Anda di halaman 1dari 5

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka konsep
Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan dan member landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan
identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landsan teori yang kuat
serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil
penelitian, jurnal penelitian, dan lain-lain (Hidayat, 2007). Kerangka konsep dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel
Independen :
Ekstrak tangkai
daun talas
(colocasia Variabel Dependen :
esculenta L) Proses penyembuhan
luka akut full-
Variabel thickness
Independen :
Ekstrak Daun
pepaya (carica
papaya L)

Skema 3.1 kerangka konsep

Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa ekstrak daun sirsak (Annona
muricatal) dan ekstrak daun jambu biji (psidium guajava Linn), berpengaruh
terhadap proses penyembuhan luka, karena didalam kedua tanaman ini mempunyai
kandungan yang sama yaitu :daun sirsak mengandung senyawa seperti tannin,
vitamin C, alkaloid, dan flavanoid. Daun jambu biji mengandung senyawa seperti
tannin, alkaloid, vitamin C, dan flavonoid. Dimana senyawa-senyawa tersebut
dapat berfungsi sebagai desinfektan-antiseptik dan berperan baik pada proses
penyembuhan luka yaitu pada Hemostatis, fase inflamasi, fase proliferasi, fase
remodeling. Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding
sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interksi antara flavonoid dan
DNA bakteri (Sabir dalam Dima dkk, 2016). Tanin berfungsi sebagai astrigen
yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit, memperkeras kulit,
menghentikan eksudat dan perdarahan yang ringan (Anief dalam Nafsiah dkk,
2015). Alkaloid mengganggu komponen penyusunan peptidoglikan pada sel
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan
kematian sel tersebut (Robinson dalam Dima dkk, 2016). Kandungan vitamin C
pada daun sirsak dan daun jambu biji memiliki kandungan lebih banyak daripada
buah jeruk, sangat berperan terutama pada fase proliferasi dimana vitamin C dapat
menstimulasi fibroblast dan histiosit sehingga akan segera bergerak kedalam fibrin
yang disertai pembentukan kapiler baru. Fibroblast inilah yang berfungsi untuk
sinntesis kolagen dan mukopolisakarida sehingga mempercepat timbulnya
jaringan parut (granulasi) (Kurniawan, 2010). Berdasrarkan peran dari kandungan
daun sirsak dan daun jambu biji diatas maka akan dapat menutup luka secara
bertahap dan akan menyembuhkan luka akut full-thickness.

B. Variabel penelitian
Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif, sebagai contoh, variabel kuantitatif adalah
variabel berat badan, umur, tinggi badan, sedang kan variabel kualitatif di
antaranya adalah persepsi, respon, sikap, dan lain-lain (Hidayat, 2007). Penelitian
ini mempunyai dua jenis variabel, yaitu :
a. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah daun sirsak dan daun jambu
biji.
b. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabe dependen dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka akut full-
thickness pada tikus putih.

C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2007).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur
1 Variabel Daun sirsak yang Penggaris Rasio 1. Efektif
Independ diekstrak menjadi bila luka
en serbuk, diberikan mengecil
(bebas) di daerah luka pada 2. Tidak
Ekstrak tikus putih dan efektif
daun dilihat bila luka
sirsak perkembangan tidak
ukuran luka sampai mengecil
mengecil,
kemudian
dilakukan
pemantauan dan
pengukuran luka
setiap 2 hari sekali.
2 Variabel Daun jambu biji Penggaris Rasio 1. Efektif
independ yang diekstrak bila luka
en menjadi serbuk, mengecil
(bebas) diberikan di daerah 2. Tidak
Ekstrak luka pada tikus efektif
daun putih dan dilihat bila luka
jambu perkembangan tidak
biji ukuran luka sampai mengecil
mengecil,
kemudian
dilakukan
pemantauan dan
pengukuran luka
setiap 2 hari sekali.
3 Variabel Penyembuhan luka Skor Interval 1. Luka
depende pada tikus putih perkemba mengecil
n mulai dari ngan luka dalam
(terikat) terjadinya luka diukur 2 rangka
Proses sampai permukaan hari sekali evaluasi
penyemb kulit tertutup, 21 hari
uhan penyembuhan luka 2. Luka
luka akut dipantau setiap 2 tidak
full- hari sekali. mengecil
thickness dalam
jangka
evaluasi
> 21 hari

Anda mungkin juga menyukai