Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL INDONESIA BIDANG HUKUM


KELUARGA (FAMILY LAW) DALAM MENJAWAB KEBUTUHAN GLOBAL

Oleh:

Dr. Derita Prapti Rahayu, S.H., M.H.*


Email:

Abstract

In the current era of globalization and internationalization where economic, social and
cultural developments have caused international relations to be infinite which can lead to
civil disputes which give rise to the meeting of legal systems of countries in the world that
have their own characteristics related to International Private Law. Hopefully there will
not be many problems that arise if disputes over different citizenship civilizations are
resolved through Alternative dispute resolution. Although when the Al forum decision on
alternative dispute resolution was not carried out voluntarily by the parties affected by the
execution, the execution of such decisions became the competence of the district court.
Especially if the arbitration forum ruling was dropped outside Indonesia, then when the
decision is to obtain recognition and execution within the jurisdiction of the Republic of
Indonesia, the decision must first obtain an exequature from the Chair of the Central
Jakarta District. Court. But the situation will be different if the dispute is not resolved
through Alternative dispute resolution but is left to the court authorities to resolve it, it will
be different.

Key word; Indonesian International Legal Law Family, The Global Needs, Indonesia
.

A. PENDAHULUAN pernyataan yang sederhana yaitu


Manusia adalah makhluk social bahwa manusia adalah makhluk yang
yang selalu hidup bermasyarakat yang tidak bisa hidup diluar tatanan. Tetapi,
pada dasarnya juga menimbulkan ia tidak membicarakan kerumitan
benturan-benturan kepentingan baik antara “societas” dan “ius” tersebut.
dalam ranah pidana maupun perdata. Tidak tergambarkan bagaimana
Sehingga muncul “Ubi societas, ibi intensif dan rumit kaitan antara
1
ius.” Maknanya, “Di mana ada keduanya.
masyarakat, di situ ada hukum.” Sehingga tidak bisa dipungkiri
Ungkapan ini menunjukkan bahwa hukum selalu tertinggal dari fakta
hukum pada dasarnya selalu muncul dalam pergaulan keperdataan.
sejak pertama kali masyarakat itu ada,
*Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas
yang ditandai oleh pembenturan Bangka Belitung.
1
kepentingan-kepentingan. Itu baru Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum Mengalir,
Kompas, 2007, hlm. 9.

1987
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

Ketertinggalan hukum itu juga terjadi dilaksanakan secara sukarela oleh


dalam ranah hukum acara perdata pihak yang terkena eksekusi, maka
yang bahkan memunculkan anggapan eksekusi putusan semacam itu menjadi
bahwa proses beracara di Pengadilan kompetensi pengadilan negeri.
dalam menyelesaikan sengketa Apalagi jika putusan forum arbitrase
keperdataan terlalu panjang. tadi dijatuhkan di luar Indonesia,
Muncul fenomena dalam maka ketika putusan hendak
masyarakat, berupa pilihan forum memperoleh pengakuan dan eksekusi
untuk menyelesaikan konflik ke arah di dalam wilayah hukum Republik
forum lain selain pengadilan. Apalagi Indonesia, terlebih dahulu putusan
untuk sengketa-sengketa yang tersebut harus memperoleh exequatur
melibatkan pihak-pihak multinasional. dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Para pihak multinasional bahkan sejak Pusat2. Tapi keadaannya akan berbeda
awal telah bersepakat di dalam jika sengketa tersebut tidak
kontrak mereka, manakala kelak diselesaikan melalui jalur ADR tetapi
terjadi konflik, maka penyelesaiannya diserahkan pada otoritas pengadilan
tidak akan melalui pengadilan negeri. untuk menyelesaikannya, pasti akan
Menghadapi kenyataan itu, muncul berbeda.
“Alternative Dispute Resolution
(ADR)” sampai akhirnya Pemerintah B. PEMBAHASAN
Indonesia menerbitkan Undang- 1. Upaya Penyelarasan Kaidah-
Undang tentang Arbitrase dan Kaidah Hukum Perdata
Alternatif Penyelesaian Sengketa Internasional
Nomor 30 Tahun 1999 sebagai salah Di masa globalisasi dan
satu upaya menjawab tuntutan internasionalisasi saat ini dimana
dinamika masyarakat yang semakin perkembangan ekonomi, sosial dan
kompleks. budaya telah menyebabkan
Kiranya tidak akan ada banyak pergaulan Internasional menjadi tak
permasalahan yang timbul jika terbatas. Akibatnya batas-batas
sengketa keperdataan baik warga teritorial negara nasional hampir
Negara yang sama ataupun beda tidak lagi menjadipenghalang bagi
kewarganegaraan diselesaikan melalui
2
ADR tersebut. Meskipun ketika Pasal 66 huruf d Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
putusan forum lain (ADR), tidak Penyelesaian Sengketa.

