PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina. Hipermetropi terjadi apabila
berkas sinar sejajar difokuskan dibelakang retina.
f. Tidak adanya lensa baik kongenital ataupun didapat menyebabkan afakia, kondisi
dengan hipermetropi tinggi.
3
Merupakan bentuk yang paling umum. Bentuk ini diakibatkan oleh
variasi biologis normal dalam perkembangan bola mata. Bentuk ini
termasuk hipermetropi aksial dan kurvatur.
b. Hipemetropi patologik
Dapat terjadi karena kongenital ataupun didapat, dimana bola mata
berada diluar variasi biologis perkembangannya. Bentuk ini termasuk :
1) Hipermetropi indeks : akibat seklerosis korteks yang didapat.
2) Hipermetropi posisional : akibat subluksasi posterior lensa
3) Hipermetropi afakia kongenital ataupun didapat
4) Hipermentropi konsekutif : akibat koreksi mopi yang berlebihan
secara berbeda.
c. Hipermetropi fungsional
Diakibatkan oleh paralisis akomodasi. Hal ini dapat ditemukan pada
pasien dengan paralisis nervus tiga dan oftalmoflegia internal.
b. Hipemetropi laten
Hipermetropi (sekitar 1D) yang normalnya dikoreksi oleh m.silaris.
derajat hipermetropi laten tinggi pada anak-anak, dan secara bertahap
menurun dengan bertambahnya usia. Hipermetropi laten hanya bisa
diukur bila diberikan siklopegia.
c. Hipermetropi manifest
Sisa dari hipermetropi total yang tidak dikoreksi oleh m. siliaris.
Hipermetropi ini terdiri dari :
1) Hipemetropi absolut
Merupakan sisa hipermetropi manifest yang tidak dapat
dikoreksi dengan usaha akomodasi pasien.
2) Hipermetropi fukultatif
Merupakan bagian yang dapat dikoreksi dengan usaha
akomodasi pasien .
4
b. Sakit kepala fronta, fronto-temporal semakin memburuk pada waktu mulai
timbul gejala hipermetropi dan sepanjang penggunaan mata dekat.
c. Penglihatan tidak nyama (asthenopia), lakrimasi, fotofobia, terjadi ketika harus
focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama.
d. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada satu level tertentu dari
ketegangan.
e. Bila 3 dioptri atau lebih atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh
kabur.
f. Penglihatan dekat lebih suram, akan enih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau
penerangan yang kurang ( factor predisposisi).
g. Sensitive terhadap cahaya, karena cahaya yang terfokus di retina divergen karena
titik focus cahayanya dibelakang retina.
h. Spasme akomodasi yaitu terjadinya kram m.siliaris diikuti penglihatan suram
intermiten.
b. Lensa kontak
Lensa kontak juga merupaka alat koreksi yang cukup banyak dipergunakan.
Lensa kontak merupakan lensa tipis yang diletakkan didataran depan kornea
untuk memperbaiki kelaianan refraksi atau pengobatan. Lensa ini mempunya
diameter 8-10mm, nyaman dipakai karena terapung pada kornea seperti kertas
5
yang terapung pada air. Agar lensa kontak terapung baik pada permukaan kornea,
maka permukaan belakang berbentuk sama dengan permukaan kornea.
Permukaan belakang lensa atau base curve dibuat steep (cembung kuat), flat
(agak datar) ataupun normal untuk dapat menempel secara longgar sesuai dengan
kecembungan kornea. Perlekatan longgar ini akan memberikan kesempatan air
mata dengan mudah masuk diantara lensa kontak dan kornea. Air mata ini
diperlukan untuk mmebawa makanan seperti oksigen.
c. Bedah keratorefraktif
Salah satu terapi pembedahan yang cukup popular adalah dengan cara LASIK
atau bedah dengan sinar laser. Pada lasik yang diangkat adalah bagian tipis dari
permukaan kornea yang kemudian jaringan bawahnya dilaser. Pada lasik dapat
terjadi hal-hal berikut : kelebihan koreksi, koreksi kurang, silau, infeksi kornea,
ataupun keluahan pada kornea. Terapi bedah lain yang dapat dilakukan antara
lain penanaman lensa buatan didepan lensa mata, pengangkatan lensa, radikal
keratotomy, dan automated lamellar keratoplasti (ALK).
c. Amblyopia
Biasanya karena anisometropia (dalam hipermetropi unilateral), strabismus
(dalam anak yang ada juling akomodatif) atau ametropik (terlihat oada
hipermetrop derajat tinggi bilateral).
