Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

serta seberapa jauh korelasi yang ada antara variabel yang diteliti.

Penelitian ini akan dilakukan melalui pendekatan Cross Sectional, yaitu

dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat dikumpulkan

dalam waktu yang bersamaan. (Sugiyono, 2013).


Pada penelitian ini peneliti akan mengkaji hubungan tingkat

kecacatan dengan gambaran diri (Body Image) pada penderita kusta di

Puskesmas Simpenan Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Simpenan

Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.


2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Februari 2018 sampai

dengan Juni 2018.

C. Variabel penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).


Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang

nilainya bervariasi antara satu objek ke objek yang lainnya dan terukur.

33
Dalam Penelitian ini meliputi variabel bebas (independen) dan

variabel tidak bebas (dependen):


1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel independen/variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (Sugiyono, 2013).


Variabel independen (bebas, eksogenus) adalah variabel yang

menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen. Yang

termasuk variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kecacatan

pada penderita kusta.

2. Variabel Tidak Bebas (Variabel Dependen)


Variabel dependen / variable tak bebas merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2013).
Variabel dependen (terikat, endogenus) adalah variabel yang

nilainya dipengaruhi variable independen.Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah gambaran diri (Body Image) penderita kusta.

D. Definisi Konseptual dan Operasional


1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual berisi kerangka konsep yang merupakan

abstraksi yang tidak dapat langsung diamati atau diukur, hanya dapat

diamati atau diukur melalui variable (Notoatmodjo, 2010).


Adapun definisi konsep yang akan dipaparkan adalah tingkat

kecacatan pada penderita kusta.


Menurut WHO (1980) cacat kusta dapat dibedakan menjadi

impairment, disability dan, handicap. Impairment adalah segala

kehilangan atau abnormalitas struktur dan fungsi yang bersifat

psikologik, fisiologik atau anatomi. Impairment dapat dibedakan

34
menjadi primer (facial disfigurement, kerusakan saraf dan mata,

kelainan kepribadian), dan sekunder (ulkus, pemendekan jari tangan

dan kaki, dan destruksi tulang). Disability adalah segala keterbatasan

atau kekurangmampuan untuk melakukan kegiatan dalam batas

kehidupan yang normal bagi manusia (misalnya perawatan diri,

mobilitas dan kebiasaan komunikasi). Handicap adalah

ketidakmampuan persisten yang membatasi individu pada kehidupan

normal di masyarakat (misalnya tidak memiliki pekerjaan,

ketergantungan ekonomi dan fisik serta integrasi sosial).

Derajat cacat kusta

WHO (1988) membagi derajat cacat kusta dalam 3 tingkat kecacatan

Tabel 1. Klasifikasi derajat cacat kusta

Cacat pada tangan


Derajat cacat kusta Cacat pada mata
dan kaki
tidak ada
tidak ada
anestesi dan
Tingkat 0 kelainan
kelainan
termasuk visus
anatomis
ada kelainan pada
ada anestesi
mata, tetapi tidak
Tingkat 1 tanpa kelainan
terlihat, visus sedikit
anatomis
berkurang
terdapat ada lagoftalmus
Tingkat 2 kelainan dan visus sangat
anatomis terganggu

Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki

kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita".

35
Menurut Johnson dalam Christensen dan Kenney (2009),

mengatakan pasien adalah klien yaitu sistem perilaku (orang) yang

terancam atau secara potensial terancam oleh penyakit

(ketidakseimbangan) dan atau dirawat di rumah sakit.

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan

tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini

dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan

pengalaman baru setiap individu.


2. Definisi Operasional
Menurut Nasir (2011) definisi operasional ialah suatu definisi

yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa

yang sedang didefinisikan. Definisi operasional variabel adalah

pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut,

secara operasional, secara praktik, secara riil, secara nyata dalam

lingkup objek penelitian/objek yang diteliti, sehingga orientasi

pengertian definisi operasional terletak pada istilah yang spesifik (tidak

berinterpretasi ganda) dan terukur (observable atau measurable).

Definisi operasional dalam penelitian ini selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

36
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Alat Hasil
No Variabel Definisi Operasional Skala
Ukur Ukur
1 Tingkat Kecacatan Tingkat kecacatan adalah Kuesioner Skor Ordinal
keadaan kelainan kulit/
syaraf yang terjadi pada
mata, kaki dan tangan
penderita kusta. Penentuan
kecacatan didasarkan pada
standart WHO yang
digunakan Depkes RI.
Pengukuran kecacatan
dilakukan oleh petugas dari
Puskesmas yang telah
mendapat pelatihan kusta
dan Peneliti.

2 Gambaran diri Gambaran diri adalah sikap Kuesioner Skor Ordinal


seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar.
Sikap ini mencakup persepsi
dan perasaan tentang ukuran,
bentuk, fungsi penampilan
dan potensi tubuh saat ini
dan masa lalu yang secara
berkesinambungan
dimodifikasi dengan
pengalaman baru setiap
individu (Stuart and
Sundeen , 1991).

E. Populasi dan sampel


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2013).

Populasi merupakan seluruh atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti, bukan hanya objek atau subjek yang

37
dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek

tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kusta

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simpenan Kecamatan Simpenan

Kabupaten Sukabumi

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut

Hidayat (2010) sampel merupakan bagian dari populasi yang akan

diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel penelitian ini yaitu penderita kusta yang mengalami

tingkat cacat 1 dan 2 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simpenan

Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi

Dalam pemilihan sampel dilakukan pemilahan kriteria dimana

kriteria tersebut dapat menentukan layak dan tidaknya sampel yang

akan digunakan. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat

dimasukkan atau yang layak untuk diteliti. Kriteria inklusi responden

dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Bersedia menjadi responden


b. Berdomisili di wilayah Kecamatan Simpenan
c. Penderita kusta tingkat cacat 1 dan 2
Kriteria eksklusi responden dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Penderita kusta dengan tingkat cacat 0
b. Penderita kusta di luar wilayah Kecamatan Simpenan
c. Penderita yang sudah meninggal
3. Ukuran Sampel (Besar Sampel)

38
Ukuran sampel adalah besarnya unsur populasi yang dijadikan

sampel, yang jumlahnya selalu lebih kecil daripada ukuran populasi.

Jika ukuran populasinya diketahui dengan pasti, untuk menentukan

berapa jumlah sampel yang harus diambil dari populasi maka

digunakan rumus slovin (Nasir, 2011) sebagai berikut :

N n=
1 + N (e2)

Keterangan :

n : Besar Sample

N : Besar populasi

e : tingkat kekeliruan yang diinginkan (0,05)

4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive

sampling. Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non

random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel

dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan

penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah: pengambilan

sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-

sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan purposive sampling tersebut, ada dua

hal yang sangat penting dalam menggunakan teknik sampling tersebut,

39
yaitu non random sampling dan menetapkan ciri khusus sesuai tujuan

penelitian oleh peneliti itu sendiri.

Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut:

a. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu

pada sampel agar tidak terjadi bias.

b. Tentukan kriteria-kriteria.

c. Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.

d. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian

serta memenuhi kriteria.

Syarat digunakannya teknik ini antara lain:

1. Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.

2. Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah sampel yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.

Kelebihan:

a. Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan.

c. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah

ditemui atau didekati oleh peneliti.

Kekurangan:

a. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan

representatif dalam segi jumlah. 2. Dimana tidak sebaik sample random

sampling.

b. Bukan termasuk metode random sampling.

40
c. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil

kesimpulan statistik.

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono, 2007).


Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan

instrument kuesioner. Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden tentang

hal-hal yang ia ketahui (Sugiyono, 2013). Alasan pemilihan metode ini

didasarkan pada pertimbangan waktu dan tenaga serta memberikan

keleluasaan untuk mengisinya, sehingga responden tidak merasa terganggu

apabila di bandingakan dengan wawancara.


1. Jenis Data
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data

primer dalam penelitian ini yaitu hasil pengumpulan data melalui

kuisioner yang dikumpulkan oleh peneliti. Data primer dalam

penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

jawaban responden melalui penyebaran kuesioner yang meliputi

hasil jawaban kueisioner responden yaitu karakteristik responden,

variabel tingkat kecacatan, dan variabel gambaran diri.


b. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data ke pengumpul data, misalnya lewat

41
orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2013). Data sekunder dalam

penelitian ini meliputi register penderita kusta tahun di Puskesmas

Simpenan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2017


2. Metode Pengumpulan Data
Angket atau kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data

atau suatu penelitian mengenai masalah yang umumnya banyak

menyangkut kepentingan umum atau banyak orang. Angket selalu

berbentuk formulir-formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan

(question) maka angket sering disebut kuesioner. (Notoatmodjo, 2010).


Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Sugiyono, 2013).


Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan kepada penderita kusta

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Simpenan. Dalam penelitian ini

semua variabel yaitu tingkat kecacatan dan gambaran diri.

Pengambilan datanya dilakukan dengan memberikan beberapa

pertanyaan dalam bentuk kuisioner.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian

adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan

menginterpretasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan

pola pengukuran yang sama (Nasir, 2011). Instrument pada penelitian ini

berupa kuisoner.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner

untuk mengukur variabel tingkat kecacatan angket checklist atau daftar cek

42
(√) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan responden yaitu mengacu

kepada skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.

Dalam skala Likert setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan

atau didukung setiap yang diungkapkan dengan bentuk pertanyaan atau

dukungan sikap.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson (Nasir, 2011), sebagai

berikut :

r hitung =

Keterangan:

r hitung : Koefisien korelasi

: Jumlah skor item

: Jumlah skor total

n : Jumlah responden

Untuk mempermudah perhitungan, uji validitas dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 16.0 for windows. Pengambilan

43
kesimpulannya dinyatakan valid jika nilai p-value pearson product

moment <0,05.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu

tetap atau konsisten dengan menggunakan alat ukur yang dipercaya

atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010).


Rumus untuk menghitung koefisien reabilitas instrument dengan

menggunakan Cronbach Alpha (Arikunto, 2010), yaitu sebagai berikut :

r =

Keterangan :

r = Koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alpha)

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= Total varians

= Total varians butir

Dalam penelitian ini untuk menentukan reliabilitas suatu

instrument menggunakan kriteria reliabel menurut Guilford, pada tabel

3.2 sebagai berikut :


Tabel 3.4 Indeks Reliabilitas Menurut Aturan Guilford
(Guilford’s Empirical Rule)
Indeks Reabilitas
0,00 – 0,19 Reliabilitas sangat lemah
0,20 – 0,39 Reliabilitas lemah
0,40 – 0,69 Reliabilitas cukup kuat
0,70 – 0,89 Reliabilitas kuat
0,90 – 1,00 Reliabilitas sangat kuat

44
Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki minimal reliabilitas

cukup kuat, atau berada pada indeks ≥ 0,40.

I. Pengolahan dan Teknik Analisis Data


1. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah

dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses

pengolahan data tersebut terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, diantaranya (Notoatmodjo, 2010) :

a. Editing

Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data. Proses

editing dalam penelitian ini akan dilakukan untuk memeriksa

kelengkapan semua jawaban responden.

b. Coding

Coding yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa katagori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.

c. Scoring

Pertanyaan yang diberikan skor adalah pertanyaan

Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dan kinerja

perawat. Nilai masing-masing pertanyaan dan penjumlahan hasil

scoring dari semua pertanyaan.

45
Skor untuk Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan

dan kinerja perawat yang diberikan pada masing – masing

pertanyaan mengacu kepada skala Likert.

d. Data entry/prosessing

Data entry yaitu kegiatan memasukan data yang telah

dikumulkan kedalam master tabel aau data base komputer, Proses

entry data pada penelitian ini menggunakan Software Microsoft

Office Excel kemudian untuk kepentingan analisis data

menggunakan SPSS 16.0 for windows.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pada proses cleaning ini

dilakukan pengecekan kembali, pada penelitian ini terdapat

beberapa kesalahan pengetikan data kemudian langsung diperbaiki

kembali.

2. Tekhnik Analisa Data

Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan perangkat

lunak computer SPSS Versi 16.0 berupa analisis univariat dan bivariate.

Tekhnik analisa datanya akan dilakukan dengan tahapan analisis

sebagai berikut :
a. Analisis Karakteristik Responden
Analisis data pada karakteristik responden dengan

menggunakan tabel frukuensi dan persentasi dengan rumus :


A
P x 100 %
B
Dimana :

46
P = Persentase kategori
A = Jumlah responden pada tiap kategori
B = Jumlah seluruh responden
b. Analisa Univariat
Analisa Univariat adalah analisis yang menggambarkan

suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara

kelompok. Tujuannya untuk membuat gambaran secara sistematis

data yang factual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki atau diteliti (Riyanto, 2010).


Analisis Univariat untuk semua variabel dilakukan dengan

menggunakan Kuartil. Sedangkan untuk mengkategorikan setiap

indikator secara umum dilakukan dengan menggunakan rata –

rata. Adapun Langkah-langkah pembuatan kategori dengan

mengacu pada nilai kuartil adalah sebagai berikut :

1) Menentukan jumlah nilai minimal

2) Menentukan jumlah nilai maximal

3) Menentukan rentang skor

4) Menentukan banyaknya kelas, dimana dalam penelitian ini

banyaknya kelas adalah 3 kelas

5) Menghitung nilai kuartil :

K3 = 3/4 * X + skor minimal

K2 = 2/4 * X + skor minimal

K1 = 1/4 * X + skor minimal

6) Pembutan kriteria

47
Untuk variabel fungsi manajemen kepala ruangan dan

motivasi kerja perawat, Kriteria hasil ukurnya sebagai

berikut:
a) Baik, jika K3 < T
b) Cukup baik, jika K2<T≤ K3
c) Kurang baik, jika T≤ K2
c. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan oleh 2

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi

(Notoatmodjo, 2010). Analisis data dilakukan dengan

menggunakan software Program SPSS 16 for windows. Metode

analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasi Spearman. Korelasi Rank Spearman (rho) digunakan

untuk mengukur korelasi data yang bersifat ordinal numeric baik

variabel bebas maupun variabel tak bebas. Tekhnik korelasi ini

masuk kategori statistic non parametric sehingga tidak harus

memenuhi syarat-syarat keparametrikan. Adapun rumusnya

adalah sebagai berikut :

Keterangan :
rs : Korelasi rho
n : Jumlah kasus atau sampel
d :Selisih rangking antara variabel X dan Y untuk tiap

subyek
1& 6 : Angka constant
Hipotesis :
Ho : ρ = 0, korelasi dalam populasi sama dengan nol
H1 : ρ = 0, korelasi dalam populasi tidak sama dengan nol
Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai p-value <0,05

48
Untuk sifat hubungan dapat diketahui lemah atau kuatnya

korelasi antar variabel melalui Tabel 3.6

Tabel 3.6 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.000 Sangat kuat
0.60 – 0.799 Kuat
0.40 – 0.599 Cukup Kuat
0.20 – 0.399 Lemah
0.00 – 0.199 Sangat Lemah
Untuk mengetahui kontribusi variabel bebas terhadap

variabel tidak bebas dalam bentuk persentase digunakan koefisien

determinasi yaitu dengan mengkuadratkan koefisien Spearman

Rank dikalikan 100%.

Kd = r 2 x 100%.
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi
r 2 : Koefisien Spearman Rank
Analisa : semakin besar nilai koefisien determinasi maka

semakin baik atau semakin tepat variabel tak bebas memprediksi

variabel bebas. Besarnya nilai koefisien determinasi antara 0% sd

100% (Riyanto,2009).
Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1,

semakin mendekati 0 besarnya koefisien determinasi, semakin

kecil pula pengaruh variabel bebas terhadap nilai variabel tak

bebas. Sebaliknya, semakin mendekati 1 besarnya koefisien

determinasi, semakin besar pula pengaruh variabel bebas terhadap

variabel tak bebas.

49
J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menurut (Arikunto, 2010) yang dilakukan oleh

penulis dalam penelitian ini antara lain melalui tiga tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

jelas dan lengkap mengenai masalah yang hendak diteliti. Tahap ini

diawali untuk menentukan permasalah atau fokus penelitian yang

meliputi :
Langkah 1 : Peneliti menentukan atau memilih masalah,

mengenai hubungan tingkat kecacatan dengan

gambaran diri (body image) pada penderita kusta

di puskesmas simpenan
Langkah 2 : Peneliti merumuskan masalah berdasarkan latar

belakang yang telah dibuat.


Langkah 3 : Peneliti menentukan tujuan penelitian berdasarkan

rumusan masalah yang telah dibuat, dimana tujuan

adalah untuk memperoleh hubungan antara tingkat

kecacatan dengan gambaran diri (body image) pada

penderita kusta di Puskesmas Simpenan.


Langkah 4 : Peneliti menentukan manfaat penelitian

berdasarkan tujuan, dimana manfaat penelitian

yaitu terdiri dari untuk peneliti sendiri, lahan

penelitian dan institusi pendidikan.


Langkah 5 : Peneliti menentukan kerangka pemikiran

berdasarkan latar belakang, tujuan, dan manfaat

penelitian yang telah dibuat.

50
Langkah 6 : Peneliti menyusun hipotesis berdasarkan latar

belakang yang telah dibuat. Hipotesis dalam

penelitian ini terdiri dari H0 berarti tidak ada

hubungan dan H1 berarti ada hubungan.


Langkah 7 : Peneliti menentukan tinjauan pustaka dari berbagai

sumber yang terdiri dari buku dan literatur lain

seperti artikel dan tulisan yang ada di internet.


Langkah 8 : Peneliti menentukan jenis penelitian berdasarkan

masalah yang akan diteliti. Jenis penelitian dalam

penelitian ini adalah study korelasional dengan

pendekatan cross sectional.


Langkah 9 : Peneliti menentukan lokasi dan waktu penelitian

berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan

yang telah dibuat. Lokasi penelitian di Puskesmas

Simpenan Kabupaten sukabumi pada bulan

februari 2018-juni 2018.


Langkah 10 : Peneliti menentukan variabel berdasarkan judul

penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

variabel bebas (tingkat kecacatan penderita kusta)

dan variabel terikat (body image).


Langkah 11 : Peneliti menentukan definisi konseptual dan

operasional berdasarkan latar belakang, dan

tinjauan pustaka.
Langkah 12 : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

penderita kusta yang ada di puskesmas simpenan

yang memenuhi kriteria.

51
Langkah 13 : Peneliti menyusun teknik pengumpulan data

berdasarkan masalah yang diteliti. Teknik

pengumpulan data terdiri dari data primer (jawaban

kuesioner) dan data sekunder (register penderita

kusta di puskesmas simpenan).


Langkah 14 : Peneliti menentukan instrument penelitian

berdasarkan masalah yang akan diteliti. Instrumen

dalam penelitian ini yaitu lembar kuesioner.


2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan focus

dan tujuan penelitian. Pengumpulan data atau informasi melalui

kuesioner tahap pelaksanaan meliputi :


Langkah 1 : Menganalisis data
Langkah 2 : Menarik kesimpulan

3. Tahap Pelaporan
Kegiatan ini merupakan kegiatan akhir dalam penyusunan yang

kemudian diikuti dengan pencetakkan dan penggandaan laporan untuk

dikomunikasikan pada pihak lain.


Langkah 1 : Menyusun laporan

K. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang

diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian

tersebut (Notoatmodjo, 2010).


Menurut Hidayat (2010) beberapa prinsip penelitian pada manusia

yang harus dipahami adalah sebagai berikut:


1. Menghormati Martabat

52
Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi martabat

seseorang (sebjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi

subjek harus di hargai.


2. Asas Kemanfaatan
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan manfaat dan

resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila

manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada resiko yang akan terjadi.

Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan

harus menjaga kesejahteraan manusia.


3. Berkeadilan
Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian

setiap orang diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak

asasi manusia. Hak dan kewajiban penelitian maupun subjek juga harus

seimbang.
4. Informed Consent
Subjek penelitian harus menyatakan kesediannya mengikuti

penelitian dengan mengisi Informed Consent. Hal ini juga merupakan

bentuk kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam

penelitian.
5. Tanpa Nama (Anonimity)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau penelitian yang akan disajikan.


6. Kerahasiaan (Confidential)
Confidential tujuannya untuk menjamin keberhasilan dari

penelitian baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi

53
yang dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

54

Anda mungkin juga menyukai