Anda di halaman 1dari 12

Multitek Indonesia: Jurnal Ilmiah

Volume: 12 No. 2, Desember 2018, Hal. 73 - 84


ISSN: 1907-6223 (print)
ISSN: 2579-3497 (Online)
http://journal.umpo.ac.id/index.php/multitek

Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat pada


Buah dengan Metode Titrasi Iodimetri

Danang Erwanto 1), Yudho Bismo Utomo 2), Farrady Alif Fiolana 3), Mochtar Yahya 3)

Teknik Elektro Uniska – Kediri


1), 2),3)

Jl Sersan Suharmadji No 38 Kediri


Email : danangerwanto@uniska-kediri.ac.id

Received: November 3rd, 2018. Accepted: January 11th, 2019

ABSTRAK

Pengukuran kadar asam askorbat pada buah-buahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
yang sering digunakan untuk mengukur kadar asam askorbat adalah metode titrasi iodimetri. Pada
penelitian ini menerapkan pengolah citra digital dengan segmentasi warna untuk mengukur kadar
asam askorbat menggunakan metode titrasi iodimetri, karena indikator titik akhir titrasi adalah adanya
perubahan warna biru pada larutan yang dititrasi. Dari hasil penelitian, pengolahan citra digital mampu
mendeteksi perubahan warna biru pada larutan yang dititrasi. Pengukuran kadar asam askorbat pada
buah jeruk nipis dengan mengimplementasikan pengolahan citra digital dengan transformasi ruang
warna ke HSV diperoleh hasil kadar asam askorbat rata-rata sebesar 0,037% dan nilai error rata-rata
sebesar 17,54%.

Kata kunci: Asam Askorbat, Titrasi Iodimetri, Transformasi Ruang Warna

ABSTRACT

Measurement of ascorbic acid in fruits can be implemented by various methods. The method often
used to measure ascorbic acid levels is the iodometric titration method. In this research applying
digital image processing with color segmentation to measure levels of ascorbic acid using iodimetry
titration method, because end point indicator of titration is a change of blue color in the titration
solvent. From the research, digital image processing is capable to detect the blue color changes in the
titration solvent. Measurement of ascorbic acid level in lime fruit by implementing digital image
processing with color space transformation to HSV showed that the average ascorbic acid content was
0.037% and an average error value of 17.54%.

Keywords: Ascorbic Acid, Iodimetry Titration, Color Space Transformation

PENDAHULUAN menjadi lebih stabil jika dalam bentuk kristal


kering.
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan Analisa kadar asam askorbat (Vitamin C) pada
senyawa bersifat asam dengan rumus empiris buah-buahan dapat dilakukan dengan berbagai
C6H8O6 (berat molekul = 176,13) [1]. Vitamin metode. Salah satu metode yang sering
C merupakan suatu asam organik berbentuk digunakan untuk mengukur kadar asam
kristal putih yang dapat larut dalam air dan askorbat karena biayanya murah, sederhana dan
terasa asam serta tidak berbau. Di dalam larutan tidak memerlukan peralatan laboratorium yang
vitamin C akan mudah rusak akibat dari canggih adalah menggunakan metode titrasi
oksidasi oleh oksigen dari udara. Vitamin C iodimetri. Iodimetri adalah metode titrimetri

