PENDAHULUAN
Asam amino adalah hasil hidrolisis lengkap dari suatu protein, menghasilkan kurang lebih
20 macam asam amino dengan konfigurasi L-alfa. Semua asam amino yang terdapat dalam
molekul protein berkonfigurasi L, sedangkan gugus aminnya (-NH2) dan gugus karboksilnya
(-COOH) terikat pada atom C-alfa.
1
110
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Manusia hanya dapat membentuk ½ dari asam amino pokok (asam amino nonesensial)
dan sisanya mutlak harus diberikan dalam makanan (asam amino esensial). Kebutuhan akan
asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatif lebih besar daripada orang dewasa.
Orang dewasa membutuhkan 9 asam amino esensial dalam jumlah yang berkisar antara 0,5
g/hari (triptofan) sampai dengan kira-kira 2g/hari (leusin, fenilalanin). Bayi dan anak-anak
yang sedang tumbuh membutuhkan 10 asam amino, satu sebagai tambahan yaitu “arginin”.
Meskipun arginin secara normal dibuat oleh hati sebagai salah satu tahap dalam sintesis urea,
anak-anak tidak dapat membuat arginin cukup cepat untuk menunjang sintesis urea dan
sintesis protein tubuh.
Makanan yang mengandung protein hewani, misalnya daging, susu, keju, telur, ikan dan
lain-lain, merupakan sumber asam amino esensial. Protein nabati sering kekurangan lisin,
metionin, dan triptofan. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per
kilogram berat badan per hari dan 10-15% kebutuhan energi metabolik berasal dari oksidasi
asam amino.
Hidroksi prolin dan hidroksi lisin tidak dibutuhkan untuk sintesis protein, akan tetapi
dibentuk selama selama post translasi pembentukan kolagen.
1
111
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Selenosistein merupakan asam amino ke-21, berperan pada sisi aktif pada berbagai
enzim manusia yaitu pada mekanisme katalitik yang mengkatalisis reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks) enzim: thioreduksin reduktase, glutation peroksidase, dan deiodinase
(mengubah tiroksin menjadi triiodotironin). Penggantian selenosistein dengan sistein,
mengakibatkan penurunan sisi aktif katalitiknya. Kegagalan selenoprotein pada manusia ikut
berperan pada tumorogenesis dan aterosklerosis, sedangkan selenium dihubungkan dengan
defisiensi kardiomiopati (Keshan disease).
2
112
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
1) Sintesis alanin
Pembentukan alanin melalui transaminasi yang mana glutamat atau aspartat sebagai
donor gugus amin, sedangkan piruvat sebagai akseptor gugus amin, reaksi ini
memerlukan enzim glutamat transaminase atau Alanin Transaminase (ALT) disebut juga
SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase).
3
113
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
2) Sintesis glutamat
3) Sintesis glutamin
4) Sintesis aspartat
Pembentukan aspartat melalui transaminasi yang mana glutamat sebagai donor
gugus amin, oksaloasetat sebagai akseptor dan memerlukan enzim Aspartat
Transaminase (AST) atau disebut juga Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase
(SGOT).
4
114
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
5) Sintesis asparagin
Pembentukan asparagin dari aspartat dengan donor NH4 + dari glutamin dan
memerlukan ATP dan dikatalisis oleh enzim asparagin sintetase.
6) Sintesis serin
7) Sintesis glisin
Pembentukan glisin dari serin memerlukan enzim serin hidroksimetiltransferase
(glisin hidroksimetiltransferase) dan tetrahidroksifolat (THF) sebagai akseptor gugus
metil dari serin membentuk metilen tetrahidroksifolat metilen tetrahidroksifolat.
5
115
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
1) Sintesis prolin
Pada mamalia dan beberapa bentuk kehidupan lainnya, prolin di bentuk dari asam
amino nonesensial glutamat, memerlukan 1 mol ATP, 2 mol NADPH dan berbagai
enzim.
