Anda di halaman 1dari 10

Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk, dengan waktu penelitian
mulai dari bulan Maret - Juli 2015.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data:
a. Data Kuantitatif, yang dapat dihitung atau data yang berupa angka-angka seperti laporan
keuangan, laporan laba-rugi dan harga pokok penjualan.
b. Data kualitatif, data yang tidak dapat dihitung atau data yang bukan berupa angka-angka
seperti gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi.
Sumber Data:
Penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh langsung dari pihak pertama yaitu Kimia
Farma Apotek No.66 Luwuk dan data sekunder yang diperoleh dari kepustakaan.
Definisi Operasional Variabel.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah segala cost yang dikeluarkan oleh perusahaan selama satu
periode akuntansi berdasarkan analisis dimasa lampau dan penjualan pada saat ini untuk
menggambarkan biaya langsung yang timbul dari barang yang diproduksi sampai dengan
proses membawa barang dagangan dan siap untuk dijual. Harga pokok penjualan dapat
dirumuskan yaitu,
HPP = Barang tersedia untuk dijual (BTUD) – Persediaan

Dimana barang tersedia untuk dijual (BTUD) merupakan persediaan awal ditambah dengan
pembelian bersih, persediaan akhir peroleh dari persediaan awal ditambah dengan pembelian
bersih dikurangi dengan harga pokok penjualan.
B. Laba
Laba (income) dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya. Pendapatan timbul
dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang
berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Laba
merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karna angka laba diharapkan cukup
kaya untuk mempresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba dapat dirumuskan
yaitu,
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban

Laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok
penjualan. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan (Field Research), penelitian ini dengan mengadakan pengamatan pada
perusahaan yang menjadi objek penelitian dan wawancara langsung serta meminta penjelasan
khusus pada pimpinan perusahaan maupun karyawan yang berwenang untuk mendapatkan
data berupa informasi yang relevan dengan penelitian seperti laporan keuangan 2013-2014 dan
harga pokok penjualan 2013-2014.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research), penelitian dengan mencari literatur-literatur yang
berhubungan erat dengan penelitian untuk dipelajari dan dijadikan sebagai sumber acuan
kerangka pemikiran teoritis dalam membahas penemuan dalam penelitian lapangan seperti
konsep akuntansi biaya, pengertian harga pokok penjualan, dan lain-lain.
Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui
analisis penentuan harga pokok penjualan. Data-data tersebut dianalisis dengan menghitung data
kuantitatif dan dinyatakan dengan data kualitatif untuk menginterpretasikan hasil perhitungan data
tersebut dan menjawab masalah yang akan diteliti dan akhirnya ditarik kesimpulan dari pengolahan
data tersebut. selanjutnya untuk mengetahui tentang harga pokok penjualan dan laba, penulis
menggunakan metode harga pokok penjualan dan laba dengan rumus sebagai berikut :
1. Rumus untuk menghitung Harga Pokok Penjualan:

HPP = Barang tersedia untuk dijual (BTUD) – Persediaan akhir

BTUD = Persediaan barang dagangan awal + Pembelian bersih


2. Rumus menghitung laba adalah :

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

Hasil dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk merupakan salah satu cabang outlet dari PT. Kimia Farma
Apotek. Dalam kegiatannya sebagai pelayanan obat-obatan, perolehan laba yang optimal sangat
diperlukan demi kesinambungan, serta mengembangkan Apotek ketingkat yang lebih tinggi atau
ketingkat yang lebih baik. Adapun yang terkait dengan Laba pada Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk
terdiri dari, Penjualan, Pembelian, Harga Pokok Penjualan, dan Persediaan Barang dagangan.
Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk, dalam perhitungan persediaan menggunakan metode
FIFO (First In First Out) dengan sistem persediaan periodik (periodic inventory system-berkala), nilai
persediaan akhir ditentukan melalui pemeriksaan stok fisik (physical stock-take).
. Berikut ini adalah data persediaan dan pembelian bersih Kimia Farma Apotek No. 66
Luwuk. Tabel 1
Persediaan Awal, Pembelian Bersih, dan Persediaan Akhir,
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk.
Tahun Periode Persed. Awal (Rp) Pembelian (Rp) Persed. Akhir (Rp)