1988
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

berkembangnya ragam aktivitas membatalkan perjanjian jual beli


manusia yang bisa menimbulkan tersebut, karena berdasarkan
sengketa keperdataan sehingga hukum Indonesia perjanjian antara
menimbulkan bertemunya sistem- suami istri adalah dilarang. A
sistem hukum negara-negara di mengajukan pembatalan di
dunia yang mempunyai ciri khas pengadilan India.”
tersendiri, misalnya; Contoh diatas sekedar
“Sarah, merupakan seorang menggambarkan kenyataan bahwa
pengusaha berkewarganegaraan aturan hukum suatu Negara
Inggris dan keturunan India. Sarah berdaulat sering dihadapkan pada
mengadakan perjanjian jual beli masalah-masalah hukum yang ada
mobil dengan Beni, seorang pelajar kaitan dengan system hukum
berkewarganegaraan Indonesia Negara lain. Jika kita melihat
yang sedang menjalankan studinya kenyataan ini, bisa kita simpulkan
di Belanda. Perjanjian jual beli bahwa hal tersebut berkaitan
mobil tersebut dibuat di Indonesia dengan Hukum Perdata
dengan menggunakan bahasa Internasional (HPI).
Inggris. Setelah perjanjian Hukum perdata internasional
ditandatangani, Sarah kemudian merupakan peraturan dan
secara sepihak membatalkan keputusan hukum yang
perjanjian dan menjual mobil menunjukkan stelsel hukum
tersebut kepada orang lain. Beni manakah yang berlaku atau apakah
yang tidak menerima perbuatan yang merupakan hukum jika
Sarah tersebut kemudian hubungan-hubungan atau peristiwa-
mengajukan gugatan ke Pengadilan peristiwa antara warga negara pada
Indonesia.” suatu waktu tertentu
Atau... memperlihatkan titik pertalian
“A merupakan warga negara dengan kaidah-kaidah hukum dari
Indonesia yang menikah dengan B, dua atau lebih negara yang berbeda
warga negara Inggris. Setelah dalam lingkungan kuasa, tempat,
menikah, A menjual tanahnya yang pribadi dan soal-soal.3
terletak di India kepada B.
Perjanjian dibuat di Indonesia. 1 3
Sudarto Gautama dalam Bayu Seto
tahun kemudian, A hendak Hardjowahono, Dasar-Dasar Hukum Perdata