6
BAB 3
3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data Demografi
1) Biodata
- Nama : Mr. A
- Usia : 30 Thn
- Jenis kelamin : Laki - Laki
- Alamat : Jln. Gatot Subroto
- Suku / bangsa : Bugis,Muna/INA
- Status pernikahan : Menikah
- Agama / keyakinan : Islam
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Diagnosa medik : Hipermetropi
- No. medical record :-
- Tanggal masuk :-
- Tanggal pengkajian :-
2) Penanggung jawab
7
- Nama : Ny. H
- Usia : 27 Thn
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Hubungan dengan klien : Istri
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan Utama
Klien mengeluh susah membaca pada jarak dekat.
- Riwayat Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian klien susah membaca pada jarak dekat,
keluhan ini dirasakan sudah lama, makin hari penglihatanya makin
menurun, klien juga tidak mengetahui penyebap matanya kabur. Dan
Upaya yang dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya yaitu
menjauhkan bahan bacaan, dan yang memperberat yaitu ketika
membaca dalam waktu yang lama klien mengalami pusing dan sakit
kepala, dengan skala 3 (0-5).
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum klien : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Suhu : 37,50 c
Nadi : 100 X/Menit
Pernafasan : 20 X/Menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat sekret, mukosa hidung kering, tidak
ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung, bentuk
leher simetris, tidak ada benjolan atau massa, bentuk dada simetris,
8
pernapasan 20 X/Menit, tidak terdengar suara napas tambahan, tidak ada
retraksi otot - otot dada.
3) Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung reguler, perkusi jantung pekak, palpasi denyut nadi
terdengar atau teraba jelas 100 X/Menit, tekanan darah 120/80 mmHg
CRT<2 detik, tidak ada pembesaran area jantung.
4) Sistem perncernaan
Bentuk lembap, tidak ada stomatitis, jumlah gigi lengkap (32), lidah bebas
bergerak, refleks menelan baik, terdengar peristaltik usus 8x/menit, tidak
ada nyeri tekan pada abdomen, tidak teraba pembesaran hepar dan lien,
terdengar bunyi timpani.
5) Sistem indra
a) Mata
Kesulitan membaca tulisan dengan huruf yang kecil,
menjauhkan bacaan pada saat membaca, mampu membedakan
warna, bisa menggerakan bola mata kesegala arah, mata tampak
bersih, tidak ada nyeri tekan.
b) Hidung
- Mampu membedakan berbagai macam aroma.
- Tidak ada sekret.
c) Telinga
- Tampak simetris, tidak terdapat udem telinga, tidak ada sekret
dan bau pada telinga, mampu membedakan bunyi, Telinga
tampak bersih, tidak ada nyeri tekan pada telinga.
6) Sistem saraf
- Nervus I (olvactorius) : Fungsi penciuman baik.
- Nervus II ( Optikus ) : Penglihatan kabur saat melihat
dekat.
- Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, troklearis, abdusen )
: fungsi kontraksi terhadap
cahaya baik.
- Nervus V (Trigeminus) : Dapat merasakan usapan
- Nervus VII (fasialis) : Mampu merasakan rasa asin,
manis dan pahit.
- Nervus VIII (Auditorius) : Klien mengatakan tidak
bisa mendengar dengan baik.
- Nervus IX (Glasofaringeus) : Mampu menelan
- Nervus X (Vagus) : Mampu bersuara
- Nervus XI (Assesorius) : Mampu menoleh dan
mengangkat bahu.
- Nervus XII (Hipoglosus) : Mampu menggerakan lidah.
9
7) Sistem muskuloskeletal
- Ekstremitas Atas
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot
4/4
- Ekstremitas Bawah
Bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan bebas, kekuatan otot
4/4
8) Sistem integumen
Warna rambut hitam, penyebaran merata, bersih, tidak mudah rontok,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada udema, kuku bersih, suhu 37,5o c.
9) Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ginjal tidak teraba.
d. Aktivitas Sehari-Hari
1) Nutrisi
Pola makan teratur, frekuensi makan 3 kali sehari, tidak ada makanan
pantang.
2) Cairan
Klien mengonsumsi air putih sebanyak 5 – 6 gelas/hari.
4) Istirahat Tidur
Klien cepat tidur dan rutin.
5) Olahraga
Klien sering main bola tapi sejak sakit klien belum berolahraga lagi.