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 73
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar dengan menggunakan metode titrasi iodimetri
vitamin C pada berbagai buah dan sayuran [2]. karena keunggulan dari medote tittrasi iodimetri
Penelitian dengan menggunakan metode titrasi ini adalah warna titik akhir titrasi lebih mudah
iodimetri untuk mengukur kadar Vitamin C dari dideteksi. Dalam penelitian ini, kamera
buah naga dilakukan dengan menitrasi bahan uji digunakan untuk mengambil citra larutan
dengan larutan I2 (Iodine) standar sampai ekstrak buah yang dititrasi kemudian data citra
berwarna biru yang menjadi indikator titik akhir tersebut diteruskan ke komputer untuk
titrasi [3]. Akan tetapi proses titrasi tersebut mendeteksi adanya perubahan warna biru pada
membutuhkan proses pengamatan secara citra larutan ekstrak buah yang dititrasi
langsung dan dituntut ketelitian saat berdasarkanhasil segmentasi warna setelah Ctra
menghitung jumlah tetesan. RGB ditransformasikan ke dalam ruang warna
Penentuan kadar Vitamin C yang pernah HSV. Dari hasil segmentasi citra tersebut,
dilakukan dengan menggunakan Modul metode Hough Circle Transform digunakan
LabVIEW sebagai modul akuisisi pengendali, untuk mendeteksi perubahan ke warna biru tua
pengolah dan penampil data serta menggunakan yang berbentuk lingkaran. Dimana hasil
Light Dependent Resistor (LDR) sebagai pendeteksian tersebut digunakan sebagai
pendeteksi titik akhir titrasi yang ditandai indikator titik akhir titrasi untuk menghentikan
dengan adanya endapan pada larutan yang proses titrasi secara otomatis dan kemudian
dititrasi. Setelah titik akhir titrasi terdeteksi melakukan perhitungan kadar Vitamin C
kemudian sistem menghitung kadar Vitamin C berdasarkan jumlah tetesan I2 yang dilakukan
dari perkalian volume total iodin, molaritas oleh sistem.
iodin dan berat molekul Vitamin C [1].
Pembuatan alat otomatisasi sebagai pengukur METODE PENELITIAN
kadar Vitamin C menggunakan sensor warna
TCS3200 juga pernah dilakukan untuk Pengolahan citra digital merupakan proses
mendeteksi perubahan warna biru tua pada pengolahan dan analisis citra yang banyak
larutan yang diuji sebagai tanda titik akhir melibatkan persepsi visual agar bisa menjadi
titrasi dan menghentikan proses titrasi [4]. citra lain yang sesuai. Tujuan utama pengolahan
Dalam pengolahan citra digital, warna citra adalah agar citra mudah diinterpretasi oleh
merupakan spektrum tertentu yang terdapat di manusia maupun mesin [6]. Salah satu model
dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). analisa citra menggunakan pengolah citra
Nilai suatu warna juga ditentukan oleh digital adalah pengolahan citra berdasarkan
intensitas cahaya. Nilai tersebut dipengaruhi warna/segmentasi warna. Sehingga, penelitian
oleh penambahan putih ataupun hitam. ini menerapkan pengolah citra digital dengan
Sedangkan langkah awal deteksi warna pada menggunakan segmentasi citra model HSV dan
citra dapat dilakukan dengan cara segmentasi transformasi Hough Circle Transformation
warna berupa transformasi ruang warna RGB untuk mendeteksi perubahan warna biru pada
(Red, Green, Blue) ke ruang warna HSV (Hue, larutan ekstrak buah yang dititrasi. Hasil
Saturation, Value). Segmentasi warna pendeteksian warna biru tersebut digunakan
merupakan pemisahan segmen dalam suatu untuk memberikan instruksi kepada Arduino
citra berdasarkan warna yang terkandung dalam Nano untuk menghentikan proses titrasi.
citra [5]. Untuk mengenali suatu pola lingkaran Gambar 1 menunjukkan garis besar langkah-
pada citra obyek dapat digunakan metode langkah penelitian yang dilakukan untuk
Hough Circle Transform. menentukan kadar asam askorbat pada buah
Dari uraian diatas, dilakukan penelitian dengan jeruk nipis dengan menerapkan pengolah citra
memanfaatkan pengolah citra digital untuk digital.
memprediksi kadar asam askorbat pada buah

Gambar 1. Langkah-langkah penelitian

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 74
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

