Anda di halaman 1dari 21

MANUAL

Sistem Jaminan Halal

Perusahaan :
RS St. Elisabeth
“Udang Goreng Tepung”

Disusun Oleh :

Gardinia Nugrahani 22030112130017


Devi Elvina Rachma 22030112130043
Normasari Yustitie 22030112140049

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran


Univesitas Diponegoro
2014/2015
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [RS St. Elisabeth] ini merupakan dokumen perusahaan
terhadap pemenuhan persyaratan Sertifikasi Halal LPPOM MUI (HAS 23000).
Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [RS St. Elisabeth] ini disusun sesuai dengan kondisi
perusahaan dan dilarang untuk merubah atau memperbanyak tanpa izin dari pihak perusahaan.
Pimpinan Perusahaan [RS St. Elisabeth] mengesahkan manual SJH ini sebagai pedoman dalam
menerapan Sistem Jaminan Halal dan dijadikan pedoman dalam proses produksi halal di
perusahaan.

Tanggal Pengesahan :
Disiapkan Oleh, Disahkan Oleh,

TTD TTD

Manual SJH 1
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

Daftar Distribusi Dokumen

1. Copy Terkontrol:
Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [RS ST. ELISABETH] ini merupakan dokumen
terkontrol. Penerima copy terkontrol yang tercantum di bawah ini akan selalu mendapat
pembaharuan (up date) jika ada perubahan.

Copy No. Divisi / Bagian Personel Tandatangan Tanggal

MASTER
1 Bagian Gudang
2 Bagian produksi
3 Bagian QC
4 Bagian QA
5
6

2. Copy Tidak Terkontrol:


Penerima copy tidak terkontrol yang tercantum dibawah ini tidak selalu mendapat tidak akan
selalu mendapat pembaharuannya. Apabila dokumen ini diperbanyak/dicopy lagi oleh
penerima, maka hasil perbanyakan tersebut akan terkontrol oleh pemilik dan menjadi tanggung
jawab yang memperbanyak.

Copy
Divisi / Bagian Personel Tandatangan Tanggal
No.
QC Kabag Anugrahani
Kabag Penyediaan Rachma
Bahan
Kabag Produksi Sari
Kabag Distribusi Bambang

Manual SJH 2
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

Daftar Revisi Dokumen

Perubahan Dokumen yang direvisi Dokumen Hasil Revisi


Keterangan
No. Tanggal Edisi Bab Halaman Edisi Bab Halaman
1.
2.

Manual SJH 3
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .............................................................................................................. 1 1


Daftar Distribusi Dokumen ..................................................................................................... 2 2
Daftar Revisi Dokumen ........................................................................................................... 3 3
Daftar Isi .................................................................................................................................. 4 4
1. Pendahuluan 5
1.1 Informasi Umum Perusahaan ...................................................................................... 55
1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 56
1.3. Ruang Lingkup .......................................................................................................... 66
2. Kriteria Sistem Jaminan Halal 7
2.1 Kebijakan Halal ....................................................................................................6 7
2.2 Tim Manajemen Halal ...........................................................................................7 8
2.3 Pelatihan dan Edukasi ...........................................................................................99
2.4 Bahan...........................................................................................................................11 1100
2.5 Produk .................................................................................................................... 1112
2.6 Fasilitas Produksi .................................................................................................... 1213
2.7 Prosedur Tertulis untuk Aktivitas Kritis .................................................................. 1214
2.8 Kemampuan Telusur ..........................................................................................1517
2.9 Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria .............................................15 17
2.10 Audit Internal ..................................................................................................15 17
2.11 Kaji Ulang Manajemen .......................................................................................... 1618
Lampiran
Lampiran 1. Analisis Titik Kritis
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan untuk Audit Internal Halal

Manual SJH 4
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

1. Pendahuluan

1.1. Informasi Umum Perusahaan


Nama Perusahaan : RS ST. ELISABETH

Penjelasan Perusahaan : Rumah Sakit St. Elisabeth melayani penyediaan


makanan untuk pasien rawat inap setiap harinya.