7) Personal hygiene
Klien mandi teratur 2x sehari, gosok gigi setiap kali mandi dan keramas 3
kali seminggu.
e. Data psikososial
10
- Klien hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat di lingkunganya
dan saling membutuhkan satu sama yang lain.
f. Data psikologis
Klien tampak cemas dan gelisah. Klien sering menanyakan tentang
penyakitnya.
g. Data spritual
Klien beragama Islam dan taat beribadah.
2. Pengelompokan data
a. Data subyektif :
- Klien mengatakan susah membaca huruf pada jarak dekat
- Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit
kepala.
- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
b. Data obyektif :
- Klien tampak cemas dan gelisah
- Gangguan nervus II (Optikus)
- Kesulitan membaca huruf pada jarak dekat
- Menjauhkan bacaan pada saat membaca
- Fungsi penglihatan menurun pada jarak dekat
- Skala nyeri 3 (0-5)
3. Analisa data
1 2 3 4
Nyeri
11
2 Gangguan Adanya faktor Ds :
persepsi penyebap - Klien
sensori : mengatakan susah
(Sumbu utama bola membaca huruf pada
penglihatan
mata yang terlalu jarak dekat
pendek, daya Do :
- Kerusakan
pembiasan bola mata
nervus II (Optikus)
yang terlalu lemah, - Kesulitan
kelengkungan kornea mebaca tulisan
dan lensa tidak - Menjauhkan
adekuat perubahan bacaan pada saat
posisi lensa) membaca
- Fungsi
↓ penglihatan menurun
pada jarak dekat
Penurunan retraksi
lensa
Merupakan stresor
psikologis
12
↓
Ansietas
4. Prioritas masalah
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kelelahan otot – otot
penggerak lensa
b. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan penurunan
retraksi lensa
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
- Klien mengatakan apabila lama membaca dia sering pusing dan sakit
kepala
Do :
1 1. Mengobservasi S:
- Klien mengatakan
keadaan, intensitas
nyeri agak
nyeri dan tanda- berkurang
tanda vital O:
Hasil : Skala nyeri 3 - Ekspresi wajah
tenang
(0-5)
- Nyeri skala 3 (0-
2. Mengajarkan Klien
5)
untuk mengalihkan A:
suasana dengan - Masalah belum
teratasi tetapi ada
melakukan metode kemajuan
relaksasi saat nyeri P:
- Lanjutkan semua
yang teramat sangat
intervensi 1,2,3, ,5
muncul, relaksasi
yang seperti menarik
nafas panjang.
Hasil : Klien mau
melakukan saat nyeri
datang
3. Kolaborasi dengan
dokter dalam
15
pemberian analgesic
Hasil : Paracetamol
500 mg 3 kali satu
hari
4. Kolaborasi dalam
pemeriksaan
kemampuan otot -
otot penggerak lensa.
2 1. Mengkaji S:
kemampuan - Klien mengatakan
penglihatan dan bisa membaca dari
jarak pandang klien jarak dekat saat
Hasil : klien tidak memakai
bisa membaca pada kacamata
jarak dekat. O:
2. Menganjurkan klien - Bisa membaca
untuk tidak pada jarak dekat
membaca terlalu setelah memakai
lama kacamata
Hasil : Klien A:
mengerti - Masalah teratasi
3. Memberikan P:
- Hentikan
penerangan yang
intervensi
cukup
Hasi: menyediakan
lampu khusus untuk
klien membaca
4. Berkolaborasi untuk
penggunaan alat
bantu penglihatan
seperti kacamata
Hasil : kacamata
lensa Positif
3 1. Mengobservasi S:
tingkat kecemasan - Klien mengatakan
klien sudah mengerti
Hasil : tentang penyakit
Cemas ringan yang dideritanya
2. Mendengarkan O:
dengan cermat apa - Tidak gelisah
yang di katakan klien - Ekspresi wajah
tentang penyakit dan tenang
16
tindakanya. A:
Hasil : - Masalah teratasi
Klien bercerita P:
tentang penyakitnya - Hentikan
3. Memberikan intervensi
penyuluhan tentang
penyakit klien
Hasil : Klien
mengerti dengan
keadaanya dan mau
menerima
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipermetropi adalah keadaan gangguan pembiasan mata, dimana sinar sejajar jauh
tidak cukup dibiaskan ehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina. Hipermetropi
terjadi jika kekuatan tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasaan
kornea, dan lensa lemah sehingga titik focus sinar terletak dibelakang retina. Hal ini
dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropi aksila), lebih
datarnya kurvatura korenea lensa ataupun keduanya (hipermetropi kurvatura),
penururnan indeks refraksi lensa((hipermetropi indeks), letak lensa kristalina yang lebih
posterior (hipermetropi indeks)) ataupun akibat tidak adanya lensa.
Berdasarkan akomodasi, hipermetropi dibedakan secara klinis menjadi hipermetropi
total, hipermetropi laten, dan hipermetropi manifest. Hipermetropi manifest terditri dari
hipemetropi absolut dan fakulatif.
Setelah ditemukan bentuk kelainan refraksi pada pasien berupa hipermetropi,maka
selanjtnya penatalaksanaan dapat dilakukan dengan berbagai cara sepeti penggunaan
kacamata, lensa konta, atau tindakan pemvedahan.
4.2 Saran
17
b. Bagi mahasiswa diharapkan data semakin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi mengenai konsep dan asuhan keperawatan dengan masalah
hipermetropi
DAFTAR PUSTAKA
18
Pengertian Rabun Dekat (Hipermetropi)
Hipermetropi atau rabun dekat adalah salah satu jenis cacat mata pada
penglihatan manusia yang tampak buram apabila melihat benda yang dekat.
Mata yang mengalami rabun dekat tersebut tidak dapat melihat benda-benda
yang jaraknya itu dekat. Penderita hipermetropi ini mempunyai titik dekat yang
lebih jauh dari titik dekat pada mata normal yakni lebih dari 25 cm dan juga
titik jauh berjarak tak berhingga.
Cara mengatasi rabun dekat adalah penderita rabun dekat dibantu dengan
menggunakan kacamata yang berlensa cembung (plus/positif). Salah Satu
Penyebab dari hipermetropi ini adalah penuaan. Gejala dari hipermetropi ini
adalah Kabur waktu melihat dekat namun jelas saat melihat jauh, sakit kepala
penderita cenderung menyempitkan mata pada saat melihat dekat.
19
Hipermetropi berbeda dengan presbiopi atau mata tua, meskipun kedua kondisi ini
menyebabkan penderitanya kesulitan melihat objek yang dekat. Hipermetropi terjadi
akibat bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak normal, sedangkan presbiopi
disebabkan oleh otot di sekitar lensa yang menjadi kaku akibat faktor penuaan.
Gejala Hipermetropi
Penderita hipermetropi akan mengalami gejala berikut ini:
Penglihatan tidak fokus ketika melihat objek yang dekat.
Harus menyipitkan mata untuk melihat sesuatu lebih jelas.
Mata lelah atau sakit kepala usai melihat pada jarak dekat dalam waktu lama,
misalnya menulis, membaca atau menggunakan komputer.
20
Penyebab Hipermetropi
Hipermetropi terjadi akibat cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus ke tempat
yang semestinya (retina), tetapi terfokus ke belakangnya. Hal ini disebabkan oleh
bola mata yang terlalu pendek, atau bentuk kornea maupun lensa mata yang tidak
normal.
Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang menderita
hipermetropi, yaitu:
Memiliki orang tua yang menderita hipermetropi.
Berusia di atas 40 tahun.
Diagnosis Hipermetropi
Dokter dapat menentukan seseorang menderita hipermetropi melalui tes tajam
penglihatan. Dalam tes ketajaman penglihatan, seseorang akan diminta membaca
huruf yang ukurannya bervariasi, dari jarak yang berbeda-beda.
Selain digunakan untuk mendeteksi hipermetropi, tes ketajaman penglihatan juga
dapat memberitahu dokter apakah pasien menderita miopi, mata silinder,
atau presbiopi.
Jika hasil tes ketajaman penglihatan menunjukkan pasien menderita rabun dekat,
dokter akan menjalankan pemeriksaan retinoskopi untuk melihat retina mata. Dokter
akan menggunakan tetes mata khusus untuk melebarkan pupil pasien, agar bagian
dalam mata lebih mudah diperiksa.
