Anda di halaman 1dari 83

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G A G A S A N M O H AM M A D H AT T A T E NT AN G
P O L I T I K L UA R NE G E R I B E B A S A K T I F

M AK A L AH

D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i Sa l a h Sa t u S y a r a t
M e m p e r o l e h G e l a r Sa r j a n a Pe n d i d i k a n
P r o g r a m St u d i Pe n d i d i k a n Se j a r a h

O le h :
LI N D A ER V A N A
0 6 13 1 4 0 35

P R O G R AM S T UD I PE N D I DI K AN S E J A RA H
J U R U S A N P E N D I D I K A N I L M U P E N G E T A H U A N S O SI A L
F A K UL T A S K E G U RU A N D A N I L M U PE ND I D I K A N
U N I V E R SI T A S S A N A T A D H A R M A
Y O G Y AK A RT A
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G A G A S A N M O H AM M A D H AT T A T E NT AN G
P O L I T I K L UA R NE G E R I B E B A S A K T I F

M AK A L AH

D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i Sa l a h Sa t u S y a r a t
M e m p e r o l e h G e l a r Sa r j a n a Pe n d i d i k a n
P r o g r a m St u d i Pe n d i d i k a n Se j a r a h

O le h :
LI N D A ER V A N A
0 6 13 1 4 0 35

P R O G R AM S T UD I PE N D I DI K AN S E J A RA H
J U R U S A N P E N D I D I K A N I L M U P E N G E T A H U A N S O SI A L
F A K UL T A S K E G U RU A N D A N I L M U PE ND I D I K A N
U N I V E R SI T A S S A N A T A D H A R M A
Y O G Y AK A RT A
2013

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Makalah ini kupersembahkan kepada:


Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi dan
mencurahkan rahmat-Nya kepadaku

Kedua orangtuaku "Agustinus Kateng, Emilia yang selalu memberi semangat dan
mendoakanku”

Para Pendidik yang tidak pernah bosan untuk mengajariku dan membimbingku
selama ini

Thanks you all

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

Karena ia tahu jalan hidupku, seandainya ia menguji aku,


aku akan timbul seperti emas.
(Ayub 23:10)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di
dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil (Mario Teguh)

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Agustus 2013


Penulis

Linda Ervana
NIM: 061314035

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Linda Ervana
Nomor Mahasiswa : 06 1314 035
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
GAGASAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempubiikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal :28 Agustus 2013

NIM: 06 1314 035

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
GAGASAN MOHAMMAD HATTA TENTANG
POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF

Linda Ervana
Universitas Sanata Dharma
2013

Makalah ini bertujuan rnendeskripsikan: (1)Latar belakang pemikiran


Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, (2)Konsep politik luar
negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta.
Penulisan makalah ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-
langkah heuristik (pengumpulan sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi
(penafsiran), historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah sosial, politik dan
ekonomi. Cara penulisannya bersifat deskriptif analitis.
Hasil penulisan menjelaskan bahwa: (1)Latar belakang pemikiran
Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif, mulai berkembang
ketika ia sering mengadakan ceramah atau pertemuan-pertemuan politik, (2)
Konsep politik luar negeri seperti yang pernah diutarakan Bung Hatta pada pidato
pertamanya sebagai Perdana Menteri (PM) Republik Indonesia di hadapan Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) tanggal 2 September 1948
yang menyatakan bahwa: Bebas artinya menentukan jalan sendiri, tidak
terpengaruh oleh pihak manapun sedangkan aktif artinya menuju perdamaian
dunia dan bersahabat dengan segala bangsa, (3)Implementasi politik luar negeri
bebas aktif menurut Mohammad Hatta, periode awal kemerdekaan Indonesia yang
dimulai sejak Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan
bangsa Indonesia dari tangan penjajah pada 17 Agustus 1945, yang telah
membawa bangsa ini menuju suatu era yang baru di mana Indonesia resmi
menjadi sebuah negara merdeka. Sebagai sebuah negara yang baru tentu saja
Indonesia membutuhkan pengakuan dari negara lain bahwa negara Indonesia
sudah berdiri dan siap untuk menjadi anggota dari komunitas internasional.

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

THE IDEAS OF MUHAMMAD HATTA ON THE


FREE AND ACTIVE FOREIGN POLICY

Linda Ervana

Sanata Dharma University


2013

This paper aims to describe: (1) Muhammad Hatta's rationale ideas on the
free and active foreign policy. (2) The concepts of free and active foreign policy
according to Mohaminad Hatta. (3) The implementations of free and active
foreign policy according to Mohammad Hatta.
This paper writing uses heuristic methods (sources collecting), verification
(source critics), interpretation, and historiography. The approaches used are
social, political and economic. Meanwhile, the way of writing is descriptive
analytical.
The results of this writing explain that: (1) the background of thought of
Mohammad Hatta on free and active foreign policy began to develop when he
frequently held lectures or political meetings. (2) The concepts of foreign policy
as Bung Hatta were uttered in his first speech as Prime Minister of the Republic of
Indonesia in the face of Working Agency - Central Indonesia National Committee
(BP-KNIP) on September 2, 1948 saying that: free means to determine its own
path, not affected by any parry, while active means towards world peace and be
friend with all nations. (3) The implementation of free and active foreign policy
according to Mohammad Hatta has started in the early period of independence
which was began since Sukarno and Mohammad Hatta proclaimed Indonesia's
independence from the hands of the invaders on August 17, 1945, which had
brought this nation into a new era in which Indonesia officially became an
independent country. As a new country, Indonesia definitely requires the
recognition from other countries that Indonesia had been established and ready to
become the member of the international community.

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar Negeri Bebas Aktif.” Makalah

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari

batuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dra. Th.Sumini, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Drs. A.K. Wiharyanto, M.M, selaku dosen pembimbing yang telah sabar

membimbing dan memberikan saran serta masukan selama penyusunan

makalah ini.

4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang

telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi

di Universitas Sanata Dharma.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah

memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber

penulisan makalah ini.

6. Kedua orang tua ku Agustinus Kateng dan Emilia, serta kekasihku Raichard

Julius yang tidak pernah lelah berjuang, berdoa, memberikan kasih sayang

dan semangat untuk keberhasilan penulis.

7. Seluruh mahasiswa angkatan 2006, yang telah berproses bersama di Program

Studi Pendidikan Sejarah selama kurang lebih 5 setengah tahun, kebersamaan

yang telah kita lewati bersama-sama tak akan pernah terlupakan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik clan saran yang bersifat membangun bagi makalah

ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUNAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASL........................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
A B S TR A C T . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN, FOTO, GAMBAR DAN TABEL .................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................. 2
1. Tujuan Penulisan ................................................................. 2
2. Manfaat Penulisan ............................................................... 3
BAB II: LATAR BELAKANG PEMKIRAN MOHAMMAD HATTA
TENTANG POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF ............ 5
A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta ............................................ 5
B. Tokoh-tokoh yang Berperan Dalam Politik Luar Negeri Bebas
Aktif Mohammad Hatta ........................................................... 18
C. Situasi Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Lama ... 21
BAB III: KONSEP POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF
MENURUT MOHAMMAD HATTA........................................... 24
A. Makna Bebas Aktif .................................................................. 25
B. Moral dan Kepemimpinan Hatta............................................... 26

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV: IMPLEMENTASI POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF


MENURUT MOHAMMAD HATTA........................................... 29
A. Kebangsaan.............................................................................. 32
B. Hak Asasi Manusia .................................................................. 35
C. Demokrasi................................................................................ 37
D. Ekonomi Kerakyatan................................................................ 39
E. Demokrasi Sosial………………………………………………. 40
F. Pendidikan ............................................................................... 41
BAB V: KESIMPULAN ............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 45
SUPLEMEN .................................................................................................. 46

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR
Foto dan Gambar

1. Gambar 1 ................................................................................................ 46
Prof. Mr Sunario (halaman 18)
2. Gambar 2 ................................................................................................. 47
In Soekarno (halaman 19)

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterlibatan Hatta dalam politik didorong oleh semangat nasionalisme

yang muncul sejak ia berusia 4 tahun karena dia sering melihat kesewenangan

tentara Belanda di depan rumahnya sendiri di pinggir kota Bukit Tinggi.

Kesadaran politik Hatta mulai mendapatkan penempatan setelah dia

bersekolah di MULO (Padang) di mana dia mulai mengenal Jong Sumatranen

Bond (JSB) dan kemudian menjadi anggota pengurus perkumpulan ini. Di

kota Padang itu dia berkenalan dengan para tokoh-tokoh lokal, salah satunya

Sultan Said Ali.

Politik luar negeri bebas aktif pertama kali dilontarkan oleh Perdana

Menteri Mohammad Hatta dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional

Indonesia Pusat (BP KNIP) di Yogyakarta pada tanggal 2 September 1945

dalam pidato yang berjudul : Mendayung di antara dua karangan.

Pada waktu itu, dasar politik luar negeri Republik Indonesia yang

ditanamkannya semata untuk kepentingan nasional. Republik Indonesia tidak

perlu menggantungkan diri kepada kekuatan dan pengaruh negara-negara

besar. Pikiran-pikiran Bung Hatta dalam sidang BP KANIP itu merupakan

pengungkapan yang jelas dan gamblang dari dasar-dasar politik luar negeri

Republik Indonesia yang bebas dan aktif yang berkembang menjadi non-

aligned. Politik luar negeri yang berawal dari pemikiran Bung Hatta. itu

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

belum pernah diselewengkan oleh pemerintah, kecuali G30S/PKI.

Penyimpangan itu disebut oleh Mochtar dengan adanya suatu politik "poros",

yaitu poros Peking-Pnom Penh-Jakarta. Dengan demikian Bung Hatta sebagai

peletak dasar politik luar negeri Republik Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang menjadi objek penulisan ini. Adapun permasalahannya

sebagai berikut yaitu:

1. Bagaimana latar belakang pemikiran Mohammad Hatta tentang politik

luar negeri bebas aktif?

2. Bagaimana konsep politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad

Hatta?

3. Bagaimana implementasi politik luar negeri bebas aktif menurut

Mohammad Hatta?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Penulisan ini secara umum diarahkan untuk menjawab berbagai

masalah yang berkaitan dengan gagasan Mohammad Hatta tentang

politik luar negeri bebas aktif. Untuk itu penulisan ini bertujuan:

a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis latar belakang pemikiran

Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.

b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep politik luar negeri

bebas aktif menurut Mohammad Hatta.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi politik luar

negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

2. Manfaat Penulisan

a. Bagi Universitas Sanata Dharma Khususnya FKIP

Penulisan ini diharapkan untuk menambah bahan bacaan yang

berguna bagi pembaca baik yang berada di lingkungan Universitas

Sanata Dharma maupun bagi pembaca yang berada di luar Universitas

Sanata Dharma khususnya mengenai "Gagasan Mohammad Hatta

Tentang Politik Luar Negeri Bebas Aktif'.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penulisan ini diharapkan bias menjadi referensi dan menambah

perbendaharaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan sejarah

khususnya tentang “Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar

Negeri Bebas Aktif.”

c. Bagi penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menulis

karya ilmiah khususnya tentang “Gagasan Mohammad Hatta Tentang

Politik Luar Negeri Bebas Aktif.”

D. Sistematika Penulisan

Makalah yang berjudul “Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar

Negeri Bebas Aktif” ini memiliki sistematika sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Ba b I :Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II :Uraian tentang latar belakang pemikiran Mohammad Hatta

tentang politik luar negeri bebas aktif.

Bab III :Uraian mengenai konsep politik luar negeri bebas aktif menurut

Mohammad Hatta.

Bab IV :Uraian mengenai implementasi politik luar negeri bebas aktif

menurut Mohammad Hatta.

Ba b V :Kesimpulan dari pembahasan pada bab II, III dan IV.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA TENTANG

POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF

A. Riwayat Hidup Mohammad Hatta

Mohammad Hatta, wakil presiden Republik Indonesia yang pertama,

adalah sosok pemimpin yang berwatak jujur, disiplin, Muslim yang saleh,

negarawan yang demokrat dan ekonom yang berideologi kerakyatan.

Kepribadiannya dibentuk dari gen dan lingkungan serta pengalaman hidupnya

sedari kecil serta dimatangkan oleh ilmu pengetahuan yang diperolehnya.

Mohammad Hatta dilahirkan di Bukit Tinggi 12 Agustus 1902, di sebuah

rumah kayu bertingkat dua.Rumah itu menghadap ke jalan raya Bukit Tinggi,

Payakumbuh. Di dekatnya terdapat sebuah tebat ikan di tanah seluas 800

meter persegi. Dalam memorinya Hatta melukiskan peran kolam ikan kaliuh

itu mampu menimbulkan hubungan yang baik antara kakeknya, Ilyas Gelar

Baginda Marah, dengan orang Belanda yang berkuasa di Bukit

Tinggi.Sewaktu-waktu mereka dikirim ikan dari situ dan sebaliknya pada

Hari Raya Idul Fitri mereka mengirimkan cerutu Belanda yang kesohor

kepada kakeknya.Hubungan yang baik itu membukakan jalan baginya

(Mohammad Hatta) untuk masuk sekolah Belanda.

