KEBIJAKAN
SKALA Triase Australasia
1. PENDAHULUAN
Skala Triase Australasia (ATS) dirancang untuk digunakan di rumah sakit berbasis layanan
darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru. Ini adalah skala untuk penilaian kegawatan
klinis. Meskipun terutama alat klinis untuk memastikan bahwa pasien terlihat secara tepat
waktu, sepadan dengan urgensi klinis mereka, ATS juga digunakan untuk menilai kasus.
Skala ini disebut triase kde dengan berbagai ukuran hasil (lama perawatan, masuk I!",
angka kematian) dan knsumsi sumber daya (waktu sta#, biaya). Ini memberikan kesempatan
bagi analisis dari sejumlah parameter kinerja di "nit $awat %arurat (kasus,
e#isiensi
perasinal, re&iew peman#aatan, e#ekti&itas hasil dan biaya).
$. U%AIAN
SKALA ATS
KATE&'%I
PEN&'BATAN keta(a)an
*+aksi)u) ,aktu tun##u- KINE
%JA
INDIKAT'%
TH%ESH'LD
ATS 1
Segera
12
ATS 2
1 menit
32
ATS !
4 menit
562
ATS $
- menit
52
ATS
17 menit
52
/. JA+INAN KUALITAS
Akurasi triase dan sistem e&aluasi dapat dilakukan sebagian leh peninjau triase
yang dialkasi terhadap pedman, kategri triase 9#t print9 dari diagnsa
misalnya, rata'rata menunggu waktu tari# masuk, dan tingkat kematian dalam setiap
kategri triase per rumah sakit. dalam praktek seperti perubahan dispsisi dari kelebihan
waktu, dasar ini harus ditinjau
berkala.
T%IASE DI UNIT &A0AT DA%U%AT
Prinsipprinsip U)u)
Tu(uan
: "ntuk memastikan bahwa pasien ditangani berdasarkan kegawatan klinis mereka.
: "ntuk memastikan pengbatan yang tepat dan tepat waktu.
: "ntuk mengalkasikan pasien untuk penilaian yang paling sesuai dan daerah perawatan
: "ntuk mengumpulkan in#rmasi yang mem#asilitasi deskripsi departemen kasus.
Kun3i Pentin#
1. Area penilaian 0 triase harus mudah diakses dan jelas tandanya. %esain
harus memungkinkan untuk
: *emeriksaan pasien
: sarana kmunikasi antara pintu masuk dan area penilaian
: pri&asi
7. Strategi untuk melindungi sta# akan ada
4. Standar yang sama untuk kategrisasi triase harus berlaku bagi semua pengaturan "nit
$awat %arurat ("$%). arus diingat bahwa bagaimanapun gejala yang
dilaprkan leh
rang dewasa mungkin kurang berarti dibandingkan dengan gejala yang sama ditemukan
pada anak dan dapat membuat kegawatan serang anak yang lebih besar.
;. +rban trauma harus dialkasikan kategri triase sesuai dengan kegawatan klinis yang
terlihat. Sebagai dengan situasi klinis lain, ini akan mencakup pertimbangan risik tinggi
serta pengkajian riwayat singkat mental (penampilan umum < 0 ' pengamatan #isilgis).
6. *asien dengan kesehatan mental atau masalah perilaku yang harus dipriritaskan sesuai
dengan mereka klinis dan kegaawatan sementara, seperti dengan pasien "$% lainnya. Mana
masalah #isik dan perilaku rekan' ada, kategri triase tertinggi yang sesuai harus diterapkan
berdasarkan presentasi gabungan.
Pers"aratan Peralatan
: peralatan darurat
: /asilitas untuk menggunakan tindakan pencegahan standar (#asilitas cuci tangan,
sarung tangan)
: *erangkat kmunikasi yg memadai (telepn dan 0 atau interkm dll)
: /asilitas untuk merekam in#rmasi triase.
Skala Australasia Triase 1 AUST
%ALIA
Triase SKALA
KATE&'%I
Keta(a)an
*+aksi)u) )enun##u
,aktu- KINE
%JA
INDIKAT'%
TH%ESH'LD
ATS 1
Segera
12
ATS 2
1 menit
32
ATS !
4 menit
562
ATS $
- menit
52
ATS
17 menit
52
*enilaian triase umumnya harus tidak mengambil lebih dari dua sampai lima menit
"kur tanda &ital di triase jika diperlukan untuk estimasi kegawatan, dan jika
waktu mengi=inkan.
*enilaian triase tidak selalu dimaksudkan untuk membuat diagnsis, meskipun
kadang' kadang mungkin.
7. Tentukan kegawatan klinis dari pasien.
$unakan kmbinasi dari masalah yang diajukan, penampilan umum dan mungkin bser&asi
#isilgis untuk menilai kegawatan pasien.
4. Mengalkasikan Skala Triase Australia (ATS) kde dalam menanggapi pertanyaan 9ini
pasien harus menunggu penilaian medis dan pengbatan tidak lebih dari ....9.
Skala Triase Australasia (ATS) adalah skala untuk *eringkat klinis urgensi sehingga
pasien terlihat dalam tepat waktu, sepadan dengan kegawatan klinis mereka.
;. Ambil setiap pasien yang diidenti#ikasi sebagai ketegri ATS 1 atau 7 ke pengkajian awal
dan daerah perawatan segera.
Sebuah pengkajian keperawatan yang lebih lengkap harus dilakukan leh perawat
yang menerima pasien.
6. Memenuhi segala kebutuhan perawatan segera.
Tindakan mandiri mungkin berlaku
-. Seperti yang tepat, memulai penyelidikan (misalnya >'ray) atau awal manajemen sesuai
dengan prtkl rumah sakit.
?aktu tunggu berkurang dan kepuasan pasien meningkat dimana sta# perawat mengikuti
prtkl dan untuk tes dan atau manajemen. (Tingkat III'4)
ATS Kate#ori Penilaian dan )ulai pen#o5atan dala) ,aktu 126 )enit
Kurang Mendesak
+ndisi pasien krnis atau kecil cukup bahwa gejala atau hasil klinis yg tidak akan signi#ikan
jika penilaian dan pengbatan tertunda hingga dua jam dari kedatangan atau
linico-masalah administratif
asil pengamatan, serti#ikat medis, resep hanya
Klinis Deskriptor *indikati-
@yeri minimal dengan tidak ada #itur berisik tinggi
iwayat penyakit dengan risik rendah dan sekarang asimtmatik
$ejala kecil penyakit stabil yang ada
$ejala kecil dengan kndisi yang tidak berbahaya
Duka ' lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
%ijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang kmpleks
Imunisasi
*erilaku 0 *sikiatri
' %ikenal pasien dengan gejala krnis
' Ssial krisis, baik pasien klinis
%isiko Tin##i
%isiko +enen#a9
Li)a titik siste)
triase
*AIPD4-
8
Pe)5erian )akanan
1 0 7 nrmal
107' 7 0 4
nrmal
Asupan cairan 1 0 7 nrmal
&aira9 *SSP-
Sering mengantuk
+adang'kadang mengantuk
+antuk
*enurunan
akti&itas Akti&itas
menurun
+ejang
Menangis lemah
Pernaasan
Apnea atau siansis
+esulitan berna#as
%inding dada resesi (dalam gambar)
Sirkulasi
*ucat dan panas kulit
+ulit pucat
*ucat (nset mendadak, tetapi persisten)
:airan output
Muntah hijau
C 6 kali muntah dalam 7; jam
; kali basah ppk 0
hari "rin kurang dari
biasanya Kotoran
Tinja berdarah
Ber#una tandatanda
8
: +ewaspadaan mengantuk hiptnik pada pemeriksaan
: *ernapasan sedang 0 berat resesi siansis mengi
: Sirkulasi buruk tanda dari dehidrasi
: SuhuC 43.6!
