Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada 1 Maret 1945. BPUPKI
ini dibentuk saat Jepang mulai terdesak oleh pasukan Sekutu dan menunjukkan tanda-tanda akan kalah dalam Perang
Dunia II.
Pembahasan:
Susunan BPPUPKI terdiri dari 69 orang, yaitu 62 orang anggota aktif dan 7 orang anggota pasif. Anggota aktif terdiri dari
warga Indonesia, dan berhak untuk memiliki suara dalam rapat. Sementara anggota pasif adalah orang Jepang dan hanya
berhak hadir namun tidak memiliki hak suara saat rapat.
Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, dengan didampingi oleh dua orang
ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang). Pandji Soeroso juga
diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel
Gafar Pringgodigdo.
BPUPKI bersifang beberapa kali. Sidang BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 membahas bentuk
negara dan dasar negara Indonesia. Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli -14 Juli 1945 membahas wilayah dan
kewarganegaraan Indonesia serta tentang udang-undangdan sistem ekonomi negara
Tugas-tugas dan peran BPUPKI pada akhirnya diambil alih oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),
yang dibentuk pada 7 Agustus 1945.
BPUPKI di dirikan oleh orang Jepang yang bernama Kumakichi Harada pada tanggal 1 Maret 1945 dan baru di resmikan
setelah 2 bulan kemudian pada tanggal tanggal 28 Mei 1945. Jumlah anggota BPUPKI ada 76 anggota, dan 9 diantaranya
adalah perwakilan dari Jepang. Ketua organisasi ini adalah Dr. K.R.T Radjiman W.
Wakil ketua = Ichibangase Yosio ( perwakilan dari Jepang ) dan Rp. Soeroso
Sekretaris = A.G Pringgodigdo
Berikut beberapa anggota BPUPKI
- Ir. Soekarno
- Mr. Ahmad Soebardjo
- Sutardjo K
- H. Agus Salim
- Mr. R. Asharsutedjo
- Tan Eng Hoa (perwakilan dari Jepang)
- Itibangase Yosio (perwakilan dari Jepang)
- Matuura Mitukiyo (perwakilan dari Jepang)
- Itagaki Masumitu (perwakilan dari Jepang)
- Masuda Toyohiko (perwakilan dari Jepang)
- Takonami Tokuzi (perwakilan dari Jepang)
- Ide Teitiro (perwakilan dari Jepang)
- Masuda Toyohiko (perwakilan dari Jepang)
- Miyano Soozoo (perwakilan dari Jepang)
Simpulan : BPUPKI di ketuai oleh Dr. K.R.T radjiman W, wakil ketuanya adalah Ichibangase (perwakilan dari Jepang).
Dan Rp. Soeroso. Anggota BPUPKI berjumlah 76 orang, 9 orang di antaranya adalah perwakilan dari Jepang.
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali, sidang pertama di laksanakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945 yang
menghasilkan rancangan dasar negara, sedangkan sidang kedua pada tanggal 10 Juli – 14 Juli 1945, hasil sidangnya
menyatakan bahwa negara kita bebentuk negara kesatuan.
Anggota BPUPKI terdiri atas dua kelompok yakni:
1. ANGGOTA AKTIF, dari Indonesia dengan jumlah 62 orang yang pada sidang kedua ditambahkan lagi 6 orang.
2. ANGGOTA PASIF, dari Jepang dengan jumlah 8 orang. Tak punya hak suara dan hanya bertugas mengamati
jalannya sidang.
» Pembahasan
BPUPKI adalah lembaga bentukan Jepang sebagai tindak lanjut janji mereka untuk memerdekakan Indonesia. Lembaga
ini dibentuk tepat saat kaisar Jepang berulang tahun dengan tujuan menyelidiki serta mempelajari segala sesuatu yang
dibutuhkan Indonesia agar terbentuk sebagai negara. Lembaga ini diresmikan pada 1 Maret 1945.
Pada mulanya anggota keseluruhan BPUPKI hanya 70 orang saja. Namun pada sidang kedua, anggota bertambah 6 orang
dari pihak Indonesia sehingga total keseluruhan anggota BPUPKI adalah 76 orang dengan komposisi sebagai berikut:
Ichibangase Yosio
Matuura Mitukiyo
Miyano Syoozoo
Tanaka Minoru
Tokonami Tokuzi
Itagaki Masumitu
Masuda Toyohiko
Ide Teitiroo
Sidang BPUPKI
Dalam pelaksanaannya, BPUPKI berhasil menggelar dua sidang, yaitu:
Sidang pertama
Sidang pertama BPUPKI dimulai pada 29 Mei 1945 dengan KRT Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua yang
membacakan pidato berisi hal-hal yang menjadi pembahasan. Dalam sidang pertama BPUPKI membahas
beberapa hal, yakni:
a. dasar negara
b. undang-undang
c. dasar prinsip-prinsip perekonomian nasional
d. prinsip-prinsip pertahanan dan kemanan nasional
Dari beberapa rumusan yang disampaikan anggota BPUPKI, rumusan Sukarno dengan nama Pancasila yang
paling diterima semua anggota.
Hasil sidang pertama BPUPKI
elanjutnya, sidang pertama BPUPKI juga menghasilkan rancangan preambule (Pembukaan) yang dikenal
sebagai Piagam Jakarta.
Sidang kedua
Sidang kedua BPUPKI dimulai pada 10 Juli 1945 dan dibuka dengan laporan Sukarno selaku panitia kecil yang
dibentuk pada sidang pertama.
Pada 16 Juli 1945, BPUPKI menyetujui undang-undang dasar negara yang memuat:
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan yang memuat Pancasila secara lengkap
c. Batang tubuh undang-undang dasar negara yang tersusun atas pasal-pasal
Yang menjadi tugas BPUPKI adalah mempelajari juga menyelidiki segala hal yang berkenaan dengan
aspek ekonomi politik, tata pemerintahan dan lain sebagainya yang sekiranya diperlukan dalam upaya-
upaya pembentukan negara Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
» Pembahasan
BPUPKI adalah badan bentukan pemerintah militer Jepang di Indonesia. BPUPKI ini adalah singkatan dari
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dalam istilah Jepang dikenal dengan
sebutan Dokuritsu Junbi Chōsa-kai. Badan ini sendiri dibentuk secara resmi pada 29 April tahun 1945.
Tanggal tersebut dipilih sebab bertepatan dengan hari lahir dari Kaisar Hirohoto.
Dibentuknya BPUPKI sebagai wujud komitmen Jepang atas janji kemerdekaan yang mereka berikan kepada
pihak Indonesia. Setelah tugasnya dianggap rampung, BPUPKI kemudian secara resmi dibubarkan dan
digantikan dengan badan lainnya bernama PPKI yang adalah kependekan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
Sidang BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 membahas bentuk negara dan dasar negara
Indonesia.
Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli -14 Juli 1945 membahas wilayah dan kewarganegaraan
Indonesia serta tentang udang-undangdan sistem ekonomi negara
Jawaban Panjang:
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada 1 Maret 1945 saat
Jepang mulai terdesak oleh Sekutu dan menunjukkan tanda-tanda akan kalah. Jepang membentuk badan ini
untuk meraih simpati orang Indonesia.
Susunan BPPUPKI terdiri dari 69 orang, yaitu 62 orang anggota aktif dan 7 orang anggota pasif.
Anggota aktif terdiri dari warga Indonesia, dan berhak untuk memiliki suara dalam rapat. Sementara anggota
pasif adalah orang Jepang dan hanya berhak hadir namun tidak memiliki hak suara saat rapat.
Ketua BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, dengan didampingi oleh dua
orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio (orang Jepang ). Pandji
Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda
Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar Pringgodigdo.
Di antara dua masa persidangan resmi BPUPKI itu, berlangsung pula persidangan tak resmi yang dihadiri 38
orang anggota BPUPKI. Persidangan tak resmi ini dipimpin sendiri oleh Bung Karno yang membahas mengenai
rancangan "Pembukaan (bahasa Belanda: "Preambule") Undang-Undang Dasar 1945", yang kemudian
dilanjutkan pembahasannya pada masa persidangan BPUPKI yang kedua (10 Juli-17 Juli 1945).
Proses sidang resmi: BPUPKI mengadakan sidang resmi sebanyak 2 kali. Sidang resmi pertama dilaksanakan
pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 membahas tentang dasar negara dan sidang resmi kedua dilaksanakan
pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945 membahas UUD.
Proses sidang tidak resmi : sidang BPUPKI tak resmi dihadiri oleh 38 orang anggota. Sidang ini dipimpin
langsung oleh Ir. Soekarno. Dalam sidang ini, membahas rancangan undang-undang dasar 1945.
Berikut adalah 3 tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia yang kelak kita kenal sebagai
Pancasila:
Ketiganya merupakan bapak pendiri bangsa Indonesia. Usulan mengenai dasar negara ini disampaikan ketika
lembaga BPUPKI melakukan sidang resmi yang pertama.
» Pembahasan
Tokoh yang pertama kali menyampaikan gagasannya mengenai dasar negara adalah Mohammad Yamin pada
tanggal 29 Mei tahun 1945. M. Yamin menyatakan gagasannya bahwa dasar negara terdiri atas 4 asas yakni:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Tokoh selanjutnya yang menyampaikan usulannya mengenai dasar negara adalah DR. SOEPOMO pada
tanggal 31 Mei tahun 1945. Adapun usulan Dr. Soepomo ini mengandung 5 prinsip dasar yakni:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
Tokoh paling akhir yang menyatakan gagasannya adalah IR. SOEKARNO pada 1 Juni 1945. Ia menyatakan 3
gagasan yang disebutnya sebagai Pancasila (lima dasar) yang bisa diperkecil menjadi Trisila (tiga dasar) dan
Ekasila (satu dasar). Adapun prinsip atau sila yang ada pada Pancasila ini adalah:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme & Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sementara itu, prinsip yang ada dalam Trisila adalah sebagai berikut:
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan
Terakhir Ekasila atau satu sila yang prinsip satu-satunya hanyalah Gotong Royong.
Tanggal 1 Maret 1945 merupakan berdirinya BPUPKI yang di bentuk oleh Jepang. BPUPKI yang
berkepanjangan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokoritsu Junbi Cosacai).
Organisasi ini beranggotakan 64 orang yang di ketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat. BPUPKI
mengadakan sidang dua kali. Pada sidang yang pertama tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Pada sidang pertama ini
BPUPKI membahas mengenai perumusan dasar negara Indonesia. Dalam sidang tersebut, terdapat gagasan yang
di sampaikan oleh tiga tokoh nasional, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Prof. DR. Soepomo, dan Ir.Soekarno.
gagasan yang di usulkan pada tanggal 29 Mei 1945 oleh Mr. Mohammad Yamin :
Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Peri Kesejahteraan rakyat
Gagasan yang di usulkan pada tanggal 31 Mei oleh Dr. Soepomo :
Persatuan
- Kekeluargaan
- Keseimbangan lahir batin
- Musyawarah
- Keadilan rakyat
Gagasan yang di usulkan tanggal 1 Juni 1945 oleh Ir. Soekarno
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Peri Kebangsaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pembahasan :
kata kunci : persamaan , perbedaan , dasar negara ,
persamaan usulan dasar negara dari para pendiri negara , antara lain :
1. Dari segi tujuan, terdapat persamaan di antara rumusan dasar negara tersebut. Rumusan dasar negara sebagai
cikal bakal dasar negara memiliki tujuan yang sama, yaitu sebagai dasar hukum dalam sistem pemerintahan
dan kenegaraan Indonesia.
2. Persamaan selanjutnya terletak pada jumlah poin atau butir dasar negara. Rumusan dasar negara yang
diusulkan masing-masing berjumlah 5 butir. Kelimanya diusulkan sebagai pijakan utama untuk dasar negara.
3. persamaan usulan rumusan dasar negara dapat kita temukan juga pada kata “ketuhanan” dalam setiap
rumusannya. ketiga usulan yang masuk ada kata ketuhanan semuanya
4. Persamaan usulan rumusan dasar negara yang terakhir adalah terletak pada kata "berkebangsaan
internasional".
perbedaannya :
perbedaannya terletak pada pada cara-cara para tokoh bangsa dalam memaknai Pancasila tersebut. Moh. Yamin
berpandangan bahwa Pancasila merupakan lima dasar negara yang menjadi panduan aturan atas perilaku
manusia yang baik. Sedangkan, Bung Karno melihat Pancasila sebagai jiwa dari seluruh rakyat Indonesia yang
telah lama tumbuh dalam masyarakat Indonesia dan menjadi falsafah hidup bangsa.
selain perbedaan itu , untuk kata ketuhanan berbeda dengan rumusan pancasila yang ada pada piagam jakarta ,
pada piagam jakarta ada penjelasan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, namun pada usulan para pendiri tidak ada penjelasan dengan kewajiban menjalankan syariat islam
bagi pemeluk"nya .
1. Bertanggung jawab penuh atas perumusan atau pembentukan dasar negara Indonesia merdeka.
2. Memberikan usul-usul atau saran baik secara lisan maupun tulisan, disamping itu juga membahas dan
merumuskan dasar negara Indonesia merdeka.
3. Lalu setelah mengusulkan pendapat mereka juga menampung dari berbagai aspirasi tentang
pembentukan dasar negara Indonesia dari berbagai tokoh.
4. dan setelah mengusulkan pendapat dan juga menampung aspirasi dari berbagai tokoh tentang
pembentukan dasar negara Indonesia merdeka, langkah dan tugas selanjutnya yaitu meraka harus menyusun
sebuah naskah rancangan pembentukan dasar negara Indonesia yang kemudian dari Mr Mohammad Yamin
di beri nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter) Anggota Panitia Sembilan
Bagaimana Rumusan Dasar Negara Dalam Naskah Piagam Jakarta? Piagam jakarta ialah naskah yang disusun
oleh panita sembilan, yaitu panitia yang terdiri dari sembilan orang anggota BPUPKI. Dalam sidang pertamanya
yang diselenggarakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 lahirlah naskah yang disebut piagam jakarta. Piagam ini
merupakan sumber yang memulai dasar pembentukan Negara Republik Indonesia.
Penyusunan naskah piagam jakarta oleh panitia sembilan pada awalnya dimaksudkan sebagai teks proklamasi
kemerdekaan. Namun akhirnya dijadikan Mukadimah atau Pembukaan dalam UUD 1945. Isi piagam jakarta
pada dasarnya adalah garis-garis pemberontakan melawan impearialisme, kapitalisme dan fasisme.
Adapun rumusan pancasila yang terdapat dalam naskah piagam jakarta adalah sebagai berikut:
Itulah 5 rumusan dasar negara pancasila yang tercantum dalam naskah piagam jakarta. Yang merupakan hasil
kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang kemudian dijadikan perjanjian luhur bagi bangsa Indonesia.
KARTU SOAL DAN PEMBAHASAN
Pembahasaan :
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau disebut Dokuritsu Junbi Inkai merupakan badan
yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus setelah dibubarkannya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dimana Ir. Soekarno selaku ketua dan Moh. Hatta selaku wakilnya.
Pembentukan PPKI sendiri bukan tanpa tujuan, beberapa tujuan dibentuknya PPKI antara lain :
b. Mengesahkan Rancangan UUD yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh BPUPKI.
PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sebagai pengganti BPUPKI
yang sudah dibubarkan oleh Jepang dan PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.
Soekarno
anggota :
Pembahasan
Perubahan tersebut dilakukan oleh Drs. M. Hatta dengan usul yang diberikan oleh A. A. Maramis. Sebelum itu
pula Drs. M. Hatta dan A. A. Maramis telah melakukan konsultasi dengan beberapa tokoh lainnya seperti Teuku
Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.
Piagam Jakarta sendiri adalaah sebuah bentuk dari dokumen yang terbilang bersejarah bagi bangsa Indonesia
yang merupakan sebuah bentuk dari kompromi yang dimiliki oleh pihak agamis dengan pihak nasionalis pada
salahs atu kegiatan dari Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesi auntuk memberikan
sebuah jembatan pada pandangan dari perbedaan agama dan juga negara di Indonesia. Pembuatan Piaga Jakarta
ini sendiri dilakukan pada rapat Panitia Sembilan atau yang dilakukan oleh sembilan tokoh Indonesia pada
tanggal 22 Juni 1945 malam
Perbedaannya pada sila ke 1, kalau di piagam jakarta di alinea ke 4 (sila 1) berbunyi Ketuhanan dengan
menjalankan syariat islam bagi pemeluknya, kalau di pembukaan UUD 1945 di alinea ke 4 (sila 1) berbunyi
Ketuhanan yang maha Esa
PPKI adalah panitia yang bertugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sebagai pengganti BPUPKI
yang sudah dibubarkan oleh Jepang dan PPKI dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh Ir.
Soekarno
anggota :
18 Agustus 1945 = Meresmikan dan mengesahkan UUD 1945 sebagai Dasar Negara Bangsa Indonesia.
19 Agustus 1945 = Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa
Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku, Sunda Kecil, Kalimantan, dan Sulawesi.
22 Agustus 1945 = Pembentukan Komite Nasional.
Pembahasan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah badan yang dibentuk pada tanggal 7 Agustus
1945 untuk meneruskan tugas BPUPKI dalam mengesahkan rancangan UUD. Dalam sejarah tercatat PPKI
melakukan 3 kali sidang, yaitu sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang kedua pada tanggal 19
Agustus 1945, dan sidang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945.
1. Meresmikan dan mengesahkan UUD 1945 sebagai Dasar Negara Bangsa Indonesia.
2. Menetapkan ketua PPKI Ir. Soekarno dan wakil PPKI Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden dan wakil
presiden Negara Indonesia.
3. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
1. Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat, Maluku, Sunda Kecil, Kalimantan, dan Sulawesi.
2. Pembentukan Komite Nasional Daerah.
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4 menteri negara.