Anda di halaman 1dari 2

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia 

(Bahasa Jepang: 独立準備委員会 Dokuritsu Junbi


Iinkai) atau PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Sebelumnya sudah dibentuk BPUPKI, kemudian dibubarkan oleh Jepang dan dibentuk PPKI pada
tanggal 12 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Izin pembentukan badan ini diberikan
oleh Hisaichi Terauchi, seorang marsekal Jepang yang berada di Saigon.[1] Badan ini dibentuk
sebelum MPR ada.[2]

Menurut Mohammad Yamin, PPKI didirikan pada 7 Agustus 1945. Namun, hal ini dibantah oleh A. B.
Kusuma yang berhasil memperoleh dokumen otentik Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan dan PPKI. Menurut Kusuma, pada tanggal 7 Agustus 1945, Jepang baru memberikan izin
untuk mendirikan PPKI. PPKI sendiri baru dibentuk secara resmi pada tanggal 12 Agustus 1945 setelah
Marsekal Hisaichi Terauchi menyatakan bahwa pemerintah Jepang menyetujui pendirian PPKI dan
mengangkat Soekarno sebagai ketuanya.[3]

Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang
dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari
golongan Tionghoa). Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut:[4]

1. Ir. Soekarno (Ketua)

2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)

3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (anggota)

4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (anggota)

5. R. P. Soeroso (anggota)

6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (anggota)

7. Abdoel Wachid Hasjim (anggota)

8. Ki Bagus Hadikusumo (anggota)

9. Otto Iskandardinata (anggota)

10. Abdoel Kadir (anggota)

11. Pangeran Soerjohamidjojo (anggota)

12. Pangeran Poeroebojo (anggota)

13. Dr. Mohammad Amir (anggota)

14. Mr. Abdul Abbas (anggota)

15. Teuku Mohammad Hasan (anggota)

16. GSSJ Ratulangi (anggota)

17. Andi Pangerang (anggota)

18. A.A. Hamidhan (anggota)


19. I Goesti Ketoet Poedja (anggota)

20. Mr. Johannes Latuharhary (anggota)

21. Yap Tjwan Bing (anggota)

Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 yaitu:

1. Achmad Soebardjo (Penasihat)

2. Sajoeti Melik (anggota)

3. Ki Hadjar Dewantara (anggota)

4. R.A.A. Wiranatakoesoema (anggota)

5. Kasman Singodimedjo (anggota)

6. Iwa Koesoemasoemantri (anggota)

Tanggal 8 Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman


Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi.

Hal yang dibahas dan diubah dalam sidang tanggal 18 agustus 1945

1. Kata Mukadimah diganti menjadi kata Pembukaan

2. Sila pertama yaitu "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" diganti menjadi "ketuhanan yang maha esa"

3. Pasal 28 UUD 1945 yang berbunyi "Negara berdasar atas Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" diganti menjadi pasal 29 UUD 1945 yaitu
"Nagara berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa"

4. Pada Pasal 6 Ayat (1) yang semula berbunyi Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam diganti menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli.

Anda mungkin juga menyukai