Anda di halaman 1dari 7

BAB 10

PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

MASALAH PENGGANGURAN

JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN PENYEBABNYA

1. Pengangguran Normal atau Friksional


Pengangguran yang tidak ada pekerjaan bukan karena tidak mendapatkan
pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan yang lebih baik dengan
penghasilan yang lebih baik pula.

2. Pengangguran Siklikal
Pengangguran yang timbul akibat penurunan permintaan agregat yang
mendorong pengusaha menurunkan faktor produksi dengan mengurangi pekerja
atau bahkan menutup perusahaannya.

3. Pengangguran Struktural
Pengangguran yang timbul apabila terjadi perubahan struktur dalam
kegiatan ekonomi yang mengakibatkan perusahaan mengalami kemunduran dalam
perekonomian sehingga menurunkan kegiatan produksi dan sebagian pekerja
terpaksa diberhentikan.

4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga
manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia.

JENIS PENGANGGURAN BERDASARKAN CIRINYA

1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran yang terjadi akibat Iowongan pekerjaan yang ada lebih
sedikit daripada pertambahan tenaga kerja atau diakibatkan kegiatan perekonomian
yang menurun.

2. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran yang terjadi ketika jumlah tenaga kerja yang digunakan lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan.

3. Pengangguran Bermusim
Pengangguran yang hanya terjadi ketika pekerjaan yang dijalankan sedang
dalam keadaan tidak sibuk atau sedang tidak menjalankan pekerjaannya.

4. Setengah Menganggur
Pengangguran yang terjadi ketika tenaga kerja memiliki jam kerja yang
jauh lebih rendah dari masa kerja yang lazim dilakukan dalam sehari atau
seminggu, yaitu hanya 1 hingga 2 hari dalam seminggu atau 1 hingga 4 jam dalam
sehari.
BEBERAPA TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. Tujuan Bersifat Ekonomi


a. Menyediakan lowongan pekerjaan.
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
c. Memperbaiki pembagian pendapatan.

2. Tujuan Bersifat Sosial dan Politik


a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga.
b. Menghindari masalah kejahatan.
c. Mewujudkan kestabilan politik.

MASALAH INFLASI (KENAIKAN HARGA)

JENIS-JENIS INFLASI

1. Inflasi Tarikan Permintaan


Inflasi ini terjadi saat perekonomian berkembang pesat dan menyebabkan
kesempatan kerja yang tinggi pula sehingga tingkat pendapatan masyarakat juga
ikut meningkat dan tingkat konsumsi mereka juga meningkat, tetapi tidak
diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa sehingga menimbulkan
inflasi dalam perekonomian.

2. Inflasi Desakan Biaya


Inflasi ini terjadi saat perekonomian berkembang pesat dan tingkat
pengangguran sangat rendah. Perusahaan akan mencari karyawan baru dan
membayar mereka dengan upah tinggi untuk menaikkan tingkat produksi. Ini
menyebabkan biaya produksi meningkat dan menyebabkan kenaikkan harga barang
yang menyebabkan inflasi.

3. Inflasi Diimpor
Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan
harga mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-
perusahaan.

INFLASI MERAYAP DAN HIPERINFLASI

1. Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi


Inflasi merayap adalah proses kenaikkan harga-harga yang sangat lambat.
Golongan inflasi ini adalah saat kenaikan harga-harga sebesar dua hingga tiga
persen setahun, sedangkan Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang
sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat
dalam masa yang singkat. Golongan inflasi ini adalah saat kenaikan harga-harga
sebesar dua sampai tiga digit angka.

2. Inflasi Merayap dan Pertumbuhan Ekonomi


Segolongan ahli ekonomi berpendapat inflasi merayap diperlukan untuk
menggalakkan kegiatan ekonomi yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi
perusahaan sebab harga barang akan naik dengan tinggi dari kenaikan upah,
sedangkan golongan yang tidak sependapat berpendapat bahwa inflasi merayap
dapat menjadi hiperinflasi jika tidak terkendali.