: Tanda'tanda dehidrasi
: *erut menegang
Tandatanda k9usus
8
: *ernapasan mendengus, krepitasi, stridr, apnea takipneaC 3
: Abd mass, hernia, distensi
: SS* menangis lemah, pstur tubuh yang abnrmal
: pinggiran +ulit dingin, bintik, memar, ruam
: *ulseC 7
: utput urin ; basah ppk
P%'SEDU%
IN4'%+ASI TA+BAHAN
3. Setelah dibius pantau saturasi F7 secara berkala.
Mempertimbangkan kebutuhan untuk mengirim pasien ke #asilitas spesialis.
Fbser&asi kesadaran, pernapasan, denyut nadi, B*, dan suhu yang ditunjukan leh kndisi
pasien.
*asien yang telah dibius mungkin tidak diantarkan ke tahanan
plisi. 160- dianjurkan tapi ini mungkin berbeda.
Hika sedasi selain pengbatan nrmal mereka telah telah diberikan, perawat harus menemani
pasien dipindahkan ke #asilitas perawatan kesehatan.
8. +mplikasi sedasi darurat meliputi
: eaksi ana#ilaksis
: %epresi perna#asan
: $angguan kardi&askular seperti hiptensi, takikardia.
eaksi ekstrapiramidal (distnia) dapat terjadi dengan bat penenang utama, terutama
ben=dia=epin distp. Ini diperlakukan dengan ben=trpine (.7mg0kg I atau IM)
atau diulang
dsis kecil dia=epam.
Mnitr sampai trans#er atau respn terhadap bat ditentukan.
1 !indak lan"ut#
Mengawasi pasien dengan restrain harus memiliki lengkap medis dan penilaian kesehatan
mental untuk panduan manajemen selanjutnya.
%alam beberapa kasus dan serti#ikasi trans#er ke dalam #asilitas kesehatan pasien mental yang
mungkin diperlukan.
11. Mempertimbangkan kebutuhan untuk terus'menerus menggunakan restrain.
17. Mempertimbangkan kebutuhan akan bat penenang.
14. %kumen lengkap dalam catatan pasien unit
: indikasi untuk restrain kimia dan #isik.
: respns pasien terhadap bat penenang
:dalam pengamatan
: managemen tindakan selanjutnya
Dapran insiden sangat membantu dalam audit peristiwa ini
Dis!s!n "leh:
'&+
Triage merupakan komponen yang sangat krusial dalam pelayanan gawat darurat.
Triage yang dilakukan secara benar dan akurat akan menentukan live saving pasien
selanjutnya. Khusunya dalam kasus kegawatan anak dimana anak bukan
merupakan miniatur orang dewasa sehingga dalam menentukan prioritas
kegawatannyapun membutuhkan metode dan keteramapilan tersendiri. Perawat sebagai
petugas kesehatan
merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap !alidnya triage yang
dilakukan. Keputusan dalam melakukan triage didasarkan pada tanda dan gejala yang
ditampilkan oleh pasien. Terdapat berbagai macam panduan dalam melakukan
triage hampir disetiap negara memiliki panduan masing-masing. Dalam tulisan ini peneliti
akan menganalisa tentang penerapan triage pediatrik berdasarkan Australasian Triage Scale
"#T$% dan Emergency Triage Assessment And Treatment "&T#T%.
Australasian Triage Scale "#T$% merupakan panduan triage yang didesain di ruang
emergency rumah sakit di 'ew (ealand #ustralia pada tahun )**+. Kategori dalam #T$
didasarkan pada lamanya waktu pasien menerima tindakan. Dimana skalanya dibagi menjadi ,
yaitu #T$ ) harus segera ditangani "prosentase prioritas )% #T$ / maksimal waktu
tunggu ) menit "prosentase prioritas 0% #T$ + maksimal waktu tunggu + menit
"prosentase prioritas 1,% #T$ 2 maksimal waktu tunggu 3 menit "prosentase prioritas
1% dan #T$ , maksimal waktu tunggu )/ menit "prosentase prioritas 1%. 4aktu
tunggu yang melebihi / jam menunjukkan terjadinya kegagalan akses dan kualitas
pelayanan. Tata ruang dan peralatan dalam #T$ harus memenuhi standar precaution "tempat
cuci tangan dan sarung tangan% pengukur waktu alat komunikasi yang memadai seperti
telepon atau intercom dan 5asilitas pendokumentasian triage " Australian College for
Emergency Medicine //%
Emergency Triage Assessment and Treatment "&T#T% merupakan sistem
triage yang dikeluarkan oleh Worl Health Organisation "467% dengan memilah
penderita berdasarkan tingkat kegawatan dan prioritas penanganan. $istem ini membagi
penderita menjadi tiga kategori yaitu tidak mendesak8non urgent prioritas8 priority sign dan
emergency sign. Kondisi tidak mendesak merupakan kasus non urgent sehingga dapat
menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Kondisi
prioritas atau
priority sign harus diberikan prioritas dalam antrian untuk segera mendapatkan pemeriksaan
dan pengobatan tanpa ada keterlambatan. Emergency sign dengan tanda kegawatdaruratan
memerlukan penanganan kegawatdaruratan segera untuk menghindari kematian
"467
/,%.
