BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber daya alam yang besar. Anugerah seperti ini harus dapat
penduduk. Salah satu contoh bahan pangan yang mempunyai nilai gizi
yang tinggi dan berpotensi besar di Indonesia adalah ubi jalar (Amin dkk
2008).
karbohidrat sudah tidak asing lagi bagi masyarakat kita. Bahkan, ubi jalar
memiliki peran yang penting sebagai cadangan pangan yang bila produksi
padi dan jagung tidak mencukupi lagi. Vitamin yang terkandung dalam ubi
zat besi (Fe), kalsium (Ca), kalium (K), fosfor (P) dan natrium (Na) (Aywa,
et al., 2013).
kalangan. Di bidang kesehatan, ubi jalar lokal juga dapat menjadi sumber
baik?”
Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar, jenis yang paling umum
adalah ubi jalar putih, merah, ungu, kuning atau orange. Kelebihan dari
Apricot, Selada, Sawi, Kubis, Bayam, Apel, Semangka, papaya, Ubi jalar,
ungu memiliki kadar β-karoten yang paling tinggi dari ubi jalar yang
lainnya, jumlah β-karoten pada ubi jalar kuning dan ungu dalam kisaran
0,1 - 0,6 mg dalam 100 g (Rose & Vasanthakaalam 2011). Dan dari
penelitian Kemal dkk (2012) menyebutkan bahwa ubi jalar ungu memiliki
kadar β-karoten yang paling tinggi dari ubi jalar yang lainnya, jumlah β-
karoten pada ubi jalar kuning/orange dan ungu dalam kisaran 0,1 - 0,8 mg
dalam 100 g.
tumbuhan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai sumber bahan obat
maka akan dilakukan analisis kadar β-karoten ekstrak ubi jalar ungu
Vis.
B. Rumusan Masalah
UV-VIS ?
1. Maksud Penelitian
kadar β-karoten pada ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.)
2. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
VIS.
b. Tujuan khusus
kadar β-karoten pada ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
spektrofotometri UV-VIS.
2. Manfaat Praktis
E. Kerangka pikir
Data ilmiah
F. Hipotesis
Hipotesa dari penelitian ini adalah ekstrak ubi jalar ungu (Ipomoea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subdivisi : Angiospermae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
2. Nama Daerah
sebutan antara lain, huwi boled, ketela rambat (Sunda), tela rambat
3. Morfologi Tanaman
memiliki susunan tubuh utama terdiri dari batang, ubi, daun, bunga,
6
7
mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun
tersusun dari lima helai daun mahkota, lima helai daun bunga, dan satu
unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.
ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras dan berbiji.
lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang
ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200 g- 250 g
per ubi. Kulit ubi berwarna putih, kuning, ungu atau ungu kemerah-
1997).
4. Kandungan Kimia
dkk 2009).
ungu yaitu antosianidin (Truonget al, 2010), senyawa fenolik (Jung et al,
karbohidrat kompleks, asam folat, dan rendah kalori. Ubi jalar ungu
tinggi. Ubi jalar juga mengandung mineral seperti zat besi (Fe), Fosfor
(P), Kalsium (Ca), dan Natrium (Na). Kandungan gizi lain dari ubi jalar
5. Manfaat Tanaman
2013).
berwarna kuning atau hijau seperti pada wortel, Apricot, Selada, Sawi,
Cabei merah, dan beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah
(Winarno, 2000).
karbon yang besar dengan ikatan ganda dan tunggal yang bergantian,
2013).
larut dalam eter dan aseton, dan tidak larut dalam air. Karotenoid
harus selalu disimpan dalam ruangan gelap (tidak ada cahaya) dan
C. Ekstraksi Simplisia
1. Simplisia
2. Ekstrak
3. Ekstraksi
dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk
biota laut. Zat-zat aktif terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan
4. Metode Ekstraksi
a. Cara Panas
1. Maserasi
2. Perkolasi
bahan.
b. Cara Panas
1. Digesti
40-50oC.
2. Soxlet
mencapai pipa sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas
3. Refluks
4. Infus
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (lebih dari
atau sama dengan 30oC) dan temperatur sampai titik didih air.
D. Spektrofotometri UV-Vis
fotometer adalah Panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih selektif
dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun
blanko dan suatu alat untuk mengukur suatu perbedaan absorbs antara
absis) bukan merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan suatu pita
terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul
spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu system optic
1. Sumber Cahaya
3500 nm.
2. Monokromator
prisma.
3.Tempat Sampel
dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi
ada juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan
4. Detektor
2014).
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan
0,2 sampai 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran
paling minimal
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap
e. Waktu operasional
sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk
Dimana:
diperoleh persamaan:
A=𝐴11 .b.c
Dimana:
𝐴11 = absorptivitas spesifik (ml g-1 cm-1)
b = ketebalan sel (cm)
c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan)
Analisis kualitatif
nilai ekstingsi, A1%, 1cm, yang spesifik untuk suatu senyawa yang
Analisis Kuantitatif
besar dapat diukur pada konsentrasi yang lebih rendah. Senyawa yang
BAB III
METODE PENELITIAN
tanaman ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yang diperoleh dari
C. Metode Kerja
(Pyrex), labu ukur (Pyrex), mikropipet, pipet tetes, pipet ukur (Pyrex),
21
22
p.a, metanol, KOH 15%, Lempeng KLT,dan ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas L.)
E. Prosedur Kerja
menempel. Umbi yang sudah dicuci, disortasi atau dipilih umbi yang
masih segar dan menghilangkan bagian- bagian dari umbi yang tidak
lemari pengering simplisia atau oven untuk mengurangi kadar air dan
b. Proses ekstraksi
Rahmawati 2016).
2. Pembuatan Pereaksi
dengan cara masukkan kertas saring dengan tinggi dan lebarnya yang
adalah eter : benzen (9:1). Plat KLT yang digunakan plat KLT Silika gel
β-karoten
Rahmawati 2016).
Kemudian dari larutan stok 100 ppm dipipet masing-masing 2,5 mL;
Y = a + bx
Dimana :
Y = Serapan
a = intersep
X = Konsentrasi
b = Slop kemiringan
mg
konsentrasi ×volume sampel × fp
Kadar = L
Berat sampel (g)
Keterangan :
Fp = faktor pengenceran
DAFTAR PUSTAKA
Amin, AR, Syaiful, SA, & Mubaraq, S 2008, “Penampilan Fenotipik dan
Daya Hasil Tanaman Ubi Jalar Lokal Sulawesi Selatan, J.Agrivigor,
7 (3).
Rukmana, R 1997, “Ubi Jalar : Budi Daya dan Pasca Panen”, Kanisius,
Yogyakarta.
Shih, M.C, Kuo, C.C, & Chiang, W 2009, “Effects of Drying and Extrusion
on Colour, Chemical Composition, Antioxidant Activities and
Mitogenic Response of Spleen Lymphocytes of Sweet Potatoes”,
J.Food Chemistry, Vol. 117, Issue 1.
Truong VD, Deighton N, Thompson RT, McFeeters RF, Dean LO, Pecota
KV, & Yencho GC 2010, “Characterization of anthocyanins and
anthocyanidins in purple-fleshed sweetpotatoes by HPLC-DAD/ESI-
MS/MS. J”. Agr Food Chem 58: 404-410. DOI:10.1021/jf902799.
LAMPIRAN
Filtrat
- Diukur pHnya (pH 7)
- Diuapkan
Ekstrak kental
Kualitatif Kuantitatif
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Spektrofotometri UV-Vis
Analisis data
Gambar 3. Skema kerja pembuatan ekstrak ubi jalar ungu
(Ipomoea batatas L.)
Berwarna kuning
sampel positif
mengandung β- karoten.
Spektrofotometer UV-VIS
Analisis data
Lampiran 5. Sampel