Metode yang digunakan pada penelitian Pembuatan Alat


pengukuran kadar asam askorbat ini adalah Pembuatan alat terbagi menjadi pembuatan
metode ekperimental. Langkah pertama yang perangkat keras dan pembuatan perangkat
dilakukan adalah membuat alat yang digunakan lunak. Modul/kompomen elektronika yang
untuk pengujian, selanjutnya membuat sampel digunakan pada alat untuk melakukan
bahan uji. Sebelum melakukan pengujian pengukuran kadar asam askorbat antara lain
dilakukan pengkondisian lingkungan yang Kamera yang digunakan untuk mengambil citra
meliputi pengaturan intensitas cahaya yang larutan yang dititrasi, Arduino Nano, Modul
diberikan dari bawah larutan yang dititrasi dan Inframerah obstacle, motor servo, Motor
pengaturan jarak kamera terhadap obyek yang pengaduk, lampu dan perangkat komputer
diambil citranya. Pengkondisian lingkungan untuk mengolah citra digital yang ditangkap
bertujuan agar diperoleh citra masukkan yang oleh kamera
sempurna (sesuai dengan yang diharapkan). Arduino Nano adalah papan pengembangan
Selanjutnya menentukan batas parameter (development board) rangkaian elektronik
Gaussian Blur dan nilai parameter pada elemen berbasis mikrokontroller ATmega328P
HSV. Penentuan batas parameter menggunakan berukuran kecil dan sederhana. Secara
larutan yang sudah dititrasi secara langsung dan fungsional, Arduino Nano tidak memiliki
mencapai titik akhir titrasi (berwarna biru tua) perbedaan dengan Arduino Uno. Perbedaan
sehingga dapat diperoleh warna acuan untuk utama pada Arduino Nano terletak pada
menentukan parameter HSV sebelum ketiadaan jack untuk catu daya DC dan
melakukan pengujian. penggunaan konektor Mini-B USB.

Gambar 2. Arduino Nano

Pada sebuah papan Arduino Nano terdapat komunikasi dari atau ke Arduino melalui port
terdapat 14 pin I/O digital (PIN 0 – 13) dimana USB dan akan tampil sebagai Virtual Port di
6 pin I/O tersebut dapat digunakan sebagai komputer.
keluaran Pulse With Modulation (PWM) pada Modul Inframerah obstacle adalah sebuah
pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Pin I/O digital modul yang berfungsi sebagai pendeteksi
tersebut bekerja pada tegangan 5V, pada setiap halangan atau objek di depannya. Komponen
pin tersebut dapat menyediakan atau menerima utama dari modul inframerah obstacle terdiri
arus sebesar 20mA, dan memiliki tahanan pull- dari Infrared (IR) emitter dan Infrared (IR)
up sekitar 20 – 50 KΩ. untuk berkomunikasi receiver/phototransistor. Pada modul
dengan komputer, berkomunikasi dengan inframerah obstacle terdapat Op-Amp LM 365
Arduino lainnya, atau dengan mikrokontroller yang berfungsi sebagai komparator tegangan
lain nya, Arduino Nano menyediakan dari rangkaian IR receiver dan rangkaian
komunikasi serial UART TTL (5V) yang pembagi tegangan dari trimpot pengatur
tersedia di pin 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah sensitivitas. Keluaran dari Op-Amp (pin
chip FTDI yang terdapat pada papan Arduino “OUT”) dihubungkan ke Arduino Nano.
Nano berfungsi menterjemahkan bentuk

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 75
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

Gambar 3. modul inframerah obstacle

Cara kerja dari modul inframerah obstacle yaitu diterima oleh IR receiver, sehingga resistansi
ketika diberikan sumber tegangan, IR emitter IR receiver menjadi kecil sehingga keluaran
memancarkan cahaya inframerah. Kemudian dari Op-Amp menjadi logika high.
jika ada objek di depan IR emitter, maka cahaya Desain rancangan perangkat keras alat untuk
inframerah tersebut akan dipantulkan oleh pengukuran kadar asam askorbat ditunjukkan
objek yang berada di depan IR emitter tersebut. oleh gambar 4 sebagai berikut.
Cahaya inframerah yang terpantul kemudian

Gambar 4. Rancangan perangkat keras

Dari gambar perancangan perangkat yang agar I2 yang menetes ke larutan tersebut cepat
ditunjukkan oleh gambar 4, posisi kamera merata. Lampu yang sinarnya didifusikan
diletakkan di atas wadah larutan yang dititrasi diletakkan dibawah wadah larutan yang dititrasi
dan mengarah pada larutan tersebut. Sedangkan untuk memberikan pencahayaan pada larutan
modul sensor infra merah diletakkan di bawah yang dititrasi.
ujung buret. Sensor tersebut digunakan untuk Dalam pembuatan perangkat lunak sistem
mendeteksi tetesan I2. Motor servo digunakan pengukur kadar asam askorbat dengan
untuk proses buka tutup katub pada buret. menerapkan pengolah citra digital, bahasa
Sedangkan motor pengaduk digunakan untuk pemrograman yang digunakan untuk membuat
mengerakkan pengaduk larutan yang dititrasi perangkat lunak pengolah citra digital pada

