Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biokimia
Farmasi tentang Pengaruh Ph Pada Reaksi Enzimatik ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada para Dosen mata kuliah
Biokimia Farmasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai fenomena Biokimia Farmasi yang terdapat dalam enzim. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Praktikum ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
Laporan Praktikum yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

       Semoga Laporan Praktikum sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
Laporan Praktikum ini di waktu yang akan datang.

Malang, 9 Maret 2019


Penyusun,

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

1. Tujuan Praktikum.................................................................................................................1

2. Dasar Teori...........................................................................................................................1

3. Prinsip Reaksi Biokimia.......................................................................................................3

4. Prosedur praktikum...............................................................................................................4

1. Alat....................................................................................................................................4

2. Bahan / Reagensia.............................................................................................................4

3. Pelaksanaan.......................................................................................................................6

5. Bagan Alir...............................................................................................................................9

6. Kurva.....................................................................................................................................11

BAB II...........................................................................................................................................12

Pembahasan................................................................................................................................12

Kesimpulan................................................................................................................................12

ii
BAB I
ISI

1. Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh Ph lingkungan terhadap kinerja enzim yang terkandung dalam
saliva.

2. Dasar Teori
Sel yang hidup merupakan pabrik kimiawi mini, tempat terjadinya ribuan reaksi dalam
ruang berukuran mikroskopik. Gula dapat diubah menjadi asam amino yang kemudian bertaut
satu sama lain menjadi protein ketika dibutuhkan dan protein diurai menjadi asam asam amino
yang dapat diubah menjadi gula ketika makanan dicerna.

Enzim merupakan makromolekuk yang bekerja sebagai katalis yaitu agen kimiawi yang
mempercepat reaksi tanpa ikut terkonsumsi oleh reaksi. Jika tidak ada regulasi oleh enzim, lalu
lintas kimiawi melalui jalur-jalur metabolisme akan macet total karena banyak reaksi kimia akan
berlangsung terlalu lama. Banyak factor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi cara kerja
enzim, misalnya ph.

Banyak enzim yang sensisitif terhadap perubahan ph dan setuap enzim memiliki ph
optimum untuk aktifitasnya. Perubahan ph dapat menyebabkan berhentinya aktifitas enzim
akibat proses denaturasi pada struktur 3 dimensi enzim. Sebagian besar enzim dapat bekerja
paling efektif pada kisaran ph lingkungan yang agak sempit. Diluar ph optimum tersebut,
kenaikan atau penurunan ph menyebabkan penurunan aktifitas enzim dengan cepat (pengaruh ph
terhadap aktifitas enzim, astute, 2015)

Enzim amilase adalah enzim yang dapat memecah pati menjadi komponen dengan berat
molekul lebih rendah dan lebih larut. Enzim amilase memecah ikatan α–1.4glikosida dari
molekul pati (fardiaz, 1998)

Amilase adalah enzim yang dapat mengubah pati menjadi gula. Enzim ini dapat
dihasilkan didalam tubuh manusia, yaitu pada kelenjar liur (saliva) dan pancreas. Tumbuhan dan
beberapa jenis bakteri juga dapat memproduksi enzim amilase. Enzim ini di klasifikasikan

1
menjadi tiga yaitu : alfa-amilase,beta-amilase dan gama-amilase. Nama lain alfa-amilase adalah
1.4alfa-D-glucan glucanohydrolase (chafid,2010)

Cara kerja alfa amilase terjadi melalui dua tahap yaitu pertama degredasi amilosa
menjadi maltose dan malto triosa yang terjadi secara acak. Degredasi ini terjadi sangat cepat dan
diikuti dengan menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua relative lambat yaitu
pembentukan glukosa dan maltose sebagai hasil akhir secara tidak acak. Keduanya merupakan
kerja enzim alfamilase pada molekul amilosa saja. Kerja alfaamilosa pada amilo fektasi maka
menghasilkan glukosa, maltose, dan berbagai jenis limit dextrin yaitu okgosakarida yang terdiri
dari 4 atau lebih dari residu gula yang semuanya mengandung alfa-1.6-glikosidik (normas,1980)

