JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Daftar isi
I. TUJUAN................................................................................................................4
2.1 Enzim..............................................................................................................4
2.9.1 Amilum.........................................................................................................7
2.9.2 Glukosa.........................................................................................................7
2.9.3 ZnSO4...........................................................................................................8
2.9.4 Ba(OH)2........................................................................................................8
2.9.5 Akuades........................................................................................................8
2.9.8Reagen Nelson-Somougyi.............................................................................9
3.1.1 Alat............................................................................................................10
2
3.1.2 Bahan..........................................................................................................10
V. PEMBAHASAN..................................................................................................15
VI. PENUTUP........................................................................................................20
6.1 Kesimpulan........................................................................................................20
6.2 Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................22
PERHITUNGAN.........................................................................................................23
3
PERCOBAAN 6
AKTIVITAS SPESIFIK ENZIM α-AMILASE
I. TUJUAN
Menentukan aktivitas spesifik enzim α-amilase hasil isolasi dan pemurnian awal.
4
2.2 Enzim α-amilase
Enzim alfa amilase merupakan salah satu jenis enzim yang berperan
atau berfungsi menghidrolisis atau memecah molekul-molekul pati menjadi
molekul-molekul lain yang lebih sederhana seperti dekstrin, maltosa, dan
glukosa. Mekanisme kerja dari enzim alfa amilase adalah dengan cara
memecah ikatan α-1,4 glikosidik rantai glukan pati. Enzim enzim alfa amilase
bekerja optimum pada pH sekitar 6 dan pada suhu 37oC. Jika suhu
ditingkatkan, pH optimum juga meningkat sampai sekitar 7. Jika α-amilase
berasal dari Bacillus licheniformis maka akan menghidrolisis pati dengan
hasil utama maltoheksosa, malopentosa dengan jumlah glukosa yang lebih
tinggi (8 – 10%). Enzim alfa amilase mampu meningkatkan rasa manis pada
ekstrak sari buah karena aktivitas enzim alfa amilase yang mampu
menghidrolisis pati pada pisang menjadi gula lain yang lebih sederhana
(Darmajana and Agustina, 2008).
5
2.4 Penentuan Aktivitas Enzim α-amilase
Metode yang digunakan dalam mengukur aktivitas enzim α-amilase
yaitu metode spektrometri. Prosedurnya berupa penentuan produk (glukosa)
dengan bantuan sinar, sesuai hukum lambert-Beer :
-Log T = A = Є . b . c
Dimana : T = transmitansi
A = absorbansi
Є = koefisien ekstingsi molar
b = tebal kuvet
c = konsentrasi
Untuk menentukan banyaknya produk glukosa yang terbentuk dari reaksi
enzimatis maka digunakan kurva standar glukosa. Produk dinyatakan dalam
satuan unit aktivitas yang didefinisikan banyaknya mol glukosa dan reaksi
enzimatis pada kondisi optimum (Hardjono, 2001).
6
ukuran dan bentuknya mengendap searah dengan gaya sentrifugal dengan
kecepatan berbeda. Partikel yang akan dipisahkan biasanya disuspensi dalam
medium cair yang dimasukan dalam tabung sentrifugal yang dapat
ditempatkan dalam rotasi yang berputar, rotor terletak pada pusat sumbu
simetri (Lehninger, 1999).
7
atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin (Poedjiadi,
1994).
2.9.2 Glukosa
- Sifat Fisika : BM :60,16
- Sifat Kimia : larut dalam larutan fehling, tollens dan eter, sulit larut
dalam alkohol, memiliki dua jenis yaitu D-glukosa dan L-glukosa.
(Daintith, 1994)
2.9.3 ZnSO4
- Sifat Fisika : Senyawa kristalis, berwarna putih
- Sifat Kimia : Larut dalam air, dibuat lewat pemanasan bijih zink sulfida
diudara dan melarutkan dan mengkristalisasi sulfatnya.
(Daintith, 1994)
2.9.4 Ba(OH)2
- Sifat Fisika :Padatan putih, titik leleh 780C.