2013 Januari-Juni 443.024.000 1.025.448.000 348.360.000

Juli-Desember 443.024.000 1.023.452.000 421.772.000

2014 Januari-Juni 421.772.000 127.348.000 183.094.000

Juli-Desember 421.772.000 237.411.000 233.907.000

Sumber : Data Stock Opname dan Pembelian Kimia Farma Apotek No.66 2013-2014

Berdasarkan data pada tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa persediaan akhir Kimia Farma Apotek
No. 66 Luwuk pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami fluktuaktif, demikian pula dengan
pembelian bersih juga berfluktuaktif.
Berikut ini adalah data Harga Pokok penjualan, Penjualan, dan Laba yang diperoleh dari Kimia
Farma Apotek No. 66 Luwuk dari Tahun 2013-2014.
Tabel 2
Harga Pokok Penjualan, Penjualan, dan Laba Bersih
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk
Tahun Periode HPP (Rp) Penjualan (Rp) Laba Bersih (Rp)

2013 Januari-Juni 1.120.112.000 1.517.781.000 288.710.000

Juli-Desember 1.044.704.000 1.368.186.000 219.712.727

2014 Januari-Juni 366.026.000 515.318.000 70.383.939

Juli-Desember 425.276.000 572.413.000 68.467.575

Sumber : Data Laba Rugi Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk 2013-2014

Dari tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa Harga pokok penjualan Kimia Farma Apotek No. 66
Luwuk pada tahun 2013 sampai dengan 2014 mengalami fluktuaktif , demikian pula dengan laba
berfluktuaktif sehingga terjadi penurunan laba yang cukup signifikan.
Pada dasarnya Harga Pokok penjualan berfungsi untuk menetapkan harga jual yang
merupakan aspek penting dalam pencapaian laba optimum. Seperti halnya pada Kimia Farma
Apotek No. 66 Luwuk, bahwa harga pokok penjualan sangat diperlukan untuk menentukan harga jual
yang mempunyai daya saing pasar. Untuk mengetahui Harga Pokok penjualan pada Kimia Farma
Apotek pada tahun 2013 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Tahun 2013 semester pertama:

Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) = Persediaan Awal + pembelian Bersih


= Rp.443.024.000 + Rp.1.025.448.000
= Rp.1.468.472.000

Harga Pokok Penjualan = BTUD – Persediaan Akhir


= Rp.1.468.472.000 - Rp.348.360.000

= Rp.1.120.112.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan pada Kimia
Farma Apotek No. 66 Luwuk semester pertama tahun 2013 sebesar Rp. 1.120.112.000. Tahun
2013 semester kedua:

Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) = Persediaan Awal + pembelian Bersih


= Rp.443.024.000 + Rp.1.023.452.000
= Rp.1.466.476.000

Harga Pokok Penjualan = BTUD – Persediaan Akhir


= Rp.1.466.476.000 – Rp.421.772.000

= Rp.1.044.704.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan pada Kimia
Farma Apotek No. 66 Luwuk semester kedua tahun 2013 sebesar Rp. 1.044.704.000 Tahun 2014
semester pertama:
Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) = Persediaan Awal + pembelian Bersih
= Rp.421.772.000 + Rp.127.348.000
= Rp.549.120.000

Harga Pokok Penjualan = BTUD – Persediaan Akhir


= Rp.549.000.000 – Rp.183.094.000

= Rp.366.026.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan pada Kimia
Farma Apotek No. 66 Luwuk semester pertama tahun 2014 sebesar Rp. 366.026.000 Tahun
2014 semester kedua:

Barang Tersedia Untuk Dijual (BTUD) = Persediaan Awal + pembelian Bersih


= Rp.421.772.000 + Rp.237.411.000
= Rp.659.183.000

Harga Pokok Penjualan = BTUD – Persediaan Akhir


= Rp.659.000.000 – Rp.233.907.000

= Rp.425.276.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa harga pokok penjualan pada Kimia
Farma Apotek No. 66 Luwuk semester kedua tahun 2014 sebesar Rp. 425.276.000.
Laba
Tahun 2013 semester pertama:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

= Rp.1.517.781.000 – Rp.1.120.112.000

= Rp.397.669.000

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

= Rp.397.669.000 – Rp.80.088.000

= Rp.317.581.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa laba bersih sebelum dikurangi pajak
pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk semester pertama tahun 2013 sebesar Rp. 317.
581.000.

