Anda di halaman 1dari 6

BAB 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Umum Data Hasil Observasi


Penguapan (evaporasi) merupakan proses yang melibatkan pindah
panas dan pindah massa secara simultan sehingga diperoleh suatu produk
yang kental atau konsentrat (Joharman, 2006). Praktikum evaporasi
menggunakan 3 sampel larutan gula, yaitu larutan gula dengan total solid
10%, 20%, dan 30%. Proses evaporasi dilakukam selama 20 menit dengan
interval waktu 5 menit pada suhu 120 ºC dan 140 ºC. Dari hasil obseravasi dan
pengukuran tersebut didapatkan data terbesar pada suhu 140 ºC dengan
konsentrasi 10% dan interval waktu 20 menit, nilai total solidnya sebesar
0,112 gr. Konsentrasi 20% dengan interval waktu 20 menit didapatkan hasil
total solid sebesar 0,226 gr. Konsentrasi 30% dengan interval waktu 20 menit
didapatkan hasil total solid sebesar 0,338 gr. Jadi hubungan waktu dengan
total solid berbanding lurus karena semakin lama waktu maka semakin tinggi
juga nilai total solidnya.

2.2 Hubungan Laju Evaporasi terhadap Suhu dan Total Solid


2.2.1 Pengaruh Suhu Terhadap Laju Evaporasi
Suhu pengeringan akan mempengaruhi kelembaban udara dan laju
pengeringan untuk bahan tersebut. Pada kelembaban udara yang tinggi, laju
penguapan air bahan akan lebih lambat dibandingkan dengan pengeringan
pada kelembaban yang rendah.
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh data grafik hubungan suhu (°C) terhadap
laju evaporasi larutan gula dengan total solid 10%, 20% dan 30% sebagai
berikut.
0,00

La j u e va p o r a s i ( gr / me n i t )
25
120 °
0,00 C
2
0,00 140 °
15 C

0,00
1 05 10 15 20

0 , 0 0 W a kt u ( me ni
05
t)
0
Gambar 2.1 Hubungan suhu terhadap
laju evaporasi pada TS 10%
La j u e va p o r a s i

0,00
25
120 °
0,00 C
2
140 °
0,00
C
15
0,00 05 10 15 20
1
0,00 W a kt u ( me ni
05 t)
0
Gambar 2.1 Hubungan suhu terhadap
laju evaporasi pada TS 20%

0,00
La j u e va p o r a s i

25
0,00 120 °
2 C
0,00 140 °
15 C
0,00 05 10 15 20
1
0,00 W a kt u ( me
05 ni t )
0
Gambar 2.1 Hubungan suhu terhadap
laju evaporasi pada TS 30%
Berdasarkan Gambar 2.1, Gambar 2.2, dan Gambar 2.3 dapat
diketahui semakin tingi suhu maka semakin tinggi nilai laju evaporasinya.
Untuk menentukan nilai laju evaporasi dapat dihitung dengan rumus dm/dt.
Dari rumus tersebut didapatkan nilai laju evaporasi pada suhu 120°C dengan
total solid konsentrasi 10% dengan interval waktu 0 menit, 5 menit, 10
menit, 15
menit, dan 20 menit berturut-turut adalah 0 gr/menit, 0,0002 gr/menit, 0,0002
gr/menit, 0,0004 gr/menit dan 0,0002 gr/menit. Pada suhu 120°C dengan total
solid konsentrasi 20 % adalah 0 gr/menit, 0,0002 gr/menit, 0,0008
gr/menit,0,0002 gr/menit dan 0,0008 gr/menit. pada suhu 120°C dengan total
solid konsentrasi 30% adalah 0 gr/menit, 0,0012 gr/menit, 0,0008 gr/menit,
0,0010 gr/menit dan 0,0020 gr/menit.
Nilai laju evaporasi pada suhu 140oC total solid konsentrasi 10%
dengan interval waktu 0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit
berturut-turut adalah 0 gr/menit, 0,0004 gr/menit, 0,0008 gr/menit, 0,0006
gr/menit dan 0,0006 gr/menit. Total solid konsentrasi 20 % adalah 0 gr/menit,
0,0004 gr/menit, 0,0008 gr/menit, 0,0016 gr/menit dan 0,0024 gr/menit. Total
solid konsentrasi 30% adalah 0 gr/menit, 0,0020 gr/menit, 0,0014 gr/menit,
0,0022 gr/menit dan 0,0020 gr/menit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan laju evaporasi terhadap suhu
adalah berbanding lurus, hal ini dapat dilihat dari semakin tinggi suhu maka
semakin tinggi pula nilai laju evaporasinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
taufik (2004) yang dikutip dari Taib, G. et al. (1987) menyatakan bahwa laju
penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan
suhu. Semakin besar perbedaan suhu antara media pemanas dengan bahan,
maka semakin besar pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan
sehingga berdampak terhadap penguapan air dari bahan yang lebih banyak
dan cepat.