Tanda kegawatdaruratan pada sistem &T#T dinilai dari kondisi Airway Breathing
Circulation!Conciousness dan "ehydration "#9:D%. Pada Airway yang dilihat adalah
ada tidaknya sumbatan jalan napas "stridor% Breathing dengan menilai apakah ada
kesulitan bernapas adanya sesak napas berat "retraksi dada merintih dan sianosis%
Circulation dengan menilai tanda syok seperti akral dingin capillary refill ;+ detik
nadi cepat dan lemah Conciousness dengan menilai apakah anak dalam keadaan
tidak sadar #$oma% kejang #convulsion% atau gelisah #confusion% sedangkan
dehydration dengan menilai tanda dehidrasi berat pada anak karena diare seperti mata
cekung atau turgor menurun "467
/,%. #kan tetapi jika tidak ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan maka
perlu memeriksa tanda prioritas.
Menurut 467 "/,% tanda prioritas meliputi konsep 2T+P<M79. Dimana konsep
tersebut terdiri dari Tiny &a&y "bayi kecil = / bulan% Temperature anak sangat
panas% Trauma "terdapat trauma atau kondisi yang perlu tindakan bedah segera
Trismus 'allor "sangat pucat% 'oisoning "keracunan% 'ain "nyeri hebat% (espiratory
distress (estless
)rrita&le or lethargic "gelisah mudah marah lemah% (eferral "rujukan segera% Malnutrition
"gi>i buruk% Oedema "edema kedua punggung kaki% dan Burns "luka bakar%. #nak dengan
tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut
dengan segera "tanpa menunggu giliran% serta jika ditemukan trauma atau masalah bedah
segera diberikan tindakan bedah.
Penerapan mengenai sistem &T#T untuk triage anak telah diteliti oleh Tamburlini
Mario Maggi ?ilarim dan Go!e. ")***% dengan judul Evaluation of guidelines
for emergency triage assessment and treatment in developing countries* Penelitian ini
bertujuan untuk menge!aluasi penerapan metode &T#T pada pasien anak di rumah
sakit negara berkembang. Penelitian ini dilakukan di )nstituto materno )nfantil de
'ernam&uco "@M@P% dengan melibatkan 3 (egistered +urse "<'% dan / dokter anak senior.
Dokter tersebut telah mengikuti pelatihan Advanced 'aediatric ,ife Support "#PA$%
sebelumnya dan <' tersebut telah memiliki pengalaman + sampai 2 tahun pelatihan
tentang pediatrik dan mengikuti pelatihan &T#T seminggu sebelum penelitian dilakukan
yang meliputi ) jam teori dan )
jam praktikum akan tetai dokter juga menerima pelatihan &T#T setelah penelitian selesai
dilakukan. Dimana nantinya <' melakukan triage dengan metode &T#T sedangkan dokter
melakukan pengkajian dengan metode #PA$. #nak yang dilakukan triage dengan usia 1
hari sampai , tahun yang dibawa ke ruang emergency* <' terlebih dahulu
melakukan pengkajian kepada anak dan membuat rekomendasi inter!ensi
sebelum dokter memutuskan. Disamping dokter melakukan pengkajian dengan metode
#PA$ dokter juga mengecek hasil pengkajian <' berdasarkan sistem &T#T dan
melakukan pengkajian lanjut sebelum dilakukan inter!ensi.
