Anda di halaman 1dari 44

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

“ANALISA PENDAPATAN DAN R/C RATIO AGROINDUSTRI KERIPIK


APEL”
(Studi Kasus: Home Agroindustri Keripik Buah Bali
Jl. Raya Junggo 53 Tulung Rejo Bumi Aji Batu, Jawa Timur)

DWI FEBRIANTY NABILA WARDANI


215.01.032.037

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : ANALISIS PENDAPATAN DAN R/C RATIO


AGROINDUSTRI KERIPIK APEL (Studi Kasus: Home
Agroindustri Keripik Buah Bali Jl. Raya Junggo 53
Tulung Rejo Bumi Aji Batu, Jawa Timur)
Nama : Dwi Febrianty Nabila Wardani

NPM : 215.01.032.037

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Islam Malang

Mengetahui Menyetujui

Ketua Program Studi Agribisnis Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. H. Bambang Siswadi, MP.) (Ir. Farida Syakir, MP.)


RINGKASAN

Dwi Febrianty Nabila Wardani (215.01.032.037) ANALISIS PENDAPATAN


DAN R/C RATIO AGROINDUSTRI KERIPIK APEL (Studi Kasus : Home
Agroindustri Keripik Buah Bali Jl. Raya Junggo 53 Tulung Rejo Bumi Aji
Batu, Jawa Timur).
Dosen Pembimbing : (Ir. Farida Syakir, MP.)
Apel merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang
memiliki potensi untuk perkembangan agroindustri. Kota Batu merupakan
penghasil komoditi apel terbesar di Jawa Timur, produktivitas apel di kota Batu
berkisar 10,9 kg per pohon hingga 58,6 per pohon (Ruminta, 2015). Namun, apel
yang dihasilkan tidak semuanya bisa masuk pasar. Seperti yang diketahui pasar
memiliki kriteria tersendiri untuk memenuhi keinginan konsumen, dipilih dari
segi warna, bentuk, dan ukurannya. Apel yang tidak memenuhi kriteria pasar
biasanya dikonsumsi sendiri oleh petani. Melihat lebih banyak apel yang kurang
memenuhi kriteria pasar dan dikonsumsi sendiri, beberapa masyarakat kota Batu
memiliki inisiatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu ide yang tercetus pada
saat itu adalah mengolah buah apel yang tidak memenuhi kriteria pasar tersebut
menjadi keripik apel.
Home agroindustri Keripik Buah Bali sudah berdiri selama 4 tahun dan
memfokuskan usahanya pada pengolahan apel menjadi keripik apel. Hal ini
menarik penulis untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pendapatan dan R/C
ratio pembuatan keripik apel di Home Agroindustri Keripik Buah Bali, Kota Batu.
Praktek kerja lapang ini bertujuan untuk : a) untuk mengetahui besarnya
pendapatan dari usaha pengolahan buah apel menjadi keripik apel dalam satu kali
produksi di Home Agroindustri Keripik Buah Bali. b) untuk mengetahui besarnya
R/C ratio dari usaha pengolahan buah apel menjadi keripik apel dalam satu kali
produksi di Home Agroindustri Keripik Buah Bali.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yang
bertempat di home agroindustri Keripik Buah Bali yang beralamatkan di Jl. Raya
Junggo 53 Tulung Rejo Bumi Aji Batu, Jawa Timur. Dengan mempertimbangkan
penentuan tempat tersebut didasarkan bahwa home agroindustri Keripik Buah Bali
merupakan salah satu agroindustri penghasil produk oleh-oleh khas kota Batu
yang mengolah buah apel menjadi keripik apel. Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan cara sengaja (purposive) yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan di tempat tersebut mengolah keripik apel. Penelitian ini dilakukan
selama 1 bulan, dilaksanakan mulai tanggal 25 Januari – 25 Februari 2018.
Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan
data sekunder, diperoleh dari pengamatan secara, wawancara secara langsung
dengan pemilik serta pegawai home agroindustri Keripik Buah Bali. Sedangkan
data sekunder yaitu data yang yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
semisal data berbentuk dokumen maupun data publikasi.
Dari hasil praktek kerja lapang menunjukkan bahwa pendapatan yang
diterima dari usaha pengolahan buah apel menjadi keripik apel dalam satu kali
proses produksi pada Home Agroindustri Keripik Buah Bali sebesar Rp.
2.968.625,14 dengan total penerimaan Rp.7.400.000 dan total biaya yang
dikeluarkan Rp. 4.431.374,86 dengan menggunakan bahan baku 250 kg menjadi
90 kg keripik apel, dengan harga Rp. 100.000 per kg untuk kualitas 1 dan Rp.
80.000 per kg untuk kualitas 2. Dari pendapatan tersebut diperoleh R/C Ratio
sebesar 1,66. Sehingga dapat dikatakan usaha pengolahan keripik apel yang
dilakukan Home Agroindustri Keripik Buah Bali sudah efisien atau layak
dikembangkan karena mempunyai R/C Ratio > 1,66.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayat serta inayah-Nya. Shalawat

serta salam tercurahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, keluarga dan

orang-orang yang mengikuti sampai hari pembalasan. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul

“Analisis Pendapatan dan R/C Ratio Agroindustri Keripik Buah Bali”.

Dalam kesempatan ini penulis berhasil menyelesaikan praktek kerja

lapang penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bimbingan, arahan, petunujuk

serta masukan yang sangat bermanfaat dan dorongan yang telah diberikan oleh

semua pihak yang telah membantu selama menyusun laporan. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan ridhonya sehingga, penulis bisa

menyelesaikan laporan praktek kerja lapang dengan lancar.

2. Ayah, Ibu, dan Kakak yang selalu memberikan perhatian dan dukungan

penuh kepada penulis selama menjalankan praktek kerja lapang hingga

menyusun laporan.

3. Ir. Farida Syakir, MP. Selaku dosen pembimbing atas bimbingan,

ketelitian, dukungan, saran, bantuan, kesabaran dan waktu yang telah

diberikan dalam menyusun laporan praktek kerja lapang ini.