3. Sumber Wujud Hiperinflasi


Hiperinflasi seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang
menghadapi perang atau kekacauan politik di dalam negeri. Dalam masa ini
pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi dari pajak yang
dipungutnya. Pemerintah selalu akan berusaha mengedalikan inflasi yang berlaku
dengan langkah-langkah yang sering digunakan untuk menghadapi hiperinflasi,
yaitu dengan mengendalikan harga (menetapkan harga maksimun), membatasi
barang-barang kebetuhan pokok, membuat peraturan yang melarang penyimpanan
barang dan memberi subsidi pada produsen.

EFEK BURUK INFLASI

1. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi


Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan
ekonomi. Biaya yang terus-menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat
tidak menguntungkan, maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan
uangnya untuk tujuan spekulasi. Tujuan tersebut dicapai dengan membeli harta-
harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan.

2. Inflasi dan Kemakmuran Masyarakat


Di samping menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi negara,
inflasi juga akan menimbulkan efef-efek kepada individu dan masyarakat, yaitu:
a. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
c. Memperburuk pembagian kekayaan.

MASALAH PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN FISKAL

EFEK KEBIJAKAN FISKAL: PENDEKATAN Y=AE


Dalam grafik (a) menunjukkan efek kebijakan fiskal apabila pengangguran terjadi
dalam perekonomian dan pengeluaran pemerintah sebesar ∆G untuk mengatasi
pengangguran. Dalam grafik (b) menunjukan efek kebijakan fiskal apabila perubahan itu
dilakukan melalui penurunan pajak dimana ∆T=∆G.
Dalam grafik (a), dimisalkan keseimbangan asal di E 1 dan pendapatan nasional di
Y1, dimana dalam keseimbangan ini terjadi pengangguran. Dalam upaya mengatasinya,
pemerintah menambah pengeluaran sebesar ∆G sehingga menggeser pengeluaran agregat
dari AE1 ke AE2. Keseimbangan menjadi di E2 dan pendapatan nasional meningkat dari Y1
ke Y2. Dengan perubahan tersebut, akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran. Dalam grafik (b) menunjukkan efek pengurangan pajak terhadap
keseimbangan pendapatan nasional. Dimisalkan keseimbangan asal di E1 dan pengurangan
pajak sebesar ∆T (nilainya=∆G) yang berakibat bertambahnya pendapatan disposebel
rumah tangga sebesar ∆Yd=∆T sehingga menaikan pengeluaran rumah tangga, walaupun
tidak sebesar ∆G, yaitu hanya sebesar ∆C=MPC.∆G dan menggeser pengeluaran agregat
menjadi di AE2 dan keseimbangan menjadi di E2 dengan pendapatan nasional di Y1. Oleh
sebab itu, kesempatan kerja meningkat dan penganguran berkurang.

EFEK KEBIJAKAN FISKAL: PENDEKATAN ANALISIS AD-AS

Dimisalkan keseimbangan asal di E0, yaitu perpotongan AD0 dengan AS.


Perubahan dari pengurangan pajak, memindahkan keseimbangan dari E0 ke titik B dengan
harga di P0. Pengurangan pajak akan memindahkan kurva AD 0 menjadi AD2 yg memotong
AS di E2 sehingga pendapatan nasional riil betambah dari Y 0 menjadi Y2 dan tingkat harga
meningkat dari P0 menjadi P2.

KEBIJAKAN MONETER DAN MASALAH PENGANGGURAN

1. Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis Y=AE


Dalam Grafik (a), pengeluaran agregat awal di AE0 dengan pendapatan
nasional di Y0. Untuk mengatasi pengangguran dan menggalakan kegiatan
perekonomian, bank sentral menambah penawaran uang sebagai langkah
menurunkan suku bunga dan meningkatkan investasi sebesar ∆I. Peningkatan
investasi akan meningkat dari AE0 menjadi AE1 dan menggeser E0 ke E1 dengan
pendapatan nasional di Y1. Peningkatan pendapatan nasional akan menambah
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.

2. Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis AD-AS


Dalam grafik (b), kurva AS dimisalkan banyak pengangguran. AD dengan
keseimbangan awal di A dan pendapatan nasional di Y0. Dengan penambahan
penawaran uang akan meningkatkan AD0 menjadi AD1 dan A menjadi B (sama
dengan jarak Y0 Y1). AD1 memotong AS di titik C sehingga Y0 menjadi Y2 dan P0
menjadi P1. Perbedaan antara analisis Y=AE dengan analisis AD-AS, yaitu pada
analisis Y=AE harga di anggap tetap di P0, sedangkan pada analisis AD-AS harga
mengalami perubahan dari P0 menjadi P1. Perubahan harga sebagai penyebab
konsumsi riil rumah tangga berkurang, ekspor berkurang, dan impor bertambah.

MASALAH INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

KEBIJAKAN FISKAL UNTUK MENGATASI INFLASI

1. Efek Kebijakan Fiskal Menurut Pendekatan Y=AE


Dalam grafik (a), pengeluaran agregat awal di AE (P0) dengan
keseimbangan di titik E0 dan pendapatan nasional di Y0 dalam keadaan tenaga kerja
hampir penuh. Misalnya kenaikan ekspor meningkatkan AE (P0) menjadi AE (P1)
dan pendapatan nasional di Y1 akan berakibat inflasi meningkat cepat, maka
pemerintah mengurangi pengeluaran agregat menjadi AE (P2) dengan
keseimbangan pendapatan nasional baru di E2 yang mengambarkan keadaan
ekonomi dengan kesempatan kerja penuh, dimana pendapatan nasional di Yf.
Analisis ini menunjukkan (1) dapat mewujudkan tingkat kesempatan kerja penuh,
dan (2) kenaikan harga tidak terlalu tinggi.

2. Efek Kebijakan Fiskal Dalam Analis AD-AS


Dalam grafik (b), dimisalkan keseimbangan awal di A, pengeluaran agregat
meningkat pesat dari AD0 meningkat menjadi AD1 dengan keseimbangan menjadi
di B sehingga harga meningkat menjadi di P1 dan pendapatan nasional di Y1,
(walaupun pendapatan nasional tinggi tapi inflasi tinggi). Maka pemerintah
mengurangi pengeluaran pemerintah sehingga pengeluaran agregat menjadi di AD2
dan keseimbangan menjadi di C yang menggambarkan kesempatan kerja penuh
dengan pendapatan nasional di Yf dan tingkat harga di P2. Analisis ini
menunjukkan (1) bagaimana pertambahan pengeluaran akan mempengaruhi
perekonomian, pendapatan nasional, tingkat harga, dan (2) bagaimana efek
kebijakan fiskal dlm mengendalikan inflasi.

KEBIJAKAN MONETER UNTUK MENGATASI INFLASI


Dimisalkan keseimbangan awal di E0, yaitu perpotongan AS dengan AD0 sehingga
pendapatan nasional di Y0 dan harga di P0. Perkembangan ekonomi yang pesat, menggeser
AD0 ke AD1 sehingga keseimbangan di E1 dan pendapatan nasional di Y1. Oleh karena itu,
apabila pemerintah tidak melakukan pengawasan pertumbuhan pengeluaran agregat,
kenaikan pendapatan nasional dari Y0 ke Y1 akan diikuti dengan kenaikan harga yang
tinggi (inflasi) dari P0 ke P1. Kebijakan pemerintah menurunkan inflasi, yaitu menurunkan
penawaran uang agar suku bunga naik sehingga berakibat perusahaan (1) mengurangi
investasinya, dan (2) mengurangi pengeluaran rumah tangga. Efek menurunkan penawaran
uang tersebut, akan memindahkan AD1 menjadi di AD2 sehingga inflasi dapat ditekan dari
P1 menjadi P2.

KEBIJAKAN FISKAL ATAU KEBIJAKAN MONETER?


