Anda di halaman 1dari 16

Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No.

1, Juni 2014

KONSEP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI


(Telaah Kitab Ta’līm al-Muta’allim Karya az-Zarnuji dan Kitab Adāb al-
‘Ālim wa al-Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari)

Khoerotun Ni’mah
Dosen STAIN Banten
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ni’mah_khoir@gmail.com

ABSTRACT
The teacher is one figure who became a guide and examples of conduct by the public
in general and students in particular, because the teacher is a role model. Therefore,
teachers must have the competencies that should maketh profile idol, one personal
competence. Since the days previous to the present personality of a teacher get spe-
cial attention in the world of education. When you look in history have also described
the personality-emotion kepribadianyang owned by a teacher as found in the book
of al-Muta’allim Ta’lim work Kitab az-Zarnuji and Adab al ‘Alim wa al-Muta’allim
work KH. Hasyim Ashari. purpose of this study in order to conclude on the personal-
ity of the teacher according to the book of al-Muta’allim study groups and the Book
of Adab al ‘Alim wa al-Muta’allim, so that the teacher can make the PAI personality
guidelines that must be owned by a teacher by previous scholars to make it into the
figure of the ideal teacher.

Keywords: Competence Personality, PAI Teacher, K. H. Hasyim Ashari.

PENDAHULUAN Tugas dan peran guru yang begitu be-


Guru dalam Islam merupakan profesi sar menjadikan seorang guru harus memiliki
yang amat mulia, karena pendidikan ada- kompetensi-kompetensi. Kompetensi yang
lah salah satu tema sentral Islam. Seorang harus dimiliki oleh seorang guru adalah
guru haruslah bukan hanya sekedar sebagai kompetensi pedagogik, kompetensi kepriba-
tenaga pengajar, tetapi sekaligus sebagai dian, kompetensi sosial dan kompetensi pro-
pendidik. Oleh karena itu, dalam Islam sese- fesional (UURI No. 14 Tahun 2005 Tentang
orang yang dapat menjadi guru bukan hanya Guru dan Dosen). Meskipun guru mempu-
karena telah memenuhi standar kualifikasi nyai semua kompetensi tersebut, akan tetapi
keilmuan dan akademisnya saja, melainkan tidak ada guru yang mempunyai kemampuan
lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya. yang sama, baik dibidang kognisi maupun
(Abd. Aziz, 2009: 181). kepribadian, karena setiap oarang mempu-

79
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

nyai temperamen yang berbeda. olehnya, karena bagaimanapun peserta didik


Seorang guru adalah teladan, sehingga mudah terpengaruh oleh gurunya, apalagi
guru harus memiliki kompetensi yang dapat guru yang menjadi idolanya.
dijadikan contoh dan profil idola, sehingga Bila melihat kenyataan di lapangan,
faktor terpenting bagi seorang guru adalah sering ditemukan kasus-kasus pelangga-
kepribadiannya. Guru akan menjadi pen- ran yang dilakukan guru seperti korupsi,
didik yang baik maupun justru menjadi pe- pemukulan, serta tidakan-tindakan amoral
rusak masa depan peserta didik tergantung yang tidak sesuai yang sering diberita-
kepribadiannya (Zakiah Darajat, 1980: 9). kan dalam media, seperti yang diberitakan
Kepribadian yang sesungguhnya adalah ab- pada hari Rabu, 23 Oktober 2013 di media
strak, sukar dilihat atau diketahui secara nya- elektronik Sindonews.com diberitakan ten-
ta, yang dapat diketahui adalah penampilan. tang penyelewengan yang dilakukan oleh
Misalnya dalam tindakan, ucapan, caranya seorang guru agama/ ustadz. Nurokhim se-
bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi orang guru mengaji di Pondok Pesantren
setiap masalah, baik yang ringan maupun Al Baroyan, Kampung Sidorejo, Kelurahan
yang berat. Parakan Kauman, Kecamatan Parakan, Ka-
Hal penting selain dalam kepribadian bupaten Temanggung, tega mencabuli enam
adalah kestabilan emosi dan sikap atau peri- santri putrinya. Dihadapan petugas kepoli-
laku dari seorang guru. Perilaku guru dapat sian Nurokhim mengaku dari keenam kor-
dengan mudah dilihat dan diamati oleh pe- ban, tiga diantaranya disetubuhi dan yang
serta didik. Semua peserta didik akan mera- lain tidak (Sindonews.com,2013).
sakan dan melihat apa yang dilakukan guru Bila menengok sejarah, banyak ulama
tersebut, karena semua peserta didik meng- yang membahas tentang etika/ akhlak guru
harapkan perhatian dan kasih sayang yang dan murid. Etika atau akhlak ini dalam masa
sama dari gurunya, dengan begitu maka sekarang bisa dikenal sebagai kepribadian.
guru harus mampu mengontrol perilakunya. Terkait dengan kepribadian seorang guru,
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’āllim mengenai az- Zarnuji seorang ulama klasik telah me-
perilaku dijelaskan yang artinya:” sebaik- maparkan bagaimana seharusnya kepriba-
baik ilmu adalah ilmu yang sesuai keadaan, dian seorang guru dalam karyanya yaitu
dan sebaik-baik amal perbuatan adalah men- kitab Ta’līm al- Muta’āllim dan KH. Hasy-
jaga keadaan/ perilaku.” (dalam kitab Ta’lim im Asy’ari dalam karyanya kitab Adāb al-
al-Muta’āllim, 1414H:4) ‘Ālim wa al-Muta’āllim.
Tingkah laku seorang guru juga meru- Berdasarkan masalah di atas maka per-
pakan hal yang penting. Tingkah laku atau tanyaan yang harus dijawab di sini adalah:
moral guru pada umumnya juga merupakan Bagaimana kompetensi kepribadian guru
wujud dari kepribadiaanya. Jika tingkah PAI menurut kitab Ta’lĪm al- Muta’allim
laku atau akhlak guru tidak baik, maka pada karya az-Zarnuji dan kitab Adāb al- ‘Ālim wa
umumnya akhlak peserta didik akan dirusak al-Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari;

80
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

Apa persamaan dan perbedaan kompetensi PAI ditambah dengan kompetensi leader-
kepribadian guru PAI menurut kitab Ta’lĪm ship Peraturan Mentri Agama No. 16 Tahun
al- Muta’āllim karya az-Zarnuji dan kitab 2010). Antara kompetensi satu dengan yang
Adāb al- ‘Ālim wa al-Muta’allim karya KH. lainnya merupakan suatu kesatuan yang sal-
Hasyim Asy’ari; Bagaimana Relevansi kom- ing berhubungan.
petensi kepribadian guru PAI dalam kitab Dari kelima kompetensi yang harus
Ta’lĪm al- Muta’allim karya az-Zarnuji dan dimiliki guru PAI salah satu kompetensi
kitab Adāb al- ‘Ālim wa al-Muta’allim karya yang dibahas dalam penelitian ini adalah
KH. Hasyim Asy’ari dengan kompetensi kompetensi kepribadian. Istilah kepribadian
guru PAI pada masa kini. merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
yakni personality. Dalam bahasa Arab, is-
KAJIAN TEORI tilah kepibadian sering ditunjukan dengan
1. Kompetensi Kepribadian istilah sulûkiyyah (perilaku), khulqiyyah
Kompetansi guru adalah kemampuan, (akhlak), infi’âliyyah (emosi), al-jasadiyyah
keahlian atau ketrampilan yang dimiliki (fisik), al-qadarah (kompetensi) dan muyûl
oleh seorang guru yang mencakup kognitif, (minat) (Chaerul Rahman dan Heri Gu-
afektif serta psikomotorik. Kompetensi guru nawan, 2011:31)
mengacu pada performance (perilaku nyata) Guru yang berkelakuan baik sering
dan perbuatan yang rasional untuk me- dikatakan memiliki kepribadian yang baik,
menuhi spesifikasi tertentu didalam pelak- atau disebut juga berakhlak mulia. Seba-
sanaan tugas-tugas pendidikan. liknya jika guru memiliki perilaku jelek,
Kompetensi merupakan komponen uta- tidak baik menurut pandangan masyarakat,
ma dari standar profesi, disamping kode etik maka dikatakan bahwa guru itu tidak memi-
sebagai regulasi perilaku profesional yang liki kepribadian yang baik atau mempunyai
ditetapkan dalam prosedur dan sistem pen- akhlak yang tidak mulia(Chaerul Rahman
gawasan tertentu. Kompetensi guru merupa- dan Heri Gunawan, 2011: 32). Kompetensi
kan perpaduan antara kemampuan personal, kepribadian adalah kemampuan kepribadian
keilmuan, tekhnologi, sosial, dan spiritual yang mantap, stabil, dewasa, arif, menjadi
yang secara kaffah membentuk kompetensi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
standar profesi guru, yang mencakup pen- mulia, sehingga Guru PAI harus mempunyai
guasaan materi, pemahaman terhadap pe- kompetensi kepribadian inti yaitu:
serta didik, pembelajaran yang mendidik, a. Bertindak sesuai dengan norma agama,
pengembangan pribadi dan profesionalisme hukum, sosial dan kebudayaan nasional
(E.Mulyasa, 2007: 26). Indonesia.
Kompetensi yang harus dimiliki guru b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, jujur, berakhlak mulai, dan teladan bagi
sosial dan kepribadian(UU Guru dan Dos- peserta didik dan masyarakat.
en No. 14 tahun 2005). Khusus untuk guru c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang

81
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

mantap, stabil, dewasa, arif dan ber- mengutus Rasul-Nya dan lewat hamba-ham-
wibawa. banya. Allah mengambil hamba-hambaNya
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang beriman untuk mendidik (Tobroni,
yang tinggi, rasa bangga menjadi guru 2008: 113). Guru tidak hanya memiliki
dan rasa percaya diri. tugas, melainkan juga memiliki andil yang
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi sangat besar dalam pembelajaran di seko-
guru.(Permendiknas No. 16 tahun 2007 lah. Guru sangat berperan dalam membantu
Tentang Standar Kualifikasi Akademik perkembangan peserta didik untuk mewu-
dan Kompetensi Guru) judkan tujuan hidupnya secara optimal
3. PAI
2. Guru Pendidikan Agama Islam merupakan
Guru dalam bahasa Arab biasa disebut bagian dari pendidikan Islam, yang mem-
dengan istilah al-muallim dan al-ustadz punyai kaitan dengan tujuan mengembang-
(Mangun Budiyanto, 2010:61). Guru da- kan keimanan dan ketakwaan kepada Allah
lam Islam adalah orang yang bertanggung SWT. Pendidikan Agama Islam atau pen-
jawab terhadap perkembangan anak didik didikan keislaman merupakan upaya men-
dengan mengupayakan seluruh potensinya, didikan agama Islam atau ajaran Islam dan
baik potensi afektif, potensi kognitif mau- nilai-nilainya agar menjadi way of life (pan-
pun potensi psikomotorik. Guru juga be- dangan hidup) seseorang (Muhaimin, 2006:
rarti orang dewasa yang bertanggung jawab 5). Pendidikan Agama Islam adalah upaya
memberikan pertolongan pada anak didik sadar dan terencana dalam menyiapkan pe-
dalam perkembangan jasmani dan ruhani- serta didik untuk mengenal, memahami,
yah agar mencapai tingkat kedewasaan serta menghayati, mengimani, bertakwa, bera-
mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tu- khlak mulia, mengamalkan ajaran agama
gasnya hamba Allah serta mampu menjadi Islam dari sumber utamanya kitab suci al-
makluk sosial dan makhluk individu yang Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan
mandiri(Muhammad Nurudin, 2004: 156). bimbingan, pengajaran latihan serta peng-
Dalam perspektif Islam guru tidak han- gunaan pengalaman (M.Arifin, 1992:222).
ya mengemban amanat terbatas pekerjaan PAI bertujuan untuk meningkatkan
atau jabatan seseorang, melainkan memiliki keimanan, penanaman, penghangatan dan
dimensi nilai yang luas dan agung, yaitu tu- pengamalan peserta didik tentang agama
gas ketuhanan, kerasulan dan kemanusiaan. Islam sehingga menjadi manusia muslim
Dikatakan sebagai tugas ketuhanan karena yang beriman dan bertakwa kepada Allah
mendidik merupakan sifat “fungsional” Al- SWT serta berakhlak mulia dalam kehidu-
lah (sifat rububiyah) sebagai “Rabb” yaitu pan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
sebagai guru bagi semua makhluk. Allah bernegara. Tujuan PAI dalam lingkungan
mengajar semua makhluknya lewaat tanda- sekolah adalah meningkatkan keyakinan,
tanda alam, dengan menurunkan wahyu, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