2) Sintesis hidroksiprolin
Asam amino ini berasal dari prolin yang mengalami reaksi hidroksilasi yaitu
penambahan gugus -OH dan reaksinya dikatalisa oleh enzim prolin hidroksilase. Hidroksi
prolin bukanlah prekursor untuk sintesis protein. Residu senyawa ini dalam kolagen
dibentuk dari unit prolin setelah prolin disusun kedalam molekul protein.
Hidroksi prolin banyak dijumpai pada serat-serat kolagen, dan hanya dapat dijumpai
pada serat jenis ini. Berfungsi untuk menstabilkan konfigurasi triple heliks dari serabut
kolagen, sehingga kolagen tidak rusak bila ada enzim protease yang bekerja untuk
mencerna kolagen.
Pembentukan hidroksi prolin membutuhkan vitamin C (ascorbic acid). Bila terjadi
defisiensi vitamin C menyebabkan kelainan Scurvy, merupakan kelainan genetik akibat
kegagalan pembentukan hidroksi prolin dan hidroksi lisin. Akibatnya kestabilan kolagen
terganggu sehingga menimbulkan gejala perdarahan gusi, pembengkakan sendi,
kegagalan penutupan luka, dan pada akhirnya dapat menimbulkan kematian.
c. Biosintesis asam amino nonesensial yang dibentuk dari asam amino esensial
1) Sintesis sistein
Sistein dibentuk dari asam amino esensial metionin dan serin, yang mana metionin
akan diubah menjadi S-adenosil-metionin selanjutnya menjadi homosistein yang
menyediakan gugus sulfur, sedangkan serin menyediakan atom karbon sebagai rangka
karbon.
6
116
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Reaksi pertama adalah sintesis sistationin dari serin dan homosistein oleh enzim
sistationin sintetase. Selanjutnya sistationin dipecah menjadi sistein, alfa-ketobutirat, dan
amonia oleh enzim sistationin sistationase.
Senyawa antara sistationin banyak terdapat dalam jaringan otak mamalia, kelainan
genetik yang menyebabkan kelainan sintesis sistationin sintetase menyebabkan terjadinya
gangguan mental homosistinuria, sedangkan kelainan genetik yang berkaitan dengan
gangguan sintase enzim sistationase dinamai sistationuri.
2) Sintesis tirosin
Tirosin dibentuk dari asam amino esensial fenilalanin, dikatalisis oleh enzim
fenilalanin hidroksilase yang memerlukan NADPH dan O 2. Reaksi berjalan irreversible
(satu arah). Reaksi keseluruhan memerlukan penggabungan satu atom oksigen (O 2) ke
dalam posisi para dari molekul fenilalanin, sedangkan atom oksigen lainnya direduksi
membentuk air. Tenaga reduksi disediakan oleh NADPH dari tetrahidroksibiopterin yaitu
suatu pteridin yang mirip dengan yang terdapat di dalam asam folat.
7
117
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
3) Sintesis hidroksilisin
Seperti pada hidroksiprolin, asam amino ini didapatkan pada serat-serat kolagen.
Hidroksilisin disintesis dari lisin yang berasal dari makanan oleh lisin hidroksilase. Sama
halnya dengan hidroksiprolin, proses hidroksilasi baru terjadi sesudah lisin tersusun di
dalam molekul protein atau rantai peptida. Pembentukan lisin memerlukan enzim lisin
oksidase dan copper sebagai kofaktor.
Kelainan genetik pembentukan kolagen dapat berupa osteogenesis imperfekta
dengan gejala tulang mudah patah dan Ehler-Danlos Syndrome merupakan kumpulan
kelainan jaringan pengikat dengan gejala sendi goyang dan gangguan kulit, akibat
kelainan genetik yang mengkode enzim antara lain lisin oksidase.
4) Sintesis selenosistein
Pembentukan selenosistein membutuhkan sistein, selenate (SeO42-), ATP, spesifik
tRNA, dan berbagai enzim. Serin menyediakan atom karbon pada pembentukan
selenosistein. Selenenosistein dibentuk sebagai co-translational selama inkorporasi pada
peptida yang sebelumnya melalui modifikasi tRNA. Selenofosfat yang dibentuk dari ATP
dan selenate sebagai donor selenium. Reaksi dikatalisis oleh enzim selenofosfat sintetase.
8
118
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
2. Represi atau depresi dari sintesis enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis asam
amino.
Cara ini melalui represi dan depresi untuk mengubah kecepatan transkripsi DNA atau
proses translasi RNA sehingga laju pembentukan enzim-enzim yang terlibat dalam
biosintesis asam amino dapat diatur. Pengendalian dengan cara ini membutuhkan waktu
lama, sebab mekanismenya melalui sintesis enzim. Akan tetapi cara ini mempunyai
keuntungan lain yaitu dapat menghemat tenaga dan penggunaan asam amino dengan jalan
mencegah sintesis enzim yang saat itu tidak dibutuhkan.
9
119
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
kira-kira 5 sampai 10 kali lebih besar. Perpindahan asam amino dari dalam darah ke dalam sel-
sel jaringan melalui transport aktif yang membutuhkan energi
Asam amino mempunyai tiga peranan dalam metabolisme, sebagai substrat untuk sintesis
protein, menyediakan nitrogen untuk sintesis senyawa yang mengandung nitrogen lainnya, dan
dikatabolisme sebagai energi. Karena asam amino berperan sebagai sumber utama nitrogen bagi
lintasan anabolik, asam amino secara terus-menerus harus tersedia untuk metabolisme. Akan
tetapi, tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh untuk
digunakan kemudian, dan oleh karena itu harus disuplai dari makanan secara teratur.
Konsentrasi asam amino plasma diantara makan tergantung pada keseimbangan antara
pelepasan simpanan protein endogen dan kebutuhan di berbagai jaringan. Otot mensintesis
protein lebih dari setengah pool asam amino bebas, dan hepar merupakan tempat membentuk
urea untuk mengeluarkan kelebihan nitrogen. Otot dan hepar merupakan organ yang berperan
penting dalam mempertahankan asam amino di dalam sirkulasi.
Gambar 10 memperlihatkan keadaan setelah absorpsi asam amino. Asam amino bebas,
terutama alanin dan glutamin dilepaskan dari otot ke dalam sirkulasi. Alanin membawanitrogen
menuju hepar, sedangkan glutamin ditarik oleh usus dan ginjal, selanjutnya diubah menjadi
alanin. Glutamin juga merupakan sumber amonia untuk diekskresikan oleh ginjal. Ginjal juga
merupakan sumber serin untuk di-uptake oleh jaringan perifer, termasuk hepar dan otot. Asam
amino berantai cabang, terutama valin, dilepaskan oleh otot dan ditangkap oleh otak.
Alanin merupakan kunci asam amino glukogenik. Kecepatan glukoneogenesis dari alanin
sangat tinggi dibandingkan asam amino lainnya. Setelah memakan makanan yang mengandung
tinggi protein, berbagai jaringan akan menarik asam amino. Asam amino berantai cabang
berperan penting dalam metabolisme nitrogen, pada saat lapar menyediakan sumber energi
untuk otak, akan tetapi setelah kenyang ditarik ke otot.
Gambar 10. Pertukaran asam amino antar organ post absorpsi pada manusia sehat
10
120
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Alanin disintesis oleh otot melalui transaminasi piruvat (asalnya dari glukosa), masuk ke
sirkulasi, selanjutnya ke dalam hepar. Di dalam hepar, atom karbon alanin diubah menjadi
glukosa dan dilepaskan ke dalam sirkulasi, yang akan diambil oleh otot dan diresintesis kembali
menjadi alanin (siklus glukosa alanin).
11
121
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Pada orang normal, terjadi keseimbangan antara intake dan ekskresi nitrogen.
Keseimbangan nitrogen positif yang mana intake nitrogen lebih besar daripada ekskresi,
didapatkan pada kehamilan atau pertumbuhan. Sedangkan keseimbangan nitrogen negatif
yang mana ekskresi nitrogen lebih besar dibandingkan intake, didapatkan pada kanker,
kwasiorkor, marasmus.
