SM 05
ORGANISASI PROYEK
PELATIHAN MANAJER
LAPANGAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
BANGUNAN GEDUNG
(SITE MANAGER FOR BUILDING)
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana,
pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat
kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk
semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10
ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang
mengacu pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
i
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
ii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya masih relatif masih jauh dari yang diharapkan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli /
terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta
penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hydro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 55 (lima puluh lima) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Manajer Lapangan
Pelaksanaan Konstruksi Bangunan (Site Manager For Building) merupakan salah
satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat
kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam
juru gambar arsitektur bidang cipta karya.
iii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Tim Penyusun
iv
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
LEMBAR TUJUAN
v
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
SERIE : SM – 05
JUDUL : ORGANISASI PROYEK
vi
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar ............................................................................................... i
Prakata............................................................................................................. iii
Lembar Tujuan ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................................. ix
Deskripsi Singkat Pengembangan Modul .................................................... x
Daftar Modul .................................................................................................... xi
Panduan Pembelajaran .................................................................................. xiii
vii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Rangkuman ................................................................................... IV – 4
Latihan ........................................................................................... IV – 4
DAFTAR PUSTAKA
viii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel – 5.1 Proses Seleksi dan Penempatan Antara Sistem dan Subsistem
Tabel – 5.2 Enam Strategi Peramalan/Seleksi
Tabel – 5.3 Pemeringkatan (Rangking) Dari Keenam Strategi Seleksi
Berdasarkan Hasil Penelitian Sawyer
ix
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DESKRIPSI SINGKAT
PENGEMBANGAN MODUL MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BANGUNAN
(SITE MANAGER FOR BUILDING)
x
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR MODUL
Keselamatan, Kesehatan
1. SM – 01 1.
Kerja dan Lingkungan
2. SM - 02 Hubungan Kerja 2.
Penyusunan dan
8. SM-08 pengelolaan Anggaran 8.
Biaya
Persiapan Pelaksanaan
10. SM-10 10.
Pembangunan
Pengendalian Pelaksanaan
11. SM-11 11.
Pembangunan
Laporan Akhir
14. SM-14 Pengendalian 14.
Pembangunan
xi
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
PANDUAN PEMBELAJARAN
1 2 3 4
1 Ceramah Pembukaan : Menyimak, - OHT
Menjelaskan Tujuan mendengarkan dan - Flip chart
Pembelajaran Umum dan menanyakan materi - LCD
Tujuan Pembelajaran Khusus yang kurang jelas - White board
(TPU dan TPK) merangsang -
motivasi peserta dangan Diskusi
pertanyaan atau
pengalamannya dalam Membuat tugas
menerapkannya
Waktu : 10 Menit
xii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Membuat tugas
5. Ceramah : Menyimak, - OHT
Menjelaskan materi tentang mendengarkan dan - Flip chart
prinsip kerja dan tata cara menanyakan materi - LCD
memilih pekerja sesuai dengan yang kurang jelas - White board
kriteria -
Diskusi
Waktu : 15 Menit
Bahan : Materi Bab IV Membuat tugas
6. Ceramah : Menyimak, - OHT
Menjelaskan materi tentang mendengarkan dan - Flip chart
prinsip kerja dan tata cara menanyakan materi - LCD
perekrutan personil yang kurang jelas - White board
-
Waktu : 15 Menit Diskusi
Bahan : Materi Bab V
Membuat tugas
xiii
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Salah satu proses dalam manajemen adalah mengorganisir yang secara umum
didefinisikan kegiatan mengatur, mengelompokkan, membagi tugas dan wewenang
serta menentukan prosedur kerja dan laporan bagi para personil/tenaga kerja dalam
memanfaatkan sumber daya seperti manusia, mesin, uang, material dan informasi
yang dimiliki oleh organisasi dalam suatu gerak yang sinkron dan harmosis untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
I-1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
C. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam modul ini adalah :
1. Ragam organisasi proyek
2. Deskripsi pekerjaan
3. Kriteria personil
4. Perekrutan personil
I-2
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB II
RAGAM ORGANISASI PROYEK
A. Umum
Sejak lahir sampai meninggal kita, sadar atau tidak, menjadi anggota dari satu atau
beberapa kelompok sosial. Begitu kita lahir kita menjadi anggota dari satu kelompok
keluarga, suami istri dan anak, atau ayah, ibu dan kakak-kakak. Memasuki sekolah,
kita menjadi anggota dari kelompok kelas di sekolah. Disamping itu mungkin kita
memasuki perkumpulan tari, perkumpulan olahraga, kelompok diskusi sekolah dan
sebagainya. Memasuki dunia pekerjaan sebagai tenaga kerja, kita menjadi anggota
dari kelompok kerja kita, disamping menjadi anggota dari perkumpulan-
perkumpulan yang berkaitan dengan minat kita (perkumpulan olahraga,
perkumpulan kesenian dan sebagainya), dengan tempat tinggal kita (Rukun
tetangga, Desa dan sebagainya), dengan keahlian dan profesi kita masing-masing
(misalnya persatuan sarjana hukum, ikatan dokter dan seterusnya). Dalam setiap
kelompok dimana kita menjadi anggota, kita memainkan peran yang berbeda-beda,
sebagai ayah, suami, ibu, istri, ketua, bendahara, anggota biasa, karyawan, dan
seterusnya dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Selama hidup
kita tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh kelompok sosial yang berbeda-beda
dan sebaliknya kita dapat mempengaruhi kelompok sosial yang beraneka. Kita
berada dalam interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan kita, khususnya
orang-orang yang berada langsung disekitar kita, baik yang langsung dapat kita
hubungi maupun yang tidak langsung (misalnya dihubungi dalam mass media, TV,
Radio, Harian dan sebagainya).