- Sifat Kimia : Sedikit larut dalam air, bentuk yang umum adalah
oktahidrat, monoklinik,.
(Daintith, 1994)
2.9.5 Akuades
- Sifat Fisika : Cairan tak berwarna, titik leleh 00C, titik didih 1000C, tidak
berbau dan tidak berasa.
- Sifat Kimia : Terdiri dari satu molekul H2O dengan ikatan H-OH 1050
(Daintith, 1994)
2.9.6 Reagen Lowry
- Reagen lowry A
Larutan asam phospo-fungatic-phospo-molybdic.
- Reagen lowry B
8
100 ml 2% Na2CO3 dalam larutan NaOH 0,1 N dengan 1 ml CuSo4.
5H2O 1% dan 1 ml natrium-kalium tartat 2%.
(Sudarmadji, 1997)
2.9.7 Buffer Phosfat
Larutan A = 0,2 M larutan Na-Phospat monobasis (27,8 g dalam 1000 ml)
Larutan B = 0,2 M larutan Na-phosphat dibasis (52,65 g)
(Sudarmadji, 1997)
2.9.8Reagen Nelson-Somougyi
- Reagen A
12 g K.Na tartat : 1,6 g Na-bikarbonat, 14,4 g Na-sulfat anhidrat, 2,4 g
Na-karbonat anhidrat dilarutkan dengan akuades.
- Reagen B
2 g CuSo4.5H2O ditambah 18 g Na2SO4 anhidrat dilarutkan sampai 100
ml (Reagen Nelson Soumogyi : 1 bagian Nelson A + 1 bagian Nelson
A)
(Sudarmadji, 1997)
9
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi 5. Gelas ukur
2. Sentrifuge 6. Gelas bekker
3. Inkubator 7. Spektrofotometer UV-VIS
4. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Sampel enzim 6. CuSO4
2. amilum 7. Buffer fosfat
3. larutan glukosa 8. Reagen Nelson-Soumogyi
4. akuades 9. Reagen Lowry
5. Ba(OH)2
10
Hasil
3.2.2 Penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Nelson-Somougyi
0,1 ml larutan inkubasi
Tabung reaksi
1 ml supernatan
Tabung reaksi
11
Hasildengan metode lowry
3.2.3 Penentuan kadar protein
0,2 ml larutan enzim
Tabung reaksi
Penambahan 1 ml reagen C
Pendiaman 30 menit
Hasil
12
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
1 Penentuan aktivitas enzim α-amilase
1 ml larutan amilum 1% + 0,1 ml enzim + 3,9 ml
buffer fosfat, inkubasi
2 Penentuan kadar gula pereduksi dengan metode
Nelson-Soumogyi
-0,1 ml larutan inkubasi + 1,5 ml akuades + 0,2
ml Ba(OH)2 0,01 M + ZnSO4 0,2 ml 0,01 M,
a. ekstrak kasar Larutan bening
b. fraksi I Larutan bening
c. fraksi II Larutan bening
-1 ml larutan supernatan + 0,8 ml reagen Nelson-
soumogyi, dipanaskan dalam larutan mendidih
selama 15 menit, didinginkan
a. ekstrak kasar Biru
b. fraksi I Biru makin pekat
c. fraksi II Biru
13
-Pengukuran absorbansi -biru tua makin gelap
a. λ max
b. ekstrak kasar
c. fraksi I 750 nm
d. fraksi II 0,025 A, 0,021 A
0,014 A, 0,011 A
0,009 A, 0,012 A
14
V. PEMBAHASAN
Percobaan aktivitas spesifik enzim α-amilase bertujuan untuk
menentukan aktivitas spesifik enzim α-amilase hasil isolasi dan pemurnian
awal. Sampel yang digunakan adalah tempe yang mengandung enzim α
amilase. Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam
sel hidup. Enzim α-amilase merupakan enzim yang dapat menguraikan
amilum dengan memutuskan ikatan α-1,4 glikosida dalam pati secara acak
dari bagian dalam molekul, baik pada amilase maupun amilopektin. Enzim
enzim alfa amilase bekerja optimum pada pH sekitar 6 dan pada suhu 37oC.