Jaringan mengubah amonia menjadi asam amino nontoksik glutamin, selanjutnya di
dalam hati amonia akan dilepaskan diubah menjadi urea yang tidak tosik. Bila ada gangguan
fungsi hati antara lain sirosis atau hepatitis, pembentukan urea menurun sehingga
menyebabkan peningkatan kadar ammonia yang dapat menimbulkan berbagai gejala klinis.
Amonia dengan kadar yang tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia, terutama
terhadap otak. Keracunan amonia terhadap otak belum benar-benar dipahami. Ion amonium
(NH4+) tidak segara tembus melalui membran plasma atau membran mitokondria, akan
tetapi, amonia bebas (NH3) yang merupakan molekul netral bersifat basa, terdapat dalam
bentuk NH3 bebas pada pH 7,4, jumlah yang kecil ini dapat menembus membran dinding sel
dan masuk ke alam sel otak dan mitokondria.
Masuknya amonia ke dalam mitokondria otak diikat oleh α-ketoglutarat menjadi
glutamat oleh enzim glutamat dehidrogenase. Apabila semua α-ketoglutarat sudah digunakan
untuk mengikat amonia, maka otak akan menarik α-ketoglutarat dari senyawa antara siklus
asam sitrat di dalam mitokondria otak. Hal ini akan menyebabkan penurunan kecepatan
oksidasi glukosa yang merupakan bahan bakar utama otak. Sisa amonia diikat oleh glutamat
diubah menjadi glutamin oleh enzim glutamin sintetase.
12
122
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi
kimia pembentukan urea pada hewan ureotelik. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk
dari amonia dan karbondioksida melalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang
mereka namakan SIKLUS UREA. Pembentukan urea ini terutama berlangsung dalam hati.
Urea adalah senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urin yang
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Pengeluaran amonia yang dihasilkan oleh tubuler ginjal berperan dalam pengatutan
keseimbangan asam basa. Produksi amonia dari asam amino intraseluler renal, khususnya
glutamin meningkat pada asidosis metabolik dan menurun pada alkalosis metabolik.
Biosintesis urea
Melalui empat tahap reaksi yaitu transaminasi, deaminasi oksidatif glutamat, transpor
amonia, dan reaksi siklus urea.
13
123
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
c. Sintesis argininosuksinat
Pada reaksi ini terjadi pengikatan sitrulin pada gugus amino dari aspartat, membutuhkan 1
molekul ATP, dikatalisis oleh enzim argininosuksinat sintetase yang menghasilkan
argininosuksinat, AMP + Ppi.
d. Reaksi pemecahan argininosuksinat menjadi arginin
Pada reaksi ini dikatalisis oleh enzim argininosuksinase yang terdapat dalam jaringan hati
dan ginjal manusia. Fumarat yang terbentuk pada reaksi ini akan diubah menjadi
oksaloasetat oleh enzim fumarat dan malat dehidrogenase. Setelah oksaloasetat
mengalami transaminasi, terbentuk kembali aspartat yang dibutuhkan bagi siklus urea ini.
e. Pemecahan arginin menjadi ornitin dan urea
Reaksi ini merupakan kunci utama dalam sintesis urea. Dari pemecahan arginin ini akan
dihasilkan ornitin dan urea yang dikatalisis oleh enzim arginase. Reaksi ini terjadi di hati,
oleh karena hati merupakan satu-satunya jaringan yang memiliki enzim ini. Sebenarnya
semua reaksi pada siklus urea ditujukan pada pembentukan arginin ini dan kemudian dari
hasil pemecahan senyawa ini dihasilkan UREA. Ornitin yang dihasilkan selanjutnya
masuk ke dalam mitokondria.Oleh karena di dalam ginjal dan otak, enzim arginase ini
jumlahnya sedikit, maka siklus urea yang terjadi pada ginjal dan otak hanya
menghasilkan arginin.
Kerusakan genetik pada siklus urea menyebabkan kelebihan amonia di dalam darah
14
124
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
Kerusakan genetik yang diturunkan pada enzim yang diperlukan di dalam siklus urea
menyebabkan hambatan dalam pembentuk urea dari amonia. Gejala klinik kelainan siklus
urea antara lain muntah-muntah, intermittent ataksia, iritabilitas, letargi, dan retardasi
mental. Pasien dengan kelainan ezim tersebut tidak dapat diberi diet tinggi protein, karena
asam amino yang termakan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan minimum harian
terdeaminasi di dalam hati menyebabkan peningkatan amonia bebas di dalam darah. Amonia
amat beracun, dapat menyebabkan gangguan mental dan menghambat perkembangan
mental, dan dalam jumlah yang tinggi menyebabkan “koma dan kematian”.
Penderita dengan gangguan pada siklus urea sering diobati dengan mengganti asam
amino (yang bersifat esensial untuk pertumbuhan) yang terdapat dalam dietnya dengan
analog asam ketonya. Karena bagian esensial dari asam amino yang tidak dapat diganti
adalah rangka karbonnya, dan bukan gugus aminonya, analog asam alfa keto dari asam
amino esensial ini dapat menerima gugus amino dari kelebihan asam amino nonesensial oleh
aktivitas transaminase. Dengan cara ini, asam amino nonesensial dijaga supaya tidak
memberikan gugus aminonya kepada darah dalam bentuk amonia.
Pengobatan kelainan siklus urea adalah memperbaiki dan meminimalkan kerusakan
otak dengan diet rendah protein, dan makan dalam porsi kecil untuk menghindari
peningkatan kadar amonia mendadak. Terapi dengan menyediakan kekurangan protein,
arginin, dan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Ornithine transporter
Sindrom Hiperonithinemia, Hiperamonemia dan Homositrulinuria (HHH) terjadi akibat
mutasi gen ORTN1 yang mengkode transporter membran ornitin mitokondria. Kegagalan
impor ornitin dari sitosol ke dalam matriks mitokondria menimbulkan gangguan siklus urea
berupa hiperamonemia dan hiperornitinemia sehingga menyebabkan penimbunan ornitin
sitosol.
2
125
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
karbon yang berbeda-beda. Sehubungan dengan itu, terdapat 20 lintas katabolik yang
berbeda untuk penguraiannya. Pada kenyataannya, lintas katabolik ke 20 asam amino ini
menyatu, membentuk hanya lima produk, semuanya memasuki siklus asam sitrat untuk
menyempurnakan oksidasi senyawa ini menjadi CO2 dan H2O.
Gambar 14. Katabolisme rangka karbon asam amino ke dalam siklus asam sitrat
2
126
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
1
127
KAPITA SELEKTA
[Type text] [Type text] [Type text]
BLOK BIOETHICS & BASIC SCIENCES 3
3 METABOLISME ASAM AMINO
DAFTAR PUSTAKA
1. Coomes MW. Amino acid and heme metabolism. In. Devlin TM. Textbook of Biochemistry with Clinical Correlations. 7th. ed.
John Wiley & Sons, Inc. 2011; p. 751-90.
2. Cox MM, Nelson DL. Amino acid oxidation and the production of urea. In. Lehninger. Princilples of Biochemistry. 5th. ed.
Replica Press Pvt, Ltd. 2010; p. 673-6.
3. Rodwell VW. Biosynthesis of the nutritionally nonesensial amino acids. In: Murray RK, Granner DK, Bender DA, Botham
KM, Kenelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harper’s Illustrated Biochemistry. 28 th ed. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2006;
p. 234-38.
4. Rodwell VW. Catabolism of proteins & of amino acid nitrogen; catabolism of the carbon skeletons of amino acids. In: Murray
RK, Granner DK, Bender DA, Botham KM, Kenelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harper’s Illustrated Biochemistry. 28 th ed.
The McGraw-Hill Companies, Inc. 2006; p. 239-61.
5. Rawitch AB. Biosynthesis and degradation of amino acids. In: Baynes J.W, Dominicczak MH. Medical Biochemestry. 2 nd ed,
Philadelphia, Elsevier Mosby. 2005; p. 245-59.
2
128
KAPITA SELEKTA