Anda di halaman 1dari 4

KELIMPAHAN SENYAWA PERIODE KETIGA DI ALAM

a. Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor
atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke
logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya
berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan
dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
murni.

Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat
di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam grup
logam alkali.

b. Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA, memiliki
simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak
kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak
pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk
membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".

c. Aluminium (Al)

Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel periodik unsur yang terletak pada golongan IIIA, dengan
simbol Al dan nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling berlimpah, merupakan
konduktor listrik yang baik, terang dan kuat serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa
menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-
macam penampang. Aluminium terdapat melimpah di dalam kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %.
Aluminium banyak digunakan dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat
terbang, ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium
juga digunakan untuk melapisi lampu mobil.

d. Silikon (Si)

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14.
Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. 28% dari
massa kulit bumi mengandung silicon. Silicon biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan
silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

e. Fosfor (P)

Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi
walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor di lambangkan dengan huruf P
dengan nomor atom 15. Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah
langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang
dicampur dengan mangan. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Kegunaan fosfor
yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara
fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat bercahaya dalam gelap (glow in
the dark).
f. Sulfur (S)

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor
atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam
bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate atau Unsur sulfur dapat di peroleh dari
mata air panas dan kawasan gunung berapi di berbagai belahan dunia, terutama di sepanjang
lingkaran api pasifik.Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida dan fungisida.

g. Klorin(Cl)

Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom
17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Karena reaktivitasnya, semua
klorin di kerak Bumi dalam bentuk senyawa ion klorida (termasuk juga garam dapur). Dalam bentuk
ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah
yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan,
termasuk manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam
bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

h. Argon(Ar)

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas
mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi. Nama "argon" berasal dari kata
Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen
hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar
membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu
83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.
PROSES PENGOLAHAN UNSUR

a. Natrium (Na)

Natrium bisa diperoleh dengan elektrolisi garam NaCl.Garam NaCl yang benar-benar kering, tidak
mengandung H2O dipanaskan hingga meleleh, kemudian dielektrolisis dengan elektorda Pt

NaCl→ Na + Cl2

Proses elektrolis harus dilakukan tanpa air. Karena kalau ada air, akan terbentuk NaOH

Na + H2O →NaOH + H2

b. Magnesium (Mg)
Logam magnesium dapat didapat dengan cara electrolitik atau reduksi termal. Pada metode
elektrolisis, air laut dicampur dengan kapur (kalsium hidroksida) dalam tangki pengendapan.
Magnesium hidroksida presipitat mengendap, disaring dan dicampur dengan asam klorida.Larutan
ini mengalami elektrolisis (seperti yang dilakukan pada aluminium); agar eksploitasi menghasilkan
logam magnesium, yang kemudian dituang/dicor menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut
ke dalam berbagai bentuk.

c. Alluminium (Al)
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia berenergi tinggi dengan
oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi aluminium dari batuannya memerlukan
energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3. Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan
menggunakan batu bara, karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon.

d. Silicon (Si)
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering disebut juga dengan silika ataupun
silikon dioksida dengan kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada suhu
3000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:

SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2

Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan silikon. Namun silikon
yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk
murni diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas direaksikan
dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:

Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g)

Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian dilewatkan melalui sebuah
tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:

SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g)


e. Fosfor (P)
Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran listrik.
Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.

2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C P4 + 6CaSiO3 + 10CO

f. Sulfur (S)
Didapat dengan menanam tiga buah pipa yang konsentris ke dalam endapan belerang. Air lewat
panas (165oC) dan dibawah tekanan dimasukkan ke dalam terluar, dan oleh suhu yang setinggi ini
belerang menjadi mencair. Kemudian udara di bawah tekanan ditiupkan melalui pipa paling dalam.
Keadaan ini memaksa belerang cair ke permukaan melalui pipa tengah. Melalui cara ini didapatkan
belerang dengan tingkat kemurnian 99% .

g. Chlor (Cl)
Sejumlah kecil gas klorin didapatkan di laboratorium dengan mencapur asam hidroklorat dan
mangan dioksida. Prosesnya berjalan melalui persamaan reaksi berikut ini:[50]

2 NaCl + 2 H2O → Cl2 + H2 + 2 NaOH


Elektrolisis larutan klorida berjalan menurut persamaan berikut:

Katoda: 2 H2O + 2 e− → H2 + 2 OH−


Anoda: 2 Cl− → Cl2 + 2 e−
Pada proses Deacon, asam klorida yang didapat dari produksi senyawa organoklorin diproses lagi
menjadi klorin. Proses ini mengandalkan oksidasi menggunakan oksigen:

4 HCl + O2 → 2 Cl2 + 2 H2O


Reaksi ini membutuhkan katalis. Seperti digunakan oleh Deacon, katalis-katalis awal berbasis dari
tembaga. Proses komersial, seperti proses Mitsui MT-Klorin, berganti menggunakan katalis berbasis
krom dan rutenium. Klorin yang dihasilkan tersedia dalam bentuk silinder dengan ukuran bervariasi
mulai dari 450 gram hingga 70 kg, drum (865 kg), mobil tangki (15 ton dengan truk; 27–90 ton
dengan kereta), dan tongkang (600–1200 ton).

h. Argon (Ar)
Argon diproduksi dengan metode destilasi udara cair, sebuah proses yang memisahkan nitrogen
cair yang bertitik didih 77,3 K dari Argon yang bertitik didih 87,3 K dan oksigen yang bertitik didih
90,2 K.

Anda mungkin juga menyukai