Ayah Hatta adalah Haji Mohammad Djamil, seorang guru mursyid,

sebuah persaudaraan sufi atau tarekat di Sumatera Barat, yang meninggal

dunia ketika Hatta berumur delapan bulan. Ibunda Hatta bernama Siti

5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Saleha.Hatta merupakan satu-satunya anak bungsu dan anak laki-laki satu-

satunya.

Seiring semakin bertumbuh dewasanya, Hatta kemudian masuk

sekolah Belanda, setelah rencana kakak ayahnya, yang ia sebut "ayah

gaekku", membawa keponakannya yang yatim ini untuk bersekolah di

Makkah gagal. Hatta lebih mengagumi anak-anak kota Gedang yang banyak

berpendidikan Belanda.1

Ketika umurnya belum 10 tahun, pada tahun 1908, Hatta rnengalami

pengalaman pahit.Ketika itu di Aur Tajungkan, Bukittinggi, sejumlah serdadu

marsose dengan bayonet terhunus menggeledah orang-orang yang lewat.Pada

saat itu pemerintah kolonial murka, karena di Kampung Kamang, 16

kilometer dari rumah Hatta, rakyat berontak. Mereka menolak bayar pajak

langsung. Ketika konflik meletus, l2 orang marsose tewas dan 100 penduduk

ditembak mati. Razia dilakukan, orang-orang ditangkap.Termasuk di antara

orang yang dicokok adalah Rais, sahabat kakek Hatta. Momen ketika Rais

melambai dari jendela kereta api dengan tangan yang dirantai tak pernah

hilang dari ingatan masa kecil Hatta. Pengalaman demi pengalaman pahit

menggembleng Hatta.Pengalaman pahit dari kecil membuat Hatta sadar betul

dalam aturan yang disiplin di lingkungan hidupnya.Disiplin yang diterapkan

Hatta berlaku pada sekolah seperti HIS dan MULO, sangat kuat dalam

membentuk sikap mental Hatta.

1
Salman Alfariza. Mohammad Hatta: Biografi Singkat 1902-1980.2009. Jogjakarta, hal. 11-12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Ketika Turki kalah perang pada tahun 1912, negara Islam itu diolok--

olok oleh anak-anak Belanda, Hatta ikut sakit hati. Tetapi kemudian, ia tahu

bahwa ia tidak bisa bersimpati kepada Sultan Turki. Dari Ayah gaeknya, ia

mendengar bagaimana sultan-sultan Turki "melakukan kezaliman dan

menjauhkan perbuatan menurut keadilan Ilahi". Pandangan yang diluar

kelaziman pada waktu itu agaknya berbenih dalam kesadaran Hatta, dalam

keteguhan beragamanya ia tetap kritis, seperti dalam sikap anti-kolonialnya,

tetapi ia tetap tidak anti Barat.

Sejak kecil, Hatta bersekolah di sekolah Belanda.Dia menyelesaikan

pendidikan dasarnya di Europese Lagere School (ELS) di Bukit tinggi pada

1916.Kemudian Hatta menyelesaikan Meer Uitgebreid Lager School

(MULO) di Padang pada tahun 1919.Seterusnya pada tahun 1921, Hatta

menyelesaikan Handel Middlebare School (Sekolah Tinggi Menengah

Dagang) di Batavia.Usai menamatkan sekolah Dagang, Hatta kuliah di

Sekolah Tinggi Ekonomi di Nederland Handelshogeschool, Rotterdam,

Belanda.

Sejak berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi,

sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JBS) cabang Padang. Di kota ini,

Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal perkembangan masyarakat dan

politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan saja koran

terbitan padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran

H.O.S. Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim

dalam Neratja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Pada usia 17 tahun Hatta lulus dari MULO. Setelah itu Hatta lalu

bertolak ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins

Hendrik School.Di sini Hatta mulai aktif menulis.Karangannya dimuat di

majalah Jong Sumatera, Namaku Hindania.Tulisan ini menceritakan perihal

janda cantik yang kaya yang terbujuk menikah lagi.Setelah ditinggal mati

suaminya, Brahmana dari Hindustan, datanglah Musafir dari Barat bernama

Wolandia yang kemudian meminangnya. Kisah ini merupakan salah satu

cerita dari buku yang ditulis Hatta ketika ia bersekolah di Sekolah Tinggi

Dagang.

Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921.la segera

bergabung dalam perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu telah

tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging.Sebelumnya Indische

Vereeniging yang berdiri pada tahun 1908 tak lebih dari ajang pertemuan

pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische

Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij yaitu Suwardi

Suryaninggrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo di Belanda pada

tahun 1913 sebagai eksterruran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De

Expres. Kondisi itu tercipta, tak lepas karena Suwardi Suryaninggrat (Ki

Hajar Dewantara) menginisiasi penerbitan majalah Hindia Poetra oleh

Indische Vereeniging sejak tahun 1916.Hindia Poetra bersemboyan

"Ma'moerlah Tanah Hindia!Kekallah Anak-Rakjatnya!" berisi informasi bagi

para pelajar asal tanah air perihal kondisi di Nusantara, tak ketinggalan pula

tersisip kritik terhadap sikap Kolonial Belanda.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya

menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik.Salah

seorang tokoh politik yang menjadi idola Haita ketika itu ialah Abdul Muis.

"Aku kagum melihat cara Abdul Muis berpidato, aku asyik mendengarkan

suaranya yang merdu setengah parau, terpesona oleh ayunan katanya. Sampai

saat itu aku belum pernah mendengarkan pidato yang begitu hebat menarik

perhatian dan membakar semangat," kata Hatta dalam buku Memoir.Abdul

Muis adalah pengarang roman Salah Asuhan, aktivis Sarekat Islam, anggota

Volhsraad, dan pegiat dalam majalah Hindia Sarekat, koran Kaoem Moeda,

Neratja, Hindia Baroe, Utusan Melayu, dan Peroebahan.

Hatta memang mengawali karier pergerakannya di Indische

Vereeniging pada tahun 1922 ketika ditunjuk sebagai bendahara pada tanggal

19 Februari 1922.Waktu itu, terjadi pergantian pengurus Indische

Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.

Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa

mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama

Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging dan kelanjutannya

mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama

bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang

anggota Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang mereka

akan membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.

Suatu ketika pada media 1922, terjadi peristiwa yang menggemparkan

Eropa.Turki yang dipandang sebagai kerajaan yang sedang runtuh (the sick
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

man of Europr) memukul mundur tentara Yunani yang dijagokan oleh

Inggris. Rentetan peristiwa itu Hatta pantau, lalu ia tulis menjadi serial tulisan

untuk Neratja di Batavia. Serial tulisan Hatta itu menyedot perhatian

khalayak pembaca, bahkan banyak surat kabar di tanah air yang mengutip,

tuiisan-tulisan Hatta.

Pada 17 Januari 1926, Hatta terpilih menjadi ketua Perhimpunan

Indonesia. Pada kesempatan itu, dia menyampaikan pidato inaugurasi yang

berjudul Economische Wereldboura en Machtstgenstetlingen (Struktur

Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan).Melalui organisasi ini, Hatta

giat memperkenalkan cita-cita kemerdekaan di negeri Belanda dan

mengemukakannya di berbagai negara di Eropa, termasuk Belgia, Prancis,

dan Jerman.

Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia",

Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Internasional untuk

Perdamaian Dunia di Bierville, Prancis. Demikian pula pada tanggal 10- 15

Februari 1927, Hatta menjadi wakil delegasi Indonesia dalam Liga

Menentang Imperialisme da n Penindasan Kolonial, suatu kongres

internasional yang diadakan di Brussel, Belgia. Hatta kemudian

memperkenalkan nama "Indonesia" dalam tulisan yang diterbitkan oleh De

Socialist pada Desember 1928.

Selain dikenal sebagai proklamator kemerdekaan Republik Indonesia

bersama Ir. Soekarno, pejuang pergerakan dan pemikir yang visioner, Hatta

juga dipandang banyak kalangan sebagai peletak konsep keadilan,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

keterbukaan, dan demokrasi.Pemikirannya yang paling monumental adalah

pentingnya membangun demokrasi ekonomi kerakyatan, dan menemukan

bentuknya yang ideal dalam koperasi.Itulah sebabnya Mohammad Hatta

dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Eropa, khususnya Belanda, memang menjadi tempat radikalisasi

pandangan-pandangannya tentang politik, dan juga tempat ujian pertama

dengan hukum dan kekuasaan.Bahwa pengalamannya di sini sangat

membekas, dapat dirnengerti. Hatta berada di sana dari umur yang paling

kreatif, 20 tahun sampai dengan 31 tahun. Memorinya bercerita tentang masa

ini sepanjang 140 halaman, penuh dengan perincian yang tampaknya tak

terlupakan. Yang tidak dapat di abaikan ialah bahwa puncak pertama

perjuangan Hatta untuk kemardekaan bangsanya tercapai di sini, ketika ia

memimpin Perhimpunan Indonesia. Organisasi ini hanya mencakup sebagian

kecil (sekitar 25 persen) saja dari mahasiswa Indonesia yang berada Negeri

Belanda.Tapi para pemuda yang berada di tanah asing itu bukan saja

menemukan PI sebagai wadah untuk menyalurkan kebutuhan merumuskan

identitas diri, tapi juga sebagai kegairahan untuk suatu kesempatan tampil.

Setelah tamat Sekolah Tinggi Dagang (Handelshoogeshool), pada 5

Juli 1932 Hatta tiba di Indonesia setelah selama 11 tahun berada di Belanda.

Sebagai seorang pejuang, Hatta tak sempat lama beristirahat. Karena prihatin

dengan pembubaran Partai Nasional Indonesia (PNI) oleh ketuanya sendiri

yaitu Mr. Sartono, Hatta bersama Sutan Sjahrir dan lain-lain mendirikan

Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang memfokuskan kegiatannya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

dalam mendidik kader-kader perjuangan polidk. Namun, dia hanya sempat

aktif dalam pergerakan PNI Baru selama kurang dari satu setengah tahun.

Di partai ini, ia sempat menjadi ketuanya. Ia juga aktif menangani

majalah Dault Ra’ jat(1934-1935). Pada tahun 1934, ia ditangkap oleh

Pemerintah Hindia Belanda dan ditahan di penjara Glodok selama 11 bulan.

Pada tahun 1935, ia dibuang ke Boven Digul, Papua Barat (1934-1935) yang

kemudian dipindahkan ke tempat pembuangan Banda Neira (1935 -1942),

dan pada Februari 1942 dipindahkan lagi ke Sukabumi. Pada 9 Maret 1942, ia

dibebaskan. Jika ditotal, ia sesungguhnya telah diasingkan minimal selama 10

tahun.2

Setelah bebas dari masa hukuman, Hatta kemudian aktif di sejumlah

organisasi tanah air.Tepat setahun setelah meletusnya Perang AsiaTimur

Raya, sebuah rapat umum diadakan di Lapangan Ikada, Jakarta, pada 8

Desember 1942.Hatta diminta berpidato.Dia berkata, "Bagi pemuda

Indonesia, ia lebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar lautan daripada

mempunyainya sebagai jajahan orang kembali."

Pada bulan April 1942, ia menjadi Kepala Kantor Penasihat pada

pemerintah Bala Tentara Dai Nippon. Pada tahun 1943, ia diangkat sebagai

salah satu pimpinan dalam Pusat Tenaga Rakyat (Putera). November 1943,

pimpinan Angkatan Darat Jepang di Indonesia berusaha membuang Hatta ke

Tokyo agar dia terpencil dari perkembangan politik di Indonesia.Namun,

usaha ini gagal, karena perkembangan situasi Perang Pasifik yang terus

2
lbid, ha1.15-17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

berlanjut, termasuk akibat adanya strategi perang Sekutu yang dipimpin oleh

Jenderal Douglas Mac Arthur.

Mohammad Hatta kemudian banyak terlibat dalam pembentukan

Badan Penyidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)

Mei 1944, termasuk dengan mengikuti sidang-sidangnya sejak 29 Mei

1945.Hatta bahkan sangat tahu perihal lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni

1945.Bahkan Hatta ikut dalam pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) pada awal Agustus 1945.