Alamat Perusahaan : Jl. Kawi Raya No 1 Candisari Semarang

Telp/Fax : 024-8310076, 8310035 / 024-8413373

E-mail : elisabet@indosat.net.id

Nama Pabrik : RS ST. ELISABETH

Alamat Tempat Produksi : Jl. Kawi Raya No 1 Candisari Semarang

Telp/Fax : 024-8310076, 8310035 / 024-8413373

E-mail : elisabet@indosat.net.id

Fasilitas Produksi : Dapur

Kelompok Produk : Kelompok ikan dan produk olahannya

Nama Produk : Ebi Furay / Udang Goreng Tepung

Daerah Pemasaran : RS St. Elizabeth

Sistem Pemasaran : disajikan sebagai salah satu menu pasien

1.2. Tujuan
Manual SJH disusun untuk menjadi pedoman dalam penerapan SJH di perusahaan, dalam
rangka menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan persyaratan
LPPOM MUI.

Manual SJH 5
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

1.3. Ruang Lingkup


Manual SJH adalah dokumen yang menjadi panduan implementasi SJH di RS St.
Elizabeth yang dibuat berdasarkan HAS 23000 Persyaratan Sertifikasi Halal dan HAS
23301 Pedoman Penyusunan Manual SJH di Industri Pengolahan. Manual SJH ini
berlaku untuk seluruh unit RS St. Elizabeth yang terkait dengan proses produksi halal,
termasuk maklon dan gudang sewa.

2. Kriteria Sistem Jaminan Halal

2.1 Kebijakan Halal

1. RS St. Elizabeth berkomitmen untuk selalu menghasilkan produk halal dan


senantiasa melakukan audit internal terhadap bahan, proses dan fasilitasi produksi.
Kami berkomitmen untuk memproduksi produk halal secara konsisten mencakup
konsistensi dalam penggunaan dan pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan
bahan penolong serta konsistensi dalam proses produksi halal sesuai dengan
persyaratan sertifikasi halal LPPOM MUI.

2. Kebijakan halal disosialisasikan kepada supplier dengan pemberitahuan serta


informasi melalui website rumah sakit.
Kebijakan halal disosialisasikan pada manajemen puncak, tim manajemen, dan
semua karyawan dengan pemberitahuan, ceramah umum, pelatihan, pemasangan
poster, dan komunikasi melalui surel.

Manual SJH 6
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

2.2 Tim Manajemen Halal

2.2.1 Tim Manajemen Halal


Ketua Manajemen Halal

Anggota dari Bagian Anggota dari Bagian


Produksi QC/QA

Anggota dari Bagian Anggota dari Bagian


Penyediaan Bahan Distribusi

2.2.2 Persyaratan Tim :


(1) ketua harus muslim.
(2) semua anggota tim harus merupakan pegawai tetap perusahaan
(3) Semua anggota tim harus mengetahui persyaratan sertifikasi halal
(4) Diangkat melalui SK Direktur
(5) semua anggota tim harus sudah mengikuti pelatihan SJH
(6) memahami titik kritis keharaman produk, ditinjau dari bahan maupun proses
produksi secara keseluruhan.

Manual SJH 7
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

5. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Tim Manajemen Halal :


(1) Menyusun, mengelola dan mengevaluasi SJH
(2) Melakukan Melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan SJH
termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian
produksi atau penolakan bahan yang diterima, sesuai dengan aturan yang
ditetapkan LPPOM MUI.
(3) Menyusun dan melaksanakan prosedur tertulis dalam aktivitas kritis untuk
memproduksi produk halal secara konsisten.
(4) Membuat laporan Pelaksanaan Sistem Jaminan Halal kepada Manajemen
Puncak dan LPPOM MUI setiap 6 bulan sekali.
(5) Melakukan Komunikasi ke LPPOM MUI
Tugas dan tanggung jawab Ketua: mengkoordinasikan semua anggota tim dalam
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dalam sistem jaminan halal
Tugas dan tanggung jawab anggota :
(1) Melakukan pembuatan manual terkait dokumen SJH
(2) mensosialisasikan kepada semua bagian yang terkait
(3) memonitoring pelaksanaan SJH
(4) mengevaluasi pelaksanaan SJH

6. Sumber Daya yang disediakan Manajemen

 SDM merupakan wakil dari semua bagian,


 Biaya yang terkait dengan semua implementasi SJH disediakan oleh rumah sakit
 Tim manajemen halal diberikan keleluasaan untuk mengambil kebijakan lintas
jalur

Manual SJH 8
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

2.3 Pelatihan dan Edukasi

Tuliskan prosedur pelaksanaan pelatihan Sistem Jaminan Halal untuk semua


7.
personel yang terlibat dalam aktivitas kritis, termasuk karyawan baru !

Semua personel yang terlibat dalam aktivitas kritis diberikan pelatihan SJH.
Diantaranya bagian penyediaan bahan yang menerima produk dari supplier, bagian
produksi yang memformulasi bahan, bagian distribusi yang mengantarkan makanan
jadi dan bagian QA. Pelatihan dilakukan setahun sekali oleh tim manajemen halal

Tujuan dari pelatihan dan pendidikan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman staf dan karyawan terhadap hukum-hukum Islam


tentang pentingnya kehalalan suatu produk
2. Menjadikan karyawan peduli terhadap proses produksi halal dan mampu
menerapkannya di tingkat operasional.
3. Peningkatan kompetensi, pengetahuan,keterampilan, sikap dan komitmen
terhadapkehalalan produk melalui penerapan SistemJaminan Halal.
4. Kemampuan untuk menyusun manual Sistem Jaminan Halal di perusahaan.
5. Kemampuan untuk merencanakan dan mengimplementasikan Sistem
Jaminan Halal melalui proses manajemen yang efektif dan efisien;
6. Kemampuan untuk monitoring dan mengevaluasi penerapan Sistem Jaminan
Halal pada produk yang dihasilkan.
7. Memahami SJH

Adapun bentuk pelatihan dan pendidikan yang dapat laksanakan di Perusahaan


diantaranya sebagai berikut :

a) Mengikuti Pelatihan dan bimbingan atau penyuluhan halal dari LPPOM


MUI setidaknya dua tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan.
b) Melakukan pelatihan internal SJH ke semua staf dan karyawan setidaknya
satu tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan.
c) Berlangganan majalah Jurnal Halal.

8. Tuliskan cara evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan Pelatihan Sistem


Jaminan Halal !

Evaluasi dilakukan dengan latihan dan pembuatan tugas serta tes tertulis (post test),
Implementasi dari evaluasi adalah dengan melakukan audit internal.
Tuliskan cara Edukasi Sistem Jaminan Halal kepada seluruh pemangku kepentingan

Manual SJH 9
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

10. (stake holders) perusahaan !


Edukasi pada supplier dengan pemberitahuan serta informasi melalui website
rumah sakit.. Edukasi pada karyawan dengan komunikasi email, pelatihan pada
bagian terkait aktivitas kritis, selalu diingatkan dalam setiap briefing, ceramah,
pelatihan, dan pemasangan poster di tempat produksi.

2.4 Bahan

11. Tuliskan prosedur untuk menjamin semua dokumen pendukung bahan yang
digunakan selalu dalam keadaan masih berlaku !
Supplier harus selalu memperbarui dokumen terkait bahan yang disuplai ke
perusahaan diantaranya Sertifikat halal yang masih berlaku, spesifikasi teknis
dan diagram alir proses.

Manual SJH 10
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

12. Buatlah daftar bahan ! (Dapat menjadi lampiran)

No Bahan Produsen Negara produsen Dokumen


pendukung
1 Udang Windika Utama, Indonesia Sertifikat halal,
PT spesifikasi teknis
2. Tepung Panir Kobe & Lina Indonesia Sertifikat halal,
Food, CV spesifikasi teknis
3 Telur Ayam Basoeki Sentosa Indonesia Sertifikat halal,
spesifikasi teknis
4 Tepung Terigu Sriboga Indonesia Sertifikat halal,
Raturaya, PT spesifikasi teknis
5 Bawang Putih Indofood CBP Indonesia Sertifikat halal
Sukses Makmur,
PT
6 Merica Kara Santan Indonesia Sertifikat halal
Pertama, PT
7 Garam Saltindo Persada, Indonesia Sertifikat halal
PT
8 Minyak goreng Sinar Meadow Indonesia Sertifikat halal
International
Indonesia, PT

13. Khusus untuk produk dengan kategori beresiko sangat tinggi (very high risk),
Buatlah Neraca Massa ! (Dapat menjadi lampiran)

Dalam produk ini, tidak ada bahan yang berisiko tiinggi

2.5 Produk
14. Tuliskan ketentuan dari Produk yang disertifikasi halal !

Nama produk Ebi Furay yang merupakan kata serapan dari bahasa jepang yang berarti
Udang Goreng Tepung. Produk harus tidak mengandung bahan yang haram. Produk
harus mencamtumkan logo halal MUI.

