Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kolposkopi merupakan suatu prosedur pemeriksaan vagina dan serviks


dengan menggunakan instrumen kaca pembesar dengan pencahayaan. Pada
awalnya digunakan untuk mendeteksi kanker serviks invasif dini asimptomatik
tetapi sekarang digunakan untuk mendeteksi kelainan pre invasif dengan tujuan
mencegah perkembangan kanker serviks invasif.Frank E. Jennifer, 2008

Kolposkop adalah mikroskop binokuler dengan pembesaran rendah (10-40 x)


untuk visualisasi langsung serviks. Meskipun kolposkopi tidak menggantikan
metode lainnya untuk mendiagnosis kelainan serviks, pemeriksaan ini
merupakann alat tambahan yang penting. Pasien yang paling mendapat manfaat
dari kolposkopi adalah pasien dengan apusan Pap abnormal. Kolposkopi juga
digunakan untuk mengevaluasi wanita yang terpajan DES intrauterine dan yang
sedang berada pada pematauan lanjut terapi kanker ginekologi.

Neoplasma tersembunyi di kanalis serviks bagian atas, merupakan tempat


10%-15% terjadinya kanker serviks, tidak dapat dideteksi oleh kolposkopi.
Karena itu sebaiknya dilakukan kuretase endoserviks pada wanita yang sedang
dievaluasi untuk melihat ada atau tidaknya sitologi serviks yang abnormal.

Normalnya, epitel kolumner melapisi ektoserviks sampai dewasa, dan


kemudian secara bertahap berubah menjadi skuamosa. Zona transformasi mudah
diamati dengan kolposkopi dan perubahan permukaan displastik dapat dikenali.
Perubahan ini meliputi epitel putih (misalnya lembaran lapisan sel metaplastik),
pola mosaik (misalnya sel yang berada sendri-sendiri dan kelompok sel), pungtata
(misalnya merupakan pembuluh darah di antara kelompok-kelompok sel) dan
leukoplakia (misalnya plak sel pucat abnormal)

Kolposkopi memungkinkan mengenali adanya dysplasia seluler dan kelainan


jaringan atau vascular yang tidak terlihat. Kolposkopi memungkinkan pemilihan
daerah yang dicurigai kanker untuk biopsy. Filter hijau memperjelas perubahan
vascular (yang sering menyertai perubahan patologis). Larutan asam asetat encer
(3%) digunakan untuk mengangkat mukus dan mempermudah visualisasi. Bahan
kimia dan pewarna juga dapat digunakan untuk memperbaiki visualisasi. Kamera
yang dilekatkan pada kolposkop mempermudah pematauan lanjut. Biopsi yang
diarahkan dengan kolposkopi akan menurunkan jumlah laporan negatif palsu dan
dapat mengurangi perlunya konisasi serviks, salah satu penyebab morbidias.

Teknik pemeriksaanApgar S. Barbara, 2008

1. Bahan dan alat diperiksa sebelum pemeriksaan dimulai


2. Dokumentasi yang baik
3. Pasien dalam posisi litotomi dan dipasang duk steril
4. Ahli kolposkopi duduk pada alat kolposkopi, jarak binokular di atur dan
kolposkopi dinyalakan
5. Tergantung pada indikasi kolposkopi, vulva dapat dilihat dengan
kolposkopi. Asam aseat 3-5 % dapat digunakan untuk mempermudah
melihat epitel. Bila terlihat daerah abnormal, maka segera dilakukan biopsi
vulva. Beberapa ahli kolposkopi menunda kolposkopi dan biopsi sampai
semua pemeriksaan selesai.
6. Dimasukkan spekulum ukuran paling besar
7. Servik harus dapat dilihat sempurna, kadang perlu dilakukan usapan
mukus yang menutupi serviks. Bila posisi serviks kurang pas maka dapat
diselipkan kasa basah di fornik dengan memakai forsep
8. Diambil sampel untuk pemeriksaan sitologi, bila ada perdarahan cukup
ditekan biasanya akan berhenti
9. Serviks disinari dengan cahaya putih dengan perbesaran 4-8 x. dicatat
temuan makroskopis
10. Pola pembuluh darah dinilai dengan tabir/saringan berwarna hijau dengan
perbesaran rendah dan tinggi. Asam asetat sebaiknya baru digunakan
setelah pembuluh darah dilihat
11. Kemudian digunakan asam asetat 3-5 % secara hati-hati sampai semua
bagian serviks basah, diikuti asam asetat terlarut untuk menjamin
terjadinya reaksi memutih karena asetat (acetowhite reaction)
12. Epitel serviks dinilai dengan perbesaran rendah, sedang dan tinggi.
Acetowhite reaction pelan-pelan akan hilang tergantung pada parahnya
abnormalitas epitel. Dengan menghilangnya reaksi ini maka gambaran
mosaik pembuluh darah akan menjadi lebih jelas karena kontras dengan
jaringan sekitarnya. Bila terlihat pembuluh darah maka harus dilihat
dengan perbesaran tinggi
13. Epitel normal dan abnormal serta pola pembuluh darah di ingat dengan
baik karena akan diperlukan saat mengisi data
14. Bila memungkinkan di ambil sampel endoserviks dengan kuret
endoserviks atau dengan cytobrush. Kuret dipegang seperti memegang
pensil dan di masukkan kedalam os servikalis dan seluruh kanalis dikuret
dengan tarikan definitif. Sampel difiksasi dan ditempatkan dalam botol
sampel serta diberi label
15. Dilakukan biopsi yang dipandu kolposkopi. Tempat biopsi dipilih dan
sampel di ambil dengan tang biopsi. Perdarahan dirawat
16. Vagina dilihat kembali bersamaan dengan dikeluarkannya spekulum
17. Bila diperlukan dapat dilanjutkan dengan biopsi vulva
18. Pasien diberi tahu tentang kesan hasil pemeriksaan awal kolposkopi
19. Spesimen diperiksa kelengkapannya, dilakukan dokumentasi serta
kolposkopi dibersihkan dan alat-alat yang digunakan disterilkan kembali.

