Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL BOOK REPORT

NAMA MAHASISWA : PUTRI LINDON SIHOMBING

NIM : 4183121030

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Drs. NURDIN BUKIT, M.Si

MATA KULIAH : MEKANIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

T/A 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Critikal book review(CBR) yaitu Keterampilan penulis untuk dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan
buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita
hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari
segi analisis bahasa dan pembahasan.

Tujuan dari CBR adalah untuk Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang
kepemimpinan serta membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama.
Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar
babnya, dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis. Manfaat dari CBR adalah
untuk menambah wawasan pengetahuan tentang profesi kependidikan, mempermudah pembaca
mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan
isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut dan melatih Mahasiswa untuk
merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis tersebut.

BAB II
2
ISI BUKU

Ringkasan Buku 1

GERAK BENDA TEGAR

Benda tegar didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah besar massa titik, yang
disebut partikel, sehingga jarak antara pasang titik massa tetap konstan bahkan ketika benda
bergerak atau di bawah tindakan kekuatan eksternal ( pengarh dari luar).

Untuk menggambarkan posisi pada ruangnya. Walaupun Sembilan koordinat tidak semua
independen. Jarak r 12, r 13, dan r 23 semua konstan, yaitu,

r 12=d 1 , r 13=d 2 ,r 23=d 3

Dimana d 1, d 2 , dan d 3adalah konstan.

Bahkan benda yang berukuran kecil padat berisi jumlah yang sangat besar dari atom dan
molekul. Hal ini cocok untuk mewakili struktur benda ini dengan kepadatan rata-rata, p,
didefinisikan sebagai massa per unit volume, yaitu p = M / V, di mana M adalah massa dan V
adalah volume, sedangkan kerapatan lokal atau hanya kepadatan dapat didefinisikan sebagai:

3
Setelah gerak terjemahan murni, gerakan sederhana berikutnya yang benda tegar adalah gerak
rotasi pada sumbu tetap. Ketika benda bebas berputar pada sumbu tetap, hanya membutuhkan
koordinat untuk menentukan orientasi.

Ф=ϴ=ώ

Dimana Ύk = rkώ

atau dalam notasi vector vk = rk x ώ


1
K=∑ mkv2 k
k 2

Atau K = ½ Izώ2 = ½ Izϴ2

n
2
Dimana Iz ¿ ∑ mkr k = Σ mk (x2k + y2 k)
k

Karena I adalah konstan,

Menurut definisi, momen inersia mengenai sebuah sumbu melalui O adalah

dimana massa mk adalah pada jarak rk dari asal dan (x2 k+y2k)1/2dari sumbu Z.

4
Benda yang massanya terkonsentrasi di satu pesawat disebut lamina pesawat. tegak lurus
teorema sumbu berlaku untuk lamina bidang bentuk apapun.

Yang merupakan teorema sumbu tegak lurus dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tegak lurus Sumbu Teorema. Jumlah dari momen inersia dari suatu lamina pesawat tentang
setiap sumbu tegak lurus dalam dua bidang lamina sama dengan momen inersia
sekitar sumbu yang melewati titik persimpangan dan tegak lurus terhadap pesawat lamina.
Mari kita menerapkan teorema untuk situasi yang berbeda

Momen inersia mengenai sumbu Z

Hal ini nyaman untuk menyatakan momen inersia yang kaku tubuh dalam hal jarak k,
disebut jari-jari girasi, didefinisikan sebagai

Artinya, jari-jari girasi adalah jarak dari sumbu rotasi di mana kita dapat mengasumsikan
semua massa benda yang akan terkonsentrasi. Dengan demikian, misalnya, radius girasi & yang
tipis batang dengan sumbu rotasi melewati pusat adalah

5
Edaran Disk, Tabung Padat

Mari kita mempertimbangkan disk solid M massa dan radius, berputar terhadap suatu
sumbu melalui pusat dan tegak lurus terhadap bidang piringan.

dimana r adalah jari-jari cincin. Kepadatan per satuan luas adalah σ = M/πa², maka massa dm
dari cincin adalah

Sistem ini diperlakukan sebagai satu benda tegar. Ketika massa m dipindahkan dari posisi
kesetimbangan vertikal, bergerak bolak-balik di busur lingkaran seperti yang ditunjukkan.
Dengan demikian gerak pendulum setara dengan gerak rotasi dalam bidang vertikal dan dengan
sumbu Z yang melalui O, sumbu yang tegak lurus terhadap pesawat.

dan torsi sekitar sumbu z yang dihasilkan oleh mg gaya adalah

6
d. Persamaan keadaan gas real sebagai berikut.

