ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur intrinsik yang terkandung dalam roman
Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Objek penelitian ini berupa karya sastra. Karena itu,
penelitian ini merupakan penelitian sastra atau disebut juga penelitian kualitatif. Data
penelitian dikumpulkan dengan metode observasi dan metode dokumentasi dengan teknik
catat. Selanjutnya, data dianalisis dengan metode hermeneutika atau metode verstehen.
Hasil penelitian disajikan secara deskriptif dengan teknik induktif dan deduktif.
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the intrinsic elements contained in the Salah
Asuhan romance of Abdoel Moeis work. The object of this research is a literary work.
Therefore, this research is a literary research or also called qualitative research. The
research data was collected by observation method and documentation method with
technique of note. Furthermore, the data were analyzed by hermeneutical method or
verstehen method. The results are presented descriptively by inductive and deductive
techniques.
67
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
68
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
69
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
berdua, menjadi lebih senang dari berakibat fatal, karena perkawinan itu
sekarang? Susah benarkah berusaha sendiri tidak sepaham. Inilah merupakan
buat menyenang-nyenangkan hati
tema roman Salah Asuhan karya Abdoel
dalam bergaul dengan suami, setelah
nyata bahwa sekalian kawan-kawan Moeis.
sudah menyisihkan dirinya dari suami
itu, dari kita berdua? Bumi langitmu Penokohan
ialah suamimu, bumi langitku ialah
Pada bagian ini, hanya dilukiskan
engkau, Cor. Sama-sama kita piatu,
sama-sama sebatang kara, sama-sama tokoh dan penokohan Hanafi, Corrie du
kita terbuang, bukankah seharusnya Busse, Rapiah, dan Mariam ibu Hanafi.
perhubungan antara kita kedua Tokoh-tokoh dimaksud digambarkan
semakin rapat? Tiadakah kita senasib?
melalui tiga dimensi, yakni fisiologis,
Tidakkah kita seperuntungan?
Yang harus menghiburkan hatimu sosiologis dan psikologis.
hanyalah aku seorang; yang dapat
menghilangkan dukaku tak ada Tokoh Hanafi
makhluk yang lain, hanyalah engkau
Dari aspek fisiologisnya, rupa
seorang saja. Apakah sebabnya
maka kita hidup sebagai orang yang molek Hanafi tercermin pula dari pikiran
melakukan kewajiban masing- Corrie, ketika ia membayangkan Hanafi.
masing saja, sebagai... dua orang Hanafi seorang pemuda Minangkabau dan
bersembayan ?”
beragama Islam. Kutipan berikut dapat
Hanafi memeluk pinggang istrinya
dengan kedua belah tangannya, membuktikannya.
mencium berkali-kali, sambil berkata,
“Oh, Corrie, istriku yang kubawa Lalu diharapkan ke muka angan-
sengsara, buah hati mainan mata! angannya akan diri Hanafi, lahir
Ketahuilah olehmu, bahwa cintaku dan batin. Rupanya molek, kulitnya
padamu tidak berhingga- hingga, tidaklah hitam bagai Bumiputra
meskipun bagaimana laku fiilmu. kebanyakan (hlm. 33).
Berjanjilah aku, mulai dari saat ini
tiadalah aku akan berkata kasar atau Dari aspek sosiologisnya, Hanafi
berkata menyakiti hati istriku lahi. adalah pemuda yang berpendidikan tinggi,
Kasihan, Corrie, kuatkanlah batinmu memiliki pekerjaan yang baik. Kutipan
di dalam gelombang kehidupan yang
berikut dapat membuktikannya.
sehebat ini, bersama-samalah kita
melayarkan perahu kita ke tempat
Dari kecil Hanafi sudah
yang aman, ke tempat yang permai,
disekolahkan di Betawi, yaitu tidak
jauh letaknya daripada dunia yang
dinantikan tamatnya bersekolah
sempit ini.” (hlm.160-161).
Belanda di Solok, melainkan
dipindahkan ke ibu kota itu, karena
Berdasarkan kutipan di atas, kata ibunya ia tidak hendak kepalang
dapat disimpulkan bahwa perkawinan menyekolahkan anak tunggal yang
sudah kehilangan ayah itu...
campuran (pribumi dan orang barat) dapat Tamat sekolah rendah,
menimbulkan bermacam-macam masalah, berpindahlah ia ke HBS, yang
kesedihan, penderitaan lahir batin, bahkan dijalaninya sampai tiga tahun.
