Anda di halaman 1dari 2

ETIOPATOGENESIS

Etiologi dari penyakit asma ada beberapa berikut ini, antara lain:

1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen yang dikenal
seperti debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang.
2. Faktor intrinsik (non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold,
infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan.
3. Asma gabungan. Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2010).

PATOGENESIS

Langkah pertama terbentuknya respons imun adalah aktivasi limfosit T oleh antigen yang
dipresentasikan oleh sel-sel aksesoris, yaitu suatu proses yang melibatkan molekul major
histocompatibility complex (MHC) kelas II pada sel T CD4+ dan MHC kelas I pada sel T CD8+. Sel
dendritik merupakan antigen presenting cells (APC) yang utama dalam saluran respiratori. Sel
dendritik terbentuk dari prekursor di dalam sumsum tulang, membentuk jaringan luas, dan sel-
selnya saling berhubhngan pada epitel saluran respiratori. Kemudian, sel-sel tersebut
bermigrasi ke kumpulan sel-sel limfoid dibawah pengaruh GM-CSF, yaitu sitokin yang erbentuk
oleh aktivasi sel epitel, fibroblas, sel T, makrofag, dan sel mast. Setelah antigen ditangkap, sel
dendritik pindah ke daerah yang banyak megandung limfosit. Di tempat tersebut, dengan
pengaruh sitokin-sitokin lainnya, sel dendritik menjadi matang sebagai APC yang efektif. Sel
dendritik juga mendorong pemgaktifan sel T naive (Th0) menuju Th2, yang mana nantinya sel
Th2 yang mengkoordinasi sekresi sitokin yang termasuk dalam klaster gen 5q31-33 (IL-4
genecluster).

Adanya eosinofil dan limfosit yang teraktivasi pada biopsi bronkus pasien asma atopi dan non
atopi wheezing mengindikasikan bahwa interaksi sel limfosit T-eosinofil sangat penting, dan
hipotesis ini lebih jauh lagi diperkuat oleh ditemukannya sel yang mengekspresikan IL-5 pada
biopsi bronkuspasien asma atopi. IL-5 merupakan sitokin yang penting dalam regulasi eosinofil.
Tingkat keberadaznnya pada mukosa saluran respiratori pasien asma berkorelasi dengan
aktivasi sel limfosit T dan eosinofil.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. C., Bare, B., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2010). Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical-Surgical Nursing (12nd Edition ed.). Philadel!hia: Lippincott Williams & Wilkins

Rahajoe, Noenoeng. 2016. Pedoman Nasional Asma Anak. Edisi ke-2. Cetakan ke-2. Jakarta: PP
Ikatan Dokted Anak indonesia.

Anda mungkin juga menyukai