Saliva adalah hasil sekresi dan kilenjar eksokrin yang terdiri dari 99% air dan 1%
elektrolit-elektrolit (Na, Mg, K, Cl, P), protein (enzim, immunoglobulin, glikoprotein, albumin,
polipeptida, oligopeptide), glukosa, urea, dan amnoiak komponen-komponen tersebut
berinteraksi dan kontribusi terhadap berbagai fungsi dari air liur. Salah satunya memulai
pencernaan karbohidrat dimulut memalui kerja amilase air liur (almeida, 2008)

Amilum solani adalah pati yang diperoleh dari ubi solanum tuberosum L (familia
Solanaceae). Amilum atau pati adalah karbohidrat kompleks yang mengandung dua macam
polimer yaitu amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa adalah
polisakarida yaitu polimer yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Setiap monomer
terhubung dengan ikatan (1.4) glikosida. Amilosa adalah polimer yang bercabang. Amilopeptin
merupakan polisakarida yang tersusun dari monomer alfa-glukosa.

NaCl 0.9% berperan dalam mengaktifkan atau sebagai aktifator dari enzim amilase
salifarius. Selain itu, larutan ini juga berfungsi sebagai larutan isotonis yang dapat menciptakan
kondisi fisiologis yang sesuai dengan kondisi mulut sehingga enzim alfamilase saliva dapat
bekerja optimal.

Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim :

1. Suhu
2. pH
3. konsentrasi enzim
4. konsentrasi substrat

2
5. aktifator dan inhibitor

pada praktikum kali ini, kami mengamati pengaruh pH pada reaksi enzimatik. Pada
umumnya bersifat amfolitik, yang berarti enzim mempunyai konstanta di sosiasi pada gugus
asam maupun gugus basanya, terutama pada gugus residu terminal karboksil dan gugus terminal
amino. Perubahan aktifan enzim di perkirakan akibat dari perubahan pada pH lingkungan
( Winanrno, 2002 ).Perubahan pH dapat mempengaruhi asam amino kunci pada sisi aktif
sehingga menghalangi sisi aktif enzim membentuk kompleks dengan substratnya. (Page, 1997 ).

3. Prinsip Reaksi Biokimia

Gambar Struktur Polimer Amilosa

Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan energi dalam
bentuk polimer glukosa. Pada perlakuan dalam kondisi asam ataupun bantuan enzim, pati dapat
terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas
3 sa,pai 8 unit glukosa), maltose, dan akhirnya D-glukosa. Keberadaan pati dalam makanan
dapat terdeteksi dengan larutan I2.

Amilum dan iodium membentuk kompleks yang berwarna biru tua. Hidrolisis amilum
oleh ptyalin secara berturut-turut dapat membentuk dextrin dan oligo sakarida yang bila
mengikat iodium akan membentuk kompleks berwarna yang berbeda-beda warnanya.

Amilodextrin dengan iodium membentuk warna biru


Eritrodextrin dengan idodium membentuk warna merah
Akrodextrin dan maltose tidak membentuk kompleks berwarna dengan iodium

3
ptialin
Amilum amilodextrin Eritrodextrin Akrodextrin
maltosa
+ iodium (biiru tua) (merah) (tak berwarna)
(tak berwarna)

4. Prosedur praktikum
1. Alat
 Bejana Erlenmeyer
 Pipet volumetric
 Buret
 Tabung reaksi
 Stopwatch

2. Bahan / Reagensia
 Larutan enzim “E” dibuat dengan mengencerkan saliva 1 ml
dalam 10 ml air suling
 Larutan NaCl 0.9 %
 Larutan dapar (buffer) dengan ph 4.0; 6.0; 7.0; dan 8.0
 Larutan substrat “S” larutan amilum solani 2%
 Larutan KI-I2
 Larutan HCL 0.05 N