Pengobatan Hipermetropi
Tujuan pengobatan hipermetropi atau rabun dekat adalah membantu memfokuskan
cahaya ke retina. Pengobatan bisa dilakukan melalui beberapa metode berikut:
21
Operasi laser
Meskipun lebih sering digunakan untuk mengatasi rabun jauh, operasi laser juga
bisa memperbaiki hipermetropi ringan hingga sedang. Ada 3 jenis operasi laser yang
dapat dilakukan untuk membentuk ulang kornea agar penglihatan penderita menjadi
lebih baik, yaitu:
Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK)
Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK)
Semua operasi laser di atas bersifat permanen, sehingga melepaskan penderita dari
ketergantungan kepada kacamata atau lensa kontak. Tetapi sebelum memilih untuk
menjalani operasi, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai kemungkinan
komplikasi yang dapat muncul pasca operasi.
Mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah, bila menderita hipertensi
atau diabetes.
Berhenti merokok.
Komplikasi Hipermetropi
Penglihatan yang buruk akibat hipermetropi dapat mengakibatkan penderitanya
mengalami cedera, terutama saat mengemudi atau mengoperasikan alat berat.
Hipermetropi juga dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut bila tidak cepat
ditangani:
Mata juling, atau tidak sejajarnya posisi kedua mata.
Mata lelah, akibat sering menyipitkan mata untuk mempertahankan fokus.
Mata malas, di mana salah satu mata lebih dominan daripada mata yang lain.
https://www.alodokter.com/rabun-dekat
22
Hipermetropi atau rabun dekat adalah salah satu masalah penglihatan paling
umum. Penderita hipermetropi dapat melihat objek dari jarak jauh dengan
baik, tetapi kesulitan melihat objek dari jarak dekat.
Gejala Hipermetropi
Rabun dekat juga bisa terjadi jika bola mata lebih pendek dari normal.
Kondisi-kondisi ini menyebabkan cahaya yang masuk difokuskan di belakang
retina mata, padahal normalnya cahaya harus difokuskan di permukaan
retina. Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang biasanya terjadi:
23
Ketidaknyamanan mata atau sakit kepala setelah melihat dari
dekat, seperti membaca, menulis, kerja komputer atau
menggambar
Jika Anda tidak memakai kacamata atau lensa kontak dan tidak memiliki
gejala dari masalah mata serta memiliki risiko yang lebih rendah, lakukan
pemeriksaan mata dasar pada usia sekitar usia 40 tahun. Kemudian lakukan
kembali pemeriksaan mata dengan interval waktu sebagai berikut:
Jika Anda berisiko tinggi penyakit memiliki penyakit mata tertentu, seperti
riwayat keluarga dengan glaukoma, atau memiliki penyakit kronis seperti
darah tinggi atau kencing manis, frekuensi kunjungan harus ditingkatkan
menjadi:
Sedangkan jika Anda mengenakan kacamata atau lensa kontak, maka Anda
perlu memeriksakan mata setiap tahun.
Pada usia ini, seseorang perlu diskrining untuk penyakit mata. Pengelihatan
anak mampu diuji oleh dokter anak, dokter mata atau screener lain yang
sudah dilatih. Selain itu, dianjurkan bahwa anak-anak usia sekolah juga perlu
diadakan pengecekan mata setiap 2 tahun dan hal ini sebaiknya
diselenggarakan oleh pihak sekolah agar semua anak dapat diperiksa.
https://doktersehat.com/hipermetropi-rabun-dekat-mata-jauh/
1. Jeruk
Buah untuk kesehatan mata yang pertama adalah buah jeruk yang
mengandung vitamin C, merupakan kunci untuk kesehatan mata. Vitamin
yang ditemukan terutama dalam buah-buahan dan sayuran segar,
bermanfaat pada pembuluh darah yang nenyehatkan mata.
25
2. Buah naga
Buah untuk kesehatan mata yang satu ini memiliki bentuk dan warna yang
unik, berkulit merah muda dan memiliki sisik besar berwarna hijau cerah.
Buah naga adalah keluarga dari tanaman kaktus yan paling berwarna dari
keluarga kaktus karena warna daging buahnya berwarna merah dan putih.
Ini mengandung banyak vitamin C, yang membantu menyehatkan dan
melindungi kornea mata.
3. Srikaya
Buah ini memiliki rasa yang manis dan bertekstrur lembut. Selain vitamin C
dan B, buah srikaya juga mengandung kalium. Penelitian menunjukkan
makanan kaya kalium ini membantu mengurangi kelebihan cairan di bawah
kulit yang menyebabkan mata bengkak.
4. Manggis
Sama seperti jeruk, daging buah untuk kesehatan mata ini dapat dipisahkan
menjadi beberapa bagian. Nutrisi yang terkandung termasuk vitamin B
kompleks, yang tampaknya mengurangi risiko degenerasi makula di
kalangan wanita, menurut sebuah studi baru-baru ini.