1989
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

Fungsi HPI hanya sebagai konsekuensinya (menentukan


petunjuk dalam menentukan hukum titik taut primer).5
mana yang harus diperlakukan, HPI b) Penentuan ada/ tidaknya
tidak memberikan pemecahan pada kompetensi/ kewenangan
persoalan hukum sampai pada yurisdiksional forum untuk
materinya, HPI hanya memeriksa, mengadili dan
menunjukkan pada hakim, hukum memutus perkara yang
manakah yang harus dipakai, bersangkutan.
hukum manakah yang harus c) Menentukan sistem hukum
dipergunakan. Persoalan yang intern negara mana/apa yang
dihadapai hakim tidak diselesaikan harus diberlakukan untuk
dengan kaidah-kaidah HPI tapi menyelesaikan perkara/
diselesaikan menurut kaidah-kaidah menjawab persoalan hukum
hukum materiel yang telah ditunjuk yang mengandung unsur asing
oleh kaidah HPI. (menentukan titik taut sekunder6
Agar dapat diperoleh gambaran untuk menunjuk kearah lex
yang lebih konkret mengenai causae).
bagaimana logic dan keruntutan d) Mencari dan menemukan kaidah
HPI dalam menyelesaikan HPI yang tepat melalui tindakan
persoalan hukum yang kualifikasi fakta dan kualifikasi
mengandung unsur asing, maka hukum.
akan di gambarkan empat langkah e) Menentukan kaidah HPI lex fori7
berpikir hukum utama HPI4 : yang relevan dalam rangka
a) Menghadapi persoalan hukum penunjukan ke arah lex causae.8
dalam wujud sekumpulan fakta
hukum yang mengandung unsur 5
Titik taut primer adalah fakta dalam sebuah
asing (foreign element) hakim perkara HPI, mempertautkan perkara dengan
wilayah suatu Negara asing. Ibid., hlm. 15.
6
harus menentukan apakah Titik taut sekunder/titik taut penentu adalah
fakta dalam perkara yang mendasarkan kaidah
perkara tersebut merupakan atau asas HPI dianggap bersifat menentukan
(dominan) untuk digunakan dalam menentukan
persoalan HPI beserta kea rah tempat yang hukumnhya harus
diberlakukan sebagai lex causae, Ibid., hal. 17
7
Lex fori adalah system hukum dari tempat
dimana persoalan hukum diajukan sebagai
perkara, Ibid., hal. 16
8
Internasional, Bandung: Citra Aditya Bakti, Lex causae merupakan system hokum yang
2006, hlm. 9. harus digunakan untuk menyelesaikan sebuah
4
Ibid, hlm. 14-21. perkara HPI, Ibid.

1990
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

f) Memeriksa kembali fakta-fakta mncul usaha-usaha Negara-negara


dalam perkara dan menentukan untuk melakukan upaya
sistem hukum mana atau negara penyelarasan kaidah HPI.
apa yang seharusnya Dari uraian di atas telah dapat
diberlakukan sebagai lex causae. kita simpulkan bahwa ada
g) Menyelesaikan perkara dengan kemungkinan suatu Negara tidak
menggunakan/ memberlakukan mengakui atau menolak suatu
kaidah-kaidah hukum intern dari proses peradilan dari Negara lain.
lex causae. Jika demikian, suka atau tidak,
Jadi tugas HPI hanya mengenai Indonesia begitu pula Negara lain
pertanyaan tentang hukum mana harus terus melakukan upaya
yang harus diperlakukan. Setelah pembaharuan atas sejumlah
diketemukan, maka tugas HPI telah perangkat norma hukum formal
selesai dan kemudian tugas hakim yang ada khususnya dalam hal ini
adalah dengan menggunakan alat dalam bidang hukum keperdataan
bukti yang ada menyelesaikan yang mengandung unsur
persoalan menurut ketentuan- transnasional (HPI).
ketentuan hukum bersangkutan. Mengadakan kesepakatan
Namun seandainya berdasarkan bilateral atau meratifikasi berbagai
pendekatan HPI ternyata hukum perjanjian internasional multilateral
asing yang seharusnya menyangkut HPI merupakan
diberlakukan atau hak-hak asing langkah yang tepat, apalagi di
yang harus ditegakkan dalam Indonesia belum ada kompilasi,
putusan perkara ternyata masih apalagi unifikasi. Aturan HPI di
menjadi masalah. Hal ini berkaitan Indonesia tersebar di berbagai
dengan apakah pengadilan suatu peraturan perundang-undangan,
Negara selalu harus mengakui dan misalnya Undang-Undang tentang
memberlakukan hukum asing Perkawinan, Undang-Undang
tersebut atau tidak. Ada atau tidak tentang Kewarganegaraan dan
dasar untuk menolak atau sebagainya.
membenarkan proses hukum atau Seperti yang dilakukan oleh
putusan pengadilan Negara lain, hal sejumlah Negara untuk mengatasi
ini yang menjadi masalah kesulitan tersebut meskipun upaya
mendalam dalam HPI, sehingga yang dilakukan itu bukan
1991
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

dimaksudkan untuk keanggotaan konperensi tersebut


menyeragamkan seluruh sistem makin diperluas dengan masuknya
hukum intern dari negara-negara Inggris (1951), Turki (1956), Israel
peserta, melainkan sekedar upaya dan RPA (1960), USA (1964),
untuk menyelaraskan kaidah- Canada (1968), dan kemudian
kaidah HPI-nya. Harapannya diikuti pula oleh negara-negara dari
adalah penyelesaian persoalan kawasan Amerika Latin.10
untuk masalah-masalah hukum Kemudian lebih lanjut di
perdata tertentu akan dapat bentuklah HCPIL (Hague
dilakukan oleh badan-badan Conference on Private
peradilan masing-masing negara International Law) Indonesia
9
peserta. hingga saat ini belum menjadi
Upaya yang dilakukan sejumlah Negara pihak, Indonesia hanya
negara sejak akhir abad ke 19 menjadi Negara penandatangan atas
melalui penyelenggaraan beberapa beberapa konvensi. Beberapa
konperensi dalam bidang HPI yang contoh konvensi tersebut
diselenggarakan di Den Haag, diantaranya11:
untuk mempersiapkan unifikasi a) Convention relating to Civil
kaidah-kaidah HPI. Semula Procedure, 1954. (Konvensi
Konperensi Hukum Perdata tentang hukum acara perdata
Internasional (HPI) di Den Haag itu pada badan peradilan, tahun
merupakan konperensi diplomatik 1954).
antara negara-negara Eropa b) Convention on the Service
(negara-negara Eropa kontinental) Abroad of Judicial and
dengan tujuan menjajagi Extrajudicial Documents in
kemungkinan mengadakan Civil or Commercial Matters,
unifikasi kaidah-kaidah HPI. Akan 1965. (Konvensitentang
tetapi kemudian pesertanya penyampaian dokumen resmi
diperluas dengan masuknya Jepang badan peradilan kepadapara
(dari Asia tahun 1904). Kemudian pihak yang berada di luar negeri
seusai Perang Dunia ke II di dalam perkara perdatadan

10
Ibid., hlm. 6.
9 11
Sudargo Gautama, Capita Selecta Hukum Sudargo Gautama, Indonesia dan Konvensi-
Perdata Internasional. Bandung: Alumni, 1983, Konvensi Hukum Perdata Internasional.Bandung:
hlm. 5. Alumni, 2005

1992
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

dagang, tahun 1965). Konvensi menghadapi perkara-perkara


ini pada dasarnya merupakan keperdataan yang bertalian dengan
hasil revisi dari Bab pertama sistem hukum asing. Perkara
Konvensi 1954, yang dilakukan keperdataan yang bertalian dengan
pada Konperensi Den Haag ke sistem hukum asing tersebut antara
10 tahun 1964. lain meliputi12 ;
c) The Hague Convention on the a) Subyek hukum.
Recognition and Enforcement b) Hukum perkawinan dan
ofForeign Judgments in Civil perceraian pasangan berbeda
and Commercial Matters, kewarganegaraan.
1971.(Konvensi Den Haag c) Hukum benda.
tentang Pengakuan dan d) Pewarisan.
Pelaksanaan Putusan Hakim e) Perjanjian
Asing di dalam perkara Perdata
dan Dagang, tahun 1971). 3. Asas-Asas HPI IndonesiaTentang
Konvensi-konvensi di bidang Subyek Hukum
Hukum Perdata Internasional a. Asas Nasionalitas
tersebut mempunyai arti penting (Kewarganegaraan)
bagi Negara kita, terutama dalam Stastus personal seseorang
iklim pemupukan komunikasi ditetapkan berdasarkan hukum
lalulintas internasional dan kewarganegaraan (lex patriae)
mempermudah hubungan orang tersebut. Berdasarkan
menyelesaikan suatu perkara suatu asas dalam bidang hukum
keperdataan berbeda keperdataan yaitu asas mobilia
kewarganegaraan. sequntuur personam, asas
pemberlakuan lex patriaeberlaku
2. Asas-Asas Umum HPI Indonesia juga dalam penentuan status
Dalam Bidang Hukum Keluarga benda bergerak, maksudnya
(Family Law) status benda bergerak ditetapkan
HPI juga dipahami sebagai berdasarkan hukum yang
proses dan aturan-aturan yang berlaku untuk menetapkan status
digunakan oleh pengadilan untuk
menentukan hukum mana yang 12
Op.Cit. Bayu Seto Hardjowahono, hlm. 268-300
harus diperlakukan dalam
1993
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

personal orang yang memiliki c. Asas-asas untuk penentuan status


benda tersebut. badan hukum.
Berdasarkan pasal 16 AB 1) Asas kewarganegaraan/
dianut prinsip nasionalitas untuk domicilie pemegang saham
status personal. Hal ini berati Status badan hukum
warga negara indonesia yang ditentukan berdasarkan hukum
berada di luar negeri, sepanjang dari tempat dimana mayoritas
mengenai hal-hal yang terkait pemegang sahamnya menjadi
dengan status personalnya , tetap warga negara (lex patriae) atau
berada di bawah lingkungan berdomisili (lex domicilie). Asas
kekuasaan hukum nasional ini sudah banyak ditinggalkan
indonesia, sebaliknya, menurut karena kesulitan untuk
jurisprudensi, maka orang-orang menetapkan kewarganegaraan
asing yang berada dalam atau domisili dari mayoritas
wilayah Republik indonesia pemegang saham.
dipergunakan juga hukum 2) Asas centre of
nasional mereka sepanjang hal administration/business
tersebut masuk dalam bidang Status dan kewenangan suatu
status personal mereka. Dalam badan hukum harus tunduk pada
jurisprudensi indonesia yang kaidah hukum dari tempat pusat
termasuk status personal antara kegiatan adiministrasi badan
lain perceraian, pembatalan hukum tersebut.
perkawinan, perwalian anak- 3) Asas place of incorporation
anak, wewenang hukum, dan Status dan kewenangan suatu
kewenangan melakukan badan hukum berdasarkan
perbuatan hukum, soal nama, hukum dari tempat badan hukum
soal status anak-anak yang secara resmi didirikan/dibentuk.
dibawah umur. 4) Asas centre of exploitation
b. Asas Domicilie Status dan kewenangan suatu
Status dan kewenangan badan hukum berdasarkan
seseorang ditentukan hukum dari tempat perusahaan
berdasarkan hukum domicilie itu memusatkan kegiatan
(hukum tempat kediaman operasional, eksploitasi atau
permanen) orang itu. kegiatan produksi barang/jasa
1994
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

d. Asas-Asas HPI Indonesia 2) Validitas formal perkawinan


Tentang Hukum perkawinan Validitas formal
dan perceraian pasangan perkawinan ditentukan
berbeda kewarganegaraan berdasarkan lex loci
Bidang hukum keluarga pada celebrationis
dasarnya mengatur tentang 3) Akibat-akibat perkawinan
perkawinan dalam arti luas yaitu Beberapa asas HPI tentang
mencakup validitas akibat-akibat perkawinan
materiil/formal perkawinan, seperti masalah hak dan
keabsahan, akibat-akibat kewajiban suami istri,
perkawinan, harta perkawinan hubungan orang tua dan anak,
dan berakhirnya perkawinan kekuasaan orang tua, harta
dalam HPI. kekayaan perkawinan adalah
1) Validitas materiil perkawinan tunduk pada:
a) Asas lex loci celebrationis, a) Sistem hukum tempat
validitas materiil perkawinan di resmikan.
perkawinan ditetapkan b) Sistem hukum dari tempat
berdasarkan kaidah hukum suami istri bersama-sama
di tempat perkawinan menjadi warga negara
diresmikan/dilangsungkan. setelah perkawinan.
b) Asas yang menyatakan c) Sistem hukum dari tempat
validitas materiil suami istri berkediaman
perkawinan berdasar tetap bersama setelah
sisterm hukum masing- perkawinan atau tempat
masing pihak menjadi suami istri berdomisili
warga negara sebelum tetap setelah perkawinan.
perkawinan. Berdasarkan UU tentang
c) Asas yang menyatakan kewarganegaraan anak
validitas materiil yang lahir dari perkawinan
perkawinan berdasar seorang wanita WNI
sisterm hukum masing- dengan pria WNA,
masing berdomisili maupun anak yang lahir
sebelum perkawinan dari perkawinan seorang
dilangsungkan. wanita WNA dengan pria
1995
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