 A, B, C, dan seterusnya disebut sebagai koefisien virial yang merupakan fungsi temperatur.
Karena persamaan 3.8.b sama dengan persamaan 3.9, maka diperoleh:

A = R T, B = R T b, C = R T b2,

Ringkasan Buku 2

Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu longitudinal
balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja
pada balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai pada balok lengkung atau
elemen struktur portal pada ruang.
Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan elemen
struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain, misalnya : torsi pada
kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)

Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r


(jarak). Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam satuan Kg.m
(Kg/m), Kg.cm (Kg/cm), atau N.m (N/m).
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per
silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan
berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90 sehingga
nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka
nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita
tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ
Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
(benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda akan bergerak
7
dengan percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan arah resultan gaya.
Menurut hukum Newton benda akan dipercepat dengan percepatan searah dengan gaya.
Percepatan ini dinamakan percepatan tangensial (percepatan singgung), α. Hubungan
antara gaya dan percepatan ini adalah:

Karena percepatan singgung a = αr maka

Sekarang kalikan kedua ruas dengan r dan selanjutnya gunakan definisi τ = rF untuk
memperoleh hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut

Karena momen inersia partikel adalah I = mr2 maka

Dengan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keunggulan

2.1 Buku 1
 buku ini dilengkapi dengan materi awal yang mengajak pembaca untuk lebih
memahami kajian materinya dengan baik sehingga pembaca lebih mengerti makksud
dari penulis yang ingin disampaikan kepada sipembaca.
 Pada setiap akhir materi diberi contoh lebih dari satu sehingga pembaca lebih
mengerti dan paham tentang materi tersebut.
 pada akhir materi setiap bab penulis juga menyediakan soal soal evaluasi sehingga
pembaca dapat menguji pemahamannya tentang isi dari setiap babnya.
 Buku ini juga membuat tanda seperti mempertebal kata yang penting penting dalam
setiap materi sehingga pembaca dengan mudah mengerti inti dari materi tersebut.
8
2.2 Buku 2
 Kaidah penggunaan paragraph yang digunakan juga cukup bagus. Susunan
paragraphnya dari bab pertama hingga paragrap ke sembilan sudah bagus sehingga
dapat membuat si pembaca semakin tertarik untuk membacanya.
 buku ini dilengkapi dengan materi awal yang mengajak pembaca untuk lebih
memahami kajian materinya dengan baik sehingga pembaca leih mengerti makksud
dari penulis yang ingin disampaikan kepada sipembaca
 buku ini juga pada awal materi memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
mengenai setiap materi yang akan dibahas yang berguna untuk membentuk konsep
dasar pembaca.

3.2 kelemahan
a) buku 1
 Bahasa yang digunakan pada buku yang dikritik tidak terlalu baku, sehingga
membuat pembaca tidak harus berkerja keras untuk mengerti kata kata dari satu
paragraph ke paragraph lain
b) Buku 2
 Pada akhir setiap bab penulis tidak memberikan rangkuman sebagai sarana
pembaca untuk mengetahui pemahamannya mengenai materi yang sudah dibaca
dari setiap babnya.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

a. Buku I
Pada buku pertama yang berjudul mekanika saya menyimpulkan bahwa buku ini
mengulas setiap apa saja yang berkaitan tentang kalor dan hukum1 termodinamika
dan memberikan contoh yang cukup banyak dalam setiap materi. Buku ini juga
9
cocok dijadikan sebagai sebagai referensi mahasiswa untuk mata kuliah yang
berkaitan dengan pendidikan Fisika.

b. Buku II
Pada buku kedua yang berjudul mecanics saya menyimpulkan bahwa buku ini
menjelaskan tentang hukum pertama termodinamika dan membahas secara rinci
setiap sub materi pada hukum pertama termodinamika dan juga dilengkapi contoh
soal dan soal evaluasi pada setiap akhir materi.

4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami Mekanika,
tetapi ada baiknya pada buku pertama penulis membuat kata-kata yang lebih mudah
dimengerti supaya pembaca tidak kesusahan untuk memahami materi. Dan pada buku
kedua ada baiknya rangkuman yang membuat pembaca dapat mengingat kembali apa
yang telah di baca.

10

Anda mungkin juga menyukai