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 76
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

perangkat komputer menggunakan bahasa jumlah tetesan I2 menggunakan aplikasi


pemrograman Python versi 2.7 dan library Arduino IDE.
OpenCV versi 3.2. Sedangkan pemrograman Cara kerja pada perangkat lunak untuk
pada Arduino Nano untuk mengendalikan pengukuran kadar asam askorbat terbagi dalam
motor servo dan motor DC maupun mengolah tiga proses, dimana diagram alir program secara
umum ditunjukkan gambar 5 sebagai berikut.

Gambar 5. Rancangan perangkat keras

Proses Titrasi mengalami reaksi disproporsionasi menjadi


Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks yang hipoiodat. Persamaan untuk menghitung kadar
menggunakan larutan standar I2 sebagai titran asam askorbat adalah:
dalam suasana netral atau sedikit asam. Titrasi
tersebut juga dapat dikatakan dengan titrasi
langsung karena dalam proses titrasi ini I2 ...(1)
berfungsi sebagai pereaksi. Dalam proses reaksi Dimana V adalah volume I2 yang diteteskan
redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, kedalam larutan yang dititrasi hingga titik akhir
karena jika suatu unsur bertambah bilangan titrasi terbentuk.
oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus Saat motor servo membuka katub buret dan
ada suatu unsur yang digunakan untuk modul sensor infra merah mendeteksi adanya
menangkap elektron yang terlepas. Sehingga tetesan I2 maka modul sinyal infra merah
dalam proses reaksi redoks tidak mungkin mengirimkan logika high (rising edge) ke
hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Arduino Nano dan kemudian motor pengaduk
Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan bekerja untuk mengaduk larutan dalam waktu
netral atau dalam kisaran asam lemah sampai sesaat. Logika high yang dikirim dari modul
basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) I2 dapat sensor infra merah ke Arduino Nano disimpan

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 77
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

menjadi data jumlah tetasan. Data jumlah warna-warna pertengahan untuk menciptakan
tetesan tersebut selanjutnya akan digunakan efek lembut pada sisi-sisi sebuah citra digital.
sebagai perhitungan untuk menentukan kadar Selanjutnya citra RGB hasil gaussian blur
asam askorbat jika proses titrasi sudah dilakukan segmentasi warna untuk memisahkan
mencapai titik akhir titrasi. antara citra objek dengan citra latar berdasarkan
Proses Pengolahan Citra ciri dari pemodelan warna tertentu pada suatu
Setelah proses Titrasi dilanjutkan proses citra objek tersebut. Langkah awal dari proses
pengolahan citra. Langkah awal dalam proses segmentasi warna adalah melakukan
pengolahan citra adalah mengambil citra RGB transformasi ruang warna citra digital yang
melalui kamera. RGB merupakan proses dari semula RGB menjadi ruang warna HSV
pencampuran warna-warna primer. Tahap kemudian menentukan nilai toleransi pada
selanjutnya pada proses pengolahan citra adalah setiap dimensi warna HSV untuk membentuk
mereduksi noise pada citra RGB dengan segmen sesuai dengan warna yang diinginkan.
menggunakan algoritma gaussian blur. Dimana pada warna HSV terdapat warna-warna
Gaussian Blur adalah filter blur yang yang sama dengan yang ditangkap oleh mata
menempatkan warna transisi yang signifikan manusia.
dalam sebuah citra digital, kemudian membuat

Gambar 6. Ruang Warna HSV [7]

Melalui model ruang warna HSV yang b. untuk menyatakan warna sebenarnya. Nilai
ditunjukkan oleh gambar 6, dapat diketahui hue direpresentasikan dalam bentuk
bahwa HSV mempunyai tiga komponen pokok lingkaran dan memiliki rentang sudut
(Hue, Saturation dan Value). Ketiga komponen antara 00 – 3600, penggambaran elemen
pokok tersebut dijabarkan sebagai berikut: warna hue disajikan oleh gambar 7 [5].
a. Komponen Hue: merupakan salah satu
elemen dalam ruang warna HSV yang
digunakan