70
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
72
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
73
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
74
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
76
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
Hanafi, bekas orang yang merintangi dipindahkan ke ibu kota itu, karena
dan mengganggu kesenangannya saja? kata ibunya ia tidak hendak kepalang
(hlm.255). menyekolahkan anak tunggal yang
sudah kehilangan ayah itu...
Alur Tamat sekolah rendah,
berpindahlah ia ke HBS, yang
Alur adalah rangkaian peristiwa
dijalaninya sampai tiga tahun. Sebab
dalam sebuah cerita. Alur digunakan dalan ibunya berasa sudah tua, dan lama
roman Salah asuhan dipaparkan di bawah pula merindukan anaknya, maka
ini. sekolah Hanafi diputuskan saja di
situ, dan dengan pertolongan sahabat-
sahabat ayahnya, karena sangat pula
Tahap Perkenalan ibunya meminta, dapatlah ia menjadi
Pada tahap ini pengarang mulai klerk di kantor Asusten Residen
melukiskan suatu keadaan, berisi pelukisan Solok. Tidak pun lama antaranya
sampailah ia diangkat menjadi Komis
dan pengenalan situasi latar dan tokoh
(hlm. 23).
cerita. Tahap perkenalan sangat detail Hanafi sendiri benci pada
diuraikan oleh pengarang, pada awal cerita bangsanya, Bumiputra. Pelajarannya,
Hanafi dan Corrie du Busse diuraikan oleh tingkah lakunya, perasaannya, semua
sudah menurut cara Barat. Kalau ia
pengarang secara rinci. Berikut kutipan
tidak tinggal bersama ibunya yang
yang dapat membuktikannya. sangat kampung tentang tabiat dan
perasaannya, tak akan adalah yang
“Hanafi! Engkau juga mulai menyangka bahwa Hanafi orang
memperbincangkan tentang adat Melayu. Sebab bencinya pada
lembaga serta tertib kesopanan bangsanya sendiri, sudah tentu ia
masing-masing bangsa; engkau pun suka minta disamakan dengan bangsa
juga yang tak suka mengindahkan Eropa (hlm. 33).
atau mengakui atas adanya perbedaan Corrie baru berumur enam tahun,
adat lembaga antara bangsa dengan waktu ditinggalkan oleh ibunya. Masa
bangsa. Setiap kita bertukar pikiran itu Tuan du Busse masih menjadi
tentang hal itu, pada akhirnya engkau arsitek (hlm.10).
senantiasa berkecil hati seolah-olah Bahwa sesungguhnya Corrie du
malulah engkau, bahwa engkau masuk Busse yang amat molek parasnya
golongan Bumiputra, yang kausangka pada hari itu luar biasa dari
bahwa aku menghinakannya. Bahwa pemandangan. Baju tenis dari benang
sesungguhnya kulitku berwarna wol merah tua, merapat lekatnya di
pula, ibuku perempuan Bumiputra badan lampai dan menunjukkan raut
sejati, meskipun diriku masuk tubuhnya bagai digambar sangkir
pada golongan bangsa Eropa. Dan sari, jangat bagaikan kulit langsat;
sementara.... fasal hina-menghina sedang tangguk rambutnya yang
Bumiputra lebih banyak terdengar menutup kepala, hampir-hampir tak
dari mulutmu sendiri daripada dari kuasa menahan rambut hitam dan
mulutku (hlm. 2-3). keriting dari andamannya. Beberapa
Dari kecil Hanafi sudah helai rambut itu keluarlah juga dari
disekolahkan di Betawi, yaitu tidak genggaman tangguk sutera, hingga
dinantikan tamatnya bersekolah berjurai-jurai pada pipi dan batang
Belanda di Solok, melainkan lehernya yang sangat permai itu.
77
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
serupa itu, air mata Hanafi masih menutup kepalanya sudah berselisih
keluar bercucuran, seolah-olah tidak pula. Dengan kekerasan ia menolak
akan habis-habisnya. Ibunya pun pakaian destar saluk, yaitu pakaian
turut menangis dan tahulah orang tua orang Minangkabau. Bertangisan
itu bahwa anaknya sedang menyadari sekalaian perempuan, meminta
untungnya. supaya ia jangan menolak tanda
“Ingatlah, Anakku! Harapkan keminangkabauan yang satu ini, yaitu
burung terbang tinggi, punai di selama beralat saja. Jika peralatan
tangan engkau lepaskan. Tidak akan sudah selesai, bolehlah ia memakai
aman hidupmu, bila makanan enggan sekehendak hatinya pula.
dan bunga larangan yang engkau Hanafi tetap menolak kehendak
kehendaki. Sesayang-sayangnya orang, ia tidak hendak menutup
pada engkau, kaum keluargamu tentu kepala, karena lebih gila pula dari
tak akan dibawanya duduk bersama- komidi, bila memakai destar, saluk
sama (hlm.65-66). dengan baju smoking dan dasi
(hlm.69).
Perjodohan antara Hanafi dengan Permintaan Hanafi yang serupa itu
tentulah menimbulkan gempar. Yang
Rapiah, sangatlah berat bagi Hanafi, karena
punya alat harus memulangkan segala
ia menghormati dan menyayangi ibunya sesuatu pada ‘si pangkal’ itu, karena
akhirnya ia menerima perjodohan itu. jika tidak demikian, akan merasa
Kutipan berikut dapat membuktikannya. hati pulalah mereka. Serambut pun
janganlah orang ketinggalan pada
adat, mereka minta perindah benar-
Dua tahun sudah berjalan, setelah
benar. Jika ada yang berkekurangan,
jadi perundingan Hanafi dengan
maulah mereka itu memecah peralatan
ibunya tentang beristri itu. Sebelum
sama sekali (hlm.70).
ia membenarkan kata ibunya, ia pun
sudah dinikahkan dengan dengan
Rapiah.
Di dalam peralatan itu hampir- Klimaks
hampir pernikahan dibatalkan, karena Pada tahap klimaks, di mana peristiwa
timbul perselisihan antara pihak kaum atau konflik mencapai puncaknya. Pada
perempuan dengan kaum laki-laki.
Pangkalnya dari Hanafi juga. tahap ini Hanafi sering memarahi Rapiah
Ia berkata “kaum muda.” Pakaian dan juag bertengkar dengan Corrie. Kutipan
mempelai secara yang masih berikut dapat membuktikannya.
dilazimkan sekarang di negerinya,
yaitu pakaian secara zaman dahulu, ...
disebutkannya “anak komidi Sambil merentakkan anak itu ke
Stambul.” Jika ia dipaksa memakai tangan ibunya, dikatainyalah istrinya
secara itu, sukalah ia urung saja, di muka kawan-kawannya dengan
demikian katanya dengan pendek. segala, nista dan penghinaan, hingga
Setelah timbul pertengkaran di ketiga tamu itu menjadi resah dan
dalam keluarga pihaknya sendiri tidak berketentuan rasa lagi.
akhirnya diterimalah, bahwa Rapiah tunduk, tidak menyahut,
memakai ‘smoking’ yaitu jas hitam, hanya air matanya saja yang
celana hitam dengan rompi dan berhamburan….. (hlm.83).
berdasi putih. Tapi waktu hendak “Oh, Ibu, jika ibu hendak
79
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
mana kehendak Ibu. Hanya bila Ibu Pelihara anakmu baik-baik percaya
rindu hendak ke Betawi, antarkanlah pada Tuhan. Han kenangkan Corrie!”
kami ke Bonjol.” (hlm.131-132). Maka terkatup pulalah matanya;
dan tidaklah terbuka-buka lagi.
Corrie meninggalkan Hanafi Hanafi memandang kepadanya
dengan terperanjat.
dan meminta bercerai dengan Hanafi.
“O, Corrie, Corrie!” demikian
Tanpa sepengetahuan Hanafi, Corrie ia menjerit-jerit, sambil mencium
meninggalkan rumah mereka. Corrie tidak istrinya berulang-ulang.
mau bertemu dengan Hanafi lagi. Kutipan “O, Corrie!” kata Hanafi dengan
menjerit, lalu rebahlah ia ke lantai
berikut dapat membuktikannya.
dengan tidak sadarkan diri (hlm.222).
……… ………….
Sukakah Nyonya ke “Rapiah!” kata Hanafi dengan
Semarang?” berseru. Tapi sia-sia karena seketika
Esok pagi ia sendiri mengantarkan itu jua Rapiah telah lenyap dari
Corrie ke kereta ekspres; dan sebelum pemandangan mata (hlm.239).
pulang dikawatkannyalah kedatangan “Sekali-kali aku tidak memikirkan
Corrie lebih dahulu. hal berangkatnya Rapiah, Bu. Lakunya
Pada keesokan harinya Hanafi merentak merebut anak dari tanganku
sudah datang pula ke rumah telah cukup memberi isyarat, bahwa
tumpangan itu, dan bukan buatan Rapiah sudah memutuskan segala
sedih hatinya, demi mendengar bahwa tali perhubungannya, dengan daku
Corrie sudah berangkat. Seketika (hlm.245).
itu ia berkata hendak menurutkan ke ………………..