Efektivitas kebijakan pemerintah dan bank sentral dalam mengatasi pengangguran
dan inflasi: (1) Untuk mengatasi pengangguran, bank sentral harus menurunkan suku
bunga, sedangkan pemerintah (Kementrian Keuangan) harus menambah pengeluaran
pemerintah yang di ikuti pengurangan pemungutan pajak sehingga menaikkan pengeluaran
agregat (kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran pemerintah, kenaikkan pengeluaran
rumah tangga). (2) Untuk mengatasi inflasi, bank sentral harus mengurangi penawaran
uang dan menaikan suku bunga, sedangkan pemerintah harus mengurangi pengeluaran tapi
dibarengi dengan menaikan pajak (individu & perusahaan) sehingga akan mengurangi
pengeluaran pemerintah, mengurangi investasi, mengurangi pengeluaran rumah tangga.

KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN

STAGFLASI DAN KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN


Stagflasi adalah inflasi yang terjadi ketika pengangguran juga tinggi. Dalam
gambar (a), keseimbangan awal di E0, yaitu perpotongan AD0 dan AS0 sehingga tingkat
harga di P0 dan pendapatan nasional di Y0. Dimisalkan terjadi stagflasi, maka AS0 bergeser
ke AS1 sehingga keseimbangan di E1, berarti tingkat harga naik menjadi P1 dan pendapatan
nasional menurun menjadi Y1. Langkah pemerintah mengatasi stagflasi, yaitu mengurangi
pajak atas bahan baku dan menggalakkan teknologi baru agar biaya produksi menurun.
Kebijakan tersebut akan mengubah AS1 menjadi AS2 sehingga keseimbangan menjadi di
E2, berarti tingkat harga turun menjadi P2 dan pendapatan nasional naik menjadi Y2.
Dengan demikian, pengangguran dan inflasi dapat dikendalikan dan ditekan, yaitu tingkat
harga diturunkan dari P1 menjadi P2 dan peningkatan pendapatan nasional dinaikkan dari
Y1 menjadi Y2.

INFLASI DAN KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN


Dalam gambar (b), keseimbangan awal di E0, yaitu perpotongan AD0 dengan AS0
sehingga tingkat harga di P0 dengan pendapatan nasional di Y0. Perkembangan ekonomi
yang pesat, menggeser AD0 menjadi AD1 sehingga keseimbangan di E1, berarti tingkat
harga naik menjadi P1 dan pendapatan nasional naik menjadi Y1. Meskipun perekonomian
pesat, tetapi inflasi berefek buruk terhadap kemakmuran masyarakat. Langkah pemerintah
mengatasinya, yaitu menurunkan biaya pengeluaran perusahaan dan mendorong
penggunaan teknologi baru. Jika berhasil, maka AS0 bergeser ke AS1 sehingga
keseimbangan di E2 dan pendapatan nasional di Yf. Dengan demikian, inflasi dapat diatasi
(ditekan) dari P1 menjadi P2.

PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN


Dalam gambar (c), keseimbangan awal di E 0 sehingga tingkat harga di P0 dan
pendapatan nasional di Y0. Dalam keseimbangan tersebut terjadi pengangguran yang serius
karena pendapatan nasional jauh di bawah Yf. Langkah pemerintah mengatasinya, yaitu
mendorong pengusaha meningkatkan produksi melalui keringanan-keringanan bea masuk.
Jika berhasil, maka AS0 bergeser ke AS1 dan AD0 bergeser ke AD1 sehingga keseimbangan
di E1, berarti tingkat harga tetap di P0, namun pendapatan nasional naik menjadi Y1.
Pertambahan pendapatan nasional itu dapat mengurangi pengangguran. Berdasarkan
analisis ini, dapat disimpulkan bahwa kebijakan segi penawaran cukup efektif mengatasi
pengangguran karena dapat mengeser AS dan AD pada tingkat harga yang stabil. 

Anda mungkin juga menyukai