Anda di halaman 1dari 27

AUDIT INVESTIGASI DAN AKUNTANSI FORENSIK

SIAPA PELAKU KECURANGAN DAN MENGAPA

DOSEN PENGAMPU: DINI ONASIS, SE, M.Ak, Ak, CA, CTA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 12

Lestari Ayu Sari (1762201145)


Nabila Ramadani (1762201058)
Nila Septiana Wahyuni (1862201194)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2020
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Audit Investigasi dan Akuntansi
Forensik tentang “Siapa Pelaku Kecurangan dan Mengapa”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 1 Maret 2020

Penulis
1

BAB IX

SIAPA PELAKU KECURANGAN DAN MENGAPA

“Saya, Dennis Greer, membuat pernyataan dengan kesadaran sendiri,


tanpa ancaman atau perjanjian sebelumnya, terkait aktivitas saya yang berkaitan
dengan kiting (penipuan dengan menggunakan cek) antara Bank A dan Bank B.
Pada Mei 20XX, saya mendapatkan kesulitan secara emosional dan kesulitan
keuangan yang cukup parah. Satu-satunya anggota keluarga yang dekat dengan
saya adalah nenek saya yang sedang sakit parah. Setelah 3 minggu, nenek saya
meninggal. Saya datang ke pemakamannya dan memperoleh warisan senilai
$1.000. Saya menggunakan uang ini untuk biaya sewa apartemen bulan pertama,
deposito, dan biaya aplikasi. Saya tidak memiliki furnitur ataupun tempat tidur.
Awal agustus tiba dan tibalah jatuh tempo sewa. Saya tidak memiliki uang yang
cukup untuk membayarnya. Pada minggu yang sama, saya membuka rekening
giro di Bank B. Saya bermaksud menutup rekening Bank A karena sedikitnya
jumlah ATM. Dengan dorongan itu, saya menulis cek untuk manajer apartemen,
padahal uang yang saya miliki tidak cukup. Selama ini saya mencoba menemukan
cara untuk mendapatkan uang, saya menulis cek dari akun Bank B saya untuk
membayar sewa dan memasukkannya ke akun saya di Bank A. Saya tidak tahu
bahwa itu ilegal. Saya pikir saya bisa mendapatkan uang untuk menutupi utang,
tetapi saya tidak pernah mendapatkannya. Setelah semingu tidak ada pihak bank
yang menghubungi saya. Saya membeli sofa tidur, meja, rak buku, dan baran
pecah belah serta membayar tagihan lainnya yang juga sudah jatuh tempo tetapi
tidak ada pihak bank yang menanyakan hal ini kepada saya. Saya biasanya
membuat setoran pada kantor cabang lain untuk mencoba menghindari
kecurigaan, namun ketika saya ada di bank cabang tempat saya membuka
rekening, tidak ada seorang pun yang bertanya. Saya mengira bahwa apa yang
saya lakukan sama sekali tidak salah. Namun, saya merasa sangat bersalah. Saya
tahu bahwa saya perlu memperkecil “utang” dan kemudian menghapusnya. Saya
mulai mencari pekerjaan yang bergaji lebih baik. Akirnya, minggu kemarin saya
mendapatkan telepon dari Bank B saat saya sedang bekerja. Mereka menemukan
2

permasalahan dengan akun saya. Saya menyadari bahwa bank telah


mengetahuinya. Pada hari berikutnya, saya juga mendapatkan telepon dari Bank
A. Mereka mengatakan bahwa apa yang saya lakukan adalah ilegal dan termasuk
tindak kejahatan. Saya sanat menyesali apa yang telah saya lakukan, dan saya
TIDAK PERNAH berencana untuk melakukannya lagi. Saya tidak memiliki uang
untuk membayar kembali semua utang saya saat ini, yang saya inginkan sekarang
adalah berdamai. Saya menyadari bahwa saya telah merugikan mereka. Saya
ingin memperbaikinya, apakah dengan menjalani hukuman penjara atau tidak.
Saya tahu sekarang bahwa apa yang saya lakukan adalah salah, saya berusaha
mencari konseling psikologis untuk membantu saya menyelesaikan dan mencari
tahu mengapa saya melakukan ini.saya merasa masih banyak yang bisa saya
lakukan untuk masyarakat, setelah saya dapat menyelesaikan permasalahan saya
dan memperbaiki semuanya kembali.”

9.1 Siapa Yang Melakukan Kecurangan?


Penelitian menunjukkan bahwa siapa pun dapat melakukan kecurangan.
Sebagian besar pelaku kecurangan memiliki profil yang tampak seperti orang
yang jujur.

Ingatlah ini...

Individu yang terlibat dalam kecurangan tampak seperti


diri anda dan saya, tetapi mereka terlibat dalam
kecurangan yang merendahkan integritas mereka sendiri.
Sayangnya, ketika melakukan kegiatan bisnis dimasa yang
akan datang, ingatlah bahwa pelaku kecurangan sering
kali merupakan kolega yang sangat anda percayai.

Penting untuk memahami karakteristik pelaku kecurangan karena mereka


tampak sangat mirip dengan kebanyakan orang yang dicari organisasi untuk
dipekerjakan sebagai pegawai, diharapkan menjadi klien atau pelanggan, dan juga
untuk dijadikan sebagai seorang pemasok. Faktanya, ketika kecurangan terjadi,
3

reaksi yang umum dalam lingkungan yang mengandung kecurangan adalah


penyangkalan. Korban tidak dapat mempercayai kolega atau teman yang telah
berlaku tidak jujur.

9.2 Segitiga Kecurangan


Walaupun ada ribuan cara untuk melakukan kecurangan, contoh kasus
Dennis Greer mengilustrasikan 3 elemen penting yang umum dalam kecurangan.
Kecurangan Dennis mencakup (1) tekanan yang dirasakan, (2)
peluang/kesempatan yang dimiliki, dan (3) beberapa cara untuk
merasionalisasikan bahwa kecurangan dapat diterima. Tiga elemen ini adalah apa
yang kita sebut segitiga kecurangan. Setiap pelaku kecurangan mengadapi
beberapa jenis tekanan yang dirasakan. Sebagian besar tekanan melibatkan
kebutuhan keuangan, seperti pada kasus Dennis Greer, ia memiliki tekanan dalam
arti yang sebenarnya. Anda dapat melihat pelaku kecurangan dan berpikir “tetapi
ia tidak memiliki tekanan yang cukup riil”. Namun, tidak peduli apa yang anda
pikirkan yang penting adala persepsi pelaku pada saat melakukan kecurangan.
Dennis menemukan cara untuk melakukan kecurangan dengan berulang kali
menulis cek secara seenaknya untuk memberi kesan bahwa ia benar benar
memiliki uang dalam akunnya. Namun, ia cukup menulis cek secara raasia untuk
dirinya sendiri di apartemennya dan kemudian menyetorkannya kedua bank yang
berbeda. Persoalan sebenarnya adalah Dennis percaya bahwa ia dapat
menyembunyikan kecurangan dengan kata lain, terdapat peluang/kesempatan
yang dimiliki.
Pelaku kecurangan membutuhkan cara untuk merasionalisasi tindakan
mereka agar dapat diterima. Rasionalisasi Dennis ada 2 yakni: (1) ia tidak
percaya bahwa apa yang ia lakukan adalah “ilegal”, walaipun ia menyadari bahwa
hal ini bukanlah tindakan etis, dan (2) ia percaya bahwa ia akan mendapatkan
warisan dan dapat membayar kembali sejumlah uang yang ia gunakan.
Tekanan yang dirasakan, peluang/kesempatan yang dimiliki, dan
rasionalisasi adalah hal yang paling umum untuk setiap kecurangan. Apakah
kecurangan yang dilakukan merupakan kecurangan yang menguntungkan pelaku
4

secara langsung, seperti kecurangan pegawai, ataupun kecurangan yang


menguntungkan organisasi pelaku, seperti kecurangan manajemen, ketiga elemen
tersebut pasti selalu ada.