Dalam bab ini, kelompok sosial yang dibahas adalah kelompok yang berada dalam
satu organisasi kerja, kelompok kerja. Meskipun demikian akan pengertian-
pengertian dari kelompok kerja yang berlaku pula untuk kelompok sosial pada
umumnya.
Dalam membahas perilaku tenaga kerja dalam kelompok perlu selalu diingat bahwa
tenaga kerja tidak saja mendapat pengaruh dari kelompok kerjanya, tetapi juga
mendapat pengaruh dari kelompok lingkungan yang lain. Untuk memudahkan
analisisnya kita tidak membahas besarnya peran masing-masing kelompok sosial
pada seorang tenaga kerja.
II - 1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Bagaimana timbulnya kelompok kerja tidak dapat dipisahkan dari proses timbulnya
organisasi kerja atau organisasi industri. Organisasi industri timbul dan berkembang
melalui dua cara. Pertama, organisasi timbul dan berkembang berdasarkan suatu
perencanaan, suatu cetak biru (Blue Print). Dengan modal yang mencukupi sesuai
yang diperlukan, kita dapat mendirikan satu perusahaan, perusahaan dagang,
perusahaan manufaktur atau perusahaan apa saja yang kita inginkan. Kita
merencanakan visi, misi, tujuan, bentuk, struktur fungsi perusahaan. Kita carikan
lokasinya yang tepat, kita tetapkan peralatan, mesin-mesin dan bahan-bahan yang
kita perlukan. Kita tetapkan macam kedudukan, pekerjaan, jabatan yang ada dalam
suatu tata tingkat yang kita anggap memadai untuk permulaan. Kita tetapkan jumlah
dan macam tenaga kerja yang diperlukan. Setelah ijin untuk mendirikan perusahaan
diperoleh kita mulai mewujudkan rencana pendirian perusahaan, kita
merealisasikan cetak biru. Gedung dibangun, mesin-mesin, peralatan dan bahan-
bahan dibeli, tenaga kerja dicari, diseleksi dan diterima. Jika semua persiapan
selesai mulailah perusahaan berfungsi. Kelompok kerja yang terkecil sebagai
satuan kerja, mulai beroperasi dalam kelompok kerja yang lebih besar, yang
beroperasi dalam organisasi perusahaan, yang beroperasi secara keseluruhan.
Organisasi industri mulai berinteraksi dengan sistem lain di lingkungannya.
Organisasi industri dapat pula timbul dan berkembang mulai dari satu orang yang
berwiraswasta. Misalnya seorang ibu rumah tangga yang bernama ibu Tuti senang
dan pandai memasak suatu ketika menawarkan diri untuk memasakkan makanan
II - 2
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 3
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
beberapa anak perusahaan. Organisasi yang semula kecil (dua orang) menjadi
organisasi yang besar, yang terdiri dari berbagai kelompok kerja.
Pemecahan satu pekerjaan dengan segala macam aspeknya (aspek produksi,
aspek keuangan, aspek pemasaran dan penjualan, hubungan dengan langganan
dan calon langganan, aspek personalia) menjadi berbagai macam pekerjaan yang
menunjukkan adanya hubungan keterpautan antara pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Dengan demikian tenaga kerja yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut juga
saling berkaitan dalam suatu hubungan ketergantungan. Mereka saling memerlukan
dan saling mempengaruhi.
Organisasi industri terdiri dari kelompok kerja yang saling berkaitan dalam satu tata
tingkat. Likert (1961,1967) berpendapat bahwa organisasi dapat dipandang sebagai
sistem dari kelompok yang saling berkaitan. Kelompok yang saling berkaitan ini
dihubungkan oleh tenaga kerja yang menduduki jabatan kunci dan menjadi anggota
dari dua kelompok sekaligus, yang berfungsi sebagai pasak penghubung antara
kelompok-kelompok.
Kelompok kerja direksi merupakan kelompok kerja yang tertinggi. Setiap direktur
menjadi penyelia dari dua kepala divisi, merupakan pasak penghubung dari
kelompok kerjanya. Setiap kepala divisi menjadi penyelia dari dua kepala bagian
dan merupakan pasak penghubung dari kelompok kerjanya, demikian seterusnya
sampai kelompok kerja terendah dalam organisasi. Dalam contoh adalah kelompok
kerja dari kepala sub bagian.
Dari uraian diatas sudah mulai jelas apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan
kelompok kerja. Robbins (1981 : 71) mengatakan bahwa :
”two or more individuals, interacting and interdependent, who
come together two achieve particular objectives.” (kelompok terdiri
dari dua atau lebih orang, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung, yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran
tertentu).
Unsur-unsur dari batasan tersebut ialah : (a) dua atau lebih orang, (b) saling
mempengaruhi, saling tergantung, dan (c) bersama-sama mencapai sasaran.
II - 4
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2. Mengelompokkan Pekerjaan
Setelah identifikasi dan klasifikasi pekerjaan selesai dilakukan, tahap berikutnya
adalah mengelompokkan tiap pekerjaan ke dalam unit atau paket pekerjaan
masing-masing yang telah diidentifikasi biaya, jadwal, dan mutunya. Selanjutnya
diserahkan kepada individu atau kelompok yang telah ditunjuk untuk
melaksanakannya.
II - 5
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
B. Struktur Organisasi
Guna menunjukkan dan menggambarkan hubungan secara resmi dan jenjang
kepangkatan antar personil/tenaga kerja dalam menjalankan tugas masing-masing
maka perlu dibuat wadah dalam bentuk struktur organisasi. Dalam struktur
organisasi tersebut akan terlihat hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis atau area kegiatan organisasi, seperti pemasaran, produksi (manufaktur),
keuangan, teknik, perawatan, operasional, sumber daya manusia, proyek dan
lain-lain.
2. Hirarki/jenjang, wewenang dan tanggung jawab dari anggota dan pimpinan
organisasi.
3. Pengaturan kerja sama, jalur pelaporan, jalur komunikasi vertikal maupun
horizontal.
4. Pembagian menjadi kelompok maupun suatu kelompok.
Ada beberapa macam bentuk struktur organisasi, yaitu fungsional, produk, area dan
matriks.
a. Organisasi Fungsional
Dalam organisasi fungsional, pekerjaan dan personil dikelompokkan ke dalam
unit-unit sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh perusahaan semen akan
memiliki bidang-bidang yang merupakan fungsi pemasaran, manufaktur,
logistik, sumber daya manusia, keuangan dan umum. Selanjutnya bidang
manufaktur mempunyai sub bidang pemeliharaan, operasi dan teknik, dan
seterusnya sesuai keperluan. Ciri utama organisasi fungsional ialah memiliki
struktur piramidal, dengan konsep otoritas dan hirarki vertikal dengan sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Prinsip komando tunggal di mana masing-masing personil hanya memiliki
satu atasan.
2. Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
3. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal.
4. Hubungan kerja horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan dan
petunjuk pelaksanaan.
5. Mekanisme koordinasi antar unit, bila diperlukan dilakukan, dengan rapat-
rapat atau membentuk panitia perwakilan.
II - 6
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 7
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 2.2. adalah contoh organisasi produk dan area. Pada tingkat atas,
pembagian dilakukan berdasarkan produk, area atau lokasi yang dilanjutkan
lapisan II dengan pembagian tugas berdasarkan fungsi.
II - 8
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
c. Organisasi Matriks
Sejarah organisasi matriks ini bermula dari industri dirgantara di Amerika Serikat,
sewaktu industri tersebut menerima pesanan pesawat terbang dalam jumlah
besar dari pemerintahnya. Untuk memudahkan pemantauan kemajuan dan
prestasi proyek-proyek yang dipesan tersebut, maka pemerintah Amerika Serikat
menempatkan wakil tunggalnya pada proyek tersebut yang bertanggung jawab
atas kemajuan dan prestasi penyelanggaraan proyek. Untuk itu dibentuk
manajer proyek yang berbagi tugas dan tanggung jawab dengan manajer
fungsional yang ada. Pengaturan sementara ini akhirnya berkembang menjadi
struktur formal yang dikenal dengan organisasi matriks. Ciri utama organisasi
matriks adalah adanya jalur komunikasi formal vertikal dan juga horizontal.
II - 9
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
d. Organisasi Proyek
Dalam menyusun organisasi proyek selain memperhatikan faktor-faktor dalam
organisasi secara umum, juga harus memperhatikan aspek-aspek proyek
sehingga manajemen proyek dapat diterapkan dengan baik.
II - 10
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 11
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Gambar 2.4 adalah contoh gambar struktur organisasi proyek murni. Pada
gambar tersebut proyek berdiri sejajar dengan divisi/departemen lain,
lengkap dengan bagian-bagian engineering, konstruksi dan logistik.
II - 12
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 13
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 14
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 15
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Apa saja fungsi kelompok sehingga dapat dirasakan bermakna bagi tenaga kerja
dan apa pula fungsinya yang bermakna untuk keseluruhan organisasinya?
1. Fungsi Kelompok Bagi Anggotanya
Kelompok, bagi anggotanya, dapat berfungsi sebagai (Schein, 1980, Robbins,
1988) : (a) pemenuh kebutuhan (antara lain: kebutuhan akan keamanan,
affiliation, power, prestasi) para anggota kelompok; (b) pengembang, penunjang
dan pemantap dari identitas dan pemelihara dari harga diri kita, (c) sebagai
penetap dan penguji kenyataan/realita sosial, (d) sebagai mekanisme
pemecahan masalah dan pelaksanaan tugas.
a. Fungsi Kelompok Sebagai Pemenuh Kebutuhan Para Anggotanya
Kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan, ketidakpastian. Kelompok
menimbulkan rasa mampu mengatasi ancaman terhadap dirinya. Tenaga
kerja yang baru mudah merasa diisolisasi dan memerlukan bantuan,
menginginkan kepastian. Kelompok dapat memberikan rasa kepastian pada
diri seseorang.
II - 16
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 17
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 18
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
II - 19
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB-II
Ukuran organisasi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu organisasi besar, organisasi
menengah dan organisasi kecil, secara garis besar ukuran organisasi tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor (1) Lokasi pekerjaan, (2) Kompleksitas pekerjaan, (3)
Volume/ruang lingkup pekerjaan, (4) Jangka waktu penyelesaian pekerjaan, (5) Tujuan
organisasi. Ada beberapa macam bentuk struktur organisasi, yaitu organisasi fungsional,
organisasi produk dan area, organisasi matriks, organisasi proyek. Ragam struktur
organisasi proyek adalah organisasi proyek fungsional, organisasi proyek murni, dan
organisasi proyek matriks.
LATIHAN
1. Jelaskan masing-masing dari ragam struktur organisasi proyek !
2. Sebutkan kelebihan dan kelemahan dari organisasi proyek matriks ?
3. Apa saja fungsi kelompok sehingga dapat dirasakan bermakna bagi tenaga kerja dan
apa pula fungsinya yang bermakna untuk keseluruhan organisasinya ?
II - 20
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB III
DESKRIPSI PEKERJAAN
A. Umum
Deskripsi pekerjaan adalah uraian tugas dan tanggung serta wewenang dari setiap
personil yang ada dalam struktur organisasi. Dengan adanya deskripsi pekerjaan ini
maka tidak akan ada pekerjaan yang tumpang tindih maupun yang tertinggal dan
seluruh personil dalam organisasi mengetahui dengan jelas tugas dan
wewenangnya masing-masing.
III - 1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
4. Manager Lapangan
Manager lapangan memimpin dan mengkoordinasi semua kegiatan proyek
dilapangan, seperti :
a. Hubungan dengan masyarakat dan instansi setempat.
b. Engineering dan pembelian yang dilakukan di lapangan konstruksi instalasi
permanen dan sementara.
c. Keselamatan kerja.
d. Keuangan dan akuntansi
e. Administrasi umum, perburuhan dan personalia.
f. Pengawasan dan pengendalian mutu.
Disamping itu, manager lapangan mewakili perusahaan dalam hubungan
dengan pihak ketiga, seperti instansi pemerintah dan perusahaan swasta
dilokasi proyek.
5. Superitenden Konstruksi
Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan konstruksi, baik yang langsung
dikerjakan sendiri atau oleh subkontraktor, meliputi pembangunan instalasi,
memeriksa dan melakukan uji coba, dan menyiapkan penyelesaian fisik.
III - 2
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
7. Bagian Pengadaan
Bertanggung jawab mengenai pembelian, angkutan dan ekspedisi semua
material dan peralatan untuk proyek, baik di lapangan maupun di kantor pusat.
III - 3
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Pada setiap pekerjaan akan dijumpai berbagai tugas yang harus dilaksanakan
(tugas pokok, tugas sekunder/tambahan). Tugas dilakukan melalui serangkaian
kegiatan. Setiap kegiatan dapat dirinci lebih lanjut kedalam unsur-unsur kegiatan.
Misalnya, tugas memantau pekerjaan bawahan. Kegiatan-kegiatannya antara lain
pada saat-saat tidak teratur mendatangi bawahan untuk melihat apa yang ia
kerjakan; membaca laporan kerja bawahan dan seterusnya. Setiap kegiatan dirinci
kedalam unsur-unsur pekerjaan. Misalnya, membaca laporan kerja bawahan,
mengambil laporan kerja bawahan dari kotak surat masuk, membaca halaman
demi halaman, memberi catatan pada halaman-halaman sebagai umpan balik bagi
bawahan, menulis secara keseluruhan pandangan tentang laporan pekerjaan
bawahan disertai saran-saran perbaikan dan seterusnya.
III - 4
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Pengembangan karier; (5) Penimbangan karya; (6) Sistem imbalan upah dan
gaji; (7) Kesehatan dan keselamatan; (8) Hubungan industrial.
b. Pekerjaan dan organisasi kerja: (1) Uraian/pemberian pekerjaan (Job
Description); (2) Klasifikasi (pengelompokan) pekerjaan; (3) Desain/rancangan
kerja dan alat (work and equipment design); (4) Rekayasa kerja (Job
Engineering); dan (5) Perencanaan organisasi.
Data pekerjaan dapat dikumpulkan dari: (1) pemegang pekerjaan sendiri, (2)
atasannya, (3) pemegang pekerjaan dan atasannya, (4) para ’ahli’ dari pekerjaan.
Data yang dikumpulkan dari perkerjaan dapat diolah secara kuantitatif (seperti
Executive Position Description Quesionnaire dari Hemphill, 1959; Leader Behavior
III - 5
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2. Pekerjaannya
Tidak ada pekerjaan yang tidak berubah. Mereka berubah sesuai dengan
waktu dan situasi. Perubahan-perubahan ada yang dapat diketahui
sebelumnya dan ada yang tidak dapat diramalkan. Suatu pekerjaan yang
rutin, dimana tugas-tugas yang harus diulang-ulang setelah interval waktu
tertentu, dapat secara mudah dideskripsikan. Pekerjaan yang terdiri dari
tugas-tugas rutin dan bukan rutin akan sulit dideskripsikan. Suatu perubahan
kebijaksanaan dalam organisasi akan mempunyai dampak pada pekerjaan,
yang sebelumnya tidak dapat diketahui. Selain daripada itu, meskipun
sasaran tugas mungkin sama, cara mencapai sasarannya dapat saja
berbeda-beda. Perubahan yang tidak dapat diramalkan dapat pula timbul
karena adanya interaksi sambung-menyambung antara pemegang pekerjaan
III - 6
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Dari pembahasan diatas jelaslah bahwa data pekerjaan tidak akan pernah
dikumpulkan secara lengkap dan tepat. Namun demikian, tetap perlu
diusahakan untuk mengumpulkan data pekerjaan selengkap dan setepat
mungkin serta analisis pekerjaan perlu dilakukan secara berkala. Dengan
demikian ciri-ciri pribadi yang dituntut oleh pekerjaan dapat pula secara
berkala ditinjau kembali.
III - 7
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
III - 8
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB-III
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan deskripsi pekerjaan setiap personil dalam struktur organisasi
proyek !
2. Jelaskan metode analisis pekerjaandan sebutkan dari mana saja data pekerjaan
dikumpulkan !
III - 9
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB IV
KRITERIA PERSONIL
A. Umum
Kriteria personil adalah syarat-syarat atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh
personil yang akan ditempatkan dalam organisasi. Kriteria yang akan digunakan
pada tiap personil adalah berbeda-beda disesuaikan dengan tugas dan wewenang
yang akan diterimanya. Karena itu kriteria personil harus ditetapkan lebih dahulu
sebelum melakukan rekruitmen tenaga kerja.
B. Kriteria Personil
Dengan merujuk pada struktur organisasi yang telah diuraikan maka kriteria personil
untuk tiap jabatan adalah sebagai berikut :
1. Manajer Proyek atau Pimpinan Proyek
a. Sarjana Teknik dengan pengalaman minimum 15 tahun dibidang
pembangunan gedung.
b. Sehat jasmani rohani dan tidak cacat fisik yang mengganggu pelaksanaan
tugas.
c. Tidak buta warna.
d. Memiliki sertifikat keahlian minimum tingkat madya.
e. Umur tidak lebih dari 55 tahun.
IV - 1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
5. Superintenden Konstruksi
a. Sarjana Teknik dengan pengalaman minimum 7 tahun di bidang
pembangunan gedung.
b. Tidak buta warna, sehat jasmani dan rohani serta tidak cacat fisik yang
mengganggu pelaksanaan tugas.
c. Memiliki sertifikat keahlian di bidang manajemen proyek/konstruksi minimum
ahli muda.
d. Umur tidak lebih dari 45 tahun.
IV - 2
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
d. Umur tidak lebih dari 5 tahun di bidang perancangan atau Quantity Surveyor.
7. Bagian Pengadaan
a. Sarjana Teknik atau ekonomi dengan pengalaman di bidang pembelian
minimum 5 tahun.
b. Tdak buta warna, sehat jasmani rohani dan tidak cacat fisik yang
mengganggu pelaksanaan tugas.
c. Umur tidak lebih dari 40 tahun.
IV - 3
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB-IV
Kriteria personil adalah syarat-syarat atau kualifikasi yang harus dimiliki oleh personil
yang akan ditempatkan dalam organisasi. Kriteria yang digunakan pada tiap personil
berbeda-beda sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Dengan beracuan pada struktur
organisasi maka kriteria setiap personilnya disesuaikan dengan keahliannya dan
pengalamannya dalam tugas yang diberikan.
LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan kriteria personil?
2. Jelaskan kriteria tiap personil sesuai dengan jabatannya dalam struktur organisasi!
IV - 4
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
BAB V
PEREKRUTAN PERSONIL
A. Umum
Setelah struktur organisasi, deskripsi pekerjaan dan kriteria personil disusun maka
tahap selanjutnya adalah melakukan rekrutmen personil. Jumlah personil yang akan
direkrut dan kualifikasinya disesuaikan ruang lingkup pekerjaan, struktur organisasi,
kriteria personil dan waktu kebutuhan personil sejalan dengan kemajuan pekerjaan
di lapangan. Karena itu perekrutan personil dilakukan secara bertahap mengikuti
kebutuhan di lapangan, hal ini karena sifat pekerjaan proyek adalah dinamis atau
tidak bersifat rutin.
V-1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para sarjana psikologi perlu sekali mengadakan
berbagai penelitian yang berkaitan dengan ‘keabsahan’ (keabsahan ramalan,
keabsahan konstruk, keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes
psikologik yang digunakan dalam seleksi dan assessment, sehingga seleksi dan
assessment psikologik untuk berbagai tujuan menjadi lebih menggunakan kaidah-
kaidah ilmiah.
Tabel 5.1 Proses Seleksi dan Penempatan antara Sistem atau Subsistem
Lingkungan/Sistem Komponen batas dari Sistem atau subsistem 2
lain/subsistem 1 sistem/Subsistem 2
Masukan Proses Keluaran/masukan
Pelamar atau tenaga kerja Seleksi dan penempatan Tenaga kerja yang
memenuhi syarat
Para pelamar atau calon tenaga kerja, sebagai masukan, dapat datang baik dari
luar maupun dari dalam organisasi industri (dari luar sistem atau dari dalam
sistemnya sendiri, yaitu dari subsistem lain). Oleh komponen batas dari sistem,
organisasi industri (misalnya bagian personalia), atau dari subsistem, lapisan
V-2
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
tertentu dari organisasi industri (kepala bagian dan/atau tenaga kerja yang ditunjuk),
diselenggarakan seleksi dan penempatan. Hasil atau keluaran dari proses seleksi
dan penempatan ini (yang merupakan keluaran dari komponen batas dan masukan
dari sistem atau subsistem). Ialah adanya dan telah diterimanya tenaga kerja yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan semula oleh sistem atau subsistem.
Misal 1. Pekerjaan yang lowong adalah pekerjaan wiraniaga. Untuk dapat diterima
perusahaan ‘X’ menetapkan bahwa para calon harus memiliki pengetahuan
kewiraniagaan, sopan, lancar bicara dan dapat mengendalikan diri dengan baik.
Para calon atau pelamar dapat datang baik dari luar maupun dari dalam
perusahaan ‘X’. Bagian personalia mengadakan seleksi dan menemukenali calon
yang paling memenuhi persyaratan diatas. Pekerjaan wiraniaga ditawarkan
kepadanya dan, jika ia menerimanya, akhirnya ia diterima bekerja sebagai
wiraniaga.
Misal 2. Beberapa kepala cabang dari Bank ‘XYZ’ akan pensiun sehingga tempat
mereka harus segera diisi, harus segera dicarikan penggantinya dari para karyawan
lapisan dibawahnya (subsistem 1). Direksi, dibantu oleh kepala bagian personalia
(komponen batas dari subsistem 2) mencari calon-calonnya untuk diseleksi dan
ditempatkan sebagai kepala cabang. Hal ini merupakan promosi bagi mereka.
Tabel 5.1 juga menunjukkan bahwa proses seleksi dan penempatan merupakan
suatu proses peramalan. Para calon tenaga kerja dinilai atau ditaksir sejauh mana
mereka memilki ciri-ciri pribadi yang dipersyaratkan, sejauh mana mereka
memenuhi persyaratan yang ditentukan semula oleh perusahaan. Ciri-ciri pribadi
dan persyaratan lainnya diukur oleh berbagai macam alat ukur, tes, kuesioner,
wawancara, dan sebagainya. Berdasarkan hasil-hasil ukuran ini para calon ditaksir
sejauh mana mereka akan berhasil dalam pekerjaannya nanti kalau diterima. Calon
atau calon-calon (kalau diperlukan lebih dari satu tenaga kerja) yang ditaksir
berkemungkinan besar akan berhasil kelak dalam melakukan pekerjaan yang
ditawarkan kepadanya.
Dari apa yang telah diuraikan diatas dapatlah disimpulkan bahwa sasaran seleksi
adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak
seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
V-3
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seorang atau
sejumlah orang (sesuai dengan jumlah orang yang diperlukan) yang paling
memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula.
Tugas dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokkan
kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan semula dari setiap
pekerjaan.
Pada seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana
mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula) dengan
satu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat kesesuaiannya untuk
sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari jumlah calon dipilih sejumlah orang
yang dinilai secara keseluruhan paling sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berbeda-beda yang tersedia.
1. Perbedaan individual
Organisasi (termasuk organisasi industri) terdiri dari sejumlah anggota yang
memberikan sumbangan mereka masing-masing kepada upaya mencapai
tujuan organisasi melalui kedudukan dan peran mereka dalam organisasi.
Suatau organisasi dapat terjadi melalui usaha perorangan atau sekelompok
orang dan melalui suatu ‘cetak biru’ (Blue Print) usaha. Melalui usaha
perorangan atau sekelompok orang organisasi dimulai kecil untuk kemudian
berkembang menjadi besar. Tenaga kerja yang semula sedikit makin meningkat
jumlahnya sesuai dengan perkembangan organisasinya. Sebaliknya organisasi
akan langsung ‘sedang besar’ atau ‘besar’ jika terjadi melalui cetak biru.
Bagaimanapun terjadi dan berkembangnya organisasi dalam proses
perkembangannya dapat kita saksikan berlangsungny diferensiasinya atau
‘pecah’nya satu pekerjaan menjadi berbagai macam pekerjaan. Diferensiasi ini
V-4
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V-5
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
atau sifat manusia dapat berupa tinggi badan, kekuatan fisik, ciri kepribadian,
ciri mental seperti intelegensi, kreativitas dan seterusnya. Jika kita ukur ciri
tersebut pada sejumlah orang yang banyak, pada suatu populasi, kita akan
selalu menemukan suatu kurva distribusi normal sebagaimana gambar dibawah
ini.
Tinggi kurva mewakili frekuensi dari skor, sedangkan pada garis yang mendatar
terentang skor dari alat ukur ciri pribadi dari rendah samapai tinggi. Kurva
tersebut merupakan kurva distribusi normal teoretis dari perbedaan-perbedaan
individual. Cirinya adalah simetri berkisar pusat kurvanya yang disebut rata-rata
bagian tengah yang bergaris mencakup 50% dari keseluruhan populasi.
Populasi yang terwakili dalam kurva dapat dibagi kedalam empat bagian yang
sama besar. Kita dapat memasukkan sseorang kedalam kuartal pertama,
kedua, ketiga, atau keempat sesuai dengan dengan skornya pada alat ukur ciri
pribadi tertentu.
25 % 50 % 25 %
Variasi yang terbesar dalam hal kecakapan individual terjadi dalam kuartal
pertama dan keempat. Pada kedua kuartal ditengah, orang lebih homogen,
tidak banyak perbedaan antara mereka. Atas dasar ini kita beranggapan bahwa
semua orang berkarya atau berprestasi oada tingkat yang sama. Kita tidak
menyadari fakta bahwa rentang luas dalam kecakapan justru terdapat pada
kuartal bawah dan atas. Tenaga kerja dengan prestasi yang luar biasa inilah
yang sering disalah pahami (misunderstood), yang mebdapat perlakuan yang
tidak tepat. Dengan memberikan penghargaan yang sesuai kepada tenaga
kerja kuartal atas, dapat diperoleh keuntungan-keuntungan potensial secara
relatif mudah (Maier & Verser,1982).
Karena setengah dari populasi berkecakapan dekat dengan rata-rata, maka
mereka pada umumnya terwakili dalam kelompok kecil. Prestasi kerja
V-6
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V-7
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2. Strategi Seleksi
Campbell, Dunnette, Lawler, Weick (1970) membahas enam macam strategi
seleksi atau strategi peramalan yang didasarkan pada penggunaan dari metode
mekanikal atau klinikal dalam mengumpulkan dan mengolah data (lihat Tabel
5.2)
Pengumpulan data secara mekanikal ialah jika data dikumpulkan berdasarkan
pedoman-pedoman, peraturan-peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan
semula (misalnya tes/alatukur yang telah dikaji dan dibakukan pengambilan,
pengolahan dan penilaiannya).
Pengumpulan data secara Klinikal ialah jika data dikumpulkan dengan cara
yang lentur (fleksibel), dalam arti kata bahwa macam data yang dikumpulkan
dari seseorang, berbeda dengan data yang dikumpulkan dari orang lain,
tergantung pada orang (psikolog) yang mengumpulkan data tersebut. Data
yang dianggap perlu dilkumpulkan dari seseorang dapat berbeda macamnya
dengan data yang dianggap perlu dikumpulkan dari orang lain (misalnya, pada
wawancara seleksi dengan ‘A’ dirasakan perlu mengetahui lebih dalam tentang
hubungan antara hubungan keluarga karena diduga berpengaruh besar pada
prestasi kerjanya kelak, sedangkan pada wawancara dengan ‘B’ dirasakan
lebih penting mengetahui lebih banyak prestasinya waktu disekolah
menengah).
V-8
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V-9
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Nilai dari keenam strategi diteliti oleh Sawyer dan hasilnya dibahas secara
ringkas oleh Campbell dkk (1970) dan dapat dibaca pada tabel 5.3 berikut ini.
Dari hasil penelitian Sawyer disimpulkan bahwa cara pengolahan data secara
mekanikal lebih baik daripada cara pengolahan yang klinikal tanpa
memperhatikan cara yang digunakan dalam pengumpulan data. Campbell dkk
(1970: 155) selanjutnya menyatakan bahwa:
“The best strategy of all ... is one which supplements data
collected mechanically with presumed broader range of data
collected clinically but which “protects” teh data from the clinician’s
potentionally faulty inferences by combining them into a predictive
composite by a set of common rules of equation developed
mechanically.”
Tabel 5.3 Pemeringkatan (Rangking) Dari Keenam Strategi Seleksi Berdasarkan Hasil
Penelitian Sawyer
No. Stategy Cara Pengumpulan Data Cara Pengolahan Data
1. Gabungan Klinikal dan Mekanikal Mekanikal
Mekanikal
2. Statistikal Murni Mekanikal Mekanikal
3. Pengharkatan Klinikal Mekanikal
Perilaku
4. Interpretasi Perilaku Mekanikal Klinikal
5. Gabungan Klinikal Klinikal dan Mekanikal Klinikal
6. Klinikal Murni Klinikal Klinikal
V - 10
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V - 11
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V - 12
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
Tahap I
Surat lamaran
Tahap I I
Wawancara awal
Tahap III
Ujian Psikotes
(wawancara)
Tahap IV
Penilaian akhir
Tahap V
Pemberitahuan
wawancara akhir
Tahap VI
Penerimaan
Di tolak
V - 13
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
calon tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam tahap III ini dapat
terjadi bahwa para calon mengikuti semua subtahap (a,b,c), atau
hanya mengikuti subtahap berikutnya kalau dinilai ‘memuaskan’
pada subtahap sebelumnya. Ada perusahaan-perusahaan di
Indonesia yang tidak melaksanakan subtahap (a) dan subtahap (c).
sebaliknya ada perusahan-perusahaan lain yang tidak
melaksanakan subtahap (b).
d. Tahap IV : Penilaian Akhir. Pada tahap ini hasil-hasil dari tahap
sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk sampai diambil
keputusan akhir calon mana yang akan diterima atau ditolak. Para
calon tenaga kerja yang diterima kemudian diminta untuk dites
kesehatan umumnya. Dapat terjadi bahwa pada permulaan tahap
ini para calon dites kesehatan dahulu, terutama kalau
dipersyaratkan kondisi fisik tertentu (misalnya, tidak boleh buta
warna). Hasil tes kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahap
sebelumnya kemudian digunakan sebagai dasar penerimaan atau
penolakan calon.
e. Tahap V : Pemberitahuan dan Wawancara Akhir. Hasil penilaian
pada tahap IV diberitahukan kepada para calon. Wawancara akhir
dilakukan dengan para calon tenaga kerja yang diterima, kemudian
diterangkan tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut
kebijakan dalam bidang sumber daya manusia, seperti gaji dan
imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya ia dapat
diterima bekerja pada perusahaan.
f. Tahap VI : Penerimaan. Dalam tahap ini para calon tenaga kerja
mendapat surat keputusan diterima bekerja pada perusahaan
dengan berbagai persyaratan kerja. Adakalanya tenaga kerja
diminta untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.
V - 14
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
4. Keabsahan Peramalan
(Predictive Validity)
5. Keabsahan Silang
(Cross Validation)
6. Rekomendasi untuk
seleksi/assessment
V - 15
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V - 16
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
pada seleksi. Disamping itu perlu juga disusun pedoman pemberian dan
penilaian alat-alat ukur peramalan.
Model seleksi tradisional ini sulit digunakan. Untuk penelitian keabsahan
peramalan seleksi, diperlukan contoh (sample) yang besar sekali. Untuk
pekerjaan-pekerjaan non manajerial mungkin dapat kita temukan sejumlah
tenaga kerja yang melakukan satu jenis pekerjaan, misalnya operator
mesin tenun, petugas perawat mesin, pramuniaga, dan pegawai
administrasi dan sebagainya. Untuk pekerjaan manajerial jarang akan
dapat kita temukan lebih dari satu tenaga kerja yang mengerjakan satu
pekerjaan yang sama (kecuali untuk pekerjaan penyelia atau mandor). Lagi
pula sulit bahkan tidak akan dapat ditemukan perusahaan-perusahaan
yang mau menyediakan perusahaannya untuk penelitian semacam ini.
V - 17
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2
1
3 4
Gambar 5.4 Titik Awan Yang Menggambarkan Korelasi Antara Tes Peramalan dan Tes
Keberhasilan Pada Pekerjaan.
Karena korelasi antara tes peramalan dan tes kriteria tidak sama
dengan satu (tidak akan pernah satu), maka titik awan nya berbentuk
oval, lonjong. Kuadran 2 dan 3 merupakan ketepatan positif dan
negatif, sedangkan kuadran 1 dan 4 adalah ketidaktepatan positif dan
negatif. Seperangkat peramal yang lain dapat merupakan peramal
yang lebih tepat untuk kelompok ketidak tepatan positif ( Kuadran 1 ).
Dunnette (1966:107-109) menemukan dua macam peramal yang
efektif untuk dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok lulusan
sekolah menengah pria dan kelompok lulusan sekolah menengah
wanita yang melamar untuk satu pekerjaan yang sama. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model seleksi tradisional sulit
untuk digunakan (termasuk juga untuk Indonesia) dan haruslah dicari
model penelitian keabsahan seleksi yang lain dan lebih layak.
V - 18
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
V - 19
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
C. Rekrutmen Eksternal
Pendekatan ini dilakukan jika jumlah tenaga kerja di dalam perusahaan seluruhnya
telah ditempatkan pada lokasi proyek yang ada, sehingga perlu dicari tenaga kerja
yang cocok untuk menempati posisi tersebut.
Tata cara perekrutan personil adalah sebagai berikut :
1. Merancang dan memasang iklan di media cetak mengenai kebutuhan tenaga
kerja/personil disertai dengan kriteria/kualifikasi yang diperlukan.
2. Apabila di internal organisasi terdapat personil yang memenuhi persyaratan dan
dapat meningkatkan karier personil tersebut maka diprioritaskan menggunakan
personil dari internal perusahaan.
3. Lakukan seleksi terhadap lamaran kerja yang diterima.
4. Lakukan pemanggilan terhadap lamaran kerja yang telah masuk kriteria setelah
dilakukan penyortiran lamaran kerja.
5. Lakukan wawancara terhadap pelamar yang dipanggil dan lulus wawancara
dilanjutkan dengan tes mulai dari tes pengetahuan yang menyangkut pekerjaan,
tes kesehatan dan psikotes.
6. Pelamar yang lulus tes dipanggil untuk diterima bekerja di proyek dan
dikonfirmasi kesediannya bekerja sesuai bidangnya dan peraturan-peraturan
yang berlaku dengan menandatangani perjanjian kerja.
7. Pelamar diberi masa percobaan selama 3 (tiga) bulan.
8. Status kepegawaian dapat berupa status harian lepas, kontrak dengan masa
kerja tertentu atau permanen.
9. Personil yang lulus masa percobaan ditetapkan sebagai karyawan yang telah
diangkat dengan status harian, kontrak atau permanen.
D. Rekrutmen Internal
Secara internal perusahaan dapat mencari personil yang cocok untuk posisi
tersebut, melalui 3 (tiga) pendekatan:
1. Promosi
Jika di antara pengawas lapangan ada yang sudah berpengalaman dan
berprestasi baik, maka dapat dilakukan peningkatan jenjang karir untuk
menjabat posisi yang lebih tinggi.
V - 20
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
2. Rotasi/Mutasi
Pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas dan
lokasi pekerjaan, sehingga seseorang dapat dipindahkan untuk jabatan yang
sama pada proyek di lokasi yang berbeda.
3. Degradasi
Untuk personil yang dinilai kurang berprestasi, dapat dilakukan ’hukuman’
berupa pemindahan pada jabatan yang lebih rendah dari kedudukan semula.
Hal ini dilakukan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan potensinya di
posisi yang baru, dengan harapan pada masa mendatang ia dapat kembali
berprestasi.
Pengaturan ketiga pola di atas dilakukan melalui Manager Sumber Daya Manusia
(Personalia). Hal ini sangat efektif jika di dalam perusahaan sudah memiliki
”assesmnet system’ bagi pengembangan karir sumber daya manusia yang bekerja
di sana.
Bagi karyawan yang ingin menduduki jabatan baru, jika perlu dilakukan pelatihan
dan pembekalan agar yang bersangkutan dapat memperoleh gambaran tentang
posisi baru yang akan ditanganinya. In house training dapat berupa kegiatan rutin
yang disesuaikan dengan strategi perusahaan dalam menghadapi pekerjaan yang
akan dilakukan atau rencana pengembangan layanan perusahaan di masa
mendatang.
V - 21
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
RANGKUMAN BAB-V
Sebagai sistem terbuka organisasi industri secara terus menerus berada dalam suatu
proses interaksi, suatu proses pertukaran, dengan lingkungannya, dengan sistem-sistem
lainnya. Keluaran dari sistem diserap oleh lingkungannya atau sistem lainnya, sebaliknya
keluaran dari sistem lainnya diserap oleh sistem sebagai masukan. Dalam proses
interaksi ini sistem mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sistem lainnya. Pengaruh dari
sistem lain dan ke sistem lain disaring oleh batas (Berrien, 1976) atau oleh komponen
rentang batas (Boundary Spanning Component) dari sistem (Kast & Rosenzweig, 1974).
Fungsi batas/komponen rentang batas dari suatu sistem ialah : (1) memberikan suatu
tingkat otonomi dan kebebasan tertentu kepada sistem dan (2) menyaring dan
mengendalikan masukan dan keluaran dari sistem.
LATIHAN
1. Jelaskan 6 macam strategi seleksi yang didasarkan pada penggunaan dari metode
mekanikal atau klinikal dalam mengumpulkan dan mengolah data !
2. Langkah-langkah apa saja yang termasuk dalam model penelitian keabsahan
tradisional !
3. Sebutkan tata cara perekrutan personil ?
4. Sebutkan dan jelaskan 3 pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mencari
personil yang cocok untuk posisi yang dibutuhkan ?
V - 22
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
DAFTAR PUSTAKA
Alif Martadi, Perencanaan Proyek dengan Metoda Jaringan Kerja, Golden Terayon Press,
1986
Haji Zakaria Haji Yahya, Project Network Analysis, BSB SEAMEO VOCTECH, 1986
Juwana, J.S., Paduan Sistem Bangunan Tinggi – Untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
I-1
SM-05 MODUL V
MANAJER LAPANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ORGANISASI PROYEK
BANGUNAN (SITE MANAGER FOR BUILDING)
I-2