Gambar 7. Lingkaran elemen warna hue pada citra digital

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 78
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

c. Komponen Saturation: atau yang disebut atau bentuk lainnya. Kelebihan dari penggunaan
dengan chroma, adalah elemen warna HSV transformasi hough adalah mampu mendeteksi
yang digunakan untuk menentukan garis atau tepian yang terputus-putus.
kemurnian atau kekuatan warna. Rentang Transformasi Hough yang digunakan untuk
nilai saturation adalah 0 (minimum) mendeteksi bentuk lingkaran adalah Hough
menyatakan warna putih dan 1 atau 100% Circle Transform. Pada Hough Circle
(maksimum) menyatakan warna asli. Transform memerlukan citra grayscale/citra 8
d. Komponen Value: Parameter value Bit sebagai citra masukan. Secara matematis,
digunakan untuk menentukan kecerahan lingkaran diekspresikan oleh persamaan (5) [9].
dari warna. Nilai value berkisar antara 0- ...(5)
100%. Apabila nilainya 0 maka warnanya Dimana (i,j) menunjukkan posisi titik-titik
akan menjadi hitam, semakin besar nilai lingkaran yang mempunyai radius/jari-jari
value maka semakin cerah dan muncul lingkaran yang dinyatakan dalam notasi r dan
variasi-variasi baru dari warna tersebut. (a,b) adalah koordinat dari titik pusat lingkaran.
Transformasi ruang warna pada citra RGB Jika jari-jari dan koordinat titik pusat lingkaran
menjadi citra HSV dijabarkan dalam persamaan dalam sebuah gambar diketahui, maka
(2), (3) dan (4) [8]: persamaan titik anggota lingkaran (x,y) pada
ruang geometrik dapat ditentukan dengan
...(2) persamaan (6) dan (7).

...(3) ...(6)
...(4) ...(7)
Proses yang dilakukan pada Hough Circle
Setelah citra RGB ditransformasikan kedalam Transform adalah mencari titik-titik pada citra
ruang warna HSV selanjutnya dilakukan seleksi yang dianggap sebagai bagian tepi dari suatu
warna berdasarkan parameter maksimum dan lingkaran. Selanjutnya dengan menggunakan
minimum dari setiap komponen pokok ruang persamaan (5), (6) dan (7) akan dicari nilai r, a
warna HSV yang telah ditentukan. Proses dan b. Hal tersebut bertujuan untuk menemukan
seleksi tersebut bertujuan untuk menampilkan titik pusat yang sesungguhnya dari lingkaran
citra obyek yang diinginkan saja pada proses yang mengandung titik-titik tersebut. Titik
thresholding warna sehingga hanya pusat yang sesungguhnya baru akan diambil
menghasilkan citra grayscale pada citra obyek jika terdapat perpotongan antara lingkaran yang
saja sebagai citra masukkan pada proses dibuat oleh Hough Circle Transform. Jika
pengenalan obyek. terdeteksi banyak pola lingkaran pada suatu
Setelah terdeteksi warna larutan yang dititrasi citra, maka akan ada kemungkinan timbul suatu
berdasarkan parameter warna yang telah titik pusat yang tidak sesuai. Maka dapat
ditentukan, selanjutnya dilakukan pengenalan dilakukan perbandingan dengan citra aslinya.
objek mengunakan Transformasi Hough. Untuk diagram alir proses pengolahan citra
Transformasi Hough adalah suatu metode digital ditunjukkan oleh gambar 8 sebagai
dalam pengolah citra digital yang sering berikut:
digunakan untuk mendeteksi garis, lingkaran,

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 79
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