4. Dr. Ir. Bambang Siswadi, MS. Selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.

5. Dr. Ir. Nurhidayati, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Islam Malang.

i
6. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas

Islam Malang, khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberi

bekal dan mendidik penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

7. Terima kasih kepada Pimpinan Home Agroindustri Keripik Buah Bali

Bapak Puguh Hariono yang telah memberikan izin pada penulis untuk

melakukan praktek kerja lapang serta banyak membantu proses

mendapatkan data dan ilmu yang bermanfaat.

8. Terima kasih kepada karyawan Home Agroindustri Keripik Buah Bali

yang telah membimbing serta membatu penulis selama praktek kerja

lapang.

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang

Angkatan 2015 Program Studi Agribisnis yang telah memberikan

dukungan dalam Praktek Kerja Lapang ini.

10. Teman-teman terdekat penulis Qolbi, Dina, Susi, Nadiya, Lela, Tomi,

Sena, dan Mega yang telah bersedia mendengarkan keluhan serta memberi

masukan selama proses penyusunan laporan praktek kerja lapang.

11. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan

masukan kepada penulis sehingga terselesaikan Laporan Praktek Kerja

Lapang ini.

Semoga amal baik dan bantuan semua akan mendapatkan balasan, rahmat

yang diberikan Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang

sempurna, Dengan segala kerendahan hati penulis berharap di balik kekurangan

laporan ini akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam
ii
karya praktek kerja lapang. Semoga laporan ini bisa dijadikan tambahan

pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Amin…

Malang, 13 April 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.…………………………………………………………...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………......iv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2 Tujuan…………………………………………………………………2

1.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………………2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN….……………………………6

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………………...6

2.2 Lokasi Perusahaan……………………………………………………..7

2.3 Visi dan Misi Perusahaan……………………………………………...7

2.4 Struktur Organisasi Perusahaan…………………………………….....8

BAB III LAPORAN KEGIATAN………………………………………………9

3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapang…………………………………….....9

3.2 Analisis Pendapatan………………………………………………….18

3.3 Analisis R/C Ratio……………………………………………………23

3.4 Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang………………………………..24

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………..28

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………..28

4.2 Saran………………………………………………………………….28

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...29

iv
LAMPIRAN……………………………………………………………………..30

v
DAFTAR GAMBAR

1. Struktur Organisasi Home Agroindustri Keripik Buah Bali…..……………...8


2. Penyiapan Bahan Baku…………………………………………….………..11
3. Proses Perendaman Garam Industri………………………………….……...11
4. Proses Pembersihan Bagian Busuk……………………………………….…12
5. Proses Pengupasan…………………………………………………………..12
6. Proses Pemotongan………………………………………………………….13
7. Proses Pembekuan…………………………………………………………..13
8. Proses Penggorengan……………….……………………………………….14
9. Proses Pensortiran…………………….……………………………………..14
10. Proses Penyimpanan…………………………………………………….......15
11. Proses Pelabellan……………………………………………………………15
12. Proses Pengepackan……………………………………………………........16
13. Proses Pensealeran…………………………………………………………..16
14. Toko (Outlet) Home Agroindustri Keripik Buah Bali…………………........17
15. Proses Produksi Keripik Apel Home Agroindustri Keripik Buah Bali……..25

vi
DAFTAR TABEL
1. Biaya Sewa Gedung di Home Agroindustri Keripik Buah Bali……..………18

2. Biaya Penyusutan Peralatan di Home Agroindustri Keripik Buah Bali……..19

3. Pajak di Home Agroindustri Keripik Buah Bali…………………………..…19

4. Biaya Bahan Penunjang di Home Agroindustri Keripik Buah Bali…….........20

5. Biaya Tenaga Kerja di Home Agroindustri Keripik Buah Bali…………..….20

6. Biaya Produksi di Home Agroindustri Keripik Buah Bali…………………...21

7. Total Penerimaan dan Total Biaya Pengeluaran di Home Agroindustri Keripik


Buah Bali……………………………………………………………………..22
8. R/C Ratio di Home Agroindustri Keripik Buah Bali………………………...24

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian di Indonesia memiliki peluang serta prospek yang baik untuk ke

depannya. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan perekonomian

di Indonesia karena sebagian besar kegiatan perekonomian di Indonesia berpusat

pada sektor tersebut.

Apel merupakan salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang

memiliki potensi untuk perkembangan agroindustri. Kota Batu merupakan

penghasil komoditi apel terbesar di Jawa Timur, produktivitas apel di kota Batu

berkisar 10,9 kg per pohon hingga 58,6 per pohon (Ruminta, 2015). Namun, apel

yang dihasilkan tidak semuanya bisa masuk pasar. Seperti yang diketahui pasar

memiliki kriteria tersendiri untuk memenuhi keinginan konsumen, dipilih dari

segi warna, bentuk, dan ukurannya. Apel yang tidak memenuhi kriteria pasar

biasanya dikonsumsi sendiri oleh petani. Melihat lebih banyak apel yang kurang

memenuhi kriteria pasar dan dikonsumsi sendiri, beberapa masyarakat kota Batu

memiliki inisiatif untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu ide yang tercetus pada

saat itu adalah mengolah buah apel yang tidak memenuhi kriteria pasar tersebut

menjadi keripik apel.

Inovasi mengolah apel menjadi keripik apel rupanya, banyak diminati oleh

masyarakat dan sampai saat ini berbagai inovasi pengolahan apel sudah dilakukan

misalnya jenang apel, apel celup, coklat apel, dan dodol apel. Hal ini menjadikan

apel memilik masa simpan yang lebih lama sehingga nilai tambahnya menjadi

lebih besar, dengan demikian agroindustri merupakan langkah strategis untuk

1
meningkatkan nilai tambah dan agribisnis apel memiliki peluang bisnis yang

menjanjikan (Ashari, 2006).

Seiring berjalannya waktu, kota Batu kini memiliki banyak home

agroindustri, UKM, atau perusahaan yang menjadikan apel sebagai bahan baku

utama produksinya. Salah satu pemilik home agroindustri di Kota Batu adalah

Bapak Puguh. Beliau memiliki home agroindustri yang diberi nama “Keripik

Buah Bali”. Home agroindustri ini sudah berdiri selama 4 tahun dan

memfokuskan usahanya pada pengolahan apel menjadi keripik apel. Dengan

memanfaatkan peluang yang ada Home Agroindustri Keripik Buah Bali mampu

membuka lapangan pekerjaan serta mendapatkan keuntungan maksimal dengan

biaya produksi yang rendah dan tingkat produksi yang efisien. Oleh karena itu,

penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pendapatan dan R/C ratio

pembuatan keripik apel di Home Agroindustri Keripik Buah Bali, Kota Batu.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha pengolahan buah

apel menjadi keripik apel dalam satu kali produksi di Home

Agroindustri Keripik Buah Bali.

2. Untuk mengetahui besarnya R/C ratio dari usaha pengolahan buah

apel menjadi keripik apel dalam satu kali produksi di Home

Agroindustri Keripik Buah Bali.

1.3 Metode Pengumpulan Data

1.3.1 Metode Penentuan Daerah

Kegiatan ini di lakukan di Home Agroindustri Keripik Buah Bali, Bumi

Aji, Kota Batu, Jawa Timur. Pemilihan daerah penelitian di lakukan secara

2
sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut

merupakan penghasil oleh-oleh makanan ringan dengan bahan baku buah

apel.

1.3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Kegiatan ini di lakukan di Home Agroindustri Keripik Buah Bali, Bumi

Aji, Kota Batu, Jawa Timur yang dilaksnakan mulai tanggal 25 Januari

2018 sampai dengan 25 Februari 2018.

1.3.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sengaja (purposive)

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan di tempat tersebut

mengolah keripik apel. Adapun yang dijadikan sampel adalah Home

Agroindustri Keripik Buah Bali, Bumi Aji, Kota Batu, Jawa Timur

1.3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam praktek kerja lapang adalah data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui

pengamatan langsung (observasi) dan wawancara kepada pemilik Home

Agroindustri Buah Bali dan karyawan, sedangkan data sekunder diperoleh

dari jurnal-jurnal mengenai agroindustri keripik buah apel.

1.3.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada praktek kerja lapang ini adalah analisis

kualitatif dan kuantitatif. Dimana analisis kualitatif dipakai untuk

mendapatkan gambaran kondisi usaha Home Agroindustri Keripik Buah

Batu Asli. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk melihat analisis

usaha dan beberapa perhitungan yang dilakukan dalam praktek kerja

3
lapang ini. Analisis kuantitatif berupa analisis penerimaan, biaya,

keuntungan, pendapatan, dan R/C Ratio.

a. Total Cost

Untuk mengetahui total biaya agroindustri keripik apel digunakan rumus

sebagai berikut :

TC = FC + VC

Keterangan : TC = Total biaya

FC = biaya tetap

VC = biaya variable

b. Total Revenue (Penerimaan Total)

Penerimaan total (total revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil

perkalian antara jumlah produksi keripik apel yang dihasilkan (terjual)

dengan harga keripik apel. Secara sistematis penerimaan dituliskan dengan

rumus :

TR = P x Q

Keterangan : TR = Penerimaan total (TR)

P = Harga produksi (Rp/Kg)

Q = Produk yang dihasilkan (kg)

c. Keuntungan (π)

Usaha keripik apel merupakan hasil akhir penerimaan dikurangi dengan

biaya total produksi. Secara matematis keuntungan dituliskan ruus sebgai

berikut :

4
π = TR - TC

Keterangan : π = Keuntungan (Rp)

TR = Penerimaan total (Rp)

TC = Biaya total (Rp)

d. R/C Ratio

Perhitungan efisiensi usaha yang digunakan adalah Revenue Cost Ratio

(R/C Ratio). R/C adalah perbandingan antara penerimaan dengan biaya

untuk mengetahui usaha Agroindustri tersebut efisien atau tidak. Dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan : a. R/C ratio > 1, maka Agroindustri tersebut efisien

b. R/C ratio = 1, maka Agroindustri Inpas

c. R/C ratio < 1, maka Agroindustri tersebut tidak efisien.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Home agroindustri Keripik Buah Bali didirikan oleh Bapak Puguh Hariono

pada tahun 2014. Asal mula nama “Bali” merupakan singkatan dari Batu Asli atau

bisa dikatakan produk yang diproduksi asli dari Batu. Awal mula rencana

produksi home agroindustri ini bukan keripik apel melainkan jenang apel, namun

rencana tersebut diurungkan karena jenang apel sudah banyak diproduksi saat itu.

Akhirnya Bapak Puguh memilih memproduksi keripik apel. Modal awal untuk

memulai usaha, Bapak Puguh meminjam modal di koperasi pertanian untuk

membeli peralatan berupa mesin penggoreng (vacum frying). Saat itu Bapak

Puguh hanya memiliki dua orang karyawan yang merupakan anggota keluarga

sendiri, dalam sehari-harinya home agroindustri ini hanya memproduksi apabila

ada pesanan dan ketika stok keripik apel sudah habis. Kemudian hasil produksi

dari mesin pertama, Beliau gunakan untuk membeli satu mesin penggoreng

(vacum frying) lagi. Dan untuk peralatan yang lain Beliau mencicil dari hasil

produksi keripik apel. Sampai saat ini, home agroindustri Keripik Buah Bali telah

memiliki tujuh orang karyawan dengan total produksi 90 kg per harinya

Keripik Buah Bali merupakan salah satu home agroindustri yang

mengolah berbagai macam keripik seperti keripik apel, nangka, nanas, salak dan

pisang. Mengolah apel menjadi keripik apel adalah kegiatan utama dari home

agroindustri ini karena, bahan baku yaitu apel mudah didapat dari Kota Batu

sendiri. Untuk keripik – keripik lainnya tidak diproduksi setiap hari dikarenakan

6
bahan baku yang cukup langkah dan mahal. Alasan Bapak Puguh sendiri

membangun home agroindustri ini, yaitu selain menambah penghasilan, juga

meningkatkan nilai apel, dan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat

sekitarnya.

2.2 Lokasi Perusahaan

Praktek kerja lapang dilaksanakan di Home agroindustri Keripik Buah

Bali yang berlokasi di Jl. Raya Junggo 53 Tulung Rejo Bumi Aji Batu, Jawa

Timur, dengan nomor Telp. (0341)597832) dan Hp (081252252888 –

085649665346).

2.3 Visi dan Misi

Visi : Menjadikan “Keripik Buah Bali” suatu perusahaan yang selalu

menciptakan inovasi produk olahan apel yang berkualitas, dan perusahaan yang

selalu dicari untuk dinikmati sebagai wujud pengembangan potensi daerah Kota

Wisata Batu.

Misi : “Keripik Buah Bali” akan selalu menjaga kualitas, berinovasi

mengembangkan pasar, meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan

pelayanan kepada konsumen dan kesejahteraan mitra kerja.

7
2.4 Struktur Organisasi

Direktur
Puguh Hariono

Bagian Keuangan Bagian Produksi Bagian Pemasaran


Erika Ariyani  Hasan  Aristin
 Samsi  Putri Rista
 Candra  Ikhsan

Gambar 1. Struktur Organisasi “Keripik Buah Bali”

Sumber data : Wawancara

Keterangan :

: Garis Mekanisme kerja

a. Tugas Direktur

Mencari dana serta modal usaha, perencanaan awal sampai akhir,

mengatur dan mengkoordinasi dana, tenaga kerja, proses produksi dan

pemasaran produk, mengawasi jalannya proses produksi.

b. Tugas Bagian Keuangan

Membuat perencanaan, penganggaran, pengeluaran dan pemasukan

keuangan perusahaan. Serta melakukan pemeriksaan, pengolahan,

pengendalian, dan penyimpanan keuangan perusahaan.

c. Tugas Bagian Produksi

8
Membuat perencanaan dan jadwal produksi, mengawasi proses produksi

agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan perencanaan yang

sudah dibuat, mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan

atau kekurangan persediaan bahan baku, bahan tambahan maupun produk

yang menjadi stok di gudang, dan mengatur manajemen alat agar fasilitas

produksi berfungsi sebagaimana mestinya dan beroperasi dengan lancar

d. Tugas Bagian Pemasaran

Melaksanakan distribusi dan pemasaran produk, mengawasi dan menarik

produk yang telah kadaluwarsa dari toko-toko yang telah didistribusikan.

Home Agroindustri Keripik Buah Bali ini, memasarkan produknya di Kota

Malang, Surabaya, Jakarta, dan Batam. Selain itu juga menjadi supplier

Queen Apple milik Farah Quinn dan Ini Keripik milik Andre Taulani.

9
BAB III

LAPORAN KEGIATAN

3.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Home Agroindustri Keripik Buah

Bali yaitu dengan mengolah buah apel menjadi makanan olahan berupa keripik.

Kegiatan ini dimulai dari proses penyediaan bahan baku, perendaman,

pengupasan, pemotongan, pembekuan, penggorengan, penyortiran, penyimpanan,

pengepackan, lalu yang terakhir adalah pemasaran.

Kegiatan praktek kerja lapang dimulai pada tanggal 25 Januari 2018.

Pertama, Bapak Puguh mengenalkan pada karyawan disana, bagian keuangan ada

Bu Erik, bagian produksi ada Pak Samsi, Mas Hasan, dan Mas Candra, bagian

pemasaran ada Mbak Aris, Mbak Putri, dan Pak Ikhsan. Kemudian Bapak Puguh

menjelaskan alat-alat yang digunakan selama proses produksi keripik apel.

Dimulai dari proses pengupasan yang mengunakan pisau piller yaitu pisau khusus

untuk mengupas buah, pisau untuk mencongkel tangkai dan bagian busuk dari

buah, dan yang terakhir pemasrah yaitu alat yang digunakan untuk memotong

buah apel yang sudah dikupas bersih. Kemudian dibagian penggorengan ada

mesin vacuum frying yang berfungsi untuk menggoreng buah apel, dalam satu kali

penggorengan bisa memuat 40 kg buah apel. Selanjutnya yaitu proses packaging,

peralatan yang dibutuhkan antara lain adalah mesin sealer untuk menutup

kemasan keripik apel, dan isolasi untuk menutup box.

Setelah pengenalan pada karyawan dan alat apa saja yang digunakan

selama proses produksi, selanjutnya adalah penyiapan bahan baku, kegiatan ini

10
dilakukan bersama Pak Ikhsan. Apel yang dijadikan bahan baku biasanya dibeli

langsung dari petani atau membeli dari tengkulak, kali ini home agroindustri

Keripik Buah Bali membeli bahan baku keripik apelnya dari tengkulak. Menurut

Pak Ikhsan rata-rata apel yang digunakan sebagai bahan baku adalah apel yang

sudah diseleksi oleh tengkulak atau petani sendiri, apel yang tidak memenuhi

kriteria pasar inilah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik apel.

Dalam satu hari Home Agroindustri biasanya membeli bahan baku sebanyak 1

ton, harga bahan baku per kg adalah Rp. 4.000.

Gambar 2. Penyiapan Bahan Baku

Setelah selesai menyiapkan bahan baku, kegiatan berikutnya adalah

pengupasan apel. Langkah awal dalam proses ini adalah perendaman apel segar

menggunakan air garam kurang lebih 4 sendok makan selama 15 menit, hal ini

dilakukan untuk melunturkan apel dari pestisida.

Gambar 3. Proses Perendaman Dengan Air Garam

11
Setelah apel direndam dan dibilas bersih yang langkah selanjutnya yaitu

membuang tangkai dan bagian yang busuk pada apel dengan cara mencongkel

menggunakan pisau.