82
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

siswa tentang agama Islam sehingga men- penelitian ini antara lain: Buku Kepribadian
jadi manusia muslim yang beriman dan Guru karya Zakiah Daradjat, Jakarta:Bulan
bertakwa kepada Allah SWT serta bera- Bintang, 1980, Buku Pengembangan Kom-
khlak mulia dalam kehidupan pribadi, ber- petensi Kepribadian Guru: Menjadi Guru
masyarakat, berbangsa dan bernegara serta yang Dicintai dan Diteladani oleh Siswa
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang karya Chaerul Rahman dan Heri Gunawan,
yang lebih tinggi (Ramayulis, 2005: 44). Bandung: Nuansa Cendikia, 2011. Buku
Metode Penelitian Etika Pendidikan Islam: Petuah KH.M.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Hasyim Asy’ari untuk Para Guru (Kyai)
penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan Murid (Santri) (Terj. Adabul ‘alim wa
(library research ), yakni penelitian yang al Muta’allim), karya KH. Hasyim Asy’ari,
memanfaatkan sumber perpustakaan untuk penerjemah Mohammad Kholil , Yogyakarta:
memperoleh data penelitiannya. Tegasnya Titian Wacana, 2007. Imam Burhanul Islam
riset pustaka membatasi kegiatannya hanya Azzarnuji, Etika Menuntut Ilmu, Terjemah
pada bahan- bahan koleksi perpustakaan Ta’līm al- Muta’allim Makna Jawa Pegon
saja tanpa memerlukan riset lapangan (Mes- dan Terjemah Indonesia, Penerjemah Ach-
tika Zed, 2004: 1-2). mad Sunarto, Surabaya: Al-Miftah,2012.
Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini menggunakan metode
penelitian ini adalah pendekatan filosofis pengumpulan data berupa metode doku-
sebagai upaya memperoleh kejelasan atas mentasi yaitu metode yang digunakan un-
permasalahan yang ada. Pendekatan filo- tuk memperoleh data-data yang dibutuhkan,
sofis merupakan pendekatan yang berusaha yaitu berupa sumber-sumber data dari be-
meneliti berbagai persoalan yang ada atau berapa literatur yang erat kaitannya dengan
muncul, berdasarkan dasar yang sedalam- tema yang dibahas (Suharsimi Arikunto,
dalamnya dan menurut ahlinya ( Anton Bak- 1998: 236).
ker dan Achmad Charis Zubair, 1990:15). Analisis data dalam penelitian ini di-
Data penelitian diperoleh dari dua lakukan dengan content analisys yaitu pe-
sumber yaitu sumber primer dan sumber nelitian yang membahasa secara mendalam
sekunder. Sumber primer adalah sumber terhadap isi suatu informasi yang tertulis da-
utama yang digunakan dalam penelitian lam media masa. Melalui metode ini peneliti
ini yaitu kitab Ta’lĪm al-Muta’allim karya melakukan penafsiran teks dari kitab Ta’līm
az-Zarnuji dan kitab Adāb al- ‘Ālim wa al- Muta’allim karya az-Zarnuji dan kitab
al-Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari. Adāb al- ‘Ālim wa al-Muta’allim karya KH.
Sedangkan sumber sekunder adalah sum- Hasyim Asy’ari yang mengandung kepriba-
ber yang digunakan untuk melengkapi data dian seorang guru, kemudian membanding-
primer yang mendukung penulis untuk me- kannya. Metode Komparatif ini digunakan
lengkapi isi serta interpretasi dari sumber untuk membandingkan kompetensi kepriba-
data primer. Adapun sumber sekunder dalam dian yang ditawarkan dalam kitab Ta’līm

83
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

al- Muta’allim karya az-Zarnuji dan Kitab dahulu untuk mencapai tujuan tersebut.
Adāb al- ‘Ālim wa al-Muta’allim karya KH. Pemerintah telah merumuskan tentang
Hasyim Asy’ari. Dalam hal ini yang di- standar kompetensi kepribadian bagi guru
maksud bukanlah membandingkan secara PAI di sekolah. Adapun standar tersebut
tekstual, melainkan dengan harapan dapat adalah sebagai berikut (Permendiknas No.
memperoleh relevansinya. 16 tahun 2007):
1. Bertindak sesuai dengan norma agama,
HASIL DAN BAHASAN hukum, sosial dan kebudayaan nasional
1. Konsep Kompetensi Kepribadian Indonesia,yaitu:
Guru PAI Menurut Kitab Ta’līm al- 2. menghargai peserta didik tanpa mem-
Muta’allim Dan Adāb al- ‘Ālim wa al- bedakan keyakinan yang dianut, suku,
Muta’allim adat istiadat, daerah asal, dan gender.
a. Kompetensi Kepribadian Guru PAI 3. Bersikap sesuai dengan norma agama
Baik atau tidaknya citra seseorang yang dianut, hukum, dan sosial yang
sangat ditentukan oleh kepribadian yang berlaku dalam masyarakat dan kebu-
dimilikinya, terlebih bagi seorang guru. dayaan nasional Indonesia.
Kepribadian merupakan kompetensi yang 4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
sangat utama yang melandasi kompetensi jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi
guru lainnya. Kompetensi kepribadian juga peserta didik dan masyarakat, yaitu: a)
menjadi faktor penentu keberhasilan da- Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi.
lam melaksanakan tugas guru sebagi pen- b) Berperilaku yang mencerminkan
didik (Chaerul Rahman dan Heri Gunawan, ketakwaan dan akhlak mulia. c) Berpe-
2011:33). rilaku yang dapat diteladan oleh peserta
Pemerintah telah memberikan ketentu- didik dan anggota masyarakat seki-
an kompetensi apa saja yang harus dimiliki tarnya.
oleh seorang guru PAI, salah satunya yaitu 5. Menampilkan diri sebagai pribadi yang
kompetensi kepribadian, meskipun sebe- mantap, stabil, dermawan, arif dan ber-
narnya antara kompetensi satu dengan lain- wibawa, yaitu: a) Menampilkan diri se-
nya saling berkaitan dan saling mendukung bagai pribadi yang mantap dan stabil. b)
guna mencapai tujuan pendidikan. Guru Menampilkan diri sebagai pribadi yang
mempunyai peranan yang sangat penting dewasa, arif dan berwibawa
dalam mencerdaskan kehidupan anak bang- 6. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab
sa baik cerdas intelektual, spiritual maupun yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
emosional. Sejalan dengan tujuan pendidi- dan rasa percaya diri, yaitu: a) Menun-
kan yaitu mewujudkan pribadi yang beriman jukan etos kerja dan tanggung jawab
dan bertakwa kepada Tuhan YME dan bera- yang tinggi. b) Bangga menjadi guru
khlak mulia, maka sangat wajar guru harus dan percaya pada diri sendiri. c) Bek-
memiliki kompetensi kepribadian terlebih erja mandiri secara profesional