Gambar 8. Diagram alir proses pengolahan citra digital oleh komputer

Proses Penghitungan Kadar Asam Askorbat membuat I2 0,1 N terlebih dahulu dengan cara
Setelah terdeteksi warna biru tua pekat dan pola menimbang 5 gram kalium iodat kemudian
lingkaran yang ditandai dengan adanya garis dilarutkan ke dalam aquades ±50 mL hingga
lingkaran pada frame citra RGB maka proses larut. Kemudian menimbang I2 seberat 3,2 gram
titrasi dihentikan. Selanjutnya dilakukan dan dilarutkan ke dalam aquades sebesar ±50
penghitungan kadar asam askorbat oleh alat mL lalu aduk hingga larut. Setelah itu larutan I2
pengukur kadar asam askorbat diperoleh dari dicampurkan ke dalam larutan kalium iodat dan
data jumlah tetesan I2 yang disimpan oleh aduk hingga homogen. Kedua larutan yang
Arduino Nano. sudah tercampur dimasukkan kedalam labu
Dalam melakukan perhitungan kadar asam ukur 250 mL, kemudian ditanda bataskan
askorbat berdasarkan jumlah tetesan I2 oleh hingga 100 mL dengan menambahkan aquades.
sistem, volume setiap tetesan I2 pada buret Sehingga didapat larutan iodin sebesar 0,1 N.
adalah 0,05 mL maka persamaan yang Langkah selanjutnya larutan iodin 0,1 N
digunakan untuk menghitung kadar asam diambil sebesar 10 mL dimasukkan ke dalam
askorbat (persamaan 1) dimodifikasi sehingga labu ukur 100 mL lalu ditambahkan aquades
menjadi persamaan 8 sebagai berikut:. hingga tanda batas 100 mL sehingga di dapat
larutan iodin sebesar 0,01 N.
Pembuatan larutan amilum 1% adalah dengan
...(8) cara menimbang 1 gram amilum kemudian
Dimana x adalah jumlah I2 yang diteteskan ditambahkan aquades sebesar ±25 mL
hingga titik akhir titrasi terbentuk. Sedangkan k selanjutnya dipanaskan hingga homogen.
adalah volume I2 setiap tetesan. Dari persamaan Setelah dilakukan pemanasan kemudian
8, maka persentase kadar asam askorbat yang di didinginkan lalu disaring, sehingga dihasilkan
tampilkan pada layar monitor dihitung filtrat amilum. Dari filtrat amilum tersebut,
menggunakan persamaan 9 sebagai berikut: kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan
ditanda bataskan dengan menggunakan aquades
hingga 100 mL kemudian dikocok ±20 kali
...(9) sehingga dihasilkan larutan amilum 1%.
Pembuatan Bahan Uji Pembuatan preparasi larutan sampel dilakukan
Pada proses titrasi, dibutuhkan dua larutan yang dengan cara memeras buah jeruk nipis lalu
digunakan sebagai pereaksi yaitu larutan I2 menimbang ekstrak buah tersebut sebesar 10
sebesar 0,01 N dan larutan amilum. Langkah gram. Kemudian ekstrak buah tersebut
pertama Pembuatan larutan I2 0,01 N adalah dimasukkan ke dalam labu takar dan ditanda

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 80
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

bataskan dengan menambahkan aquades hingga digunakan untuk mencari error dari masing-
100 mL. Kocok larutan tersebut hingga masing pengujian dengan menggunakan
homogen lalu disaring. Selanjutnya diambil 20 persamaan 10 sebagai berikut:
mL filtrate dengan pipet ukur dan dimasukkan
elenmeyer kemudian ditambahkan 2 mL larutan ...(10)
amilum 1% dan ditambahkan 20 mL aquades. Dimana a adalah besar persentase asam
Proses Pengujian askorbat dengan menggunakan pengolah citra
Setelah didapatkan larutan I2, amilum 1% dan digital dan b adalah besar persentase asam
larutan sampel yang didapakan dari ekstrak askorbat yang didapat dari pengamatan secara
jeruk nipis, selanjutnya dilakukan pengujian langsung. Setelah didapatkan nilai persentase
sebanyak 5 kali pengulangan. Untuk kadar asam askorbat dari kelima pengujian yang
mengetahui ketelitian dari alat pengukur kadar diulang, selanjutnya nilai error dari masing-
asam askorbat digunakan pembanding masing pengujian dilakukan perhitungan rata-
pengujian yaitu dengan melakukan pengamatan rata error-nya.
secara langsung (pengujian manual). Hasil dari
perbandingan data kadar asam askorbat

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada Nilai batas parameter
Berdasarkan hasil penentuan batas parameter Gaussian Blur dan nilai parameter pada elemen HSV
untuk mendeteksi citra larutan berwarna biru tua, diperoleh nilai sebagai berikut.