2.6 Fasilitas Produksi

15. Jika ada bahan yang berasal dari babi atau turunannya, tuliskan prosedur untuk
menjamin bahan tersebut tidak masuk ke dalam fasilitas produksi yang

Manual SJH 11
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

digunakan untuk menghasilkan produk yang didaftarkan !

Fasilitas produksi produk ini bebas dari bahan haram yaitu babi dan turunannya.
Fasilitas produksi yang sudah dicuci tersebut tidak boleh digunakan kembali untuk
memproduksi produk yang mengandung babi atau turunannya.

16. Jika perusahaan menerima jasa maklon, tuliskan prosedur tertulis maklon !

Instalasi gizi sudah melakukan swakelola dalam pengolahan makanan.

2.7 Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis

17. Tuliskan prosedur pembelian bahan !

Semua supplier harus mengirimkan dokumen sertifikat halal & proses produksi
terlebih dahulu pada saat melakukan penawaran suplai bahan baku. Jika diterima
sebagai suplier maka harus selalu memperbarui sertifikat halal dan selalu menjaga
kehalalan produknya.

18. Tuliskan prosedur formulasi produk/pengembangan produk baru (jika ada) !

Ketika melakukan formulasi maka bahan yang digunakan harus yang sudah disetujui
oleh LPPOM MUI. Jika ada pembaharuan bahan harus dilaporkan pada LPPOM MUI.

19. Tuliskan prosedur Pemeriksaan bahan datang !

Bahan baku yang datang harus dicek sesuai dengan dokumen pendukung bahan yang
tercantum dalam label. Informasi yang dimaksud mencakup nama bahan, nama
produsen, negara asal produsen dan logo halal, dan untuk sertifikat halal penghapalan
biasanya mencakup nomor lot dan tanggal produksi.

Manual SJH 12
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

20. Tuliskan prosedur produksi (pembuatan produk) !

Proses produksi dalam pembuatan produk harus menjamin seluruh bahan yang
digunakan dalam proses produksi telah disetujui LPPOM MUI, serta formula yang
digunakan pada proses produksi sesuai dengan formula baku. Melakukan proses
produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis.

21. Tuliskan prosedur pencucian fasilitas produksi dan peralatan pembantu !

Prosedur pencucian harus dapat menghilangkan berbagai pengotor, termasuk bahan


haram/najis selain babi, serta tidak terjadinya kontaminasi bahan/produk oleh bahan
haram/najis. Bahan yang digunakan untuk pencucian harus tidak merupakan bahan
haram/najis yaitu dengan sabun dan desinfektan.

Proses pencucian dilakukan melalui beberapa tahap :


1.) Scraping

Memisahkan segala kotoran & sisa2 makanan yg terdapat pada peralatan yg akan
dicuci. Kotoran dikumpulkan di tempat sampah yg tersedia dgn kantong plastik
selanjutnya diikat dibuang bersama sampah dapur.

2.) Flushing dan Soaking

Flushing yaitu mengguyur air diatas peralatan yang akan dicuci sehingga seluruh
permukaan peralatan. bersih dari noda dan sisa makanan.
Perendaman (soaking) : memberi kesempatan peresapan air kedalam sisa
makanan yang menempel atau mengeras  mudah untuk dibersihkan atau
terlepas dari permukaan alat. Waktu perendaman tergantung dari kondisi
peralatan. Penggunaan perendaman dengan air panas (60ºC ) akan lebih cepat
dari pada air dingin. Minimal waktu perendaman adalah 30– 60 menit.
3.) Washing

Mencuci peralatan dengan cara menggosok & melarutkan sisa makanan dengan
zat pencuci yang mudah larut dalam air sehingga sedikit kemungkinan membekas
pada alat yang di cuci. Pada tahap ini dapat digunakan sabut, tapas, atau zat
penghilang bau yang dipergunakan seperti abu gosok, arang, air jeruk nipis, atau
deterjen.

Manual SJH 13
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

4.) Rinsing

Tahap ini adalah tahap pembilasan alat-alat yang tadi telah diberi sabun atau
deterjen. Pembilasan dilakukan dengan air bersih mengalir dengan jumlah yang
cukup. Setiap alat yang dibersihkan dibilas dengan cara menggosok–gosok
dengan tangan atau sampai terasa kesat.Dilakukan dengan air bertekanan yang
cukup sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa bahan pencuci. Dalam
tahap ini perlu digunakan sabuna atau deterjen yang digunakan serta alat yang
digunakan untuk membersihkan kotoran. Pastikan sabun dan alat tersebut tidak
terbuat dari barang-barang yang haram.
5.) Pengeringan

Tahap terakhir dari proses pencucian alat adalah pengeringan. Proses


pengeringan ini dapat dilakukan dengan meletakkan piring di atas rak sehingga
air dari proses pembilasan dapat kering. Perlu diperhatikan posisi rak harus
berada di tempat yang bersih, tidak dapat dijangkau oleh hewan pengerat atau
hewan lainnya dan juga kondisi rak harus bersih.

22. Tuliskan prosedur penyimpanan dan penanganan bahan dan produk, termasuk
penyimpanan di gudang antara (jika ada) !

Penyimpanan produk dan penanganan bahan menjamin tidak terjadinya kontaminasi


bahan/produk oleh bahan haram/najis. Bahan yang disimpan dikelompokkan dan
ditandai sebagai bahan halal. Tempat selalu bersih dan suci.
Bahan mentah yang belum diolah disimpan di dalam ruang penyimpanan dimana
ruang penyimpanan harus terpisah dari bahan-bahan makanan yang haram.
Kebersihan dan kesucian tempat penyimpanan dan wadah penyimpanan juga harus
diperhatikan. Ruang penyimpanan dan tempat penyimpanan harus dilakukan
pembersiihan secara berkala agar terhindar dari berbagai hal najis seperti kotoran
hewan dll.

23. Tuliskan prosedur transportasi !

Pada waktu transportasi, produk harus terpisah dengan produk yang haram dan tidak
terkontaminasi dengan barang haram/najis
Prosedur pengiriman barang mentah dari supplier harus diperhatikan bahwa bahan
mentah yang diantar tidak bercampur dengan barang haram atau najis. Selain itu
kebersihan alat transportasi juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan agar
makanan yang didistribusikan tidak tercemar kotoran atau barang haram dan najis.

Manual SJH 14
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

2.8 Kemampuan Telusur

24. Tuliskan prosedur untuk menjamin kemampuan telusur produk yang


disertifikasi !

Bahan yang digunakan harus sudah memenuhi kriteria bahan (bahan yang sudah
disetujui LPPOM/tercantum dalam daftar bahan) dan diproduksi di fasilitas produksi
yang memenuhi kriteria fasilitas produksi (bebas najis).
Semua produk dikode sesuai dengan batch produksi.

2.9 Penanganan Produk Yang Tidak Memenuhi Kriteria

25. Tuliskan prosedur untuk menangani produk yang tidak memenuhi kriteria !

Produk yang tidak memenuhi kriteria adalah produk yang terlanjur dibuat dari bahan
yang tidak disetujui LPPOM MUI atau/dan di fasilitas yang tidak bebas najis (tidak
memenuhi kriteria fasilitas)harus dibuang atau diberikan sebagai pakan hewan.

2.10 Audit Internal

26. Tuliskan prosedur pelaksanaan audit internal !

Ruang lingkup audit internal adalah implementasi seluruh aspek sistem jaminan halal
(11 kriteria) dan bukti pelaksanaannya. Dilakukan oleh tim manajemen halal untuk
menilai pelaksanaan sistem jaminan halal di perusahaan dengan persyaratan
sertifikasi halal. Audit internal dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan
sekali atau lebih sering jika diperlukan. Audit internal dilaksanakan oleh auditor halal
internal yang kompeten dan independen. Hasil audit internal disampaikan ke pihak
yang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang diaudit.
Tindakan Temuan koreksi yang diperlukan dan batas waktunya harus ditentukan
Hasil tindakan koreksi harus dipastikan dapat menyelesaikan kelemahan yang
ditemukan pada audit internal dan menghindari terulangnya kembali di masa yang
akan datang, Hasil audit internal disampaikan ke LPPOM MUI dalam bentuk laporan
berkala setiap 6 (enam) bulan sekali. Bukti pelaksanaan audit internal harus
dipelihara dan didokumentasikan.