$etelah dilakukan penelitian jumlah anak yang datang ke ruang emergency
sebanyak +0+1 bayi dan anak dengan usia 1 hari sampai , tahun. $ebanyak +03 "))%
adalah anak dengan usia / bulan )+30 "+,% usia kurang dari ) tahun sedangkan
perbandingan laki-laki dan perempuan adalah )B/1. Pasien yang dilakukan triage &T#T
sebanyak 1+) anak dimana *0 "/3% indikasi emergency "kelompok )% dan 3++ anak
")3,% adalah kondisi prioritas "kelompok /% selain itu ada ,/ anak yang memiliki status
emergency dan prioritas akan tetapi dimasukkan ke dalam kelompok ). $ebanyak 2/3
pasien dilakukan triage metode #PA$ dimana 2/ pasien diidenti5ikasi bahwa memerlukan
pertolongan segera dan 230 pasien dengan status prioritas. Dari 1+) kasus yang ditriage
<' kokter melihat terdapat 2 kesalahan negati5 perawat "seharusnya emergency tapi
dinilai sebagai prioritas% dalam melakukan triage "/ se!ere respiratory distress ) dengan
syok dan
) dengan severe dehydration% dan + kesalahan positi5 "seharusnya prioritas tapi
dinilai emergency % yaitu ) dengan moderate dehydration dan / dengan moderate
respiratory distress. 9erdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa metode triage &T#T
ketika dilakukan oleh perawat yang mendapatkan pelatihan khusus secara singkat dapat
menunjukkan skrining yang bagus dalam menentukan prioritas pasien dan dapat dijadikan
dasar dalam memberikan treatment saat kondisi gawat darurat "Tamburlini et al )***%.
$edangkan penerapan mengenai #T$ pada triage anak telah diteliti oleh
Durojaye dan 7CMeara "//% dengan judul A study of triage of pediatric patients in
Australia* Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan triage anak di ruang emergency
umum "gabungan anak dan dewasa% dan emergency khusus anak serta untuk
mengukur reabilitas penerapan Australasian Triage Scale oleh perawat dalam melakukan
triage pada anak. Penelitian ini melibatkan )) rumah sakit baik yang memiliki ruang
emergency khusus anak maupun umum. Perawat triage harus mengisi / macam kuisioner
dimana kuisioner pertama berisi /, pertanyaan yang berisi tentang sebuah kasus dan
perawat harus menjawab skor triagenya berapa berdasarkan #T$ "jawaban benar
minimal ,%.
$edangkan kuisioner kedua adalah untuk mengetahui jumlah data triage pada tahun )***
dimana kategori triage didasarkan pada jenis penyakit anak.
6asil dari penelitian tersebut adalah 10 perawat dari ) rumah sakit
memberikan respon terhadap kuisioner yang diberikan. $ebanyak 3+ dari semua respon
perawat kesesuaian jawaban lebih dari , yaitu sebnyak *2. Perawat yang bekerja di
ruang khusus emergency anak memiliki konsistensi yang lebih tinggi "1*% dalam
menggunakan
#T$ dibandingkan perawat yang bekerja di ruang emergency umum ",%. Perawat ruang
emergency pediatric lebih suka menggunakan skor #T$ secara 5ull yaitu 2 dan , "1)%
dalam mentriage anak dibandingkan dengan perawat di ruang emergency umum "21%.
Penggunaan sistem #T$ harus dilakukan secara konsisten dimanapun triage anak
dilakukan karena dalam mentriage anak harus didasarkan pada objekti5 klinik
yang dimunculkan. Karena penelitian tersebut menggambarkan perbedaan yang jelas
antara proses triage yang dilakukan oleh perawat di ruang emergency khusus anak
dengan ruang emergency umum. 6al ini juga dimungkinkan pengaruh proses kegiatan
pelatihan yang dilakukan di masing-masing rumah sakit. $elain itu pengambilan sampel
yang berbeda karakteristik yaitu perawat di ruang emergency umum dan khusus pediatric
akan memberikan hasil bias yang cukup tinggi jika data statistiknya tidak dikontrol secara
ketat. Penggunaan kuisioner yaitu penentuan prioritas melalui cerita kasus yang tertulis
tentu memiliki keterbatasan yang cukup tinggi karena hanya bisa membayangkan
dibandingkan
dengan kasus yang disajikan secara langsung dimana perawat dapat mengkajinya
secara 5isik dan !isual.