Semarang (hlm.186). “Ya, Anakku! Sudahlah lama
engkau aku ampuni. Hal anakmu
Penyelesaian janganlah engkau risaukan.
Pada tahap penyelesaian dalam Mengucaplah, Hanafi. Kenangkanlah
nama Tuhan dan Rasul, supaya lurus
roman Salah Asuhan ini, kedua istri Hanafi
jalanmu.”
meninggalkan Hanafi. Corrie meninggal Hanafi memandang dengan sedih
dunia karena penyakit kolera, sedangkan kepada Ibunya, berkata, “Lailaha
Rapiah kembali kepada orang tuanya di illallah. Muhammad dari Rasulullah!”
Dalam berjabat tangan dengan
Bonjol. Hanafi merasa sangat berdosa
ibunya, melayanglah jiwa Hanafi
kepada kedua istrinya, yang akhirnya ia (hlm.261).
putus asa dan mengakhiri hidupnya dengan
meminum sublimat. kutipan berikut dapat Latar
membuktikannya. Latar Waktu
Latar waktu dapat diketahui dari
…………..
Corrie membukakan matanya beberapa contoh kutipan di bawah ini.
pula, lalu berkata, “Selamat tinggal,
Han! Kita ...” Fajar sudah menyingsing; nyata
“Corrie!” dari sela-sela jendela. Hanafi
“Sudah datang takdirnya. Vaawel mengetahui bahwa hari sudah siang.
Hannetje. Hiduplah dengan lurus. Sekejap pun ia tiada tidur (hlm.57).
81
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
82
Suluh Pendidikan, 2018, 16 (1): 67—84 ISSN : 1829 – 894X
kata-kata bersinonim. Dalam roman Salah Latar digambarkan terdiri atas latar waktu,
Asuhan terdapat majas tautologi, beberapa tempat dan suasana. Sudut pandang yang
kutipan berikut dapat membuktikannya. digunakan ialah sudut pandang orang
ketiga serba tahu. Gaya bahasa/majas yang
Semalam-malaman itu Hanafi tidak paling mendominasi adalah sinestesia,
tidur sekejap juga. Rindu dan cinta,
personifikasi, hiperbola, dan tautologi.
kepada Corrie sekonyong-konyong
sudah berbalik menjadi dendam dan
benci (hlm.56). UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan tertib dan sopan nyonya Ucapan terima kasih disampaikan
mempersilahkan ia duduk bersama-
kepada teman dan sahabat yang banyak
sama, tapi mulai dari saat itu terkatuplah
mulut kedua suami istri itu, dan sepatah memberikan masukan sehingga penelitian
pun mereka tidak mengeluarkan tutur ini terwujud. Ucapan terima kasih juga
lagi, kecuali daripada menjawab- disampaikan kepada Dewan Redaksi Jurnal
jawab tanya Hanafi, yang terutama
Suluh Pendidikan atas diterbitkannya
juga dijawab dengan mengangguk atau
menggelengkan kepala saja (hlm.200). artikel ini.
Kebencian dan dendam hati mereka
kepadamu makin bertambah, terutama DAFTAR PUSTAKA
dari pihak kaum perempuan juga
(hlm.212). Arikunto, S. 1991. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
SIMPULAN Rineka Cipta.
Dari hasil dan pembahasan
Karmini, Ni Nyoman. 2011. Teori
dapat disimpulkan bahwa roman Salah Pengkajian Prosa Fiksi dan Drama.
Asuhan mengandung tema “perkawinan Denpasar: Pustaka Larasan bekerja
campuran (pribumi dan orang barat) dapat sama dengan Saraswati Institut Press.
menimbulkan bermacam-macam masalah,
Kutha-Ratna, I.N. 2004. Teori, Metode,
kesedihan, penderitaan lahir batin, bahkan dan Teknik Penelitian Sastra:
berakibat fatal, karena perkawinan itu dari Strukturalisme hingga
sendiri tidak sepaham. Tokoh utama Postrukturalisme Perspektif Wacana
Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yakni Hanafi dan Corrie, tokoh kedua
yakni ibu Hanafi dan Rapiah. Alur roman Sudjarwo, H. 2001. Metodologi Penelitian
Salah Asuhan adalah alur maju, karena Sosial. Bandung: Mandar Maju.
peristiwa yang diceritakan bergerak maju.
84