84
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

7. Menjunjung tinggi kode etik guru, yaitu: ini dijelaskan Az-Zarnuji dalam syairnya
a) Memahami kode etik profesi guru. sebagai berikut: “Dunia merupakan barang
b) Menerapkan kode etik profesi guru. yang paling sedikit dari yang sedikit, Orang
c) Berperilaku sesuai dengan kode etik yang asyik kepada dunia merupakan orang
profesi guru. yang lebih hina dari orang hina.Tipu daya
a. Kompetensi Kepribadian Guru PAI dunia bisa membuat tuli dan membutakan
Menurut Kitab Ta’līm al-Muta’allim sekelompok orang, Mereka dalam keadaan
Faktor terpenting bagi seorang guru bingung tanpa ada pembimbing.” (Imam
adalah kepribadiannya. Dalam hal ini, Az- Burhanul Islam Azzarnuji, Penerjemah Ach-
Zarnuji ikut berpartisipasi terhadap ke- mad Sunarto, 2012:37)1
pribadian yang harus dimiliki oleh seorang 2. Rendah Hati
guru. Beliau menuliskan dalam kitab Ta’līm Az-Zarnuji berharap bahwa seorang
al- Muta’allim kepribadian dari seorang guru harus rendah hati, meskipun memiliki
guru, akan tetapi dalam kitab Ta’līm al- ilmu yang tinggi, seharusnya seperti ilmu
Muta’allim tidak dibahas secara mendalam padi yaitu makin berisi makin merunduk.
mengenai kepribadian guru karena kitab Menurut Syaikh al-Imam dalam gubahan
ini lebih condong ditunjukan untuk peserta syairnya yang disampaikan kepada Az-
didik. Meskipun demikian az-Zarnuji tetap Zarnuji yang artinya:
mencantumkan akan kepribadian dari se- Sikap rendah hati termasuk sifat dari
orang guru, walaupun tidak secara detail orang-orang yang bertakwa * Dengannya
membahas kepribadian guru. Adapun ke- seseorang yang bertakwa mencapai derajat
pribadian tersebut diantaranya yaitu: yang tinggi. Termasuk mengherankan sifat
1. Ikhlas ujub dari orang yang tidak mengetahui *
Seorang guru hendaknya tidak men- Tentang dirinya apakah ia termasuk orang
jadikan profesinya untuk mencari kesenan- yang selamat atau celaka atau bagaimana
gan duniawi, dengan kata lain seorang guru umurnya atau ruhnya berakhir * Dihari ke-
harus ikhlas dalam profesinya. Semata-mata matian apakah ia termasuk orang yang jatuh
yang diharapkan hanyalah ridho dari Al- atau yang naik. Kesombongan hanya milik
lah SWT. Tujuan awal dari seorang guru Tuhan kita * Khusus baginya, maka hindari-
akan mempengaruhi kinerja dalam proses lah dan jahuilah kesombongan (Az-Zarnuji,
pendidikan selanjutnya. Bila seorang guru 1414H:12).
memberikan ilmu semata-mata hanya un- 3. Takwa
tuk mengharapkan agar mendapatkan uang, Seorang guru hendaknya selalu ber-
bisa dikatakan dengan penjual ilmu, men- takwa kepada Allah swt. Telah disebutkan
didik hanya untuk sekedar mengugurkan bahwa orang yang bertakwa akan mencapai
kewajiban. Sesungguhnya tujuan duniawi 1
Imam Burhanul Islam Azzarnuji, Etika
Menuntut Ilmu, Terjemah ta’līm al-Muta’allim
merupakan sesuatu yang hina dan fana. Hal Makna Jawa Pegon dan Terjemah Indonesia,
Penerjemah Achmad Sunarto,....hlm.37.

85
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

derajat yang tinggi. Hal tersebut diperjelas akan mendapatkannya, barang siapa yang
dalam QS. AL-Hujurat yang artinya: “... mengetuk pintu dengan sungguh-sungguh
sesungguhnya orang yang paling mulia di ia akan masuk”(dalam kitab Ta’līm al-
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang Muta’allim ,1414 H: 21).
paling bertakwa di antara kamu.....”( QS. Maksud dari perkataan az-zarnuji di
AL-Hujurat 49: 13). atas adalah siapa yang berusaha dengan
4. Alim, Wara’ dan dewasa sungguh-sungguh apa yang dikehendakinya
Az-Zarnuji mengatakan bahwasanya maka ia akan memperolehnya. Hal ini diiba-
“Seyogyanya dalam memilih guru yang ratkann dengan orang yang mengetuk pintu
paling ‘alim, wara’ dan lebih tua”.(dalam dengan sungguh-sungguh maka orang itu
kitab Ta’līm al-Muta’allim, 1414H: 13). akan dapat masuk rumah juga. karena secara
Dari perkataan tersebut dijelaskan bahwa tersirat guru juga harus memiliki kesunggu-
dalam memilih guru harus lah dipilih beliau han dalam profesinya agar dapat mencapai
yang paling alim, wara’ dan lebih tua. Seba- tujuan yang diharapkan yaitu bukan hanya
gaimana diungkapakan oleh Syekh Ibrohim sekedar transfer of knowledge melainkan
bin Ismail dalam syarah kitab Ta’līm al- juga transfer of values.
Muta’allim, dijelaskan bahwa seyogyanya 7. Kasih Sayang
guru adalah orang yang banyak ilmunya Seorang guru hendaknya harus memi-
(mendalam ilmunya), selain itu juga guru liki rasa kasih sayang, terutama kepada pe-
sebaiknya adalah orang yang wara’. serta didiknya. Kasih sayang dari seorang
5. Berwibawa, Lembut dan Penyabar guru memiliki pengaruh yang cukup besar
Imam az-Zarnuji mengatakan bahwa terhadap diri peserta didik. Hal ini seperti
Abu Hanifah dalam memilih Hammad bin yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Burha-
Sulaiman Rahimahullah setelah berpikir nuddin Rahimahullah yaitu: “Anak seorang
panjang beliau mengatakan: “Abu Hani- guru akan menjadi alim karena si alim meng-
fah berkata: Aku mendapati Beliau (Syaikh inginkan murid-muridnya menjadi ulama,
Hammad bin Sulaiman) sebagai seorang maka berkat keyakinan dan kasih sayangnya
guru yang Berwibawa, Lembut dan Penyabar hingga anaknya menjadi seorang alim (da-
(dalam kitab Ta’līm al-Muta’allim,1414H: lam kitab Ta’līm al-Muta’allim,1414H: 36).
13) Penjelasan dari perkataan diatas adalah,
6. Sungguh-Sungguh ketika seorang guru menginginkan peserta
Tidak hanya murid saja yang harus didiknya menjadi orang yang alim dengan
bersungguh-sungguh dalam belajar, seorang keyakinan dan kasih sayang yang dicurah-
gurupun harus bersungguh-sungguh dalam kan sepenuhnya kepada peserta didik maka
pekerjaannya sebagaimana dikatakan oleh peserta didik tersebut bisa menjadi alim sep-
az-Zarnuji: “.....Barang siapa yang men- erti yang diharapkan oleh guru tersebut.
cari sesuatu dengan sungguh-sungguh ia Guru memberikan kasih sayang kepada

86
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

peserta didik dengan segenap jiwanya. Ber- berprasangka yang baik sehingga tidak men-
kat kasih sayang yang tulus diberikan guru imbulkan akan rasa iri.
kepada kedua anak tersebut, mereka berha- b. Kompetensi Kepribadian Guru PAI
sil mengungguli para ahli fiqih dunia masa Menurut Kitab Adāb al- ‘Ālim wa al-
itu dalam bidang fiqih. Muta’allim
8. Pemberi Nasihat KH. Hasyim Asy’ari menuliskan dalam
Telah dijelaskan bahwa orang yang ber- kitabnya akan akhlak-akhlak yang harus
ilmu harus memberi nasehat kepada orang dimiliki oleh seorang baik akhlak terhadap
yang membutuhkan, khususnya peserta diri sendiri, pada saat mengajar maupun
didiknya karena peserta didik merupakan kepada peserta didik( Dalam kitab Adāb
oraang yang membutuhkan akan petuah-pet- al- ‘Ālim wa al-Muta’allim, dan Hasyim
uah dari gurunya. Imam az-Zarnuji berkata: Asy’ari, penerjemah Muhammad Khalil,
“Orang yang berilmu harus bersifat kasih 2007 ).Namun dari akhlak-akhlak yang ada
sayang, memberi nasihat dan tidak iri, kar- dapat disederhanakan menjadi beberapa ke-
ena iri hanya merusak dan tidak bermanfaat pribadian yaitu:
(dalam kitab Ta’līm al-Muta’allim,1414H: 1. Menampilkan pribadi yang mencer-
36). minkan ketakwaan
Nasihat yang dimaksud seperti halnya Pribadi yang bertakwa berdasarkan
untuk melakukan perbuatan yang baik ser- akhlak-akhlak guru menurut KH.Hasyim
ta berusaha untuk mendapatkan ilmu yang Asy’ari diantaranya yaitu: a) Selalu
banyak. Ilmu merupakan harta bagi peserta mendekatkan diri (muraqobah) kepada Al-
didik yang tidak akan pernah busuk, dan lah SWT dalam segala situasi dan kondisi.
tidak akan pernah habis walaupun mem- b) Takut (Khouf) kepada murka/ siksa Al-
bagikannya kepada orang lain. lah dalam setiap gerak, diam, perkataan dan
9. Tidak Iri/ dengki perbuatan. c) Senantiasa mempercayakan
Seorang guru harus memiliki sifat tidak kepada Allah dalam setiap hal
iri. Hal ini karena sifat iri akan menimulkan 2. Berwibawa
prasngka yang buruk terhadap orang lain. Guru harus memiliki kewibawaan agar
Nabi saw.Bersabda “berprasangka baiklah dihormati dan tidak dilecehkan oleh orang
terhadap orang-orang beriman.” Prasangka lain. Diantaranya yaitu guru hendaknya be-
buruk merupakan awal timbulnya permusu- rakhlak: a) Tidak menjadikan ilmunya se-
han. Maksudnya adalah orang yang memi- bagai tangga untuk mencapai keuntungan
liki perbuatan yang jelek biasanya juga yang besifat duniawi. b) Tidak mengagung-
memiliki praduga yang jelek pula. Dan dia agungkan santri-santri yang berasal dari
akan membenarkan segala praduga yang anak penguasa dunia.
dimilikinya meskipun itu merupakan pra- 3. Semangat
duga yang salah. Oleh karena itu hendaknya Semangat merupakan dorongan dari
guru harus bisa menjaga diri agar senantiasa dalam diri seorang guru utuk bertindak. Se-

