Anda di halaman 1dari 12

1

Panitia Persiapan Kemerdekaan 1 orang dari golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI
adalah sebagai berikut:[3]

Indonesia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia


Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (独立準備委員
会 Dokuritsu Junbi Iinkai) atau PPKI adalah panitia yang bertugas
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya Indonesian Preparetory Comitee Independence
sudah dibentuk BPUPKI, kemudian dibubarkan oleh Jepang dan
独立準備委員会
dibentuk PPKI pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.
Soekarno. Izin pembentukan badan ini diberikan oleh Hisaichi Dokuritsu Junbi Iinkai
Terauchi, seorang marsekal Jepang yang berada di Saigon.
[1]
 Badan ini dibentuk sebelum MPR ada.[2]
Tentang lembaga

Daftar isi Dibentuk 7 Agustus 1945; 74 tahun lalu

 1Keanggotaan Sukarno, Ketua Panitia Persiapan


Pejabat
 2Sidang-Sidang PPKI: Kemerdekaan Indonesia
o 2.1Sidang 22 Agustus 1945 eksekutif
 2.1.11. Membentuk Komite Nasional Hatta, Wakil Ketua Panitia Persiapan
Indonesia Kemerdekaan Indonesia
 2.1.22. Membentuk Partai Nasional Indonesia
 2.1.33. Membentuk Badan Keamanan Rakyat
1. Ir. Soekarno (Ketua)
 3Lihat pula
 4Referensi
2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
 5Bacaan terkait 3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (anggota)
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (anggota)
Keanggotaan[sunting | sunting sumber] 5. R. P. Soeroso (anggota)
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)
Artikel utama: Daftar anggota BPUPKI-PPKI
7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (anggota)
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 8. Ki Bagus Hadikusumo (anggota)
3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang
dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 9. Otto Iskandardinata (anggota)
10. Abdoel Kadir (anggota)
2

11. Pangeran Soerjohamidjojo (anggota) 3. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas
12. Pangeran Poerbojo (anggota) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi pasal 29 UUD
13. Dr. Mohammad Amir (anggota)
1945 yaitu "Nagara berdasarkan Ketuhanan yang Maha
14. Mr. Abdul Maghfar (anggota) Esa"
15. Teuku Mohammad Hasan 4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden
16. Dr. GSSJ Ratulangi (anggota) ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti
17. Andi Pangerang (anggota) menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
18. A.A. Hamidhan (anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (anggota) Sidang-Sidang PPKI:[sunting | sunting sumber]
20. Mr. Johannes Latuharhary (anggota) Sidang 18 Agustus 1945
21. Drs. Yap Tjwan Bing (anggota)
 Mengesahkan Undang-Undang 1945.
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan
bertambah 6 yaitu:  Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan
Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
 Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional
1. Achmad Soebardjo (Penasihat)
Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR dan DPR.
2. Sajoeti Melik (anggota) Sidang 19 Agustus 1945
3. Ki Hadjar Dewantara (anggota)
PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
5. Kasman Singodimedjo (anggota)
 Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
6. Iwa Koesoemasoemantri (anggota)  Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi
Tanggal 8 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.
baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang
ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. No
Provinsi Nama Gubernur
Hal yang dibahas dan diubah dalam sidang tanggal 18 agustus .
1945

1. Kata Mukadimah diganti menjadi kata Pembukaan


2. Sila pertama yaitu "Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"
diganti menjadi "ketuhanan yang maha esa"
3

1 Sumatra 4 Jawa Timur

Mr. Teuku Muhammad Hasan R. M. T. Ario Soerjo

5 Sunda Kecil

2 Jawa Barat
I Gusti Ketut Pudja

Mas Sutardjo Kertohadikusumo

6 Maluku

Jawa
3
Tengah Mr. Johannes Latuharhary

Raden Pandji Soeroso


4

Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) bertujuan agar


tidak memancing permusuhan dengan tentara asing di Indonesia.
Anggota BKR adalah himpunan bekas anggota PETA, Heiho,
Seinendan, Keibodan, dan semacamnya.

7 Sulawesi
Lihat
Pemufakatan Perhimpunan-
perhimpunan Politik
Dr. G. S. S. Jacob Ratulangi
Kebangsaan Indonesia
(Dialihkan dari PPPKI)

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian


Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI) adalah organisasi pergerakan kemerdekaan
8 Borneo yang pernah ada di Indonesia[1]. PPPKI merupakan organisasi
kumpulan dari beberapa organisasi-organisasi seperti Partai
Sosialis Indonesia, Budi Utomo, Partai Nasional
Indonesia, Paguyuban Pasundan, Jong Sumatranen
Ir. H. Pangeran Muhammad Noor Bond, Pemuda Kaum Betawi, dan Kelompok Studi Indonesia.
Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia (PPPKI) didirikan dalam sebuah rapat di Bandung pada
Sidang 22 Agustus 1945[sunting | sunting sumber] tanggal 17-18 Desember 1927.
1. Membentuk Komite Nasional Indonesia[sunting | sunting
Latar belakang didirikannya PPPKI ini adalah karena tokoh-tokoh
sumber] pergerakan nasional beranggapan bahwa berjuang melalui
Artikel utama: Komite Nasional Indonesia Pusat masing-masing organisasi tidak akan membawa hasil.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia[sunting | sunting Lalu Soekarno mempunyai ide untuk menggabungkan organisasi-
sumber] organisasi tersebut supaya Indonesia dapat mencapai
Artikel utama: Partai Nasional Indonesia kemerdekaannya.

3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat[sunting | sunting


sumber]
5

diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman


Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase
Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha
Badan Penyelidik Usaha-usaha (semacam sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata
Usaha ini dipimpin oleh Raden Pandji Soeroso dengan wakil Mr.
Persiapan Kemerdekaan Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda Toyohiko (orang Jepang).
Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan menyelidiki
Indonesia hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata
pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha
(Dialihkan dari BPUPKI) pembentukan negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI dan
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi
Kemerdekaan (bahasa Jepang: 独立準備調査 Inkai, dengan anggota berjumlah 21 orang, sebagai upaya untuk
会 Hepburn: Dokuritsu Junbi Chōsa-kai, Nihon-shiki: Dokuritu mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di wilayah Hindia-
Zyunbi Tyoosa-kai), lebih dikenal sebagai Badan Penyelidik Belanda[3], terdiri dari: 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda
Indonesia (disingkat BPUPKI) adalah sebuah badan yang Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal
dibentuk oleh pemerintah pendudukan balatentara Jepang. etnis Tionghoa.
Pemerintahan militer Jepang yang diwakili komando AD Ke-16 dan
Ke-25 menyetujui pembentukan Badan Penyelidikan Upaya
Persiapan Kemerdekaan Indonesia. pada 1 Maret 1945. Karena
kedua komando ini berwenang atas daerah Jawa (termasuk Daftar isi
Madura) dan Sumatra. BPUPKI hanya dibentuk untuk kedua
wilayah tersebut, sedangkan di wilayah Kalimantan dan Indonesia  1Awal persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI
Timur yang dikuasai komando AL Jepang tidak dibentuk badan o 1.1Sidang resmi pertama
serupa[1]. o 1.2Masa antara sidang resmi pertama dan sidang
Pendirian badan ini sudah diumumkan oleh Kumakichi Harada resmi kedua
pada tanggal 1 Maret 1945,[2] tetapi badan ini baru benar-benar o 1.3Sidang resmi kedua
diresmikan pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari  2Persiapan kemerdekaan dilanjutkan oleh PPKI
ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya  3Rujukan
mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan
menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses
kemerdekaan Indonesia. BPUPKI beranggotakan 67 orang yang
6

Awal persiapan kemerdekaan oleh artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai
pengamat saja).
BPUPKI[sunting | sunting sumber]
Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan
Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak
September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai
dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam berikut:
perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap
tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai Sidang resmi pertama[sunting | sunting sumber]
penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1
Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan
militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada,
mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas
menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia,
yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI) atau dalam bahasa
Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga
untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal
penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan
guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan Persidangan resmi BPUPKI  yang pertama pada tanggal 29 Mei-1
dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng
Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari Juni 1945
golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan
didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden
sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang
Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Selain
pertama di gedung "Chuo Sangi In", yang pada zaman
menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai
kolonial Belanda gedung tersebut merupakan
kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat)
gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga
dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
"Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda" di masa
BPUPKI sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari: 60
penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal dengan
orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan
sebutan Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6
nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang
– Jakarta. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa
anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan
persidangan BPUPKI yang pertama) diadakan selama empat hari
militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak
dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal 29
mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang
7

Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945, Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat Kesejahteraan Rakyat”.
negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar 2. Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr.
negara Indonesia. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan mengenai rumusan lima prinsip dasar
BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI negara Republik Indonesia, yang beliau namakan
dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1.
Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan
menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan
Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa Sosial”.
persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat 3. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato
hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI. mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima
sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan
pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri
berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4.
kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, Maha Esa”.
BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik
Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang- Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut
sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut
Negara Kesatuan Republik Indonesia. beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai
rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3.
Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir.
masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali
mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan
nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung
negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut: Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai
rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya
1. Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang
Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan
mengenai rumusan lima asas dasar BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik
negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan
Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
8

Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang
persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI
mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945
istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa
reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama,
beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam
dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut
dasar negara Republik Indonesia. di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-
konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para
Masa antara sidang resmi pertama dan sidang anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari
resmi kedua[sunting | sunting sumber] "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
8. Haji Agus Salim (anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara
4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4
orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada
tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu
dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu
disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement
Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia
Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia
kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa
dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka"
9

yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Menurut kewarganegaraan Indonesia, rancangan Undang-


dokumen tersebut, dasar negara Republik Undang Dasar, ekonomi dan keuangan, pembelaan
Indonesia adalah sebagai berikut: negara, serta pendidikan dan pengajaran. Pada
persidangan BPUPKI yang kedua ini, anggota BPUPKI
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat dibagi-bagi dalam panitia-panitia kecil. Panitia-panitia
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, kecil yang terbentuk itu antara lain adalah:
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai
oleh Ir. Soekarno), Panitia Pembelaan Tanah
3. Persatuan Indonesia,
Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso), dan
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Panitia Ekonomi dan Keuangan (diketuai oleh Drs.
kebijaksanaan dalam permusyawaratan Mohammad Hatta).
perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal 11 Juli 1945, sidang
panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas pembentukan
dimatangkan dalam masa persidangan BPUPKI yang lagi panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah
kedua, yang diselenggarakan mulai tanggal 10 khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar,
Juli 1945. yang beranggotakan 7 orang yaitu sebagai berikut:
Di antara dua masa persidangan resmi BPUPKI itu,
berlangsung pula persidangan tak resmi yang dihadiri 1. Prof. Mr. Dr. Soepomo (ketua panitia kecil)
38 orang anggota BPUPKI. Persidangan tak resmi ini 2. Mr. KRMT Wongsonegoro (anggota)
dipimpin sendiri oleh Bung Karno yang membahas 3. Mr. Raden Achmad Soebardjo
mengenai rancangan "Pembukaan (bahasa Belanda: Djojoadisoerjo (anggota)
"Preambule") Undang-Undang Dasar 1945", yang
4. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
kemudian dilanjutkan pembahasannya pada masa
persidangan BPUPKI yang kedua (10 Juli-17 5. Mr. Raden Panji Singgih (anggota)
Juli 1945). 6. Haji Agus Salim (anggota)
7. Dr. Soekiman Wirjosandjojo (anggota)
Sidang resmi kedua[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 13 Juli 1945, sidang
Persidangan resmi BPUPKI  yang kedua pada
panitia Perancang Undang-Undang Dasar, yang
diketuai oleh Ir. Soekarno, membahas hasil kerja
tanggal 10 Juli-17 Juli 1945 panitia kecil di bawahnya, yang tugasnya adalah
khusus merancang isi dari Undang-Undang Dasar,
Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung yang beranggotakan 7 orang tersebut.
sejak tanggal 10 Juli 1945 hingga tanggal 17
Juli 1945. Agenda sidang BPUPKI kali ini membahas Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno BPUPKI
tentang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, menerima laporan panitia Perancang Undang-
10

Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua negara Indonesia baru. "Piagam Jakarta" atau
panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui
tersebut membahas mengenai dengan urutan dan redaksional yang sedikit
rancangan Undang-Undang Dasar yang di berbeda.
dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu:
Persiapan kemerdekaan
1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
dilanjutkan oleh
3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang PPKI[sunting | sunting sumber]
kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang
Dasar 1945", yang isinya meliputi:
Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18

 Wilayah negara Indonesia adalah sama dengan bekas Agustus 1945


wilayah Hindia-Belanda dahulu, ditambah
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI
dengan Malaya, Borneo Utara (sekarang adalah
dibubarkan karena dianggap telah dapat
wilayah Sabah dan wilayah Serawak di
menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu
negara Malaysia, serta wilayah negara Brunei
menyusun rancangan Undang-Undang
Darussalam), Papua, Timor-Portugis (sekarang adalah
Dasar bagi negara Indonesia Merdeka, dan
wilayah negara Timor Leste), dan pulau-pulau di
digantikan dengan dibentuknya "Panitia
sekitarnya,
Persiapan Kemerdekaan Indonesia"
 Bentuk negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, ("PPKI") atau dalam bahasa
 Bentuk pemerintahan Indonesia adalah Republik, Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai dengan Ir.
 Bendera nasional Indonesia adalah Sang Saka Merah Soekarno sebagai ketuanya.
Putih,
Tugas "PPKI" ini yang pertama adalah
 Bahasa nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia. meresmikan pembukaan (bahasa
Konsep proklamasi kemerdekaan Belanda: preambule) serta batang
negara Indonesia baru rencananya akan tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Tugasnya
disusun dengan mengambil tiga alenia yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja
pertama "Piagam Jakarta", sedangkan BPUPKI, mempersiapkan pemindahan
konsep Undang-Undang Dasar hampir kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan
seluruhnya diambil dari alinea keempat militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan
"Piagam Jakarta". Sementara itu, perdebatan mempersiapkan segala sesuatu yang
terus berlanjut di antara peserta sidang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi
BPUPKI mengenai penerapan negara Indonesia baru.
aturan Islam, Syariat Islam, dalam
11

Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang negara Indonesia. Golongan muda kala itu
tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, menghendaki agar kemerdekaan
sebagai upaya untuk mencerminkan diproklamasikan tanpa kerjasama dengan
perwakilan dari berbagai etnis di pihak pemerintah pendudukan
wilayah Hindia-Belanda, terdiri dari: 12 orang militer Jepang sama sekali, termasuk
asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang proklamasi kemerdekaan dalam sidang
asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 "PPKI". Pada saat itu ada anggapan dari
orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 golongan muda bahwa "PPKI" ini adalah
orang asal Maluku, 1 orang asal hanya merupakan sebuah badan bentukan
etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. pihak pemerintah pendudukan militer Jepang.
Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs. Di lain pihak "PPKI" adalah sebuah badan
Mohammad Hatta, sedangkan sebagai yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-
penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad hal yang perlu bagi terbentuknya suatu
Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota negara Indonesia baru.
"PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang,
Tetapi cepat atau lambatnya
yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar
kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh
Dewantara, Mr. Kasman
pemerintah pendudukan militer Jepang adalah
Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti
tergantung kepada sejauh mana semua hasil
Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr.
kerja dari "PPKI". Jendral Terauchi kemudian
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
akhirnya menyampaikan keputusan
Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh Jendral pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa
Terauchi, pada tanggal 9 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada
dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh persiapan
Mohammad Hatta dan Dr. Kanjeng Raden pelaksanaan
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman kemerdekaan Indonesia diserahkan
Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh" atau sepenuhnya kepada "PPKI". Dalam suasana
dalam bahasa Vietnam: Thành phố Hồ Chí mendapat tekanan atau beban berat seperti
Minh (dahulu bernama: Saigon), demikian itulah "PPKI" harus bekerja keras
adalah kota terbesar di negara Vietnam dan guna meyakinkan dan mewujud-nyatakan
terletak dekat delta Sungai Mekong. keinginan atau cita-cita luhur seluruh
rakyat Indonesia, yang sangat haus dan rindu
Pada saat "PPKI" terbentuk, keinginan
akan sebuah kehidupan kebangsaan yang
rakyat Indonesia untuk merdeka semakin
bebas, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
memuncak. Memuncaknya keinginan itu
dan makmur.
terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari
semua golongan untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan
12

Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi  Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah
orang Indonesia asli dan beragama Islam”, seperti
Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret
diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik dan kata-kata “dan beragama Islam”.
telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta  Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal
29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara
Sementara itu dalam sidang "PPKI" pada berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban
tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas
dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak Ketuhanan Yang Maha Esa”.
kaum keagamaan yang beragama non- "PPKI" sangat berperan dalam penataan
Muslim serta pihak kaum keagamaan awal negara Indonesia baru. Walaupun
yang menganut ajaran kebatinan, yang kelompok muda kala itu hanya
kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan menganggap "PPKI" sebagai sebuah
(pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati lembaga buatan pihak pemerintah
pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan pendudukan militer Jepang, namun
yang beragama Islam guna dihapuskannya terlepas dari anggapan tersebut, peran
"tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau serta jasa badan ini sama sekali tak boleh
"Jakarta Charter". kita remehkan dan abaikan, apalagi kita
Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke lupakan. Anggota "PPKI" telah
dalam ruang sidang "PPKI" dan membacakan menjalankan tugas yang diembankan
empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kepada mereka dengan sebaik-baiknya,
kompromi atas lobi-lobi politik tersebut. Hasil hingga pada akhirnya "PPKI" dapat
perubahan yang kemudian disepakati sebagai meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan
"pembukaan (bahasa Belanda: "preambule") yang kuat bagi negara Indonesia yang
dan batang tubuh Undang-Undang saat itu baru saja berdiri.
Dasar 1945", yang saat ini biasa disebut
dengan hanya UUD '45 adalah:

 Pertama, kata “Mukaddimah” yang berasal dari


bahasa Arab, muqaddimah, diganti dengan kata
“Pembukaan”.
 Kedua, anak kalimat "Piagam Jakarta" yang menjadi
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diganti
dengan, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa”.

Anda mungkin juga menyukai