Tetap ketika Jepang kalah oleh Sekutu dan kemerdekaan Indonesia

sudah di ambang pintu, para pemuda pernah kecewa kepada Hatta. Pada 5

Agustus 1945, Subadio Sastrosatomo dan Subianto Djojohadikusumo datang

rnembujuk Hatta agar segera menyerukan pernyataan kemerdekaan. Namun,

mereka tak memperoleh hasil dari Hatta."Hatta tidak bisa diharapkan untuk

revolusi," kata mereka setelah bertengkar.Namun demikian, tak seorang pun

dapat menuduh Hatta pengecut.Hatta dan Soekarno menolak desakan macam

itu karena mereka terikat kepada janji bahwa pernyataan kemerdekaan adalah

hak PPKI, bukan hak Soekarno dan Hatta.

Yang terpenting apa yang digambarkan Hatta adalah penemuan

Soekarno-Hatta dengan Jenderal Terauchi di Dalat (300 km sebelah Utara

Saigon) pada 12 Agustus 1945. Pada kesempatan itulah Terauchi nama

Pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia daiam waktu singkat

setelah sidang Parlemen Jepang ke-85. Di Saigon, sebelum pulang ke

Indonesia pada tanggal 12 Agustus 1945 jam 16.30, Letnan Kolonel Nomura
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

memberi tahu Soekarno-Hatta tentang serbuan Soviet ke Mancuria yang di

jajah oleh Jepang (tidak di terangkan, bahwa pulau Sakhalin bagian selatan di

sebelah utara Hokkaido juga telah di serbu).

Hatta pernah mengeluarkan Maklumat Politik tanggal 1 November

1945 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Indonesia bersedia

menyelesaikan sengketa dengan Belanda melalui cara diplomasi. Di samping

itu Hatta juga mengeluarkan Maklumat pemerintah tanggal3 November 1945

yang isinya berupa anjuran kepada rakyat untuk membentuk partai-partai

politik. Melalui anjuran tersebut, berdirilah sebuah partai politik, yaitu:

Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), PKI (Partai Komunis

Indonesia), PBI (Partai Buruh Indonesia), Partai Rakyat Jelata, Parkindo

(Partai Kristen Indonesia), PSI (Partai Sosialis Indonesia), PRS (Partai

Rakyat Sosialis), PKRI (Partai Katolik Republik Indonesia), Permai

(Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia), dan PNI (Partai Nasional Indonesia).

Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Hatta pernah berusaha mencari

dukungan dunia internasional untuk mendukung Indonesia sebagai negara

merdeka. Sebagai contah, pada Juli 1947, ia pergi ke India dengan maksud

menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi dengan menyamar sebagai

kopilot bernama Abdullah (pilot pesawatnya adalah Biju Patnaik). Nehru

kemudian berjanji bahwa India dapat membantu Indonesia dengan cara

memprotes dan memberikan resolusi kepada PBB agar Belanda dapat

dihukum.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Pada 1949, Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam perundingan

Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hasil perundingan

tersebut adalah Belanda mengakui kedaulatan RI.Berdirilah Republik

Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Hatta sebagai perdana

menterinya. Dalam kurun waktu antara 29 Januari 1948 hingga Desember

1949, ia juga merangkapkan jabatannya sebagai wakil presiden, perdana

menteri, dan sekaligus menjadi menteri pertahanan RIS. Dalam kurun waktu

Desember 1949 hingga Agustus 1950, ia juga merangkap sebagai menteri luar

negeri (menlu) RIS.

Sejak Desember 1956, yaitu sejak tidak lagi menduduki jabatan

struktural pemerintahan, Hatta banyak disibukkan dengan aktivitas-aktivitas

keilmuan (akademik). Selama menjabat sebagai wakil presiden, ia sebenarnya

juga sering menyampaikan ceramah-ceramah ilmiah di berbagai perguruan

tinggi di tanah air. Setelah tidak lagi menjadi birokrat, ia mendapatkan

banyak waktu untuk fokus pada kegiatan keilmuan dan akademis. Ia pernah

menjadi dosen di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat di Bandung (1951-

1961), dosen di Universitas Gajah Mada di Yogyakarta (1954-1959), dosen

luar biasa di Universitas Hasanuddin (1966-1971), dan dosen luar biasa di

Universitas Padjajaran Bandung (1961-1971). Di samping itu, ia juga pernah

menjadi penasihat peresiden dan penasihat komisi tentang masalah korupsi

(1969) dan sebagai Ketua Panitia Lima yang ikut merumuskan penafsiran

Pancasila (1975).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Mohammad Hatta menikah dengan Siti Rahmiati Rachim tanggal 18

November 1945 di Desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat.Rahmi lahir di

Bandung pada 16 Februari 1926.Ia menyelesaikan pendidikan Christelijke

Lyceum (setingkat SMA) di kota yang sama. Rahmi berjumpa dengan Hatta

pertama kali pada usia 17 tahun, saat Soekarno dan Hatta kembali dari

pengasingan.

Dua tahun kemudian, Soekarno menemui Rahmi dan melamarnya

untuk Hatta.Rahmi, yang menilai bakal suaminya sebagai orang serius, hanya

menjawab, "Kalau dia melamar seorang perempuan, tentunya sudah

dipikirnya masak-masak."Rahmi dan Hatta kemudian menikah di

Megamendung, Bogor, pada 18 November 1945.

Mereka lalu mempunyai tiga orang putri, yaitu Meutia Farida, Gemala

Rabi'ah, dan Halida Nuriah.Meutia menikah dengan Dr. Sri-Edi Swasono,

dan Gemala dengan Drs. Mohammad Chalil Baridjambek.Hatta sempat

menyaksikan kelahiran dua cucunya, yaitu Sri Juwita Hanum Swasono dan

Mohamad Athar Baridjambek.

Rahmi mendampingi suaminya dalam senang dan susah. Ia punya

perhatian mendalam pada pengetahuan dan kesenian, khususnya seni lukis. Di

sela-sela mendampingi Hatta, ia menyempatkan diri memperdalam beberapa

bahasa asing, sejarah, dan ilmu politik di bawah bimbingan tutor pribadi. Ia

juga aktif di bidang sosial sejak remaja (dalam kepanduan) hingga ia menikah

dan menjanda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Salah satu bentuk keteguhan prinsip Rahmi adalah tidak menghalangi

Hatta, yang demi prinsipnya, mundur dari jabatan Wakil Presiden, yang amat

dihormati orang pula.Ia tegar menghadapi kehidupan yang sulit dengan

pensiun Hatta yang kecil, padahal usianya baru 30 tahun. Umumnya, istri-istri

pejabat, pada usia sekian, enggan suaminya rneletakkan jabatan dan

meninggalkan fasilitas serta penghormaran formal dari orang banyak, apalagi

berhentinya bukan karena dipecat. Rahmi tetap tegar, meski dalam periode

yang cukup lama, sebagian dari para pejabat dan handaitaulan "takut"

bertemu Hatta, karena kuatir dicap "berseberangan" dengan Soekarno jika

mereka kelihatan dekat dengan Hatta.

Rahmi adalah istri yang mampu menjaga citra, harkar, dan martabat

suami dengan mengasah pengetahuan dan gaya hidupnya hingga mencapai

taraf yang canggih. Setelah Hatta wafat, Rahmi tetap menjadi tiang keluarga

dalam menjaga hati nurani, prinsip, dan martabat Hatta. Membandingkan

kehidupan keluarga Hatta dengan keluarga pejabat lain yang berlimpahan

dengan kemewahan, Rahmi hanya berkata, "Kita sudah cukup hidup begini,

yang kira miliki hanya nama baik, itu yang harus kita jaga terus." Rahmi

dapat menjadi seperti itu, tak lain karena kewibawaan Hatta yang diselubungi

kasih sayang, yang membuatnya, sepeninggal Hatta, sampai akhir hayatnya

dapar terus-menerus membimbing anak-anaknya agar tetap berada dalam

jalur prinsip hidup Hatta.

Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo Jakarta dalam usia 77 tahun, dan dikebumikan di TPU Tanah


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Kusir pada 15 Maret 1980. Ketika iring-iringan jenazah sepanjang empat

kilomerer melewati Jalan Jenderal Sudirman, ratusan orang berbondong-

bondong memberi penghormatan.Sejumlah orang mengibarkan spanduk putih

bercat hitam, "selamat jalan, Bapakku!" Ketika jasad Hatta diturunkan ke

liang lahat di pemakaman Tanah Kusir, hujan turun rintik-rintik sampai

upacara selesai. Buya Hamka yang rnemimpin sembahyang di rumah

almarhum dan kemudian membacakan doa di makam, menangis di tengah

kata-katanya.

Kehidupan Mohammad Hatta. memang menerbitkan rasa hormat dari

kawan ataupun lawan. Selalu ada benang merah yang sama setiap kali orang

membicarakan pribadi Hatta. Dia adalah sosok yang hidup dengan kecintaan

mendalam pada keluarga, cita-cita yang keras akan sebuah bangsa yang

merdeka, serta rasa hormat yang tinggi pada dunia buku dan ilmu

pengetahuan. Keluarga dan orang-orang di sekitarnya menyaksikan dari dekat

bagaimana Hatta hidup dengan kesederhanaan dan disiplin yang

mencengangkan.Jauh di lubuk hatinya, tersimpan kepercayaan yang besar

kepada potensi baik manusia.Ia memang lebih seorang etikus dari pada

seorang politikus ataupun ekonom. Dasar teorinya tentang kooperasi

menunjukkan hal itu."Kooperasi," tulisnya, "mendidik manusia bersifat sosial

dan jujur serta pandai menjaga diri dari bujukan ekonomi."

Hidup Hatta sendiri membuktikan bahwa etika itu bisa berjalan.Ia

wafat tanpa meninggalkan kekayaan yang besar. Hanya ada rumahnya di

Jalan Diponegoro dan villa kecilnya di Mega Mendung.Tapi, sebagaimana


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

ditunjukkan para pemimpin Indonesia dari generasinya, kedudukan tak boleh

melahirkan kekayaan. Di Batuhampar, tempat tinggal dua kakak Hatta dari

ibu yang lain, acara pemakaman Hatta diketahui dari siaran TVRI. Namun,

mereka tak punya pesawat televisi.Begitu sederhananya sosok Hatta dan

keluarganya.Tak aneh bila Hatta berwasiat agar tak dimakamkan di Taman

Pahlawan, supaya dekat dengan rakyat.3

B. Tokoh-Tokoh Yang Berperan dalam Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Mohammad Hatta

1. Prof. Mr Sunario

Politik luar negeri bebas aktif ini tidak luput ada kaitannya dengan

sumpah pemuda 1928. Manifesto politik yang dikeluarkan oleh Perhimpunan

Indonesia 1925 lebih fundamental dari sumpah pemuda ini menurut Prof

Sartono Kartodirdjo. Manifesto politik 1925 pada intinya berisi prinsip

perjuangan yakni Unity (Persatuan), equality (kesetaraan), dan liberty

(kemerdekaan). Satu-satunya tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa

yang menjadi tonggak sejarah nasional adalah Prof. Mr Sunario (lihat

lampiran 1, gambar 1, hal. 45) Ketika manifesto politik itu di cetuskan ia

menjadi pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Hatta.

Setelah Indonesia mardeka, Hatta menjadi wakil presiden sedangkan

Sunario menjadi anggota dan kemudian Badan Pekerja KNIP (Komite

Nasional Indonesia Pusat).Kedua tokoh ini sama-sama pernah menjadi Mentri

Luar Negeri (Menlu).Hatta merangkap Menlu pada pernerintahan RIS (20

3
Ibid, ha1.29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Desember 1949-6 September 1950) aktif dan salah seorang pendiri PNI

Sunario menjadi Menlu semasa kabinet Ali Sastroamidjojo (30 Juli 1953- 12

Agustus 1955), Po l i t i k luar negeri bebas aktif yang digagas oleh Hatta,

dijabarkan oleh Sunario secara nyata.Ketika menjadi Menlu dilangsungkan

KAA (Konfrensi Asia Afrika) di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan

Dasa Sila Bandung.Ketika Hatta mundur menjadi wakil presiden Desember

1956, Sunario ditunjuk menjadi Duta Besar Inggris (sampai tahun 1961).

Setelah itu Sunario di angkat sebagai guru besar politik dan hukum

internasional, lalu menjadi Rektor Universitas Diponegoro semarang (1963-

1966). Atas peran serta Sunario ini, maka ia pantas dikatakan bahwa ia salah

satu tokoh yang berperan serta dalam Politik Lua.r Negeri Bebas Aktif

gagasan Mohammad Hatta.4

2. Ir. Soekarno

Di mata Soekarno (lihat lampiran 2, gambar 2, ha1.46), Hatta adalah

sosokyang serius. Bahkan Ia tak pernah menari, tertawa, atau menikmati

hidup. Jejak Hatta adalah orang yang gampang merah wajahnya atau

mukanya bila bertemu dengan seorang gadis, cara terbaik untuk melukiskan

pribadi Hatta kata Soekarno adalah dengan mengisahkan suatu kejadian di

suatu sore, ketika Hatta dalam perjalanan ke suatu tempat dan satu-satunya

penumpang lain dalam kendaraan itu adalah seorang gadis cantik. Hatta

memang sosok yang serius, justru karena itu ia lucu.5

4
Http://www.Fausibowo.com//profil/tokoh/
5
Ibid , hal. 204
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di

dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika,

masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya

sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil

inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang

menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika.

Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-

negara Barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan

kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir

yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional

dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip

Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah

(Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan

Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat

jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh

kemerdekaannya.Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami

konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam

pemecahan masalah, yang masih dikuasai negaranegara kuat atau

adikuasa.Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika

yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia

internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu

dengan pemimpin-pemimpin negara.Di antaranya adalah Nikita Khruschev


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

(Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro

(Kuba), Mao Tse Tung (RRC). Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak

ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat

pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan

sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia,

dan puncaknya, pemberontakan G 30 S/PKI, membuat Soekarno di dalam

masa jabatannya tidak dapat “memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang

makmur dan sejahtera.6

C. Situasi Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Lama

Pada masa orde lama situasi politik luar negeri Indonesia bisa

dikatakan sebagai masa pencarian jati diri bagi bangsa Indonesia telah

mengalami suatu proses yang cukup melelahkan. Dikatakan cukup

melelahkan karena semenjak dikumandangkannya proklamasi kemardekaan

Republik Indonesia, tugas demi tugas bangsa ini saling susul menyusul untuk

segera di selesaikan.Dimulai dengan penyusunan badan kelengkapan Negara,

menumpas pemberontakan yang datang dari sekutu luar hingga

menyelesaikan pemberontakan yang datang dari dalam negeri.Selain itu,

bentuk dari pemerintahan Indonesia pun sempat mengalami beberapa kali

perubahan sebelum akhirnya menunjukan suatu bentuk demokrasi seperti

sekarang.

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan kemerdekaan Indonesia

diproklamasikan, maka sehari setelahnya yakni pada tanggal 18 agustus 1945

6
http://id.wikipedia.org//wiki/Soekarno/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

diadakan suatu sidang PPKI yang bertujuan untuk merumuskan struktur

kenegaraan, perekonomian, pertahanan-keamanan, dan pemerintahan lainnya.

Periode antara tahun 1945-1949 dijalankan sistem politik presidensial

sedangkan antara tahun 1949-1959 berlaku demokrasi parlementer. Namun

setelah di jalankan ternyata sistem tersebut terbukti tidak sesuai dengan

kepribadian dan cita-cita masyarakat Indonesia, walaupun sistem ini cukup

berhasil di negara-negara Asia lain. Kemudian tidak lama sedtelah itu muncul

masa demokrasi terpimpin di Indonesia yang terjadi antara 1959-1965 dengan

diawali dekrit presiden 5 Juli 1959.

Selain itu pada masa orde lama ini juga banyak ancaman-aneama yang

terjadi ketika itu, mulai dari pemberontakan DI/TII, PRRI, PERMESTA

hingga peristiwa G30 SlPKI. Betapa sulitnya keadaan Indonesia di masa orde

lama pada waktu itu, karena selain Soekarno sebagai kepala negara harus

menjaga segala bentuk ancaman yang terjadi terhadap stabilitas keamanan

yang datangnya dari luar negeri, juga harus menjaga dan menumpas segala

bentuk pemberontakan yang datangnya dari dalam negeri. Setelah melihat

dari peristiwa-peristiwa masa orde lama tersebut dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa ternyata untuk mencapai suatu pemerintahan yang baik

tidak gampang melainkan harus berusaha dan tidak gampang.Ada banyak

rintangan yang harus dilalui bangsa ini hingga akhirnya dapat mencapai masa

Reformasi seperti sekarang.7

7Http://www.anneahira.com//politik/orde/lama/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

KONSEP POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF

MENURUT MOHAMMAD HATTA

Bebas dan aktif adalah sifat politik luar negeri Indonesia yang

hampir selalu dimuat dalam pernyataan resmi pemerintah. Namun tidak

jarang juga di belakang kata bebas dan aktif masih di tambahkan dengan

sifat-sifat yang lain misalnya anti kolonialisme dan anti imperialisme. Di

dalam dokumen rencana strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik

Indonesia tahun 1984-1989 yang telah diterapak oleh menteri luar negeri RI

tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat politik Luar Negeri adalah:

1. Bebas aktif, bebas - aktif dilandasi oleh alinea keempat pembukaan


UUD 45 “Indonesia turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social.”
2. Anti kolonialisme, anti kolonialisme dilandasi oleh pembukaan UUD
45 aliea pertama penjajahan harus dihapuskan di muka bumi karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.
3. Mengabdi kepada kepentingan Nasional, orientasi pada kepentingan
nasional kebijakan politik luar negeri semata-mata ditujukan untuk
pencapaian kepentingan bangsa.
4. Demokratis, segala keputusan oleh pemerintah harus mendapatkan
persetujuan dari DPR.1

Empat hal diatas menjadi sifat politik Luar Negeri bebas aktif karena

Pengertian Politik Luar Negeri RI dapat ditemui di dalam Pasal 1 ayat 2,

Undang-Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri yang

menjelaskan bahwa Politik Republik Indonesia adalah:

1
http://www.wikipedia.org//anti kolonialisme

24
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

"Kebijakan, sikap, dan Iangkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil

dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan

subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah

internasional guna mencapai tujuan nasional." dalam risalah politik luar

negeri yang disusun oleh kepala badan penelitian dan pengembangan

(Litbang) masalah Luar Negeri Departemen Luar Negeri Suli Sulaiman

menyebutkan sifat politik luar negeri hanya Bebas aktif serta anti

Kolonialisme dan anti Imperialisme.

Oleh karena belum adanya keseragaman, maka perlu ditekankan

bahwa kata-kata, ciri-ciri dan sifat dipahami secara terpisah, ciri atau ciriciri

khas biasanya disebut untuk sifat yang lebih permanen, sedangkan kata sifat

memberi arti sifat biasa yang dapat berubah-ubah. Dengan demikian karena

penulis menggolongkannya sebagai ciri-ciri politik bebas aktif sedangkan anti

kolonialisme dan anti Imperialisme di sebut sebagai sifat.

A. Makna Bebas Aktif

Perkataan bebas dapat diberi makna yang kurang baik, apabila dengan

bebas dimaksud dengan sewenang-wenang dan tidak bertanggung jawab.

Tetapi dalam penjelasan ciri-ciri politik luar negeri Indonesia, kiranya

perkataan bebas dalam konotasi yang kurang baik itu dapat sedini mungkin

dikesampingkan, karena politik luar negeri Indonesia rnemang bukan politik

yang tidak bertanggung jawab. Jadi, bebas dapat didefinisikan sebagai

berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat sendiri


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

terhadap tiap-tiap persoalan internasional sesuai dengan nilainya masing-

masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok.2

Politik luar negeri yang bebas-aktif mengandung dua unsur yaitu:

1. "Bebas" biasanya diartikan tidak terlibat dalam aliran militer atau fakta
pertahanan dengan kekuatan luar yang merupakan ciri Perang Dingin.
Dalam arti lebih luas politik luar negri yang bebas menunjukkan tingkat
nasionalisme yang tinggi, yang menolak keterlibatan atau ketergantungan
terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indoonesia.
2. “Aktif” menunjukan bahwa politik luar negeri Indonesia tidaklah pasif
dan hanya mengambil sikap netral dalam menghadapi permasalahann-
permasalahan internasional. Pembukaan UU 45 secara jelas menuntut
Indonesia untuk menentang segala bentuk penjajahan dan ikut memajkan
perdamaian dunia.

Doktrin dari politik luar negeri bebas aktif ini sejak awal dianggap

sebagai komitmen nasional yang harus dipegang teguh, sehingga pelanggaran

terhadap doktrin tersebut mengundang kritik yang tajam. Dengan politik luar

negeri bebas aktif Indonesia memainkan peranan yang cukup besar di

panggung internasional dalam dua dekade pertama kemardekaan. Indonesia

turut menggalang negara-negara Asia dan Afrika untuk meningkatkan daya

tawar negara-negara berkembang dalam percaturan global yang di dominasi

Amerika Serikat dan Uni Sooviet.3

B. Moral dan Kepemimpinan Hatta

Pada abad ke-21 masih adakah pemimpin Indonesia yang bermoral,

jika memang ada yang perlu di ingat dan di tiru oleh mereka yang aktif

berpolitik masa kini, mereka perlu mengingat sikap, perbuatan, kebijakan dan

repotasi Mohammad Hatta yang berkaitan dengan moralnya. Seorang

pemimpin bisa saja cekatan dalam menentukan langkah, atau memiliki


2
Http://www.ensiklopedia.org.ar//politik/luar/negeri/
3
Menlu Mochtar.K. "Bung Hatta" Pikiran Rakyat, 18 Maret 1980 no.348 Thn ke XN, hal. 204
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

banyak pengikut atau bahkan didukung secara membabi buta oleh

masyarakat, tetapi itu semua belum menjamin moralnya. Namun jika seorang

pemimpin berangkat dari kepemilikan moral yang tinggi, pasti musuh

politiknya tak dapat berkutik kecuali dengan fitnah.

Hatta salah seorang proklamator kemardekaan Indonesia kita, adalah

seorang pemimpin yang langka, yang senantiasa memperlihatkan moral tinggi

dalam bergerak, baik secara pribadi maupun dalam bermasyarakat dan dalam

berpolitik. Dalam dunia politik dulu dan kini ia adalah suri teladan. Sejak

tahun 1930 ia telah mulai berbeda pandangan dengan Sukarno. Hatta sadar

bahwa dalam politik bangsa dan masyarakat kita masih perlu dibina, maka ia

pun memberi contoh dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia.

Partainya menjadi partai kader.

Dalam masa Demokrasi Terpimpin, Hatta berusaha mendidik

masyarakat melalui brosur kecil- antara lain Demokrasi Kita- agar mampu

mempelajari langkah-langkah Sukarno yang menyimpang dari cita-cita

demokrasi kita, tetapi ia dapat mengemukakannya dengan lurus. Meski

Sukarno memberangus brosur itu, tetapi Hatta tak kunjung henti mengirim

surat kepada Sukarno yang berisi anjuran dan nasehat agar mengubah

pendiriannya, dan agar ia kembali pada cita-cita kemardekaan semula. Dalam

nasehatnya itu, Hatta tak pernah melecehkan mengecilkan arti diri Sukarno.

Sikap Hatta. dalam berpolitik jelas berdasarkan akal dan moral.

Cara Hatta mempertahankan pendirian politiknya, misalnya jika ia

menganggap sebuah pendapat politik yang tidak wajar, ia akan menentangnya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

dengan keras. Contoh sikapnya yang keras terpancar pada saat sidang pleno

Komite Nasional Indonesia Pusat (sebagai pengganti parlemen di masa

revolusi) yang di selenggarakan di Malang pada 25 Februari hingga 5 Maret

1947.4

4
Tempo. Hatta: Jejak Yang Melampaui Zaman. 2010. Jakarta, hal. 163-166
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

IMPLEMENTASI POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF MENURUT

MOHAMMAD HATTA

Penerapan prinsip politik Luar Negeri Bebas dan Aktif dilatar belakangi

oleh terjadinya Perang Dunia II yang menciptakan situasi persaingan yang tajam

antara Blok Barat yang dihegemoni oleh Amerika Serikat dan Blok Timur oleh

Uni Soviet. Indonesia sebagai sebuah negara baru yang sedang mempertahankan

kemerdekaan dan kedaulatannya tidak terlepas dari sasaran kedua blok tersebut

untuk menyebarkan pengaruhnya. Menurut A.H. Nasution, pada saat itu posisi

Indonesia seakan terjepit. Di satu pihak Indonesia merupakan negara baru yang

sedang menghadapi persoalan untuk mempertahankan kemerdekaan. Namun di

pihak lain masalah domestic sedang mengalami tekanan-tekanan yang dilakukan

oleh Partai Komunis Indonesia pimpinan Amir Syarifuddin yang menentang

kebijaksanaan pemerintah Indonesia. Menurut pandangan PKI pertentangan yang

ada antara dua blok jadi revolusi bagi Indonesia adalah bagian dari revolusi dunia,

maka Indonesia haruslah berada di pihak Uni Soviet baru bisa dinyatakan benar.

Penerapan dari politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta

ini, politik bebas aktif bukanlah politik "netral" yang pasif tidak memihak. Bukan

pula politik yang "tak acu" atau menjauhkan diri dari perkembangan dan

permasalahan dunia atau mengambil jarak seimbang, bukan pula hanya sebagai

penengah. Dalam sidang Komite Nasional Indonesia Pusat (KANIP) pada saat ini

Bung Hatta telah mengemukakan prinsip-prinsip untuk melaksanakan politik luar

29
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

negeri negara Indonesia yang benar-benar atas dasar kepentingan nasional yang

turut menegakan kepentingan nasional tanpa memihak kepada negara bebas

manapun. Pemikiran Bung Hatta ini, menurut menlu Mocthar, merupakan ekspose

pertama kali yang jelas tegas dan gamlang dari pada dasar-dasar politik luar

negeri Bebas Aktif dan kemudian berkembang menjadi Non-bolk.