Tahun 2013 semester kedua:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.


= Rp.1.368.186.000 – Rp.1.044.704.000
Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

= Rp.323.482.000 – Rp.81.798.000

= Rp.241.684.000

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa laba bersih sebelum dikurangi pajak
pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk semester kedua tahun 2013 sebesar Rp. 241.684.000.
Tahun 2014 semester pertama:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

= Rp.515.318.000 – Rp.366.026.000

= Rp.149.292.000

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

= Rp.149.292.000 – Rp.71.869.667

= Rp.77.422.333

Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa laba bersih sebelum dikurangi pajak
pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk semester pertama tahun 2014 sebesar Rp. 77.422.333
Tahun 2014 semester kedua:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan.

= Rp.572.413.000 – Rp.425.276.000

= Rp.147.137.000

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha.

= Rp.147.137.000 – Rp.71.822.667
. = Rp.75.314.333
Dari perhitungan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa laba bersih sebelum dikurangi pajak
pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk semester kedua tahun 2014 sebesar Rp. 75.314.333
Untuk lebih jelasnya harga pokok penjualan dan laba bersih sebelum dikurangi pajak pada
Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk Tahun 2013-2014 adalah sebagai berikut.

Tabel 3
Harga Pokok penjualan dan Laba Bersih
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk
Tahun Periode Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Bersih (Rp)

2013 Januari-Juni 1.120.112.000 317. 581.000

Juli-Desember 1.044.704.000 241.684.000

2014 Januari-Juni 366.026.000 77.422.333

Juli-Desember 425.276.000 75.314.333

Sumber : Data Olahan Tahun 2015

Dan berikut ini adalah data harga pokok penjualan dan laba bersih sebelum dikurangi
pajak pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk.
Tabel 4
Harga Pokok Penjualan dan Laba Bersih sebelum pajak
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk
Tahun 2013-2014
Tahun Periode Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Bersih (Rp)

2013 Januari-Juni 1.120.112.000 317. 581.000

Juli-Desember 1.044.704.000 241.684.000

2014 Januari-Juni 366.026.000 77.422.333

Juli-Desember 425.276.000 75.314.333

Sumber : Data Laba Rugi Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk 2013-2014

Berdasarkan data pada tabel 3 dan tabel 4 di atas, baik harga pokok penjualan maupun
laba bersih sebelum pajak jika dibandingkan maka tidak terdapat perbedaan yang berarti
keduanya menunjukkan persamaan.
Dapat diketahui bahwa Pada tahun 2013 Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk, harga pokok
penjualan mengalami peningkatan tetapi diimbangi dengan peningkatan laba bersih yakni pada
semester pertama harga pokok penjualan sebesar Rp.1.120.112.000 dan laba bersih sebelum
pajak sebesar Rp.317.581.000. Semester kedua harga pokok penjualan sedikit mengalami
penurunan sebesar Rp.1.044.704.000 dengan laba bersih sebesar Rp.241.684.000.
Pada tahun 2014 Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk mengalami penurunan harga pokok
penjualan dan diimbangi dengan penurunan laba bersih yang cukup signifikan. Pada semester
pertama harga pokok penjualan sebesar Rp.366.026.000 dengan laba bersih sebelum pajak
sebesar Rp.77.422.333. Pada semester kedua harga pokok penjualan agak mengalami
peningkatan sebesar Rp.425.276.000. Namun, laba bersih mengalami penurunan sebesar
Rp.75.314.333.
Pembahasan
Widyawati (2013) menyatakan bahwa hubungan penerapan metode mark up terhadap
penentuan harga jual berpengaruh terhadap laba pada usaha amplang. Jadi dapat diketahui
bahwa, penentuan harga jual sangat berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh.
Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok penjualan pada Kimia Farma Apotek No. 66
Luwuk dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat diketahui bahwa perhitungan yang
dilakukan pada semester pertama tahun 2013, Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk memperoleh
Laba bersih sebelum dikurangi pajak sebesar Rp.317.581.000. dan semester kedua sebesar
Rp.241.684.000. Jika dilihat terdapat selisih sebesar Rp.75.897.000. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi penurunan laba yang cukup berarti sebesar 7,5%. Pada tahun 2014 semester pertama,
Laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.77.422.333 dan pada semester kedua sebesar
Rp.75.314.333. Jika dilihat terdapat selisih sebesar Rp.2.108.000. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi penurunan laba sebesar 2%.
Setelah melakukan Field research dengan metode observasi, diketahui bahwa penurunan
laba yang terjadi pada tahun 2014 pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk yaitu diakibatkan
karena menurunnya penjualan bersih serta biaya opersional tidak mengalami perbedaan yang
berarti. Berikut ini data penjualan bersih dan biaya operasional Kimia Farma Apotek No. 66
Luwuk.
Tabel. 5
Penjualan Bersih dan Biaya Operasional
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk
Tahun 2013-2014
Penjualan Bersih

