Anda di halaman 1dari 4

UNAIR NEWS – Perkembangan digital yang semakin pesat menjadi sinyal era automasi.

Artinya, peran
teknologi mulai menggeser kendali pekerjaan yang biasa dilakukan manusia.

Pemerintah menyambut era Revolusi Industri Ke-4 tersebut dengan berbagai persiapan. Misalnya,
mendorong wirausaha industri digital atau startup. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bergerak
memfasilitasi pembangunan gedung inkubasi pagi pegusaha startup. Di antaranya, Bandung Techno
Park, Bali Creative Industry Center, hingga Makassar Technopark.

Dalam menjawab tantangan yang ada, Himpunan Mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(FEB) Universitas Airlangga turut mengambil peran dengan menggelar seminar nasional betajuk “Be
Creative Preneur to Facing Up 4th  Industrial Revolution” pada Sabtu (12/5). Hadir sebagai pembicara
CMO Kals Corpora Haykal Kamil; Co Founder Cicil.co.id Edward Widjonarko M.B.A; Owner PT. Aiola
Indonesia dr Irmadita Citrashanty Sp. KK; dan Founder Lean Accounting Indonesia Godwin Sihotang CA,
CMA, CIBA, CBV.

Kegiatan di Aula Fajar Notonegoro FEB tersebut turut mempersiapkan akuntan muda dalam
berkompetisi pada era Revolusi Industri 4.0. Godwin memaparkan bagaimana strategi Lean
Accounting  dalam menghadapi kompetisi dengan kondisi dunia yang volatility, Uncertainty, Complexity,
and Ambiguity (VUCA).

“Revolusi Industri 4.0 atau era diskurpsi teknologi merupakan gabungan antara domain fisik, digital, dan
biologi. Revolusi ini berbasis Cyber Physical System  yang memunculkan teknologi baru yang
mengakibatkan perubahan pada disiplin ilmu, ekonomi, dan industri,” tuturnya.

Indonesia dalam mempersiapkan sumber daya manusia menghadapi tantangan. Yakni, masih banyaknya
pengangguran terbuka sekitar 7 juta orang dan 8,8 persen adalah pengangguran sarjana. Selain itu,
pekerja tidak memiliki skills  yang memadai sejumlah 42 persen.

Padahal, menurut Bank Dunia, pasar kerja membutuhkan kombinasi berbagai skills  yang berbeda
dengan yang selama ini diberikan oleh sistem pendidikan tinggi. Godwin menjelaskan lebih lanjut
kualifikasi utama yang dibutuhkan pekerja. Di antaranya, positive work habits, communication,
technical, writing,  dan team work.

Perkembangan indeks daya saing Indonesia jika dibadingkan dengan Malaysia dan Singapura pada 2015–
2016 menunjukkan peluang besar untuk berkompetisi secara global. Terlebih, peluang bonus demografi
menjadi dorongan bahwa tenaga kerja Indonesia mampu bersaing.

Godwin megulas 12 paradigma pada Lean Leaderhip Paradigma  yang ditransformasikan dari paradigma
tradisional. Paradigma tersebut lebih menekankan cara untuk menghadapi dinamisasi dunia kerja,
khususnya lingkup kepemimpinan.

Fokus yang dicapai merupakan proyeksi jangka panjang, berbeda dengan tradisional yang hanya jangka
pendek atau berorientasi hasil. Di samping itu, standar dipandang dapat mengembangkan potensi
secara berkelanjutan. Termasuk dengan konsep pemimpin bukan seorang bos, tapi guru untuk
karyawannya.

Selanjutnya, Lean Accounting  dapat mengeliminasi kegiatan-kegiatan yang tidak bernilai tambah (non-
value added activity) dengan tetap mempertahankan pengendalian finansial secara menyeluruh. (*)

http://news.unair.ac.id/2018/05/16/akuntansi-ambil-peran-dalam-revolusi-industri-4-0/
omputerisasi Akuntansi adalah sebuah sistem akuntansi dimana komputer sebagai teknologi untuk
menjalankan aplikasi yang digunakan dalam mengolah transaksi akuntansi dan sekaligus untuk
menghasilkan laporan keuangan dalam sebuah perusahaan.

Selanjutnya untuk pengertian Akuntansi itu sendiri adalah sistem informasi yang mencatat,
mengumpulkan dan mengkomunikasikan data keuangan untuk tujuan pengambilan keputusan. Sistem
akuntansi yang efektif memberikan tiga tujuan luas. Pertama, pelaporan internal ke manajer untuk
perencanaan dan pengendalian kegiatan rutin. Kedua, pelaporan internal untuk perencanaan strategik,
dan ketiga untuk pihak eksternal yaitu: pemegang saham, pemerintah dan pihak luar lainnya. Ketiga-
tiganya dihasilkan melalui pemrosesan data yang disebut transaksi akuntansi.

Pemrosesan data menjadi informasi dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan
peralatan elektronik berupa komputer. Kemajuan dalam teknologi komputer mempunyai dampak yang
luar biasa pada seluruh aspek kegiatan usaha. Akuntansi, sudah barang tentu tidak terlepas dari dampak
tersebut. Dalam sistem akuntansi manual, data sebagai masukan (input) diproses menjadi informasi
sebagai keluaran (output) dengan menggunakan tangan. Pada sistem akuntansi yang berkomputer atau
yang lebih sering disebut Pemrosesan Data Elektronik (PDE), data sebagai input juga diproses menjadi
informasi sebagai output. Keuntungan yang dapat dilihat secara jelas dari penggunaan komputer ini
adalah kecepatan, ketepatan, dan kemudahan dalam memproses data menjadi informasi akuntansi.

Di samping keuntungan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
komputer sebagai alat pengolah data yaitu risiko-risiko yang khas dalam suatu lingkungan akuntansi
berbasis komputer. Auditor harus menyadari risiko-risiko ini karena hal ini merupakan ancaman yang
tidak ada dalam proses akuntansi manual. Risiko-risiko dalam lingkungan pemrosesan data elektronik
antara lain:

1. Penggunaan teknologi yang tidak layak


Penggunaan teknologi yang tidak layak antara lain:

o Analis sistem atau pemprogram tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk
menggunakan teknologi tersebut.

o Pemakai yang awam terhadap teknologi hardware yang baru.

o Pemakai yang awam terhadap teknologi software yang baru.

o Perencanaan yang minim untuk instalasi teknologi hardware dan software yang baru.

2. Pengulangan kesalahan
Kondisi-kondisi yang mengakibatkan pengulangan kesalahan meliputi:

o Tidak cukupnya pengecekan atas pemasukan informasi input.

o Tidak cukupnya tes atas program

o Tidak dimonitornya hasil-hasil dari pemrosesan

3. Kesalahan berantai
Kesalahan berantai merupakan ‘efek domino’ dari kesalahan-kesalahan di segenap sistem
aplikasi. Kesalahan suatu bagian program atau aplikasi akan berakibat pada kesalahan kedua
yang meskipun tidak berkaitan di bagian lain aplikasi. Kesalahan kedua ini dapat berakibat
kesalahan ketiga dan seterusnya.
4. Pemrosesan yang tidak logis
Kondisi yang dapat mengakibatkan pemrosesan yang tidak logis adalah karena:

o Field-field yang terlalu kecil atupun terlalu besar.

o Tidak diceknya nilai-nilai yang cukup besar dan tidak lazim pada dokumen output.

o Tidak diamatinya dokumen-dokumen output.

5. Ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ke dalam persyaratan teknis


Kondisi ketidakmampuan menerjemahkan kebutuhan pemakai ini disebabkan antara lain:

o Para pemakai tidak memiliki keahlian teknis EDP

o Orang-orang teknis tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai permintaan


pemakai.

o Ketidakmampuan untuk merumuskan permintaan dengan cukup terinci.

o Sistem yang digunakan oleh banyak ‘user’ tanpa ada ‘user ‘ yang bertanggung jawab
atas sistem tersebut.

6. Ketidakmampuan dalam mengendalikan teknologi


Kondisi yang menimbulkan teknologi yang tak terkendali mencakup:

o Pemilihan kemampuan pengendalian sistem yang ditawarkan oleh rekanan pemrogram


sistem yang tanpa memperhatikan kebutuhan audit.

o Terlalu banyaknya pengendalian yang dikorbankan demi menjaga efisiensi operasi.

o Prosedur-prosedur untuk memulai kembali/pemulihan (recovery data) yang tidak


memadai.

7. Pemasukan data yang tidak benar


Kondisi yang dapat menimbulkan kesalahan pemasukan data, antara lain:

o Nilai-nilai data sumber yang tidak layak atau tidak konsisten mungkin tidak dideteksi.

o Kesalahan manusiawi dalam mengetik data atau kesalahan-kesalahan selama transkripsi


mungkin tidak dideteksi.

o Record data yang tidak lengkap atau diformat secara buruk mungkin diterima seakan-
akan record itu lengkap.

o Kesalahan mekanis peralatan hardware.

o Kesalahan interpretasi karakter-karakter atau pengertian input yang dicatat secara


manual.

o Kesalahan prosedur pemasukan data.

8. Data yang terkonsentrasi


Kondisi yang dapat menimbulkan permasalahan akibat konsentrasi data mencakup:

o Tidak memadainya pengendalian akses yang memungkinkan akses yang tidak


berwenang ke data.

o Data yang salah dan dampaknya terhadap pemakai data tersebut.


o Dampak gangguan-gangguan hardware dan software yang menyediakan data bagi para
pemakai.

Adapun berbagai keuntungan sistem komputer di bidang akuntansi dibandingkan dengan tulis tangan
(sistem manual), sistem komputer memberikan banyak keuntungan, di antaranya:

1. Kecepatan

2. Volume hasil

3. Pencegahan kekeliruan

4. Posting otomatis

5. Penyusunan laporan otomatis

6. Pencetakan dokumen otomatis

Di bidang akuntansi sistem pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer yang dikenal dengan
komputer akuntansi banyak ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para
akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami,
dan teruji. Dari hal tersebut mahasiswa akuntansi dapat melihat banyak sekali peluang untuk dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan akan komputer akuntansi dengan cara membuat software-software
akuntansi. Software akuntansi yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan para akuntan sehingga
software tersebut dirasakan sangat bermanfaat bagi perusahaan, khususnya bagi para akuntan yang
menggunakan software tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer bukan hanya sekadar menggantikan mesin tik
tetapi dengan kita mempelajari ilmu komputer banyak manfaatnya apalagi dalam dunia keuangan,
contohnya dalam bidang akuntansi yakni dapat mengerjakan laporan-laporan keuangan dengan mudah
dan cepat dengan komputer akuntansi.

http://student-activity.binus.ac.id/himka/2017/05/31/komputer-akuntansi-dan-manfaatnya-bagi-alam-
pekerjaan/

Anda mungkin juga menyukai