3. Pelaksanaan
I. Masing-masing kelompok anggota kelompok depan melakukan percobaan
pada satu ph tertentu (4.0; 6.0; 7.0; dan 8.0) sesuai dengan yang ditentukan
oleh pemimpin praktikum
II. Siapkan 6 tabung reaksi bersih masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, 20’ dan
blanko
III. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric

4
IV. Ambil berturut-turut 15 ml larutan dapar dengan ph yang telah ditentukan bagi
masing-masing kelompok, 3.0 ml larutan “S”, dan 6 ml larutan NaCl 0.9 %
dan masukkan kedalam Erlenmeyer, goyangkan Erlenmeyer beberapa detik
dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata
V. Isilah masing-masing tabung reaksi yang tersedia dengan 10 ml larutan HCL
0.05 N
VI. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dari labu Erlenmeyer dan
masukkan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan
beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan
VII. Siapkan stopwatch
VIII. Ambil dengan pipet 1 ml enzim dan tambahkan kedalam campuran larutan
yang berada didalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik
dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata didalam larutan. Setelah
itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi (diamkan diatas meja)
IX. Kira-kira setengah menit menjelang menit ke 5 ammbillah dengan pipet 1 ml
larutan dari labu Erlenmeyer, dan tepat pada menit ke 5 masukkan cairan
dalam pipet tersebut kedalam tabung reaksi bertanda 5. Campurlah isinya
dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan
X. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 9 sekitar menit ke 10’, 15’, 20’,
memasukkan cairan dalam pipet kedalam tabung reaksi bertanda 10. 15’, dan
20 lalu dicampur dengan mebalik-balikkan tabung
XI. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml atau 3 tetes larutan KI-I2 danri buret
kedalam masing-masing tabung reaksi. Campurlah isinya dengan beberapa
kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan
XII. Kira-kira 5 menit setelah penambahan KI-I2, bacalah absorbansi larutan
dalam masing-masing tabung reaksi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 620nm (blanko tanpa “E” dan “S”)
XIII. Dari nilai absorbansi yang terbaca, hitunglah % substrat yang tercerna pada
menit ke 0’, 5’, 10’, 15’, 20’ dengan rumus :

Presentase substrat yang dicerna pada menit t =

5
(presentase substrat semula) – (presentase substrat yang tersisa pada menit t)

At
Presentase substrat yang dicerna pada menit t= 100% - x 100 %
AT 0

Keterangan :

ATt = absorbansi larutan pada menit ke t kecil

AT0 = absorbansi larutan pada menit ke 0

XIV. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya.
Kurva yang terbentuk disebut progress curva
XV. Bandingkan kinerja enzim pada berbagai ph diatas dan buatlah analisis
mengapa demikian

0.2 M Na2HPO4/ml 0.1 M Asam sitrat/ml Ph


20.55 79.45 3.0
38.55 61.45 4.0
51.50 48.50 5.0
63.15 36.85 6.0
82.35 17.65 7.0
97.25 21.75 8.0

6
Waktu Ph 1 pH 7 pH 13
0’ 2,181 1,984 0,546
5’ 2,038 1,412 0,508
10’ 2,260 0,276 0,542
15’ 1,940 0,095 0,461

7
20’ 1,853 0,076 0,331

Perhitungan

100 %− Akt x 100 %


Presentase substrat yang dicerna pada menit t=
Ato

1. pH 1
2,181 x 100 %
0’ = 100% -( ¿=0 %
2,181
2,038 x 100 %
5’ = 100% - ( ¿=0,07 %
2,181
2,260 x 100 %
10’ = 100% - ( )=−0,04 %
2,181
1,940 x 100 %
15’ = 100% - ( )=0 , 11 %
2,181
20’ = 100% - ¿
2. pH 7
0’ = 100% - ( 1,984 x 100 % ¿¿¿ 1,984 )=0 %
1,412 x 100 %
5’ = 100 % - ( 1,984 )=0 , 29 %

0,276 x 100 %
10’ = 100% - ( )=0,86 %
1,984
0,095 x 100 %
15’ = 100% - ( )=0,95 %
1,984
0,076 x 100 %
20 = 100% - ( )=0,96 %
1,984
3. pH 13

0’ = 100% - ( 0,5460,546
x 100 %
)=0 %
0,508 x 100 %
5’ = 100% - ( )=0,07 %
0,546
0,542 x 100 %
10’ = 100% - ( )=0,007 %
0,546

8
15’ = 100% - ( 0,4610,546
x 100 %
)=0,16 %
0,331 x 100 %
20’ = 100% - ( )=0,39 %
0,546

5. Bagan Alir

Diberi label untuk tabung reaksi (0’, 5’, 10’, 15’, 20’, dan balnko)

Masing-masing tabung diisi dengan 10 ml HCl 0,05 N

Di campur 15 ml larutan Ph dapar + 3 ml larutan “S” + 6 ml larutan NaCl 0,9% di dalam


Erlenmeyer, kocok ad homogen

Dimasukkan 1 ml larutan dari Erlenmeyer kedalam tabung 0’ menggunakan pipet, kocok ad


homogen (siapkan stopwatch)

Ditambahkan enzim 1,0 ml kedalam erlenmeyer (nyalakan stopwatch), kocok ad homogen

Setelah 5 menit, diambil 1 ml larutan dari erlenmeyer masukkan dalam tabung reaksi 5’

Lakukan setiap 5 menit, selanjutnya untuk tabung lainnya (10’, 15’, dan 20’)

Ditambahkan 10 tetes larutan KI-I2 kemasing-masing tabung reaksi

Mengukur absorbansinya di alat spektrofotometer panjang gelombang 620 nm

Dihitung substrat yang di cerna (% substrat)

Untuk blanko, di isi dengan 6 ml NaCl 0,9% + 10 ml HCl 0,05 N + 15 ml larutan Ph dapar

9
10
6. Kurva

pH 1
0%

0%
Persentase
0%

0%

0%
0' 5' 10' 15' 20'
0%

pH 7
1%
1%
1%
Persentase
1%
0%
0%
0%
0' 5' 10' 15' 20'

pH 13
0%
0%
0%
0%
0% Persentase

0%
0%
0%
0%
0%
0' 5' 10' 15' 20'

11
BAB II
PENUTUP

Pembahasan
Pada percobaan yang kami lakukan digunakan larutan penyangga dengan pH masing-masing
pH 1, pH 7 dan Ph 13. Pada asam dan basa, atau pH 1 dan pH 13 seharusnya enzim tersebut
sudah tidak bekerja. Pada praktikum ini, kelompok kami mendapatkan pH basa yaitu pH 13.
Namun, pada kelompok kami, pada menit ke 10 terjadi perlonjakan absorbansi yang sangat
tinggi diantara menit ke 5 dan menit ke 15. Seharusnya, pada praktikum kami tidak terjadi
perlonjakan yang sangat tinggi, dan seharusnya semakin lama enzim berada di pH basa
seharusnya absorbansinya semakin kecil karena enzim tidak bekerja pada ph basa dan fungsi
enzim mati / hilang. Kesalahan yang mungkin kami lakukan pada praktikum ini adalah pada saat
pengambilan substrat (amilum solani) kemungkinan terjadi perbedaan pengambilan substrat
antar menit sehingga mempengaruhi kerja enzim. Kemungkinan substrat yang bekerja pada
menit ke 10 lebih banyak dari pada menit lainnya sehingga enzim masih dapat bekerja.

Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan terjadi lonjakan menit ke 10, hal tersebut dapat
disebabkan karena kemungkinan dalam pengambilan substrat saat sudah dicampurkan terjadi
pengambilan substrat yang berlebih pada menit tersebut, sehingga enzim masih dapat bekerja
secara. Pada praktikum kali ini dapat kami simpulkan bahwa enzim akan optimal bekerja bekerja
pada pH netral, sedangkan pada pH asam dan basa enzim tidak dapat bekerja secara optimal.
Penambahan substrat yang berlebih juga dapat memepengaruhi kerja enzim.

12

Anda mungkin juga menyukai