WNI, sama-sama diakui c) Joint residence/ domicilie


sebagai warga negara of choice setelah
Indonesia. Anak tersebut perkawinan
akan berkewarganegaraan d) Diajukannya gugatan
ganda, dan setelah anak perceraian (lex fori)
berusia 18 tahun atau Tampaknya asas Lex loci
sudah kawin maka ia harus celebrationis dan lex fori
menentukan pilihannya. merupakan asas yang paling
Pernyataan untuk memilih cocok digunakan untuk
tersebut harus mengatur perceraian dan
disampaikan paling lambat akibatnya.
3 (tiga) tahun setelah anak
berusia 18 tahun atau e. Asas-asas HPI Indonesia
setelah kawin.13Pemberian dalam hukum benda
kewarganegaraan ganda Sebelumnya harus ditetapkan
ini merupakan terobosan mengenai klasisfikasi benda
baru yang positif bagi berdasarkan hukum dari tempat
anak-anak hasil dari gugatan atas benda diajukan (lex
14
perkawinan campuran. fori) dan hukum dari tempat
4) Perceraian dan akibat benda berada/terletak (lex situs).
perceraian
Berdasarkan sistem hukum f. Asas-asas HPI Indonesia
dari tempat : dalam hukum pewarisan
a) Lex loci celebrationis 1) Umumnya diterima asas
b) Joint nationality bahwa dalam hal benda yang
menjadi obyek pewarisan
merupakan benda tetap,
13
Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf I, proses pewarisan atas benda
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik berdasarkan hukum dari
Indonesia
14
Perkawinan campuran adalah perkawinan tempat benda berada/terletak.
antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada
hukum yang berlainan, karena perbedaan 2) Jika benda yang obyek waris
kewarganegaraan dan salah satu pihak
adalah benda bergerak tunduk
berkewarganegaraan Indonesia. Pasal 57 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun pada kaidah hukum waris dari
1974 tentang Perkawinan
tempat pewaris menjadi
1996
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

warga negara atau asas yang berkembang dalam


berkediaman pada saat ia HPI bidang hukum kontrak.
meninggal dunia. 1. Asas lex loci
3) Berkaitan dengan kecakapan contractus/hukum tempat
pewaris dalam hal membuat pembuatan kontrak.
testamen harus berdasarkan 2. Asas lex loci
pada hukum dari tempat solutionis/hukum dari tempat
pewaris berdomisili atau pelaksanaan perjanjian.
menjadi warga negara pada 3. Asas parti
saat pembuatan testamen atau autonomy/kebebasan para
hukum dari pewaris pihak
berdomisili/menjadi warga Berkaitan dengan asas-asas
negara pada saat ia meninggal HPI tentang perbuatan melawan
dunia. hukum doktrin utama yang
g. Asas-Asas HPI Indonesia berkembang dalam HPI adalah:
Dalam Hukum Perjanjian 1. Penentuan kualitas suatu
Asas HPI yang paling utama perbuatan melawan hukum
dalam hukum perjanjian antar harus dilakukan berdasarkan
warga negara lain adalah bahwa hukum dari tempat perbuatan
hukum yang dipilih dan itu dilakukan.
disepakati oleh para pihak dalam 2. Perbautan itu harus diatur
perjanjian/kontrak. Namun berdasarkan hukum dari
dalam praktek, persoalan HPI tempat timbulnya akibat dari
menjadi lebih kompleks pada perbuatan itu.
saat situasi dimana para pihak 3. Bahwa penentuan kualitas
tidak melakukan pilihan hukum suatu perbuatan sebaga
atau tidak menyatakan pilihan perbuatan melawan hukum
hukumnya secara tegas. harus ditentukan oleh hukum
Sehingga teori-teori HPI bidang forum termasuk penetapan
kontrak sangat diperlukan atau hak dan tanggungjawab dari
lebih dikenal upaya menetapkan para pihak yang terlibat.
the proper law of contract. Di 4. Berkaitan dengan point (c)
bawah ini akan ditinjau beberapa ditentukan berdasarkan
sistem hukum yang memiliki
1997
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