87
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

dangkan menurut KBBI semangat adalah kelancaran proses belajar mengajar. h) Me-
nafsu (kemauan, gairah) untuk bekerja, ber- nyebut dan menyertakan Asma Allah baik
juang. Dengan demikian guru harus memi- dalam menutup maupun membuka palaja-
liki semangat yang istiqomah. Menurut KH. ran.
Hasyim Asy’ari guru hendaknya: a) Senan- 5. Menolong
tiasa bersemangat dalam mengembangkan Maksud dari menolong yaitu mem-
keilmuan dirinya dan berusaha sungguh- berikan bantuan kepada peserta didik ketika
sungguh dalam segala aktivitas ibadahnya. ia membutuhkan sebuah pertolongan, baik
b) Guru hendaknya bersungguh-sungguh berupa material maupun non material. Hal
dalam pengajaran dan memberi kepahaman ini seperti yang telah dijelaskan oleh KH.
pada peserta didik dengan mencurahkan Hasyim Asy’ari bahwa hendaknya Apabila
daya upaya dalam menjelaskan materi mempunyai kemampuan, hendaknya turut
4. Berakhlak mulia baik terhadap diri membantu dan meringankan masalah pe-
sendiri, pada saat mengajar maupun ke- serta didik terutama baik hal materi maupun
pada peserta didik. lainnya.
Akhlak mulia adalah perilaku yang di- 6. Tenang
dasarkan pada ajaran agama, norma sosial, Guru sebagai orang yang kaya akan
dan tidak bertentangan dengan masyarakat ilmu pengetahuan hendaknya memiliki sikap
setepat. Bila berdasarkan pemikiran KH. yang tenang. Karena ketenangan merupakan
Hasyim Asy’ari dapat dikatakan bahwa un- sumber segala inspirasi dalam menentukan
tuk berakhlak mulia hendaknya guru harus: arah menuju kesuksesan. Meskipun memi-
a) Membiasakan diri untuk melakukan kes- liki sikap tenang bukanlah perkara yang
unahan yang bersifaat syari’at baik qauliyah mudah, tapi setiap guru bisa menghadir-
atau fi’liyah dengan memperbanyak ibadah. kan ketenangan jiwa dengan sering-sering
b) Membersihkan hati dan tindakannya dari mengingat Allah.
akhlak-akhlak yang jelak, selalu menghia- 7. Wira’i
sai dengan akhlak yang mulia. c) Guru hen- Yang dimaksud wira’i disini adalah
daknya mengajar dalam keadaan suci dan meninggalkan segala sesuatu yang sub-
rapi baik badan maupun pakaian dari segala hat sekaligus meninggalkan perkara yang
hadas dan kotoran. d) Hendaknya selalu ber- tidak bermanfaat. Diantara yang termasuk
doa ketika hendak pergi mengajar. e) Apabi- wira’i yaitu a) Hendaknya guru menjauh-
la sampai di tempat pengajaran, Hendaknya kan diri dari usaha-usaha yang rendah dan
mengucapkan salam kepada semua yang hina menurut mata manusia juga dari hal-
datang. f) Sebelum memulai proses pembe- hal yang dibenci oleh syariat atau adat istia-
lajaran diawali dengan membaca sebagian dat. b) Menjauhkan diri dari tempat-tempat
ayat dari Al-Qur’an dan berdoa. g) Menjaga maksiat.
kelas/majelis dari kegaduhan, kebisingan 8. Rendah hati
dan segala sesuatu yang dapat mengganggu Rendah hati merupakan salah satu

88
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

sikap yang hendaknya dimiliki oleh guru menonjolnya pelajar dihadapan kawan-
sebagai bentuk kemanfaatan dari ilmu yang kawan lainnya. f) Hendaklah guru mem-
dimilikinya. Guru yang baik hendaknya berikan kasih sayang serta perhatian kepada
senantiasa bersikap rendah hati baiki terh- seluruh peserta didik.
adap diri sendiri maupun terhadap peserta 11. Sabar
didik. Meskipun peserta didik masih memi- Sabar merupakan salah satu kunci
liki ilmu jauh dibawahnya. keberhasilan dalam pendidikan. oleh sebab
9. Ikhlas itu kesabaran dari seorang guru sangat diper-
Guru hendaknya membangun niat lukan. Berdasarkan pemikiran KH. Hasyim
dan tujuan yang luhur dalam mendidik. Asy’ari guru bersabar dalam permasalahan
Semata-mata hanya demi mengharapkan yang ada baik dalam proses pembelajaran
ridha Allah swt. bukan demi emndapatkan atau lainnya. Diantaranya yaitu Seorang
keuntungan duniawi belaka. KH. Hasyim guru hendaknya tidak tercegah untuk men-
Asy’ari juga telah menjelaskan bahwa Guru gajar muridnya karena tidak ikhlasnya niat
hendaknya membangun niat dan tujuan muridnya, hendaknya guru bersabar dan
yang luhur dalam mendidik, yakni demi tidak menyurutkan semangatnya dalam
mencari ridho Allah, mengamalkan ilmu memberikan pengajaran terhadap mereka.
pengetahuan, menghidupkan syariat Islam, 12. Ramah
menjelaskan sesuatu yang hak dan bathil, Berdasarkan KBBI ramah berarti baik
menyejahterakan kehidupan (sumber daya) hati dan menarik budi bahasanya; manis tu-
umat, serta demi meraih pahala dan berkah tur kata dan sikapnya, suka bergaul dan me-
ilmu pengetahuan. nyenangkan dalam pergaulan. Adapun sikap
10. Adil dan jujur ramah dari seorang guru dapat ditunjukan
Adil dan jujur merupakan sikap yang dengan: a) Bergaul dengan orang lain den-
sangat penting bagi seoranng guru. Seper- gan akhlak yang baik. b) Mengingatkan para
ti yang telah dijelaskan oleh KH. Hasyim peserta didik akan pentingnya kebersamaan
Asy’ari bahwa guru harus bersikap adil dan serta memberikan peringatan tegas akan
jujur diantarnya yaitu dengan: a) Mengh- etika-etika dalam tempat belajar. c) Apabila
adapi seluruh peserta didik dengan penuh peserta didik tidak masuk lebih dari biasanya
perhatian. b) Tidak mengagung-agungkan maka hendaknya ditanyai keadannya kepada
santri-santri yang berasal dari anak pengua- kawan yang biasa bersamanya apabila tidak
sa dunia. c) Apabila ditanya tentang suatu tahu maka mengutus kawannya atau datang-
persoalan yang tidak diketahui, hendaknya ilah sendiri, sehingga mengetahui keadaan
mengakui ketidaktahuannya tersebut. d) peserta didiknya. d) Bertutur kata kepada
Guru hendaknya mencintai peserta didik setiapa peserta didiknya dengan baik
sebagaimana mencintai dirinya sendiri. e) 13. Memahami peserta didik
Hendaklah sang guru tidak menampakkan Guru sebagai pendidik yang menjadi

89
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

orang tua kedua peserta didik hendakna me- Menjadi seorang guru dituntut harus
mahami akan peserta didik, yaitu dengan: kreatif dan evaluator, sehingga bisa men-
a) Guru hendaknya mempermudah dalam gevaluasi sejauh mana kemampuan peserta
menyampaikan materi dengan semudah didik. Adapun kreatif dan evaluator disini
mungkin dalam pengajarannya. b) Guru diantarany dapat dilakukan dengan cara: a)
hendaknya memahami keadaan dan kemam- Membiasakan diri menyusun dan merang-
puan peserta didik saat proses pembelajaran kum kitab. b) Meminta terhadap peserta
berlangsung. didik untuk senantiasa mengulangi hafalan-
14. Tekun dan disiplin. nya dan menguji hafalannya yang telah
Ketekunan dan kedisiplinan merupa- lalu.
kan sikap yang harus dimiliki oleh seorang
guru terlebih guru PAI. Ketekunan dan
kedisiplinan dari seorang guru merupakan
kunci untuk meraih kesuksesan. KH. Hasy- c. Persamaan dan Perbedaan Kon-
im Asy’ari juga telah menjelaskan yaitu sep Kompetensi Kepribadian Guru
seorang guru senantiasa bersemangat da- PAI Ditinjau dari Kitab Ta’līm al-
lam mencapai perkembangan keilmuannya Muta’allim dan Kitab Adāb al- ‘Ālim
dengan cara mutha’la ah, mengingat-ingat wa al-Muta’allim
pelajaran, mengahafalkan. Hal-hal tersebut Dari kepribadian yang telah dise-
perlu dilakukan dengan tekun dan disiplin. butkan diatas menurut az-Zarnuji dan KH.
Bukan hanya hal tersebut yang memerlukan Hasyim Asy’ari dapat dilihat dalam tabel 1
kedisiplinan diantanya juga mengenai wak- dan tabel 2.
tu disekolah. Seperti yang dijelaskan KH.
Hasyim Asy’ari bahwa guru tidak boleh
memperpanjang dan memperpendek pelaja-
ran.
15. Teladan
Guru merupakan figur yang mempu-
nyai peran besar akan kepribadian peserta
didik. Sehingga guru harus menjadi pro-
fil yang bisa menjadi teladan. Hal ini sep-
erti yang telah dijelaskan oleh KH. Hasyim
Asy’ari bahwa Seorang guru harus membia-
sakan diri sekaligus memberikan contoh ke-
pada peserta didik tentang cara bergaul yang
baik.
16. Kreatif dan evaluator

90
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

d. Relevansi Kompetensi Kepribadian kan dapat ditarik benang merah yaitu adan-
Guru PAI Ditinjau dari Kitab Ta’līm ya kesesuaian dan keserasian antara konsep
al-Muta’allim dan Kitab Adāb al- kompetensi kepriibadian menurut az-Zarnu-
‘Ālim wa al-Muta’allim dengan Kom- ji dan KH.Hasyim Asy’ari dengan standar
petensi Kepribadian Guru PAI masa kompetensi kepribadian guru PAI pada de-
Kini. wasa ini, sehingga dapat dijadikan pedoman
Dengan adanya relevansi ini dimaksud- bagi guru PAI dalam proses pembelajaran
Tabel 1
Pemikiran az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari
dalam Unsur-unsur Kepribadian Guru

No Aspek Pemikiran az-Zarnuji Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari


1 Performance 1. Menampilkan pribadi yang 1. Menampilakan pribadi yang mencer-
mencerminkan ketakwaan minkan ketakwaan
2. Berwibawa 2. Berwibawa
3. Semangat
2 Tindakan/ ting- Pemberi nasihat 1. Berakhlak mulia baik terhadap diri
kah laku sendiri maupun pada saat mengajar
2. Menolong
3 Sikap 1. Rendah hati 1. Tenang
2. Ikhlas 2. Wira’i
3. Wira’i, alim dan Dewasa 3. Rendah hati
4. Lembut dan Sabar 4. Ikhlas
5. Sungguh-sungguh 5. Adil dan jujur
6. Kasih sayang 6. Sabar
7. Tidak iri 7. Ramah
8. Menghargai peserta didik
9. Tekun dan disiplin
10. Teladan
11. Kreatif dan evaluator

Tabel 2
Persamaan dan Perbedaan Unsur-Unsur Kepribadian
Menurut az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari

Kepribadian menurut az-Zarnuji Persamaan kepribadian menu- Kepribadian menurut KH. Hasyim
rut az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari
Asy’ari
1. ‘Alim dan dewasa 1. Menampilkan pribadi yang 1. Tenang
2. Lembut mencerminkan ketakwaan 2. Adil dan jujur
3. Sungguh-sungguh 2. Rendah hati 3. Berakhlak mulia baik terhadap
4. Kasih sayang 3. Berwibawa diri sendiri, peserta didik
5. Pemberi nasihat 4. Wira’i, maupun pada saat mengajar
6. Tidak iri/dengki 5. Penyabar 4. Semangat
6. Ikhlas 5. Ramah
6. Menghargai peserta didik
7. Menolong
8. Tekun dan disiplin
9. Teladan
10. Kreatif dan evaluator

91
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

berlangsung. jadi kunci dalam membentuk akhlak dan


Dalam SNP telah dijelaskan bahwasnya perilaku dari peserta didik. Oleh sebab itu
kompetensi kepribadian adalah kemampuan az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari dalam
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, kitabnya Ta’līm al-Muta’allim dan Kitab
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi Adāb al-‘Ālim wa al-Muta’allim menyusun
peserta didik dan berakhlak mulia. Hal ini sebuah konsep agar guru memiliki kepriba-
diperjelas lagi dalam Permendiknas No. 16 dian yang baik sehingga dapat dicontoh oleh
tahun 2007 bahwa kompetensi kepribadian peserta didik serta dalam melaksanakan tu-
guru PAI meliputi: 1) Bertindak sesuai den- gasnya dengan penuh tanggunga jawab.
gan norma agama, hukum, sosial dan kebu- Menurut hemat peneliti bila dilihat
dayaan nasional Indonesia, 2) Menampilkan konsep yang ditawarkan az-Zarnuji dan
diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak KH. Hasyim As’ari dalam kitab Ta’līm al-
mulia dan teladan bagi peserta didik dan Muta’allim dan Kitab Adāb al- ‘Ālim wa
masyarakat, 3) Menampilkan diri sebagai al-Muta’allim tentang konsep kepribadian
pribadi yang mantap, stabil, dermawan, arif yang seharusnya dimiliki seorang guru
dan berwibawa,4) Menunjukan etos kerja, memiliki relevansi dengan kompetensi ke-
tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga pribadian guru PAI masa kini. Hal ini dikar-
menjadi guru dan rasa percaya diri,5) Men- enakan adannya keterkaitan satu sama lain
junjung tinggi kode etik guru. yang saling mendukung untuk mewujudkan
Setiap guru PAI dituntut untuk memi- sosok guru khususnya guru PAI yang ideal.
liki kompetensi kepribadian yang memadai, Harapannya hal ini akan menjadi sebuah
bahkan kompetensi ini merupakan ladasan acuan guru PAI dalam membenahi kepriba-
bagi kompetensi-kompetensi yang lainnya. diannya, khususnya terkait niat yang luhur
Guru merupakan sosok teladan, sehingga serta berhati-hatinya dalam bertindak dan
guru harus tampil sebagai sosok yang “digu- bersikap, karena kesalahan dalam berniat ini
gu” dan “ditiru”, dengan demikian faktor akan mempengaruhi kinerja guru.
kepribadian merupakan fakor yang terpent- Selanjutnya, mengenai kemerosotan ke-
ing bagi keberhasilan belajar peserta didik. pribadian guru yang ditunjukan dengan adan-
Berjalannya proses pendidikan berkat ya perilaku tidak sesuai dengan aturan pada
adanya guru, dengan melihat hal semacam saat ini, dengan adanya konsep kepribadian
itu guru mengandung arti pelayanan yang guru menurut az-Zarnuji dan KH. Hasyim
luhur. Baik dipendidikan formal maupun Asy’ari yang sangat menekankan nilai reli-
non formal posisi guru sangat dibutuhkan, gious ethic mempunyai peranan yang sangat
oleh sebabnya kepribadian seorang guru signifikan dalam rangka mempertahankan
merupakan hal yang sangat penting. eksistensi guru dan wibawa guru didepan
Kepribadian dari seorang guru dalam peserta didik maupun masyarakat.
sejarah pendidikian Islam seakan men-