9.3 Elemen Tekanan


Kecurangan dapat dilakukan untuk menguntungkan satu orang atau
organisasi. Kecurangan manajemen terjadi jika seorang pejabat organisasi
melakukan penipuan terhadap investor dan kreditur dengan memanipulasi laporan
keuangan, sering kali dilakukan untuk menguntungkan organisasi yang
dipimpinnya dan juga pejabat itu sendiri. Sebagian besar ahli kecurangan percaya
bahwa tekanan dapat dibagi ke dalam empat kelompok utama: (1) tekanan
keuangan, (2) tekanan untuk melakukan perbuatan jahat, (3) tekanan terkait
pekerjaan, dan (4) tekanan lainnya.

9.3.1 Tekanan Keuangan


Beberapa riset menyatakan bahwa sekitar 95% dari semua kecurangan yang
ada melibatkan tekanan keuangan ataupun tekanan untuk melakukan perbuatan
jahat. Tekanan keuangan yang dihadapi Dennis Greer adalah bahwa ia tinggal
dimobilnya, tidak memiliki furnitur ataupun kebutuhan hidup lainnya, ditambah
lagi ia juga bangkrut. Tekanan keuangan umumnya terkait dengan kecurangan
yang menguntungkan pelaku secara langsung, termasuk beberapa hal berikut:
1. Sifat serakah.
2. Hidup di atas rata rata gaya hidup orang orang pada umumnya.
3. Tagihan yang tinggi atau utang pribadi.
4. Kredit yang tidak menguntungkan.
5. Kerugian keuangan secara pribadi.
6. Kebutuhan keuangan yang tidak terduga.
Banyak individu yang melakukan kecurangan karena mereka miskin.
Kecurangan lain termasuk pelaku yang memiliki gaya hidup jauh di atas gaya
hidup rekan rekannya. Ketika seorang pelaku ditangkap karena menggelapkan
uang senilai lebih dari $1,3 juta dari pemberi kerjanya, misalnya diketahui bahwa
5

ia telah menghabiskan uangnya untuk membeli beberapa kaos dengan inisial


namanya dan berkancing emas,dua mobil Mercesez-Benz, rumah di pinggiran
kota yang relatif mahal. Sebagian besar orang akan mengatakan bahwa orang ini
tidak benar benar memiliki tekanan keuangan. Namun baginya, tekanan dari
kemewahan kemewahan ini cukup untuk memotivasinya melakukan kecurangan.
Tekanan keuangan dapat terjadi secara tiba tiba atau dalam jangka waktu
yang lama. Sayangnya, sangat sedikit pelaku kecurangan yang memberi tahu
pihak lain ketika mereka memiliki masalah keuangan. Riset akhir akhir ini
menemukan bahwa sekitar 30% dari kecurangan pegawai dilakukan ole pegawai
selama tiga tahun pertama dalam pekerjaannya, 70% dilakukan oleh pegawai
dengan pengalaman kerja 4 hingga 35 tahun, dan kelompok umur 35-44 tahun
merupakan kelompok umur yang melakukan kecurangan paling tinggi.
Tekanan keuangan adalah tipe keuangan yang paling umum untuk
melakukan kecurangan. Biasanya, ketika kecurangan manajemen terjadi,
perusahaan memperbesar nilai aset pada laporan posisi keuangan dan laba bersih
pada laporan laba rugi komprehensif. Mereka biasanya memiliki tekanan untuk
melakukannya karena posisi kas yang tidak menguntungkan, piutang tak tertagih,
kehilangan pelanggan, persediaan yang usang, penurunan pasar, atau pembatasan
kesepakatan pinjaman yang dilanggar.

9.3.2 Tekanan Untuk Melakukan Perbuatan Jahat


Permasalahan yang terkait erat dengan tekanan keuangan adala motivasi
yang timbul oleh adanya tekanan untuk melakukan perbuatan jahat, seperti judi,
obat obatan terlarang, alkohol, dan hubungan di luar pernikahan yang cukup
mahal.
Tekanan untuk melakukan perbuatan jahat adalah jenis tekanan terburuk
untuk melakukan kecurangan. Contohnya seperti pegawai wanita yang melakukan
penggelapan karena anak mereka memiliki ketergantungan obat dan mereka tidak
tahan melihat anaknya merasakan kesakitan. Contoh lainnya melibatkan manajer
“sukses”, yang melakukan penggelapan terhadap perusahaan mereka,
membongkar isi brankas perusahaan dan melakukan jenis pencurian lain untuk
6

mendukun kebiasaan mereka terhadap obat obatan terlarang. Untuk memahami


bagaimana tekanan untuk melakukan perbuatan jahat dapat menyebabkan
ketagian, perhatikan pengakuan sebagai berikut:
 ”Setelah saya bangun dari operasi usus buntu, saya langsung
meninggalkan rumah sakit, menguangkan cek fiktif, dan pergi menghampiri
bandar judi saya. Bahkan, saat saya masih berdarah akibat operasi.”
 ”Saya merendahkan diri saya dengan segala cara yang memunkinkan. Saya
melakukan penggelapan di perusahaan milik saya sendiri; mencuri uang
anak saya yang masih berusia enam tahun, membuat ia kehilangan uang
jajannya.”
 ”Judi adalah pengalaman terbesar bagi saya-lebih besar dari seks, lebih
besar dari obat-obatan terlarang. Saya menarik diri dari lingkungan dan
merasakan kesakitan seperti seorang pecandu heroin.”
Jika seseorang tega mencuri dari anaknya yang masih berusia enam tahun
atau kabur dari rumah sakit padahal bekas luka dari operasi masih berdarah, ia
pasti juga akan mencuri dari pemberi kerjanya atau melakukan kecurangan
lainnya.

9.3.3 Tekanan Terkait Pekerjaan


Tekanan keuangan dan tekanan untuk melakukan perbuatan jahat
memotivasi sebagian besar tindakan kecurangan,beberapa orang melakukan
kecurangan bahkan terhadap atasan mereka sendiri atau orang lain. Faktor-faktor
seperti sedikitnya pengakuan terhadap kinerja, adanya perasaan tidak puas
terhadap pekerjaan, ketakutan akan kehialangan pekerjaan, keinginan mendapat
promosi dan merasa dibayar tidak semestinya telah memotivasi beberapa
kecurangan.

9.3.4 Tekanan Lainnya


Sekali waktu, kecurangan dimotivasi oleh tekanan lain, seperti suami/istri
yang bersikukuh pada gaya hidup yang berlebihan atau tantangan untuk
menerobos sistem.
7

Sebagian besar dari kita menghadapi tekanan dalam hidup kita. Kita
memiliki kebutuhan keuangan tertentu, kita membuat investasi yang bodoh atau
bersifat spekulatif, kita dihadapkan pada kebiasaan tertentu yang bahkan membuat
kita ketagihan, kita merasa bekerja terlalu lama dan/atau dibayar terlalu rendah,
atau kita menjadi cukup seraka dan menginginkan yang lebih. Kita sering kali
memiliki kesulitan untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Bagi beberapa orang, menjadi orang sukses lebih penting daripada jujur.
Jika mereka ingin mengurutkan karakteristik pribadi yang paling berharga dalam
hidup mereka, sukses akan ada di peringkat yang lebih tinggi dibanding
keinginannya untuk memiliki integritas. Para psikolog mengatakan bahwa
sebagian besar orang memiliki harga dimana mereka akan bertindak tidak jujur.
Individu dengan integritas yang tinggi dan kesempatan yang rendah perlu tekanan
yang cukup tinggi untuk bertindak tidak jujur.

9.4 Elemen Kesempatan


Kesempatan yang dimiliki untuk melakukan kecurangan,
menyembunyikannya, atau untuk menghindari adanya sanksi tegas adalah elemen
kedua dari segitiga kecurangan. Dalam berikut belumlah lengkap, tetapi
setidaknya dapat memberikan gambaran hal-hal yang penting terkait peranan
kesempatan yang dimiliki dalam segitiga kecurangan.
1. Kurangnya pengendalian yang mencegah dan/atau mendeteksi perilaku
kecurangan.
2. Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja.
3. Kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan.
4. Kurangnya akses terhadap informasi.
5. Pengabaian, sikap apatis, dan tidak adanya kapasitas yang sesuai.

9.4.1 Pengendalian yang Mencegah dan/atau Mendeteksi Perilaku


Kecurangan
Organisasi yang menetapkan kerangka kerja pengendalian internal yang
umunya dianut oleh sebagian besar bisnis adalah Committee of Sponsoring
8

Organizations (COSO). Adanya kerangka kerja pengendalian yang efektif


mungkin merupakan langkah yang paling tinggi dalam organisasi agar dapat
mencega dan mendeteksi kecurangan.

Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah atmosfer kerja yang dibangun organisasi
untuk pegawainya. Lingkungan pengendalian meliputi peranan dan contoh
manajemen, komunikasi manajemen, perekrutan yang sesuai, struktur organisasi
yang jelas, dan departemen audit internal yang efektif.
Komunikasi Manajemen Elemen penting kedua dalam lingkungan
pengendalian adalah komunikasi manajemen. Mengkomunikasikan perilaku apa
saja yang sesuai dan perilaku apa saja yang tidak sesuai sangatlah penting. Supaya
efektif dalam mencegah terjadinya kecurangan, komunikasi harus konsisten.
Perekrutan yang Sesuai Elemen penting ketiga dalam membuat struktur
pengendalian yang sesuai adalah perekrutan yang sesuai. Penelitian telah
menunjukkan bahwa sekitar 30% dari semua orang di Amerika Serikat tidak jujur,
40% lainnya jujur secara situasional (terkadang jujur dan terkadang tidak jujur),
30% lainnya selalu jujur pada setiap waktu. Saat sebagian besar organisasi
diyakinkan bahwa pegawai, konsumen, dan pemasok mereka termasuk dalam
30% orang yang jujur, hal ini biasanya tidak menjadi masalah.
Struktur Organisasi Yang Jelas Elemen pencegah kecurangan keempat
dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi yang jelas. Saat setiap
orang dalam organisasi mengetahui dengan pasti siapa yang memiliki tanggung
jawab untuk setiap aktivitas bisnis, kemungkinan terjadinya kecurangan lebih
kecil. Dalam keadaan seperti itu, akan lebih mudah untuk menelusuri aset yang
hilang dan akan lebih sulit untuk melakukan penggelapan tanpa tertangkap.
Akuntabilitas yang ketat akan kinerja sangatlah penting bagi lingkungan
pengendalian yang baik.
9

Sistem Akuntansi
Komponen kedua dari struktur pengendalian adalah sistem akuntansi yang
baik. Setiap kecurangan terdiri atas elemen: (1) tindakan pencurian, dimana aset
diambil, (2) penyembunyian, dimana pelaku berusaha untuk menyembunyikan
kecurangan dari pihak lain, dan (3) konversi, dimana pelaku menghabiskan uang
atau mengubah aset yang dicuri dalam bentuk uang, kemudian menghabiskannya.
Tidak seperti perampokan bank, dimana biasanya tidak ada usaha untuk
menyembunyikan tindakan pencurian, penyembunyian adalah sala satu elemen
pembeda kecurangan.

Aktivitas (Prosedur) Pengendalian


Individu yang menjadi pemilik suatu bisnis dan individu yang merupakan
satu-satunya pegawai mungkin tidak membutuhkan banyak prosedur
pengendalian. Namun, organisasi yang melibatkan banyak pegawai harus
memiliki prosedur pengendalian, sehingga tindakan pegawai akan sejalan dengan
tujuan perusahaan atau pemilik. Lima prosedur pengendalian utama berikut sangat
diperlukan.
1. Pemisahan tugas, atau pengelolaan ganda.
2. Sistem otorisasi.
3. Pengecekan independen.
4. Pengamanan fisik.
5. Dokumentasi dan pencatatan.
Pemisahan Tugas dan Pengelolaan Ganda Pemisahan Tugas merupakan
pembagian pekerjaan ke dalam dua bagian, sehingga seseorang tidak memiliki
pengendalian penuh atas pekerjaannya. Pengelolaan ganda mensyaratkan dua
orang bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sama. Dengan
kata lain, membuat dua orang mengerjakan satu pekerjaan. Bentuk pengendalian
ini, seperti sebagian besar pengendalian preventif, sering kali digunakan ketika
melibatkan kas. Sebagai contoh, penerimaan kas yang masuk dalam kegiatan
bisnis biasanya dilakukan oleh dua orang atau dilakukan dengan pemisahan tugas.
Akuntansi penerimaan kas dan pengelolaan penerimaan kas dipisahkan, sehingga
10

orang tersebut tidak memiliki akses atas keduanya. Kasus Fred R. berikut adalah
contoh tidak adanya pemisahan tugas.
“Fred R. bekerja disebuah perusahaan kontraktor rumah skala menengah.
Ia bertanggung jawab untuk menulis cek serta merekonsiliasi laporan bank.
Selama beberapa periode, Fred mencuri lebih dari $400.000 dengan
memanipulasi dengan register cek dan mengubah saldo rekonsiliasi bank.
Contohnya, jika pemberi kerjanya berutang $15.000 untuk pihak pemborong,
Fred akan menulis cek senilai $15.000 dan menulis $20.000 pada potongan cek
tersebut. Kemudian, pada lembaran cek selanjutnya, ia menulis cek untuk dirinya
sendiri sendiri $5.000 dan menandai potongan cek tersebut dengan keterangan
“dibatalkan”. Ketika laporan bank dikembalikan, ia akan menghancurkan cek
yang ditulis untuk dirinya sendiri dan melakukan rekonsiliasi.”
Jika tidak dicegah sebelumnya, kecurangan Fred dapat dengan mudah
ditangkap, jika seseorang disamping Fred merekonsiliasi laporan bank atau
menulis cek. Setidaknya, pemilik bisnis, bahkan pemilik bisnis kecil, harus
menerapkan pemisahan tugas pada tiga fungsi penting, atau selalu mengerjakan
sendiri. Ketiga fungsi tersebut, yaitu (1) penulisan cek, (2) pembuatan setoran
bank dan (3) rekonsiliasi laporan bank.
Karena melibatkan dua individu, pengelolaan ganda atau pemisahan tugas
biasanya merupakan hal yang paling mahal diantara semua pengendalian. Biaya
tenaga kerja tinggi, dan mempekerjakan dua orang untuk menyelesaikan satu
pekerjaan yang sulit membuat sebagian besar bisnis tidak yakin mereka dapat
melakukannya. Dengan pengendalian ini, pengorbanan berupa biaya tenaga kerja
yang tinggi akan terbayar dengan semakin kecilnya peluang kesalahan dan
kecurangan. Selain mahal, pengelolaan ganda yang baik sering kali sulit
dilakukan. Ketika dua individu mengerjakan pekerjaan yang sama, mereka harus
berfokus pada penugasan mereka dan tidak terganggu oleh percakapan, panggilan
telepon, atau interupsi lainnya. Contoh kecurangan yang dilakukan dalam
“lingkungan pengelolaan ganda” adalah kasus Roger M., yang membuat
pengakuan berikut.
11

“Pada Januari 20XX, saya mengambil uang sebesar uang $3.062 yang
ada dalam kantong untuk menyimpan uang setoran. Saya menyembunyikan
tindakan saya dengan memasukkan ke dalam amplop penyimpanan yang saya
proses pada hari yang sama. Saya sebenarnya tidak memiliki alasan untuk
mengambil uang tersebut. Saya hanya berpikir begitu mudahnya mendapatkan
uang dan saya memanfaatkan hal tersebut. Kondisi yang memudahkan saya untuk
mengambil uang itu tanpa tertangkap atau diamati adalah posisi saya berada di
sisi pelanggan, sehingga tidak mudah diamati oleh rekan kerja saya. Saya
membayar kembali uang tersebut hari ini (27 Januari 20XX) sejumlah $3.062.”
Sistem Otorisasi Prosedur pengendalian internal yang kedua adalah sistem
otorisasi yang sesuai. Terdapat beberapa bentuk prosedur pengendalian otorisasi.
Kartu tanda tangan mengotorisasi seseorang untuk masuk ke dalam ruangan kotak
penyimpanan, untuk mencairkan cek, dan untuk melakukan fungsi lain pada
lembaga keuangan. Ketika orang yang tidak terotorisasi melakukan aktivitas,
kesempatan untuk melakukan kecurangan dapat dikurangi. Sebagai contoh, ketika
individu yang tidak terotorisasi masuk ke ruangan kotak penyimpanan, mereka
tidak dapat masuk dan mencuri milik orang lain. Ketika indivu tidak tidak
diotorisasi untuk menyetujui pembelian, mereka tidak dapat melakukan pembelian
barang untuk kepentingan pribadi dan membuat perusahaan mereka membayar
semua barang tersebut. Seperti kasus kecurangan berikut, kegagalan pengendalian
otorisasi membuat pelaku melakukan kecurangan dengan mudah.
”Mary dan Ron menjadi nasabah bank tertentu selama beberapa tahun.
Karena ron memiliki toko perhiasan, mereka menyewa kotak penyimpanan di
bank untuk menyimpan persediaan tertentu. Sebagian besar pegawai bank
mengetahuinya dengan baik karena frekuensi kunjungan mereka yang cukup
sering untuk melakukan penyetoran dan melakukan aktivitas bsinis lainnya. Apa
yang tidak diketahui pegawai bank lainnya adalah bahwa Mary dan Ron memiliki
masalah dalam pernikahan, yang berakhir dengan perceraian yang menyakitkan.
Setelah perceraian, mereka berhenti menyewa kota penyimpanan bersama-sama.
Ron datang ke bank beberapa waktu kemudian dan menyewa kotak baru, dengan
anak perempuannya sebagai penandatangan selain dirinya. Karena Mary tidak
12

puas dengan penyelesaian perceraian mereka, ia datang ke bank pada suatu hari
dan memberitahu petugas ruang kotak penyimpanan (yang sedang berlibur saat
ia dan Ron menutup kotak penyimpanan mereka) bahwa ia kehilangan kuncinya
dan perlu untuk mengebor kotak tersebut agar dapat membukanya. Karena
petugas tersebut mengenal Mary dan tidak tahu bahwa kotak penyimpanan yang
lama telah ditutup dan kotak penyimpanan yang baru telah dibuka, Mary
merencanakan untuk membuka kotak penyimpanan tersebut. Tanpa ada masalah,
kotak tersebut dibor dan Mary kemudian mengosongkan isinya. Ketika Ron
menoba membuka kotak penyimpanan beberapa hari kemudian, ia baru
mengetahui apa yang telah terjadi. Karena Mary bukan penandatangan pada
akun kotak penyimpanan yang waktu itu dipaksa di buka, bank secara penuh
bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus tersebut diluar pengadilan atas
perhiasan senilai $200.000. kecurangan ini sangat mungkin dilakukan karena
pengendalian otorisasi untuk mencocokkan tanda tangan dengan kartu tanda
tangan tidak dilakukan.”
Pengecekan Independen Teori dibalik pengecekan independen adalah
apabila orang yang tahubahwa pekerjaanmereka atau aktivitas mereka diamati
oleh pihak yang lain, kesempatan unutk melakukan dan menyembunyikan
kecuranga dapat diurangi. Adaberbagai macapengecekan independen. Office of
the Controller of theCurrency(OCC) mensyaratkan bahwa setiap pegawai bank di
Amerika Serikat mengambil liburan selama satu minggu (lima hari kerja) setiap
tahunnya.saat pegawaipergi, pegawai lainnya akan mengerjakan pekerjaan merek.
Jika pekerjaan pegawai tertunda selama seminggu, tujuan “liburan wajib” ini tidak
tercapai dan kesempatan untuk melakukan kecurangan tidak hilang. Jika
seseorang yang melakukan kecurangan pergi selama sebulan, aktivitas illegal
sering kali ditemukan.
Sebagai ilustrasi peggunaan pengecekan independen,pehatikan kasus kedai
es krim Baskinrobbins di Wanshington, DC.
“Saat memasuki kedai es krim yang menyediakan 31 rasa ini, pelanggan
akan disapa oleh kasir yang ramah. Dua papan besar tergantung pada dinding
dibelakang kasir. Salah satu papan bertuliskan “jika anda memiliki masalah
13

dengan pelayanan kami, silahkan hubungi manajer pada nomor telepon ini”.
Papan yang lain bertuliskan, “jika anda mendapatkan tanda bintang pada
pembelian anda, anda mendapatkan satu es krim gratis”.”
Dalam sebuah kedai es krim atau toko ritel lainnya, cara termudah untuk
melakukan kecurangan adalah dengan menerima uang dari pelanggan dan
kemudian tidak memasukan uang tersebut kedalam register kas atau
memasukannya dengan jumlah yang lebih sedikit. Untuk kecurangan yang terjadi
dikedai yang menjual es kri, contong es krim dapat dibuat sedikit lebih kecil
selama hari itu, sehingga es krim ekstra dpaat dijual untuk contong lain yang
nilainya tidak dimasukkan ke dalam register kas. Tujuan papan dibelakang kasir
Baskin Robbins adalah untuk mendorong pelanggan menerima dan mengecek
nota pembelian mereka. Jika pelanggan melihat tanda bintang dalam nota
pembelian mereka, nota pembelian tersebut dapat segera ditukarkan. Jika kasir
membebankan $2 untuk contong es krim dan hanya memasukkan $1 ke register
kas, cepat atau lambat pelanggan akan melaporkan upaya penggelapan tersebut.
Pengamanan Fisik Pengamanan fisik sering kali digunakan untuk
melindungi asset dari upaya pencurian karena kecurangan atau tindak kejahatan
lainnya. Pengamanan fisik, seperti brankas, gembok, pagar, dan kunci, akan
menghilangkan kesempatan untuk melakukan kecurangan dan membuat orang
sulit untuk mengakses asset. Uang yang dikunci dalam brankas misalnya, tidak
dapat dicuri kecuali seseorang mendapatkan akses yang tidak terotorisasi atau
kecuali seseorang yang memiliki akses melanggar kepercayaan. Pengendalian
fisik sering kali digunakan untuk memproteksi asset yang kecil seperti peralatan
atau perlengkapan dengan menyimpannya dalam file cabinet yang terkunci, dan
memproteksi uang dengan menyimpan di brankas.
Dokumentasi dan Pencatatan Prosedur pengendalian kelima adalah
penggunaan dokumentasi dan pencatatan untuk membuat catatan transaksi dan
jejak audit. Dokumentasi jarang digunakan sebagai pengendalian preventif, tetapi
merupakan pengendalian detektif yang sangat baik. Bank misalnya,
mempersiapkan laporan dugaan adanya kiting serta laporan aktivitas akun bank
pegawai untuk mendeteksi penyalahgunaan yang dilakukan oleh pegawai untuk
14

pelanggan. Sebagian besar perusahaan mensyaratkan adanya bukti order


pelanggan ketika melakukan transaski jual beli. Dalam beberapa hal, keseluruhan
sistem akuntansi merupakan bentuk pengendalian dokumentasi. Tanpa
dokumentasi, tidak akan ada akuntabilitas. Tanpa akuntabilitas, lebih mudah
untuk melakukan kecurangan tanpa tertangkap.
Terkadang organisasi memiliki dokumentasi dan pencatatan yang baik,
tetapi tidak menggunakannya secara sesuai. Contoh nya, sebagian besar bank
mengelola kotak penyimpanan yang aman untuk para nasabah mereka. Untuk
memasuki area kotak penyimpanan, bank mensyaratkan nasabah untuk
menandatangani kartu tanda tangan dan memberikan bukti kepemilikan kotak.
Namun dalam satu kasus, pegawai bank menemukan kesesuaian antara tanda
tangan dan dokumentasi yang mendukung, tetapi ternyata membuka kotak yang
yang salah untuk nasabah tersebut. Pegawai bank membuka kotak penyimpanan
dimana bank menyimpan kelebihan kas. Setelah teller meninggalkan ruangan,
nasabah memasukan kelebihan kas bank (sekitar $110.000) tersebut ke dalam tas
kantornya kemudian meninggalkan bank. Ia tidak memasuki bank dengan niat
untuk mencuri, tetapi teller bank tidak memeriksa dokumen yang berisi nomor
kotaknya dengan hati-hati sehingga membuat nasabah tersebut dengan mudah
mengambil uang.

9.4.2 Ringkasan Pengendalian yang Mencegah atau Mendeteksi Kecurangan


Gabungan lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan beragam variasi
dari lima aktivitas atau prosedur pengendalian membantu mengeliiminir atau
mengurangi kesempatan bagi pegawai dan pihak lainnya untuk melakukan
kecurangan. System akuntansi memungkinkan adanya pencatatan yang membuat
pelaku kesulitan untuk mendapatkan akses atas asset, untuk menyembunyikan
kecurangan dan untuk mengonversi asset curian tanpa diketahui. Secara
bersamaan tiga komponen ini membentuk struktur pengendalian organisasi. Tabel
9.1 meringkas komponen-komponen pengendalian dan elemen-elemen dari
masing-masing komponen tersebut.
15

Tabel 9.1 Struktur Pengendalian Internal


AKTIVITAS ATAU
LINGKUNGAN
SISTEM AKUNTANSI PROSEDUR
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN
1. Filosofi manajemen dan 1. Transaksi yang valid. 1. Pemisahan tugas.
gaya operasional dan 2. Otorisasi yang sesuai. 2. Prosedur otorisasi yang
contoh keteladanan. 3. Kelengkapan. sesuai.
2. Prosedur perekrutan 4. Klasifikasi yang sesuai. 3. Dokumentasi dan
yang efektif. 5. . Waktu yang sesuai. pecatatan yang memadai.
3. Struktur organisasi yang 6. Penilaian yang sesuai. 4. Pengendalian fisik
jelas dari contoh 7. Peringkasan yang benar. terhadap aset dan
keteladanan dan pencatatan.
pencitraan yang sesuai. 5. Pengecekan independen
4. Departemen audit terhadap kinerja.
internal yang efektif.

Sayangnya, banyak kecurangan dilakukan dalam lingkungan yang tidak


mengikuti pengendalian yang seharusnya dilakukan. Namun, banyak faktor
lainnya yang mendorong dilakukannya kecurangan. Faktor-faktor tersebut antara
lain ketidak mampuan untuk menilai kualitas kinerja; kegagalan untuk
memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan; kurangnya akses untuk
mendapatkan informasi; pengabaian, sikap apatis, dan tidak adanya kapasitas
yang sesuai, serta tidak adanya jejak audit.

9.4.3 Ketidakmampuan untuk Menilai Kualitas Kinerja


Jika anda membayar seseorang untuk membangun pagar, anda mungkin
dapat memeriksa pagar yang sudah selesai dikerjakan dan menentukan apakah
kualitas pagar tersebut memenuhi spesifikasi anda atau tidak, serta konsisten
dengan kontrak yang telah disepakati. Dengan kontrak semacam ini, akan mudah
untuk menetapkan biaya yang lebih besar dari pada yang seharusnya, melakukan
layanan kualitas renda, atau membebankan biaya untuk pekerjaan yang tidak
dilakukan. Los Angeles Time baru-baru ini melaporkan dokter kulit di California
16

yang didakwa karena menyimpan sampel kulit pasien dengan kanker kulit dan
menggunakan jaringan kanker tersebut untuk mendiagnosis pasien yang sehat
bahwa ia menderita kanker kulit. Dokter tersebut melakukan ini untuk
meningkatkan pembayaran sekitar $50 untuk memindahkan jaringan kulit
nonkanker menjadi $150 untuk memindahkan jaringan yang terkena kanker.
Sayangnya, setelah menerima surat perintah penggeledahan, tekanan dan rasa
bersalah yang besar mendorongnya melakukan upaya bunuh diri. Laporan yang
didapatkan oleh polisi lalu lintas menyatakan bahwa dokter tersebut memarkir
mobilnya dan berjalan menuju perlintasan jalan raya California. Pegawai dokter
tersebut menyatakan bahwa ratusan diagnosis pasien telah dipalsukan.

9.4.4 Kegagalan untuk Memberikan Sanksi Tegas terhadap Pelaku


Kecurangan
Krimonolog umumnya setuju bahwa pemerkosa menempati peringkat
tertinggi sebagai pelaku yang mengulangi tindak kejahatannya (residivisme) dari
semua pelakuan tindakan criminal yang ada. Peringkat tertinggi kedua adalah
pelaku kecurangan yang tidak dihukum atau diberikan sanksi tegas. Individu yang
melakukan kecurangan dan tidak mendapatkan sanksi tegas atau hanya
diberhentikan, tidak merasakan hukuman yang signifkan dan sering kali
melanjutkan perilaku kecurangannya.
Pelaku kecurangan biasanya adalah individu yang terlihat menghormati
pekerjaan, komunitas, gereja, dan juga keluarganya. Jika mereka diberi sanksi
yang kurang tegas atau diberhentikan, mereka jarang menginformasikan kepada
keluarga mereka dan pihak yang lain mengenai alasan sebenarnya pemberhentian
mereka atau sanksi yang mereka dapatkan. Disisi lain, jika mereka dijatuhi sanksi,
mereka biasanya mendapatkan rasa malu yang cukup besar jika keluarg, teman,
dan rekan bisnis mengetahui kejahatan yang mereka lakukan. Tentu saja, perasaan
terhina akan efektif mencegah aktivitas kecurangan pelaku dimasa yang akan
datang dibandingkan dengan faktor lain apa pun.
Karena banyaknya biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses dakwaan,
banyak organisasi hanya memberhentikan pegawai yang tidak jujur. Yang tidak di
17

sadari oleh organisasi-organisasi ini adalah tindakan tersebut sebenarnya kurang


bijaksana. Tentu saja, kurangnya sanksi tegas dapat memberikan “kesempatan
yang dimiliki” kepada orang lain yang ketika dikombinasikan dengan tekanan dan
rasionalisasi, dapat menghasilkan kecurangan tambahan dalam organisasi. Orang
yang kami panggil John Doe adalah contoh klasik dari seseorang yang dipecat
tanpa dihukum atas kecurangan yang memungkinkannya mendapatkan pekerjaan
lain yang lebih menarik dengan tingkat gaji yang lebih tinggi. Pekerjaannya dan
sejarah kecurangannya selama 14 tahun diuraikan secara jelas pada tabel 9.2.
Sesuai dengan satu referensi yang menjelaskan kecurangan tersebut, pria ini
tidak pernah dihukum. Organisasi yang menjadi korban merasa kasihan
kepadanya, dan berpikir bahwa tuntutan hukum akan memakan waktu dan biaya
yang terlalu besa, atau hanya menyebarluaskan permasalahan tersebut kepada
organisasi lainnya. Sebagai akibatnya, setiap pekerjaan yang berhasil ia dapatkan
lebih baik dibandingkan pekerjaan sebelumnya hingga ia menjadi bagian
pengendali dan CFO yang mendapat gaji sebesar $130.000 dalam setahun.
Dengan hanya memecat pelaku, organisasi yang menjadi korban justru
membantunya membuat resume dan mengamankan posisinya ketika mencari
pekerjaan lain.

Tabel 9.2 Pekerjaan dan Sejarah Kecurangan John Doe


JUMLAH YANG
PEKERJAAN LAMA BEKERJA
DIGELAPKAN
Pemasar asuransi 10 bulan $200
Manajer kantor 2 tahun 1.000
Petugas pencatat 1 tahun 30.000
Akuntan 2 tahun 20.000
Akuntan 2 tahun 30.000
Bagian pengendalian & CFO 6 tahun 1.363.700
Manajer Masih bekerja ?
18

9.4.5 Kurangnya Akses untuk Memperoleh Informasi


Banyak kecurangan dapat dilakukan karena korban tidak memiliki akses
untuk mendapatkan informasi yang dimiliki pelaku. Ini biasanya terjadi dalam
sebagian besar kecurangan manajemen yang dilakukan terhadap para pemegang
saham, investor, dan pemegang utang. Dalam kasus ESM yang terkenal, misalnya,
sekuritas yang sama telah dijual kepada investor selama beberapa kali. Akan
tetapi, karena catatan investasi tersebut hanya dimiliki oleh ESM, korban tidak
mengetahui mengenai penjualan yang mengandung kecurangan tersebut.
Contoh klasik kecurangan yang disebabkan oleh kurangnya informasi
adalah kasus Lincoln Savings and Loan. Pada 6 januari 1992, Charles Keating
dihukum atas 74 dakwaan, sedangkan anak laki-lakinya, Charles Keating III
dihukum atas 64 dakwaan dalam kasus pemerasan dan kecurangan. Charles
Keating telah membuat transaksi palsu untuk membuat Lincoln Savings terlihat
memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan yang sebenarnya untuk
memuaskan auditor dan pembuat kebijakan. Ia dapat melakukan skema
kecurangan karena auditor dan pembuat kebijakan tidak diberikan akses yang
lengkap terhadap transaksi.

9.4.6 Pengabaian, Sikap Apatis, dan Tidak Adanya Kapasitas yang Memadai
Orang yang lebih tua, individu yang memiliki kesulitan berkomunikasi
karena perbedaan bahasa, dan warga negara yang “rentan” lainnya sering kali
menjadi korban kecurangan karena pelaku tahu bahwa individu tersebut tidak
memiliki kapasitas atau pengetahuan yang cukup untuk mendeteksi tindakan
illegal mereka. Contohnya, kasus dibawah ini
“Perawat yang bertangan ungu didakwa atas penggelapan uang dari ruang
pasien disebuah rumah sakit local. Tangan perawat tersebut ungu karena uang
dalam dompet yang digunakan untuk menjebak pelaku penggelapan telah
dicelupkan ke dalam pewarna celup yang tidak terlihat. Perawat tersebut
memiliki utang kepada badan penyalur pekerja sementara. Setelah uang
dilaporkan hilang dari ruang pasien, manajemen memeriksa daftar nama staf
yang mengindikasikan bahwa perawat ini baru saja sendirian diruang tersebut
19

sebelum uang diruang itu diketahui hilang. Untuk mengumpulkan bukti


tambahan, keamanan rumah sakit meletakan domper yang berisi uang yang telah
dicelupkan ke dalam pewarna celup tak kasat mata di ruangan tersebut.
Kemudian, supervisor melaporkan bahwa tangan perawat tersebut bewarna ungu.
Ketika dimintai keterangan, awalnya perawat tersebut mengatakan ia tidak
sengaja menjatuhkan dompet ke lantai dan tangannya kotor ketika ia merapikan
ruangan tersebut. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, perawat tersebut
akhirnya mengakui telah mengambil uang dari ruang pasien.”
Perawat tersebut mengetahui bahwa pasien rumah sakit merupakan target
pencurian yang mudah. Dalam ruang rumah sakit, pasien sering kali dibawah
pengaruh obat yang membuatnya tidak sadar. Korban mungkin tidak akan
menyadari bahwa mereka telah dirampok.

9.4.7 Kurangnya Jejak Audit


Organisasi memiliki waktu lama untuk membuat dokumen yang akan
memberikan jejak audit, sehingga transaksi dapat direkonstruksi dan dipahami.
Namun, banyak kecurangan melibatkan pembayaran kas atau manipulasi catatan
yang tidak dapat ditelusuri. Pelaku kecurangan yang cerdas memahami bahwa
kecurangan mereka harus disembunyikan. Mereka juga tahu bahwa
penyembunyian biasanya harus melibatkan manipulasi catatan keuangan. Ketika
dihadapkan dengan keputusan mengenai catatan keuangan mana yang harus
dimanipulasi, pelaku hampir selalu memanipulasi laporan laba rugi komprehensif,
karena mereka tahu bahwa jejak audit akan segera dihapus. Berikut ini contohnya.
”Joan Rivera adalah seorang personel bagian pengendalian di sebuah bank
kecil. Selama 4 tahun, ia mencuri lebih dari $100.000 dengan cara membuat bank
membayar tagihan kartu kreditnya. Ia menutupi kecurangannya dengan membuat
ayat jurnal akuntansi seperti dibawah ini.
Biaya iklan……………………………1.000
Kas……………………………………..1.000
Joan menggunakan pendekatan ini karena ia tahu bahwa pada akhir tahun
semua akun biaya, termasuk biaya iklan, akan ditutup dan dikembalikan ke saldo
20

nol. Jika auditor dan pejabat bank tidak menangkap kecurangan sebelum akhir
tahu, jejak audit akan terhapus dan kecurangan yang terjadi akan sulit terdeteksi.
Di sisi lain, ia tahu bahwa jika ia menutupi kekurangan kas dengan membuat cek
yang beredar dalam rekonsiliasi bank menjadi lebih saji, maka ia harus selalu
menutupi kekurangan kas tersebut akibat adanya kekurangan kas pada setiap
bulannya. Sehingga akan menimbulkan permasalahan penyembunyian yang
sifatnya “permanen”. Ia juga tahu bahwa, misalnya, jika ia memanipulasi
persediaan, asset,maka kekurangan persediaan tersebut akan memengaruhi
periode berikutnya.”
Pada contoh tersebut, Joan tidak tertangkap sampai ia menjadi terlalu
serakah dan mulai menggunakan metode kecurangan lain yang tidak mudah
disembunyikan.

9.5 Elemen Rasionalisasi


Elemen yang ketiga adalah rasionalisasi. Contoh bagaimana rasionalisasi
berkontribusi pada kecurangan terdapat pada kasus Jim Bakker dan Richard
Dorth. Kedua pria ini dituntut dengan 23 dakwaan atas wire fraud dan kecurangan
surat-menyurat serta satu tuntutan karena berkonspirasi melakukan kecurangan
tersebut, pelaku dari salah satu kecurangan terbesar di Amerika Serikat tersebut
dikirim ke penjara. Dalam komentarnya di pengadilan sebelum pemberian
keputusan hukuman kepada Jim Bakker, jaksa penuntut umum Jerry Miller
meringkas kecurangan PTL (Praise-the-Lord) ini dengan komentar berikut.
“Penipu terbesar yang akan datang ke ruang pengadilan, pria yang
dibutakan oleh uang dan kekuasaan serta pria yang menjadi Dewa pada PTL,
adalah terpidana untuk kasus yang umum terjadi. Satu hal yang tidak biasanya
darinya adalah metode yang ia pilih dan cara yang digunakan untuk melakukan
kecurangan ini. Ia termotivasi oleh keserakahan, keegoisan, dan nafsu akan
kekuasaan. Ia akan melakukan hal itu kembali jika ia memiliki kesempatan.
Bakker adalah penipu yang pada awalnya mencintai orang lain dan
memanfaatkan harta, tetapi ia berubah menjadi seorang pria yang kejam yang
mencintai harta dan memanfaatkan orang lain.”
21

Sebagai contoh rasionalisasi, mari kita perhatikan isu mengenai


penghindaran pajak penghasilan. Banyak orang melakukan rasionalisasi untuk
memperkecil jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan dengan menggunakan
rasionalisasi berikut.
 Saya membayar pajak lebih dari yang seharusnya
 Orang kaya tidak membayarkan pajak dengan semestinya
 Pemerintah membuang-buang uang
 Saya “bekerja” untuk memperoleh uang
Untuk memahami seberapa besar kecurangan pajak penghasilan, perhatikan
bahwa pada tahun 1988, untuk pertama kalinya, IRS mensyaratkan pembayar
pajak yang mengklaim tanggungan, menyebutkan nomor jaminan social
tanggungan mereka. Pada tahun 1987, jumlah klaim tanggungan yang diajukan
untuk pengembalian pajak federal mencapai 77 juta. Pada tahun 1988, jumlah
klaim tanggungan menurun hingga 70 juta. Satu per sepuluh tanggungan yang
diklaim, atau 7 juta per tanggungan, menghilang. Ke mana perginya? Apakah
tanggungan tersebut sebenarnya tidak pernah ada? IRS menetapkan bahwa pada
tahun 1987 dan mungkin pada tahun-tahun sebelumnya, lebih dari 60.000 rumah
tangga mengklaim empat tanggungan atau lebih yang sebenarnya tidak ada, dan
beberapa juta telah mengklaim satu tanggungan atau lebih yang sebenarnya tidak
ada. Mengklaim tanggungan yang tidak ada merupakan salah satu kecurangan
pajak penghasilan yang paling mencolok dan paling mudah ditangkap. Namun,
jutaan masyarakat Amerika Serikat melakukan rasionalisasi, kemudian secara
terang-terangan berbuat curang atas pengembalian pajak mereka.
Ketika diwawancarai, sebagian besar pelaku kecurangan mengatakan hal
seperti, “Saya berniat untuk membayar kembali uang itu. Saya benar-benar
bermaksud demikian.” Mereka bersungguh-sungguh. Dalam pikiran mereka,
mereka bermaksud (atau merasionalisasi bahwa mereka akan) membayar kembali
uang itu, dan karena mereka menganggap diri mereka benar, mereka tidak merasa
sebagai pelaku kejahatan. Di sisi lain, korban menilai pelaku atas tindakan mereka
dan berkata, “Anda jahat sekali! Anda mencuri uang dari saya dan organisasi
saya”.
22

9.6 Perekrutan dalam Tindakan Kecurangan


Segitiga kecurangan sangat berguna dalam membantu kita memahami
bagaimana seseorang terlibat dalam kecurangan. Sayangnya, saat ini banyak
kecurangan dilakukan oleh lebih dari satu orang. Faktanya, sebagian besar
kecurangan khususnya kecurangan laporan keuangan bersifat kolusif, yang berarti
bahwa tindakan tersebut melibatkan lebih dari satu pelaku. Pada forum Business
Week untuk CFO, dinyatakan hal berikut.
“Pada forum tersebut, responden ditanya mengenai apakah mereka pernah
diminta untuk “salah menyajikan hasil perusahaan.” Dari semua yang hadir, 67
persen responden CFO menyatakan bahwa mereka telah menentang permintaan
eksekutif untuk menyajikan hasil perusahaan secara salah. Dari mereka yang
ditanya, 12 persen mengakui bahwa mereka”menyanggupi permintaan tersebut,
sedangkan 55 persen mengatakan bahwa mereka “menentang permintaan
tesebut.”
Pada bagian berikut, kita akan mendiskusikan bagaimana seseorang, setelah
terlibat dalam kecurangan sebagai hasil dari segitiga kecurangan, memengaruhi
individu lain untuk melakukan kecurangan. Kita akan memulainya dengan
pembahasan mengenai berbagai cara yang dilakukan oleh orang-orang yang
menggunakan kekuatan untuk merekrut orang lain agar berpatisipasi dalam
kecurangan.

9.6.1 Kekuatan
Pada tahun 1947, Max Weber memperkenalkan kekuatan sebagai
kemungkinan bahwa seseorang dapat memperoleh keinginannya meskipun
bertentangan. Pada tahun 1959, dua penelitian yaitu French dan Raven
mengklasifikasi kekuatan kedalam lima variable terpisah, yang masing-masing
berasal dari aspek berbeda dari hubungan antara pelaku dan target pengaruhnya.
Khususnya, French dan Raven menunjukkan bahwa kekuatan A atas B yang
ditentukan oleh (1) kemampuan A untuk memberikan manfaat kepada B tidak
patuh pada keinginan B (kekuatan penghargaan), (2) kemampuan A untuk
23

memberi hukuman kepada B jika B tidak patuh pada keinginan A (kekuatan


Koersif), (3) pengetahuan atau keahlian khusus yang dimiliki oleh A (kekuatan
ahli), (4) hak letimigasi A untuk menentukan perilaku B (kekuatan yang memiliki
letigimasi), (5) sejauh mana B merasa memiliki kesamaan dengan A (kekuatan
referen). Penelitian baru-baru ini telah menunjukan bahwa kekuatan yang diyakini
oleh seseoranglah, bukan kekuatan yang sebenarnya, yang memengaruhi hasil
yang diinginkan dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, jika B merasa A
memiliki kekuatan atas B, maka seolah-olah A benar-benar memiliki kekuatan
atas B. lima jenis kekuatan ditunjukan dalam gambar 1.6.
Kekuatan penghargaan adalah kemampuan pelaku kecurangan untuk
menyakinkan calon korban bahwa ia akan menerima keuntungan tertentu jika
berpatisipasi dalam skema kecurangan. Contoh keuntungan semacam itu antara
lain janji bonus yang besar, penghargaan berupa opsi saham, pembayaran ekuitas
lain dan promosi pekerjaan.
Kekuatan koersif adalah kemampuan dari pelaku kecurangan untuk
membuat individu merasakan hukuman jika tidak berpatisipasi dalam kecurangan.
Contohnya, individu sering kali berpatisipasi dalam kecurangan karena mereka
percaya bahwa jika tidak berpatisipasi dalam pekerjaan, mereka mungkin
kehilangan pekerjaan mereka, mendapat penghinaan public, didiskriminasi karena
dianggap menjadi whistle blowe, atau dihukum dengan cara lain.
Kekuatan ahli yang diyakini adalah kemampuan perilaku kecurangan
untuk memengaruhi orang lain dikarenakan keahlian atau pengetahuannya. Dalam
kasusu Enron misalnya, manajemen menyatakan memiliki keahlian terkait dengan
model dan perjanjian bisnis yang cukup kompleks. Ini menyebabkan individu
berpatisipasi dalam skema kecurangan, padahal sebenarnya mereka menolak
untuk berpatisipasi dalam skema kecurangan yang didasarkan pada standar etis.
Kekuatan yang memiliki legitimasi mengacu pada kemampuan pelaku
kecurangan untuk meyakinkan calon pelaku yang akan ia rekrut bahwa ia benar-
benar memiliki kekuasaan atas mereka. Contohnya, dalam suatu organisasi, CFO
dan anggota manajemen lainnya dapat mengklaim memiliki kekuatan yang
memiliki legitimasi untuk membuat keputusan dan mengelola organisasi bahkan
24

jika caranya dalam mengelola tidak etis. Dengan cara ini, konspirator
mengasumsikan peranan otoritatif dan menyakinkan calon konspirator yang akan
dilibatkan bahwa otoritas mereka telah terlegitimasi.
Kekuatan referen adalah kemampuan pelaku untuk berhubungan dengan
calon konspirator yang akan dilibatkan. Pelaku sering kali menggunakan
kekuasaan referen yang mampu mendapatkan kepercayaan dan partisipasi dari
calon konspirator yang akan dilibatkan ketika melakukan tindakan yang tidak etis.
Banyak individu, ketika dibujuk oleh teman yang terpercaya untuk berpatisipasi
dalam kecurangan, akan merasionalisasi tindakannya sebagai tindakan yang dapat
dibenarkan. Dengan melihat skema yang digunakan indivu untuk merekrut orang
lain agar berpatisipasi dalam tindakan kecurangan dari perspektif berbasis
kekuatan, hal ini dimungkinkan untuk memahami bagaimana kecurangan dapat
menjadi besar dan melibatkan banyak orang (gambar 9.7) menjelaskan proses
perekrutan secara lebih terperinci.
Kefektifan pelaku untuk memengaruhi calon yang akan direktut/dilibatkan
dalam tindakan kecurangan didasarkan pada kerentanan korban dan kemampuan
pelaku untuk memanipulasi berbagai jenis kekuatan. Seperti halnya segitiga
kecurangan dalam gambar 9.2, elemen-elemen pada gambar 9.7 saling
berhubungan, yang berarti bahwa semakin rentan korban terhadap berbagai jenis
kekuatan, semakin kecil peran pelaku yang diperlukan dalam proses perekrutan.
Sering kali, setelah korban pertama direkrut kedalam skema kecurangan, individu
tersebut kemudian akan menjadi konspirator (dalam posisi A) dan mulai
memengaruhi individu lain untuk melakukan kecurangan serupa. Proses ini
ditunjukan dalam gambar 9.8.
25

Gambar 9.7 Bagaimana Kekuatan Digunakan untuk Merekrut Orang Lain


dalam Tindakan Kecurangan

Tekanan

Calon konspirator yang


[posisi A] [posisi B]
Konspirator akan dilibatkan

Kekuatan Keinginan memperoleh


penghargaaan yang penghargaan atau
dimilki keuntungan

Kesuksesan
Kekuatan koersif Ketakutan akan hukuman
hubungan
yang dimiliki kolusi
(rekrutmen) Kurangnya pengetahuan
Kekuatan ahli yang
dimiliki Tingkat kepatuhan

Kekuatan yang
Kebutuhan akan
memiliki legitimasi
hubungan
yang dimilki

Kekuatan referen
yang dimiliki

Gambar 9.8 Bagaimana Orang Lain Direkrut Untuk Terlibat Dalam Skema
Kecurangan
[posisi A] [posisi B] Calon konspirator yang
Konspirator
akan dilibatkan
Setelah terlibat, calon
konspirator [posisi B] akan
berubah menjadi
konspirator [posisi A] dan
mulai memengaruhi yang
lain

Anda mungkin juga menyukai