Gambar 4. Proses Pembersihan Bagian Busuk

Setelah apel bersih dari bagian yang busuk barulah apel bisa dikupas

menggunakan pisau piller, apel yang sudah dikupas dimasukan ke dalam air

garam lagi, tujuannya agar apel tidak mudah berubah warna menjadi kecoklatan.

Gambar 5. Proses Pengupasan

Kegiatan selanjutnya adalah pemotongan. Proses ini menggunakan alat

yang masyarakat setempat menyebutnya dengan pasrah. Alat yang terbuat dari

kayu kemudian dibagian tengahnya diselipkan mata pisau untuk memotong. Cara

kerjanya dengan menggesek-gesekan apel di atas alat pasrah hingga apel

terpotong pipih setelah itu direndam lagi dengan air garam.

12
Gambar 6. Proses Pemotongan

Setelah apel selesai dipotong apel dipindah ke rege atau keranjang, satu

rege bisa memuat apel sebanyak 8 kg kemudian dibawa ke pabrik untuk

dibekukan ke dalam kulkas freezer selama 24 jam dan diberi label hari dan jam

ketika dimasukkan ke dalam freezer. Pembekuan apel ini dimaksudkan untuk

mengurang kadar air dari apel itu sendiri.

Gambar 7. Proses Pembekuan

Kegiatan praktek kerja lapang hari kedua pada tanggal 26 Januari 2018

yaitu proses penggorengan dan pensortiran. Home Agroindustri ini memiliki dua

mesin penggorengan, masing-masing bisa menggoreng apel sebanyak 40 kg.

Untuk bahan tambahan hanya menggunakan garam industri (Natrium Meta

Bisulfat). Pertama, ambil apel yang sudah dibekukan selama 24 jam dari freezer,

sebanyak 5 rege untuk satu mesin penggorengan. Proses penggorengan

berlangsung selama 2 jam dengan suhu sekitar 80 oC – 90 oC.

13
Gambar 8. Proses Penggorengan

Setelah dua jam langkah selanjutnya yaitu meniriskan keripik apel. Apel

yang sudah ditiriskan ditaruh kembali ke rege kemudian dibawa ke meja sortir.

Keripik apel disortir berdasarkan bentuk dan ukuran. Untuk ukuran besar dan

bulat sempurna masuk ke kualitas satu dan untuk ukuran kecil dan tidak bulat atau

ada salah satu bagian yang terpotong saat penggorengan dipisahkan dan masuk

kategori kualitas dua. Kemudian keripik apel yang sudah selesai disortir

didiamkan sampai dingin kurang lebih salama 10 – 15 menit agar saat dimasukkan

ke dalam plastik foil tidak lengket satu sama lain.

Gambar 9. Proses Pensortiran

Setelah dingin masukkan keripik apel ke dalam plastik foil kemudian

timbang. Satu plastik foil bisa memuat 6 kg keripik apel. Setelah ditimbang

dilanjutkan dengan melakukan proses sealer. Plastik foil yang berisi keripik apel

itu disealer pada bagian ujungnya dan pastikan bagian yang disealer sudah

14
tertutup rapat. Selanjutnya simpan keripik apel tersebut ke dalam kardus box, satu

kardus box bisa memuat dua plastik foil. Kemudian tutup rapat kardus box

menggunakan isolasi. Kardus box kemudian disimpan di tempat kering sebagai

stok. Menurut Pak Puguh semakin lama penyimpanan keripik apel maka tekstur

yang dihasilkan semakin renyah.

Gambar 10. Penyimpanan Keripi Apel

Kegiatan praktek kerja lapang pada hari ketiga pada tanggal 29 Januari

2018 yaitu proses packaging yang dimulai dengan pelabellan stiker. Stiker-stiker

yang sudah dicetak kemudian dicontreng menggunakan bulpoin sesuai bulan

kadaluwarsa yang telah ditetapkan umumnya keripik apel tahan sampai 6 bulan.

Setelah selesai, tempelkan stiker tersebut pada plastik kemasan sesuai ukurannya.

Ukuran plastik kemasan beraneka ragam mulai dari 70 gram, 80 gram, 100 gram,

dan 250 gram.

Gambar 11. Proses Pelabellan

15
Selesai proses pelabellan kegiatan selanjutnya adalah proses pengepackan.

Keripik apel yang akan dikemas diambil dari stok lalu dimasukkan ke dalam

plastik kemasan menggunakan sarung tangan plastik. Ukuran kemasan sesuai

permintaan konsumen atau untuk stok ditoko. Setelah itu timbang keripik apel.

Setiap plastik memiliki berat 10 gram jadi, ketika menimbang apabila plastik

kemasan berukuran 70 gram maka diisi sampai 80 gram, jika 80 gram maka diisi

sampai 90 gram, begitu juga dengan ukuran-ukuran lainnya.

Gambar 12. Proses Pengepackan

Langkah selanjutnya yaitu mensealer bagian kemasan yang terbuka lalu

dipastikan kemasan sudah tertutup rapat kemudian masukan kemasan-kemasan

tersebut ke dalam kardus box. Satu kardus biasanya memuat 60 kemasan keripik

apel. Dan terakhir isolasi kardus hingga tertutup rapat.

Gambar 13. Proses Pensealeran

16
Praktek kerja lapang hari keempat pada tanggal 30 Januari 2018 yaitu

proses pemasaran. Selain memiliki toko (outlet) sendiri yang terletak di depan

pabrik pembuatannya, Home Agroindustri Keripik Buah Bali juga memasarkan

produk ke toko-toko sesuai permintaan pemilik toko, Sengkaling, juga sebagai

supplier Ini Keripik milik Andre Taulani dan Queen Aple milik Farah Quinn.

Kegiatan ini dimulai dengan menjaga toko Home Agroindustri Keripik Buah Bali

yang buka pukul 8 sampai 3 sore. Pembeli yang datang biasanya dari wisatawan

yang berkunjung ke Cangar atau Coban Talun karena, lokasi Home Agroindustri

Keripik Buah Bali yang terletak di dekat dua tempat wisata tersebut. Para

wisatawan yang ingin melihat proses produksi secara langsung juga dipersilahkan

oleh Pak Puguh.

Gambar 14. Toko (Outlet) Home Agroindustri Keripik Buah Bali

Kegiatan praktek kerja lapang di Home Agroindustri Keripik Buah Bali

ini, mulai dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang. Selanjutnya mengamati tentang

pendapatan dan R/C ratio di Home Agroindustri Keripik Buah Bali.

17
3.2 Analisis Pendapatan

3.2.1 Biaya

Biaya adalah nilai yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu. Menurut

Mulyadi (2001) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi, atau kemungkinan akan terjadi

untuk tujuan tertentu. Berdasarkan jenisnya biaya dibagi menjadi dua yaitu biaya

tetap dan biaya variabel.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan pengeluaran yang tidak berkaitan dengan jumlah dan

kapasitas produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dapat digunakan lebih dari satu

kali proses produksi. Biaya tetap di Home Agroindustri Keripik Buah Bali terdiri

dari biaya sewa gedung, penyusutan peralatan dan pajak.

Tabel 1. Biaya Sewa Gedung Untuk Produksi Keripik Apel di Home


Agroindustri Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
Keterangan Jumlah Harga Total Unsur Biaya
(Unit) Sewa Harga Ekonomis Penyusutan
(Rp/Unit) Sewa Hari
Gedung 1 50.000.000 50.000.000 3960 12.626,26
Total 50.000.000 12.626,26
Sumber: Diolah Dari Data Primer

18
Tabel 2. Biaya Penyusutan Peralatan Produksi Keripik Apel di Home
Agroindustri Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
Harga Total Unsur
Jumlah Biaya
Keterangan Beli Harga Ekonomis
(unit) Penyusutan
(Rp/unit) Beli Hari
Mesin 2 100.000.000 200.000.000 1.800 111.111,11
Penggoreng
Freezer Box 1 5.500.000 5.500.000 1.800 3.055,56
Kulkas Freezer 5 2.500.000 12.500.000 2.160 5.787,03
Timbangan 4 200.000 800.000 1.080 740,74
Rege/ Keranjang 50 5.000 250.000 360 694,44
Kursi Kecil 5 25.000 125.000 720 173,61
Tabung Gas 3 kg 21 150.000 3.150.000 1.800 1.750
Sealler 2 500.000 1.000.000 1.440 694,44
Kontinu Sealer 1 4.000.000 4.000.000 1.440 2.777,78
Meja 2 100.000 200.000 1.440 138,89
Pisau 6 4.500 27.000 560 75
Total 227.552.000 126.998,6
Sumber: Diolah Dari Data Primer

Tabel 3. Biaya Pajak Produksi Keripik Apel di Home Agroindustri Keripik


Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
Keterangan Jumlah (Rp/Hari)
Pajak 1250

Total 1250

Sumber: Diolah Dari Data Primer

Diketahui biaya penyusutan gedung sebesar Rp. 12.626,26 dalam satu kali

produksi. Biaya penyusutan peralatan sebesar Rp. 126.998,6 dalam satu kali

produksi dan pajak sebesar Rp. 1.250. Dari uraian di atas total biaya tetap

pengolahan keripik apel di Home Agroindustri Keripik Buah Bali Rp. 140.874,86.

19
2. Biaya Variabel

Biaya Variabel merupakan biaya yang habis dipakai dalam satu kali produksi.

Semakin besar produk yang dihasilkan, semakin besar juga biaya yang harus

dikeluarkan. Biaya variabel meliputi biaya bahan penunjang, dan tenaga kerja.

Tabel 4. Biaya Bahan Penunjang Produksi Keripik Apel di Home Agroindustri


Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.

Keterangan Satuan Harga Satuan Harga


Bahan Baku :
 Apel 250 kg 4.000 1.000.000
Bahan Penunjang :
 Minyak goreng 28 liter 12.500 350.000
 Garam industri 1 kg 30.000 30.000
 Plastik kemasan 900 biji 250 225.000
 Plastik Foil 15 lembar 3.500 52.500
 Isolasi besar 1 10.000 10.000
 Kardus Box 8 biji 8.000 64.000
 Stiker 900 biji 500 950.000
 Listrik 1 260.000
 Gas LPG 3 kg 21 tabung 22.000 462.000
 Transportasi 1 27.000 27.000
Total 3.430.500
Sumber: Diolah Dari Data Primer

Tabel 5. Biaya Tenaga Kerja Produksi Keripik Apel di Home Agroindustri


Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
Keterangan Satuan Harga Satuan Harga

Laki-laki 3 orang 100.000 300.000


Perempuan 4 orang 65.000 260.000
Buruh Kupas 250 kg 1.200 300.000
Total 860.000
Sumber: Diolah Dari Data Primer

Diketahui biaya pengeluaran pada bahan penunjang sebesar Rp. 3.430.500

dalam 1 kali produksi. Biaya tenaga kerja sebesar Rp. 860.000 dalam 1 kali

20
produksi. Berdasarkan uraian di atas total biaya variabel di Home Agroindustri

Keripik Buah Bali sebesar Rp. 4.290.500.

3.2.2 Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel

yang digunakan dalam satu kali proses produksi. Biaya produksi diperoleh dengan

menambahkan biaya tetap dan biaya variabel.

Tabel 7. Total Biaya Tetap dan Biaya Variabel Pengolahan Keripik Apel di
Home Agroindustri Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses
Produksi.
No Keterangan Jumlah
1 Biaya Tetap Rp. 140.874,86

2 Biaya Variabel Rp. 4.290.500

Total Rp. 4.431.374,86


Sumber: Diolah Dari Data Primer

Dalam satu kali proses produksi Home Agroindustri Keripik Buah Bali

bisa menghabiskan biaya tetap sebesar Rp. 140.874,86 dan biaya variabel sebesar

Rp. 4.290.500 sehingga diperoleh biaya total sebesar Rp. 4.431.374,86.

3.2.3 Penerimaan

Penerimaan pengolahan keripik apel merupakan hasil perkalian dari

jumlah produksi dengan harga jual. Home Agroindustri Keripik Apel Buah Bali

dapat menghasilkan 90 kg keripik apel dari 250 kg bahan baku apel perhari. 90 kg

keripik yang dihasilkan disortir menjadi kualitas 1 dan kualitas 2. Setelah proses

penyortiran diperoleh 50 kg keripik apel kualitas 1 dan 40 kg keripik apel kualitas

2. Keripik apel kualitas 1 dijual dengan harga Rp. 100.000/kg sedangkan, kualitas

21
2 dijual seharga Rp. 80.000/kg. Maka penerimaan yang didapat Home

Agroindustri Buah Bali dalam satu kali produksi adalah sebesar Rp. 7.400.000

3.2.4 Pendapatan

Memiliki pendapatan yang efisien adalah tujuan dari didirikannya suatu

kegiatan usaha. Pendapatan merupakan nilai yang dihasilkan dari produk suatu

kegiatan usaha atau produksi. Untuk meningkatkan pendapatan, petani harus bisa

memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi produksi agar bisa

meningkatkan hasil produksi (Soekartawi, 1995).

Tabel 8. Total Penerimaan dan Biaya Pengeluaran Keripik Apel di Home


Agroindustri Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
No Keterangan Jumlah
1 Produksi Keripik Apel
 Kualitas 1 50 Kg
 Kualitas 2 40 Kg

2 Harga Jual
 Kualitas 1 Rp 100.000/kg

 Kualitas 2 Rp. 80.000/kg

3 Penerimaan Rp. 7.400.000

4 Biaya Tetap
 Sewa Gedung Rp. 12.626,26

 Penyusutan Peralatan Rp. 154.976,38

 Pajak Rp. 1250

5 Biaya Variabel
 Bahan Penunjang Rp. 3.403.500

 Tenaga Kerja Rp. 860.000

6 Total Biaya Produksi Rp. 4.431.374,86

7 Pendapatan Rp. 2.968.625,14


Sumber: Diolah Dari Data Primer

22
Dari tabel diatas dapat diketahui dalam 1 kali produksi Home Agroindustri

Keripik Buah Bali mengeluarkan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp.

4.431.374,86 yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 140.874,86 dan biaya

variabel sebesar Rp. 4.290.500. Dan dihasilkan 50 kg keripik apel kualitas 1

dengan harga jual Rp 100.000/kg dan 40 kg kualitas 2 dengan harga jual Rp

80.000/kg, akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 7.400.000. Sehingga Home

Agroindustri Keripik Buah Bali dalam satu kali produksi memperoleh pendapatan

sebesar Rp. 2.968.625,14.

3.3 Analisis R/C Ratio di Home Agroindustri Keripik Buah Bali.

R/C ratio merupakan aplikasi hitung untuk menindak lanjuti layak atau

tidaknya suatu usaha. R/C ratio dihitung dengan cara membagi penerimaan

dengan pengeluaran. Jikah, hasil perhitungan (lebih besar dari) > 1 maka kegiatan

produksi Home Agroindustri Keripik Buah Bali dikatakan layak untuk

dikembangkan. Apabila hasil perhitungan (lebih kecil dari) < 1 maka kegiatan

produksi Home Agroindustri Keripik Buah Bali dikatakan tidak layak untuk

dikembangkan. Dan yang terakhir, apabila hasil perhitungan (sama dengan) = 1

maka kegiatan produksi Home Agroindustri Keripik Buah Bali dikatakan impas

atau tidak memperoleh keuntungan atau kerugian.

23
Tabel 9. Besar Nilai R/C Ratio Pengolahan Keripik Apel di Home
Agroindustri Keripik Buah Bali dalam 1 Kali Proses Produksi.
No Keterangan Jumlah
1 Total Penerimaan 7.400.000
2 Total Pengeluaran 4.431.374,86
R/C Ratio 1.66
Sumber: Diolah Dari Data Primer

Dari tabel diatas perhitungan R/C ratio yang diperoleh sebesar 1.66,

artinya Home Agroindustri Keripik Buah Bali layak untuk dilanjutkan, karena

R/C ratio > 1 menyatakan usaha mendapatkan keuntungan dan layak

dikembangkan.

3.4 Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Selama kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan pada tanggal 25

Januari 2018 sampai 25 Februari 2018 didapat pengetahuan mengenai proses

produksi keripik apel, pendapatan dan, R/C ratio di Home Agroindustri Keripik

Buah Bali. Adapun tahapan dalam proses produksi yang dilakukan home

agroindustri keripik buah bali, antara lain;

24
Bahan Baku Apel 250 kg

Perendaman

Pembersihan Bagian Busuk

Pengupasan

Pemotongan

Selama 24 jam Pembekuan

1 kali penggorengan
Penggorengan sebanyak 40 kg selama 2
jam dan menghasilkan
15 kg
Penirisan

Mensortir keripik
apel kualitas 1 Pensortiran
dan kualitas 2

Penyimpanan

Labelling

Packanging

Gambar 15. Proses Produksi Keripik Apel Home Agroindustri Keripik Buah Bali

Dalam 1 kali proses produksi Home Agroindustri melakukan

penggorengan keripik apel sebanyak 6 kali sehingga menghasilkan keripik apel

sebanyak 50 kg kualitas 1 dan 40 kg kualitas 2 dari 250 kg bahan baku buah apel.

25
Tabel 10. Daftar Harga Keripik Apel di Home Agroindustri Keripik Bual
Bali.
Ukuran Kualitas 1 Kualitas 2
1 kg Rp. 100.000 Rp. 80.000
500 gram Rp. 50.000 Rp. 40.000
250 gram Rp. 25.000 Rp. 20.000
100 gram Rp. 10.000 Rp. 8.000
80 gram Rp. 8.000 Rp. 6.400
70 gram Rp 7.000 -

Untuk pemasaran, selain memiliki toko (outlet) sendiri, Home

Agroindustri Keripik Buah Bali memasarkan produknya ke toko-toko terdekat

sesuai permintaan, Sengkaling, sebagai supplier Ini Keripik dan Quinn Aple.