2.2.2 Pengaruh Total Solid Terhadap Laju Evaporasi


Berdasarkan Tabel 1 didapatkam grafik hubungan total solid 10%,
20% dan 30% terhadap laju evaporasi berdasarkan suhu 120°C dan 140°C
yang ditunjukkan sebagai berikut.
0,00

La j u e va p o r a s i ( gr / me n i t )
25
0,00 10%
2
0,00 20%
15 30%
0 , 0 0 0 5 10 15 20
1
W a kt u ( me
0 , 0 0 ni t )
05
Gambar 0
2.4 Hubungan total solid
terhadap laju evaporasi pada suhu 120°C

0,00
La j u e va p o r a s i ( gr / me n i t )

25
0,00 10%
2
0,00 20%
15 30%
0 , 0 0 0 5 10 15 20
1
W a kt u ( me
0 , 0 0 ni t )
05
Gambar 2.5 Hubungan total solid
0
terhadap laju evaporasi pada suhu 140°C

Berdasarkan Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 dapat diketahui bahwa


semakin tinggi total solid maka semakin tinggi juga nilai laju
evaporasinya. Untuk menentukan nilai laju evaporasi dapat dihitung
dengan rumus dm/dt. Dari rumus tersebut didapatkan nilai laju evaporasi
pada suhu 120°C total solid konsentrasi 10% dengan interval waktu 0
menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit berturut-turut adalah 0
gr/menit, 0,0002 gr/menit, 0,0002 gr/menit, 0,0004 gr/menit dan
0,0002 gr/menit. Total solid
konsentrasi 20 % adalah 0 gr/menit, 0,0002 gr/menit, 0,0008
gr/menit,0,0002 gr/menit dan 0,0008 gr/menit. Total solid konsentrasi 30%
adalah 0 gr/menit, 0,0012 gr/menit, 0,0008 gr/menit, 0,0010 gr/menit dan
0,0020 gr/menit. Sedangkan nilai laju evaporasi pada suhu 140oC total
solid konsentrasi 10% dengan interval waktu 0 menit, 5 menit, 10 menit,
15 menit, dan 20 menit berturut-turut adalah 0 gr/menit, 0,0004 gr/menit,
0,0008 gr/menit, 0,0006 gr/menit dan 0,0006 gr/menit. Total solid
konsentrasi 20 % adalah 0 gr/menit, 0,0004 gr/menit, 0,0008 gr/menit,
0,0016 gr/menit dan 0,0024 gr/menit. Total solid konsentrasi 30% adalah 0
gr/menit, 0,0020 gr/menit, 0,0014 gr/menit, 0,0022 gr/menit dan 0,0020
gr/menit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan total solid terhadap laju


evaporasi adalah berbanding lurus karena semakin tinggi total solid maka
semakin tinggi juga laju evaporasi. Kecepatan evaporasi dipengaruhi oleh
komposisi bahan, terutama kandungan total padatan. Semakin tinggi total
padatan bahan, maka proses evaporasi akan berlangsung cepat (Lahmudin,
2006).

Anda mungkin juga menyukai