Tabel 1. Parameter elemen HSV dan kernel Gaussian Blur


Parameter Nilai
Hue Min 110
Sat Min 50
Value Min 70
Hue Max 120
Sat Max 255
Value Max 255
Gaussian Blur kernel 5

Dari tabel 1, rentang nilai parameter HSV yang Hasil Pengujian


digunakan adalah 0 – 255. Untuk mendeteksi Dari hasil pengujian, data yang diperoleh
warna biru tua pada larutan yang dititrasi, meliputi data citra RGB, citra HSV, citra hasil
terlihat bahwa rentang nilai parameter pada filter pada ruang warna HSV, citra hasil
elemen hue yang digunakan adalah 110 – 120, konversi ke citra grayscale pada beberapa
sedangkan rentang nilai parameter pada elemen jumlah tetesan I2. Citra RGB dan Citra HSV
saturation/sat yang digunakan adalah 50 – 255, yang diperoleh dari konversi RGB pada larutan
dan rentang nilai parameter pada elemen value yang ditetesi I2 ditunjukkan oleh tabel 2 adalah
yang digunakan adalah 70 – 255. Nilai kernel citra yang didapatkan dari pengujian pertama.
Gaussian Blur sebesar 5.

Tabel 2. Citra hasil Konversi RGB ke HSV pada larutan yang ditetesi I2
Jumlah Tetesan Citra
I2 RGB HSV

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 81
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

13

14

16

18

Dari hasil konversi citra RGB ke dalam ruang perubahan warna pada citra HSV yang
warna HSV yang ditunjukkan oleh tabel 2, ditunjukkan adanya warna hijau muda.
Nampak bahwa penambahan tetesan I2 yang Sedangkan citra hasil filter warna pada ruang
menyebabkan larutan berubah warna menjadi warna HSV dan citra hasil konversi ke citra
biru tua pada citra RGB. Perubahan warna biru grayscale pada pengujian pertama disajikan
tua pada citra RGB juga menyebabkan ada oleh tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Citra yang diperoleh dari proses titrasi iodimetri

Citra
Jumlah
Tetesan I2 Hasil filter pada ruang Hasil konversi ke citra
warna HSV grayscale

13

14

16

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 82
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

18

Data yang disajikan oleh tabel 2 dan tabel 3 Pendeteksian pola tersebut ditunjukkan dengan
menunjukkan citra awal larutan yang belum adanya tanda garis lingkaran kuning pada frame
ditetesi I2 masih berwarna putih, selanjutnya citra RGB. Sedangkan pada tetesan ke 16 dan
penambahan I2 setiap tetesnya menunjukkan sebelumnya belum tampak adanya warna biru
perubahan warna pada citra larutan yang di tua pada citra hasil filter pada ruang warna HSV
titrasi menjadi semakin biru. Pada tetesan I2 ke dan belum ada tanda berupa garis lingkaran
18 pada larutan yang dititrasi berubah warna kuning karena belum adanya perubahan warna
menjadi biru tua agak pekat. Sehingga citra biru tua pada larutan yang dititrasi.
hasil seleksi warna pada ruang warna HSV Data hasil pengujian kadar asam askorbat pada
menunjukkan warna biru dengan bentuk buah jeruk nipis dengan menggunakan metode
lingkaran yang sempurna. Dari uraian tersebut titrasi iodimetri baik dengan menerapkan
metode Hough Circle Transformation mampu pengolah citra digital dan pengamatan langsung
mendeteksi pola lingkaran dari perubahan disajikan oleh tabel 3 sebagai berikut.
warna biru tua pada larutan yang dititrasi.