9erdasarkan analisa pada kedua penelitian diatas penerapan proses triage pada
anak baik menggunakan metode &T#T maupun #T$ sama-sama menggambarkan
bahawa pengetahuan dan keterampilan perawat yang terus diasah baik melalui pelatihan
atau seringnya pengalaman menangani kasus sangat berpengaruh terhadap kualitas
triage yang dilakukan. Perawat yang memiliki pengatahuan dan pengalaman tinggi tentu
akan lebih mudah dalam menentukan prioritas jika dibandingkan yang minim
pengetahuan dan pengalaman. 7leh karena itu sangat penting dilakukan pelatihan atau
training terkait penerapan sebuah metode triage tertentu. #palagi melihat kondisi sistem
triage di @ndonesia saat ini dimana masing-masing rumah sakit memiliki adaptasi
tersendiri terhadap metode triage yang dianut sehingga hal ini sangat berpengaruh
terhadap skill perawat di @ndonesia dalam melakukan triage.
ika melihat metode triage antara &T#T dan #T$ penulis berpendapat bahwa yang
paling sesuai diterapkan di @ndonesia khususnya untuk triage anak adalah metode &T#T.
Pernyataan ini juga didukung oleh Kusdiyan 6ilmantoE dan $omatia "/0% bahwa metode
&T#T sering dipakai sebagai metode triage di negara-negara berkembang. 6al ini
dikarenakan dalam metode &T#T lebih simpel dan terperinci dengan baik mengenai
batasan karakteristik masing-masing prioritas. Metode &T#T juga menjelaskan mengenai
algoritma langkah-langkah dalam menentukan prioritas serta konten isi juga lebih spesi5ik
tentang kondisi kegawatan anak. $edangkan metode #T$ dalam menentukan prioritas
hanya memberikan gambaran secara singkat mengenai lamanya waktu pasien menerima
tindakan. 6al ini sangat sulit diterapkan di @ndonesia karena melihat kondisi
overcrowded ruang @GD yang relati5 tinggi rasio perawat pasien yang tidak ideal serta
ruang triage yang tidak terstandar dengan baik akan membuat waiting time semakin lama
sehingga target pencapaian waktu yang ditetapkan oleh #T$ akan sulit dicapai.
9erdasarkan pembahasan diatas kualitas proses triage anak sangat ditentukan
oleh pengetahuan dan skill perawat dalam melakukan triage berdasarkan metode
tertentu.
$ehingga dibutuhkan training atau pelatihan untuk perawat triage di @ndonesia
dalam melakukan triage pada anak. Metode triage yang lebih sesuai diterapkan di
@ndonesia adalah metode &T#T karena lebih simple dan terperinci dengan baik mengenai
batasan karakteristik masing-masing prioritas. #kan lebih baik jika @ndonesia memiliki
guideline tersendiri tentang metode triage tentunya disesuaikan dengan karakteristik kondisi
kesehatan di @ndonesia termasuk juga tentang guideline triage khusus untuk pediatrik.
DAFTAR P#STAKA
#ustralian :ollege 5or &mergency Medicine "#:&M%. "//%. The #ustralian triage
scale. Emergency MedicineE )2B ++,-++3
4orld 6ealth 7rganisation "467%. "/,%. 'oc$et Boo$ of Hospital Care Children
-uidelines for the Management of Common )llness with ,imited (esources alih
bahasa. akartaB 467 @ndonesia
Giorgio Tamburlini $imona Di Mario <uben $chindler Maggi ose 'i!aldo ?ilarim
$andy Go!e. ")***%. &!aluation o5 guidelines 5or emergency triage assessment
and treatment in de!eloping countries. Arch "is Child E 0)B21020/