Sehingga Home Agroindustri mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp.

2.968.625,14 ,dengan total biaya produksi sebesar Rp. 4.431.374,86 , dan total

penerimaan sebesar Rp. 7.400.000. Kegiatan produksi di home agroindustri ini

dinyatakan layak untuk dikembangkan karena, memiliki R/C ratio sebesar 1,66

yang diperoleh dari hasil pembagian antara penerimaan dan biaya pengeluaran.

26
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil praktek kerja lapang yang dihasilkan di Home Agroindustri

Keripik Buah Bali terdapat beberapa kesimpulan antara lain;

1 Pendapatan bersih yang diperoleh Home Agroindustri Keripik Buah Bali

dalam 1 kali proses produksi sebesar Rp. 2.968.625,14 dengan total

penerimaan Rp. 7.400.000 dan total biaya yang dikeluarkan Rp. 4.431.374,86

dengan menggunakan bahan baku buah apel sebanyak 250 kg menjadi 50 kg

keripik apel kualitas 1 dan 40 kg keripik ape kualitas 2. Dengan harga Rp.

100.000 per kg untuk keripik apel kualitas 1 dan Rp 80.000 per kg untuk

keripik apel kualitas 2.

2 Analisis R/C ratio yang diperoleh dengan nilai sebesar 1,66. Sehingga dapat

dikatakan usaha pengolahan Keripik Apel yang dilakukan di Home

Agroindustri Keripik Buah Bali sudah efisien atau layak dikembangkan karena

mempunyai R/C Ratio > 1.

4.2 Saran

a. Mempertahankan kualitas produk agar konsumen tidak beralih pada

produk lain.

b. Meningkatkan produksi agar bisa meningkatkan volume penjualan dan

bisa memenuhi permintaan konsumen.

c. Meningkatkan kegiatan promosi dengan memanfaatkan teknologi modern.

27
d. Menambah fasilitas alat produksi dan pengemasan untuk meningkatkan

kualitas produk.

e. Melakukan inovasi produk untuk memenuhi perubahan selera konsumen.

f. Meningkatkan kedisiplinan tenaga kerja untuk mengoptimalkan proses

produksi.

28
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Batu 2016 diakses pada tanggal 13 Januari 2018.
Balai Praktek Kerja Lapang Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro),
Permasalahan Apel Di Kota Batu http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id.
Diakses 17 Januari 2018.
Camilia Agid. 2016. PKL. Analisis Nilai Tambah Bakpia Apel. Di Home
agroindustri Bagus Agriseta Mandiri Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
Fakultas Pertanian. Unisma.
Dwi Purnomo. 2010. Karakteristik Penerapan dan Pengembangan Agroindustri
Hasil Pertanian Di Indonesia https://agroindustry.wordpress.com. Diakses
15 Januari 2018.
Khofiddotul Fitrotin Niswah. 2017. PKL. Analisis Nilai Tambah Apel Celup
Studi Kasus : PO.DHILANMESINDO Kec. Bumiaji, Kota Batu. Fakultas
Pertanian Unisma.
Mulyadi. 2005. Akutansi Biaya. AMP YKPN YOGYA.
Nuraini. 2012. Analisa Usaha Keripik Buah
http://nurainimeraihmimpi.blogspot.co.id/2014/12/analisa-usaha-keripik-
buah.html. Diakses 13 Januari 2018.
Nurmedika, Marhawati, Max Nur Alam. 2013. Analisis Pendapatan Dan Nilai
Tambah Keripik Nangka Pada Industri Rumah Tangga Tiara di Kota Palu
[Jurnal]. Jurnal Agrotekbis 1 (3) : 267-273.
Radius Cornea. 2004. PKL. Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Di
Agroindustri Kecap Cemara.Fakultas Pertanian.Unisma.
Rahmad Saleh. 2015. Analisis Pendapatan Keripik Pisang Pada Industri Rumah
Tangga Sofie di Kota Palu [Jurnal]. Jurnal Agrotekbis 3 (5) : 680-654.
R. Ruminta. 2015. Dampak Perubahan Iklim Pada Produksi Apel di Batu Malang
[Jurnal]. Jurnal Kultivasi Vol. 14.
Soekartawi, 1995. Analisis Usaha Tani. UI-Press.Jakarta

29
KUISIONER

1. Sejarah UKM. Keripik Buah Bali

a. Tahun berapa UKM. Keripik Buah Bali didirikan?

b. Siapa pendiri UKM. Keripik Buah Bali?

c. Berapa modal awal saat mendirikan UKM. Keripik Buah Bali?

d. Berapa pegawai yang berkerja saat itu?

e. Berapa jumlah penghasilannya?

2. Siapa nama pemilik UKM. Keripik Buah Bali sekarang?

3. Bagaimana struktur organisasi UKM. Keripik Buah Bali?

4. Berapa jumlah pegawai UKM. Keripik Buah Bali sekarang?

5. Berapa bahan baku yang perlu digunakan dalam produksi sehari?

6. Berapa harga bahan baku per kg?

7. Apa saja bahan yang ditambahkan dalam proses produksi keripik apel?

8. Berapa total harga bahan lain yang ditambahkan dalam sekali produksi?

9. Apa saja alat yang digunakan untuk mengolah keripik apel?

10. Berapa harga alat-alat yang digunakan untuk mengolah keripik apel?

11. Berapa umur ekonomis alat-alat yang digunakan untuk mengolah keripik apel?

12. Berapa tenaga kerja yang diperlukan dalam produksi sehari?

13. Berapa upah tenaga kerja per hari?

14. Berapa hasil produksi dalam sehari?

15. Berapa harga produk per kg?

16. Kemana UKM. Keripik Buah Bali memasarkan produknya dan berapa banyak?

Anda mungkin juga menyukai