Tahun Periode Biaya Operasional

Tunai (Rp) Kredit (Rp) (Rp)

2013 Jan - Juni 599.519.000 918.262.000 74.863.000

Juli – Des 628.110.000 740.076.000 76.573.000

2014 Jan – juni 519.610.000 (4.292.000) 65.103.000

Juli – Des 558.948.000 13.465.000 65.056.000

Sumber:Data Penj. bersih&Biaya operasional Kimia Farma Apotek No.66 tahun 2013-2014

Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat diketahui bahwa penjualan bersih Kimia Farma Apotek
No. 66 Luwuk terbagi menjadi dua yaitu penjualan tunai dan kredit. Pada tahun 2013 semester
pertama untuk penjualan tunai sebesar Rp.599.519.000 dan penjualan kredit mengalami
peningkatan sebesar Rp.918.262.000. Pada semester kedua untuk penjualan tunai mengalami
peningkatan sebesar Rp.628.110.000 dan penjualan kredit sedikit mengalami penurunan sebesar
Rp.740.074.000. Hal ini dapat dikatakan bahwa penjualan bersih Kimia Farma Apotek No. 66
Luwuk cukup Baik.
Namun, penjualan bersih untuk tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan.
yakni pada semester pertama untuk penjualan tunai sebesar Rp.519.610.000 dan penjualan
kredit mengalami minus sebesar Rp.4.292.000. Pada Semester kedua penjualan tunai sedikit
mengalami peningkatan sebesar Rp.558.948.000 dan penjualan kredit mengalami peningkatan
sebesar Rp.13.465.000.
Demikian pula dengan biaya operasional Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk, tidak
mengalami perbedaan yang cukup berarti. Pada semester pertama tahun 2013, biaya
operasional yang dikeluarkan sebesar Rp.74.863.000 dan pada semester kedua sebesar
Rp.76.573.000. Bila dilihat, ada kenaikan sebesar Rp.1.710.000. Pada semester pertama tahun
2014 biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp.65.103.000 dan semester kedua sebesar
Rp.65.056.000. Ada penurunan sebesar Rp.47.000 akan tetapi tidak mengalami perbedaan yang
cukup berarti.
Setelah melakukan Field research dengan mewawancarai Pimpinan Kimia Farma Apotek
No. 66 Luwuk dapat diketahui bahwa penyebab menurunnya penjualan kredit pada tahun 2014
disebabkan Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk tidak lagi bekerja sama dengan PT. ASKES
(Persero) dan PT. Jamsostek (Persero) dalam hal melayani obat-obatan untuk jaminan asuransi
tersebut dan untuk penjualan kredit minus pada semester pertama tahun 2014 disebabkan oleh
klaim resep kredit yang belum tertagih dari PT. INHEALTH dan dibayarkan pada akhir bulan
desember 2014.
Penjualan bersih dan biaya operasional merupakan komponen untuk mengoptimalkan
laba pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk, oleh karena itu manajemen apotek perlu
memperhitungkan laba dengan sebaik-baiknya, karena akan berdampak langsung pada
ketidakmampuan dalam mempertahankan kelangsungan hidup Apotek peningkatan penjualan
baik penjualan bersih maupun penjualan kredit serta efisiensi disemua bidang, seperti sumber
daya manusia dan keuangan.
Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk, setiap tahun selalu menetapkan target penjualan
perbulannya. Jadi, untuk mengukur laba yang optimal dilakukan dengan membandingkan target
penjualan dengan realisasi penjualan. Bila target penjualan terealisasi, maka dapat dikatakan
memperoleh laba yang optimal demikian juga sebaliknya. Berikut ini data target penjualan dan
realisasi penjualan tahun 2013-2014
Tabel 6
Target Penjualan dan Realisasi Penjualan
Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk Tahun 2013-2014
Penjualan

Periode Tahun 2013 Tahun 2014

Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp)

Jan - Juni 1.500.000.000 1.517.781.000 1.590.000.000 515.318.000

Juli - Des 1.500.000.000 1.368.186.000 1.590.000.000 572.413.000

Sumber : Data target & realisasi penjualan Kimia Farma Apotek Luwuk tahun 2013-2014

Dari Tabel 6 di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 target penjualan Kimia
Farma Apotek No.66 Luwuk baik semester pertama maupun kedua sebesar Rp.1.500.000.000.
Untuk realisasi penjualan pada semester pertama sebesar Rp.1.517.781.000. Hal ini dapat
dikatakan memperoleh laba yang optimal karena telah mencapai dari target penjualan. Realisasi
penjualan untuk semester kedua sebesar Rp.1.368.186.000. Hal ini dapat dikatakan laba yang
diperoleh belum optimal karena target penjualan belum tercapai.
Pada tahun 2014 target penjualan Kimia Farma Apotek No.66 Luwuk sedikit mengalami
peningkatan baik semester pertama maupun kedua yakni sebesar Rp.1.590.000.000. Untuk
realisasi penjualan pada semester pertama sebesar Rp.515.318.000 dan semester kedua
sebesar Rp.572.413.000. Hal ini dapat dikatakan bahwa laba yang diperoleh belumlah optimal
karena target penjualan belum tercapai.
Penutup
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulannya sebagai berikut :
1. Laba yang diperoleh Kimia farma Apotek No.66 Luwuk pada tahun dua ribu empat belas baik
semester pertama maupun semester kedua belumlah optimal karena target penjualan yang
ditetapkan setiap tahunnya belum tercapai.
2. Penurunan laba yang terjadi pada Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk yaitu disebabkan oleh
menurunnya penjualan bersih khususnya penjualan resep kredit serta biaya operasional yang
tidak mengalami perbedaan yang cukup berarti.
Saran
Dari hasil kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Manajemen Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk, untuk lebih meningkatkan lagi penjualan bersih
khususnya penjualan kredit yaitu dengan cara melakukan kerja sama kembali untuk pelayanan
obat-obatan jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS Kesehatan).
2. Dalam upaya peningkatan laba optimal, Manajemen Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk perlu
mengefisiensikan beban usaha baik dari sumber daya manusia maupun keuangan yaitu dengan
cara menekan biaya pengeluaran karena pada tahun 2013 sampai 2014 biaya yang telah
dikeluarkan oleh Kimia Farma Apotek No. 66 Luwuk tidak mengalami perbedaan yang cukup
berarti.

DAFTAR PUSTAKA

Juan Ng Eng dan Tri Wahyuni Ersa. (2012). Standar Akuntansi Keuangan edisi II. (Terjemahan Oleh
Biro Bahasa Alkemis). Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Mulyadi. (1992). Akuntansi Biaya, edisi 5 Cetakan. Penerbit STIE YKPN Jogyakarta Munawir, S. (2010).
Analisa Laporan Keuangan edisi IV. Yogyakarta : Liberty.
Rainbow, Cecily A. Dan Michael R. Kinney. (2011). Akuntansi Biaya : Dasar dan Pengembangan
edisi VII. (Terjemahan oleh Hilman Rahmat). Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Supriono. (2014). Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE.
Suwardjono. (2013). Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan edisi III. Yogyakarta :
BPFE.
Widyawati. (2013). Akuntansi Biaya. Jakarta Selatan : Salemba Empat.
Jurnal
Bellinda Macpal dkk. (2014), “ Analisis Perhitungan Harga Pokok Penjualan Barang Produksi Pada
Jepara Meubel Di Kota Bitung “. Jurnal Emba, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol. 2 No. 3 2014.
Widyawati. (2013), “ Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Penerapan Metode Mark Up
Dalam Penentuan harga Jual Produk Pada Usaha Amplang Di Samarinda “. Jurnal
Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman Samarinda. Vol.
1 No. 2 2013.
Internet
Sofyan Mohammad ( 2011) “Kondisi Perusahaan Dalam Memaksimalkan Laba”,
http://sofyanmohammed.wordpress.com, Diakses 28 April 2015. Jam 20.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai