Anda di halaman 1dari 7

Asam Basa : Pengertian, Ciri, Sifat, Jenis, Contoh

 AHA BlogWeb  Tuesday, 26 December 2017  Kimia

A. PENGERTIAN ASAM DAN BASA

Asam dan Basa merupakan dua hal berbeda. untuk lebih memahami mengenai

pengertian Asam dan Basa mari kita lihat satu persatu pengertian ketua kata

tersebut.

1. Pengertian Asam

Kata asam sendiri ternyata berasal dari bahasa latin. Dalam bahasa latin asam

berasal dari kata “acidus” yang memiliki arti “masam”. Tetapi dalam pandangan

kimia, asam dapat dapat didefenisikan sebagai suatu senyawa yang menghasilkan

ion hidrogen ketika terlarut dalam pelarut. Umumnya pelarut yang digunakan adalah

air (H2O).

Senyawa asam ini sering kita temukan dalam konteks kehidupan sehari-hari seperti

pada makanan dan minuman. Namun senyawa asam juga dapat ditemukan dalam

organ tubuh kita yaitu dalam lambung. Jenis asam yang terdapat pada lambung

adalah asam klorida yang berfungsi untuk membunuh kuman di lambung serta

membantu pencernaan makanan.

2. Pengertian Basa

Dalam ilmu kimia, basa dapat didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion

hidroksida (OH-) jika dilarutkan dalam pelarut, umumnya pelarut yang digunakan

adalah air (H2O). Rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk

ammonium hidroksida). Gugus OH yang terdapat dalam senyawa basa ini lah yang

menyebabkannya memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.


ASAM BASA

B. SIFAT SERTA CIRI – CIRI ASAM DAN BASA

1. Sifat dan ciri-ciri Asam

Sifat dan ciri-ciri asam adalah sebagai berikut:

a. Memiliki rasa yang asam

Sifat yang paling mencirikan asam adalah terasa asam jika dirasakan indra

pengecap. Contohnya: Cuka \merupakan salah satu asam yang sering kita temukan

dalam kehidupan sehari – hari. Dalam ilmu kimia, cuka dikenal dengan nama asam

asetat (asam etanoat).

b. Dapat Mengubah Warna Indikator

Selain rasa asam yang dimilikinya, sifat lain dari asam yaitu dapat mengubah warna

beberapa zat alami dan zat buatan. Sifat yang dapat merubah warna zat ini yang

dimanfaatkan dalam ilmu kimia untuk melihat suatu senyawa bersifat asam ataukah

bersifat basa. Dalam ilmu kimia sifat asam dilihat dari senyawa-senyawa kimia yang
diduga memiliki sifat asam. Sifat asam didentifikasi dengan menggunakan indikator.

Indikator yang paling sering digunakan adalah kertas lakmus. Jika suatu senyawa

memiliki sifat asam maka kertas lakmus biru akan menjadi merah, sedangkan kertas

lakmus merah akan tetap berwarna merah.

c. Dapat Menghantarkan Arus Listrik

Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat melepaskan

ion – ion dalam larutannya. Asam kuat merupakan elektrolit yang baik. Semakin kuat

suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit

yang baik). Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.

d. Asam yang Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen

Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam

menghasilkan gas hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan

asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan

seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya bukanlah gas hidrogen saja melainkan juga

mengandung senyawa garam.

Reaksi :

Jika kita mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama,

maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, jika

mereaksikan dua logam dengan senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan

perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.

2.Sifat dan Ciri-ciri Basa

Untuk membedakannya dengan asam maka kita perlu mengetahui sifat dan dan ciri

basa. Adapun sifat dan ciri-ciri basa adalah sebagai berikut:


a. Basa miliki rasa yang Pahit

Senyawa basa apabila dirasakan dengan indra pengecap kita, rasanya akan pahit.

Contohnya ketika secara tidak sengaja sabun masuk kedalam mulut. Namun perlu

digarisbawahi bahwa dalam menganalisis basa tidak dianjurkan untuk melakukan

pemeriksaan dengan mencicipinya. 

b. Basa terasa licin

Selain rasanya yang pahit, ternyata basa juga bersifat licin. Contohnya : saat kita

memegang sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut teras licin, Basa pembuat

sabun adalah natrium hidroksida. Namun dalam  praktikum sebenarnya, tidak

dianjurkan mengidentifikasikan senyawa basa dengan menyentuhnya.

c. Bersifat korosif

Untuk mengidentifikasi apakah suatu senyawa termasuk basa atau tidak, kita sangat

tidak dianjurkan untyuk menyentuhnya. Hal ini karena beberapa senyawa basa

merupakan jenis senyawa basa yang kuat. Basa kuat ini bersifat korosif sehingga

jika disetuh dapat menyebabkan iritasi atau terbakar.

d. Basa dapat Mengubah Warna Indikator          

Seperti halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga

dapat mengubah warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas

lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.

e. Menghantarkan Arus Listrik


Selain senyawa asam ternyata senyawa basa juga merupakan penghantar listrik

yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air, sehingga

dapat mengantarkan arus listrik.

f. Menetralkan Sifat Asam

Senyawa basa dapat digunakan untuk menetralkan asam. Senyawa asam akan

berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat berubah menjadi tidak asam jika

direaksikan dengan basa. Asam dan basa yang direaksikan akan menghasilkan

garam dan air. Reaksi itu disebut dengan reaksi penetralan (netralisasi). Sebagai

contohnya adalah kalsium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat akan

membentuk kalsium sulfat dan air.

Reaksi :

C. TEORI ASAM DAN BASA

1. Teori Asam Basa Arrhenius

Teori Asam Basa Arrhenius dikemukakan oleh Svante August Arrhenius. Dalam teori

tersebut didefinisikan bahwa:

 Asam merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+.
 Basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion OH-.

Gas asam klorida (HCl) merupakan salah satu zat yang sangat mudah larut dalam

air. HCL atau asam klorida jika dilarutkan dalam air (H2O) akan terurai. HCl dapat

terurai menjadi ion H+ dan Cl-.  Oleh karena itu HCl termasuk dalam asam

Arrhenius. Akan tetapi berbeda dengan metana (CH4) karena tidak dapat

menghasilkan ion H+ dalam air walaupun memiliki atom H, sehingga metana tidak

termasuk asam Arrhenius. Kemudian natrium hidroksida (NaOH) termasuk dalam

kategori basa Arrhenius. NaOH merupakan senyawa ionik yang dapat dilarutkan
dalam air yang terdisosiasi menjadi ion NA+ dan OH-. Konsep Asam Basa Arrhenius

ini hanya pelarutnya terbatas pada air saja.

2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa Bronsted Lowry dikemukakan oleh Johannes N. Bronsted dan

Thomas M.Lowry pada tahun 1923. Secara terpisah keduanya menyatakan bahwa

secara definisi asam basa yang serupa. Konsep yang mereka ajukan harus

didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam-basa yang melibatkan transfer proton

atau ion H+ yang terjadi dari satu zat ke zat lain. Dimana prosesnya melibatkan

asam sebagai pendonor dan basa sebagai akseptor (penerima) proton. Sehingga

defenisi asam basa Bronsted-Lowry  yaitu:

 Asam merupakan donor proton.


 Basa merupakan akseptor proton.

Berikut adalah satu conroh reaksi asam basa menurut Bronsted Lowry :

3. Teori Asam Basa Lewis

Teori asam Basa Lewis dikemukakan oleh G. N. Lewis pada tahun 1923.  Menurut

Lewis definisi asam basa yaitu:

 Asam adalah akseptor yang merupakan pasangan elektron.


 Basa adalah donor yang merupakan pasangan elektron.

Berdasarkan definisi diatas asam berperan sebagai penerima pasangan elektron

yang tidak hanya H+. senyawa yang memiliki bilangan orbital 0 pada kulit valensi

seperti seperti BF3, juga berperan sebagai asam. Contohnya adalah reaksi antara

BF3 dan NH3.

F. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS ASAM DAN BASA

1. Klasifikasi Macam – Macam Jenis Asam


Berdasarkan kekuatannya asam terbagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Asam lemah

Contoh asam kuat yaitu: asam sitrat, asam etanoat, asam askorbat dan asam laktat.

b. Asam kuat

Contoh asam lemah yaitu: asam klorida, asam nitrat, asam sulfat dan lain-lain.

2. Klasifikasi Macam – Macam Jenis Basa

Berdasarkan kekuatannya basa terdiri dua jenis yaitu:

a. Basa kuat

Contoh basa kuat yaitu: Litium hidroksida (LiOH), Natrium hidroksida (NaOH), Kalium

hidroksida (KOH), Kalsium hidroksida (Ca(OH)2), Stronsium hidroksida (Sr(OH)2) dan

Rubidium hidroksida (RbOH), Barium hidroksida (Ba(OH)2) dan Magnesium

hidroksida (Mg(OH)2).

b. Basa lemah

Yang dikategorikan dalam basa lemah adalah senyawa basa selain yang telah

disebutkan sebagai contoh basa kuat.

    

Anda mungkin juga menyukai