Tabel 4. Kadar asam askorbat pada jeruk nipis menggunakan pengolah citra digital dan pengamatan
secara langsung (manual)

Jumlah I2 yang diteteskan % Kadar asam askorbat % Error


Dengan Pengamatan Dengan Pengamatan
Pengujian ke
Pengolah langsung Pengolah langsung
Citra Digital Citra Digital
1 18 14 0,040 0,031 22,22
2 14 14 0,031 0,026 14,29
3 19 16 0,042 0,035 15,79
4 16 13 0,035 0,029 18,75
5 18 15 0,040 0,033 16,67
Rata-rata % error 17,54

Persentase rata-rata kadar asam askorbat pada yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
jeruk nipis yang didapatkan dengan bahwa:
menggunakan pengolah citra digital sebesar a. Pengolah citra digital dengan segmentasi
0,037% dan pengamatan langsung sebesar warna HSV dan metode Hough Circle
0,031%. Dari hasil penentuan kadar asam Transformation mampu mendeteksi adanya
askorbat pada buah jeruk nipis dengan perubahan warna biru tua pada larutan yang
menerapkan pengolah citra digital didapatkan dititrasi yang ditandai dengan adanya garis
hasil kadar asam askorbat lebih tinggi daripada lingkaran kuning pada frame citra RGB.
dengan pengujian secara langsung karena b. Rata-rata persentase kadar asam askorbat
pengolah citra digital baru dapat mendeteksi pada jeruk nipis yang didapatkan dengan
warna biru lebih pekat pada larutan dari pada menggunakan pengolah citra digital sebesar
pengamatan secara langsung. 0,037% dan pengamatan langsung sebesar
0,031% sehingga besar rata-rata error dari
KESIMPULAN penentuan kadar asam askorbat pada buah
Berdasarkan hasil penelitian mengenai dengan menggunakan pengolah citra digital
penerapan pengolah citra digital untuk sebesar 17,54%.
menentukan kadar asam askorbat pada buah
dengan menggunakan metode titrasi iodimetri

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 83
Jurnal Ilmiah Multitek Indonesia, Vol. 12, No.2, Desember 2018 ISSN: 1907-6223 (Print)
ISSN: 2579-3497 (Online)

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Pratama, D. Darjat, and I. Setiawan,


“Aplikasi LabVIEW sebagai Pengukur
Kadar Vitamin C dalam Larutan
menggunakan Metode titrasi Iodimetri,”
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Undip, 2011.
[2] F. Rahmawati and C. Hana,
“PENETAPAN KADAR VITAMIN C
PADA BAWANG PUTIH (Allium
sativum, L) DENGAN METODE
IODIMETRI,” CERATA J. Ilmu Farm.
(Journal Pharm. Sci., vol. 4, no. 1, 2016.
[3] A. Rahim, A. Alimuddin, and others,
“Analisis Kandungan Asam Askorbat
Dalam Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Dengan Iodimetri,” J. Kim.
Mulawarman, vol. 14, no. 1, 2016.
[4] A. Nurmastika, D. Erwanto, A. D.
Rosanti, and F. A. Fiolana, “Rancang
Bangun Alat Pengukur Kadar Asam
Askorbat pada Buah dengan Metode
Titrasi Iodimetri,” Setrum Sist. Kendali-
Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-
Komputer, vol. 7, no. 1, 2018.
[5] B. Y. B. Putranto, W. Hapsari, and K.
Wijana, “Segmentasi warna citra dengan
deteksi warna HSV untuk mendeteksi
objek,” J. Inform., vol. 6, no. 2, 2011.
[6] R. Favoria Gusa, “Pengolahan Citra
Digital Untuk Menghitung Luas Daerah
Bekas Penambangan Timah,” J. Nas.
Tek. Elektro, vol. 2, no. 2, pp. 27–34,
2013.
[7] T. Ohashi, Z. Aghbari, and A.
Makinouchi, “Hill-climbing algorithm
for efficient color-based image
segmentation,” in IASTED International
Conference on Signal Processing,
Pattern Recognition, and Applications,
2003, pp. 17–22.
[8] K. B. Shaik, P. Ganesan, V. Kalist, B. S.
Sathish, and J. M. M. Jenitha,
“Comparative study of skin color
detection and segmentation in HSV and
YCbCr color space,” Procedia Comput.
Sci., vol. 57, pp. 41–48, 2015.
[9] K. Dawson-Howe, A practical
introduction to computer vision with
opencv. John Wiley & Sons, 2014.

Danang Erwanto, Pengolahan Citra Digital untuk Menentukan Kadar Asam Askorbat…. 84

Anda mungkin juga menyukai