Prinsip percobaan ini adalah Penentuan aktivitas spesifik enzim α-amilase
secara spektrofotometri. Metode pada percobaan ini yaitu metode Nelson
Somougyi yaitu penentuan kadar gula pereduksi, Metode Lowry yaitu
penentuan kadar protein, dan metode spektrofotometri (pengukuran
absorbansi).
5.2 Penentuan Aktivitas enzim α-amilase
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan aktivitas spesifik enzim α-
amilase hasil isolasi dan pemurnian awal menggunakan metode inkubasi.
Tujuan isolasi enzim adalah untuk mengendapkan protein di dalam tempe
menjadi ekstrak kasar, fraksi 1 dan fraksi 2, dengan asumsi ada juga protein
enzimatik. Digunakan amilum karena enzim α-amilase dapat menghidrolisis
amilum. Fungsi penambahan buffer PO4 adalah sebagai larutan penyangga
agar pH-nya tetap. Di mana aktivitas α-amilase berada pada range pH 5,4-6,4,
maka digunakan buffer PO4 dengan pH 6,1 (buffer asam), di mana pH ini
merupakan pH optimum aktivitas α-amilase. Jika pH-nya di atas pH optimum
maka enzim akan mengalami deprotonasi atau perubahan pH baik di atas
maupun di bawah pH optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi,
sehingga aktivitas enzim menurun.
15
Campuran diinkubasi pada suhu 370C karena suhu tersebut merupakan
suhu optimum aktivitas enzim α-amilase. Hal ini sebanding dengan energi
aktivasi (Ea) untuk setiap enzim membentuk kompleks enzim-substrat dan
kemudian membentuk produk dan enzim kembali. Jika suhu inkubasi lebih
tinggi maka protein akan terdenaturasi yang mengakibatkan aktivitas enzim
menurun. Begitu pula jika diinkubasi pada temperatur yang lebih rendah maka
aktivitas enzim α-amilase kurang optimal.
CH 2OH CH2 OH
O
alf a - amilase
OH O OH O + Buf f er Fosf at
O
OH OH
16
CH2 OH CH2 OH CH 2OH
O O
OH OH
OH O OH OH
HO HO
OH OH OH
Maltosa Glukosa
Kadar gula pereduksi dapat ditentukan dengan metode Nelson-
Soumogyi. Penambahan larutan Ba(OH)2 bertujuan untuk meminimalisasi
masuknnya oksigen dari luar ke dalam larutan yang dapat mengoksidasi kupri
oksida (Cu2O) dan penambahan ZnSO4 bertujuan untuk mengendapkan
protein. Larutan yang terbentuk ditambahkan reagen Nelson-Soumogyi dan
dipanaskan (dengan tujuan untuk mempercepat reaksi). Penambahan reagen
Nelson-Soumogyi menyebabkan terbebtuknya kupri oksida. Reagen Cu-tartrat
akan direduksi oleh glukosa, hal ini karena glukosa mempunyai gugus gula
pereduksi, yaitu gugus aldehid.
Reaksi reduksi Cu2+ :
Cu2+ + e Cu2+
Ion Cu+ akan mengendap sebagai Cu2O dalam suasana basa :
2 Cu + + 2 OH- Cu2O + H2O
Reaksi terbentuknya kupri oksida :
CHO CHO
H C OH H C OH
OH C H
Cu2+ OH C H
+ Cu2O
H C OH Alkali
H C OH
H C OH H C OH
CH 2OH CH 2OH
17
oleh enzim α-amilase bukan glukosa melainkan maltosa, sukrosa dan gula non
pereduksi yang lain.
Gula dapat direduksi dengan sinar UV karena memiliki elektron-
elektron yang dapat tereksitasi dari keadaan dasar ketingkat energi yang lebih
tinggi. Biasanya transisi elektron disebabkan oleh elektron π dimana dalam
molekul glukosa mengandung gugus karbonil yang dibentuk oleh elektron π.