Dari Badan Komite Nasional Indonesia Pusat (BP KANIP) yang dimana

permasalahnnya mengenai garis politik Luar Negeri yang di ambil oleh Republik

Indonesia. Garis itu adalah garis bebas-aktif, yaitu tidak memihak kepada salah

satu dari dua blok ideologi pada waktu itu yaitu blok barat dibawah pimpinan

Amerika serikat dan Blok Timur dibawah pimpinan Uni Soviet. Indonesia akan

menentukan garisnya sendiri yang dapat menyumbang kepada terjaminnya

kedaulatan tiap-tiap negara dan terbentuknya perdamaian dunia.1

Bukti bahwa Bung Hatta merupakan pencetus politik bebas-aktif banyak

dituangkan melalui judul buku cotohnya salah satu judul buku Bung Hatta :

"Mendayung Di antara dua Karangan", karena sikap yang bebas-aktif yang di

mana sikap dasar dari Mohammad Hatta, yang selalu mendayung di antara dua

karangan dalam hidupnya: di antara keharusan menyelesaikan studi di perguruan

tinggi dan kewajiban untuk terlibat dalam perjuangan politik untuk Indonesia

merdeka, di antara hormat dan kepentingannya kepada keluarga besarnya dan

panggilan untuk menjadi patriot paripurna di antara pilihan politik koperasi dan

non-koperasi sebagaimana terlihat dalam polemiknya yang keras dan jernih

dengan Soekarno, dan di antara pendidikan politik dan mobilitas politik yang

1
R i ka r d B a gu s . Bung Hatta. 2003. J a ka r ta, ha l. 1 7 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31

menjadi pokok perbedaan strategi Partindo dan PNI baru yang menyebabkan

kedua partai politik itu akhirnya bertukar jalan. Yang paling tragis di atas segala-

galanya adalah pilihan sulit untuk mempertahankan keutuhan Dwi tunggal

Soekarno-Hatta, dan dengan cara itu menyelamatkan kepemimpinan nasional atau

sikap tanpa tawar menawar dalam mengikuti prinsip-prinsip yang menentukan

moralitas dari tidaktanduk politiknya.

Hatta adalah seorang pemimpin yang bertindak menurut pikiran dan hati

nuraninya, dan bukannya menurut paksaan keadaan atau senang menumpang

kemungkinaan yang diberikan oleh kesempatan. Hatta juga adalah seorang

pemimpin yang idealis dan juga sangat pragmatis, sehinga ia mencoba untuk

menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif tanpa harus mengorbankan

kepentingan ekonomi nasional. Di satu pihak Indoonesia menolak segala bentuk

aliansi militer dengan kekuatan luar apalagi kehadiran pangkalan militer asing di

wilayah Indonesia. Di lain pihak Hatta juga mendorong terciptanya kerjasama

ekonomi dengan negara-negara lain, termasuk dengan negara bekas penjajah.

Setelah kemardekaan penuh dicapai melalui Konferensi Meja Bundar di Den

Haag pada bulan Desember 1949, Hatta ingin agar suasana revolusi diakhiri untuk

memberi kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk membangun dan

memajukan kehidupan bangsa. Hatta memfokuskan perhatiannya pada

pengelolaan negara secara amanah dan profesional agar dapat memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

Walaupun secara resmi Indonesia tetap memegang teguh dokrin politik

Luar Negeri yang bebas dan aktif, tanpaknya memang sulit bagi negara ini untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

betulbetul menjaga jarak dan tidak terlibat dalam konflik Perang Dingin selama

dunia masih terbelah dalam dua blok yang berlawanan. Meskipun raison d'etre

politik luar negeri bebas aktif adalah keinginan untuk menentukan jalan sendiri

dalam percaturan internasional.2

Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif dengan sendirinya diarahkan

pada prioritas mengupayakan dan mengamankan serta meningkatkan kerja sama

dan dukungan negara-negara sahabat serta badan-badan internasional bagi

percepatan pemulihan perekonomian nasional dan sekaligus mengupayakan

pulihnya kepercayaan internasional terhadap tekad dan kemampuan Pemerintahan

baru untuk mengatasi krisis multidimensional yang sedang Indonesia hadapi saat

ini. Dalam kaitan ini yang perlu diwaspadai adalah munculnya pertentangan

persepsi di antara komponen-komponen bangsa mengenai berbagai isu nasional

yang bukan hanya memperburuk citra Indonesia di mata dunia, bahkan dapat

mengancam keutuhan bangsa.

Dalam penerapan Politik Luar Negeri bebas aktif ini tidak terlepas pula

dari berbagai bidang di antaranya pemikiran-pemikiran Mohammad Hatta tentang

Kebangsaan, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, Ekonomi Kerakyatan, Demokrasi

Sosial dan Pendidikan, adapun implementasinya:

A. Kebangsaan

Sebagai seorang yang sangat terpelajar sejak usia mudanya, dan aktivis

politik yang tak kenal menyerah (atau minta ampun) dalam perjuanggannya, Hatta

mulai menyaksikan gerakan yang kurang menguntungkan dalam kepemimpinan

2
Ibid, hal. 265
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33

gerakan nasionalis waktu itu. Dua partai terbesar di Tanah Air saat itu, Sarekat

Islam (SI), kemudian PSII dan Partai Komunis Indonesia (PKI) makin radikal dan

menyuarakan ideologi parokial.

Hatta tidak suka bila rakyat di kondisikan membeo kepada pemimpin demi

kepentingan pemimpin sehingga segala sesuatu keputusan pemimpin harus di

terima dengan sukarela. "Negara yang rakyatnya hanya tahu menerima perintah

dan tidak pernah turut memerhatikan atau mengatur pemerintah negerinya,"kata

Hatta, "tidak merniliki kemauan dan tidak melakukan kemauan itu dengan rasa

tanggung jawab penuh." Jika demikian rakyat tidak akan pernah insyaf akan harga

diri dan kedaulatannya, sehingga ia mudah tunduk ke bawah kekuasaan apa dan

siapa saja. Dengan begitu "bila Indonesia merdeka, rakyat akan tetap tertindas

oleh orang yang berkuasa."

Dalam pengamatannya, Hatta mennyaksikan tiga macam "kebangsaan"

atau nasionalisme yang berkembang di Hindia Belanda pada waktu itu dan

ketiganya di yakininya merupakan gejala universal. Tiga jenis kebangsaan dan ciri

dari masing-masing dalam bahasanya sendiri, ialah:

1. Kebangsaan cap ninggrat

Mengukur kebangsaan menurut golongannya sendiri. Dari zaman kerajaan

dulu sampai zaman penjajahan Belanda, kaum ningrat (bangsawan) termasuk

golongan yang memerintah. Penguasa Belanda sangat mengerti bahwa rakyat

Indonesia lebih mudah diperintah oleh I n l a n d s c h e H o o f d e n , yaitu kepala-kepala

pribumi yang berkuasa sebelumnya. Jadi, dalam kebanyakan alam pikiran kaum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34

ningrat, tertanam jiwa kebangsaan "cap ningrat", yang merasa bahwa kalau

Indonesia sudah merdeka, merekalah yang berhak berkuasa.

2. Kebangsaan cap intelek

Paham ini mirip dengan "cap ningrat" , yang berpandangan bahwa jika

Indonesia suatu saat mencapai kemardekaannya, merekalah yang akan di

prioritaskan untuk berkuasa. Bagi mereka, orang yang duduk di pemerintahan

bukan karena keturunan, melainkan karena kecakapannya sendiri. Bukan

bangsawan karena darah, tetapi bangsawan baru karena otak dan kecakapan.

Kebangsaan "cap intelek", seperti halnya dengan "cap ningrat" memperlakukan

rakyat sebagai "perkakas" kaum intelek.

3. Kebangsaan cap rakyat

Paham kebangsaan ini adalah tipe yang langka. Bukan kebangsaan "cap

intelek" dan bukan pula "cap ningrat", melainkan kebangsaan "cap rakyat", itulah

menurut Hatta yang harus di bangun. Karena rakyat adalah badan dan jiwa

bangsa. Rakyatlah yang mejadi ukuran tinggi rendahnya derajat suatu bangsa.

Dengan rakyat kita akan naik dan dengan rakyat kita akanturun.

Konsep kebangsaan cap rakyat adalah temuan Hatta yang unik, karena

"kebangsaan" tidak bisa dipisahkan dari "kerakyatan". Kedua kata itu merupakan

butir pemikiran Hatta yang paling mendasar dalam satu tarikan nafas dan

sekaligus melintasi semua gagasan Hatta tentang persatuan, kemardekaan,

dernokrasi ekonomi dan sejumlah gagasan politiknya yang lain, termasuk

kaderisasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35

B. Hak Asasi Manusia

Hatta adalah sosok yang memberikan kontribusi pemikiran konseptual

prihal hak asasi manusia (HAM). Ada juga pemikiran Budi Utomo yang

berlandaskan HAM, tetapi terbatas pada HAM orang Jawa bukan seluruh

Indonesia. Hatta telah meletakan dasar hukum, demokrasi dan HAM sejak

mahasiswa di Belanda. Pleidoinya, Indonesia Merdeka, di depan pengadilan

negeri Belanda pada 1928 membuktikan perlawanan dirinya atas penindasan dan

keterhinaan rakyat jajahan Hindia Belanda. Pemikiran dan prinsip tersebut

konsisten diperjuangkan Hatta dalam sidang BPUPKI ketika tokoh-tokoh nasional

merumuskan naskah UUD 1945.

Pertama, Hatta sebagai peletak dasar utama Negara demokrasi

konstitusional, baik dalam praktik tataran nilai-nilai maupun praktik

kelembagaannya. Kedua, mampu menyelesaikan konflik ideologi yang timbul

akibat ditempatkannya Piagam Jakarta yang di dalamnya mengatur asas ketuhanan

"dalam kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" sebagai

pembukaan UUD 1945 dan pasal 229 UUD 1945. Di sini Hatta tampak sebagai

penganut demokrasi sejati dengan mengacu pada persamaan hukum bagi semua

warga negara termasuk jaminan HAM untuk mendapatkan kebebasan beragama.

Ketiga, lahirnya Maklumat X pada 16 Oktober 1945 yang berbunyi " Komite

Nasional Indonesia Pusat (KANIP) menjadi Badan Legislatif dengan ikut

menetapkan GBHN, dan di bentuk badan pekerja yang diketuai oleh Sutan

Sjahrir." Hatta melihat bila pemerintahan berjalan tanpa kontrol lembaga

legislatif, terutama yang berfungsi menyusun GBHN, maka pemerintah akan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36

berjalan secara absolut. Fakta ini menunjukkan betapa Hatta memiliki konsep

kenegaraan konstitusional demokratis atau negara dengan perbuatan nyata.

Keempat, Lahirnya Manifesto politik 1 November 1945 yang berisi asas-

asas negara yang dijadikan pedoman dalam keberhasilan perjuangan diplomatik

melawan Belanda yang berusaha kembali untuk memperoleh kekuasaannya di atas

bekas jajahan di Asia Tenggara. Salah satu isinya adalah tekat untuk menegakkan

asas-asas universal pemerintahan yang baik mencakup transparansi, partisipasi

masyarakat, dan pertanggungj, waban. Ketiga pemikiran itu telah dipopulerkan

Hatta sebagai manifesto itu. Kelima, Manifesto 1 November 1945 juga memberi

kebebasan kekuasaan dari luar dengan memberi kesempatan yang terbuka agar

pemerintah berusaha untuk mencapai perkembangan bangsa dan negara

mewujudkan tatanan internasional dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

mengenai hakhak autentik rakyat sesuai dengan aspirasi PBB. Keenam, Hatta

mengeluarkan Maklumat Pemerintah 3 November 1945 yang dilakukan dalam

rangka mempertahankan eksistensi Republik Indonesia dan diperlukan partisipasi

yang luas dari segara lapisan masyarakat Ketujuh, Hatta menyetujui usulan dari

Badan Pekerja KNIP tentang perubahan sistem pemerintahan presidensiil ke

parlementer yang diketuai oleh Sjahrir dengan alasan UUD 45 tidak memuat pasal

yang mewajibkan atau melarang pertanggung jawaban di tingkat menteri, dan

bahwa pertanggungjawaban ke KANIP (MPR) merupakan salah satu cara

menegakkan kedaulatan rakyat.

K e d e l a p a n , membentuk lembaga Perdana Menteri uang di ketuai Sutan

Sjahrir dan sebelumnya tidak di kenal dalam pasal-pasal di UUD 1945. Ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37

menunjukan usaha Hatta menuju arah demokratisasi dengan mengakhiri

kekuasaan absolut totalitas. K e s e m b i l a n , Hatta mewakili deligasi Inndonesia

dalam Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tahun 1949. Hasil dari KMB

itu adalah terbentuknya negara Federasi Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan

konstitusi baru bersama RIS. Hal yang menonjol dari UU RIS adalah untuk

pertama kali bangsa Indonesia menerima sepenuhnya Deklarasi Universal HAM

yang yang dideklarasikan oleh PBB pada 1948. Ini menunjukan bahwa Hatta

sangat berpikiran maju dalam perjuangan HAM. Kesepuluh, adanya perbedaan

pandangan antara Soekarno dan Hatta dalam mengelola negaran pertengahan

tahun 1950-an. Soekarno mulai menyingkirkan lawan politiknya yang tidak

sehaluan, sementara Hatta lebih menekankan dasar hukum dan pembangunan

ekonomi demi kesejahteraan rakyat.

C. Demokrasi

Pemikiran Hatta tentang demokrasi, ia menolak demokrasi yang bertumpu

pada kepentingan feodal, telah diketahui pula bahwa Indonesia pernah mengalami

sejarah kepemimpinan raja-raja. Hatta. juga menolak demokrasi yang bertumpu

pada dominasi kepentingan satu golongan agama yang menindas golongan agama

lainnya, seperti pernah berlangsung di Abad Pertengahan ketika Eropa terbentuk

dalam peperangan antar agama.

Bagi Hatta individualisme ketika itu dianggap penting untuk melepaskan

jiwa manusia dari kungkungan buatan manusia, seperti feodalisme dan dominasi

agama. Individualisme penting untuk menumbuhkan daya cipta manusia,

sehingga tumbuh berkembang teknologi yang memucu revolusi industri. Dari


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38

sudut inilah Hatta bangkit. Ia menolak demokrasi yang mengutamakan

individualisme, karena dalam perkembangan masyarakat kemudian, kaum

bermodal adalah pihak yang paling cepat bisa memanfaatkan demokrasi seperti

ini. Dan kaum pemodal, kapitalis, bisa tumbuh bila tidak ada kekuatan

pengimbang terhadap dirinya. Dengan demikian, yang lebih tumbuh dominan

dalam demokrasi kapitalis ini adalah kaum kapitalis sendiri.3

Demokrasi dapat berjalan dengan baik, apabila ada rasa tanggung jawab

dan toleransi kepada pemimpin-pemimpin politik. Pada permulaan kemardekaan,

sesudah Proklamasi 17 Agustus 1945, orang merasa tanggung jawabnya benar-

benar berjalan dan terlaksana. Tetapi setelah kemardekaan itu diakui oleh seluruh

dunia, sebagai hasil daripada Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada akhir

tahun 1949, orang melupakan syarat-syarat untuk membangun demokrasi di

dalam praktik.4

D. Ekonomi Kerakyatan

Konsep Hatta dalam bidang ekonomi, Hatta lebih mengajukan

konsepsinya tentang "demokrasi ekonomi" yang harus mendampingi "demokrasi

politik". Menurut Hatta kerakyatan dalam sistem ekonomi mengetengahkan

pentingnya keutamaan kepentingan rakyat, khsusnya drajat hidup orang banyak,

yang bersumber pada kedaulatan rakyat atau demokrasi. Oleh karena itu, dalam

sistem ekonomi berlaku demokrasi ekonomi yang tidak menghendaki "otokrasi

ekonomi", sebagaimana pula demokrasi politik menolak "otokrasi Politik". Esensi

dari demokrasi adalah partisipasi dan emansipasi. Lebih dari itu Hatta pun
3
Salman Alfariza. Mohammad Hatta: Biografi Singkat 1902-1980. 2009. Jogjakarta. hal. 98-106
4
Sri-Edi, Fausi dkk. Mohammad Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan.
1992. Jakarta. hal. 112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39

menegaskan bahwa demokrasi indonesia dasarnya adalah paham kebersamaan

(kolektivita) yang berbeda dengan demokrasi Barat yang dasarnya adalah

liberalisme dan individualisme. Paham kebersamaan ini adalah sikap gotong

royong yang s a l i ng tolong-menolong da n mengutamakan kerjasama

(cooperation), bukan mengutamakan persaingan (free competition). Inilah kultur

dan tradisi Indonesia yang sangat Istimewa yang diartikulasikan Hatta pada

konstelasi normatif tertinggi yaitu konstitusi.

Dalam demokrasi ekonomi berlaku pula "partisipasi ekonomi" dan

"emansipasi ekonomi". Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi adalah etos

kerja produktif yang dikehendaki oleh islam. Demokrasi ekonomi Hatta inilah

yang memberi makna pada paham kerakyatannya, bahwa rakyat adalah berdaulat.5

E. Demokrasi Sosial

Hatta berpendapat bahwa demokrasi sosial merupakan jembatan atas

kemutlakan demokrasi politik di satu pihak dan demokrasi ekonomi di pihak lain.

Pernyataan Hatta sendiri: di sebelah demokrasi politik berlakulah demokrasi

ekonomi. Telah dipahami bahwa paham demokrasi sosialnya Hatta merupakan

sintesis antara demokrasi ekonomi dan demokrasi politik. Arti sintesis adalah

bahwa unsur-unsur demokrasi sosialnya Hatta mengandung nilai demokrasi

politik dan demokrasi ekonomi. Hatta antara lain menunjuk perwujudan

demokrasi sosial di bidang politik pada asas kedaulatan rakyat dan asas otonomi

daerah, sedang perwujudan demokrasi sosial di bidang ekonomi tampak dalam

asas koperasi dan asas penyelenggaraan sistem perekonomian negara di mana

5
Anwar Abbas. Bung Hatta dan Ekonomi Islam. 2010. Jakkarta, hal. 8-9.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40

sektor-sektor kepemilikan yang akan membawa kemakmuran seluruh masyarakat

harus dikuasai dan dikontrol oleh negara. Kita lebih mudah menyatakan paham

demokrasi sosialnya Hatta merupakan paham sosialisme religiusnya.

Artinya konsepsi sosialismenya Hatta tidak berciri khusus marxis, tetapi

marxisme hanya digunakan Hatta sebagai alat analisis untuk melihat sejarah

bangsanya yang pernah dijajah ratusan tahun. Sosialisme Hatta menolak

kapitalisme dalam arti yang sangat kasar, yakni kapitalisme yang hanya

menguntungkan kelas penjajah dan kelas bermodal. Sedang unsurunsur kolektif

dalam masyarakat Indonesia dan ajaran Islam turut serta mempengaruhi gagasan

sosialisme religiusnya.6

F. Pendidikan

Menurut Bung Hatta pendidikan merupakan hal yang terpenting di dalam

hidupnya. Secara tidak formal, ketika berusia baru empat tahun Bung Hatta telah

bersekolah di Payakumbuh yang terletak tidak jauh dari Batuampar. Ketika

usianya genap lima tahun, barulah ia resmi menjadi murid Frobel School. Bung

Hatta menempuh pendidikan di Europee Lagere School (ELS, setingkat sekolah

dasar) di Bukittinggi. Pada tahun 1916, ketika Bung Hatta berusia 14 tahun, ia

sudah meninggalkan bangku sekolahnya di ELS dan masuk ke Meer Uitgebreid

Lagere School (MULO, sekolah menengah pertama) di Padang, dan kemudian

Handels Middlebare School (HMS, sekolah menengah ekonomi) di Jakarta. Pada

tanggal 3 Agustus 1921 Hatta berangkat ke Belanda untuk mengambil kuliah

6
htpp://www.Wikipedia.org//Paham Demokrasi Sosial Mohammad Hatta/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41

jurusan ekonomi perdagangan di Handeis Hogere School (sekolah tingg ekonomi)

di Rotterdam. Setelah memperoleh gelar sarjana muda, ia pindah ke jurusan

ekonomi kenegaraan.

Di negeri Belanda, Bung Hatta tidak tinggal diam. Ia segera bergabung

dengan organisasi mahasiswa yang ada di sana, yaitu Indische Vereniging (

semacam wadah pertemuan pelajar asal Indonesia), yang berdiri pada tahun 1908.

Organisasi tersebut menerbitkan majalah bersama Indonesisch Verbond, yang

dinamainya Hindia Putera. Setelah Bung Hatta menjadi bendahara Indische

Vereniging, majalah Hindia Putera diambil alih. Hal itu mengisyaratkan bahwa

organisasi tersebut sudah memasang kuda-kuda untuk tidak bekerja sama dengan

Belanda (politik nonkooperatif). Nama organisasi Hindia Putera kemudian diubah

menjadi Indonesia Merdeka, yang sekaligus memberikan citra ke arah mana

tujuan organisasi itu. Sementara itu, Indische Vereniging juga berganti nama

menjadi Indonesische Vereniging pada tahun 1922. Tiga tahun kemudian nama itu

diubah lagi menjadi Perhimpunan Indonesia.

Hatta merupakan sosok pemikir yang multidimensi karena cakupan

pemikirannya amat beragam, mulai dari soal kebangsaan, pendidikan, ekonomi,

filsafat, hingga soal hukum tata negara. Dua bidang pemikiran di bawah ini

merupakan pokok pemikiran utama yang menjadi simbol perjuangan Hatta selama

masa hidupnya. Kedua bidang pemikiran tersebut saling berkaitan, dan pada

kenyataannya berperan penting dalam membentuk karakter bangsa Indonesia,

yaitu pemikiran mengenai koperasi ekonomi dan demokrasi. Pemikirannya tidak


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42

saja dipahami untuk masanya, namun juga banyak bermanfaat untuk kehidupan

bangsa hingga masa mendatang.7

7 http://www.wordpress.com//Mohammad Hatta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Latar belakang

pemikiran Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktifnya dapat

dipengaruhi oleh pendidikannya dan pengalaman sejarah. Pendidikan secara

otomatis membentuk pola pikir Mohammad Hatta menjadi seorang yang cerdas.

Hatta tidak mau negara Indonesia memihak atau mendukung salah satu blok

khususnya negara adikuasa. Indonesia harus dapat menjadi sebuah negara yang

dapat menjaga ketertiban dunia dan keadilan sesuai isi dari pembukaan UUD

1945. Jika negara Indonesia pada waktu itu, mendukung salah satu blok maka,

bangsa Indonesia secara otomatis menadapatkan musuh dari salah satu blok yang

di dukung. Maka dari itu menurut Hatta negara Indonesia memilih untuk bersikap

netral.

Berangkat dari sudut pandang politik bahwa, politik Luar Negeri bebas aktif

menurut Mohammad Hatta dirasa paling tepat. Hatta mengemukakan bahwa

sebagai negara yang pada saat itu masih menghadapi agresi Belanda yang ingin

kembali menjajah pasca kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada situasi yang

sulit dan dilematis. Kelompok kiri ingin bangsa ini bergabung dengan blok

Komunis yang sangat anti Barat, untuk memperkuat perjuangan melawan Belanda

yang merupakan anggota dari blok Barat. Sementara para pemimpin nasionalis

Hatta dan Sjahrir, tidak ingin Indonesia dikuasai komunis. Inilah alasan kenapa

43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44

akhirnya pemerintah mengambil jalan tengah, yakni tidak memihak kepada blok

manapun.

Implementasinya atau hasil dari politik bebas aktif yang di lakukan oleh

Mohammad Hatta telah membawa negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Di

mata dunia Internasioanal Indonesia mulai dikenal sebagai negara yang

mempunyai kemandirian yang teguh,tanpa adanya rasa khawatir terhadap tidak

ada dukungan dari salah satu blok. Tanpa mendukung salah satu blok Indonesia

terbukti bisa berdiri dan berkembang. Indonesia telah dapat membuktikan kepada

dunia Internasional bahwa negaranya telah bersikap adil (netral) terhadap

perseteruan yang terjadi antar blok barat dengan blok timur. Maka dari itu

tentunya gagasan Hatta mengenai politik luar negeri bebas aktif sangat berjasa

karena membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anwar Abbas. 2010. Bung Hatta dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kompas.

Rikard Bagus. 2003. Bung Hatta. Jakarta: kompas.

Mochtar.K. "Bung Hatta" Pikiran Rakyat, 18 Maret 1980 no.348 Thn ke XIV.

Jakarta: Inti Idayu Press.

Salaman Alfariza.2009. Mohammad Hatta: Biografi Singkat 1902-1980.

Jogjakarta:Garasi.