Kekurangan dan kelebihan koloskopi

(-) mahal dan membutuhkan peralatan khusus, pelatihan dan evaluasi patologis
(-) Wanita yang menjalani pemeriksaan kolposkopi sering mengalami kecemasan
yang sama bahkan lebih besar dari pembedahan mayor

(+) kolposkopi adalah satu-satunya cara yang ada untuk mengevaluasi serviks
terhadap penyakit berpotensi premaligna lanjut yang terlewatkan atau hanya
tergolong sebagai kanker stadium rendah pada papsmear

(+) Kolposkopi memungkinkan dokter menindaklanjuti pap smear abnormal lebih


baik

A. Kolposkopi pada remaja, kehamilan dan wanita post menopause


1) Kolposkopi pada remaja
Umumnya lesi CIN tingkat1 dan 2 mengalami regresi dan
penanganan agresif pada remaja biasanya tidak perlu karena prosedur
eksisional meningkatkan risiko timbulnya stenosis serviks dan partus
prematurus. Kolposkopi di anggap sebagai bagian dalam mengevaluasi
penyakit menular seksual, khususnya kelainan sitologi yang di induksi
oleh HPV dan remaja tersebut harus paham dengan prosedur tersebut.
Namun aspek hukum tentang perlunya biopsi tergantung pada hukum
negara dan apakah biopsi merupakan bagian dari evaluasi dan
penanganan dari penyakit menular seksual. Remaja disarankan diperiksa
gonorea atau khlamidia pada saat kolposkopi karena mereka merupakan
kelompok risiko tinggi.Frank E. jennifer, 2008

2) Kolposkopi selama kehamilan


Kolposkopi selama kehamilan dilakukan untuk mengeksklusi
adanya kanker invasif.Servik wanita hamil mempunyai tampilan yang
berbeda pada pemeriksaan kolposkopi, CIN tampak jelas menonjol,
meningkatnya sekresi serviks dapat mengaburkan visualisasi, hiperemia,
kelenjar yang prominen dan eversi dari epitel kolumnar.Oleh karena itu
kolposkopi harus di kerjakan oleh yang berpengalaman melakukan
kolposkopi pada wanita hamil. Skuamokolumnar junction mungkin sulit
diperlihatkan pada awal kehamilan, tapi akan menjadi jelas dengan
bertambahnya usia kehamilan. Karena itu bila hasilnya tidak memuaskan
sebaiknya diulang 6-12 minggu kemudian atau setelah 20 minggu.Karena
peningkatan vaskularisasi serviks pada kehamilan dan cenderung
berdarah banyak, biopsi umumnya dihindari kecuali ada kecurigaan klinis
displasia tingkat tinggi atau kanker.Namun biopsi dapat dikerjakan pada
semua trimester bila ada indikasi. Pengambilan sampel endoserviks tidak
dianjurkan karena dapat mencederai janin.Frank E. Jennifer, 2008

3) Kolposkopi pada wanita post menopause


Kolposkopi pada wanita post menopause dilakukan dengan cara
yang sama pada wanita tidak hamil. Pedoman terbaru mengizinkan tes
HPV atau sitologi ulangan pada wanita postmenopause dengan temuan
sitologi lesi skuamous intraepitel derajat rendah, menyadari risiko rendah
patologi serviks pada wanita usia lanjut dengan riwayat skrining negatif
kanker serviks. Pada wanita postmenopause, sambungan
skuamokolumnar umumnya terletak pada endoserviks, karena itu hasil
kolposkopi sering tidak memuaskan.Penna C et al, 2005

Anda mungkin juga menyukai