Manual SJH 15
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

Ketentuan Audit Internal Halal :


1. Audit internal dilakukan secara terjadwal setidaknya enam bulan sekali
atau lebih sering jika diperlukan.
2. Audit internal dilakukan oleh auditor internal halal yang kompeten dan
independent terhadap pihak yang diaudit.
3. Pelaksanaan audit internal dengan menggunakan daftar pertanyaan/check list
audit (sesuai Lampiran 9).
4. Hasil audit internal disampaikan ke pihak yang bertanggung jawab terhadap
setiap kegiatan yang diaudit.
5. Jika dalam audit internal ditemukan kelemahan/ketidaksesuaian pelaksanaan
SJH di perusahaan dengan persyaratan sertifikasi halal (kebijakan,
prosedur dan kriteria), maka akan segera dilakukan tindakan koreksi.
6. Kami akan melaporkan hasil audit internal halal dalam bentuk laporan berkala
kepada LPPOM MUI setiap enam bulan sekali (sesuai Lampiran 10).

2.11 Kaji Ulang Manajemen

27. Tuliskan prosedur pelaksanaan kaji ulang manajemen atas pelaksanaan SJH !

Evaluasi, efektifitas, implementasi sistem jaminan halal yang dilakukan oleh


manajemen;
Kaji ulang manajemen harus dilakukan sekali dalam setahun atau lebih sering jika
diperlukan;
 Hasil evaluasi harus disampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
setiap aktivitas yaitu tiap bagian yang berkaitan dengan aktivitas kritis.
 Tindak lanjut penyelesaian hasil evaluasi harus menetapkan batas waktu 1
minggu
 Bukti dari kaji ulang manajemen harus dipelihara dan didokumentasi.

Manual SJH 16
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

LAMPIRAN 1

ANALISIS TITIK KRITIS

1. Analisis Bahan Hewani

Bahan Golongan Ada Pengolahan Kesimpulan


Udang Susu, telur, Ikan Tidak Non-TitikKritis
Telur ayam Susu, Telur, Ikan Tidak Non-TitikKritis

2. Analisis Bahan Nabati

Bahan Pengolahan KultivasiMikrobial FermentasiKhamr +Bahantambahan Kesimpulan


/ Penolong
Tepungpanir Ya Ya Tidak TitikKritis
TepungTerigu Ya Tidak Ya TitikKritis
Bawangputih Tidak Non-
TitikKritis
Merica Tidak Non-
TitikKritis
MiinyakKelapa Ya Tidak Ya TitikKritis

Manual SJH 17
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

3. Analisis Bahan Lain-Lain

Bahan Pengolahan Organik / Non Kesimpulan


Organik
Garam Sintetik Organik TitikKritis

4. Pembahasan Titik Kritis Halal


No Bahan Titik Kritis Pembahasan Tindakan Koreksi
1 Udang Non-Titik Kritis Sebagaimana diketahui bahwa semua jenis hewan Tolak apabila tidak
laut adalah termasuk jenis yang halal dalam terdapat jaminan
Islam, namun menjadi kritis jika terdapat halal
penambahan bahan ataupun bahan penolong
proses. Udang yang digunakan dalam pembuatan
Udang goreng tepung adalah udang segar yang
tanpa melalui proses pengolahan sehingga tidak
termasuk dalam titik kritis.1
2. Tepung Panir Titik kritis Tepung panir terbuat dari remah roti yang Tolak apabila tidak
dikeringkan. Pembuatan roti menggunakan terdapat jaminan
proses fermentasi ragi sehingga memiliki titik halal
kritis halal yang spesifik.
3 Telur Ayam Non-Titik kritis Telur ayam yang digunakan dalam pembuatan Tolak apabila tidak
udang goreng tepung adalah telur ayam yang terdapat jaminan
utuh dari peternak penghasil telur ayam halal
bersertifikat halal.
4 Tepung Terigu Titik Kritis Titik kritis dalam tepung terigu terdapat dalam Tolak apabila tidak
bahan pemerkaya seperti contohnya vitamin A, terdapat jaminan
B1, B2, asam folat, iodium dll. Bahan pemerkaya halal
memiliki kemungkinan diproduksi dengan cara
fermentasi mikrobial, atau berasal dari sumber-
sumber yang belum diketahui kehalalannya.
5 Bawang Putih Non-Titik Kritis Bawang putih menggunakan bawang putih segar Tolak apabila tidak
yang tanpa melalui proses pengolahan. terdapat jaminan
halal
6 Merica Non-Titik Tritis Merica yang digunakan adalah merica butir tanpa Tolak apabila tidak
melalui proses pengolahan, yang diperoleh dari terdapat jaminan
suplier yang bersertifikat halal. halal
7 Garam Titik Kritis Pada garam produksi komersial, bahan diperoleh Tolak apabila tidak
secara sintetik dengan cara mereaksikan bahan- terdapat jaminan
bahan kimia yang berasal dari petrokimia. Bila halal
ada tahap purifftasi pada proses pembuatannya,
secara umum yang digunakan adalah bahan
penolong proses karbon aktif yang berasal dari
kuyo, charcoal, tempurung kelapa atau dari bahan
tambang. Titik kritis dalam garam dapat
dipengaruhi fasilitas produksi yang digunakan
dan zat aditif yang ditambahkan untuk mencegah
penggumpalan garam (anti kempal).1

Manual SJH 18
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

8 Minyak goreng Titik Kritis MInyak goreng yang digunakan untuk Tolak apabila tidak
menggoreng merupakan minyak kelapa sawit, terdapat jaminan
titik kritis halal pada produk ini ada pada bahan halal
penolong atau bahan tambahan lain yang
ditambahkan ketika proses produksi (contoh :
vitamin yang ditambahkan tidak diketahui berasal
dari apa atau karbon aktif yang digunakan pada
saan proses bleaching minyak).

Manual SJH 19
RS. St. ELISABETH Nomor Dokumen SJH/17/12/14

Revisi 0
MANUAL SISTEM JAMINAN
HALAL Tanggal Berlaku 17 Desember 2014

LAMPIRAN 2

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK AUDIT INTERNAL HALAL


Hasil Audit
No. PERTANYAAN
YA TIDAK KETERANGAN
1. Apakah kebijakan halal telah ditetapkan ? V
2. Apakah kebijakan halal telah disosialisasikan ? V
3. Apakah ada bukti sosialisasi kebijakan halal ? V
4. Apakah ada kegiatan pelatihan yang V
terjadwal/setidaknya dua tahun sekali ?
5. Apakah ada bukti pelaksanaan pelatihan ? V
6. Apakah setiap bahan baru/supplier V
baru/bahan lama dengan produsen baru
sebelum digunakan selalu dimintakan
persetujuan dari LPPOM MUI ?
7. Apakah pembelian bahan baru dilaksanakan V
setelah ada bukti tertulis persetujuan dari
LPPOM MUI ?
8. Apakah setiap bahan datang diperiksa kesesuaian V
antara informasi dalam label bahan
dengan informasi yang tercantum dalam
dokumen pendukung bahan ?
9. Apakah ada persetujuan tertulis dari LPPOM V
setiap penambahan fasilitas produksi ?
10. Apakah setiap produk baru yang mempunyai V
merk yang sama dengan produk yang sudah
disertifikasi sudah didaftarkan untuk
sertifikasi ?
11. Apakah ada formula/resep tertulis ? V
12. Apakah formula/resep yang digunakan dalam V
kegiatan produksi mengikuti formula/resep
tertulis ?
13. Apakah produk yang dihasilkan disimpan di V
gudang yang bersih dan terhindar dari najis ?
14. Dalam hal terlanjur dibuat produk dari bahan yang V
belum mendapatkan persetujuan tertulis
dari LPPOM MUI, apakah produk tersebut
dijual ?
15. Apakah hasil audit internal telah disampaikan ke V
LPPOM MUI ?
Catatan khusus Auditor :

Manual SJH 20

Anda mungkin juga menyukai