Panitia Persiapan Kemerdekaan 1 orang dari golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI
adalah sebagai berikut:[3]
11. Pangeran Soerjohamidjojo (anggota) 3. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas
12. Pangeran Poerbojo (anggota) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi pasal 29 UUD
13. Dr. Mohammad Amir (anggota)
1945 yaitu "Nagara berdasarkan Ketuhanan yang Maha
14. Mr. Abdul Maghfar (anggota) Esa"
15. Teuku Mohammad Hasan 4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden
16. Dr. GSSJ Ratulangi (anggota) ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam diganti
17. Andi Pangerang (anggota) menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.
18. A.A. Hamidhan (anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (anggota) Sidang-Sidang PPKI:[sunting | sunting sumber]
20. Mr. Johannes Latuharhary (anggota) Sidang 18 Agustus 1945
21. Drs. Yap Tjwan Bing (anggota)
Mengesahkan Undang-Undang 1945.
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan
bertambah 6 yaitu: Memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden dan
Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden.
Tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional
1. Achmad Soebardjo (Penasihat)
Indonesia Pusat sebelum dibentuknya MPR dan DPR.
2. Sajoeti Melik (anggota) Sidang 19 Agustus 1945
3. Ki Hadjar Dewantara (anggota)
PPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945.
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)
5. Kasman Singodimedjo (anggota)
Membentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara
6. Iwa Koesoemasoemantri (anggota) Membentuk Pemerintahan Daerah. Indonesia dibagi
Tanggal 8 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang menjadi 8 provinsi yang dipimpin oleh seorang gubernur.
baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diundang
ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. No
Provinsi Nama Gubernur
Hal yang dibahas dan diubah dalam sidang tanggal 18 agustus .
1945
5 Sunda Kecil
2 Jawa Barat
I Gusti Ketut Pudja
6 Maluku
Jawa
3
Tengah Mr. Johannes Latuharhary
7 Sulawesi
Lihat
Pemufakatan Perhimpunan-
perhimpunan Politik
Dr. G. S. S. Jacob Ratulangi
Kebangsaan Indonesia
(Dialihkan dari PPPKI)
Awal persiapan kemerdekaan oleh artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai
pengamat saja).
BPUPKI[sunting | sunting sumber]
Kekalahan Jepang dalam perang Pasifik semakin jelas, Perdana Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan
Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan-pertemuan yang tak
September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai
dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam berikut:
perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap
tentara Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia sebagai Sidang resmi pertama[sunting | sunting sumber]
penyerbu negara mereka, sehingga pada tanggal 1
Maret 1945 pimpinan pemerintah pendudukan
militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada,
mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas
menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia,
yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI) atau dalam bahasa
Jepang: Dokuritsu Junbi Cosakai. Pembentukan BPUPKI juga
untuk menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal
penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan
guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka.
BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945, bertepatan Persidangan resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1
dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng
Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari Juni 1945
golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan
didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden
sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang
Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Selain
pertama di gedung "Chuo Sangi In", yang pada zaman
menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai
kolonial Belanda gedung tersebut merupakan
kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat)
gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga
dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
"Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda" di masa
BPUPKI sendiri beranggotakan 67 orang, yang terdiri dari: 60
penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal dengan
orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan
sebutan Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6
nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang
– Jakarta. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa
anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan
persidangan BPUPKI yang pertama) diadakan selama empat hari
militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak
dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal 29
mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang
7
Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945, Ketuhanan; 4. Peri Kerakyatan; dan 5.
dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat Kesejahteraan Rakyat”.
negara "Indonesia Merdeka" serta merumuskan dasar 2. Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr.
negara Indonesia. Soepomo berpidato mengemukakan gagasan
Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan mengenai rumusan lima prinsip dasar
BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI negara Republik Indonesia, yang beliau namakan
dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu: “1.
Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang Persatuan; 2. Kekeluargaan; 3. Mufakat dan
menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Demokrasi; 4. Musyawarah; dan 5. Keadilan
Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa Sosial”.
persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat 3. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato
hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI. mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima
sila dasar negara Republik Indonesia, yang beliau
Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas namakan "Pancasila", yaitu: “1. Kebangsaan
pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati Indonesia; 2. Internasionalisme dan Peri
berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), Kemanusiaan; 3. Mufakat atau Demokrasi; 4.
kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan Kesejahteraan Sosial; dan 5. Ketuhanan Yang
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, Maha Esa”.
BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik
Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang- Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut
sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi kemudian dikenal dengan istilah "Pancasila", masih menurut
Negara Kesatuan Republik Indonesia. beliau bilamana diperlukan gagasan mengenai
rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga
Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Sila), yaitu: “1. Sosionasionalisme; 2. Sosiodemokrasi; dan 3.
Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam Ketuhanan Yang Berkebudayaan”. Bahkan masih menurut Ir.
masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali
mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan
nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung
negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut: Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai
rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya
1. Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad tersebut adalah berada dalam kerangka "satu-kesatuan", yang
Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan
mengenai rumusan lima asas dasar BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik
negara Republik Indonesia, yaitu: “1. Peri lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan
Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
8
Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa Naskah Asli "Piagam Jakarta" atau "Jakarta Charter" yang
persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI
mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau dihasilkan oleh "Panitia Sembilan" pada tanggal 22 Juni 1945
istirahat) selama satu bulan lebih. Sebelum dimulainya masa
reses persidangan, dibentuklah suatu panitia kecil yang Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama,
beranggotakan 9 orang, yang dinamakan "Panitia Sembilan" masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam
dengan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang bertugas untuk perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-
mengolah usul dari konsep para anggota BPUPKI mengenai benar tepat, sehingga dibentuklah "Panitia Sembilan" tersebut
dasar negara Republik Indonesia. di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-
konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para
Masa antara sidang resmi pertama dan sidang anggota BPUPKI itu. Adapun susunan keanggotaan dari
resmi kedua[sunting | sunting sumber] "Panitia Sembilan" ini adalah sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
3. Mr. Raden Achmad Soebardjo
Djojoadisoerjo (anggota)
4. Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. (anggota)
5. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
6. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
7. Raden Abikusno Tjokrosoejoso (anggota)
8. Haji Agus Salim (anggota)
9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
Sesudah melakukan perundingan yang cukup sulit antara
4 orang dari kaum kebangsaan (pihak "Nasionalis") dan 4
orang dari kaum keagamaan (pihak "Islam"), maka pada
tanggal 22 Juni 1945 "Panitia Sembilan" kembali bertemu
dan menghasilkan rumusan dasar negara Republik
Indonesia yang kemudian dikenal sebagai "Piagam
Jakarta" atau "Jakarta Charter", yang pada waktu itu
disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement
Agreement". Setelah itu sebagai ketua "Panitia
Sembilan", Ir. Soekarno melaporkan hasil kerja panitia
kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa
dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka"
9
Undang Dasar, yang dibacakan oleh ketua negara Indonesia baru. "Piagam Jakarta" atau
panitianya sendiri, Ir. Soekarno. Dalam laporan "Jakarta Charter" pada akhirnya disetujui
tersebut membahas mengenai dengan urutan dan redaksional yang sedikit
rancangan Undang-Undang Dasar yang di berbeda.
dalamnya tercantum tiga masalah pokok yaitu:
Persiapan kemerdekaan
1. Pernyataan tentang Indonesia Merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
dilanjutkan oleh
3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar yang PPKI[sunting | sunting sumber]
kemudian dinamakan sebagai "Undang-Undang
Dasar 1945", yang isinya meliputi:
Persidangan resmi PPKI pada tanggal 18
Anggota "PPKI" sendiri terdiri dari 21 orang negara Indonesia. Golongan muda kala itu
tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, menghendaki agar kemerdekaan
sebagai upaya untuk mencerminkan diproklamasikan tanpa kerjasama dengan
perwakilan dari berbagai etnis di pihak pemerintah pendudukan
wilayah Hindia-Belanda, terdiri dari: 12 orang militer Jepang sama sekali, termasuk
asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang proklamasi kemerdekaan dalam sidang
asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 "PPKI". Pada saat itu ada anggapan dari
orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 golongan muda bahwa "PPKI" ini adalah
orang asal Maluku, 1 orang asal hanya merupakan sebuah badan bentukan
etnis Tionghoa. "PPKI" ini diketuai oleh Ir. pihak pemerintah pendudukan militer Jepang.
Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs. Di lain pihak "PPKI" adalah sebuah badan
Mohammad Hatta, sedangkan sebagai yang ada waktu itu guna mempersiapkan hal-
penasihatnya ditunjuk Mr. Raden Achmad hal yang perlu bagi terbentuknya suatu
Soebardjo Djojoadisoerjo. Kemudian, anggota negara Indonesia baru.
"PPKI" ditambah lagi sebanyak enam orang,
Tetapi cepat atau lambatnya
yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar
kemerdekaan Indonesia bisa diberikan oleh
Dewantara, Mr. Kasman
pemerintah pendudukan militer Jepang adalah
Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti
tergantung kepada sejauh mana semua hasil
Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr.
kerja dari "PPKI". Jendral Terauchi kemudian
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.
akhirnya menyampaikan keputusan
Secara simbolik "PPKI" dilantik oleh Jendral pemerintah pendudukan militer Jepang bahwa
Terauchi, pada tanggal 9 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada
dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh persiapan
Mohammad Hatta dan Dr. Kanjeng Raden pelaksanaan
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman kemerdekaan Indonesia diserahkan
Wedyodiningrat ke "Kota Ho Chi Minh" atau sepenuhnya kepada "PPKI". Dalam suasana
dalam bahasa Vietnam: Thành phố Hồ Chí mendapat tekanan atau beban berat seperti
Minh (dahulu bernama: Saigon), demikian itulah "PPKI" harus bekerja keras
adalah kota terbesar di negara Vietnam dan guna meyakinkan dan mewujud-nyatakan
terletak dekat delta Sungai Mekong. keinginan atau cita-cita luhur seluruh
rakyat Indonesia, yang sangat haus dan rindu
Pada saat "PPKI" terbentuk, keinginan
akan sebuah kehidupan kebangsaan yang
rakyat Indonesia untuk merdeka semakin
bebas, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
memuncak. Memuncaknya keinginan itu
dan makmur.
terbukti dengan adanya tekad yang bulat dari
semua golongan untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan
12
Ir. Soekarno membacakan naskah Proklamasi Ketiga, kalimat yang menyebutkan “Presiden ialah
orang Indonesia asli dan beragama Islam”, seperti
Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah tertulis dalam pasal 6 ayat 1, diganti dengan mencoret
diketik oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik dan kata-kata “dan beragama Islam”.
telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta Keempat, terkait perubahan poin Kedua, maka pasal
29 ayat 1 dari yang semula berbunyi: “Negara
Sementara itu dalam sidang "PPKI" pada berdasarkan atas Ketuhananan, dengan kewajiban
tanggal 18 Agustus 1945, dalam hitungan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
kurang dari 15 menit telah terjadi kesepakatan diganti menjadi berbunyi: “Negara berdasarkan atas
dan kompromi atas lobi-lobi politik dari pihak Ketuhanan Yang Maha Esa”.
kaum keagamaan yang beragama non- "PPKI" sangat berperan dalam penataan
Muslim serta pihak kaum keagamaan awal negara Indonesia baru. Walaupun
yang menganut ajaran kebatinan, yang kelompok muda kala itu hanya
kemudian diikuti oleh pihak kaum kebangsaan menganggap "PPKI" sebagai sebuah
(pihak "Nasionalis") guna melunakkan hati lembaga buatan pihak pemerintah
pihak tokoh-tokoh kaum keagamaan pendudukan militer Jepang, namun
yang beragama Islam guna dihapuskannya terlepas dari anggapan tersebut, peran
"tujuh kata" dalam "Piagam Jakarta" atau serta jasa badan ini sama sekali tak boleh
"Jakarta Charter". kita remehkan dan abaikan, apalagi kita
Setelah itu Drs. Mohammad Hatta masuk ke lupakan. Anggota "PPKI" telah
dalam ruang sidang "PPKI" dan membacakan menjalankan tugas yang diembankan
empat perubahan dari hasil kesepakatan dan kepada mereka dengan sebaik-baiknya,
kompromi atas lobi-lobi politik tersebut. Hasil hingga pada akhirnya "PPKI" dapat
perubahan yang kemudian disepakati sebagai meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan
"pembukaan (bahasa Belanda: "preambule") yang kuat bagi negara Indonesia yang
dan batang tubuh Undang-Undang saat itu baru saja berdiri.
Dasar 1945", yang saat ini biasa disebut
dengan hanya UUD '45 adalah: