Anda di halaman 1dari 6

RESPON IMUNITAS TERHADAP CACING

Siti nur iklimah(21105024)

ABSTRAK

Peran utama sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B, Limfosit T atau sel T berperan
dalam sistem imun seluler. Tubuh manusia memiliki sistem kekebalan untuk melawan benda
asing (pathogen) yang akan masuk kedalam tubuh,atau biasa disebut dengan sistem imunitas,
Tubuh mempunyai dua tahap pertahana,yaitu imunitas spesifik atau yang disebut dengan
imunitas adaptif ,dan imunitas non spesifik atau yang disebut dengan imunitas innate,
Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah juga dapat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah
cacing yang terdapat dalam tubuh.Respon eosinofil sebagai suatu respon imunologi yang
bersifat responsive/cepat terhadap rangsangan imunogen yang dilepas oleh cacing, Pada infeksi
cacing respon imun diawali dengan pengenalan antigen cacing yang dilakukan oleh sel
dendritik,setelah dikenali oleh sel dendritic, Antigen dari cacing dikenali oleh sel dendritic
sebagai APC terhadap sel T,sitokin seperti IL5 dilepaskan akan memicu eosinofil dan IL-4
menstimulus produksi IgE yang berfungsi dalam opsonisasi parasit sehingga Th2 merupakan
mediator untuk reaksi alergi dan pertahanan terhadap infeksi parasite

Kata kunci:sistem imunitas,respon imun terhadap cacing

ABSTRACT

The main role of the humoral immune system is B lymphocytes or B cells, T lymphocytes or T cells
play a role in the cellular immune system. The human body has an immune system to fight foreign
objects (pathogens) that will enter the body, or commonly called the immune system, The body has two
stages of defense, namely specific immunity or what is called Adaptive immunity, and non-specific
immunity or what is called innate immunity, Increased number of eosinophils in the blood can also be
influenced by the large number of worms present in the body. The eosinophil response as an
immunological response is responsive / fast to immunogen stimuli released by worms, In worm
infections the immune response begins with the introduction of helminth antigens carried out by
dendritic cells, after being recognized by dendritic cells, Antigens from worms are recognized by
dendritic cells as APC against T cells, cytokines such as IL5 released will trigger eosinophils and IL-4
stimulates the production of IgE which functions in parasite opsonization so that Th2 is a mediator for
allergic reactions and defenses against parasite infection

Keywords:immune system,immune response to worms


BAB I

Latar Belakang

Tubuh manusia memiliki sistem kekebalan untuk melawan benda asing (pathogen) yang akan
masuk kedalam tubuh,atau biasa disebut dengan sistem imunitas tubuh.Imunitas tubuh adalah
pertahanan tubuh manusia dalam menghalau pathogen seperti bakteri,virus,dan pathogen
lainnya.Apabila pathogen berhasil masuk kedalam tubuh,maka tubuh akan mendeteksi adanya
pathogen yang berasal dari luar tubuh tersebut,sehingga tubuh akan memberikan reaksi secara
terkoordinir dari sel dan senyawa yang ada pada tubuh,dan akan memberikan reaksi untuk
melawan pathogen tersebut.Tubuh mempunyai dua tahap pertahana,yaitu imunitas spesifik
atau yang disebut dengan imnitas adaptif ,dan imunitas non spesifik atau yang disebut dengan
imunitas innate,yang dimana masing-masing mempunyai peran dalam pertahanan tubuh
.(Adijaya & Bakti, 2021)

Keberadaan cacing dalam tubuh dapat mempengaruhi respon imun terus merangsang sel
eosinophil dan imnoglobulin E(IgE) sehingga dapat membentuk reaksi,yang dinamakan
dengan reaksi inflamasi.Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah juga dapat dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah cacing yang terdapat dalam tubuh.Respon eosinofil sebagai suatu respon
imunologi yang bersifat responsive/cepat terhadap rangsangan imunogen yang dilepas oleh
cacing .Aktivasi respon imun eosinofil merangsang terjadinya degranulasi sel mast,dan
menyebabkan reaksi inflamasi.reaksi inflamasi menyebakan terlepasnya histamine dan
serotonin yang berfungsi sebagai mediator inflamasi.(Mutiara et al., 2019)

Granula sel mast juga mengandung kalikrein yang menghasilkan kinin,bersama dengan
mediator inflamasi mempunyai kekuatan sebagai agen vasokaktif.substansi tersebut akan
dilepaskan pada kutikula cacing apabila antibody telah berikatan dengan antigen .Kolaborasi
antigen,antibody,substansi granula sel eosinofil,dan granula sel eosinofil,dan granula sel mast
mukosa akan menimbulkan respon inflamasi tipe 1 untuk menghambat invasi cacing ke
jaringan.(Mutiara et al., 2019).

Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana respon imunitas terhadap cacing


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran utama sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B yang diranngsang oleh benda
asing akan berpoliferasi,berdiferensiasi,dan berkembang menjadi sel plasma yang
memproduksi antibody,fungsi utama antibodi ialah pertahanan terhadap infeksi
ekstraseluler.Limfosit T atau sel T berperan dalam sistem imun seluler.

Ada dua jenis imunitas,imunitas bawaan dan adaptif,imunitas bawaan merupakan peratahanan
yang telah ada semenjak lahir,imunitas ini berfungsi sebagai respon cepat dalam menvegah
penyakit.Imunitas bawaan tidak mengenali mikroba secara spesifik dan melawan semua
mikroba dengan cara yang identic.Sealin itu,imunitas bawaan tidak memiliki komponen
memori sehingga tidak dapat mengenali kontak yang dulu pernah terjadi.Imunitas bawaan
terdiri dari komponen lini pertama,yaitu kulit dan membrane mucus dan lini kedua yaitu
substansi anti mikroba,sel natural killer dan fagosit.(Aripin, 2019)

Imunitas adaptif merupakan imunitas yang melibatkan mekanisme pengenalan spesifik dari
pathogen atau antigen ketika berkontak dengan sistem imun,tidak seperti imun
bawaan,imunitas adaptif memiliki respon yang lambat,tetapi memiliki komponen
memori,sehingga dapat langsung mengenali kontak selanjutnya.Limfosit merupakan
komponen dari imunitas adaptif(Aripin, 2019)

Leukosit

Leukosit atau sel darah putih berasal dari sampel darah yang telah di sentrifuse dan terletak
diantara lapisan sel darah merah yang tersedimentasi dengan lapisan plasma darah (buffycoat).
Leukosit ditransport ke daerah yangmengalami peradangan, memfagosit antigen dan
membentuk antibodi, serta berperan sebagai sistem imun selular terhadap benda asing seperti
bakteri,virus, jamur, dan parasit. Nilai normal leukosit dalam darah 4000-11.000 sel/mm
Leukosit dalam darah di bagi menjadi dua yaitu agranulosit ( limfositdan monosit), dan
granulosit (basofil, eosinofil, dan neutrofil) (Rahmawati, 2020)
Eosinofil

Eosinofil adalah sel darah putih dari kelompok granulosit yang berperan dalam sistem
multiselular dan beberapa infeksi parasit. Eosinofil berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan
dengan neutrofil, yaitu berdiameter 9 µm, berlobus dua dan mempunyai granula ovoid dengan
eosin asidofilik yang berwarna merah.Sitoplasma eosinofil berisi ganula yang lebih besar
berwarna merah dan menutupi inti. Jumlah normal eosinofil pada peredaran darah kurang lebih
2-3% dari total leukosit. Eosinofil mempunyai fungsi fagositosit selektif terhadap komplek
antigen dan antibody.Eosinofil juga mempunyai fungsi sebagai sel efektor sitotoksik pada
alergi dan infeksi parasit, khususnya dalam melawan kecacingan. Eosinofil juga bertanggung
jawab pada patologiinflamasi kecacingan. Eosinofil mempunyai granula berupa Major Basic
Protein (MBP) yang lebih toksik bagi cacing dibanding dengan enzim
proteolitik yang di hasilkan oleh neutrofil.(Rahmawati, 2020)
Respon imun terhadap cacing

Pada infeksi cacing respon imun diawali dengan pengenalan antigen cacing yang dilakukan
oleh sel dendritik,setelah dikenali oleh sel dendritik,maka sel dendritik akan mengendositosis
antigen cacing dan memprosesnya untuk dipresentasikan ke permukaan membrane selmelalui
MHC II(Mayor Histocompability Complex Class II) . Sel dendritik akan terswitch ke sel Th0,
dimana ikatan ini antara TCR (T CellReceptors) dengan antigen yang dipresentasikan oleh sel
dendritik,ikatan ini kemudian terpolarisasi ke sel Th1 dan Th2.(V.A.R.Barao et al., 2022)

Infeksi cacing memicu terpolarisasinya sel Th0 ke arah Th2 dengan produksi dari Th1,treg
melepaskan TGF-β dan IL-10 dimana IL-10 menekan fungsi APC dan aktivasi makrofag atau
sel dendritik sedangkan TGF-β menekan proliferasi selT dan aktifasi makrofag atau sel
dendritik.Antigen dari cacing dikenali oleh sel dendritic sebagai APC terhadap sel T,sitokin
seperti IL5 dilepaskan akan memicu eosinofil dan IL-4 menstimulus produksi IgE yang
berfungsi dalam opsonisasi parasit sehingga Th2 merupakan mediator untuk reaksi alergi dan
pertahanan terhadap infeksi parasite,selain itu IL-4,IL-9,IL13.IgE yang akan menempel pada
FceRI (high-affinity Fc receptors for IgE), kemudiin akan mengaktifkan basofil dan sel mast
yang akan menyebabkan sekresi dari mediator inflamasi berupa TNF-α, IL-1, IL-6. IL-4, IL-5,
IL-9, 1L-13 meningkatkan smooth-muscle-cell motility, sehingga menstimulus masuk ke
dalam usus, dan meningkatkan sekresi oleh gobbet-cells dan akan ekspulsi cacing keluar
tubuh.(V.A.R.Barao et al., 2022)
Respon imun leukosit pada cacing
Leukosit merupakan sistem imun humoral dan spesifik terutama pada antigen yang masuk
kedalam tubuh,sedangkan infeksi cacing merangsang sistem imun humoral dan selular yang
menjadi sistem pertahanan pertama yang bertanggung jawab mengontrol perkembangan
antigen yang masuk,pada infeksi cacing leukosit membentuk respon imun humoral dengan cara
merangsang sel B untuk memproduksi IgG yang dimana berfungsi untuk merusak membran
atau permukaan cacing dan IgE yang berfungsi merangsang matosit untuk melepaskan granula
dan mengikat permukaan cacing.Ikatan mastosit dan IgE dengan cacing akan mengaktifkan
komplemen,ikatan mastosit dan IgE dengan cacing akan menyebabkan granulasi sehingga
beberapa mediator mastosit terlepas dan menarik sel-sel eosinofil.Eosinofil lebih berpotensi
dalam membunuh cacing dibandingkan dengan jenis leukosit yang lainnya karena granula
eosinofil berupa major basic protein (MBP) lebih toksik terhadap cacing.Biasanya kerusakan
cacing akan berlangsung kurang lebih12 jam setelah penempelan eosinofil pada permukaan
cacing.(Rahmawati, 2020)

BAB III
KESIMPULAN
Peran utama sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B yang diranngsang oleh benda
asing akan berpoliferasi,berdiferensiasi,dan berkembang menjadi sel plasma yang
memproduksi antibody, Ada dua jenis imunitas,imunitas bawaan dan adaptif,imunitas bawaan
merupakan peratahanan yang telah ada semenjak lahir,imunitas ini berfungsi sebagai respon
cepat dalam menvegah penyakit.Imunitas bawaan tidak mengenali mikroba secara spesifik dan
melawan semua mikroba dengan cara yang identic. Imunitas adaptif merupakan imunitas yang
melibatkan mekanisme pengenalan spesifik dari pathogen atau antigen ketika berkontak
dengan sistem imun,tidak seperti imun bawaan,imunitas adaptif memiliki respon yang lambat

Pada infeksi cacing respon imun diawali dengan pengenalan antigen cacing yang dilakukan
oleh sel dendritik,setelah dikenali oleh sel dendritik,maka sel dendritik akan mengendositosis
antigen cacing dan memprosesnya untuk dipresentasikan ke permukaan membrane selmelalui
MHC II(Mayor Histocompability Complex Class II). Leukosit merupakan sistem imun
humoral dan spesifik terutama pada antigen yang masuk kedalam tubuh,sedangkan infeksi
cacing merangsang sistem imun humoral dan selular yang menjadi sistem pertahanan pertama
yang bertanggung jawab mengontrol perkembangan antigen yang masuk,pada infeksi cacing
leukosit membentuk respon imun humoral dengan cara merangsang sel B
DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, O., & Bakti, A. P. (2021). PENINGKATAN SISTEM IMUNITAS TUBUH DALAM
MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 Okta Adijaya Ananda Perwira Bakti. Jurnal
Kesehatan Olahraga, 51–60.
Aripin, I. (2019). Pendidikan nilai pada materi konsep sistem imun. Jurnal Bio Educatio, 4(1),
06–08. https://www.jurnal.unma.ac.id/index.php/BE/article/viewFile/1297/1207
Mutiara, H., Kurniawaty, E., & Din, B. C. N. (2019). Hubungan Derajat Infeksi Soil
Transmitted Helmints ( STH ) terhadap Peningkatan Jumlah Eosinofil pada Siswa SD
Negeri di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. JK Unila, 3(1), 105–111.
Rahmawati, B. (2020). PENGARUH INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTH
TERHADAP JUMLAH EOSINOFIL PADA ANAK DI SDN 50 KAMPUNG JAMBAK
Oleh. Skripsi, DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN PERINTIS PADANG PADANG, 1–56.
V.A.R.Barao, R.C.Coata, J.A.Shibli, M.Bertolini, & J.G.S.Souza. (2022). respon imunitas
terhadap cacing. Braz Dent J., 33(1), 1–12.

Anda mungkin juga menyukai