5. Nangka
Memiliki kulit yang berduri, buah nangka juga kaya akan vitamin C.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet yang kaya akan vitamin C
dapat mengurangi risiko katarak dan kehilangan penglihatan karena
degenerasi makula.
6. Paprika merah
Makanan untuk kesehatan mata ini memberi Anda banyak vitamin C per
kalori. Itu bagus untuk pembuluh darah di mata, dan sains menunjukkan
bahwa hal tersebut bisa menurunkan risiko terkena katarak. Vitamin C
ditemukan di banyak sayuran dan buah-buahan, termasuk bok choy,
26
kembang kol, pepaya, dan stroberi. Namun bila dimasak telalu panas, akan
memecah vitamin C, jadi menikmatinya selagi mentah lebih baik. Paprika
berwarna cerah juga mengandung vitamin A dan E yang baik untuk mata.
Sebanyak 1 ons biji-bijian seperti, biji bunga matahari atau kacang almond
memiliki setengah dari jumlah vitamin E yang dianjurkan United State
Department of Agricultural (USDA) untuk orang dewasa setiap hari.
8. Sayuran hijau
Makanan untuk kesehatan mata selanjutnya adalah sayur terdiri dari kale,
bayam, dan sayuran collard, yang kaya akan vitamin C dan E. Sayuran
tersebut juga memiliki lutein karotenoid dan zeaxanthin. Bentuk dasar
vitamin A ini menurunkan risiko penyakit mata jangka panjang,
termasuk Age Macular Degeneration (AMD) dan katarak.
9. Ikan salmon
Retina membutuhkan dua jenis asam lemak omega 3 untuk bekerja dengan
benar: Docosehaxaenoic Acid (DHA) dan Eicosapentaenoic acid (EPA). Anda
bisa menemukan keduanya dalam ikan berlemak, seperti salmon, tuna, dan
trout (ikan air tawar), serta makanan laut lainnya. Omega 3 juga dapat
melindungi mata dari AMD dan glaukoma. Tingkat rendah asam lemak ini
telah dikaitkan dengan mata kering.
27
10. Ubi jalar
Makanan yang baik untuk mata terdiri dari buah dan sayuran berwarna
oranye, seperti ubi, wortel, melon, mangga, dan aprikot – mengandung beta
karoten yang tinggi, suatu bentuk vitamin A yang membantu penglihatan
malam hari, kemampuan mata Anda untuk menyesuaikan diri dengan
kegelapan.
Ubi jalar bisa menjadi makanan untuk kesehatan mata karena memiliki lebih
dari setengah vitamin C yang Anda butuhkan dalam sehari dan sedikit
vitamin E.
Seng membawa vitamin A dari hati ke retina Anda, di mana itu digunakan
untuk membuat pigmen pelindung melanin. Tiram juga menjadi makanan
untuk kesehatan mata karena memiliki lebih banyak seng per porsi daripada
makanan lainnya, tapi Anda tidak harus mengonsumsi kerang untuk
mendapatkan cukup: Daging sapi dan ayam bisa menjadi sumber yang
bagus untuk kesetan mata.
12. Kacang-kacangan
Lebih suka pilihan vegetarian, rendah lemak, dan tinggi serat untuk
membantu menjaga penglihatan tetap tajam di malam hari dan
memperlambat AMD? Buncis juga mengandung seng tinggi sehingga cocok
menjadi makanan untuk kesehatan mata, seperti kacang polong hitam,
kacang merah, dan kacang lentil. Makan sekaleng kacang panggang juga
bagus, lho!
13. Telur
Makanan sehat untuk mata ini adalah paket yang bagus: kandungan seng di
dalam telur akan membantu tubuh menggunakan lutein dan zeaxanthin dari
kuning telurnya. Warna kuning-oranye dari senyawa ini menghalangi sinar
biru berbahaya untuk merusak retina. Mereka membantu meningkatkan
28
jumlah pigmen pelindung pada makula, bagian mata Anda yang
mengendalikan penglihatan sentral.
14. Labu
Tubuh Anda tidak bisa membuat lutein dan zeaxanthin, tapi Anda bisa
mendapatkannya dari labu. Labu musim panas memiliki vitamin C dan seng.
Sementara labu musim dingin atau hujan mengandung vitamin A dan C serta
asam lemak omega 3, yang bermanfaat menyehatkan mata.
29