematis sendiri-sendiri.
Ilmu administrasi sosial : suatu rumpun dalam ilmu administrasi yang
membawahi semua administrasi dalam
lingkungan suasana perusahaan untuk masing-
masing berkembang menjadi pengetahuan
sistematis sendiri-sendiri.
Ilmu pemerintahan : ilmu terapan karena mengutamakan segi
penggunaan dalam praktik, yaitu hubungan antara
yang memerintah (penguasa) dan yang diperintah
(rakyat).
Kekuasaan : kesempatan seseorang atau sekelompok orang
untuk menyadarkan masyarakat akan kemau-
annya sendiri sekaligus menerapkannya terhadap
ADPU4531/MODUL 6 6.43
Daftar Pustaka
Gie, The Liang. (1979). Suatu Konsepsi ke Arah Penerbitan Bidang Filsafat,
terj. Drs. Ali Modhofir. Yogyakarta: Karya Kencana.
Gie, The Liang. (2009). BMP ADPU 4531: Filsafat Administrasi. Edisi
Kesatu. Jakarta: Universitas Terbuka.