Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK : Semen Ionomer Kaca


KELOMPOK : 17 TANGGAL PRAKTIKUM : 19 Oktober 2016
No Nama Mahasiswa Nomor Mahasiswa
1 Himma Aflakhassifa 10254
2 Ummie Arfajah 10256
3 Ahmad Hajan Nur Qadry 10326
4 Amanda Ayu Afifah 10328
5 Andre Rizky Haekal 10332
6 Anzelynastiti Nur A 10334
7 Ashmawati Khairunnisa 10336
Pembimbing : drg. Purwanto Agustiono, SU.

I. HASIL PRAKTIKUM

Working
No. Operator Setting time Sisa Serbuk
Time
1. Ummie Arfajah 56 detik 5 menit 47 detik 1/6
2. Ahmad Hajan Nur Qadry 48 detik 4 menit 36 detik 1/8
3. Amanda Ayu Afifah 52detik 4 menit 20 detik 1/3
4. Ashmawati Khairunnisa 55 detik 4 menit 21 detik 1/8
Rata rata 52 detik 4 menit 48,5 detik 0,1875

II. PEMBAHASAN
Semen ionomer kaca merupakan material yang terdiri dengan bentuk serbuk dan cair.
Menurut Sakaguchi & Power (2012), perlekatan material restoratif filler adalah kaca
reaktif yang disebut flouroaluminosilicate glass dan matriksnya adalah polimer atau
kopolimer dari asam karboksilat. Matriks polimer ionomer kaca adalah kopolimer dari
asam akrilik dan asam itaconic atau asam maleic.

Menurut Anusavice (2013), reaksi setting yang terjadi pada semen ionomer kaca
dimulai ketika serbuk dan cairan dicampurkan. Kemudian, asam dari cairan mulai
melarutkan partikel kaca dalam serbuk. Sehingga, partikel kaca melepaskan ion kalsium,
alumunium, sodium, dan flouride. Rantai asam poliakrilat dalam cairan akan membentuk
ikatan silang dengan ion kalsium. Setelah 24 jam, ion kalsium tersebut akan digantikan
oleh ion alumunium. Ion Sodium dan Flouride tidak ikut dalam pembentukan ikatan
silang dengan asam poliakrilat. Beberapa ion sodium dapat menggantikan ion hidrogen
dari kelompok karboksilat dan ion flouride didispersikan kedalam matriks ikatan silang.
Fase ikatan silang akan terhidrasi seiring dengan proses setting. Pertikel kaca yang tidak
terlarut akan terlapisi oleh gel yang kaya akan silika. Sehingga, semen yang telah setting
terdiri atas partikel kaca yang tidak larut dengan lapisan silika gel yang melingkupi
matriks amourfus. Matriks amourfus terdiri dari garam alumunium dan kalsium yang
mengandung flouride. Terjadi pengerasan setelah pencampuran serbuk dan cairan karena
menurut Upadhya dan Kishore (2005) terjadi reaksi asam basa antara serbuk dan cairan.
Setting time adalah waktu yang diukur setelah selesai pencampuran adonan semen
ionomer kaca hingga adonan mengeras. Berdasarkan teori menurut Sakaguchi & Powers
(2005), net setting time semen ionomer kaca tipe restoratif berdasarkan ANSI/ADA No.
96 adalah 2,5 hingga 6 menit. Pada praktikum kami, didapatkan hasil rata-rata setting time
semen ionomer kaca dari tiga kali percobaan adalah 4 menit 48,5 detik. Hasil praktikum
yang kami dapatkan telah sesuai dengan teori tersebut.
Working time adalah waktu yang diukur saat adonan semen ionomer kaca mulai
dicampur hingga adonan apabila ditarik kira-kira setinggi 1 cm adonan tidak jatuh.
Berdasarkan teori menurut Curtis (2008) rentang working time yaitu 30 hingga 40 detik.
Pada praktikum kami, didapatkan hasil rata-rata working time dari tiga kali percobaan
adalah 53 detik. Hasil praktikum yang kami dapatkan tidak sesuai dengan teori.
Faktor-faktor yang memperngaruhi setting time dan working time semen ionomer
kaca meunurut Upadhaya dan Kishore (2005) adalah
1. Komposisi dari aluminosilikat kaca dan cairan asam poliakrilat
2. Ukuran partikel serbuk kaca
3. Perbandingan relative dari komponen-komponen dalam semen
4. Proses mixing yang ditentukan oleh kemampuan operator

Menurut Fleming dkk (2003) rasio antara serbuk dan cairan juga mempengaruhi
setting time dan working time.

Hasil praktikum ini pada beberapa praktikan terdapat sisa serbuk pada paper pad, hal
ini dapat disebabkan karena pengadukan yang dilakukan oleh praktikan kurang sempurna.

Kesesuaian setting time kami dengan standar ANSI/ADA No. 96 kemungkinan


karena rasio antara serbuk dan cairan sudah sesuai. Sedangkan ketidaksesuaian working
time pada praktikum kami dengan teori mungkin karena praktikan melakukan
pengadukan terlalu lama, sebab pengadukan yang dilakukan kurang tepat sehingga butuh
waktu lebih lama untuk membuat adonan homogen.

III. KESIMPULAN
1. Serbuk dan cairan semen ionomer kaca setelah dicampur memiliki konsitensi yang
padat dan keras dengan permukaan mengkilap dikarenakan terjadi reaksi asam basa
antara serbuk kalsium aluminosilikat kaca dan cairan asam poliakrilat.
2. Sisa serbuk disebabkan karena adanya kesalahan pengadukan.
3. Setting time semen ionomer kaca telah sesuai dengan standart ANSI/ADA No. 96
yaitu 4 menit 48,5 detik.
4. Working time semen ionomer kaca adalah 53 detik sehingga dianggap tidak sesuai
dengan teori Curtis (2008) yaitu 30 detik hingga 40 detik.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Anusaive, K.J., Shen, C., dan Rawls, H.r., 2013,Phillips’s Science of Dental
Materials,ed.12, Elsivier Saunders, Missouri, Hal.321.
Curtis, R., dan Timothy W., 2008, Dental Biomaterials : Imaging, Testing, and
Modelling, Cambridge : Woodhead Publishing Ltd.
Fleming, G.J.P., Farooq, A.A., Barralet, J.E., 2003, Influence of Powder/Liquid Mixing
Ratio on the Performance of a Restorative Dental Materials, Elsevier Health
Science, 24:4173-4179.
Sakaguchi, R.L., dan Powers, J.M., 2012, Craig’s restorative Dental
Materials,ed.13 ,Elsivier Health Science, Missouri, hal.182
Upadhaya, P.N., Kishore G., 2005, Glass Ionomer – The Different Generation, Trends
Biomater.Arif.Organs, 18(2):158-165.

Anda mungkin juga menyukai