Anda di halaman 1dari 6

JIDOUSHI DAN TADOSHI

じゅぎょう はじ
Kalimat 「 授 業 が始まる」ini salah. Bagaimana memperbakinya?

Sekarang mari kita pelajari lebih detail mengenai Derivasi dalam bahasa Jepang.
Pertama-tama mari kita analisa kalimat dalam bahasa Inggris. Lihatlah kalimat nomor (1).
(1) a. John laughs
b. John swims
(2) a. John buys a cake
b. John eats cake
Kalimat (1) dan (2) mempunyai struktur yang berbeda. Pada kalimat no (1) hanya terdiri dari
kata benda “John” dan verba (kata kerja). Sementara pada kalimat no (2), selain “John” dan verba,
terdapat pula kata benda “cake”. Dengan kata lain, kalimat no (1) hanya terdiri dari Subjek dan verba
saja, tetapi kalimat no (2) terdiri dari Subjek, verba dan objek. Kata “laugh” dan “swim” yang tidak
じ ど う し
memerlukan objek disebut 自動詞(Verba Intransitif), sementara kata yang memerlukan objek
た ど う し
seperti “buy” dan “eat” disebut 他動詞(Verba Transitif).
じ ど う し た ど う し
Verba dikategorikan (dibagi jenisnya) menjadi 自動詞(Verba Intransitif) dan 他動詞(Verba
Transitif). Dalam kebanyakan kasus verba intransitif seperti “laugh” selalu digunakan sebagai verb
intransitif dan verba transitif seperti “buy” tetap digunakan sebagai verba transisitif. Lihatlah kalimat
no (3).
(3) a. John laughs Mary
b. John bought
Karena “laugh” adalah verba intransitif, dia tidak bisa memakai “Mary” menjadi objek
seperti pada kalimat (3a). Sedangkan “buy” adalah verba transitif , oleh sebab itu tidak adanya objek
seperti pada kalimat (3b) , menjadi tidak alamiah. Oleh karena itu kalimat no (3) tidak ada yang
benar.
Sekarang kita lihat contohnya dalam bahasa Jepang (4-5). Verba seperti adalah verba
intransitif, sedangkan verba seperti adalah verba transitif.
たろう わら
(4) a. 太郎は は笑う。
たろう およ
b. 太郎は 泳ぐ。
たろう か し か
(5) a. 太郎は お菓子を 買う。
たろう か し た
b. 太郎は お菓子を 食べる。
Namun, ada perbedaan dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang, dalam bahasa Jepang
kalimat seperti yang terdapat pada contoh no 6, dimungkinkan.
たろう
(6) a. 太郎は 花子を 笑う。
たろう
b. 太郎は 買う。
はなこ
Verba pada kalimat no (6a) adalah verba intransitif, tapi terdapat objek berupa 「 花子」 .

Dan verba「買う」pada adalah verba transitif tetapi kalimat tersebut tidak mempunyai objek. Oleh
karena itu sepertinya terdapat sedikit perbedaan karakteristik antara verba transitif dan intransitif
dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang .
Tetapi contoh kalimat no (6) merupakan pengecualian, contoh kalimat no (4-5) merupakan
わら およ
hal yang biasa/lumrah, oleh karenanya sudah betul apabila 「笑う」、「泳ぐ」dinyatakan sebagai
か た
verba intransitif dan 「買う」、「食べる」dinyatakan sebagai verba transitif.
Adapun ada juga kalimat dalam bahasa Inggris seperti pada nomor (7)
(7) a. The door opens.
b. John opens the door.
Dalam kalimat no (7a), “the door” merupakan subjek kalimat dan “open” merupakan verba
intransistif. Sementara pada kalimat (7b) “the door” menjadi objek dan “open” merupakan verba
transitif. Jadi, verba “open” bisa menjadi verba transtif dan intransitif. Sama halnya dengan kalimat
no (8).
(8) a. A taxi stops.
b. John stops the taxi.
Dalam bahasa Indonesia, akan menjadi seperti ini :
(9) a. Pintu itu terbuka
b. Taro membuka pintu.
(10) a. Taksi berhenti
b. Taro menghentikan taxi
Sebagai perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dalam bahasa Inggris, verba “open”
dan verba “stop” bisa dipakai sebagai verba transitif maupun verba intransitif tanpa merubah
bentuknya. Sementara, dalam bahasa Indonesia, bentuk verba transitif dan intransitif bentuknya
berbeda.
Bagaimanakah dalam bahasa Jepang? Kalimat (11-12) adalah contoh verba transitif dan
intransitif dalam bahasa Jepang.
ひら
(11) a. ドアが 開く (aku)
たろう あ
b. 太郎が ドアを 開ける (akeru)

(12) a. ドアが 止まる (tomaru)
たろう と
b. 太郎は タクシーを 止める (tomeru)
Dalam contoh bahasa Indonesia (9-10) “terbuka/membuka”, “berhenti/menghentikan” yang
ごこん
merupakan bentukan dari verba transitif dan verba intransitif, mempunyai akar kata( 語根) yang
sama yakni “buka” dan “henti” dikarenakan adanya penambahan imbuhan “meN”, “beR”, “meN-
kan” berubah menjadi verba transitif dan intransitif.
Sama halnya dalam contoh bahasa Jepang pun (11-12) “aku/akeru”, “tomaru/tomeru” yang
merupakan bentukan dari verba transitif dan verba intransitif mempunyai akar kata yang sama yakni
“ak” dan “tom” , selain itu ditambahkan imbuhan “u”,”-eru”, “-aru” dan menjadi verba transitif dan
intransitif.
(13) Bahasa Indonesia buka + ter → 自動詞 : terbuka
buka + meN → 他動詞 : membuka
(14) henti + ber → 自動詞 : berhenti
henti + meN-kan → 他動詞 : menghentikan

(15) Bahasa Jepang ak + -u → 自動詞 : aku


ak + -eru → 他動詞 : akeru
(16) tom + -aru → 自動詞 : tomaru
tom + -eru → 他動詞 : tomeru
Jika kita pikirkan, contoh – contoh yang disebutkan di atas,memperlihatkan adanya kemiripan
cara membentuk verba transitif dan verba intransitif yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Jepang. Keduanya, bagian akar katanya sama dan bisa membuat verba transitif dan verba
intransitif dengan cara menambahkan imbuhan pada akar kata.
Dalam bahasa Jepang, ada banyak bentukan verba transitif dan intransitif seperti yang terdapat
pada contoh (15-16). Bagian yang sulit dari verba transitif dan intransitif dalam bahasa Jepang
adalah imbuhan seperti “-u”, “-eru”, “-aru” yang mencirikan (menjadi ciri) verba transitif dan
intransitif tidak selalu merupakan hal yang beraturan. Misalnya jika imbuhan “-u” dan“-eru”
seperti contoh (15) dijadikan aturan, maka no (16) bukan “tomaru/tomeru” tetapi menjadi
“tomu/tomeru”. Tetapi pada kenyataannya bukan “tomu” tetapi menjadi “tomaru”. Mengapa
demikian?. Tidak ada alasan yang pasti. Oleh karena itu harus diingat satu persatu.
Akan tetapi jika dipikirkan baik-baik, verba transitif dan intransitif dalam bahasa Indonesiapun
tidak beraturan. (17) adalah contoh verba transitif dan intransitif dalam bahasa Indonesia.
じ ど う し た ど う し
(17) 自動詞 他動詞
terbuka membuka ter- / meN
berhenti menghentikan ber- / meN-kan
masuk
mencairkan
berkurang

Sekarang kalian mengerti sukarnya verba transitif dan intransitif dalam bahasa Jepang bagi
kalian sama sukarnya dengan verba transitif dan intransitif dalam bahasa Indonesia bagi orang
asing.
Seperti yang kita pahami dari contoh (17), verba transitif dan intransitif dalam bahasa
Indonesia bisa jadi tidak beraturan. Akan tetapi jika dilihat baik-baik, ada sebuah kecenderungan.
Misalnya verba transitif banyak yang tidak diberi imbuhan ( Ø/zero) atau berawalan “ber-“,
sedangkan verba transitif kebanyakan diberi imbuhan “meN-kan”. Demikian pula dalam bahasa
Jepangpun terlihat adanya kecenderungan dalam verba transitif dan intransitif. Isilah bagian yang
kosong pada tabel (18), dan mari kita lihat ada kecenderungan seperti apa.
じ ど う し た ど う
(18) 自動詞 他動詞
ひら あ
a. aku (開く) akeru ( 開ける)
う う
ukabu (浮かぶ ) ukaberu (浮かべる )
はい
hairu (入る )
あ あ
b. agaru (上がる) ageru (上げる)
と と
tomaru (止まる) tomeru (止める)
あつ
atsumaru (集まる )
はじ
hajimeru (始める )
かえ かえ かえ
c. kaeru (返る、帰る) kaesu (返す)
のこ
nokoru (残る )
なお
naosu (直す )

kieru (消える )
こわ こわ
d. kowareru (壊れる) kowasu (壊す)
たお
taoreru (倒れる)
なが
nagasu (流す )

へ へ
e heru (減る) herasu (減らす)

naru (鳴る )
で だ
f. deru (出る) dasu (出す)

tokasu (溶かす )

Dengan melihat tabel (18) kita bisa paham bahwa dalam verba intransitif kebanyakan terdapat bunyi
[r] seperti “-aru” atau “-eru”, dan pada verba transitif kebanyakan terdapat bunyi [s] seperti “-su”
atau “-asu”. Apakah ini sebuah kebetulan saja? Menurut Shibatani (1990), hal tersebut ada
alasannya. Lihatlah kalimat berikut ini.
せんせい てがみ か
(19) a. 先生は 手紙を 書く (kaku)
てがみ か
b. 手紙が 書かれる (kakareru)
こども あそ
(20) a. 子供が 遊ぶ (asobu)
はは こども あそ
b. 母が 子供を 遊ばせる (asobaseru)
うけみ
(19b) adalah kalimat pasif ( 受身). Kalimat pasif dalam bahasa Jepang dibuat dengan menambahkan
しえき
“-are” pada kata kerja. Sementara (20b) adalah kalimat kausatif ( 使役 ). Kalimat kausatif dibuat
dengan menambahkan “-ase” pada kata kerja. Bunyi [r] pada verba intransitif dan bunyi [s] pada
verba transitif bunyinya mirip dengan “-are” pada bentuk pasif dan “-ase” pada bentuk kausatif.
Fungsi apakah yang terdapat pada bentuk pasif dan kausatif ? Jika kita membandingkan
てがみ
kalimat pasif pada contoh (19b) dengan kalimat biasa pada contoh (19a), kata「手紙」yang menjadi
objek pada kalimat (19a) yang berupa kalimat biasa, berubah subjek dalam kalimat (19b) yang
berupa kalimat pasif. Dengan kata lain kalimat pasif mempunyai fungsi menjadikan verba transitif
menjadi verba intransitif. Sementara, kalau membandingakan kalimat biasa (20a) dengan kalimat
こども
kalimat kausatif (20b), kata「子供」yang menjadi subjek pada kalimat biasa (20a) berubah menjadi
objek dalam kalimat kausatif (20b). Dengan kata lain, bentuk kausatif mempunyai fungsi menjadikan
verba intransitif menjadi verba transitif. Oleh sebab itu, karena ada kesamaan dalam hal fungsi pada
kalimat pasif dengan verba intransitif, kalimat kausatif dengan verba transitif , maka ada kesamaan
pula dalam hal bunyi.

Anda mungkin juga menyukai