Seri Buku Tempo. 2010. Hatta: Jejak Yang Melampaui Zaman. Jakarta: KPG

(Kepustakaan Populer Gramedia)

Sri-Edi Swasono, dkk. 1992. Mohammad Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif,

Ekonomi Masa Depan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sumber Internet:

Http://www.ensiklopedia.org.ar//politik/luar/negeri/ diakses pada tanggal 5 April

2011

http://www.wikipedia.orgl/anti kolonialisme/diakses pada tanggal 15 Mei 2011

http://www.Fauzibowo.com//ProfiUTokoh/ diakses pada tanggal5 Agustus 2011

http://www.blogspot.com//Soekarno/ diakses pada tangga l3 Januari 2012

http://www.kemlu.co.idl/Ga1leryPhoto/Mentri/Sunario/ diakses pada tanggal 3

Januari 2012
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46

Prof. Mr. Sunario


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47

Ir. Soekarno
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

48

SILABUS

Mata Pelajaran : Sejarah


Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII
Semester :1
Tahun Pelajaran : 2012/2013
Standar Kompetensi : Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru

Kompetensi Materi Pokok Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Alokasi Sumber /Alat/
Dasar Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Bahan
Instrumen
Merekonstruksi Gagasan I. Dengan melakukan 1. Kognitif: a. Tes 2x45 Sumber Buku:
perkembangan Mohammad Hatta kajian pustaka, internet, a. Produk a. Tes tertulis 1. Jelaskan latar menit x I Wayan Badrika.
politik dan tentang politik luar diskusi kelompok, x Menjelaskan latar (uraian) belakang 2006. Sejarah
ekonomi serta negeri bebas aktif presentasi dan tanya belakang pemikiran politik untuk SMA kelas
perubahan jawab diharapkan siswa pemikiran bebas aktif XII. Jakarta:
masyarakat di dapat: Mohammad Hatta Mohammad Erlangga
Indonesia dalam II. tentang politik luar Hatta?
upaya mengisi 1.1 latar belakang 1.1 Mendeskripsikan negeri bebas aktif. x Salaman Alfariza.
kemardekaan pemikiran latar b. Proses 2009. Mohammad
Mohammad belakang pemikiran x Mendiskusikan Hatta: Biografi
Hatta. Mohammad Hatta faktor-faktor latar Singkat 1902-
tentang politik luar belakang 1980. Jogjakarta:
negeri bebas aktif. pemikiran Garasi
I. Mohammad Hatta
1.2 Menganalisis latar tentang politik luar x Sri-Edi Swasono,
belakang pemikiran negeri bebas aktif. Fausi Ridjal. 1992.
Mohammad Hatta Mohammad Hatta:
Demokrasi Kita,
1.2 Politik luar 1.3 Menganalisis konsep x Mengidentifikasi b. Non b. Penugasan 2. Mengidentifikasi Bebas Aktif,
negeri bebas politik luar negeri konsep politik luar tes konsep politik Ekonomi Masa
aktif menurut bebas aktif menurut negeri bebas aktif luar negeri bebas Depan. Jakarta:
Mohammad Mohammad Hatta. menurut aktif Mohammad Universitas
Hatta Mohammad Hatta Hatta? Indonesia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

49

1.3 Implementasi 1.4 Menganalisis x Menganalisis 3. Menyusun Alat:


politik luar implementasi politik implementasi dari Puzzle tentang Internet, Black
negeri bebas luar negeri bebas politik luar negeri tokoh-tokoh Board, Peta,
aktif menurut aktif menurut bebas aktif politik luar Gambar, LCD,
Mohammad Mohammad Hatta negeri bebas dan Viewer
Hatta aktif
2. Afektif: Bahan:
a. Karakter Power point,
b. Memiliki rasa kertas,
percaya diri dan spidol/kapur.
ingin tahu dalam
melestarikan
politik luar negeri
bebes aktif pada
masa Orde lama
c. Keterampilan
Sosial
x Menghargai
pendapat teman
yang berbeda
tentang politk luar
negeri bebas aktif

3. Psikomotorik:
x Melalui gambar
siswa dapat
menunjukan tokoh-
tokoh pada masa
orde lama.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013


Guru Bidang Studi

(Linda Ervana)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Marta pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : XII/ 2

Pertemuaan :1

W a kt u : 2x45 menit

I. Standar Kompetensi

Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya

Orde Baru.

II. Kompetensi Dasar

Menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta perubahan

masyarakat di Indonesia dalam upaya mengisi kemardekaan.

III. Indikator:

A. Kognitif:

1. Produk

a. Menjelaskan latar belakang pemikiran Mohammad Hatta.

b. Menjelaskan konsep politik luar negeri bebas aktif

menurut Mohammad Hatta.

c. Menjelaskan implementasi dari politik luar negeri bebas

aktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51

2. Proses

a. Membandingkan politik luar negeri bebas aktif dengan

politik luar negeri sebelum bebas aktif

B. Afektif:

1. Karakter

a. Menghayati nilai percaya diri dari politik luar negeri bebas

aktif pada masa Orde Lama.

b. Menghayati nilai semangat perjuangan dalam

melaksanakan hak-hak asasi manusia.

c. Cinta tanah air rela sepenuh hati dengan berkorban untuk

bangsa dan negara.

d. Patriotisme mengemukakan sikap yang berani, pantang

menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.

2. Keterampilan Sosial

a. Bertanggung jawab, berani mengemukakan pendapat dan

menghargai pendapat teman yang berbeda dalam satu

kelompok dengan sikap yang santun, tentang materi

menganalisis perkembangan politik dan ekonomi serta

perubahan masyarakat di Indonesia dalam upayaa mengisi

keemerdekaan.

C. Psikomotorik

a. Dengan mengamati gambar siswa dapat menunjukkan tiga tokoh

penting dalam pelaksanaan polotik luar negeri bebes aktif.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52

I. Tujuan Pembelajaran

A. Kognitif :

1. Produk

a. Siswa dapat menjelaskan latar belakang pemikiran

Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.

b. Siswa dapat menjelaskan konsep politik luar negeri bebas

aktif menurut Mohammad Hatta.

c. Siswa dapat menjelaskan implementasi dari politik luar

negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

2. Proses

a. Siswa dapat mendeskripsikan latar belakang pemikiran

Mohammad Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.

b. Siswa dapat mendeskripsikan konsep politik luar negeri

bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

c. Siswa dapat mendeskripsikan dan menganalisis

implementasi politik luar negeri bebas aktif.

B. Afektif :

1. Karakter:

a. Siswa mampu menghayati nilai dan makna dari politik

luar negeri bebas aktif pada masa Orde Lama.

b. Siswa memiliki rasa patriotisme yang tinggi dalam

kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53

c. Siswa memiliki rasa Nasionalisme yang tinggi dalam

bermasyarakat.

2. Keterampilan Sosial:

a. Siswa mampu menghargai pendapat teman tentang politik

luar negeri bebas aktif.

b. Siswa ikut serta dalam upacara Bendera tiap hari senin.

3. Psikomotorik :

a. Siswa dapat menunjukkan salah satu gambar tentang

tokoh-tokoh pada masa orde lama.

II. Materi Pembelajaran (terlampir)

1. Latar belakang pemikiran Mohammad Hatta tentang politik luar

negeri bebas aktif.

a. Riwayat hidup Mohammad Hatta.

b. Tokoh-tokoh yang berperan dalam politik luar negeri bebas

aktif.

c. Situasi politik luar negeri Indonesia pada masa orde lama.

2. Konsep politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad Hatta.

a. Makna bebas aktif

b. Moral dan kepemimpinan Hatta

3. Implementasi politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad

Hatta.

a. Kebangsaan

b. Hak Asasi Manusia


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54

c. Demokrasi

d. Ekonomi Kerakyatan

e. Demokrasi Sosial

f. Pendidikan

III. Model dan Metode pembelajaran

A. Model Pembelajaran:

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan tipe

Jigsaw.

B. Metode:

Ceramah, Diskusi, Persentasi dan Tanya jawab.

IV. Kegiatan belajar mengajar:

A. Langkah-langkahpembelajaran di kelasmeliputi beberapa bagian yaitu

antara lain:

Kegiatan Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi: Membuka kegiatan dengan doa, persentasi, 20 Menit
dan mengecek kesiapan kelas.
b. Motivasi : Guru melakukan tanya jawab tentang politik
luar negeri bebas aktif pada masa Orde Lama.
c. Orientasi : Guru memberikan gambaran singkat tentang
politik luar negeri bebas aktif pada masa Orde Lama.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan gambaran secara umum kepada siswa
mengenai latar belakang pemikiran Mohammad Hatta,
konsep politik luar negeri bebas aktif dan implementasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55

dari politik luar negeri bebas aktif. 45 Menit


2. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok.setiap kelompok
terdiri dari 6-7 orang siswa setiap kelompok mendapat
materi soal berbeda
Undian soal:
1) Kartu undian 1
Latar belakang terbentuknya politik luar negeri bebas
aktif.
2) Kartu undian 2
Munculnya pemikiran Mohammad Hatta tentang
politik luar negeri bebas aktif.
3) Kartu undian 3
Dampak dari implementasi politik luar negeri bebas
aktif.
4) Kartu undian 5
Nilai dan makna yang didapat dari mempelajari politik
luar negeri bebas aktif, sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Elaborasi:
a. Setiap anak yang mendapat nomor sama membentuk
kelompok dan berdiskusi.
1) Menganalisis terbentuknya politik luar negeri bebas
aktif.
2) Mengidentifikasi munculnya pemikiran Mohammad
Hatta tentang politik luar negeri bebas aktif.
3) Mengidentifikasi dampak dari implementasi politik
luar negeri bebas aktif, Setiap perwakilan kelompok
diminta mempersentasikan hasil investigasi da n
diskusinya di depan kelas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56

4) Setelah menemukan jawaban atas pertanyaan siswa


melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipersentasikan dengan bantuan guru.
5) Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan
mencatat hal-hal yang penting dari materi yang telah
dipersentasikan.
Konfirmasi:
b. Guru member klarifikasi pada jawaban yang kurang tepat
dan member penguatan pada jawaban yang benar.
3. Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi yang telah
dibahas yaitu tentang gagasan politiik luar negeri bebas
aktif pada masa orde lama.
b. Siswa di beri kesempatan untuk mencatat kesimpulan dari 25 Menit
diskusi.
c. Guru dan siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan
manfaat serta nilai-nilai yang di peroleh setelah
mempelajari materi yang telah didiskusikan.
d. Guru member arah tindak lanjut pembelajaran kepada
siswa (tugas terstruktur dan tugas mandiri) dan rencana
pembelajaran berikutnya.
V. Sumber/Alat/ Bahan

1. Sumber buku

I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA kelas XII. Jakarta:

Erlangga

Salaman Alfariza. 2009. Mohammad Hatta: Biografi Singkat 1902-

1980. Jogjakarta: Garasi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57

Sri-Edi Swasono, Fausi Ridjal. 1992. Mohammad Hatta: Demokrasi

Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan. Jakarta: Universitas

Indonesia

Alat :Peta dan gambar

VI. Penilaian

1. Penilaian kognitif

Pedoman penilaian produk:

No Skor Nilai
1 86-100 Baik Sekali
2 71-75 B a ik
3 56-70 Cukup
4 < 55 Kurang

2. Proses

Soal diskusi

a. Siswa dalam kelompok kecil berdiskusi tentang politik luar

negeri bebas aktif.

b. Siswa secara individu menidentifikasi terjadinya politik luar

negeri bebas aktif.

c. Kriteria penilaian proses:

Mempresentasi Aktif Aktif Mengambil Aktif Jumlah

NO Nama kan hasil Menjawab Bertanya giliran berdiskusi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58

Kriteria penilaian menggunakan skala sikap 1 s.d 5 dengan kriteria :

1) Skor 1 : Pasif, tidak cooperative dan tidak menghargai teman.

2) Skor 2 : Pasif, tidak cooperative dan menghargai teman.

3) Skor 3 : Pasif, cooperative dan menghargai teman.

4) Skor 4 : Aktif, cooperative dan menghargai teman.

5) Skor 5 : Sangat aktif, sangat cooperative dan menghargai teman

NA (Nilai Akhir) = Nilai Kognitif 70% + Nilai Afektif 20% + Nilai Psikomotorik 10%

= 100 %

Tindak Lanjut penilaian:

1. Siswa dinyatakan berhasil apabila mampu mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) sebesar 75.

2. Memberi program remidi untuk siswa yang belum mampu mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75.

3. Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya

lebih dari 75.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013

Guru mata pelajaran

Linda Ervana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 59

Lampiran I

Lampiran Materi Pembelajaran

Lampiran Materi Pelajarannya antara lain :

Gagasan Mohammad Hatta Tentang Politik Luar Negeri Bebas Aktif

A. Latar Belakang Pemikiran Mohammad Hatta Tentang Politik Luar

Negeri Bebas Aktif

1. Riwayat hidup Mohammad Hatta

Mohammad Hatta, wakil presiden Republik Indonesia yang

pertama, adalah sosok pemimpin yang berwatak jujur, disiplin,

Muslim yang saleh, negarawan yang demokrat dan ekonom yang

berideologi kerakyatan. Kepribadiannya dibentuk dari gen dan

lingkungan serta pengalaman hidupnya sedari kecil serta dimatangkan

oleh ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Mohammad Hatta

dilahirkan di Bukit Tinggi 12 Agustus 1902, di sebuah rumah kayu

bertingkat dua. Rumah itu menghadap ke jalan raya Bukit Tinggi,

Payakumbuh.