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan mengukur absorbansi
larutan tersebut dengan menggunakan spektrofotometer UV-VIS pada λ 660
nm. Panjang gelombang 660 nm ini merupakan panjang gelombang
maksimum, dimana terjadi serapan maksimum oleh larutan glukosa. Kadar
gula pereduksi ditentukan dengan membandingkan absorbansi larutan sampel
terhadap kurva larutan standar glukosa.
Pengukuran absorbansi dilakukan 2 kali. Absorbansi sampel yang
pertama diperoleh yaitu pada fraksi I adalah –0,064, fraksi II adalah -0,220,
dan untuk enzim kasar -0,052. Absorbansi yang kedua diperoleh yaitu pada
fraksi I adalah -0,064, fraksi II adalah -0,216, dan untuk enzim kasar adalah
-0,016. Dari hasil perhitungan diperoleh glukosa pada ekstrak kasar yaitu
-0,016889574 mg/ml, fraksi 1 yaitu -0,029749657 mg/ml, dan fraksi 2 yaitu
-0,095764746 mg/ml.
18
yang terdapat dalam protein. Intensitas warna tergantung pada jumlah asam-
asam amino aromatik yang ada dan bisa bervariasi untuk protein yang
berbeda.
Reagen yang digunakan reagen Folin Ciocalteu yang merupakan
campuran natrium tungstat dan natrium molibdat dalam asam. Campuran
asam ini akan mereduksi protein yang digunakan dalam percobaan melalui
penguraian Cu2+ sehingga campuran asam ini kehilangan satu atau lebih atom
oksigen dan kompleks biru yang dihailkan merupakan kompleks antara
protein dengan Cu2+.
Struktur kompleks biru :
HN NH
R CH C O
Cu2+
O C HC R
HN NH
19
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Penentuan aktivitas enzim α-amilase dapat di lakukan dengan metode
spektrofotometri menggunakan metode Nelson-soumogyi dan Lowry.
6.2 Saran
6.2.1 Sebaiknya teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi.
6.2.2 Cuci alat sebelum dan sesudah praktikum.
6.2.3 Sebelum praktikum sebaiknya praktikan membaca langkah-langkah
kerja terlebih dahulu.
20
DAFTAR PUSTAKA
Azmi. 2006. Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus Oryzae Untuk
Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka. Pekanbaru:
Laboratorium Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau.
Daintith. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.
Darmajana And Agustina. 2008. Pengaruh Konsentrasi Enzim α-Amilase
Terhadap Sifat Fisik Dan Organoleptik Filtrat. Subang: Balai Besar
Teknologi Tepat Guna – Lipi.
Hardjono. 2001. Spekstroskopi. Yogyakarta: Liberty.
Lehninger. 1999. Biokimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Sudarmadji, S, B. Haryono dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty
21
LEMBAR PENGESAHAN
Semarang, 25 September 2018
Mengetahui,
Asisten Praktikan
22
PERHITUNGAN
X =
23
X =
y−b Volume total Volume sampel 1 1
× × × ×
a volume enzim volume analit BM glukosa waktuinkubasi
−0,064−0,0054 5 mL 1 mL 1 1
= × × × ×
0,0108 0,1mL 2 mL 180 g /mol 30 menit
= -0,029749657 mg/ml
c. Fraksi 2
X =
y−b Volume total Volume sampel 1 1
× × × ×
a volume enzim volume analit BM glukosa waktuinkubasi
−0,218−0,0054 5 mL 1 mL 1 1
= × × × ×
0,0108 0,1 mL 2 mL 180 g/ mol 30 menit
= -0,095764746 mg/ml
24
y−c
X = × fp
m
0,023−0,0537
= ×10
0,0006
= -511,67 mg/ml
b. Fraksi 1
y−c
X = × fp
m
0,0125−0,0537
= ×10
0,0006
= -686,67 mg/ml
c. Fraksi 2
y−c
X = × fp
m
0,0105−0,0537
= ×10
0,0006
= - 720 mg/ml
25
−0,095764746
Aktivitas enzim spesifik =
−720
= 0,000133
26