kaitan paling signifikan Sehubungan dengan hal itu


dengan rangkaian tindakan bagi para pihak khususnya WNI
dan situasi perkara yang yang mempunyai hubungan
sedang dihadapi. keperdataan berbeda
5. Hukum yang berlaku untuk kewarganegaraan seyogyanya
menyelesaikan suatu perkara segera mengajukann
harus ditetapkan setelah permohonan penetapan status
memperhatikan kebijakan- kewarganegaraan sesuai dengan
kebijakan umum dari negara peraturan perundang-undangan
yang hukumnya terlibat yang berlaku. Seperti contoh
dalam perkara dan berikut ini mengenai
menganalisis kepentingan- permohonan pendaftaran
kepentingan dari negara itu. kewarganegaraan anak karena
perkawinan beda
Contoh kasus: kewarganegaraan orang tua yang
Berdasarkan penjelasan di ada di wilayah Kementerian
atas, maka akan kita ketahui Hukum dan HAM Propinsi
bahwa dasar penentuan apakah Kepulauan Bangka Belitung.
suatu peristiwa masuk dalam
kaidah HPI dan hukum mana PERMOHONAN
PENDAFTARAN
yang akan digunakan sangat
KEWARGANEGARAAN
banyak dipengaruhi oleh apakah ANAK KARENA
PERKAWINAN BEDA
para pihak yang terlibat
KEWARGANEGARAAN
berkewarganegaraan berbeda/ ORANG TUA
asas kewarganegaraan (lex
KRONOLOGI
patriae) sehingga memberikan
1. Bahwa pada tanggal 02 bulan
gambaran pada kita bahwa
Januari tahun 2007 Saudara
kejelasan status YUNITA ERAVIANTI,
kewarganegaraan haruslah S.Ag, mengajukan
permohonan pendaftaran
diprioritaskan bagi para pihak
kewarganegaraan anak
yang mempunyai hubungan berdasarkan pasal 41
keperdataan berbeda Undang- Undang
kewarganegaraan. Kewarganegaraan Republik
Indonesia Nomor : 12 Tahun

1998
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

2006 tentang kematian salah seorang


Kewarganegaraan Republik dari orang tua anak yang
Indonesia; disahkan oleh pejabat yang
2. Bahwa permohonan tersebut berwenang atau
diajukan dikarenakan Perwakilan Republik
perkawinan dilakukan Indonesia bagi anak yang
berdasarkan lahir dari perkawinan yang
kewarganegaraan yang sah;
berbeda, dimana suami dari f. Fotokopi kutipan akte
Ibu Yunita Eravianti pengakuan atau penetapan
berkewarganegaraan pengadilan tentang
Thailand dan Ibu Yunita pengangkatan anak yang
Eravianti disahkan oleh pejabat yang
berkewarganegaraan berwenang atau
Indonesia; Perwakilan Republik
3. Bahwa permohonan diajukan Indonesia bagi anak yang
dengan melampirkan diakui atau yang diangkat;
persyaratan sebagai berikut: g. Fotokopi kartu tanda
a. Fotokopi kutipan akte penduduk warga negara
kelahiran anak yang asing yang disahkan oleh
disahkan oleh pejabat yang pejabat yang berwenang
berwenang atau bagi anak yang sudah
Perwakilan Republik berusia 17 tahun dan
Indonesia; bertempat tinggal di
b. Surat pernyataan dari wilayah negara Republik
orang tua atau wali bahwa Indonesia; dan
anak belum kawin; h. Fotokopi kartu keluarga
c. Fotokopi kartu tanda orang tua yang disahkan
penduduk atau paspor oleh pejabat yang
orang tua anak yang masih berwenang bagi anak yang
berlaku yang disahkan belum wajib memiliki
oleh pejabat yang kartu tanda penduduk yang
berwenang atau bertempat tinggal di
Perwakilan Republik wilayah Republik
Indonesia; Indonesia.
d. Pas foto anak terbaru Bahwa berdasarkan
berwarna ukuran 4x6 cm permohonan tersebut Kepada
sebanyak 6 (enam) lembar;
Kantor Wilayah Kementerian
e. Fotokopi kutipan akte
perkawinan/buku nikah Hukum dan HAM Kepulauan
atau kutipan akte Bangka Belitung meneruskan
perceraian/surat
Permohonan kepada Menteri
talak/perceraian atau
keterangan/kutipan akte Hukum dan HAM RI di Jakarta;

1999
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

Bahwa setelah dilakukan penyampaian dokumen resmi badan


pemeriksaan dan penelitian peradilan kepadapara pihak yang
terhadap permohonan berkas berada di luar negeri di dalam
permohonan pendaftaran untuk perkara perdatadan dagang, tahun
memperoleh kewarganegaraan 1965). Konvensi ini pada dasarnya
Republik Indonesia atas nama merupakan hasil revisi dari Bab
Risal Farisi Toreyeh telah pertama Konvensi 1954, yang
memenuhi persyaratan dilakukan pada Konperensi Den
berdasarkan UU Tentang Haag ke 10 tahun 1964.
kewarganegaraan, Peraturan 3. The Hague Convention on the
Menteri Hukum dan HAM RI Recognition and Enforcement of
Nomor : M.01-HL.03.01 Tahun Foreign Judgments in Civil and
2006 tentang tentang tata cara Commercial Matters, 1971.
pendaftaran untuk memperoleh (Konvensi Den Haag tentang
kewarganegaraan RI Pengakuan dan Pelaksanaan
berdasarkan pasal 41,sehingga Putusan Hakim Asing di dalam
dikabulkan oleh Menteri Hukum perkara Perdata dan Dagang, tahun
dan HAM RI 1971).
Asas-Asas Umum HPI Indonesia
C. PENUTUP Dalam Bidang Hukum Keluarga
Upaya penyelarasan kaidah-kaidah (Family Law) Asas Nasionalitas
Hukum Perdata Internasional di (Kewarganegaraan), asas domisili,
Indonesia degnan menjadi Negara Asas centre of
penandatangan atas beberapa administration/business, Asas place of
konvensi. Beberapa contoh konvensi incorporation , Asas centre of
tersebut diantaranya: exploitation, Lex loci celebrationis,
1. Convention relating to Civil Joint nationality, Joint residence/
Procedure, 1954. (Konvensi domicilie of choice setelah
tentang hukum acara perdata pada perkawinan, Diajukannya gugatan
badan peradilan, tahun 1954). perceraian (lex fori).
2. Convention on the Service Abroad
of Judicial and Extrajudicial
Documents in Civil or Commercial
Matters, 1965. (Konvensitentang
2000
Jurnal Hukum Progresif: Vol. XII/No.1/ Juni 2018 Derita Prapti Rahayu: Hukum Perdata...

D. DAFTAR PUSTAKA
Bayu Seto Hardjowahono, Dasar-
Dasar Hukum Perdata
Internasional, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2006.

Satjipto Rahardjo, Biarkan Hukum


Mengalir, Kompas, 2007.

Sudargo Gautama, Capita Selecta


Hukum Perdata Internasional.
Bandung: Alumni, 1983.

Sudargo Gautama, Indonesia dan


konvensi-konvensi hukum perdata
internasional.Bandung: Alumni,
2005.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun


1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan Republik
Indonesia

2001

Anda mungkin juga menyukai