Sejak kecil, Hatta bersekolah di sekolah Belanda. Dia

menyelesaikan pendidikan dasarnya di Europese Lagere School (ELS)

di Bukit tinggi pada 1916. Kemudian Hatta menyelesaikan Meer

Uitgebreid Lager School (MULO) di Padang pada tahun 1919.

Seterusnya pada tahun 1921, Hatta menyelesaikan Handel Middlebare

School (Sekolah Tinggi Menengah Dagang) di Batavia. Usai


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 60

menamatkan sekolah Dagang, Hatta kuliah di Sekolah Tinggi

Ekonomi di Nederland Handelshogeschool, Rotterdam, Belanda.

Sejak berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis

organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JBS) cabang

Padang. Di kota ini, Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal

perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca

berbagai koran, bukan saja koran terbitan padang tetapi juga Batavia.

Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran H.O.S. Tjokroaminoto dalam

surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja.

Hatta memang mengawali karier pergerakannya di Indische

Vereeniging pada tahun 1922 ketika ditunjuk sebagai bendahara pada

tanggal 19 Februari 1922. Waktu itu, terjadi pergantian pengurus

Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen

Kartawisastra. Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi

mereka di masa mendatang, sebab ketika itulah mereka memutuskan

untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische

Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie

menjadi Indonesia. Sebuah pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan

politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota Indonesische

Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang mereka akan

membangun Indonesia dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.

Hatta pernah mengeluarkan Maklumat Politik tanggal 1

November 1945 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Indonesia


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 61

bersedia menyelesaikan sengketa dengan Belanda melalui cara

diplomasi. Di samping itu Hatta juga mengeluarkan Maklumat

pemerintah tanggal3 November 1945 yang isinya berupa anjuran

kepada rakyat untuk membentuk partai-partai politik. Melalui anjuran

tersebut, berdirilah sebuah partai politik, yaitu: Masyumi (Majelis

Syuro Muslimin Indonesia), PKI (Partai Komunis Indonesia), PBI

(Partai Buruh Indonesia), Partai Rakyat Jelata, Parkindo (Partai

Kristen Indonesia), PSI (Partai Sosialis Indonesia), PRS (Partai

Rakyat Sosialis), PKRI (Partai Katolik Republik Indonesia), Permai

(Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia), dan PNI (Partai Nasional

Indonesia).

Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Hatta pernah berusaha

mencari dukungan dunia internasional untuk mendukung Indonesia

sebagai negara merdeka. Sebagai contah, pada Juli 1947, ia pergi ke

India dengan maksud menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma

Gandhi dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (pilot

pesawatnya adalah Biju Patnaik). Nehru kemudian berjanji bahwa

India dapat membantu Indonesia dengan cara memprotes dan

memberikan resolusi kepada PBB agar Belanda dapat dihukum.

Pada 1949, Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam

perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Hasil perundingan tersebut adalah Belanda mengakui kedaulatan RI.

Berdirilah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Hatta


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 62

sebagai perdana menterinya. Dalam kurun waktu antara 29 Januari

1948 hingga Desember 1949, ia juga merangkapkan jabatannya

sebagai wakil presiden, perdana menteri, dan sekaligus menjadi

menteri pertahanan RIS. Dalam kurun waktu Desember 1949 hingga

Agustus 1950, ia juga merangkap sebagai menteri luar negeri (menlu)

RIS.

Hidup Hatta sendiri membuktikan bahwa etika itu bisa

berjalan. Ia wafat tanpa meninggalkan kekayaan yang besar. Hanya

ada rumahnya di Jalan Diponegoro dan villa kecilnya di Mega

Mendung. Tapi, sebagaimana ditunjukkan para pemimpin Indonesia

dari generasinya, kedudukan tak boleh melahirkan kekayaan. Di

Batuhampar, tempat tinggal dua kakak Hatta dari ibu yang lain, acara

pemakaman Hatta diketahui dari siaran TVRI. Namun, mereka tak

punya pesawat televisi. Begitu sederhananya sosok Hatta dan

keluarganya. Tak aneh bila Hatta berwasiat agar tak dimakamkan di

Taman Pahlawan, supaya dekat dengan rakyat.

2. Tokoh Yang Berperan dalam Politik Luar Negeri Bebas Aktif

a. Prof. Mr Sunario

Politik luar negeri bebas aktif ini tidak luput ada kaitannya

dengan sumpah pemuda 1928. Manifesto politik yang dikeluarkan

oleh Perhimpunan Indonesia 1925 lebih fundamental dari sumpah

pemuda ini menurut Prof Sartono Kartodirdjo. Manifesto politik 1925

pada intinya berisi prinsip perjuangan yakni Unity (Persatuan),


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 63

equality (kesetaraan), dan liberty (kemerdekaan). Satu-satunya tokoh

yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah

nasional adalah Prof. Mr Sunario.

Po l i t i k luar negeri bebas aktif yang digagas oleh Hatta,

dijabarkan oleh Sunario secara nyata. Ketika menjadi Menlu

dilangsungkan KAA (Konfrensi Asia Afrika) di Bandung tahun 1955

yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Ketika Hatta mundur menjadi

wakil presiden Desember 1956, Sunario ditunjuk menjadi Duta Besar

Inggris (sampai tahun 1961). Setelah itu Sunario di angkat sebagai

guru besar politik dan hukum internasional, lalu menjadi Rektor

Universitas Diponegoro semarang (1963-1966). Atas peran serta

Sunario ini, maka ia pantas dikatakan bahwa ia salah satu tokoh yang

berperan serta dalam Politik Lua.r Negeri Bebas Aktif gagasan

Mohammad Hatta.

b. Ir. Soekarno

Di mata Soekarno (lihat lampiran 2, gambar 2, ha1.46),

Hatta adalah sosok yang serius. Bahkan Ia tak pernah menari, tertawa,

atau menikmati hidup. Jejak Hatta adalah orang yang gampang merah

wajahnya atau mukanya bila bertemu dengan seorang gadis, cara

terbaik untuk melukiskan pribadi Hatta kata Soekarno adalah dengan

mengisahkan suatu kejadian di suatu sore, ketika Hatta dalam

perjalanan ke suatu tempat dan satu-satunya penumpang lain dalam


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 64

kendaraan itu adalah seorang gadis cantik. Hatta memang sosok yang

serius, justru karena itu ia lucu.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-

gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib

bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak

untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno,

pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi

Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung

dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika.

c. Situasi Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Lama

Pada masa orde lama situasi politik luar negeri Indonesia

bisa dikatakan sebagai masa pencarian jati diri bagi bangsa Indonesia

telah mengalami suatu proses yang cukup melelahkan. Dikatakan

cukup melelahkan karena semenjak dikumandangkannya proklamasi

kemardekaan Republik Indonesia, tugas demi tugas bangsa ini saling

susul menyusul untuk segera di selesaikan.

Selain itu pada masa orde lama ini juga banyak ancaman-

aneama yang terjadi ketika itu, mulai dari pemberontakan DI/TII,

PRRI, PERMESTA hingga peristiwa G30 SlPKI. Betapa sulitnya

keadaan Indonesia di masa orde lama pada waktu itu, karena selain

Soekarno sebagai kepala negara harus menjaga segala bentuk

ancaman yang terjadi terhadap stabilitas keamanan yang datangnya

dari luar negeri, juga harus menjaga dan menumpas segala bentuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 65

pemberontakan yang datangnya dari dalam negeri. Setelah melihat

dari peristiwa-peristiwa masa orde lama tersebut dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa ternyata untuk mencapai suatu pemerintahan yang

baik tidak gampang melainkan harus berusaha dan tidak gampang.

B. Konsep Politik Luar Negeri Bebas Aktif Menurut Mohammad Hatta

Bebas dan aktif adalah sifat politik luar negeri Indonesia yang

hampir selalu dimuat dalam pernyataan resmi pemerintah. Namun tidak

jarang juga di belakang kata bebas dan aktif masih di tambahkan dengan

sifat-sifat yang lain misalnya anti kolonialisme dan anti imperialisme. Di

dalam dokumen rencana strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik

Indonesia tahun 1984-1989 yang telah diterapak oleh menteri luar negeri RI

tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat politik Luar Negeri adalah:

1. Bebas aktif, bebas - aktif dilandasi oleh alinea keempat pembukaan

UUD 45 “Indonesia turut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

social.”

2. Anti kolonialisme, anti kolonialisme dilandasi oleh pembukaan UUD

45 aliea pertama penjajahan harus dihapuskan di muka bumi karena

tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

3. Mengabdi kepada kepentingan Nasional, orientasi pada kepentingan

nasional kebijakan politik luar negeri semata-mata ditujukan untuk

pencapaian kepentingan bangsa.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 66

4. Demokratis, segala keputusan oleh pemerintah harus mendapatkan

persetujuan dari DPR.

C. Implementasi Politik Luar Negeri Bebas Aktif Menurut Mohammad

Hatta

Penerapan prinsip politik Luar Negeri Bebas dan Aktif dilatar

belakangi oleh terjadinya Perang Dunia II yang menciptakan situasi

persaingan yang tajam antara Blok Barat yang dihegemoni oleh Amerika

Serikat dan Blok Timur oleh Uni Soviet.

Penerapan dari politik luar negeri bebas aktif menurut Mohammad

Hatta ini, politik bebas aktif bukanlah politik "netral" yang pasif tidak

memihak. Bukan pula politik yang "tak acu" atau menjauhkan diri dari

perkembangan dan permasalahan dunia atau mengambil jarak seimbang,

bukan pula hanya sebagai penengah. Dalam sidang Komite Nasional

Indonesia Pusat (KANIP) pada saat ini Bung Hatta telah mengemukakan

prinsip-prinsip untuk melaksanakan politik luar negeri negara Indonesia

yang benar-benar atas dasar kepentingan nasional yang turut menegakan

kepentingan nasional tanpa memihak kepada negara bebas manapun.

Pemikiran Bung Hatta ini, menurut menlu Mocthar, merupakan ekspose

pertama kali yang jelas tegas dan gamlang dari pada dasar-dasar politik luar

negeri Bebas Aktif dan kemudian berkembang menjadi Non-bolk.

Bukti bahwa Bung Hatta merupakan pencetus politik bebas-aktif

banyak dituangkan melalui judul buku cotohnya salah satu judul buku Bung

Hatta : "Mendayung Di antara dua Karangan", karena sikap yang bebas-


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 67

aktif yang di mana sikap dasar dari Mohammad Hatta, yang selalu

mendayung di antara dua karangan dalam hidupnya: di antara keharusan

menyelesaikan studi di perguruan tinggi dan kewajiban untuk terlibat dalam

perjuangan politik untuk Indonesia merdeka, di antara hormat dan

kepentingannya kepada keluarga besarnya dan panggilan untuk menjadi

patriot paripurna di antara pilihan politik koperasi dan non-koperasi

sebagaimana terlihat dalam polemiknya yang keras dan jernih dengan

Soekarno, dan di antara pendidikan politik dan mobilitas politik yang

menjadi pokok perbedaan strategi Partindo dan PNI baru yang

menyebabkan kedua partai politik itu akhirnya bertukar jalan. Yang paling

tragis di atas segala-galanya adalah pilihan sulit untuk mempertahankan

keutuhan Dwi tunggal Soekarno-Hatta, dan dengan cara itu menyelamatkan

kepemimpinan nasional atau sikap tanpa tawar menawar dalam mengikuti

prinsip-prinsip yang menentukan moralitas dari tidaktanduk politiknya.

Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif dengan sendirinya

diarahkan pada prioritas mengupayakan dan mengamankan serta

meningkatkan kerja sama dan dukungan negara-negara sahabat serta badan-

badan internasional bagi percepatan pemulihan perekonomian nasional dan

sekaligus mengupayakan pulihnya kepercayaan internasional terhadap tekad

dan kemampuan Pemerintahan baru untuk mengatasi krisis

multidimensional yang sedang Indonesia hadapi saat ini. Dalam kaitan ini

yang perlu diwaspadai adalah munculnya pertentangan persepsi di antara

komponen-komponen bangsa mengenai berbagai isu nasional yang bukan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 68

hanya memperburuk citra Indonesia di mata dunia, bahkan dapat

mengancam keutuhan bangsa.

Dalam penerapan Politik Luar Negeri Bebas Aktif ini tidak terlepas

pula dari berbagai bidang diantaranya pemikiran-pemikiran Mohammad

Hatta tentang:

a. Kebangsaan

b. Hak Asasi Manusia

c. Demokrasi

d. Ekonomi Kerakyatan

e. Demokrasi Sosial

f. Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai