Makalah Pendidikan Pancasila - Kelompok 5 (Negara Dan Kesejahteraan Masyarakatnya)
Makalah Pendidikan Pancasila - Kelompok 5 (Negara Dan Kesejahteraan Masyarakatnya)
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul
“Negara Dan Kesejahteraan Masyarakatnya”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
kami Bapak Danar Widiyanta, M.Hum. sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
KAJIAN TEORI
Selain yang dikemukakan di atas, para sarjana dan pemikir ketatanegaran abad
ke-20 seperti Logemen, juga mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi
suatu wilayah yang berdasarkan pada sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
seorang pemikir negara dan hukum zaman berkembangnya teori kekuatan abad ke-20,
juga mengatakan bahwa negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung dari pada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Masyarakat
merupakan negara yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh asosiasi-
asosiasi, ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
Perbedaan pendapat para ahli di atas, tentu akan menambah wawasan dan
khasana pemikiran kita, sekaligus saling melengkapi dan menyempurnakan persepsi
kita tentang negara, sehingga persepsi tersebut akan menjadi semakin dinamis dan
berkembang. Meskipun tidak terdapat kesepakatan mereka dalam melihat pengertian
dan konsepsi negara, namun mereka tetap sepakat akan perlunya negara, sebab negara
merupakan instrumen politik untuk mewujudkan kebaikan dan kesejahteraan bersama.
Untuk maksud itu, maka negara diperlukan untuk mengimplementasikan fungsi dan
perannya dalam mengawal pencapaian tujuan tersebut. Dalam konteks ini, negara
memerlukan pemberlakuan hukum (law enforcement).
Terlepas dari pandangan di atas, Rousseau yang juga salah seorang ahli
ketatanegaraan mengatakan bahwa fungsi utama sebuah negara yang paling menonjol
adalah fungsi melaksanakan pemerintahan atau melaksanakan undang- undang.
Fungsi melaksanakan pemerintahan atau undang-undang sebagaimana yang
dimaksudkan Rousseau tersebut, dalam perkembangannya, masyarakat tidak mungkin
melaksanakan pemerintahan, melainkan hanya sebagai pemegang kedaulatan. Dalam
hubungan ini rakyat menyerahkan hak tersebut kepada penguasa dalam rangka
melaksanakan fungsi pemerintahan atau melaksanakan undang- undang. Jalan pikiran
demikian dapat dipahami karena pemerintah merupakan suatu badan di dalam negara
yang tidak berdiri sendiri, melainkan bertumpuk kepada kedaulatan rakyat. Dan
pemerintahan yang ideal adalah pemerintahan atau penguasa yang dalam
melaksanakan fungsinya harus dapat memahami kehendak dan aspirasi
masyarakatnya. Dalam pengertian lain bahwa ada suatu kewajiban bagi penguasa
untuk selalu mengupayakan agar kepentingan rakyat terpenuhi.
Dalam konteks kesejahteraan yang menjadi kata kunci dari tujuan negara,
rakyat harus benar-benar merasakan hasil-hasil pembangunan termasuk
pembangunan demokrasi. Demokrasi yang makna harfiayahnya adalah pemerintahan
rakyat, mengandung arti, rakyat secara bersama-bersama memerintah di negaranya
masing-masing, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan martabat dan
hak semua warganegara yang menjadi bagian dari rakyat adalah setara. Dalam
negara yang diperintah oleh rakyat, yang martabat dan hak semua warganegara
adalah sama, nilai tertinggi yang harus dijadikan ukuran dari kemajuan negara
tersebut adalah perwujudan keadilan bagi rakyat seluruhnya.
Dalam konteks keadilan ini, negara boleh saja tidak makmur, tetapi negara
harus adil, karena kemakmuran suatu negara adalah hasil kerja masyakat, tetapi
kekuasaan penegakan keadilan sepenuhnya telah diserahkan kepada negara. Rakyat
telah mempercayakan fungsi penegakan keadilan kepada negara sejak
pembentukannya. Oleh karena itu negara harus adil, dan kalau tidak, negara akan
kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Agar lebih memahami apa definisi masyarakat, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:
d) Terjadi Perubahan
Suatu masyarakat akan mengalami perubahan dari waktu ke
waktu karena memang pada dasarnya masyarakat memiliki sifat yang
dinamis. Perubahan yang terjadi di masyarakat akan disesuaikan
dengan kebudayaan yang sebelumnya telah ada.
f) Terdapat Pemimpin
Aturan dan norma dibutuhkan dalam suatu masyarakat agar
kehidupan harmonis dapat terwujud. Untuk itu, maka dibutuhkan
pemimpin untuk menindaklanjuti hal-hal yang telah disepakati
sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2.5 PENGANGGURAN
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesejahteraan sosial merupakan hak bagi setiap warga negara yang sudah di
atur dalam Undang-Undang. Namun, kesejahteraan di Indonesia saat ini masih belum
merata, dikarenakan adanya kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Kesenjangan ini disebabkan oleh banyaknya pengangguran, kemiskinan, dan tingkat
pendidikan yang rendah. Pengangguran ini disebabkan oleh kurangnya ketersediaan
lapangan kerja dan banyaknya lulusan yang memiliki pendidikan tinggi namun
kurangnya soft skill yang mempuni. Kemiskinan disebabkan oleh taraf hidup yang
rendah dan tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat pendidikan yang rendah ini
disebabkan karena pendidikan masih dianggap barang mewah. Tidak semua orang
bisa merasakan pendidikan yang layak.
4.2 SARAN
Abdul Hayyie al-Khattani, Kamaluddin Nurdin dengan Judul Hukum Tata Negara
dan Kepemimpinan dalam Takaran Islam, Jakarata: Gema Insani Press, 2000.
Al-Maududi, Abu A’la, The Islamic Law and Constitution, diterjemahkan oleh Asep.
Iqbal, Muhammad, Fiqh Siyasah: Kontektualisasi Doktrin Politik Islam, Cet. 1, Jakarta:
Kusnadi, Moh. dan Bintang Saragi, Ilmu Negara, Jakarta: Perintis Press, 1985.
Liputan6.com 25 Maret 2019, Ini 6 Cara Mengatasi Pengaangguran, Dari Pendidikan Hingga
Transmigrasi.https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/12/070600926/ini-jurus-
pemerintah-agar-pengangguran-turun-pada-2019 (Diakses 24 April 2019).
Nur, Deliar, Pemikiran Politik di Negara Barat, Jakarta: Rajawali Press, 1982.
Usman. (2015). Negara Dan Fungsinya. Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan. Vol 4
No 1.