92
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

PENUTUP diamanatkan dalam Permendiknas No 16


Kompetensi kepribadian guru dalam tahun 2007, juga harus memiliki kepriba-
kitab Ta’līm al-Muta’allim sedikitnya ada dian menurut az-Zarnuji dan KH. Hasyim
sembilan kompetensi kepribadian yang harus Asy’ari untuk menjadi sosok guru PAI yang
dimiliki oleh seorang guru PAI yaitu Ikhlas Ideal. Hal ini Karena kepribadian menurut
dan menjaga diri dari hal-hal yang dapat me- az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari belum
rendahkan ilmu, rendah hati, takwa,wara’, semuanya termaktub dalam Permendiknas
berwibawa, lembut dan penyabar, sungguh- No. 16 Tahun 2007, sehingga dengan adanya
sungguh, kasih sayang, pemberi nasihat dan guru PAI yang memiliki kepribadian menu-
tidak iri/dengki. Sedangkan Kompetensi rut az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari akan
kepribadian dalam kitab Adāb Al- ‘Ālim wa mendukung untuk mewujudkan eksistensi
al-Muta’allim diantaranya yaitu menampil- sosok guru PAI yang ideal guna mewujud-
kan pribadi yang mencerminkan ketak- kan tujuan pendidikan.
waan, berwibawa, wira’i, sabar, rendah hati,
ikhlas, Semangat, Berakhlak mulia, Meno-
long, Ikhlas, Tenang, Adil dan jujur, Ridho, ___
Ramah, Tekun dan disiplin, Menghargai pe-
serta didik, teladan, kreatif dan evaluator.
Dari kepribadian guru menurut kitab DAFTAR PUSTAKA
Ta’līm al-Muta’allim dan menurut kitab
Adāb al-‘Ālim wa al-Muta’allim terdapat Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:
persamaan dan perbedaan. Adapun persa- Bumi Aksara, 1992.
maanya yaitu kepribadian yang harus dimi- Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitiann
liki oleh seorang guru PAI didasarkan pada Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
religious ethic dimana ketika dalam men- PT.Rineka Cipta, Cet ke 2, 1998.
gajar maupun bertindak didasarkan atas Asy’ari, Hasyim, Etika Pendidikan Islam:
keimanan dan niat yang tulus. Sedangkan Petuah KH.M. Hasyim Asy’ari untuk
perbedaanya yaitu kepribadian menurut az- Para Guru (Kyai) dan Murid (Santri)
Zarnuji lebih khusus untuk diri sendiri dan (Terj. Adabul ‘alim wa al Muta’alim),
kepribadian menurut KH. Hasyim Asy’ari Penerjemah Muhammad Kholil,
lebih luas, selain terhadap diri sendiri juga Yogyakarta: Titian Wacana, 2007.
terhadap orang lain.
Asy’ari, Hayim, Adāb al- ‘Ālim wa al-
Relevansi kepribadian guru PAI menu-
Muta’allim, Jombang.
rut az-Zarnuji dan KH. Hasyim Asy’ari da-
Aziz, Abd., Cetakan ke I, Filsafat Pendidikan
lam kitab Ta’līm al- Muta’allim dan Kitab
Islam: Sebuah Gagasan Membangun
Adāb al- ‘Ālim wa al-Muta’āllim yaitu se-
Pendidikan Islam Yogyakarta:Teras,
lain guru harus memiliki kepribadian yang
2009.

93
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014

Az-Zarnuji, Imam Burhanul Islam, Etika Tobroni, Pendidikan Islam: Paradigma


Menuntut Ilmu, Terjemah Ta’līm al- Teologis, Filosofis dan Spiritualitas,
Muta’allim Makna Jawa Pegon dan Malang: UMM Pres, 2008.
Terjemah Indonesia, Penerjemah Undang-undang Guru dan Dosen,
Achmad Sunarto, Surabaya: Al- Jakarta:Sinar Grafika, Cet ke 3,2010.
Miftah,2012. Zed, Mestika, Metode Penelitian
Az-Zarnuji, Ta’līm al-Muta’allim, Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor
Semarang:Pustaka ‘Alawiyyah, 1414 Indonesia, 2004.
H.
Bakker, Anton dan Achmad Charis
Zubair, Metode Penelitian Filsafat,
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Budiyanto, Mangun, Ilmu Pendidikan
Islam,Yogyakarta:Griya Santri, 2010
Muhaimin, H. Nuansa Baru Pendidikan
Islam: Menguji Benang Kusust Dunia
Pendidikan Jakatta: PT Raja Grafindo
Pesada, 2006.
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Gurui, Bandung: Remaja
Rosdakarya ,2007.
Nurudin, Muhammad, Kiat Menjadi
Guru Profesional, Yogyakarta:
Prismasophie, Cetakan ke I, 2004.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru, Jakarta: Sinar
Grfika, Cet ke 3, 2010.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Cetakan
4, 2005.
Setiawan, Wikha,Http://daerah.sindonews.
com/read/2013/10/23/22/797391/
ustad-pondok-pesantren-perkosa-
santri-di-gudang, 28 November 2013,
pukul 15.15 WIB.

94

Anda mungkin juga menyukai